Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.

2 2018
Edisi Khusus September
PROSEDURAL MENGADOPSI MODEL 4D DARI THIAGARAJAN SUATU STUDI
PENGEMBANGAN LKM BIOTEKNOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PBL BAGI
MAHASISWA

Nurdiyah Lestari
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMK Kupang, NTT
E-mail: nurdiyah.72@gmail.com

Penelitian bertujuan untuk mengetahui model PBL yang terdapat dalam agar mahasiswa dalam
melakukan kegiatan perkuliahan Bioteknologi secara terprogram melalui sintaks PBL. Pengembangan
LKM Bioteknologi menggunakan model PBL melalui prosedural yang mengadopsi model 4D dari
Thiagarajan, Semmel dan Sammel. Model pengembangan 4D meliputi define (pendefinisian), design
(perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran) Instrumen yang akan
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1) lembar validasi; 2) lembar
observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran; 3) angket tanggapan mahasiswa tentang LKM model
PBL; 4) tes kemampuan kognitif hasil belajar. Validasi draft dari pakar bernilai 92.1% dengan kriteria
baik. Validasi draft oleh praktisi sebesar 94.5% dengan kriteria sangat baik. Uji coba terhadap
mahasiswa sebesar 88.2% dengan kriteria baik. Hasil penerapan LKM di lapangan berdasarkan
penilaian kognitif pada 34 mahasiswa dengan nilai pre test 51.912 dan post test 61.618. Dengan uji
statistik menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara nilai pre test dan post test. Hasil
perhitungan N-gain menunjukkan bahwa efektifitas LKM dengan model PBL pada kategori sedang.

Kata Kunci : Pengembangan LKM Bioteknologi, Model PBL

The PBL model contained in the MFI aims to enable students in conducting lectures of Biotechnology
programmatically through the PBL syntax. Development of MFIs Biotechnology uses PBL model
through procedural adopting 4D model from Thiagarajan, Semmel and Sammel. 4D development
model includes define, design, develop, and disseminate The instruments to be used to collect data in
this research are: 1) validation sheet; 2) observation sheet of teaching syntax implementation; 3)
questionnaire of student responses about MFI model of PBL; 4) test the cognitive abilities of learning
outcomes. Expert draft validation is 92.1% with good criteria. Draft validation by practitioners is
94.5% with very good criteria. Student test of 88.2% with good criteria. The results of the
implementation of MFIs in the field based on cognitive assessment on 34 students with pre test score
51.912 and post test 61.618. With statistical test showed a significant difference between pre test and
post test. The N-gain calculation results show that the effectiveness of the MFI with the PBL model in
the medium category.

Keywords: Development of MFI , Biotechnology PBL Model

PENDAHULUAN mahasiswa akan menjadi pedoman dalam


Sebagaimana dalam program penelitian proses pembelajaran dan merupakan substansi
pendidikan bahwa Penyusunan LKM (Lembar kompetensi yang seharusnya dipelajari.
Kerja Mahasiswa) dengan menggunakan Mahasiswa juga dapat menemukan arahan
model Problem Based Learning (PBL) terstruktur untuk memahami materi yang
bertujuan meningkatkan kemampuan diberikan (Lestari I, 2013).
mahasiswa menemukan konsep sendiri dalam Menurut Arends (2008), PBL adalah suatu
proses pembelajaran yang dilakukan. Secara model pembelajaran yang memberikan
garis besar fungsi LKM bagi dosen adalah penekanan pada mempresentasikan ide-ide dan
untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam mendemonstrasikan keterampilan dengan
proses pembelajaran sekaligus merupakan menyodorkan situasi-situasi bermasalah dan
substansi kompetensi yang harus diajarkan memerintahkan mahasiswa untuk menemukan
kepada mahasiswa. Sedangkan bagi sendiri solusinya. Sintaks model PBL meliputi:

