Anda di halaman 1dari 14

Makalah Pendidikan Pancasila

Pancasila dan Media Sosial di Kalangan Generasi Muda

Oleh:
Anggun Annisa P.W.

Pendidikan Vokasi
Universtas Indonesia
Administrasi Perkantoran
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan Alhamdulillah serta puji syukur dipanjatkan atas


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya
dapat menyusun makalah ini dengan lancar untuk memenuhi tugas ujian akhir semester
mata kuliah Pancasila yang berjudul “Pancasila dan Media Sosial di Kalangan Generasi
Muda”. Dengan rahmat-Nya saya dapat mengerjakan makalah ini dengan usaha yang
diberikan semaksimal mungkin.
Namun, jika dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan baik secara
penulisan ataupun materi, mengingat kemampuan penulis yang masih pemula dan perlu
belajar banyak tentang penulisan makalah yang baik dan benar. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun selalu terbuka untuk saya dengan harapan dapat
menambah wawasan dan keahlian dalam penyusunan makalah.
Semoga dengan penyusanan makalah ini, Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang memberi kemudahan dan mendapatkan hasil maksimal dari
usaha yang telah dilakukan. Aamiin..

Bogor, 23 Desember 2021


Tertanda,

Anggun Annisa P.W.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
2.1 Hubungan antara media sosial dengan eksistensi Pancasila pada Generasi
Muda 6
2.2 Pengaruh Media Sosial Terhadap Eksistensi Pancasila .................................. 8
2.3 Mengapa Media Sosial Dapat Mempengaruhi Eksistensi Pancasila? ........... 10
2.4 Implementasi Nilai Pancasila di Media Sosial ................................................. 11
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini kita hidup di era digital, dimana perkembangan teknologi tidak dapat
dihindari. Perkembangan teknologi jika dimanfaatkan dengan baik dan optimal, dapat
menjadi peluang bagi Indonesia untuk tetap menjaga eksistensi ideologi Pancasila
dikalangan generasi muda. Pancasila menjadi ideologi satu-satunya dan tetap bertahan
digunakan sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila dibuat oleh
para pendiri bangsa Indonesia yang diambil sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan
masyarakat, kemudian dirangkum menjadi lima dasar negara, yaitu ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, karakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan
bernegara, serta landasan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendiri bangsa
kita adalah para generasi muda yang memiliki tekad dan semangat untuk bebas dari
kolonialisme. Para pemuda tersebut membawa sesuatu yang baru pada bangsa
Indonesia yaitu bangsa yang merdeka, Pancasila, konstitusi, republik. Banyaknya
pengguna media sosial di kalangan generasi muda membawa dampak positif jika dapat
digunakan sebagai alat untuk mengedukasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Sehingga Pancasila bukanlah sebuah formalitas belaka yang hanya perlu dihafal kelima
butirnya. Namun, menjadi lebih bermakna jika dapat diimplementasikan nilai-nilainya di
kehidupan sehari-hari, sebab Pancasila adalah cerminan kita.
Pancasila merupakan ideologi terbuka, dinamis dan mengikuti perkembangan
zaman, sehingga ideologi Pancasila menjadi ideologi bangsa Indonesia yang tidak dapat
dirubah keberadaan dan isinya. Namun, terdapat dampak negatif perkembangan
teknologi jika masyarakat tidak menyaring informasi yang diterimanya dan kurangnya
pendidikan kewarganegaraan. Dampak negatif ini dapat menjadi penghambat dan salah
satu tantangan ideologi Pancasila. Potensi memudarnya nilai kebangsaan dan
nasionalisme bangsa Indonesia dapat diakibatkan karena adanya penyimpangan dalam
