Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSERVASI LAHAN GAMBUT


BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Disusun oleh:
ROLAND YOHANES RENTENG
213020702111

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai pemenuhan tugas yang diberikan Pak Prof. Drs.
Kumpiady Widen, M.A., Ph.D sebagai tugas akhir dari mata kuliah Pengelolaan Lahan Gambut
Berbasis Kearifan Lokal. Dimana dalam makalah ini membahas mengenai bagaimana cara
pengelolaan lahan gambut di berbagai daerah, terkhususnya wilayah Kalimantan Tengah. Kita
juga akan mendalami seberapa pentingnya lahan gambut dan mengapa lahan gambut harus kita
kelola dan lestarikan.

Dalam makalah ini juga kita akan belajar bagaimana upaya terbaik yang bisa dilakukan
untuk bisa mengelola sekaligus menjaga lahan gambut tersebut, jadi tidak sekedar kita
menggunakannya saja, tetapi kita juga akan berupaya dalam melestarikannya agar alam yang
kita miliki tidak habis kita gunakan pada masa kita saja, tetapi bisa terus berguna untuk generasi
kita selanjutnya

Saya juga memohon maaf jika di dalam makalah yang saya ketik ini terdapat salah ketik
atau salah penggunaan bahasa, saya akan lebih berusaha lagi dalam mengembangkan makalah
yang akan saya ketik kedepannya. Demikian beberapa kata yang bisa saya sampaikan, saya
ucapakan terima kasih.

Palangka Raya, 29 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG .....................................................................................................4


1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................5
1.3 TUJUAN ..........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................6

2.1 PENGERTIAN LAHAN GAMBUT ...............................................................................6

2.2 PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT ...........................................................................7

2.3 KONSERVASI ALAM DIKALANGAN DAYAK KALIMANTAN TENGAH...........8

2.4 MANFAAT LAHAN GAMBUT ....................................................................................9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................11

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................11

3.2 SARAN ............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di negara kita Indonesia terdapat berbagai macam-macam keanekaragaman baik itu dalam
segi hayati, suku, budaya dan sebagainya. Dimana segala keanekaragaman ini merupakan
anugerah yang Tuhan berikan kepada kita, dan patutlah kita syukuri. Karena dengan adanya
berbagai keanekaragaman ini kita mampu menikmatinya dengan cara membudidayakan nya,
sehingga segala kebutuhan kita bisa terpenuhi dengan baik. Terutama dalam keanekaragaman
hayati yang kita miliki, kita bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ada dengan baik. Karena
segala hal yang kita butuhkan pasti telah disediakan oleh alam.
Seperti halnya kita yang saat ini tinggal di Pulau Kalimantan, yang merupakan paru-paru
dunia. Dimana terdapat berbagai keanekaragaman hayati yang bisa kita temukan, atau bahkan
hanya bisa ditemukan di pulau kita tercinta ini yaitu pulau Kalimantan. Kali ini kita akan
membahas keanekaragam hayati yang dari dulu hingga saat ini terus dijaga kelestarian nya, yaitu
lahan gambut yang ada di Kalimantan Tengah. Pengelolaan ini juga termasuk dalam memberikan
kontribusi yang besar tidak hanya pada tingkatan negara, tetapi mampu memberikan kontribusi
hingga pada tingkat dunia. Karena begitu banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dalam
mengelola lahan gambut ini, contohnya adalah dalam upaya penyaluran karbon yang sangat
dibutuhkan hingga ke tingkat dunia. Namun jika tidak dikelola dengan baik, lahan gambut justru
akan menjadi ancaman meningkatnya pemanasan global, yang merupakan dampak dari lahan
gambut yang memiliki emisi gas yang tinggi menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga atmosfer
yang mengelilingi bumi menjadi semakin menipis, menyebabkan radiasi dari matahari bisa masuk
ke bumi dan menyebabkan panas berlebih yang bisa menjadi penyebab pemanasan global yang
meningkat secara drastis.
Sebab itu kita akan membahas bagaimana tata cara pengelolaan lahan gambut yang baik dan
tentu saja secara kearifan lokal, sehingga lahan gambut dapat menjadi sarana yang baik dalam
pemenuhan kebutuhan dunia karena lahan gambut merupakan salah satu kekayaan alam yang
berlimpah dan bisa dijadikan pacuan dalam mengelola keanekaragaman yang lainnya. Yang
menjadi dasar utama dari pengelolaan lahan gambut berbasis kearifan lokal adalah bagaimana cara

