Anda di halaman 1dari 2

Kontribusi aktif penduduk usia produktif dalam perekonomian akan semakin memberikan dampak

positif bagi pembangunan jika memiliki kualitas yang baik. Kualitas tenaga kerja memiliki peran yang
sangat penting dalam peningkatan produktivitas. Namun demikian, untuk mewujudkan tenaga kerja
yang berkualitas diperlukan upaya bersama, baik dari pemerintah, masyarakat, dan masing-masing
individu. Upaya pemerintah dalam penyiapan lapangan pekerjaan tidak akan memberikan pengaruh
yang optimal bagi penyerapan tenaga kerja jika penduduk usia produktif tidak memiliki kualitas yang
sesuai. Penduduk usia produktif yang terjun ke dunia kerja diharapkan dapat memenuhi standar
kemampuan atau kompetensi, sehingga memungkinkan mereka untuk bersaing dalam pasar tenaga
kerja yang semakin kompetitif (Utomo, 2010). Peningkatan kemampuan (skill) dan kompetensi berkaitan
dengan peningkatan potensi diri melalui peningkatan ilmu pengetahuan (Emilia dkk, 2020). Idealnya, hal
ini bersesuaian dengan permintaan pasar tenaga kerja yang dinamis. Kemampuan dan kompetensi perlu
ditingkatkan pada dua sisi secara seimbang, yaitu antara hard skill dan soft skill. Dari sisi hard skill,
penduduk usia produktif bisa meningkatkan skill-nya dengan mengikuti pelatihan, menempuh
pendidikan yang berkualitas, hingga mengambil sertifikasi. Sementara dari soft skill dapat diperoleh atau
ditingkatkan melalui kegiatan yang meningkatkan kreativitas, inovasi, optimisme, dan pemikiran positif.

Hubungan antara kualitas penduduk dan PDB per kapita bersifat timbal balik dan dinamis. Kualitas
penduduk yang tinggi memiliki produktivitas yang juga tinggi, sehingga mampu menciptakan nilai
tambah yang tinggi. Di sisi lain, penciptaan nilai tambah yang tinggi memungkinkan negara
mendapatkan sumber pembiayaan yang lebih besar untuk pembangunan, sehingga dengan kemampuan
pembiayaan tersebut memungkinkan akselerasi pembangunan manusia. Salah satu indikator penduduk
yang perlu mendapat perhatian adalah komposisi penduduk, sebab indikator ini memiliki implikasi yang
luas dalam pembangunan, seperti pasar tenaga kerja, pelayanan kesehatan, penyediaan jaminan
pensiun, dan pelayanan pendidikan. Komposisi penduduk yang terlalu didominasi oleh penduduk usia
tua atau terlalu muda dapat berimplikasi pada tingginya beban pengeluaran negara. Sebagai contoh,
apabila komposisi penduduk lebih banyak pada kelompok usia anak, maka anggaran negara akan lebih
banyak dialokasikan pada pengeluaran pendidikan dan kesehatan. Sementara itu, apabila komposisi
penduduk lebih banyak yang berusia tua, maka anggaran akan lebih banyak dialokasikan untuk biaya
kesehatan dan jaminan pensiun. Keseimbangan komposisi penduduk dapat dilihat dari indikator rasio
beban ketergantungan yang menggambarkan seberapa banyak penduduk usia nonproduktif yang harus
ditanggung oleh penduduk usia produktif. Menurut Samosir (2020), rasio beban ketergantungan
memengaruhi kondisi ekonomi dan kualitas manusia suatu bangsa.

Pandemi COVID-19 telah menurunkan kualitas pendidikan dan meningkatkan angka putus sekolah.
Pendidikan di Indonesia harus mampu menjawab tantangan dari perubahan yang terjadi sedini mungkin.
Jika tidak, anak Indonesia saat ini tidak akan mampu bersaing di masa mendatang. Meningkatkan
kesetaraan akses dalam pendidikan dan penyesuaian kurikulum pendidikan dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja menjadi kunci peningkatan daya saing anak. Selain pendidikan, pandemi yang terjadi juga
berdampak pada rendahnya capaian program kesehatan anak Indonesia. Menurunnya tingkat imunisasi
dasar anak, kegiatan posyandu, dan pelayanan puskesmas merupakan contoh dampak pandemi COVID-
19 terhadap kualitas kesehatan anak. Memastikan layanan kesehatan berkualitas tetap tersedia dan
memberikan penguatan pemahaman pentingnya menjaga kesehatan anak sejak dini, menjadi poin
utama agar target di bidang kesehatan dapat kembali terkendali. Pekerja anak dan perkawinan anak
juga mengalami peningkatan selama pandemi COVID-19. Kedua fenomena tersebut berdampak negatif
terhadap perkembangan anak, mulai dari pendidikan, kesehatan, serta meningkatnya ketimpangan
gender, yang selanjutnya akan mempengaruhi pembangunan manusia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai