Anda di halaman 1dari 3

meleset dari sasaran: sistem pedidikan di indonesia gagal memanfaatkan bonus

demografis

Bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih
besar daripada penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Indonesia
diprediksi akan mengalami masa bonus demografi pada tahun 2030-2040, yang merupakan peluang
sekaligus tantangan bagi pembangunan nasional. Salah satu faktor kunci yang menentukan
keberhasilan atau kegagalan dalam memanfaatkan bonus demografi adalah kualitas pendidikan.

Pendidikan yang berkualitas sangat penting dalam meningkatkan keterampilan,


pengetahuan, dan daya saing penduduk usia produktif. Dengan memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang memadai, individu dapat berkontribusi positif dalam pembangunan masyarakat
dan negara. Sebaliknya, pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran, kemiskinan,
dan keterbelakangan. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan untuk menciptakan generasi yang lebih
cerdas, kreatif, dan berdaya saing tinggi.

Sistem pendidikan di Indonesia masih jauh dari sasaran. Masalah seperti kurangnya akses,
ketimpangan, kurikulum yang tidak relevan, rendahnya mutu guru dan sarana prasarana, serta
korupsi dan politisasi menghambat peningkatan kualitas pendidikan. Akibatnya, banyak lulusan
pendidikan yang tidak siap menghadapi tantangan zaman dan tidak mampu bersaing di pasar kerja
global. Data PISA 2018 menunjukkan Indonesia berada di peringkat 74 dari 79 negara dalam hal
kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa berusia 15 tahun. Disparitas mutu pendidikan
antara daerah perkotaan dan pedesaan, antara sekolah negeri dan swasta, dan antara kelompok
sosial ekonomi yang berbeda semakin memperburuk situasi. Faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah kurangnya akses, infrastruktur, sumber daya
manusia, anggaran, kurikulum, dan sistem evaluasi.

Kegagalan pendidikan di Indonesia akan berdampak negatif bagi pemanfaatan bonus


demografi. Jika generasi muda tidak memiliki keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan oleh
pasar kerja dan era digital, mereka akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak dan produktif.
Akibatnya, bonus demografi akan berubah menjadi beban demografi, yaitu kondisi di mana jumlah
penduduk usia produktif yang menganggur atau bekerja di sektor informal lebih besar daripada yang
bekerja di sektor formal. Hal ini akan menimbulkan masalah sosial, ekonomi, dan politik bagi
Indonesia.

Berikut dampak kegagalan pendidikan di indonesia ke sektor lainnya :

Pertama, pendidikan berpengaruh terhadap sektor politik. Pendidikan dapat meningkatkan


kesadaran politik dan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Pendidikan juga dapat
mendorong terciptanya pemimpin-pemimpin yang berkualitas, visioner, dan bertanggung jawab.
Dengan demikian, pendidikan dapat membantu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
dan mencegah praktik-praktik korupsi dan nepotisme.

Kedua, pendidikan berpengaruh terhadap sektor budaya. Pendidikan dapat melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan lokal maupun nasional sebagai identitas bangsa. Pendidikan juga
dapat mengajarkan toleransi dan keragaman sebagai nilai-nilai luhur yang harus dijunjung tinggi.
Dengan demikian, pendidikan dapat membantu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah
ancaman disintegrasi dan radikalisme.
Ketiga, pendidikan berpengaruh terhadap sektor sosial. Pendidikan dapat mengurangi ketimpangan
sosial dan ekonomi antara kelompok-kelompok masyarakat. Pendidikan juga dapat meningkatkan
kesehatan dan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan perilaku hidup
sehat. Dengan demikian, pendidikan dapat membantu menciptakan masyarakat yang sejahtera dan
harmonis.

Keempat, pendidikan berpengaruh terhadap sektor hukum. Pendidikan dapat meningkatkan


kesadaran hukum dan kepatuhan masyarakat terhadap aturan-aturan yang berlaku. Pendidikan juga
dapat menumbuhkan rasa keadilan dan hak asasi manusia sebagai landasan moral dalam
berinteraksi dengan sesama.

Oleh karena itu, diperlukan upaya serius dan komprehensif untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

 Memperluas akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi kelompok
rentan dan terpinggirkan, seperti anak-anak dari keluarga miskin, perempuan, penyandang
disabilitas, dan minoritas.
 Meningkatkan infrastruktur pendidikan, seperti gedung sekolah, fasilitas belajar,
laboratorium, perpustakaan, dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
 Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumber daya manusia pendidikan, seperti guru,
kepala sekolah, pengawas, dan tenaga kependidikan lainnya. Hal ini meliputi peningkatan
rekrutmen, pelatihan, sertifikasi, insentif, dan supervisi.
 Meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi sebesar
20% dari APBN/APBD. Anggaran tersebut harus digunakan secara efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.
 Meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan zaman dan tuntutan pasar kerja.
Kurikulum harus mengembangkan keterampilan abad ke-21 bagi siswa, seperti berpikir
kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
 -Meningkatkan sistem evaluasi pendidikan yang tidak hanya mengukur hasil belajar siswa
secara kognitif tetapi juga afektif dan psikomotorik. Evaluasi harus dilakukan secara
berkelanjutan dan memberikan umpan balik yang konstruktif bagi siswa dan guru.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan menghadapi bonus demografi,


diperlukan peran aktif dari pemerintah, masyarakat, dan siswa atau mahasiswa.Adapun Pemerintah
perlu memberikan perhatian yang serius terhadap sektor pendidikan dengan memperluas akses,
meningkatkan infrastruktur, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan alokasi
anggaran, dan meningkatkan relevansi kurikulum dan sistem evaluasi. Masyarakat dapat berperan
dalam memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam mengawasi dan mendukung upaya
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sedangkan siswa atau mahasiswa perlu
memanfaatkan kesempatan yang ada untuk belajar dengan serius, mengembangkan potensi diri,
dan menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri. Dengan demikian, semua pihak dapat
bersama-sama memperbaiki pendidikan di Indonesia agar dapat menghadapi bonus demografi
dengan potensi sumber daya manusia yang berkualitas.
Kesimpulannya adalah bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih jauh dari sasaran dan serta
kegagalan dalam memanfaatkan bonus demografi dapat menimbulkan masalah sosial, ekonomi, dan
politik. Pendidikan yang berkualitas sangat penting dalam meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, dan daya saing penduduk usia produktif. Masalah seperti kurangnya akses,
ketimpangan, kurikulum yang tidak relevan, rendahnya mutu guru dan sarana prasarana, serta
korupsi dan politisasi menghambat peningkatan kualitas pendidikan. Dampak kegagalan pendidikan
di Indonesia juga meliputi sektor politik, budaya, sosial, dan hukum. Oleh karena itu, perlu adanya
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar dapat memanfaatkan bonus
demografi dengan baik dan mencegah terjadinya beban demografi.

Anda mungkin juga menyukai