Anda di halaman 1dari 4

RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1 dari 4

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr. Andy Wijaya,Sp.Rad

Tindakan resusitasi adalah tindakan bantuan napas pada bayi baru lahir
Pengertian
menggunakan prinsip dasar resusitasi ABCD.
Memastikan saluran napas terbuka
1. meletakkan bayi dalam posisi yang benar
2. mengisap mulut, kemudian hidung, kalau perlu trakea
3. bila perlu, masukkan pipa endotrakeal (ET) untuk memastikan
pernapasan terbuka
Memulai pernapasan
1. Lakukan rangsangan taktil untuk memulai pernapasan
2. Bila perlu memakai ventilasi tekanan positif (VTP) menggunakan
sungkup dan balon atau pipa ET dan balon
Mempertahankan sirkulasi darah
1. Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi
dada
Memberikan obat-obatan sesuai indikasi
1. Bila perlu menggunakan obat-obatan untuk mempertahankan
sirkulasi darah

1. Memberikan rangsangan dan bantuan napas pada bayi baru lahir


Tujuan
dengan asfiksia
2. Mempertahankan kelangsungan pemberian oksigen dan sirkulasi
darah

Kebijakan 1. Tindakan resusitasi merupakan tindakan life saving pada bayi baru
lahir dengan asfiksia
2. Tindakan resusitasi pada bayi baru lahir harus dilakukan oleh tim
yang terkoordinasi dan yang telah ditunjuk
3. Penanggung jawab resusitasi neonatus dari masing-masing tim harus
diketahui

Prosedur  Lakukan inform consent sebelum tindakan medis


 Persiapan tim resusitasi
 Persiapan ketersediaan alat-alat dan obat-obatan resusitasi.
Persiapan alat :
 Periksa kelengkapan alat
 Lakukan pemasangan alat sesuai dengan fungsinya
 Lakukan pengujian peralatan yang ada
 Penilaian awal setiap bayi baru lahir :
 Apakah umur kehamilan cukup bulan?
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 2 dari 4

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr. Andy Wijaya,Sp.Rad

 Apakah bayi bernapas atau menangis?


 Apakah tonus otot baik?
 Bila semua pertanyaan jawabnya “YA”, bayi
memerlukan perawatan rutin untuk bayi baru lahir
 Bila salah satu jawabnya “TIDAK”, bayi
membutuhkan beberapa langkah awal resusitasi.
 Langkah awal resusitasi dilakukan dengan cepat dan
diselesaikan dalam waktu 30 – 60 detik.
 Jaga lingkungan yang hangat dan kering (nyalakan radian
warmer)
 Letakkan pada posisi yang benar dan bersihkan jalan napas
bila diperlukan atau terutama bila didapatkan adanya
meconium (suction tracheal)
 Bayi dikeringkan dan dilakukan stimulasi napas sambil
dilakukan reposisi kepala untuk membuka jalan napas.
 Pantau apakah denyut jantung bayi < atau 100x/menit dan
kesulitan bernapas
 Jika jawabnya “YA”, lakukan ventilasi tekanan positif,
monitoring SpO2 (sesuaikan dengan target preductal
SpO2 setelah lahir)
 Evaluasi setelah 1 siklus (30 detik)
 Apakah denyut jantung bayi < 60 x/menit
 Jika jawabnya “YA”, lakukan kompresi dada
dikoordinasikan dengan pemberian ventilasi
tekanan positif dan pertimbangkan intubasi
 Jika denyut jantung bayi masih < 60x/menit,
berikan epinefrin intravena
 Jika jawabnya “TIDAK”, cek pernapasan apakah
terdapat sianosis persistent atau kesulitan
pernapasan.
 Jika jawabnya “TIDAK”, lakukan perawatan rutin
bersama ibu pasien, bayi di hangatkan, jika perlu
bersihkan jalan napas, bayi dikeringkan dan
lakukan evaluasi
 Jika jawabnya ”YA”, bersihkan jalan napas,
monitoring SpO2 (sesuaikan dengan target
preductal SpO2 setelah lahir), pertimbangkan
untuk dilanjutkan pemberian tekanan positif.
Lakukan perawatan post resusitasi
 Prosedur intubasi dilakukan :
 Bila diperlukan mengisap mekonium langsung dari
trakhea pada bayi lahir dengan air ketuban bercampur
mekonium disertai distress napas
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 3 dari 4

