Anda di halaman 1dari 15

Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102

Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198


DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

NILAI-NILAI DALAM MITOS SUKU KAILI DI KOTA PALU

(VALUES IN THE MYTH KAILI TRIBE IN THE CITY OF PALU)


I Ketut Suparta
STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
email: supartaketut74@gmail.com

ABSTRAK
Kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang diterapkan pada
perguruan tinggi disamping penerapan perbaikan akhlak atau etika, juga pentingnya penerapan
kearifan lokal. Mitologi sebagai kearifan lokal dipahami masyarakat sebagai sesuatu yang
terlarang untuk diyakini karena bertentangan dengan agama padahal banyak nilai-nilai
moralitas yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mitos-mitos
dan nilai-nilai yang terkandung dalam mitos Suku Kaili di Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode pengambilan data dilakukan dengan
teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan penelusuran kepustakaan. Penentuan informan
dengan teknik Snow Ball Sampling. Analisis datanya dilakukan dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif, kesimpulan dapat diambil setelah proses analisis deskriptif kualitatif dilakukan dan
dilengkapi dengan argumentasi. Berdasarkan penelitian maka Mitos–mitos Suku Kaili di Kota
Palu meliputi: 1) Falsafah hidup, 2) Adat istiadat, 3) Ritual adat, 4) Kesenian, 5) Tumbuhan dan
Hewan, 6) Mahluk gaib, 7) Perikehidupan. Nilai-nilai yang terkadung dalam mitos-mitos Suku
Kaili di Kota Palu meliputi: 1) Nilai etika seperti nilai kebersamaan, kekeluargaan dan gotong
royong, nilai kemanusiaan, nilai Ke-Tuhanan, nilai ekonomi dan kesehatan, nilai semangat
kepahlawanan, nilai disiplin hidup. 2) Nilai estetis seperti nilai keindahan dalam nyanyian dan
tarian, nilai kekontrasan dalam upacara, dan nilai keseimbangan.

Kata kunci: Nilai-nilai, Mitos, Suku Kaili

ABSTRACT
The Indonesian National Qualifications Framework curriculum applied to tertiary
institutions in addition to the application of moral or ethical improvement, is also the importance of
the application of local wisdom. Mythology as local wisdom is understood by some people,
something that is forbidden to believe because it is contrary to religion even though many moral
values are contained in myths. This study aims to find out the myths and values contained in the
Kaili Tribe in Palu City. This research was conducted using a qualitative approach and secondary
and primary data collection methods carried out by observation, interview, documentation and
literature search techniques. To get the informant determined by Snow Ball Sampling technique.
Data analysis was performed using qualitative descriptive analysis techniques, conclusions can
be drawn after the process of qualitative descriptive analysis is carried out and then supplemented
with several arguments. Based on the research, the results obtained that the myths of the Kaili
tribe in Palu City include: 1) Philosophy of life, 2) Customs, 3) Customary rituals, 4) Arts, 5) Plants
and Animals, 6) Magical creatures, 7) lifeness. The values contained in the myths of the Kaili Tribe
in Palu City include: 1) Ethical values such as the value of togetherness, family and mutual
cooperation, humanitarian values, Divine values, economic values and health, values of heroism,
values of life discipline. 2) Aesthetic values such as the value of beauty in singing and dancing, the
value of contrast in ceremonies, and the value of balance.

Keywords: Values, Myth, Kaili Tribe

95
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

1. PENDAHULUAN Mitologi dalam ajaran Agama


Kerangka Kualifikasi Nasional Hindu merupakan bagian dari
Indonesia (KKNI) yang diterapkan Purana, bagian yang sangat penting
pada perguruan tinggi disamping dalam tahap awal pengenalan nilai-
penerapan perbaikan akhlak atau nilai Tattwa, Etika dan Upacara.
etika, juga pentingnya penerapan Purana merupakan kaca pembesar
kearifan lokal. Setiap kurikulum dalam memahami isi Weda, dengan
yang berbasis KKNI diwajibkan Purana bagian-bagian dari Weda
mengandung muatan lokal. Salah dijelaskan secara lebih rinci
satu bagian dari kearifan lokal sehingga masyarakat dapat
adalah penguasaan pengetahuan memahami lebih mendalam makna
melalui pengembangan budaya dari bagian-bagian dalam Mantra
lokal. Salah satu bentuk budaya Weda (Titib,2003).
lokal adalah cerita rakyat atau
Sulawesi Tengah umumnya
Mitologi yang dimiliki oleh suku-
dan masyarakat Kaili Khususnya
suku bangsa.
memiliki kearifan lokal, salahstunya
Mitologi pada umumnya
ungkapan-ungkapan, pantangan
menguraikan suatu cerita rakyat
atau pemali dan upacara adat
pada suatu daerah yang dapat
diyakini dan memiliki nilai lainnya. Ungkapan-ungkapan
berlatar dari bahasa yang
kebenaran serta nilai-nilai moralitas.
mengandung makna dan
Mitologi pada suatu daerah berbeda-
interpretatis simbolik berdasarkan
beda atau bahkan dapat merupakan
interpretasi bagi masyarakat suku
akulturasi dari daerah lain yang
Kaili yang biasanya dikenal dengan
diterapkan di daerah tersebut
mitos. Pemahaman Mitologi Suku
kemudian menjadi bagian dari
Kaili dewasa ini sudah mulai pudar
budaya daerah tersebut. Mitologi
bahkan sebagian Suku Kaili tidak
sering pula dijadikan pedoman
paham tentang Mitologi yang ada
untuk bertindak dalam
dalam kebudayaan yang
melaksanakan upacara-upacara
mengandung nilai-nilai luhur
adat ataupun bertindak dalam
sebagai warisan budaya. Mitologi
kehidupan sehari-hari. Mitologi yang
pada Suku Kaili juga sebagian telah
diyakini, jika dilaksanakan dapat
menimbulkan persepsi dan
mendatangkan kebahagian hidup
pemahaman yang berbeda dari
dan jika melanggar dapat
menimbulkan kesengsaraan hidup sebagian masyarakat karena
pemahaman tidak diperoleh secara
(Gunada,2012). Secara filsafat mitos
jelas dari narasumber yang
dikaitkan dengan manusia pada
berwenang. Mitologi dipahami oleh
dasarnya menciptakan ilusi-ilusi
sebagian masyarakat sebagai bagian
bagi dirinya bahwa segala sesuatu
dari hal yang terlarang untuk
tersebut sebenarnya logis atau
diyakini karena bertentangan
masuk akal (Ahimsa Putra, 2009).
dengan agama padahal banyak nilai-
Secara filosofis mitos adalah
nilai moralitas yang terkandung
semacam tirai nalar yang sadar
dalam Mitologi. Berdasarkan fakta
maupun tidak sadar menentukan
inilah peneliti merasa tertarik untuk
cara pandang manusia dalam
mengangkat penelitian tentang Nilai-
memahami dan menafsirkan
kehidupannya sendiri (Lubis, 2011).

