Anda di halaman 1dari 37

POTENSI DAN KARAKTERISTIK

EKOSISTEM GAMBUT DI LINGKUNGAN


HUTANTROPIS LEMBAB
Pendahuluan. Slide 6 of 11

Kenapa Lahan Gambut Penting?


• Hutan rawa gambut adalah salah satu ekosistem yang
memiliki cadangan karbon yang sangat tinggi dibanding
ekosistem di kawasan tropis lainnya
• Namun demikian ekosistem ini mengalami tekanan yang
sangat besar dalam kaitannya dengan konversi yang tidak
berkelanjutan sehingga lahan gambut menjadi sumber
emisi gas rumahkaca yang sangat besar pula
• Hutan rawa gambut memberikan jasa ekosistem
(ecosystem services) yang tidak atau belum ternilai
harganya
• Jasa penyedia (kayu, bahan bakar dan pangan)
• Jasa pendukung (produksi primer berupa biomassa
darat dan akuatik, akumulasi unsur hara)
• Jasa pengendali (iklim lokal dan global, air tawar,
pencemar)
• Budaya (estetika, rekreasi, pendidikan, spiritual)
PERMASALAHAN LAHAN GAMBUT KALIMANTAN

• Lahan gambut dikenal dan ditemukan pertama kali oleh Kyooker,


seorang pejabat Belanda pada tahun 1860an di wilayah sumatera dan
kalimantan
• Penyebaran :
- Luas gambut di Indonesia sekitar 18.480 ribu hektar, tersebar pada
pulau-pulau besar Kalimantan, Sumatera, Papua serta beberapa pulau
Kecil
• Tanah gambut atau tanah Organosol atau tanah organik mempunyai
ciri dan sifat:
 horizon tidak terjadi deferensiasi secara jelas,
 ketebalan lebih dari 0.5 m,
 warna coklat hingga kehitaman,
 tekstur debu lempung,
 tidak berstruktur,
 konsistensi tidak lekat-agak lekat,
 kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan
lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir,
 umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0)
 kandungan unsur hara rendah
Pada saat ini, lahan gambut telah dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan pembangunan.

Pemanfaatannya banyak dilakukan tanpa mempertimbangkan sifat


dan karakteristik ekosistem gambut, sehingga menimbulkan kerusakan
lingkungan. Menyusutnya luasan lahan gambut akan memberikan
dampak sosial,ekonomi dan kesehatan bagi penduduk Indonesia.
Sebagai contoh, kebakaran hutan yang terjadi di lahan gambut tidak
saja menimbulkan kerugian secara ekonomi akan tetapi juga telah
menyebabkan ratusan ribu penduduk mengalami gangguan kesehatan
pernapasan yang memerlukan penanganan yang seksama.

Susutnya luasan lahan gambut atau berbagai kerusakan yang dialami


juga akan menyebabkan berkurangnya fungsi penting mereka sebagai
pemasok air, pengendali banjir serta pencegah intrusi air laut ke
daratan.
Jika tak dilakukan langkah antisipasi pencegahan serta
penanganan kerusakan dan hilangnya lahan gambut
tersebut, maka bahaya dan kerugian yang ditimbulkan
kemudian tidak hanya menerpa penduduk Indonesia saja,
akan tetapi juga akan menimbulkan implikasi lingkungan
dan sosial yang berskala regional bahkan global.
Jika karbon yang terkandung dalam gambut kemudian
dilepaskan maka akan secara siginifikan menambah kadar
karbon di atmosfir.
Tidak hanya berdampak secara langsung untuk manusia,
kerusakan lahan gambut juga akan berakibat langsung
terhadap kehidupan keanekaragaman hayati di dalamnya,
termasuk jenis-jenis penting, seperti sekitar 300 jenis ikan
serta lebih dari 2.500 jenis tumbuhan (sekitar 20%
diantaranya diketahui sebagai tanaman obat).
Banyak di antara jenis-jenis tersebut yang diketahui sangat
tergantung kepada dan hanya ditemukan di lahan gambut.
 Untuk mencegah kerusakan ekositem gambut
yang berkepanjangan, maka perlu dikembangkan
konsep manajemen gambut dengan menyusun
data dan informasi berupa arah kebijakan atau
pedoman dan penetapan kesatuan hidrologis
gambut sebagai acuan dalam inventarisasi
karakteristik ekosistem gambut.
No Kabupaten/Kota Luas (Ha) Luas (%)
1 Nunukan 146.604,59 58,35
2 Malinau 2.794,46 1,11
3 Tanah Tidung 100.600,97 40,04
4 Bulungan 1.259,20 0,50
5 Tarakan - -
Jumlah 251.259,22 100,00
Sumber : Analisis Peta RePPProT, 2015.
EKOSISTEM GAMBUT
PEMBENTUKAN GAMBUT