4
menggunakan lahan gambut yang ada sekaligus menjaga kelestarian lahan gambut tersebut.
Karena itu dalam mengelola lahan gambut akan ada banyak peraturan yang harus ditaati, agar
lahan gambut tersebut tidaklah rusak. Dampak dari rusaknya lahan gambut tidak hanya sebatas
merusak lahan tersebut, namun juga berdampak besar pada ekosistem yang ada karena lahan
gambut juga merupakan salah satu unsur yang penting bagi makhluk hidup lainnya, seperti
tumbuh-tumbuhan bahkan hewan-hewan yang tinggal pada ekosistem tersebut. Sebab itu kita
sebagai masyarakat yang tinggal di lingkungan yang kaya akan lahan gambut, wajiblah memiliki
rasa bertanggung jawab atau ikut berinisiatif dalam menjaga lahan gambut yang ada.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah kita amati, dapat kita rumuskan beberapa masalah
yang kemudian akan kita bahasa dalam makalah ini. Yaitu:
1. Bagaimana cara pengelolaan lahan gambut secara kearifan lokal?
2. Bagaimana cara pengelolaan lahan gambut yang baik dan benar?
3. Apa saja yang dapat menjadi unsur penyebab rusak nya lahan gambut?
4. Manfaat apa yang bisa kita dapatkan dalam mengelola lahan gambut?
5. Mengapa lahan gambut menjadi salah satu unsur penting dalam keberlangsungan
kehidupan manusia?

1.3 TUJUAN

Ada pun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk pemenuhan tugas akhir mata kuliah Pengelolaan Lahan Gambut Berbasis Kearifan
Lokal.
2. Menjadi media pembelajaran dalam upaya mengenal karakteristik lahan gambut.
3. Menambah wawasan dalam hal Pengelolaan Lahan Gambut Berbasis Kearifan Lokal.
4. Untuk mengetahui manfaat dari Pengelolaan Lahan Gambut.
5. Menjadi pacuan dalam menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan, sehingga tertanam
rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Terkhususnya dalam hal Pengelolaan
Lahan Gambut.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN LAHAN GAMBUT

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ciri lahan atau suatu karakteristik tanah di suatu
wilayah dipengaruhi oleh letak geografisnya, contohnya adalah hutan berlahan gambut. Hutan
lahan gambut adalah hutan tropis berdaun lebar di mana tanah yang terendam air mencegah
dedaunan dan kayu terkomposisi sepenuhnya. Seiring waktu berlalu, terbentuk lapisan gambut
yang bersifat asam. Hutan gambut umumnya dikelilingi oleh hutan hujan pada tanah yang tidak
terendam air dan hutan bakau di air payau. Karena itu lahan gambut sering kita jumpai dibeberapa
wilayah yang basah, seperti wilayah rawa-rawa. Kedalaman dari lahan gambut sangatlah
bervarian, ada yang sedalam satu meter hingga 2 meter.

Seperti yang kita ketahui juga bahwa akibat dari komposisi dedaunan dan kayu yang
tercampur dalam tanah yang basah, menyebabkan lahan gambut memiliki unsur zat asam yang
tinggi yang menyebabkan lahan tersebut haruslah dikelola terlebih dahulu sebelum digunakan
untuk bertani. Warna dari tanah gambut itu sendiri adalah berwarna hitam, yang menjadi
karakteristik fisik tanah tersebut, ini juga mungkin disebabkan oleh kurangnya unsur hara dalam
tanah gambut yang menyebabkan kita dapat menarik kesimpulan bahwa lahan gambut merupakan
lahan yang kurang subur. Namun demikian, tata kelola yang baik dapat menjadi sebuah batu
loncatan yang menyebabkan lahan gambut memberikan manfaat yang sangat besar baik dalam
bidang pertanian hingga pada pengelolaan ekosistem hutang yang ada.