56
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September
1) mengorientasikan masalah; 2) untuk kegiatan-kegiatan penemuan konsep
mengorganisir untuk meneliti; 3) membantu yang disajikan dalam pertemuan-pertemuan
investigasi; 4) mempresentasikan hasil karya pembelajaran di kelas. LKM disusun menurut
serta menganalisis; dan 5) mengevaluasi model pembelajaran tertentu yang disesuaikan
proses mengatasi masalah. PBL mampu dengan tujuan yang disusun dan termuat dalam
mengembangkan kemampuan berpikir Silabus atau RPP (Juariyah, 1999).
mahasiswa, melatih keterampilan memecahkan Dari beberapa hal yang harus
masalah, dan meningkatkan penguasaan materi diperhatikan dalam pembuatan LKM: 1)
perkuliahan. memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang
Berdasarkan hasil observasi pada saat menarik dalam rangka mendukung pemaparan
pembelajaran, LKM Bioteknologi yang materi; 2) memberikan kemungkinan bagi
digunakan belum mampu membuat mahasiswa mahasiswa untuk memberikan umpan balik
memahami konsep secara maksimal atau dengan memberikan soal-soal latihan atau
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. tugas; 3) kontekstual, yaitu materi yang
Diperlukan model PBL guna menyelesaikan disajikan terkait dengan suasana atau konteks
permasalahan pembelajaran berkaitan dengan tugas dan lingkungan mahasiswa; 4) bahasa
LKM. Model PBL yang terdapat dalam LKM yang digunakan cukup sederhana dengan
bertujuan agar mahasiswa melakukan kegiatan tujuan agar mahasiswa dapat belajar secara
dalam perkuliahan Bioteknologi secara mandiri. Sebuah LKM dikatakan layak jika
terprogram melalui sintaks PBL. memenuhi kelayakan isi, bahasa, serta
penyajian. Dibutuhkan tes keterbacaan untuk
MATERI DAN METODE menguji sebuah instrumen berupa LKM agar
Pengertian LKM (Lembar Kerja diketahui sejauh mana LKM mudah dipahami
Mahasiswa) mahasiswa.
Dalam Lembar kegiatan mahasiswa Kontribusi atau manfaat LKM salah
dapat berupa panduan untuk latihan satunya adalah mengatasi keterbatasan
pengembangan aspek kognitif maupun frekuensi tatap muka antara mahasiswa dengan
panduan untuk pengembangan semua aspek dosen. Dengan adanya LKM, mahasiswa
pembelajaran dalam bentuk panduan diharapkan dapat belajar mandiri dan tidak
eksperimen atau demonstrasi. Pada terlalu menggantungkan belajar dari materi
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang disampaikan oleh dosen. Perangkat
Direktorat Akademik Direktorat Jendral pembelajaran berupa LKM perlu disusun
Pendidikan Tinggi 2006 disebutkan bahwa dalam usaha memperoleh hasil belajar yang
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa maksimal sesuai tujuan pembelajaran. LKM
atau sering dikenal dengan Student Centered memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang
Learning, melibatkan mahasiswa secara aktif harus dilakukan oleh mahasiswa dalam
dalam pengelolaan pengetahuan. Dosen memaksimalkan pemahaman dalam upaya
berfungsi sebagai fasilitator dan evaluasi, serta pembentukan kemampuan dasar sesuai
iklim pembelajaran dilakukan secara indikator pencapaian hasil belajar yang harus
kolaboratif, suportif, dan kooperatif. Upaya ditempuh. Ahmadi dalam Husna (2004)
memenuhi harapan tersebut, LKM dalam menyatakan penggunaan LKM dalam kegiatan
kegiatan belajar mengajar mutlak dilakukan. belajar mengajar bertujuan untuk: 1)
LKM merupakan terjemahan dari Mengaktifkan mahasiswa dalam belajar; 2)
istilah student worksheet yang berisi pedoman Membantu mahasiswa mengembangkan dan
bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan menemukan konsep berdasarkan
secara terprogram. LKM terbagi menjadi dua pendeskripsian hasil pengamatan dan data
jenis yaitu LKM eksperimen dan LKM non yang diperoleh dalam eksperimen; 3) Melatih
eksperimen. LKM eksperimen digunakan mahasiswa menemukan konsep melalui
untuk membimbing mahasiswa dalam pendekatan keterampilan proses; 4) Membantu
kegiatan-kegiatan eksperimen yang dosen menyusun/merencanakan kegiatan
berlangsung di laboratorium sedangkan LKM pembelajaran yang tepat berdasarkan
non eksperimen adalah LKM yang digunakan karakteristik mahasiswa; 5) Membantu dosen