96
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Nilai Dalam Mitos Suku Kaili di Kota leluhur Suku Kaili berjanji bahwa
Palu. anak keturunannya dilarang
memakan daging Ikan Masapi. Jika
Penelitian ini penting untuk ada yang melanggar mitos itu, badan
memberikan gambaran tentang orang yang mengonsumsi Ikan
mitos-mitos Suku Kaili di Kota Palu, Masapi akan melepuh. Ternyata di
sebagaimana usaha setiap pihak balik mitos itu ada pesan lain yang
dalam keikutsertaanya berperan lebih mendalam. Suku Kaili
serta mengembangkan nilai-nilai membenci keserakahan. Secara
kearifan lokal. Penelitian ini juga lebih eksplisit, kearifan lokal serupa
penting untuk memberikan terdapat dalam tradisi berupa
wawasan tentang pemahaman pantangan, tabu, atau larangan
Mitologi Suku Kaili sehingga dapat menangkap ikan pada masa
dijadikan bahan ajar yang berkaitan tertentu. Namanya tradisi “Masa
dengan penerapan kearifan lokal Ombo”. Ada tiga jenis tradisi Masa
dalam pengembangan kurikulum. Ombo, yaitu Ombo Ngiki, Ombo
Suaka, dan Ombo Pemerintah.
2. KAJIAN PUSTAKA Tulisan Ujianto dan Kurniantoro
Penelitian tentang Nilai-nilai menjadi pedoman awal tentang
dalam Mitos Suku Kaili di Kota Palu penelitian ini namun memiliki
merupakan penelitian yang pertama perbedaan, dimana dalam penelitian
dilakukan di Kota Palu, sehingga ini lebih cendrung menganalisis
pustaka hasil penelitian tentang sebuah mitos dan nilai –nilai dalam
mitos-mitos pada Suku Kaili di Kota mitos Suku Kaili dengan pendekatan
Palu sampai saat ini belum ada. teori Interaksionisme Simbolik dan
Kajian pustaka yang dapat peneliti Teori Nilai, pengelompokan mitos
jadikan acuan dalam penelitian yang ada berdasarkan pendekatan
berupa skripsi, buku, majalah dan purana.
artikel dalam format elektronik
(Bungin,2001). Demikian kajian 3.METODOLOGI
pustaka peneliti gunakan ditambah Penelitian ini merupakan
dengan sumber-sumber lain penelitian kualitatif, karena hasil-
(Subagio,1999) yang ada kaitannya hasil temuannya tidak diperoleh
dengan mitos-mitos Suku Kaili di melalui prosedur statistik atau
Kota Palu. hitungan lainnya. Penelitian
Ujianto dan Kurniantoro Kualitatif lebih banyak
(2018) dalam tulisannya “makna membutuhkan jenis data yang
siluman belut berkuping bagi Suku berbentuk rangkaian kata-kata
Kaili di Sulawesi Tengah” bukan angka-angka (Danim,2002).
menguraikan bahwa Ikan Masapi Lokasi penelitian di Kota Palu,
tergolong keluarga Ikan Sidat karena masyarakat Suku Kaili di
(Anguilla marmorata). Suku Kaili Kota Palu merupakan suku asli
meyakini bahwa ikan jenis itu penduduk Kota Palu yang dibatasi
adalah perwujudan ikan siluman. lebih dominan pada kelurahan Lere.
Siluman masapi diyakini oleh Suku Hal ini dilakukan karena STAH
Kaili pernah berjasa menolong Dharma Sentana Sulawesi Tengah
seseorang dari kejaran orang jahat juga terletak di Kota Palu secara
yang akan membunuhnya. Sejak itu, ekstrinsik bahwa keberadaan STAH

97
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Dharma Sentana sebagai perguruan wujud nyata ditemukannya


tinggi di Kota Palu wajib beberapa bukti peninggalan
mengembangkan Kurikulum bersejarah berupa Kalamba,
berbasis KKNI yang memuat kearifan Lumpang Batu, pemukiman tua
lokal. Salah satu bentuk kearifan yang masih utuh serta beberapa
lokal adalah pemahaman tentang mitos suku Kaili di Kota Palu.
ceritra-ceritra rakyat Suku Kaili Peninggalan masyarakat Suku Kaili
sebagaimana wujud peran serta lebih berupa benda-benda
pengembangan nilai-nilai Tata dibandingkan peninggalan berupa
Susila berbasis adat istiadat sastra-sastra tertulis (wawancara
(Dresta). Palinge, 2019). Peninggalan
Metode pengambilan data kebudayaan dalam bentuk lontar-
Penelitian dilakukan dengan teknik lontar tertulis memudahkan dalam
observasi, wawancara, dokumentasi penelitian yang lebih mendalam
(Philipus dan Aini, 2004).
dan penelusuran kepustakaan
Peninggalan Kebudayaan Suku Kaili
(Ratna,2005), demikianlah metode berupa cerita-cerita masih
pengambilan data dalam penelitian disampaikan secara lisan turun
ini. Penentuan informan ditentukan temurun kepada generasi
secara teknik Purposive dan Snow penerusnya.
Ball Sampling (Arikunto, 2009). Suku Kaili di Kota Palu terbagi
Penentuan informan dalam menjadi Lima wilayah Keadatan
(Saifudin, 2017) yang meliputi : 1)
penelitian ini dengan teknik Snow
Komunitas Topo Ledo,
Ball Sampling. Analisis data penyebarannya meliputi kelurahan
Kualitatif dilakukan dengan teknik Petobo, Kelurahan Birobuli Utara,
analisis deskriptif kualitatif, Birobuli Selatan, Tatura Utara,
kesimpulan dapat diambil setelah Tatura Selatan, Nunu, Tatanga,
proses analisis deskriptif kualitatif Tavanjuka, Pengawu, Palupi, Lolu
dilakukan dan kemudian dilengkapi Utara, Lolu Selatan, Karampe,
Besusu, Kabonena, Tipo, Boyaoge,
dengan beberapa penjelasan
Balaroa, Donggala Kodi, Ujuna,
termasuk argumentasi (Bungin, Kampung Lere, Silae, Kamonji dan
2003), demikianlah analisis data Siranindi. 2) Komunitas Topo Rai,
yang digunakan. penyebarannya meliputi Kecamatan
Tawaili, Kecamatan Palu Utara yakni
4.HASIL PEMBAHASAN dikelurahan Lambara, Baiya,
Secara historis, penduduk asli Mpanau, Mamboro, Mamboro Barat,
Kota Palu berasal dari lereng-lereng Layana dan Taipa. 3) Komunitas
pegunungan sebelah barat dan Topo Tara, Penyebarannya meliputi
Timur Kota Palu, termasuk etnis To wilayah Kelurahan Talise,
Pakava yang memiliki ciri sama Tanamodindi, Lasoani, Poboya,
dengan rumpun bangsa Negroid Kawatuna, dan Layana. 4)
(Saifudin, 2017). Akibat berbagai Komunitas Topo Unde, penyebaran
migrasi bangsa-bangsa pendatang pada wilayah Kecamatan Ulujadi
ke Palu, terjadilah proses akulturasi yaitu meliputi kelurahan
yang berlangsung turun temurun Watusampu dan Buluri. 5)
(Horton dan Hunt, 1992). Sebagai Komunitas Topo Doi, penyebarannya

