Disusun oleh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Biografi F.Nietzsche sebagai latar belakang pemikiran
2. Konsep pemikiran humanisme dan filosofis F.Nietzsche
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui sosok dan darimana F.Nietzsche
2. Mengetahui dan mentelaah bagaimanakah konsep pemikiran humanisme yang dibawa
oleh F.Nietzsche
BAB II
PEMBAHASAN
Isu humanisme merupakan salah satu isu yang berkembang pasca perang dunia
pertama Faktor utama berkembangnya isu humanisme ialah tingginya tingkat kemiskinan
dan kematian manusia. Tingginya tingkat kemiskinan dan kematian didasari oleh
ketidakbebasan manusia untuk menentukan arah hidupnya secara mandiri. Akibatnya,
nilai-nilai kemanusiaan menjadi merosot. Implikasinya, manusia hidup dengan berbagai
kesengsaraan dan keterbatasan dari berbagai aturan yang dibebankan kepada dirinya
Manusia tidak dipandang berdasarkan eksistensinya, melainkan materi (sesuatu yang di
luar dirinya). Beberapa filsuf Barat, seperti Friedrich Nietzsche dalam karya Human All
too Human menjelaskan kehendak manusia merupakan sesuatu mendasar dalam
kehidupannya dan Jean Paul Sartre menempatkan konsep humanis sebagai diskursus
serius dalam sistem filsafatnya untuk mengkritisi praktik dehumanis- lawan dari kata
humanis.
Konsep humanis di abad pertengahan diadopsi dan diperbaharui di abad
pencerahan (abad 16-17). Beberapa fiilsuf, seperti Rene Descartes, Spinoza, dan Leibniz
mengkaji konsep humanis melalui pendekatan rasionalis. Rene Descartes dalam sistem
filsafat rasionalis menjelaskan akal manusia merupakan parameter kebenaran yang
membimbing manusia untuk mencapai kesadaran eksistensi di realitas Semakin manusia
menggunakan akalnya, semakin manusia mencapai kebenaran. Kebenaran akan
membimbing manusia untuk mengetahui hakikat dan asas dirinya. Penawaran Descartes
dan para filsuf rasionalisme menyebabkan manusia mulai mengabaikan aspek keagamaan
dengan merujuk akal sehat. Penawaran para filsuf abad pencerahan dikembangkan oleh
filsuf modern (abad 19-20), seperti Jean Paul Sartre dan Friedrich Nietzsche yang
memahami konsep humanis merupakan kebebasan manusia. Kebebasan merupakan
sesuatu yang nyata bagi kehidupan manusia. Setiap manusia mengharapkan sebuah
kebebasan untuk menentukan cara mereka berada tanpa adanya pengaruh di luar dirinya.
Menurut Nietzsche kehendak untuk kuasa adalah cara pandang manusia terhadap
realitas. Kehendak untuk kuasa lebih di arahkan pada penguasaan atau dominasi terhadap
dirinya sendiri. Artinya kehendak merupakan tegangan yang bersifat plural dan kaotis di
dalam kebertubuhan manusia. Dapat pula dikatakan bahwa kehendak adalah suatu
pengkataan yang terlambat. Atau representasi terhadap sesuatu yang tidak dapat
terkatakan. Seperti dalam potongan karyanya yang berjudul Beyond Good and Evil
paragraf 19, Nietzsche menulis,
BAB III
Kesimpulan
Nietzsche adalah filsuf abad ke-19 yang pengaruhnya terhadap perkembangan filsafat Barat
Kontemporer paling luas cakupannya. Filsafat Nietzsche tidak hanya mempengaruhi para
pemikir eksistensialisme, ia juga mempengaruhi para pemikir yang
Isu humanisme merupakan salah satu isu yang berkembang pasca perang dunia pertama Faktor
utama berkembangnya isu humanisme ialah tingginya tingkat kemiskinan dan kematian
manusia. Roman Also Sprach Zarathustra selain mengungkapkan pemikiran-pemikiran filosofis
Nietzsche juga mengungkapkan kritik Nietzsche mengenai bahasa. Kritik bahasa yang dibahas
terutama mengenai gramatika. Kritik bahasa yang disampaikan olehnya merupakan bagian dari
isi filsafat postmodern.
Nietzsche adalah filsuf abad ke-19 yang pengaruhnya terhadap perkembangan filsafat Barat
Kontemporer paling luas cakupannya. Filsafat Nietzsche tidak hanya mempengaruhi para
pemikir eksistensialisme, ia juga mempengaruhi para pemikir yang
Nietzsche yang meninggal di penghujung abad ke-19 tahun 1900, sering dilawan dengan cara
membabi buta. Akibatnya, banyak para pengkritiknya mengabaikan nilai positif yang terdapat
dalam pemikiran filosofis yang telah diwariskannya. Warisan terpenting dari filsafat Nietzsche
adalah sikap kritisnya terhadap berbagai kemapanan filosofis abad modern. Kritik terhadap ini
pulalah yang kemudian menjadi ciri filsafat Barat Kontemporer, khususnya pada aliran filsafat
postmodernisme.
Daftar Pustaka