57
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September
menyiapkan secara cepat dan tepat kegiatan karakteristik pembelajaran dengan
pembelajaran sehingga LKM dapat digunakan menggunakan model PBL adalah mahasiswa
pada tahun ajaran berikutnya. berperan sebagai fasilitator dalam
pembelajaran, dituntut untuk menjadi seorang
Pengertian PBL yang memiliki tanggung jawab dan mandiri,
Bentuk dan salah satu strategi yang serta unsur-unsur penting dalam desain
dapat digunakan untuk mengembangkan pembelajaran yang berupa masalah sebagai
kualitas proses pembelajaran adalah melalui kekuatan pendorong untuk penyelidikan.
strategi pembelajaran berbasis masalah. Untuk itu dari pendapat beberapa ahli
Strategi ini dapat menjadi pilihan metodik bagi tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek
para pengajar dalam meningkatkan kualitas penting dalam strategi pembelajaran berbasis
belajar mengajar. Menurut Arends (2008), masalah adalah bahwa pembelajaran dimulai
PBL adalah model pembelajaran dimana peran dengan permasalahan, dan permasalahan
dosen berupa menyodorkan berbagai masalah tersebut akan menentukan arah pembelajaran
autentik, memfasilitasi penyelidikan, dan dalam kelompok. Permasalahan sebagai
mendukung pembelajaran mahasiswa. tumpuan pembelajaran mendorong mahasiswa
Menurut Dewwey (dalam Sudjana, 2001), untuk mencari informasi yang diperlukan
PBL adalah interaksi antara stimulus dengan untuk menyelesaikan permasalahan.
respons, serta merupakan hubungan antara dua
arah belajar dan lingkungan. Lingkungan Prosedur Pengembangan Perangkat
memberi masukan kepada siswa berupa Pembelajaran
bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf Didalam pengembangan LKM
otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara Bioteknologi menggunakan model PBL
efektif sehingga yang dihadapi dapat berbasis potensi lokal menggunakan model
diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari prosedural yang mengadopsi model 4D dari
pemecahannya dengan baik. Thiagarajan, Semmel dan Sammel (1974).
PBL membantu mahasiswa untuk Model pengembangan 4D meliputi define
mengembangkan kemampuan berpikir dan (pendefinisian), design (perancangan), develop
ketrampilan mengatasi masalah, mempelajari (pengembangan), dan disseminate
peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar (penyebaran) (Trianto, 2010).
yang mandiri. Berdasarkan perumusan tersebut
Prosedur pengembangan LKM Bioteknologi
dapat dijelaskan bahwa dalam mempelajari
model PBL yang dilakukan adalah sebagai
sesuatu bahan perkuliahan selalu dituntut
berikut :
aktivitas yang berfungsi memecahkan
persoalan yang dihadapi. Hal ini berkaitan Tahap Pendefinisian (Define)
dengan karakter pembelajaran berbasis Tahapan pendefinisian merupakan tahap awal
masalah, yaitu mahasiswa dituntut untuk dalam prosedur pengembangan yang
belajar secara mandiri dan selalu dikaitkan mencakup semua kegiatan pengambilan data
dengan dunia nyata (Arends, 2008). untuk analisis kebutuhan. Menurut Trianto
Sebagaimana bahwa Ciri utama dari (2012), tahap define meliputi 5 langkah pokok,
PBL adalah bahwa pengetahuan dicari dan yaitu a) analisis ujung depan; b) analisis
dibentuk oleh mahasiswa sesuai paham peserta didik; c) analisis tugas; d) analisis
konstruktivisme dalam upaya memecahkan konsep; dan e) perumusan tujuan
contoh-contoh masalah dunia nyata yang pembelajaran. Analisis ujung depan bertujuan
dihadapkan kepada mereka. Menurut Duch, memunculkan dan menetapkan masalah dasar
Allen, dan White (Hamruni, 2011) yang dihadapi dalam pembelajaran
pembelajaran berbasis masalah menyediakan Bioteknologi di UMK, sehingga dibutuhkan
kondisi untuk meningkatkan ketrampilan pengembangan pembelajaraan. Berdasarkan
berpikir kritis dan analitis serta memecahkan masalah ini disusunlah alternatif perangkat
masalah kompleks dalam kehidupan nyata perkuliahan yang relevan.
sehingga akan memunculkan budaya berpikir
pada diri siswa. Menurut Savery (2006), Tahap Perancangan (Design)