98
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

pada wilayah kecamatan Tawaili dan diwariskan secara turun-temurun


Kecamatan Palu Utara yakni dan memiliki nilai-nilai luhur yang
dikelurahan Pantoloan, kelurahan dijadikan pedoman hidup bagi
Kayu Malue Ngapa dan Kayu Malue
generasi penerus suku tersebut.
Pajeko. Masing-masing keadatan
tersebut memiliki pola kebudayaan Sebagimana Suku Kaili di Kota Palu
dalam adat istiadat sedikit berbeda juga memiliki falsafah hidup yang
namun pada prinsipnya menjunjung diwariskan turun temurun dan
tinggi kaidah-kaidah Tonda Talusi, diyakini sebagai sebuah jalan
(Wawancara Parampasi,2019). kebenaran dalam menjalani
Mitos –mitos Suku Kaili di kehidupan. Falsafah hidup tersebut
Kota Palu yang merupakan bagian
sebagai berikut:
dari budaya masyarakat Kaili juga
terpetakan berdasarkan komunitas 1.1 Falsafah Hidup Nosarara
keadatan yang ada. Mitos-mitos
Nosabatutu
tersebut dapat dikelompokan
berdasarkan kaidah-kaidah Falsafah hidup Suku Kaili di
keilmuan yang diajarkan pada Kota Palu yang paling menonjol
manusia. Sebagaimana halnya adalah bagaimana setiap
dengan Purana, mitos sebagai bagian masyarakat Suku Kaili diajarkan
dari Purana mengajarkan beberapa tentang hidup yang mengutamakan
ilmu yaitu upacara agama, filsafat persaudaraan. Nosarara Nosabatutu
hidup, lagu, tari-tarian, drama,
sebagai sekeluarga dan sepundi-
lukisan, pemerintahan, hak rakyat,
adat istiadat masyarakat, kesehatan pundi, Nosarara dalam makna
orang-orang, perihal hewan dan konotatif sebagai adanya hubungan
tumbuhan, mahluk gaib dan atau ikatan darah atau karena
sebagainya (Titib,1996). Suku Kaili hubungan perkawinan dalam suatu
di Kota Palu masih menyimpan komunitas To Kaili, Nosabatutu
pesan-pesan atau ungkapan-
diartikan sebagai satu keluarga atau
ungkapan yang bersumber dari
leluhur dalam bentuk ungkapan- komunitas.
ungkapan, berisi larangan atau 1.2 Falsafah Hidup Masintuvu
pantangan untuk melakukan Kita Maroso Morambanga
sesuatu baik komunitas petani Kita Marisi
menetap dan tidak menetap, Falsafah hidup Masintuvu Kita
nelayan, maupun masyarakat Maroso Morambanga Kita Marisi
pesisir. Jika pesan-pesan tersebut
memberikan kekuatan bagi Suku
dilanggar, maka akan berakibat
kehidupan yang tidak harmonis. Kaili untuk senantiasa bersama
Adapun ungkapan-ungkapan membangun daerah melalui
tersebut sebagai berikut: kerukunan hidup. Masintuvu Kita
Maroso Morambanga Kita Marisi juga
A. Mitos-Mitos Suku Kaili di Kota mengandung arti bersama kita kuat,
Palu bersama kita kokoh.
1. Mitos Falsafah Hidup
Falsafah hidup yang dimiliki
oleh suku-suku yang ada didunia

99
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

1.3 Falsapah Mewujudkan 3. Mitos Ritual Adat Suku Kaili


Kemakmuran Rakyat Ritual adat Suku Kaili dahulu
Dalam mewujudkan dilaksanakan sebagai bagian dari
budaya, namun belakangan mulai
kemakmuran masyarakat ada Tujuh
berkurang dilaksanakan seiring
peribahasa yaitu Mabosu tai (cukup dengan perkembangan zaman.
pangan), Manapa (cukup sandang), Sebagian tetap melaksanakan dan
Maulu balengga (mempunyai sebagaian tidak melaksanakan, hal
rumah), Makaa Buku (berbadan inilah yang kemudian dapat
sehat), Mapiri mata (tidur nyenyak), menjadikan alasan bahwa ritual
Malino talinga (aman sentosa), dianggap sebagai bagian dari mitos.
Adapun ritual tersebut sebagai
Mareme panggita (terang penglihatan
berikut:
atau rezeki murah). 3.1 Upacara Nolama (Nolengga)
Upacara Nolama adalah
2. Mitos Adat Istiadat Suku Kaili upacara setelah bayi Tujuh bulan
Adat istiadat suku kaili dalam kandungan ibunya. Upacara
adalah kebiasaan-kebiasaan yang Nolama merupakan upacara mirip
dilaksanakan dalam kehidupan juga dengan upacara megedong-
masyarakat Suku Kaili yang gedongan di Bali yang merupakan
diwariskan turun-temurun yang upacara yang dilaksanakan untuk
memiliki nilai-nilai penting dalam bayi masih dalam kandungan.
menjalani kehidupan. Mitos dalam Upacara Nolama merupakan
adat istiadat Suku Kaili sebagai upacara sakral yang dilaksanakan
berikut: secara turun temurun bagi Suku
2.1 Adat Istiadat Nolunu Kaili guna memohon agar bayi dalam
Adat istiadat dalam kandungan dapat sehat dan ibu
mewujudkan kemakmuran ada yang mengandung juga diberikan
dikenal Nolunu dapat diartikan kesehatan demikian juga saat
sebagai organisasi atau kelompok melahirkan, agar sang ibu dan bayi
masyarakat, dalam hal ini Suku Kaili dapat lahir dengan selamat.
sudah sejak zaman dahulu para 3.2 Upacara Nokama
Toaka telah mengajarkan tentang Upacara Nokama adalah
kemakmuran bagi masyarakat upacara setelah ibu melahirkan yang
dengan bekerja bergotong royong dilakukan oleh seorang dukun.
(Penyusun, 1990). Setelah bayi lahir sang dukun
2.2 Adat Sambulu Gana membersihkan bayi dan ibunya,
Sambulu Gana adalah bagian sekaligus memotong tali pusar,
penting dari adat Suku Kaili dalam kemudian dibalut dengan kain
pembuka pembicara saat melakukan kuning (Nibado) kemudian
ritual adat. Sambulu Gana terdiri diletakkan diatas tempat tidur
dari Buah Pinang, Gambir, Sirih, menjulur arah Utara Selatan.
Kapur dan Tembakau. Dalam setiap 3.3 Upacara Nosawiraka
kegiatan ritual adat harus ada Upacara Nosawiraka adalah
Sambulu Gana, tanpa adanya dulang upacara naik buaian, ketika bayi
pembuka pembicaraan dalam ritual telah berumur Empat Belas hari
adat suatu ritual adat tidak akan (Umuru Ruampat Pitu). Upacara
dilanjutkan atau dijalankan. Nosawiraka, merupakan upacara

