Anda di halaman 1dari 2

Pertimbangan aspek tata guna tanah

Aspek tata guna tanah merupakan hasil kajian dari segi tata guna tanah terhadap suatu lokasi tertentu
dalam kaitan dengan rencana kegiatan suatu pembangunan atau dalam rangka pemberian hak atas
tanah.

Tata guna tanah adalah rangkaian kegiatan penataan peruntukan, penggunaan, dan persediaan tanah
secara berencana dan teratur sehingga diperoleh manfaat yang lestari, optimal, seimbang, dan serasi
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan negara[3]. Dengan demikian, kegiatan tata guna tanah
atau penatagunaan tanah merupakan pengaturan penggunaan tanah, yang meliputi penggunaan
permukaan bumi di daratan dan penggunaan permukaan bumi di lautan.

Untuk sampai pada suatu perencanaan yang matang dalam pengembangan tata guna tanah, perlu
dilakukan sejumlah langkah-langkah yang meliputi[4]:

keterpaduan antar instansi sehingga tidak lagi berpikir secara sektoral;

berbagai kendala yang harus diatasi seperti tidak meratanya penduduk di seluruh Indonesia, terutama
di pulau-pulau tertentu sehingga tidak mungkin penerapan yang seragam dari tata guna tanah tersebut.
Sebaliknya bertambah berkembangnya kota-kota karena urbanisasi, baik tidak adanya lapangan kerja di
Indonesia, fasilitas sosial yang lebih baik di kota-kota, perencanaan pemukiman kota yang belum
mengacu kepada pembatasan pembangunan perumahan. keamanan dan ketenangan yang sudah
terganggu di pedesaan, fasilitas pendidikan yang tidak merata di seluruh Indonesia;

berbagai produk hukum dalam meninjau sesuatu objek berlainan solusinya;

belum adanya daftar yang mantap atas seluruh aset yang ada seperti hak-hak atas tanah yang ada,
jenis-jenis hak, kemampuan dari tanah-tanah tersebut, penggunaannya yang belum tertib, masih tidak
teraturnya penggunaan tanah, adanya industri di daerah pemukiman dan sebagainya;

keterkaitan antara perpajakan dengan pemukiman yang belum terbina dengan baik. Di satu pihak,
perpajakan berusaha mendapatkan pajak yang sebanyak-banyaknya, di sisi lain, rakyat golongan
menengah dan kecil yang tidak dapat membayar pajak tersebut sebagai akibat inflasi dan penurunan
nilai uang yang mereka terima;

perkembangan industri yang mempergunakan tanah-tanah pertanian yang subur dan berdampak
mengganggu keswasembadaan pangan nasional, termasuk dalam hal ini industri pariwisata dan
pemukiman mewah yang mempergunakan tanah-tanah yang seyogianya sebagai wadah penampungan
air atau tempat resapan air.

Hasil kajian dari segi tata guna tanah itu berupa fatwa tata guna tanah. Setiap pertimbangan aspek tata
guna tanah harus merupakan satu kesatuan pendapat berupa Fatwa Panitia Pemeriksaan Tanah A dan B
dalam bentuk Risalah Pemeriksaan Tanah.

Salah satu fungsi pemberian pertimbangan aspek tata guna tanah adalah dalam rangka memberikan
pengarahan menuju tata guna tanah secara rasional, memberikan pedoman pemecahan masalah
penggunaan tanah dan memberikan informasi mengenai kecenderungan dan arah perkembangan pola
penggunaan tanah.[5] Pertimbangan aspek tata guna tanah juga digunakan dalam penilaian atas
permohonan hak atas tanah sepanjang terdapat perubahan penggunaan tanah.

Anda mungkin juga menyukai