menggunakan media sosial yang kurang bijak. Media sosial menyajikan berbagai
informasi dan sudut pandang setiap orang dari seluruh dunia, sehingga masyarakat
memiliki kebebasan dalam mengakses hal tersebut. Internet yang diaplikasikan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat
dalam menjalankan kegiatannya, yang tidak disadari secara langsung oleh masyarakat
banyak ideologi asing bermunculan dan diterima sebagai pandangan hidup baru, seperti
cara hidup pragmatis, konsumerisme, hedonisme sehingga mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia. Generasi muda menggunakan internet
sebagai jaringan untuk bermedia sosial yang merupakan sarana komunikasi. Tetapi,
sekarang media sosial tidak hanya digunakan sebagai komunikasi, tetapi juga sebagai
hiburan dan sarana untuk saling bertukar pendapat serta berbagi berbagai pemikiran.
Digitalisasi informasi adalah bentuk dari perkembangan teknologi. Oleh karena
itu, teknologi menjadi hal yang sangat akrab dengan generasi muda, terutama media
sosial yang digunakan sebagai sarana informasi sehari-hari. Pancasila harus cepat
beradaptasi dengan perubahan. Pancasila perlu dihayati maknanya dan
diimplementasikan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Jika generasi muda bisa
merubah hidup mereka dengan gaya kebarat-baratan karena pengaruh media sosial,
maka mereka juga dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila jika media sosial diisi dengan
nilai-nilai tersebut. Pada era digital ini, generasi muda dapat memanfaatkan media sosial
sebagai sarana dan mengkomunikasikan nilai-nilai Pancasila dalam perilaku
kesehariannya. Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar negara dan cerminan
kepribadian kita dapat terus hidup di tengah masyarakat. Jika media sosial digunakan
dengan baik dan bijak, maka kita tidak hanya menjaga eksistensi Pancasila namun juga
mencegah masuknya ideologi luar yang dapat mengubah kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pada 11 Februari 2021, menurut data yang dipublikasikan oleh perusahaan asal
Inggris yaitu we are social, mengungkapkan data tren pengguna internet dan media
sosial tahun 2021 di Indonesia. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 274,9
juta, pengguna internet sekitar 202,6 juta atau 73,7% dari jumlah populasi Indonesia dan
pengguna media sosial aktif sebanyak 170 juta dengan persentase 61,8% dari jumlah
populasi di Indonesia. Platform media sosial yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia di tahun 2021 adalah Youtube, kemudian disusul oleh Whatsapp,
Instagram, Facebook dan Twitter. (Kemp, 2021)
Dari data yang diungkapkan oleh we are social, kita dapat melihat potensi dan
peluang bahwa sangat mungkin untuk menjaga eksistensi Pancasila khususnya di
generasi muda melalui media sosial. Mengisi media sosial dengan perilaku-perilaku
yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, sehingga para pengguna media sosial
mendapat pengaruh yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hubungan antara media sosial dan eksistensi Pancasila di kalangan
generasi muda?
2. Apa hal yang mempengaruhi media sosial terhadap eksistensi Pancasila?
3. Mengapa media sosial dapat mempengaruhi eksistensi Pancasila?
4. Bagaimana cara implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bermedia sosial?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir semester
mata kuliah Pancasila dengan harapan mendapatkan nilai yang memuaskan. Selain itu,
untuk meningkatkan serta mengulas kembali wawasan kewarganegaraan dan keahlian
dalam menulis makalah dengan baik dan benar.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Hubungan antara media sosial dengan eksistensi Pancasila pada


