Anda di halaman 1dari 4

RESUSITASI NEONATUS

No Dokumen No Revisi Halaman


445/ / RS/2014 01
Tanggal terbit Ditetapkan
5 Januari 2014 Direktur

SPO
Drg .ERNOVIANA,MKes

Pengertian Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang diaplikasikan untuk


neonatus yang gagal bernapas secara spontan dan adekuat.
Tujuan Tujuan Umum: Meningkatkan mutu Pelayanan Medis
Tujuan Khusus: adanya panduan untuk melaksanakan resusitasi neonates.
Kebijakan Kebijakan Direktur RSUD Solok nomor 706/001/ TU-RS/ tahun 2014
tentang Standar Prosedur Operasional Rumah Sakit Umum Daerah Solok
tahun 2014.
Prosedur 1. Langkah awal resusitasi
 Pasang lampu infant warmer 10 menit sebelum bayi lahir.
 Tempatkan bayi di bawah infant warmer.
 Letakkan bayi telentang pada posisi setengah tengadah untuk
membuka jalan napas.
 Bersihkan jalan napas atas dengan menghisap mulut terlebih
dahulu kemudian hidung menggunakan bulb syringe, alat
penghisap lendir atau kateter penghisap.
 Keringkan, stimulasi dan reposisi kepala. Tindakan yang
dilakukan sejak bayi lahir sampai reposisi kepala tidak boleh
lebih dari 30 detik.
 Menilai pernapasan . jika bayi mulai bernapas secara teratur
dan memadai, periksa denyut jantung. Jika denyut jantung >
100 kali/menit dan bayi tidak mengalami sianosis, hentikan
resusitasi. Tetapi jika sianosis ditemui, berikan oksigen aliran
bebas.
RESUSITASI NEONATUS

No Dokumen No Revisi Halaman


445/ / RS/2014 01
Tanggal terbit Ditetapkan
5 Januari 2014 Direktur

SPO
Drg .ERNOVIANA,MKes

2. Ventilasi tekanan positif


 Jika tidak ada pernapasan atau bayi megap-megap, ventilasi
tekanan positif (VTP) diawali dengan menggunakan balon
resusitasi dan sungkup, dengan frekuensi 40-60 kali/menit.
 Jika denyut jantung <100 kali/menit, bahkan bila bayi
bernapas, VTP harus dimulai dengan frekuensi 40-60
kali/menit.
 Intubasi endotrakeal diperlukan jika bayi tidak berespon
terhadap VTP dengan menggunakan balon dan sungkup.
Lanjutkan VTP dan bersiaplah untuk memindahkan bayi ke
NICU.
3. Kompresi dada
 Jika denyut jantung masih<60 kali/menit setelah 30 kali VTP
yang memadai, kompresi dada harus dimulai.
 Kompresi dilakukan pada sternum di proksimal dari
proc.xypoideus, jangan menekan/di atas xifoid. Kedua jari
petugas yang meresusitasi digunakan untuk menekan sternum
sementara jari-jari yang lain mengelilingi dada; atau jari tengah
dan telunjuk dari satu tangan dapat digunakan untuk kompresi
sementara tangan yang lain menahan punggung bayi. Sternum
dikompresi sedalam1/3 tebal antero-posterior dada.
 Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi
dengan rasio 3:1. Kecepatan 90 kompresi dan 30
RESUSITASI NEONATUS

No Dokumen No Revisi Halaman


445/ / RS/2014 01
Tanggal terbit Ditetapkan
5 Januari 2014 Direktur

SPO
Drg .ERNOVIANA,MKes

ventilasidalam 1 menit.
4. Pemberian obat
 Epinefrin harus diberikan jika denyut jantung tetap <60
kali/menit setelah 30 detik VTP dan 30 detik VTP dan
kompresi. Dosis epinefrin adalah 0,1-0,3 ml/kgBB larutan
1:10.000 secara intravena, melalui vena umbilical. Bila
diperlukan diberikan melalui pipa endotrakeal, dosis adalah
0,3-1 ml/kg B.
 Volume ekspander diberikan kepada bayi yang telah diketahui
atau dicurigai mengalami kehilangan darah, dan berespon
buruk terhadap tindkan resusitasi berkepanjangan. NaCl 0,9%
atau ringer laktat dapat diberikan dalam bentuk bolus 10 ml/kg
selama 5-10 menit. Jika kehilangan darah akut cukup untuk
menimbulkan syok, maka pemberian darah O negative dapat
diberikan.
 Natrium bicarbonate diberikan kepada bayi yang memerlukan
resusitasi berkepanjangan yang tidak berespon terhadap
tindakan resusitasi lain.
 Nalokson hodroklorida diberikan kepada bayi dengan keadaan
sebagai berikut ; depresi pernapasan memanjang pada bayi dari
ibu yang mendapat anestesi narkotik dalam waktu 4 jam
sebelum persalinan, sudah dilakukan langkah resusitasi, dan
frekuensi denyut jantung normal, warna kulit normal.
Nalokson merupakan kontraindikasi bagi bayi yang ibunya
RESUSITASI NEONATUS

No Dokumen No Revisi Halaman


445/ / RS/2014 01
Tanggal terbit Ditetapkan
5 Januari 2014 Direktur

SPO
Drg .ERNOVIANA,MKes

pecandu narkotika.
Unit Terkait Tim Pengumpul data, Panitia Mutu RS dan Evaluasi, Rekam Medik,
Komite Medik

Anda mungkin juga menyukai