58
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September
Perancangan LKM tersebut didasarkan pada Uji Coba Kelompok Kecil Pengguna
permasalahan yang telah dianalisis pada tahap
Uji coba kelompok kecil pengguna yang
define (pendefinisian), sehingga LKM yang
dilakukan pada pengembangan LKM model
dikembangkan adalah merupakan LKM yang
PBL terdiri dari
didesain untuk mengatasi semua permasalahan
yang ada. Perencanaan yang dilakukan Praktisi
meliputi pencapaian kompetensi, perumusan Uji coba oleh praktisi dilakukan terhadap
tujuan dan urutan pembelajaran. Perancangan dosen Bioteknologi, bertujuan untuk
LKM Bioteknologi dengan model PBL yang mendapatkan data yang berupa pendapat,
berbasis potensi lokal memasukkan sintaks kritik, dan saran terhadap keefektifan LKM
dalam penyusunannya model PBL.
Tahap Pengembangan (Develop) Mahasiswa
Dlam suatu pengembangan LKM model PBL Uji coba oleh mahasiswa bertujuan untuk
pada tahap develop dilakukan sesuai hasil mendapatkan tanggapan, kritik, dan saran
perancangan pada tahap design. Rancangan terkait keterbacaan instrumen evaluasi dan
LKM model PBL dan instrumen yang sudah Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). Rancangan
terselesaikan kemudian diuji validitasnya ini sangat sering dipakai dalam penelitian
untuk menilai kelayakan produk LKM yang eksperimen. Rancangan ini menggunakan dua
dibuat. Proses validasi yang harus dilalui kelompok subjek, salah satunya diberikan
meliputi validasi ahli (ahli materi bioteknologi perlakuan sebagai kelas eksperimen (memakai
dan pengembangan instrumen), uji kelompok LKM model PBL), sedangkan kelas lain tidak
kecil pengguna (dosen dan mahasiswa), dan diberikan perlakuan dan berfungsi sebagai
uji lapangan dalam setting kuasi eksperimen. kelas kontrol.
Setiap proses validasi akan mendapatkan Uji Coba lapangan
koreksi sehingga harus dilakukan revisi Uji coba lapangan dilakukan pada mahasiswa
sampai mendapatkan produk yang benar-benar Biologi Semester VI di Universitas
layak. Muhammadiyah Kupang. Tujuan uji coba
Validasi Ahli lapangan adalah untuk mengetahui apakah
produk yang dihasilkan memiliki kelayakan,
Validasi ahli yang dilakukan pada
baik dari aspek pembelajaran, isi atau materi,
pengembangan LKM model PBL terdiri dari :
dan tampilan sehingga produk LKM
Validasi Ahli Materi Bioteknologi. Bioteknologi layak untuk digunakan.
Berdasarkan hasil uji coba lapangan (field
Pengembangan LKM, sebelum diuji cobakan
evaluation), produk LKM model PBL
kepada mahasiswa, produk yang
diperbaiki kembali, sehingga semakin
dikembangkan yaitu LKM model PBL
sempurna untuk menjadi produk akhir yang
divalidasi terlebih dahulu oleh ahli materi
siap disebarluaskan kepada para pengguna. Uji
Bioteknologi. Validasi dilakukan untuk
coba lapangan yang dilaksanakan merupakan
mendapatkan jaminan bahwa produk awal
penelitian quasi eksperimen karena
yang dikembangkan layak diuji cobakan.
pengontrolannya hanya dilakukan terhadap
Validasi Ahli Pengembangan LKM model satu variabel, yaitu variabel yang paling
PBL dominan. Desain yang digunakan dalam uji
Validasi ahli pengembangan LKM model coba lapangan adalah postest only control
PBL bertujuan untuk mendapatkan data yang group design. Desain penelitian tersebut
berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran disajikan pada Tabel 1.
terhadap penyusunan LKM model PBL .