• Terbentuknya gambut pada umumnya terjadi dibawah


kondisi dimana tanaman yang telah mati tergenang air
secara terus menerus, misalnya pada cekungan atau
depresi, danau atau daerah pantai yang selalu
tergenang dan produksi bahan organik yang melimpah
dari vegetasi hutan mangrove atau hutan payau.
• Tanah gambut apabila memenuhi salah satu
persyaratan):
1. Apabila dalam keadaan jenuh air mempunyai
kandungan C –organik paling sedikit 18% jika kandung
liatnya >60 % atau mempunyai kandungan C-organik
2% jika tidak mempunyai liat (O %) atau mempunyai
kandungan C–organik lebih dari 12% + % liat x 0,1 jika
kandungan liatnya antara 0-60 %
2. Apabila tidak jenuh air mempunyai kandungan C-
organik minimal 2O %.
Gambar 1. Fisiografi lahan gambut dalam http://www.indo-peat.net
18 Mei 2009
•Pembagian Lahan Gambut
Berdasar tingkat kesuburan alami :
1. Eutrofik
2. Oligotrofik
3. Mesotrofik
Berdasarkan kandungan BO gambut dibedakan:
-Folists,
- Fibreists,
- Hemists,
- Saprists.
Berdasarkan kedalaman dibadi 4 tife :
1. Dangkal (50-100 m) 3. Dalam (200-300 m)
2. Agak dalam (100-200 m) 4. Sangat dalam (>300 m)
Berdasar lingk. tumbuh dan pengendapan gambut :
1. Gambut ombrogenous
2. Gambut topogenous
3. Pegunungan
Permasalahan Lahan Gambut
Yang harus diperhatikan adalah dinamika sifat-sifat
fisika dan kimia tanah gambut, antara lain :
(1) dinamika sifat kemasaman tanah yang dikaitkan
dengan pengendalian asam-asam organik meracun,
dan
(2) dinamika kesuburan tanah sehubungan dengan
ketersediaan unsur hara makro dan mikro yang
dibutuhkan tanaman yang diusahakan
(3) kebakaran lahan gambut dan
(4) pengaturan tata air pada lahan gambut sesuai
kebutuhan tanaman.
UPAYA PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT KALIMANTAN
UPAYA PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT KALIMANTAN
Verifikasi dan inventarisasi lapangan berpedoman pada :
Pedoman Tata cara pelaksanaan inventarisasi karakteristik
ekosistem gambut seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter verifikasi kondisi Lahan Ekosistem Gambut

Jenis Informasi
Lokasi titik atau koordinat
2
Elevasi lahan
3
Air tanah, genangan, atau banjir
4
Tutupan lahan, penggunaan lahan, dan kondisinya
5
Keberadaan flora dan fauna yang dilindungi
6
Kondisi drainase alami dan buatan
7
Kualitas air
8
Tipe luapan
9
Ketebalan gambut
10
Karakteristik substratum dibawah lapisan gambut
11
Proporsi berat bahan gambut
12
Perkembangan kondisi atau tingkat kerusakan lahan gambut
13
Karakteristik tanah dan kedalaman lapisan pirit
“SELAMAT BELAJAR”

Anda mungkin juga menyukai