Generasi Muda
Hadu (2019) mengatakan bahwa, sejalan dengan perkembangan teknologi,
komunikasi, informasi mendorong berbagai perubahan di masyarakatnya. Perubahan
tersebut memiliki dampak yang luas bagi masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek
seperti aspek nilai, keyakinan, norma dan perilaku. Perilaku masyarakat di media sosial
juga menjadi bentuk perubahan kemajuan dalam berkomunikasi. Media sosial
merupakan ruang publik yang bebas sehingga dalam beraktivitas di media sosial
seharusnya diperlukan untuk memperhatikan etika dalam berinteraksi pada individu lain.
Adab bersosialisasi di media sosial seharusnya tidak lepas dari pengaktualisasian nilai-
nilai Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila sebagai nilai yang luhur memiliki makna,
harapan, dan cita-cita luhur yang sudah semestinya ditanamkan dalam kehidupan dunia
maya maupun dunia nyata untuk tetap mempertahankan kesatuan Negara Republik
Indonesia dan menjaga eksistensi Pancasila di tengah kehidupan masyarakat (Safitri &
Dewi, 2021).
Pada era digital ini, media sosial menjadi kebutuhan sosial para generasi muda
untuk bersosialisasi dan mencari berbagai informasi. Disebabkan karena adanya
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang sangat pesat di Indonesia.
Maraknya pengguna internet dapat menghubungkan setiap individu pada suatu sistem
yang besar dan tidak terbatas jangkauannya sehingga pengguna internet di Indonesia
dapat meningkat setiap tahun. Hadirnya internet membawa media sosial sebagai wadah
untuk memenuhi berbagai kebutuhan sosial masyarakat. Media sosial merupakan media
online yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara
satu pengguna dengan pengguna lainnya, dan memperoleh informasi melalui perangkat
aplikasi khusus dengan menggunakan jaringan internet (Effendi & Dewi, 2021).
Generasi muda banyak menggunakan media sosial untuk menjalin pertemanan dan
mengembangkan jiwa sosialnya serta saling berbagi minat sesama jejaring online.
Selain untuk menjalin hubungan yang baik sesama manusia secara online, generasi
muda menggunakan media sosial untuk menghibur diri mereka.
Digitalisasi dan perkembangan teknologi merupakan hal yang menjadi sangat
dekat dengan generasi muda. Oleh karena itu, peran generasi muda untuk menjaga
ideologi bangsa Indonesia sangat penting dikarenakan generasi muda adalah generasi
penerus bangsa yang dapat mewujudkan cita-cita dan menciptakan kehidupan bangsa
Indonesia yang maju dan lebih baik. Generasi muda merupakan unsur dari masyarakat
yang dipersiapkan untuk mengemban dan melaksanakan tanggung jawab masa depan
bangsa. Generasi muda disebut juga harapan bangsa karena jika generasi ini telah
diberi kepercayaan dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam
memperjuangkan bangsanya sebagai bentuk menjalankan amanah dari para pendahulu
dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, maka bangsa tersebut tidak akan sia-sia
dalam mendidik generasi muda.
Bahkan, Bung Karno pernah mengatakan “Beri aku sepuluh pemuda maka akan
ku guncangkan dunia”, kalimat ini menunjukan betapa perlunya peran pemuda dalam
kemajuan berbangsa dan bernegara. Baik ataupun buruknya suatu negara dilihat dari
kualitas pemudanya, karena generasi muda merupakan penerus dan pewaris bangsa
dan negara (disperkimta, 2018). Para pemuda merupakan kunci utama kesuksesan
bangsa di masa yang akan datang. Kualitas generasi muda perlu diperhatikan sejak dini
sebab generasi inilah yang menjadi harapan bangsa dalam mengisi pembangunan serta
mempertahankan kemerdekaan bangsa. Dalam sejarah bangsa Indonesia, generasi
muda selalu memiliki peranan yang strategis dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Pemuda selalu menjadi penggerak dalam setiap perubahan yang tidak sesuai
dengan harapan masyarakat serta dalam memperebutkan kemerdekaan dari para
penjajah. Oleh karena itu, generasi muda perlu menyadari bahwa mereka memiliki peran
yang kuat sebagai agent of change, moral force, dan social control sehingga peranan
tersebut dapat digunakan oleh para generasi muda untuk kebaikan bangsa dan
kehidupan masyarakat yang maju.
Sudah semestinya Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa, nilai-nilai yang
terkandung didalamnya dapat diimplementasikan oleh generasi muda dalam
kehidupannya sehari-hari, terutama di media sosial. Walaupun media sosial hanyalah
dunia maya, yang dapat disamarkan identitasnya dan pengguna dapat bebas dalam