Tabel 1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Group Design


Kelompok Perlakuan Posttest
Kontrol X1 O1

59
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September
Eksperimen X2 O2
Keterangan :
X1 : Perlakuan kelompok kontrol (tidak memakai LKM Bioteknologi berbasis PBL)
X2 : Perlakuan kelompok eksperimen (memakai LKM Bioteknologi berbasis PBL)
O1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol
O2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen

Tahap Penyebaran (Disseminate) penggunaan perangkat pada skala yang lebih


luas. Tujuan dari tahap penyebaran adalah
Tahap penyebaran merupakan tahap
untuk menguji efektivitas penggunaan
penyebarluasan produk yang telah layak untuk
perangkat di dalam KBM.
semua pengguna. Tahap ini merupakan tahap

Prosedur pengembangan LKM model PBL disajikan dalam Gambar 1

Gambar 1. Model 4D dari Thiagarajan, Semmel dan Sammel (1974).

Jenis Data tanggapan mahasiswa tentang LKM model


Data yang dikumpulkan dalam penelitian PBL, dan hasil validasi ahli pengembangan
pengembangan ini terdiri dari dua jenis, yaitu LKM model PBL.
data kualitatif dan data kuantitatif. Masing- Data kuantitatif: data kuantitatif dipergunakan
masing adalah sebagai berikut: untuk menilai kelayakan serta efektifitas LKM
Data kualitatif: data kualitatif diperoleh dari yang dikembangkan dan diperoleh dari lembar
penelitian awal tentang keberadaan LKM observasi, tes kemampuan kognitif hasil
model PBL. Selain itu data kualitatif berupa belajar, serta tes kemampuan afektif dan
data yang diperoleh dari hasil validasi ahli psikomotorik.
mata kuliah bioteknologi, hasil angket
Instrumen Pengumpulan Data tanggapan mahasiswa tentang LKM model
Instrumen yang akan digunakan untuk PBL; 4) tes hasil belajar. Instrumen
mengumpulkan data dalam penelitian adalah: pengumpulan data disajikan pada Tabel 2.
1) lembar validasi; 2) lembar observasi
keterlaksanaan sintaks pembelajaran; 3) angket

Tabel 2. Instrumen Pengumpulan Data


Tahap Data yang direkam Instrumen Responden

60
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September
Analisis kebutuhan Gambaran Lembar penilaian Mahasiswa
kemampuan
berpikir kritis
Uji Coba Ahli materi
a. Ahli Kevalidan LKM Lembar validasi danpengembang