100
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

sakral untuk bayi memulai rumah dan bertanggung jawab terhadap


barunya namun dewasa ini tidak kehidupan (Penyusun, 1990).
semua Suku Kaili melakukan, 3.7 Upacara Perkawinan
karena sebagian belum memahami Upacara perkawinan terdiri
makna dari upacara tersebut dari beberapa rangkaian upacara
(Palingge, 2019). yaitu: Meduta (meminang), Nanggeni
3.4 Upacara Nosalama Patapulu Kabotu (menghantar hasil
Merupakan upacara bagi keputusan), Nokolontigi (daun
Suku Kaili dilaksanakan ketika bayi Pacar), Nogigi (cukur rambut), Noboti
telah berumur Empat Puluh Hari. (menjadi raja sehari), Nandiu ri
upacara Nosalama Patapulu wamba (upacara mandi di pintu),
merupakan pengenalan awal bagi Nanjayo bo nematua (kunjungan
bayi untuk memahami lingkungan anak mantu ke rumah mertua),
alam sekitar dan memiliki Nombajeje paturua (memasuki
pandangan kepada alam sekitarnya tempat tidur (Wawancara
lebih jelas (Penyusun, 1990). Parampasi,2019). Penyusun (2019)
3.5 Upacara Nompoa Bulua juga lebih jauh menguraikan bahwa
(Gunting Rambut) ada jenis perkawinan yang luar biasa
Upacara Nompoa Bulua yakni 1) Nonika Soro yaitu
merupakan upacara selamatan perkawinan gantung yang masih
ketika bayi berumur Tiga sampai diikuti banyak tunggakan adat
Enam Bulan, sebagai upacara sebagai kelanjutannya diakibatkan
gunting rambut pertama kalinya oleh perkawinan mendadak karena
sekaligus memberi nama. Ketika tugas mendadak yang diemban oleh
bayi berumur Tiga sampai Enam pihak laki-laki maupun perempuan,
Bulan dilaksanakan upacara 2) Nantaewu Ea yakni perkawinan
Nompoa Bulua (gunting rambut karena pihak pria melarikan diri dari
pertama dan memberi nama) yang perkawinan yang disebabkan oleh
diikut sertakan dengan pria merasa malu karena derajad
pengurbanan hewan guna menolak perempuan lebih tinggi atau pihak
bala, ibu dan bayi diberikan pakaian keluarga perempuan malu menerima
yang indah (Penyusun, 1990). calon menantun prianya, 3) Boti
3.6 Upacara Nokeso/Noloso langgae nanau nte labe yakni
Upacara Nokeso/Noloso perkawinan karena pria tidak setuju
merupakan upacara untuk putra – menikahi perempuan namun pihak
putri mulai dewasa yang umurnya perempuan menjebak pria tersebut
berkisar Dua Belas Tahun yang sehingga dikenai sanksi harus
kemudian mendapat gelar Toniasa menikahi perempuan tersebut
atau Tona Ni Paka Asa (Wawancara kemudian diakhir acara pria
Parampasi,2019). selesai upacara tersebut langsung kerumah
Nokeso dilangsungkan upacara meninggalkan pengantin bersama-
Noloso yakni putra-putri yang sudah sama tamu undangan.
Toniasa diperkenalkan dalam satu 3.8 Upacara Kematian
resepsi adat dengan menggunakan Upacara kematian Magau
pakaian adat lengkap. Pakaian adat (raja) yang harus diumumkan
lengkap yang melambangkan bahwa kepada masyarakat dengan cara
putra-putri tersebut telah dewasa Tinti Gambara (membunyikan
tambur tanda adanya seorang

101
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Magau yang wafat (Wawancara 4.2 Nyanyian dan Tarian Raego