mengekspresikan suatu pendapat, tidak sepantasnya jika generasi muda maupun
masyarakat Indonesia abai dalam etika bersosialisasi dan kemanusiannya. Karena
dalam bermedia sosial tampak perwujudan kepribadian seseorang yang sebenarnya.
Dalam media sosial saat ini, banyak ditemukan berbagai ujaran kebencian dan berita
palsu atau hoax yang menyebar, tidak sedikit pula yang percaya akan berita palsu
tersebut dan menerimanya tanpa menyaring dengan logika serta penalaran yang baik.
Dapat dirasakan saat ini penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bersosial di media sosial tidak semudah itu dilakukan di dunia maya yang bebas dan
luas. Seperti yang ditunjukkan melalui survey yang dilakukan oleh Microsoft melalui
Digital Civility Index (DGI) pada tahun 2021 yang dipublikasikan untuk Indonesia pada
Survey tersebut melibatkan 16.000 responden yang berasal dari 32 negara dan
diantaranya 503 warga negara Indonesia, bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesopanan pengguna media sosial atau biasa disebut netizen di suatu negara saat
berkomunikasi di dunia maya. Indikator kesopanan tersebut ditunjukkan melalui
penyebaran hoaks atau penipuan, ujaran kebencian dan diskriminasi. Tingkat
persentase hoaks sebesar 47%, ujaran kebencian sebesar 27% dan diskriminasi
sebesar 13%. Selain itu, tingkat kesopanan digital masyarakat Indonesia memburuk 8
poin sehingga menjadi 76 dari 100 poin. (Safitri & Dewi, 2021)
Dapat diperhatikan dari hasil survey bahwa tingkat kesopanan digital netizen
Indonesia menurun dari tahun sebelumnya, ini menunjukkan bahwa rendahnya
penerapan generasi muda terhadap nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan, saat ini sering dijumpai di media sosial sesama warga negara Indonesia saling
mengungkapkan ujaran kebencian, menyebarkan hoaks dan menunjukkan sikap
diskriminasi di dunia maya padahal Indonesia adalah negara yang memiliki
keberagaman suku, agama dan ras. Ungkapan negatif tersebut dapat mengancam
keutuhan persatuan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang mengajarkan sopan
santun dan menjaga martabat manusia seolah tidak ada artinya. Pancasila dan
kandungannya terlihat hanya sebatas formalitas untuk dihafalkan dan pendidikan di
bangku sekolah untuk terlihat jiwa nasionalisme generasi muda. Tanpa adanya
penerapan di kehidupan sehari-hari, ideologi bangsa tidak dapat hidup ditengah
masyarakat, khususnya generasi muda yang menjadi harapan bangsa yang dapat
membuat Indonesia menjadi negara maju. Masyarakat Indonesia yang awalnya dikenal
oleh warga negara asing sebagai masyarakat yang ramah, lama kelamaan menjadi
memudar karena kurangnya sikap sopan santun dan etika pengguna media sosial dalam
berkomentar.
Oleh karena itu, ditengah maraknya persaingan global melalui media sosial.
Hakikat serta nilai-nilai Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan dunia maya ataupun
dunia nyata. Gelombang globalisasi yang masuk menjadi sarana untuk berkembangnya
berbagai kemajuan dan kemudahan akses di media sosial. Generasi muda yang tumbuh
dengan kemajuan tersebut dapat tidak terkendali dan berperilaku bebas jika pemerintah
juga tidak ikut andil dalam penerapan nilai-nilai Pancasila dalam generasi muda. Contoh
dampak negatif dari media sosial yaitu gaya hidup hedonis, maraknya berita hoaks yang
berbau SARA, kesehatan serta sosial dan politik.
Media sosial dan eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki
hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain di era digital ini. Dengan adanya
media sosial beserta informasi yang ada didalamnya dapat mempengaruhi pola pikir
generasi muda dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Jika penerapan Pancasila tidak
dihadirkan dalam bermedia sosial maka generasi muda yang mudah terpengaruh
dengan kerawanan ideologi lain dari luar cenderung melupakan nilai-nilai dalam
kehidupannya. Pancasila merupakan sumber konsep dan pelaksanaan kerja profesional
sumber daya manusia yang meliputi aspek etika, moral dan hukum. Dengan demikian,
sumber daya manusia Indonesia akan mempunyai keistimewaan sendiri sebagai
manusia yang adaptif terhadap kemajuan teknologi dengan keunggulan karakter dan
integritas Pancasila. Sehingga penguatan ideologi Pancasila di media sosial dapat
dihadapi dengan meningkatkan sumber daya manusia yang unggul (Fadilah, Tantangan
dan Penguatan Ideologi Pancasila, 2019).

