Pengertian pengoperasian gardu adalah merubah posisi keluar atau masuknya kontak hubung (LBS,
PMT) yang ada pada gardu induk, gardu distribusi, dan gardu hubung untuk keperluan:
1. Pengaturan beban, pengoperasian jaringan baru, dan pekerjaan pemeliharaan.
2. Pengusutan gangguan pada jaringan 20 KV.
3. Persiapan sumber cadangan untuk acara khusus.
4. Pengaturan jaringan dalam rangka pengamanan bencana alam atau huru hara.
Sementara itu, untuk mengoperasikan gardu itu sendiri harus didasarkan pada SOP
pengoperasian. SOP (Standart Operation Prosedure) merupakan suatu bentuk ketentuan tertulis
yang berisi prosedur atau langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu
kegiatan. Sedangkan SOP pengoperasian gardu konvensional 20 KV berarti ketentuan tentang
prosedur / langkah – langkah kerja untuk mengoperasikan gardu konvensional 20 KV pada
pengoperasian instalasi atau jaringan distribusi 20 KV.
Tujuan SOP
Tujuan diadakannya SOP dalam pengoperasian gardu adalah dengan membuat peralatan yang ada di
gardu bekerja atau tidak bekerja, diberikan aliran listrik maupun dipadamkan dari aliran arus listrik.
Hal ini dilakukan agar dalam pengoperasian gardu memiliki dampak agar energi listrik yang
dialirkan kepada peralatan yang ada dalam gardu dapat dapat digunakan sesuai keperluannya. Akan
tetapi apabila pengoperasian gardu konvensional tidak dilakukan dengan benar maka dapat
menimbulkan bahaya baik pada peralatan, lingkungan, maupun pada personil yang
mengoperasikannya. Adapun bahaya yang ditimbulkan antara lain adalah apabila pengoperasian
tidak berdasarkan SOP yang ada maka akan menyebabkan bahaya pada sisi operator. Hal ini
dikarenakan apabila muatan statis yang terdapat pada gardu mengenai manusia maka akan sangat
berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu apabila pengoperasian gardu
konvensional pada jaringan atau pada beban di sisi hulu dan di sisi hilir tidak berkoordinasi dengan
baik maka akan menyebabkan kecelakaan pada pemakai listrik maupun pihak pemeliharaan.