Buku Gambut dan Pengetahuan Ekologi Tradisional: Kebijakan, Degredasi dan Restorasi.

Penulis Robert Siburian. 2020.

-Degredasi: Kerusakan lahan gambut.

-Restorasi: Mengelola lahan gambut untuk kebutuhan manusia.

Hutan gambut adalah hutan tropis berdaun lebar di mana tanah yang terendam air mencegah
dedaunan dan kayu terkomposisi sepenuhnya. Seiring waktu berlalu, terbentuk lapisan gambut yang
bersifat asam. Hutan gambut umumnya dikelilingi oleh hutan hujan pada tanah yang tidak terendam
air dan hutan bakau di air payau.
Kedalaman gambut beragam-ragam bisa 1-2 meter, luas lahan gambut di Indonesia 21 juta hektar,
Sumatera 6 jt hektar, Riau 6 juta, Kalteng 3 jt hektar, Kalbar 1 jt, Kalsel 331 km, paling luas di papua
dan papua barat 7 jt hektar lebih. Gambut mengandung bahan organik. Gambut biasa ada genangan
air warna coklat kemerahan dan gambut selalu ada didataran rendah. Dilahan gambut biasa pohon
bakau. Dan biasa nya hanya 2-3 jenis pohon saja yang mampu tumbuh dilahan gambut. Daya resap
nya tinggi untuk pengendalian banjir. Pengelolaan lahan gambut bisa berupa pertanian, perkebunan,
maupun perikanan dan peternakan.
Faktor yang menyebabkan kerusakan lahan gambut:
1. Penebangan pohon sembarangan
2. Kebakaran hutan
3. Konversi, contoh menjadikan lahan gambut sebagai tempat penanaman sawit.

Mengapa gambut penting?

- Hutan rawa gambut adalah salah satu ekosistem yang memiliki cadangan karbon yang
sangat tinggi dibanding ekosistem di kawasan tropis lainnya.
- Namun demikian ekosistem ini mengalami tekanan yang sangat besar dalam kaitannya
dengan konversi yang tidak berkelanjutan sehingga lahan gambut menjadi sumber emisi gas
rumah kaca yang sangat besar pula.
- Hutan rawa gambut memberikan jasa ekosistem (ecosystem services) yang tidak atau belum
ternilai harganya, contoh nya:
1. Jasa penyedia (kayu, bahan bakar, pangan)
2. Jasa pendukung (produksi primer berupa biomassa darat dan akuatik, akumulasi unsur
hara)
3. Jasa pengendali (iklim lokal dan global, air tawar, pencemar)
4. Budaya (estetika, rekreasi, pendidikan, spiritual)