Parampasi,2019). upacara kematian Nerengge Nte Enjena
selama empat puluh hari menunggu Nyanyian dan tarian Raego
diisi dengan acara nyanyian Nerengge Nte Enjena merupakan
Walintumangi (ceritra atau riwyat nyanyian dantarian yang digemari
kebaikan raja), pertandingan Waino oleh kaum muda-mudi karena
(cerdas tangkas tentang percintaan suasana yang ditampilkan dalam
kearah perkawinan menuju rumah keadaan gembira, pengungkapan
tangga abadi) dan Nijalili (teka-teki) rasa cinta dan memohon kepada
(Penyusun, 2019). orang tuanya untuk tidak
3.9 Upacara Balia (Penyembuhan mengabaikan dan kedua pemuda
Orang Sakit) pemudi siap menjalani hidup rumah
Upacara Balia adalah tangga yang abadi (Wawancara
merupakan upacara penyembuhan Parampasi,2019). Kesenian Raego
orang sakit yang dilakukan oleh Nerengge Nte Enjena merupakan
seorang dukun (Balia) yang nyanyian Raego yang dibarengi
menggunakan ritual atau upacara dengan tarian Enjena. Disamping itu
adat, dimana diawali dengan ada Raego khusus untuk
penentuan hari baik oleh dinyanyikan saat pemetikan padi
seorang Balia (wawancara Palingge, yaitu Raego mempaupu bonde (Satu
2019). Raego yang hanya dapat ditampilkan
dimusim pemetikan padi yang
4. Mitos Kesenian Suku Kaili berhasil baik. Juga terdapat Raego
Kesenian Suku Kaili juga Pompaupu Batara atau Raego Taro
mengandung banyak mitos. Mitos- Pogaa (perpisahan dengan
mitos tersebut termuat dalam lagu, kedukaan) yakni ditampilkan pada
alat musik, music dan tarian yang saat penutupan kedukaan raja-raja
jika dilagukan akan mendatangkan (Penyusun,1990).
kebaikan dan juga dapat 4.3 Nyanyian Noduluwa
endatangkan malapetaka. Kesenian Noduluwa merupakan sajak
tersebut meliputi: yang dinyanyikan pada saat
4.1 Nyanyian dan Tarian Rano Nte pelaksanaan perundingan untuk
Enjena meredakan peperangan (Wawancara
Nyanyian dan tarian Rano Nte Parampasi,2019). lagu Noduluwa
Enjina merupakan nyanyian berupa sajak, dimana para ahli
bersama oleh pria dan wanita hukum memberikan pengarahan
menyampaikan isi hati nurani rakyat atau nasehat dalam keacauan
yang disampaikan kepada Magau bahkan dalam peperangan
dan para pejabat negeri. kesenian (Penyusun, 1990).
Rano Nte Enjina merupakan 4.4 Nyanyian untuk Prajurit
kesenian yang erat hubungannya (Nondolu)
dengan pelantikan Magau untuk Nondolu adalah nyanyian yang
mencapai Todea Matuwu Masikapo dinyanyikan oleh para ahli perang
Bo Masagena No Poko Sampapitu untuk memberikan semangat juang
(rakyat hidup makmur dan sentosa kepada para prajurit sehingga
memiliki tujuan pokok) (Penyusun, pantang mundur (Todopuli)
1990). (Wawancara Parampasi,2019).
zaman dahulu kekuatan nyanyian

102
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Nondolu dapat memberikan sugesti mencium uang tersebut dan


mental guna mempertinggi daya kemudian memberikan
tempur prajurit ketika berangkat penghormatan kepada suami
berperang. Nondolu juga (Penyusun, 1990).
memberikan kekuatan agar prajurit 4.7 Nyanyian Mengobati Orang
mengetahui nilai kematiannya Sakit (Nobali Ore)
untuk bangsa dan Negara Nobali ore (Baliore) nyanyian
(Penyusun, 1990). untuk orang sakit yang dinyanyikan
4.5 Nyanyian Nasehat untuk bersama oleh laki-laki dan
Muda mudi (Nosede) perempuan mengikuti Balia,
Nyanyian Nosede merupak sehingga yang sakit dapat tidur
nyanyian yang diciptkan oleh para nyenyak karena mendengar lagu
ahli sejarah hidup orang-orang besar yang merdu akhirnya menjadi
dan termasyur untuk dijadikan sembuh (Wawancara Parampasi,
contoh yang dinyanyikan pada saat 2019).
penutupan upacara Nokeso 4.8 Nyanyian Obat Tidur dan
(Parampasi, 1990). Nosede nyanyian Menenangkan (Nowadi)
dinyanyikan saat Toniasa berdiri di Nyanyian Nowadi untuk
atas kepala kerbau, yang berisi mengobati atau menenangkan orang
tentang kata-kata penting untuk yang lagi berduka atau terkena
menjadi modal hidup bagi Toniasa malapetaka yang dinyanyikan oleh
memasuki masa dewasa dan merasa laki-laki dan perempuan mengikuti
terkutuk apabila mengingkari Balia, saking merdunya sehingga si
(Penyusun,1990). sakit menjadi tidur nyenyak dan
4.6 Nyanyian dan Tarian Pahlawan akhirnya bisa sembuh
Rumah Tangga (Pajoge (Penyusun,1990).
Bujangkano) 4.9 Nyanyian Perpisahan yang
Nyanyian dan Tarian Pajoge menyedihkan (Kambero)
Bujangkano menjadi hiburan dalam Kambero merupakan nyanyian
upacara perkawinan raja-raja dan perpisahan yang menyedihkan yang
upacara adat tahunan atau dalam dinyanyikan saat saudara atau ada
rangka menerima tamu agung dari seseorang yang akan merantau atau
negeri tetangga (Parampasi, 2019). saat seseorang menjelang ajalnya
tari Pajoge Bujangkano (wawancara Parampasi, 2019).
mengemukakan isi dan maksud Kambero merupakan nyanyian
gerakan pahlawan rumah tangga perpisahan yang menyedihkan yang
yang baik dan patut dicontoh. biasanya dinyanyikan pada dua
Mengungkapkan hubungan suami keadaan yaitu 1) saat perpisahan
istri yang penuh rasa kasih satu dari kalangan keluarga besar,
sama lain dan saling menghormati. karena sesuatu kejadian tidak dapat
Untuk menuju bahagia harus dielakkan sehingga harus merantau
dimulai dengan sabar dan tabah ke tanah jauh. 2) perpisahan yang
mengatasi segala kesulitan dan dinyanyikan oleh Balia, ketika roh
rintangan. Diakhiri dengan pihak yang menjadi kawan dalam
pria memperlihatkan pemberian mengobati hendak meninggalkan
nafkah dalam jumlah yang kecil tubuh kasarnya, dalam keyakinan
tetapi istri menerima dengan penuh bahwa tanpa roh tersebut Balia
syukur dan gembira sambil bukanlah apa-apa, setelah

103
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

pengobatan selesai dengan baik Palu (Wawancara Palingge, 2019).