b. Uji kelompok Penilaian terhadap Angket Mahasiswa


kecil pengguna LKM

c. Uji lapangan Keterlaksanaan Lembar observasi Observer


sintaks
Hasil belajar Tes Mahasiswa

Teknik analisis data terdapat pada angket. Hasil analisis ini


Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian kemudian digunakan untuk merevisi produk
awal, penilaian ahli materi dan ahli konstruk, pengembangan.
uji coba terbatas, serta uji efektifitas akan Deskriptif kuantitatif diperlukan untuk
dianalisis dan dideskripsikan. Data yang mengolah data dalam bentuk persentase.
diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Teknik persentase digunakan untuk
Teknik analisis deskriptif dilakukan sesuai menyajikan data yang berupa frekuensi atas
dengan analisis kebutuhan. tanggapan subjek uji coba terhadap produk
Deskriptif kualitatif berdasarkan skor data dari LKM Bioteknologi. Teknik analisis digunakan
validasi ahli materi Bioteknologi, uji untuk mengolah data yang diperoleh melalui
perorangan, ahli pengembangan LKM model angket dalam bentuk persentase dari masing-
PBL, dan uji coba lapangan berupa masukan, masing subjek dengan rumus :
tanggapan, saran, dan kritik perbaikan yang
P = ∑ xi x 100%
∑x
Keterangan :
P = Persentase penilaian
∑ xi = Jumlah jawaban dari validator
∑x = Jumlah jawaban tertinggi

Selanjutnya untuk menghitung persentase keseluruhan subjek/komponen digunakan rumus :


P= ∑p
n
Keterangan :
∑ p = jumlah persentase keseluruhan komponen
n = banyak komponen
pengambilan keputusan digunakan ketetapan
Hasil perhitungan persentase keseluruhan seperti disajikan dalam Tabel 3
komponen agar dapat memberikan makna dan

Tabel 3. Pengambilan Keputusan


Tingkat pencapaian Kualifikasi Keterangan
90% - 100% Sangat baik Tidak perlu direvisi
75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi
65% - 74% Cukup Direvisi
55% - 64% Kurang baik Direvisi
0% - 54% Kurang cukup Direvisi
Sumber : Mulyadi (2011)

61
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September

HASIL DAN BAHASAN Bioteknologi validator 2 (D2). Hasil validasi


Validator yang terlibat meliputi dosen pakar draf oleh pakar dan praktisi disajikan pada
validator 1 (V1) dan validator 2 (V2), validator Tabel 5
dari dosen Bioteknologi 1 (D1) dan dosen

Tabel 5. Hasil Validasi Draf oleh Pakar


Produk/draf I Skor dari Penilai Rerata Kategori
V1 V2
Perangkat Pembelajaran
Silabus 95% 90% 92,5% Sangat baik
RPP 91,7% 88,3% 90% Baik
LKM 90,8% 96,9% 93,9% Sangat baik

Rata-rata : 92,1% Sangat baik

Tabel 6. Hasil Validasi Draf oleh Praktisi


Produk/draf I Skor dari Penilai Rerata Kategori
D1 D2
Perangkat Pembelajaran
Silabus 100% 95% 97,5% Sangat baik
RPP 91% 88,3% 90% Baik
LKM 96,9% 95,3% 96,1% Sangat baik

Rata-rata : 94,5% Sangat baik


keterbacaan LKM dilaksanakan dengan
Tabel 5 dan Tabel 6 menunjukkan akumulasi memberikan angket respon kepada mahasiswa
dari penilaian yang dilakukan oleh validator, yang berisi 4 pilihan jawaban, yaitu SS (sangat
dan menunjukkan penilaian setiap prototipe setuju), S (Setuju), TB (tidak berpendapat), TS
silabus, RPP, serta LKM pembelajaran (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
Uji coba kelompok kecil dilaksanakan Hasil persentase angket respon secara umum
untuk mengetahui tingkat keterbacaan disajikan pada Tabel 7.
mahasiswa pada LKM Bioteknologi. Tingkat

Tabel 7. Hasil Respon Mahasiswa Terhadap LKM


Aspek Skor (%) Kategori
Kelayakan LKM secara keseluruhan 95 Sangat baik
Kelayakan penyajian 98 Sangat baik
Isi 96 Sangat baik
Kesesuaian dengan model PBL 80 Baik
Kesesuaian dengan kemampuan berpikir kritis 72 Baik