2.2 Pengaruh Media Sosial Terhadap Eksistensi Pancasila


Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yan terbuka dan dinamis
sehingga dapat mengikuti perubahan yang terjadi. Salah satu bentuk pengamalan
Pancasila dalam kehidupan nyata adalah dengan mengelaborasi gagasan tentang nilai-
nilai Pancasila serta Undang Undang Dasar tahun 1945 yang sepadan dengan
kebutuhan perkembangan masyarakat dan tuntutan perubahan zaman, namun tetap
berada dalam kerangka paradigma hakikat Pancasila yang sesungguhnya.
Potensi Pancasila akan kehilangan eksistensinya sebagai ideologi dasar negara
dapat terjadi apabila pemerintah selaku penyelenggara negara dan masyarakat tidak
bekerja sama untuk agar saling menumbuhkah kesadaran mengenai pentingnya
kesadaran mengenai pentingnya nilai-nilai Pancasila bagi kehidupan bersama.
Terutama penerapan nilai-nilai Pancasila di media sosial, karena saat ini pengaruh
media sosial sangat kuat bagi generasi muda. Media sosial memiliki beragam aplikasi
seperti Instagram, Youtube, Facebook, TikTok, Twitter, Whatsapp, Line, dan
sebagainya. Media sosial tersebut menghadirkan berbagai informasi global yang dapat
dengan mudah diakses oleh para penggunanya.
Pancasila mempunyai peranan penting sebagai filter atau penyaring nilai-nilai
yang muncul akibat arus informasi dari media sosial. Generasi muda harus dapat
menyesuaikan diri dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi yang ada di
dunia, jika generasi muda tidak melek teknologi maka Indonesia akan tertinggal zaman.
Namun dengan adanya perkembangan teknologi tersebut, khususnya di media sosial,
Pancasila menjadi penting untuk mempertahankan nilai budaya Indonesia. Tidak
semata-mata hanya mengikuti arus informasi media sosial saja, tetapi Pancasila juga
bermanfaat untuk membedakan nilai yang dapat diserap oleh budaya masyarakat
Indonesia kemudian diserasikan dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian,
Pancasila tidak kaku dan menutup jalan bagi adanya perubahan. Sebaliknya, Pancasila
memberikan kesempatan bagi nilai-nilai baru untuk tumbuh dalam negara dengan tetap
berada di bawah kepribadian bangsa (Yuniar, 2020).
Dapat dirasakan saat ini, bahwa generasi muda menguasai media sosial dengan
sangat mahir. Bahkan, dengan adanya media sosial dapat mengubah pandangan
generasi muda terhadap masa depan. Salah satu contohnya, dahulu tidak ada pekerjaan
menjadi seorang youtuber atau content creator, namun saat ini tidak jarang kita jumpai
seorang generasi muda bercita-cita menjadi youtuber, mereka berlomba-lomba untuk
eksis di media sosial. Hal ini dapat menggambarkan bahwa dampak media sosial sangat
besar terhadap pola pikir generasi muda. Apalagi dengan derasnya arus informasi global
membawa ideologi baru bermunculan di Indonesia yang jauh dari ideologi Pancasila dan
nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Generasi muda yang berperilaku kebarat-baratan atau
munculnya Korean wave, awalnya disebabkan oleh pengaruh media sosial yang
menarik perhatian generasi muda. Sehingga hal tersebut dapat mengancam
memudarnya nilai-nilai kebudayaan Indonesia bahkan sampai mengabaikan ideologi
bangsa. Ini menunjukkan bahwa kurang eksisnya nilai-nilai Pancasila yang beredar di
media sosial serta kurangnya kesdaran generasi muda sebagai pendominasi pengguna
media sosial untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan di dunia
maya.
Jika generasi muda menggunakan media sosial dengan bijak maka media sosial
memiliki manfaat yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup sosial masyarakat
yang lebih baik. Generasi muda dapat mengupayakan eksistensi Pancasila agar media
sosial berdampak positif bagi penggunanya. Namun belakangan ini, sangat disayangkan
kegunaan media sosial disalahgunakan dengan memakainya untuk menyebarluaskan
ujaran kebencian dan hoaks atau berita palsu yang dapat mengadu domba para
pengguna media sosial serta berkembangnya penyebaran konten-konten yang
menyajikan opsi ideologi yang berlawanan dengan ideologi Pancasila.
Guna mempertegas upaya menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam ranah media
sosial, peran aktor utama politik digital diantarnya seperti buzzer, influencer dan follower
yang setia kepada Pancasila mutlak adanya. Aktor tersebut didorong untuk turut aktif
berjuang menyeberkan konten kreatif kebangsaan berwatak Pancasila di akun media
sosialnya masing-masing. Langkah kreatif ini, ditujukan guna nilai-nilai Pancasila
kembali menyatu dalam nalar para netizen sebagai ideologi sekaligus pandangan hidup
bersama. (Aditya, 2017)
Aktivitas sehari-hari generasi muda identik dengan media sosial sehingga para
pemuda dapat saling mendorong satu sama lain untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila
secara efektif dengan cara bermedia sosial dengan bijak dan membangun konten yang
membangun kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga eksistensi Pancasila
agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat diimplementasikan dan hidup di
tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, serta dapat mencegah nilai yang
bertentangan dengan Pancasila diterima oleh masyarakat luas.
Selain itu, perlu diwaspadai bahwa terdapat pula pengaruh negatif media sosial
terhadap eksistensi Pancasila di kalangan generasi muda. Sebab pada nyatanya,
masyarakat harus mengakui bahwa Pancasila belum mendapat tempat yang tepat di
hati masyarakat. Penghayatan dan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila belum
sempurna ditanaman pada diri masyarakat, dibuktikan dengan banyak jumlah
implementasi budaya asing yang tidak pas dengan budaya Indonesia. Pancasila perlu
diseminasikan dan ditanamkan kembali, khususnya bagi anak muda dalam prosesnya
untuk mengembangkan dirinya menjadi masyarakat yang modern dan dapat
mempertahankan eksistensinya. (Yuniar, 2020)
Pengaruh negatif media sosial terhadap eksistensi Pancasila, antara lain:
1. Perubahan nilai.
Sesuatu yang baru (nilai, teknologi, budaya, dan lainnya) dari asing secara tidak
otomatis dapat diintegrasikan ke dalam kondisi individu atau masyarakat yang
menerimanya.
2. Pertentangan nilai.
Masuknya nilai-nilai baru dan asing yang tidak sejalan atau bahkan bertentangan
dengan nilai-nilai luhur dari pandangan hidup masyarakat.
3. Perubahan gaya hidup (lifestyle).
Munculnya gaya hidup kebarat-baratan atau sifat hedonisme di generasi muda
akibat pengaruh media sosial, menyimpang dari nilai kebudayaan bangsa
Indonesia.
4. Berkurangnya kedaulatan negara.
Pemerintah harus mengakui dan bekerja di suatu lingkungan dimana sebagian
besar penyelesaian masalah harus dirumuskan dengan memperhatikan dunia
global.
(Asmaroini, 2017)