maka roh meminta diri dari Balia, Kelor sebagai tanaman yang baik
disinilah dinyanyikan kambero yang untuk sayuran, jika dikencingi
penuh dengan kesedihan dimana bagian tanaman ini dapat
pendengarnya turut menangis menyebabkan rasa sakit pada
(Penyusun,1990). kemaluan orang tersebut, karena itu
4.10 Nyanyian Walintumangi dan dilarang untuk buang air kecil di
Nodondi pohon kelor bahkan pohon kelor
Nyanyian Walintumangi dilarang untuk dibakar (Wawancara
merupakan nyanyian sedih tetapi Ishak, 2019).
isinya sangat penting. Berisi tentang 5.2 Siranindi Tumbuhan Obat Si
riwayat Magau/Madika yang baik Tawar Dingin
untuk dicontoh. Nyanyian ini Tumbuhan Cocor bebek atau
dinyanyikan oleh wanita (Pandeleke) bahasa latin dikenal dengan
yang menunggu Lumu jenazah Bryophyllum Pinnatum bagi Suku
selama Empat Puluh hari untuk Kaili dikenal dengan nama Siranindi
dimakamkan. Nyanyian Dondi atau Si Tawar Dingin. Tumbuhan ini
dinyanyikan di upacara penutupan diyakini sebagai tumbuhan yang
kedukaan isinya semata-mata digunakan untuk mengobati anak-
merupakan sugesti mengembalikan anak yang mengalami panas badan,
perasaan pihak berduka untuk dengan cara menempelkan daun
menjadi tenang seperti sedia kala. tersebut pada bagian kepala maka
Para pendengar diarahkan seluruh panas badan akan segera turun
perasaannya bahwa kematian (Wawancara Palinge,2019).
merupakan kepastian bagi manusia 5.3 Kariango Sebagai Tumbuhan
dalam menjalani kehidupan Penolak Bala (Energi Negatif)
(Penyusun,1990). Tumbuhan Kariango dalam
bahasa latin Acorus Calamus
5. Mitos Tumbuhan dan Hewan merupakan tumbuhan yang dapat
Suci dalam Suku Kaili digunakan sebagai penolak bala
Tumbuhan dan hewan bagi atau energi negatif bagi ibu hamil
berbagai suku juga dijadikan mitos, dan anak-anak yang dapat
dimana tumbuhan dan hewan menyebabkan orang sakit
disucikan oleh barbagai suku di (Wawancara Palinge, 2019).
dunia sebagaimana Suku Kaili di 5.4 Kerbau sebagai Mahluk Suci
Kota Palu. Tumbuhan dan Hewan Kerbau merupakan jenis hewan yang
tersebut sebagai berikut: dianggap suci bagi Suku Kaili.
5.1 Kelor Sebagai Tumbuhan Kerbau digunakan dalam berbagai
Sakral ritual, juga menjadi simbol seorang
Kelor adalah tumbuhan yang Maragau/Madika (Wawancara
baik untuk obat dan sayur-sayuran. Palingge,2019). Peradilan adat Suku
Hampir semua bagian tumbuhan ini Kaili besar kecilnya denda adat
dapat digunakan untuk sayur (Nigiwu) dan tingkatan ringan atau
seperti daun, bunga, dan buah yang berat (Nisompo) kesemuanya
masih muda. Bahkan jika sayuran berbentuk mahluk bernyawa seperti
daunnya dicampur dengan santan kerbau, kambing karena merupakan
kelapa maka seseorang yang tetesan darah untuk mengembalikan
memakannya akan menetap di Kota kehormatan atau harga diri

104
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

seseorang atau keamanan negara dapat menyebabkan mulut menjadi


dan bangsa (Penyusun,1990). bengkok (Wawancara Ishak, 2019).
7.2 Dilarang Duduk di Pintu Saat
6. Mitos Mahluk Gaib Bagi Suku Menjelang Petang
Kaili Larangan yang ada dalam
Mahluk gaib merupakan Suku Kaili yakni larangan untuk
mahluk abstrak yang diyakini duduk di pintu masuk saat
keberadaannya dan dapat menjelang petang hari, jika duduk
mempengaruhi keadaan bagi Suku ditempat tersebut dimakan oleh
Kaili. Mahluk gaib tersebut sebagai Parakan (Wawancara Palinge,2019).
berikut:
6.1 Mahluk Gaib Kalumba 7.3 Jika Berangkat Dari Rumah
Kalumba menurut tradisi Agar Dilihat Ujung Hidung atau
Suku Kaili adalah merupakan Kening Antara Dua Alis Jika
mahluk gaib yang ditemukan pada Kelihatan Perjalanan Dapat
malam hari. Mahluk ini diyakini Dilanjutkan.
muncul ketika ada orang yang Dalam perikehidupan Suku
membuang ampas kelapa pada Kaili diajarkan bahwa jika seseorang
malam hari (Wawancara Ishak, keluar dari rumah dianjurkan
2019). Kalumba merupakan hewan melihat ujung hidung dan jika
dapat dikendalikan oleh Balia, Kalumba terlihat maka perjalanan dapat
berjalan mundur tidak seperti binatang dilanjutkan, jika tidak kelihatan
lainnya yang berjalan maju. hendaknya perjalanan dibatalkan
6.2 Pamanurung, Anitu dan (Wawancara Palinge,2019).
Veniwali sebagai Mahluk Gaib 7.4 Menggosokan Tanah Pada
Pamanurung merupakan Lengan Jika Memasuki Daerah
pasukan yang datang dari langit Orang Lain.
yang turun melalui pelangi, Anitu Terdapat perikehidupan dalam
dan Veniwali adalah mahluk para Suku Kaili yakni jika seseorang
dewa yang memiliki kesaktian atau memasuki daerah orang lain diawali
kekuatan setara para dewa dengan menggosokan tanah pada
(Wawancara Palinge, 2019). daerah tersebut ke lengan
(Wawancara Palinge,2019).
7. Mitos Perikehidupan Dalam 7.5 Larangan Membakar Udang
Suku Kaili Udang merupakan jenis
Mitos perikehidupan hewan yang dapat dijadikan menu
merupakan petuah-petuah yang hidangan namun dalam tradisi Suku
disampaikan turun temurun oleh Kaili tidak diperbolehkan untuk
nenek moyang suku kaili yang jika membakar udang (Wawancara
dilaksanakan dapat mendatangkan Ishak,2019).
kebaikan. Perikehidupan tersebut Memperhatikan hasil
sebagai berikut: penelitian tentang mitos Suku Kaili
7.1 Tidak Boleh Membuang Ludah dari informan jika dikaji
dari Jendela berdasarkan teori Interaksionisme
Larangan dalam Simbolis (Blumer dalam Wirawan,
perikehidupan Suku Kaili yakni 2012:113), dengan premis bahwa
dilarang membuang ludah lewat interaksionisme simbolis dapat
jendela, jika melakukan hal tersebut dilakukan dengan menggunakan