Rata-rata 88,2 Baik

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa Pengukuran dan penilaian hasil uji
angket respon yang diberikan kepada 10 lapangan berdasarkan nilai pretest dan posttest
mahasiswa terkait LKM dengan model PBL kemampuan kognitif mahasiswa pada mata
secara keseluruhan mendapatkan respon baik kuliah Bioteknologi sebelum dan sesudah
dengan pencapaian skor penilaian rata-rata menggunakan LKM dalam pembelajaran
adalah 88,2 %. dengan model PBL disajikan pada Tabel 8

Tabel 8. Hasil Analisis Data Pretest dan Posttest (Kognitif)

62
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September
Jenis Tes Jumlah Mhs Minimal Maksimum Rata-rata Std. Deviasi
Pretest 34 43 65 51,912 5.643
Posttest 34 48 75 61,618 6.79133

Berdasarkan Tabel 8 ditunjukkan data nilai minimum sebesar 48 dan nilai maksimum
pretest dan posttest pada hasil kemampuan sebesar 75, dengan nilai rata-rata pretest
kognitif dengan jumlah mahasiswa sebanyak sebesar 61,618 dan standar deviasi sebesar
34 orang. Data pretest diketahui nilai 6,791. Hasil analisis nilai pretest dan posttest
minimum yang dicapai mahasiswa sebesar 43, selanjutnya dituangkan dalam histogram nilai
sedangkan nilai maksimum sebesar 65, dengan gain ternormalisasi disajikan pada Gambar 2
nilai rata-rata pretest sebesar 51, 912 dan
standar deviasi 5,643. Data posttest diketahui
25
20
20
Frekuensi

14
15

10

5
0
0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori

Gambar 2. Histogram Nilai Gain Ternormalisasi

Berdasarkan Gambar 2 dapat dietahui selanjutnya dilakukan uji lanjut untuk


perbedaan kemampuan kognitif awal dan mengetahui signifikansinya. Persyaratan uji
kemampuan kognitif akhir setelah mengikuti dilakukan dengan menghitung normalitas dan
pembelajaran dengan model PBL. Perbedaan homogenitas data hasil pengamatan.
ditinjau dari analisis berdasarkan pretest dan Analisis hasil kemampuan kognitif
posttest yang telah dilakukan. Hasil analisis beserta uji lanjut untuk membuktikan
perbedaan nilai pretest dan posttest efektifitas disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Analisis Kemampuan Kognitif


No Yang diuji Jenis Uji Sig Keputusan
1 Normalitas Kolmogorov Pretest = 0,098 Ho diterima
Smirnov Posttest= 0,200
2 Homogenitas Lavene ‘s test 0,407 Ho diterima
3 Efektifitas Uji t-test 0,000 Ho ditolak

Berdasarkan Tabel 9 diperoleh hasil dengan Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai


analisis dengan melakukan uji prasyarat untuk signifikansi pretest dan posttest lebih dari 0,05
diketahui sebaran normalitas dan homogenitas yaitu sebesar 0,098 dan 0,200 maka Ho
data. Analisis statistik untuk uji normalitas diterima. Karena Ho diterima, maka
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan uji kesimpulan hasil analisis mengenai data
homogenitas menggunakan uji Lavene’s test. pretest dan posttest pada kemampuan kognitif
Analisis data yang digunakan adalah dengan mahasiswa adalah sebaran data terdistribusi
menggunakan SPSS Versi 18. Uji normalitas normal. Uji homogenitas data diperoleh hasil

63
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September
p-value > 0,05 atau sebesar 0,407 maka Ho normal dan analisis data merupakan data
diterima berarti menunjukkan bahwa data parametrik. Signifikansi p-value sebesar 0,000
tersebut homogen. (<0,05) maka tolak hipotesis nol (Ho).
Hasil analisis uji normalitas dan Kesimpulannya terdapat perbedaan skor yang
homogenitas yang merupakan uji prasyarat signifikan terhadap tes kognitif pretest dan
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi posttest.