Tanah gambut termasuk jenis tanah yang cukup gampang ditemui di banyak negara.
Faktanya, lebih dari 60 persen lahan basah yang ada di bumi terdiri dari jenis tanah gambut.
Beberapa daerah yang dikenal memiliki lahan gambut luas adalah Rusia, Ukraina, Belanda,
Finlandia, dan lain-lain. Sedang, wilayah-wilayah di bagian selatan dunia biasanya memiliki lebih
sedikit lahan gambut. Negara-negara tersebut di antaranya seperti negara Selandia Baru,
Kerguelen, Patagonia Selatan, hingga Kepulauan Falkland. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?
Lahan gambut terluas yang ada di Indonesia terdapat di kawasan Pulau Sumatera, luasnya
diperkirakan mencapai 7,3-9,7 hektar, atau sama dengan seperempat luas gambut yang ada di

6
seluruh daerah tropis. Di regional Asia Tenggara lahan gambut memiliki presentasi sebanyak 76
persen atau mencapai luas 27 juta hektare, dan dari luas tersebut sebesar 83 persennya ada di
wilayah Indonesia. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa lahan gambut yang ada di Indonesia
sangat berlimpah, yang menjadi pacuan sebagai salah satu hal menonjol yang dimiliki untuk bisa
dimanfaatkan demi kemajuan bangsa kita bahkan dalam tingkat dunia.

2.2 PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT

Seperti yang kita ketahui bahwa lahan gambut tidak hanya dikelola oleh pemerintah, tetapi
juga dikelola oleh masyarkat sekitar yang tinggal didaerah tersebut. Pelaksanaan pengelolaan
lahan gambut biasa dilakukan masyarakat sekitar secara organik menggunakan pengetahuan lokal
dan berdasarkan kebudayaan tertentu. Kebudayaan ini dapat berupa tradisi, hukum-hukum adat
yang akhirnya menjadi kebiasaan dari penduduk atau masyarakat sekitar.

Dalam pengelolaan lahan gambut tentu saja ada berbagai pihak yang haruslah saling bekerja
sama dan memberikan kontribusi agar lahan gambut tersebut dapat terjaga dengan baik. Hal ini
merupakan hal yang wajar, karena orang-orang yang terlibat merupakan bagian dari orang-orang
yang tinggal di daerah sekitar dan bahkan orang-orang yang justru memanfaatkan lahan gambut
yang ada. Beberapa pihak yang terkait dalam pengelolaan lahan gambut adalah:

1. Negara
Pemerintah memang wajiblah mengambil peran dalam pengelolaan lahan gambut, karena
lahan gambut merupakan salah satu kekayaan alam yang ada di Indonesia yang amatlah berlimpah.
Pengelolaan lahan gambut ini dapat dilakukan dengan menyalurkan dana bagi warga sekitar untuk
bisa digunakan untuk mengelola lahan gambut yang ada.
2. Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal yang tinggal dikawasan lahan gambut haruslah berkontribusi dalam
menjaga kelestariannya. Terkhususnya orang-orang yang memanfaatkan lahan gambut tersebut,
agar kelestarian lahan gambut tidak hanya dirasakan dimasa kini tetapi juga bisa dirasakan oleh
generasi-generasi penerus kita.
3. Aktivis Lingkungan LSM
Orang-orang yang memiliki pengetahuan mengenai alam dan menyatakan bahwa pentingnya
unsur dalam lahan gambut, memiliki peran yang sangat amat membantu dalam menjaga kelestarian

7
lahan gambut. Karena merekalah yang terkadang menjadi pemberi informasi dan bagaimana upaya
terbaik yang bisa diterapkan dalam menjaga kelestarian alam. Bahkan tindakan advokasi terhadap
persoalan lingkungan pun segera mereka laksanakan guna menjaga lahan gambut di sekitaran
wilayah kita.
4. Pihak Swasta
Pihak swasta atau perusahaan terkadang menggunakan lahan gambut sebagai bagian dari
keuntungan yang bisa mereka raih. Sehingga wajiblah pihak-pihak tersebut melaksanakan
restorasi guna mengganti lahan yang mereka konservasi demi profit atau keuntungan yang mereka
raih. Sehingga mereka tidak hanya bisa menyebabkan lahan gambut menjadi wilayah yang rusak
akibat yang mereka kerjakan, tetapi haruslah mereka mengganti dengan melaksanakan restorasi
pada wilayah yang baru untuk menjaga kelestarian lahan gambut.