105
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

bahasa sebagai satu-satunya simbol B. Nilai-Nilai Yang Terkandung


yang terpenting, selain itu dapat Dalam Mitos Suku Kaili
dilakukan dengan isyarat-isyarat Gazalba (2002), menjelaskan
dan Simbol bukan merupakan fakta- bahwa berdasarkan jenis nilai
fakta yang sudah jadi, simbol berada (Aksiologi) sebagai cabang filsafat
pada proses yang kontinu. Hal ini dibedakan menjadi dua yaitu: 1)
menunjukan bahwa mitos Suku Etika yang merupakan filsafat
Kaili seperti Falsapah hidup, tentang prilaku manusia, 2) Estetika
Upacara, Kesenian, Tumbuhan dan yang merupakan nilai-nilai yang
Hewan, Mahluk Gaib serta berkaitan terhadap kreasi seni dan
Perikehidupan menggambarkan pengalaman-pengalaman manusia
bahwa Suku Kaili dengan segenap dengan seni. Berdasarkan kajian
mitosnya melakukan interaksi sosial teori Nilai terhadap mitos Suku Kaili
dengan menggunakan ungkapan- di Kota Palu maka nilai dalam mitos
ungkapan dalam bahasa dan Suku Kaili tersebut sebagai berikut:
sekaligus isyarat-isyarat. Simbol 1. Nilai Etika dalam Mitos Suku
tersebut dalam mitos bukanlah fakta Kaili
yang sudah jadi tetapi Nilai etika yang terkandung
membutuhkan analisis yang dalam mitos Suku Kaili di Kota Palu
mendalam dan membutuhkan meupakan nilai-nilai moralitas yang
proses yang kontinyu untuk berkaitan dengan prilaku hidup yang
memahaminya. Bahkan makna- diwariskan secara turun temurun.
makna dalam mitos Suku Kaili juga Nilai-nilai etika tersebut sebagai
dimodifikasi sesuai dengan berikut:
kebutuhan dan pemaknaan, dan 1.1 Nilai Kebersamaan,
masing masing informan secara Kekeluargaan dan Gotong Royong
individu menafsirkan hal berbeda Nilai kebersamaan,
terhadap mitos Suku Kaili sesuai kekeluargaan dan gotong royong
dengan keterlibatan informan terdapat dalam falsafah hidup
dengan tanda tanda yang dihadapi. Nosarara Nosabatutu dan Masintuvu
Berdasarkan pendekatan Kita Maroso Morambanga Kita Marisi
Purana dalam ajaran Agama Hindu, (Wawancara Palinge,2019). Dalam
bahwa mitos Suku Kaili juga terdiri adat istiadat Nolonu juga terdapat
dari beberapa bagian atau wujud nilai kerjasama, gotong royong dan
mitos sesuai yang ada dalam ajaran kekeluargaan dalam mewujudkan
Purana. Untuk itulah pentingnya kemakmuran dan kesejahteraan
pendekatan Purana dalam bersama (Penyusun, 1990).
pengelompokan atau pengkodean 1.2 Nilai Kemanusiaan
mitos Suku Kaili. Hal ini dapat Nilai Kemanusiaan yaitu
memberikan gambaran bahwa bahwa sesuatu perbuatan dikatakan
simbol-simbol dalam mitos dan baik apabila sesuai dengan nilai-
pemaknaan terhadap simbo-simbol nilai kemanusiaan. Mitos Suku Kaili
dalam mitos Suku Kaili lebih juga mengandung nilai kemanusiaan
terarah. dimana bahwa Mitos yang
diwariskan turun temurun
memberikan pedoman nilai
kemanusiaan yang memenuhi azas
konsep keadilan dan keadaban.

106
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Hidup menjadi manusia agar lebih lingkungan dan hidup teratur.


beradab yang membedakan manusia diajarkan hidup desiplin seperti
dengan mahluk lain seperti hewan jangan membuang ludah lewat
dan tumbuhan, demikian pula jendela nanti mulut bisa bengkok,
halnya ada nilai keadilan dalam adat setelah dimaknai secara mendalam
seperti jika kita melanggar aturan ini adalah pendidikan dasar
adat maka akan dikenakan Givu membentuk desiplin, demikian juga
(sanksi adat) sesuai dengan aturan halnya jika bepergian hendaknya
adat yang ditetapkan oleh Potangara melihat ujung hidung atau pusat
Nuada (hukum adat) (Wawancara kening antara alis, ini sesungguhnya
Parampasi,2019). untuk memberikan pendidikan
1.3 Nilai Ke-Tuhanan bagaimana kita konsentrasi sebelum
Mitos Suku Kaili tentu juga berangkat menempuh perjalanan,
mengandung nilai Ke-Tuhanan, demikian pula jika ada di negeri
misalkan dalam setiap upacara yang orang diawali dengan menggosokan
dilakukan telah diuraikan tentang tanah ke lengan, ini mengandung
kekuatan yang diharapkan hadir makna agar dapat cepat
dan juga memberikan harapan menyesuaikan diri dengan
kepada Tuhan agar memberikan lingkungan atau dimana bumi
keselamatan, semuanya dipijak disana langit dijunjung.
dilaksanakan atas dasar keyakinan Desiplin hidup terkait dengan tidak
demikian pula adanya keyakinan membuang sampah sembarangan
tentang mahluk asatral tentu ada juga tersirat dalam mitos larangan
penciptanya (Wawancara Parampasi, membuang sampah ampas kelapa
2019). yang dapat mendatangkan hewan
1.4 Nilai Ekonomi dan Kesehatan kalumba.
Mitos dalam Suku Kaili seperti
adanya tumbuh-tumbuhan yang 2. Nilai Estetika Dalam Mitos Suku
mengandung kasiat untuk Kaili
kesehatan, tentu secara lebih jauh Nilai estetika dalam mitos
dapat diartikan juga memiliki nilai Suku Kaili merupakan nilai-nilai
ekonomis karena kesehatan sangat yang berkaitan terhadap kreasi seni
penting kaitannya dengan ekonomi dan pengalaman-pengalaman
(Wawancara Ishak,2019). manusia dengan seni. Nilai-nilai
1.5 Nilai Semangat Kepahlawanan estetika tersebut sebagai berikut:
Nilai jiwa semangat 2.1 Nilai Keindahan dalam
kepahlawanan juga terdapat dalam Nyanyian dan Tarian
nyanyian Nondolu, dimana dengan Nilai estetis yang terkandung
lagu yang dinyanyikan prajurit- dalam mitos Suku Kaili adalah
prajurit yang ada senantiasa siap merdunya nyanyian yang
tempur dan rela berkorban untuk dimitoskan seperti nyanyian
Negara (Wawancara Parampasi, nyanyian dan juga tarian dalam
2019). upacara pengobatan, kedukaan, dan
1.6. Nilai Disiplin Hidup perkawinan raja-raja.
Nilai yang terkandung dalam 2.2 Nilai Kekontrasan dalam
mitos Suku Kaili adalah nilai disiplin Upacara
hidup, dimana setiap manusia Nilai estetis yang ada dalam
diajarkan cara beradaptasi dengan Mitos Suku Kaili adalah adanya