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr. Andy Wijaya,Sp.Rad

 Memperbaiki ventilasi bayi dan memfasilitasi


koordinasi ventilasi dan kompresi dada
 Target SpO2 setelah lahir
 1 menit 60-65%
 2 menit 65-70%
 3 menit 70-75%
 4 menit 75-80%
 5 menit 80-85%
 10 menit 85-95%
 Prosedur ventilasi tekanan positif (VTP):
 VTP dilakukan 25-30x tekanan selama 30 detik
 Pilih ukuran sungkup yang dapat menutup mulut,
hidung, dan ujung dagu, tapi tidak menutup mata
 Letakkan pasien pada posisi yang benar dan pastikan
jalan napas bersih, bila perlu lakukan suction.
 Letakkan sungkup ke muka bayi dan rapatkan
bantalan sungkup agar tercapai tekanan positif yang
diperlukan untuk mengembangkan paru.
 Pompa balon resusitasi dengan tekanan pertama >
30mm H2O, dengan frekuensi 40-60 kali/menit.
 Prosedur resusitasi jantung paru (dievaluasi setiap 30 detik)
 Kompresi dada harus dilakukan bersama VTP dan
terkoordinasi dengan melakukan ventilasi setelah
kompresi ketiga (1:3), sehingga di dapat frekuensi
ventilas 30x dan kompresi 90x/menit.
 Bila denyut jantung bayi > 60 x/menit, kompresi dada
dapat dihentikan tapi VTP tetap dilanjutkan
 Bila denyut jantung bayi meningkat 100 x/menit dan
bayi mulai bernapas spontan, VTP diturunkan secara
perlahan-lahan.
 Bila denyut jantung tetap <60 x/menit, lanjutkan ke
tahap resusitasi dengan pemberian epinefrin
 Pemberian epinefrin (melalui pipa ET atau IV)
dilakukan bila denyut jantung bayi tetap < 60 x/menit
setelah dilakukan VTP selama 30 detik dilanjutkan
kompresi dada bersama VTP selama 30 detik
 Prosedur kateter vena umbilikalis :
 Pasang tali umbilikal secara longgar disekitar dasar tali
pusat
 Isi kateter 3,5F/ 5F dengan salin normal
 Potong tali pusat secara steril dengan scalpel di
bawah klem 1-2 cm diatas garis kulit
 Masukkan kateter ke vena umbilikalis dengan arah ke
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 4 dari 4

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr. Andy Wijaya,Sp.Rad

atas menuju ke jantung, sedalam 2-4 cm sampai darah


mengalir
 Epinefrin 1 : 1000 yaitu epinefrin 0,1 cc diencerkan
dengan NaCl 0,9 cc (total 1cc) kemudian suntikkan
sesuai dosis (0,1 – 0,3 mL/kgbb/x)
 Atau pemberian obat-obat resusitasi yang lain
 Penanganan hipovolemia akut
 Cairan yang direkomendasikan adalah cairan kristaloid
isotonik dan pemberian paling mudah melalui vena
umbilikalis (boleh diberikan secara intra osseus)
 Berikan dosis awal 10 ml/kgbb,bila belum ada
perbaikan ulangi pemberian 10 ml/kgbb
 Transfer pasien ke ruangan bila keadaaan sudah stabil

Unit Terkait Dokter, Unit Maternal Perinatal, SMF Anestesi, Keperawatan terlatih.

Anda mungkin juga menyukai