2.3 KONSERVASI ALAM DIKALANGAN DAYAK KALIMANTAN TENGAH

Konservasi alam adalah kegiatan menjaga, memelihara, restorasi dan melestarikan alam
yang ada agar tetap terjaga. Upaya ini dilakukan supaya kekayaan alam yang ada bisa dinikmati
oleh generasi selanjutnya. Beberapa upaya yang dilakukan oleh kalangan dayak dalam menjaga
lahan gambut yang ada terkhususnya di Kalimantan Tengah adalah dengan membangun hutan
lindung guna menjaga ekosistem dari lingkungan tersebut. Ada 4 contoh dari hutan yang
digunakan oleh kalangan orang dayak Kalimantan Tengah untuk pelaksanaan konservasi alam,
yaitu:

A. Hutan Tajahan
Hutan adat, hutan yang diatur oleh adat yang berisi larangan dan ajuran. Kawasan hutan yang luas,
kawasan hutan primer (belum dibuka), terdiri atas keanekaragaman hayati dan dipercaya sebagai
wilayah yang sakral. Aturan utama pada hutan ini guna menjaga kelestariannya adalah berburu
dan mengambil bahan dari alam harus secara secukupnya dan tidak berlebihan. Pembangunan
berkelanjutan juga dilaksanakan agar segala hal yang ada dalam hutan Tajahan tidak habis atau
menjadi langka, contohnya adalah saat menangkap ikan mengambil yang besar dan melepas yang
kecil.

8
B. Hutan Kaleka
Hutan ini adalah peninggalan orang-orang, bekas desa, bekas ladang, bekas hunian. Kawasan tidak
terlalu luas, dan merupakan hutan adat yang tidak boleh dieksploitasi. Masih terdapat banyak
hunian seperti rumah betang yang masih berdiri tegak walau ada beberapa bagian yang rusak. Pada
hutan Kaleka ini masih terdapat tumbuhan deduktif contoh seperti pohon durian, rambutan, dukuh
dan lainnya.
C. Pukung Himba:
Kawasan hutan yang luas, hutan primer atau belum dilakukan pembukaan lahan. Wilayah dari
Pukung Himba memiliki beberapa wilayah yang berbukit, bersungai, danau, dan memiliki gua.
Di daerah ini terdapat berbagai macam hayati mulai dari tumbuh-tumbuhan hingga hewan-hewan
yang hanya bisa ditemukan di Pukung Himba. Daerah ini terkenal sebagai wilayah tempat tinggal
rih halus, dan biasanya roh-roh ini menghuni di pepohonan daerah tersebut contohnya adalah
pohon beringin, pohon durian, dan juga jelutung. Sebelum lahan atau hutan ini dibudidayakan
orang-orang dayak melaksanakan ritual guna mendapat izin. Salah satu kemampuan yang dimiliki
orang dayak adalah mampu memindahkan roh halus ke wilayah pukung himba dengan ritual.
D. Sepan Pahewan
Hutan tidak terlalu luas. Mata air ditengah hutan belantara menjadi ciri khas, karena mengandung
rasa asin dan menjadi tempat beraneka ragam hewan menjadikan sumber mata air untuk minum
dan mandi. Konservasi binatang. Sumber mata air dijaga karena mata air itu penting untuk hewan-
hewan. Dimiliki oleh masyarakat yang berdekatan, atau perkampungan. Dan tidak boleh dibuka
untuk ladang.

