Anda di halaman 1dari 9

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS D PONDOKGEDE


NOMOR : 440/KEP.31/RSUD.PG

TENTANG

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PELAYANAN HIV/AIDS


DI RSUD KELAS D PONDOKGEDE

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS D PONDOKGEDE

Menimbang : a. Bahwa RSUD Kelas D adalah Unit Pelaksana Teknis


Daerah dari Dinas Kesehatan yang merupakan
fasilitas penyelenggara pelayanan kesehatan;

b. Bahwa RSUD Kelas D Pondokgede adalah fasilitas


pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya;

c. Bahwa sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas


Kesehatan, RSUD Kelas D Pondokgede wajib
mendukung dan ikut melaksanakan program nasional
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat;

d. Bahwa dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat, salah satu program nasional yang harus
dilaksanakan adalah upaya pengendalian HIV/AIDS);

Bahwa dalam pelaksanaan tersebut perlu dituangkan


e. dalam Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas D Pondokgede.

Mengingat : a. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah


Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1984 nomor 20, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3273);

b. Undang- undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

c. Undang - undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


kesehatan (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 nomor 144, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia nomor 5063);

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun


2009 Tentang Rumah Sakit. lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 153,tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5072);

e. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang


Penanggulangan HIV dan AIDS(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144);

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12


Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
73,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);

g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Di Rumah Sakit;

h. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 270/MENKES/III/2011 Tentang
Pedoman dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya;

i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014


tentang penyelengaraan surveilans kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1113;

j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);

k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2014


tentang Penanggulangan Penyakit Menular (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan
Antiretroviral;

m. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang
Standar Akreditasi Rumah Sakit;

n. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 06 Tahun 2016


tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi
Kewenangan Daerah Kota Bekasi (Lembaran Daerah
Kota Bekasi Tahun 2016 Nomor 6 Seri D);

o. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 07 Tahun 2016


tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi
Tahun 2016 Nomor 7 Seri D) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Daerah Kota Bekasi Nomor 15 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor
07 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Bekasi (Lembaran Daerah
Kota Bekasi Tahun 2017 Nomor 15 Seri D);

p. Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 56 tahun 2019


tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan fungsi, serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas D Pondokgede Kota Bekasi (Berita Daerah Kota
Bekasi Tahun 2019 Nomor56 Seri D);

q. Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 48 tahun 2021


tentang Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah
Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Pada Dinas
Kesehatan Kota Bekasi (Berita Daerah Kota Bekasi
Tahun 2021 Nomor 48 Seri E);

h. Surat Keputusan DIrektur Rumah Sakit Umum


Daerah Kelas D Pondokgede Nomor
440/Kep.28.I/RSUD.PG tahun 2022 tentang
Pembentukan Tim Program Nasional (Prognas) Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas D Pondokgede.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KELAS D PONDOKGEDE TENTANG KEBIJAKAN
PELAKSANAAN PELAYANAN HIV/AIDS DI RSUD KELAS D
PONDOKGEDE

Kedua : Untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana diktum


kesatu akan dilaksanakan oleh tim pengendalian
HIV/AIDS yang ditetapkan melalui surat keputusan
direktur RSUD Kelas D Pondokgede

Ketiga : Dalam pelaksanaanya tatalaksana tim dibagi menjadi Tim


Konseling Testing (KT) dan Tim Perawatan, Dukungan dan
Pengobatan HIV (Tim PDP)

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan
diadakan perbaikan dan penyesuaina sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 17 Januari 2022

DIREKTUR
RSUD KELAS D PONDOKGEDE

JOHNY TIMBUL PARDOMUAN


Lampiran Surat Keputusan Direktur
Nomor : 440//KEP.31/RSUD.PG
Tanggal : 17 Januari 2022
Tentang : Kebijakan Pelaksanaan Pelayanan HIV/AIDS di
Rumah Sakit Umum Kelas D Pondokgede

TATALAKSANA KEBIJAKAN PELAKSANAAN PELAYANAN HIV/AIDS


DI RSUD KELAS D PONDOKGEDE

1. Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melalui VCT(Voluntary Counselling


and Testing) atau PITC(Provider Initiated Testing and Counseling) harus
dilakukan dengan persetujuan pasien.

2. Pemeriksaan diagnosis HIV dapat dilakukan tanpa persetujuan pasien


dalam keadaan gawat darurat medis untuk tujuan pengobatan pada pasien
yang secara klinis telah menunjukan gejala yang mengarah kepada AIDS.

3. VCT dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


a) konseling pra tes,
b) tes HIV dan konseling pasca tes.
c) VCT dilakukan bila pasien telah memberikan persetujuan tertulis.

4. PITC dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


a) pemberian informasi tentang HIV dan AIDS sebelum tes,
b) pengambilan darah,
c) penyampaian hasil tes,
d) konseling.
Tes HIV pada PITC tidak dilakukan dalam hal pasien menolak secara
tertulis. PITC dilakukan pada:
a) pelayanan IMS,
b) pelayanan kesehatan bagi populasi kunci/orang yang berperilaku
risiko tinggi,
c) pelayanan pemeriksaan ibu hamil,
d) persalinan dan nifas,
e) dan pelayanan tuberculosis.

5. Tes HIV untuk diagnosis dilakukan oleh tenaga medis dan/atau teknisi
laboratorium yang terlatih. Tes HIV dilakukan menggunakan metode rapid
diagnostic test (RDT).

6. Pelayanan Screening HIV adalah pelayanan pemeriksaan HIV yang wajib


dilakukan pada pasien yang mengidap penyakit TB, Ibu hamil, dan pasien
yang akan dilakukan tindakan yang mempunyai resiko penularan melalui
peralatan rumah sakit. Petugas yang menawarkan dan memberikan
informasi singkat mengenai HIV adalah petugas RS yang berdinas pada
saat itu.