15 12
10
Frekuensi
10 8 7
54 6 5
4
5
0 01
0
43 - 48 49 - 54 55 - 60 61 - 66 67 - 72 73 - 78
Nilai Interval

Gambar 3. Histogram Prestasi Kognitif

Berdasarkan Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa adalah 51,91 dan nilai postest sebesar 61,62
tingkat kenaikan hasil belajar dari nilai pretest nilai indeks gain (G) dan gain ternormalisasi
dan nilai posttest merupakan langkah untuk di peroleh selisih rata-rata pada kelas
mengetahui efektivitas penggunaan model eksperimen sebesar (G) 9,06 dan <g> sebesar
PBL yang diterapkan dalam LKM 0,420 dengan kriteria “ sedang “ sehingga
Bioteknologi. Rumus yang digunakan adalah dapat disimpulkan bahwa implementasi LKM
rumus N-gain ternormalisasi. Hasil model PBL dapat meningkatkan hasil belajar
perhitungan nilai N-gain ternormalisasi pada pada mata kuliah Bioteknologi dari nilai
kelas eksperimen diperoleh rata-rata pretest efektifitas dengan kategori sedang.

PENUTUP yang diberikan dan belajar menyelesaikannya,


Kesimpulan menemukan alternatif solusi dan melakukan
1.LKM yang disusun berdasarkan PBL dengan refleksi keberhasilan pemecahan masalah.
materi pertanian, peternakan dan perikanan, 3.LKM yang disusun layak untuk dilanjutkan
dan kesehatan yang diterapkan pada 34 orang pada tahap diseminasi/penyebaran dan dapat
mahasiswa peserta matakuliah Bioteknologi digunakan pada perkuliahan Bioteknologi.
semester VI memiliki nilai efektifitas sedang . Saran
Penerapan LKM model PBL secara efektif 1.Materi dalam LKM memungkinkan untuk
dapat meningkatkan hasil belajar pada mata dikembangkan dan bervariasi (selain
kuliah 2.Bioteknologi meskipun pada kategori pertanian, peternakan, perikanan dan
sedang dan mampu membantu mahasiswa kesehatan ) disesuaikan dengan kondisi sarana
mengembangkan keterampilan berpikir, dan prasarana laboratorium, serta ketersediaan
keterampilan pemecahan masalah, dan bahan praktikum.
menjadi pebelajar yang mandiri. Dapat 2.LKM yang dikembangkan dengan model
dikatakan bahwa model PBL selalu PBL harus selalu mengacu pada sintaks yang
memfasilitasi dan memberikan peluang pada sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan
mahasiswa untuk belajar mengenal masalah psikomotorik.
DAFTAR PUSTAKA Hamruni, 2012. Strategi Pembelajaran.
Arends, L. R, 2008. Learning To Teach: Yogyakarta: Insan Madani.
Belajar untuk mengajar.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Husna. 2004. Pedoman Pengembangan LKM.
Jakarta: Erlangga.

64
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 12 No.2 2018
Edisi Khusus September
Juariyah. 1999. Penggunaan Lembar Kerja
Siswa. Jakarta: Erlangga.

Lestari, I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar


Berbasis Kompetensi. Padang:
Akademia Permata.

Savery, J.R. and Duffy, T.M. 1995. Problem


Based Learning: An Instructional
model and its constructivist
framework. Unpublished paper.
Bloomington, IN: Indiana University

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses


Belajar mengajar (Cetakan
kesebelas). Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Thiagarajan, S et al. 1974. Instructional


Development for Training Teachers
of Exceptional Children A
Sourcebook. Indiana: Indiana
University

Trianto, 2010. Mendesain Model


Pembelajaran Inovatif – Progresif.
Jakarta : Kencana

65

Anda mungkin juga menyukai