2.4 MANFAAT LAHAN GAMBUT

Dalam pemanfaatan lahan gambut untuk usaha pertanian di Kalimantan, terlihat belum
begitu banyak pengetahuan lokal yang berkembang sebagai kearifan dari masyarakatnya dalam
mendayagunakan sumberdaya lahan gambut. Hal ini dapat dipahami mengingat interaksi
masyarakat yang sekarang mengelola lahan gambut ini relatif baru. Sebagian bahkan
memanfaatkannya secara terpaksa karena tidak mempunyai alternatif lahan lain yang relatif lebih
baik. Tidak mengherankan apabila petani di lahan gambut masih terkonstruksi dengan cara
berpikir dan bertindak sebagaimana mereka menghadapi lahan yang subur di daerah asalnya.

9
Lahan gambut memiliki banyak manfaat, terutama dalam mencegah kebanjiran dimusim
hujan dan juga mencegah kekeringan dimusim kemarau. Karena lahan gambut memiliki
kemampuan yang cukup bagus dalam menampung air pada musim hujan. Sehingga pada musim
kemarau air-air tersebut akan dilepaskan secara perlahan pada musim kemarau. Pemanfaat yang
lain adalah untuk bercocok tanam, namun lahan gambut haruslah di proses terlebih dahulu untuk
menanggulangi tingkat keasaman yang tinggi pada tanah. Fungsi dan manfaat yang lain tentu saja
sebagai habitat alami bagi makhluk hidup lainnya. Manfaat lainnya dari lahan gambut adalah
sebagai gudang penyimpanan karbon yang sangat besar, yang juga sangat urgen karena karbon
merupakan hal yang sangat diperlukan untuk dunia. Lahan gambut juga berperan dalam
mengendalikan kestabilan iklim global, sehingga memang langka yang sangat penting dalam
pengelolaan lahan gambut karena menyangkut dalam iklim tingkat global.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dapat kita lihat bahwa begitu ugensi dan pentingnya lahan gambut, karena itu diharapkan
kita sebagai salah satu dari orang-orang yang tinggal di kawasan lahan gambut untuk bisa
memberikan kontribusi dalam pengelolaannya. Tidak sekedar memanfaatkan, tetapi hendaklah
kita memiliki rasa untuk bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lahan gambut. Pengelolaan
yang salah tidak hanya akan berdampak kepada skala nasional, tetapi hingga ke taraf internasional.
Karena lahan gambut merupakan salah satu penyimpan karbon terbesar yang ada, juga karena
lahan gambut memiliki peran dalam mengendalikan kestabilan iklim global.
Karena itu diharapkan untuk pihak-pihak lainnya agar bisa mengambil peran dalam menjaga
kelestarian lahan gambut. Yaitu pihak pemerintah, swasta bahkan kelompok-kelompok aktivis
alam agar lahan gambut dapat dimanfaatkan menjadi salah satu kelebihan yang bisa kita miliki
dibandingkan negara lainnya. Pengelolaan yang salah akan menyebabkan efek rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global, karena itu diharapkan untuk tiap pihak bisa mengelola dengan
aturan yang ada agar mencegah dampak pemanasan global tersebut.

3.2 SARAN
Menurut saya dalam pemanfaatan lahan gambut diharapkan untuk memperhatikan emisi
gas yang ada, karena emisi gas yang tinggi menyebabkan lapisan atmosfer semakin menipis dan
menyebabkan efek rumah kaca. Hal ini sangat dikhawatirkan karena seperti yang kita lihat pada
saat ini iklim yang mulai tidak menentu, merupakan efek dari pemanasan global. Penebangan
pohon secara ilegal bahkan pembakaran hutan merupakan hal yang harus kita cegah, karena itu
kita harapkan agar tiap pihak dan bagian yang ada untuk bisa tetap menjaga kelestarian alam lahan
gambut. Karena efek yang kita rasakan akan terus berkembang, bahkan menjadi ancaman bagi
bumi kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

Komarudin. 1998. Pengkajian Potensi dan Sistem Pemanfaatan Lahan Gambut Oi


Kalimantan Tengah. Prosiding Seminar Hasil Penelitian/Pengkajian untuk Mendukung
Pengembangan Lahan Rawa/Gambut Sejuta Hektar Oi Kalimantan Tengah. Badan Litbang
Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangka Raya.
S, Dewi. 2020. Pengelolaan Hasil Lahan Gambut Bernilai Ekonomi. Palangka Raya:
MULTIMEDIA CENTER PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

12

Anda mungkin juga menyukai