7. Pengobatan HIV bertujuan untuk mengurangi risiko penularan HIV,


menghambat perburukan infeksi oportunistik dan meningkatkan kualitas
hidup pengidap HIV. Pengobatan HIV dan AIDS dilakukan dengan cara
pengobatan:
a) Pengobatan terapeutik, meliputi pengobatan ARV, pengobatan IMS,
dan pengobatan infeksi oportunitis.
b) Pengobatan profilaksis, Pengobatan profilaksis meliputi:pemberian
ARV pasca pajanan, dan kotrimoksasol untuk terapi dan profilaksis.
c) Pengobatan penunjang, meliputi pengobatan suportif, adjuvant dan
perbaikan gizi.

8. Pengobatan ARV diberikan setelah mendapatkan konseling, mempunyai


pengingat minum obat (PMO) dan pasien setuju serta patuh terhadap
pengobatan seumur hidp. Pengobatan ARV dimulai jika terdapat indikasi
memulai ART. Tiap ODHA yang mendapatkan pengobatan ARV akan
diregistrasi secara nasional.

9. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya dilaksanakan melalui 4


(empat) kegiatan yang meliputi:
a. pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif;
b. pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan
dengan HIV
c. pencegahan penularan HV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya
d. pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu
dengan HIV beserta anak dan keluarganya.

10. Kolaborasi TB-HIV dilaksanakan dengan cara : setiap pasien TB dilakukan


screening HIV dan setiap pasien HIV dilakukan screening TB.

11. Semua kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS harus dilakukan


pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pedoman yang berlaku, antara
lain :
a) RSUD Kelas D Pondokgede melakukan pencatatan program VCT,
PITC, PMTCT, ART, Dukungan pada ODHA dan Rujukan.
b) RSUD Kelas D Pondokgede melakukan pelaporan kasus HIV/AIDS ke
Direktur, Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Kementrian Kesehatan.
Pelaporan ke Kementrian Kesehatan menggunakan SIHA online.
c) Dalam hal RSUD Kelas D Pondokgede tidak mampu untuk
memberikan pengobatan dan perawatan, RSUD Kelas D Pondokgede
akan merujuk ODHA ke rumah sakit rujukan ARV lain, diiantaranya
adalah pemeriksaan CD4, viral load, pasien membutuhkan ARV lini ke
2 ,ODHA yang membutuhkan terapi metadon atau kondisi tertentu
lainnya yang mengharuskan pasien dirujuk.
d) RSUD Kelas D Pondokgede berkomitmen memberikan dukungan
fasilitas dan pembiayaan dalam rangka mewujudkan pelayanan
penganggulangan HIV/AIDS yang bermutu.

12. Ketentuan Kebijakan Pelayanan Pasien HIV :


a) Pelayanan Konseling Secara Sukarela (VCT=Voluntary Counselling
and Testing), dan Konseling Atas Inisiatif Pemberi Pelayanan
Kesehatan (PITC=Provider Testing and Counselling)
b) Konseling dan Testing HIV atas inisiatif petugas kesehatan atau
(PITC=Provider Test and Counselling), termasuk didalamnya
kolaborasi TB-HIV dan IMS.
c) PITC di Rawat Jalan
d) PITC di Rawat Inap
e) Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari lbu ke Anaknya atau PMTCT
(Prevention from Mother To Child Transmission) :
1) Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi
(15-49 tahun)  Layanan Konseling dan Tes.
2) Pencegahan Kehamilan yang tidak direncanakan pada
perempuan HIV positif LayananKonseling.
3) Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yang
dikandungnya  dukungan psikologis ,social, dan perawatan
kesehatan selanjutnya kepada ibu yang terinveksi HIV dan bayi
serta keluarganya.
f) Paket Layanan perawatan dukungan pengobatan (PDP) atau Care
Support and Treatment (CST) yang meliputi:
1) Layanan TB (kolaborasi TB-HIV)
2) Layanan IMS
3) LayananGizi
4) Konseling Positive prevention dan kepatuhan
5) Diagnosis infeksi oportunistik untuk menentukan stadium HIV
dan pemenuhan indikasi ARV atau profilaksis.
6) Pemeriksaan jumlah CD4 untuk menentukan profilaksis
kotrimoksasol dan pemenuhan indikasi ARV.
7) Pengobatan Antiretroviral untuk penderita yang positive
HIV/AIDS.
8) Pengobatan Infeksi Oportunistik.
9) Pelayanan HIV/AIDS pada Pengguna Narkoba Suntik.
10) Layanan laboratorium dan radiologi
13. Pencatatan dan Pelaporan Tim HIV/AIDS, termasuk didalamnya Laporan
Surveilans HIV/AIDS.
a. Pencatatan :
 VCT
 ART
 PMTCT
 PITC
 Dukungan ODHA
 Rujukan ODHA
b. Pelaporan :
 Laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan
Kementrian Kesehatan melalui aplikasi SIHA
 Laporan tahunan ke Direktur Rumah Sakit Kelas D Pondokgede

14. Layanan Rujukan ODHA :


a. Rujukan specimen laboratorium untuk pemeriksaan HIV dan atau
pemeriksaan infeksi oportunistik.
b. Rujukan pasien yang berhubungan dengan HIV dan pengobatan ARV
c. Menerima rujukan pasien HIV.

DIREKTUR
RSUD KELAS D PONDOKGEDE

JOHNY TIMBUL PARDOMUAN

Anda mungkin juga menyukai