Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang
lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra
(art and literary) yang di dalamnya mencakup pula program komputer. Perkembangan
ekonomi kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia dan berbagai negara dan
berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan adanya
pembaruan Undang-Undang Hak Cipta, mengingat Hak Cipta menjadi basis terpenting dari
ekonomi kreatif nasional. Dengan Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur
pelindungan dan pengembangan ekonomi kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak
Cipta dan Hak Terkait bagi perekonomian negara dapat lebih optimal.
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak Terkait itu adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan hak
eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran.
1. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan
semua hasil karya tulis lain;
2. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
3. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
4. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
5. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
6. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni
pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
7. Arsitektur;
8. Peta;
9. Seni Batik;
10. Fotografi;
11. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan.
Standar yang masuk dalam ranah plagiarisme atau pembajakan adalah ketika Anda menerbitkan sebuah
karya tulis yang meniru atau menyerupai sebagian atau seluruh karya orang lain tanpa mencantumkan
nama penulisnya.
Bahkan jika Anda terinspirasi, jika isi artikel 70% sama dengan artikel orang lain yang diterbitkan
sebelumnya, itu akan dianggap plagiarism atau pembajakan. Jadi, Anda harus sangat berhati-hati.
2. Penjiplakan Konten di Internet
Contoh pelanggaran lainnya adalah plagiarism atau penjiplakan konten di Internet, yang dapat berupa
gambar, vidio, teks, dll. Umumnya, ini karena informasi mudah tersebar di dunia maya.
Hal ini memungkinkan pengguna internet untuk dengan mudah menyalin konten orang lain dan
kemudian menganggapnya sebagai milik mereka. Plagiarisme seperti ini dapat dengan mudah terjadi
dan merugikan pemilik konten asli.
3. Pembajakan Software
Ada juga pembajakan perangkat lunak, di mana individu mendistribusikan perangkat lunak tertentu di
Internet untuk diperoleh pengguna secara gratis. Padahal, untuk memilikinya memerlukan lisensi yang
harus dibeli.
Banyak pengguna menggunakan software bajakan ini karena mahalnya harga software yang asli.
Software yang banyak dibajak atau dijiplak seperti Photoshop, Coreldraw, Microsoft Office, dan berbagai
perangkat lunak lainnya.
Untuk menghindarinya, kamu dapat menggunakan layanan mendengarkan musik berlisensi seperti Joox,
Spotify dan lainnya. Atau dengan membeli album asli penyanyi tersebut. Banyak pelanggar hak cipta
tidak menyadari bahwa mereka telah melanggar. Namun, tidak sedikit orang yang sadar akan
pelanggaran tersebut namun tetap melakukannya untuk mengejar keuntungan. Contoh pelanggaran hak
cipta di atas hanyalah sebagian kecil dari kasus nyata di Indonesia.
Prosedur
Log in pada akun hak cipta https://hakcipta.dgip.go.id/
Pilih ‘Pasca Hak Cipta’, kemudian 'Permohonan Baru'
Langkah 1 : Pilih Jenis Dokumen "Permohonan Pencatatan Pengalihan Hak atas
Ciptaan dan/atau Produk Hak Terkait"
Langkah 2 : masukkan Deskripsi tentang Ciptaan yang akan dimohonkan
Langkah 3 : masukkan Nomor Permohonan Ciptaan yang akan dimohonkan, kemudian
klik 'Tambah'
Langkah 4 : masukkan Data Pemegang Hak Cipta
Langkah 5 : unggah Lampiran persyaratan
Langkah 6 : Klik 'Submit'
Lakukan pembayaran PNBP melalui ATM/internet banking/m-banking sesuai dengan
Kode Billing
Syarat:
1. Surat Permohonan Pemindahan Hak
2. Surat Perjanjian
3. Bukti Pengalihan Hak
4. Fotocopy Surat Pencatatan Ciptaan
5. KTP
6. Surat Kuasa (Apabila Melalui Kuasa)
7. Akta Perusahaan (Apabila Pemegang Badan Hukum)
8. Dokumen Lainnya
Biaya:
Rp.200.000/permohonan
Prosedur
Log in pada akun hak cipta https://hakcipta.dgip.go.id/
Pilih ‘Pasca Hak Cipta’, kemudian 'Permohonan Baru'
Langkah 1 : Pilih Jenis Dokumen "Permohonan Perubahan Nama dan Alamat Pencipta
dan/atau Pemilik Hak Terkait"
Langkah 2 : masukkan Deskripsi tentang Ciptaan yang akan dimohonkan
Langkah 3 : masukkan Nomor Permohonan Ciptaan yang akan dimohonkan, kemudian
klik 'Tambah'
Langkah 4 : masukkan Data Pemegang Hak Cipta
Langkah 5 : unggah Lampiran persyaratan
Langkah 6 : Klik 'Submit'
Lakukan pembayaran PNBP melalui ATM/internet banking/m-banking sesuai dengan
Kode Billing
Syarat:
1. Surat Permohonan Perubahan Nama dan/atau Alamat
2. Bukti Pengalihan Nama dan/atau Alamat
3. Fotocopy Surat Pencatatan Ciptaan
4. KTP
5. Surat Kuasa (Apabila Melalui Kuasa)
6. Akta Perusahaan (Apabila Pemegang Badan Hukum)
7. Dokumen Lainnya
Biaya:
Rp.150.000/permohonan
PENCATATAN LISENSI ATAS CIPTAAN
Prosedur
Log in pada akun hak cipta https://hakcipta.dgip.go.id/
Pilih ‘Pasca Hak Cipta’, kemudian 'Permohonan Baru'
Langkah 1 : Pilih Jenis Dokumen 'Pencatatan Lisensi atas Ciptaan dan/atau Produk
Hak Terkait'
Langkah 2 : masukkan Deskripsi tentang Ciptaan yang akan dimohonkan
Langkah 3 : masukkan Nomor Permohonan Ciptaan yang akan dimohonkan, kemudian
klik 'Tambah'
Langkah 4 : masukkan Data Pemegang Hak Pencipta
Langkah 5 : unggah Lampiran persyaratan
Langkah 6 : Klik 'Submit'
Lakukan pembayaran PNBP melalui ATM/internet banking/m-banking sesuai dengan
Kode Billing
Syarat:
1. Surat Permohonan Lisensi
2. Bukti Lisensi
3. Fotocopy Surat Pencatatan Ciptaan
4. KTP
5. Surat Kuasa (Apabila Melalui Kuasa)
6. Akta Perusahaan (Apabila Pemegang Badan Hukum)
7. Dokumen Lainnya
Biaya:
Rp.200.000/permohonan