107
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

kekontrasan dalam kegiatan dihargai, dinilai tinggi atau dihargai


upacara. Kekontrasan yang sebagai sesuatu kebaikan dan nilai
dimaksud seperti pada upacara dari sudut pandang ekonomi yang
kedukaan para Magau. Baligau bergelut dengan kegunaan dan nilai
harus membagi tugas bergantian tukar benda-benda material.
untuk tiap kampung dalam memikul Ditinjau dari segi aksiologi bahwa
jenazah menuju kekuburan, jika nilai yang terkandung dalam mitos
tidak demikian maka akan terjadi Suku Kaili yaitu nilai etika dan
perebutan karena tiap kampung estetis.
berhak untuk memikul jenazah
Magau, dapat menimbulkan 5. KESIMPULAN
sengketa antar kampung bahkan Melalui prosedur analisis
dapat menimbulkan pertumpahan deskriptif kualitatif terhadap data-
darah, sehingga penting dibagi tiap data yang diperoleh dalam penelitian
kampung mendapat kesempatan tentang Nilai-nilai dalam Mitos Suku
memikul jenazah dengan membagi Kaili di Kota Palu, maka dapat
jarak tempuhnya. ditarik kesimpulan sebagai berikut:
2.3 Nilai Keseimbangan 1. Mitos–mitos Suku Kaili di Kota
Nilai keseimbangan dalam Palu meliputi: a) Falsafah hidup,
mitos Suku Kaili yaitu usaha Suku b) Adat istiadat, c) Ritual adat, d)
Kaili untuk menjaga keseimbangan Kesenian, e) Tumbuhan dan
hidup antara seni budaya dan Hewan, f) Mahluk gaib, g) Peri
keyakinan, sehingga hidup menjadi kehidupan.
memiliki makna. Mitos Suku Kaili 2. Nilai-nilai yang terkadung dalam
juga memeliki nilai keseimbangan mitos-mitos Suku Kaili di Kota
hubungan antara manusia dengan Palu meliputi: 1) Nilai etika seperti
alam, manusia dengan manusia dan nilai kebersamaan, kekeluargaan
manusia dengan Tuhan. Sebagai dan gotong royong, nilai
mana dalam mitos tumbuhan dan kemanusiaan, nilai Ke-Tuhanan,
hewan, mengajak bagaimana nilai ekonomi dan kesehatan, nilai
manusia menjaga keseimbangan semangat kepahlawanan, nilai
dengan alam. Demikian pula halnya disiplin hidup. 2) Nilai estetis
dengan mitos prikehidupan, seperti nilai keindahan dalam
mengajak setiap manusia hidup nyanyian dan tarian, nilai
sopan santun dan dalam mitos kekontrasan dalam upacara, dan
mahluk gaib, mengajak manusia nilai keseimbangan.
bagaimana hidup berdampingan Mitos-mitos dan nilai-nilai
dengan alam gaib bahwa Tuhan positif yang terkandung di dalamnya
menciptakan berbagai mahluk sangat penting dalam mewujudkan
didunia baik yang nyata maupun keharmonisan Hidup. Karena itu
gaib. membutuhkan penelitian yang
Berdasarkan kajian teori nilai mendalam dan penting untuk
terhadap pendapat infroman dalam disosialisasikan oleh pemerhati
penelitian tentang nilai-nilai yang budaya.
terkandung dalam mitos Suku Kaili,
terlihat jelas bahwa mitos Suku Kaili UCAPAN TERIMAKASIH
mengandung nilai dari segi Ucapan terimakasih kepada
keistimewaan adalah sesuatu yang Tokoh adat Kaili, Budayawan Kaili di

108
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu P-ISSN : 2302-9102
Volume 13 Nomor 2. (2022) hal 95-109 E-ISSN : 2685-7198
DOI 10.36417/widyagenitri.v13i2.475 STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Kota Palu dan Pemerintah Kelurahan Lubis, Bustanuddin.2011. Mitologi


Lere yang telah memberikan data Nusantara Penerapan Teori.
dan informasinya terkait data Bengkulu: Quiksi
penelitian. Terimakasih kepada Penyusun, 1990. Adat Kaili dalam
seluruh Pengelola STAH Dharma Lembaran. Badan Pengembangan
Sentana, rekan-rekan dosen yang Pariwisata Daerah Tingkat I
sudah memberikan saran dan kritik. Sulawesi Tengah
Terimakasih kepada pengelola Philipus, Ng dan Nurul Aini. 2004.
perpustakaan STAH Dharma Sosiologi dan Politik. Jakarta: PT.
Sentana atas bantuan penyediaan Raja Grafindo Persada
pustaka dan team pengelola jurnal Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra
Widya Genitri yang membantu dan Cultural Studies. Yogyakarta:
menerbitkan. Pustaka Pelajar.
Saifudin, Syamsul. 2017. Pedoman
DAFTAR RUJUKAN
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2006. Lembaga Adat dan Peradilan Adat
Strukturalisme Levi Strauss: Mitos Kaili. Penerbit; Badan Penelitian
dan Karya Sastra. Yogyakarta: dan Pengembangan Daerah Kota
Kepel Press. Palu
Amirin, Tatang M. 1995. Menyusun Subagio. 1999. Metode Penelitian
Rencana Penelitian Cetakan ke-3. Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Jakarta: PT Raja Grafindo Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar- Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Dasar Evaluasi Pendidikan. Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Jakarta: Bumi Aksara. Bandung: Alfabeta
Bungin, Burhan. 2001. Metodelogi Titib, I Made. 1996. Veda: Pedoman
Penelitian Sosial. Surabaya: Praktis Kehidupan Sehari-hari.
Airlangga University Press. Surabaya: Paramita.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Titib, I Made. 2003. Teologi & Simbol-
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja simbol dalam Agama Hindu.
Surabaya: Paramita.
grafindo Persada.
Ujianto dan Kurniantoro. 2018.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Makna Siluman Belut Berkuping
Peneliti Kualitatif. Bandung: CV bagi Suku Kaili Sulawesi Tengah,
Pustaka Setia Tersedia dalam www.
Gazalba, Sidi. 2002. Sistematika Netralnews.com /News/
Filsafat, Buku Keempat, rsn/read/158557, diakses tanggal
Pengantar Kepada Teori Nilai. 26 Desember 2018.
Jakarta: Bulan Bintang Wirawan, I.B. 2012.Teori-Teori Sosial
Gunadha, Ida Bagus. 2012. Aneka Dalam Tiga Paradigma (Fakta
Politik Hindu. Denpasar: Widya Sosial, Defenisi Sosial dan Perilaku
Dharma bekerjasama dengan Sosial). Jakarta: Kencana
Program Pascasarjana Universitas Prenadamedia Group
Hindu Indonesia
Horton, Paul B dan Chester L. Hunt.
1992. Sosiologi Edisi 6 Jilid 2.
Jakarta: Erlanga

109

Anda mungkin juga menyukai