2.3 Mengapa Media Sosial Dapat Mempengaruhi Eksistensi Pancasila?


Eksistensi media sosial di kalangan generasi muda tak bisa disangkal karena
sudah menjadi media partisipatoris umum. Dengan karakter partisipatoris, murah, cepat
dan non hierarki, media sosial menjelma menjadi ruang publik baru untuk saling
berinteraksi tanpa batas hingga kemudian dapat mengikis sikap apatis publik. Semangat
partisipatoris tersebut bisa dilacak dari dinamika para netizen dalam mempengaruhi
pemberitaan yang tengah popular di media sosial hingga kemudian bergulir menjadi
opini publik. (Aditya, 2017)
Media sosial merupakan tempat umum yang luas dan juga cepat, sehingga tidak
ada lagi alasan untuk tidak menyebarkan kebaikan dari nilai-nilai Pancasila melalui
media sosial (Safitri & Dewi, 2021). Dengan memanfaatkan media sosial dapat menjaga
eksistensi Pancasila secara efektif di kalangan generasi muda. Media sosial yang
dipenuhi oleh informasi global juga dapat diseimbangankan dengan adanya eksistensi
Pancasila di dunia maya. Arus informasi yang ada di media sosial menyebar dengan
cepat karena sudah banyak para penggunanya yang menjadikan media sosial sebagai
sumber yang terpercaya. Sehingga manfaat itulah yang dapat menjadikan peluang nilai-
nilai Pancasila untuk masuk ke ranah media sosial membuat masyarakat dan generasi
muda tidak abai untuk menghayati nilai-nilai Pancasila.
Media sosial juga tidak hanya sebagai media informasi, tetapi juga penyedia
hiburan untuk relaksasi, sarana mempromosikan budaya, bisnis, bahkan sampai bidang
politik menjadi alasan penggunanya menggunakan media sosial. Oleh sebab itu,
pengguna media sosial saat ini tidak dapat dipungkiri sudah menjadi kegiatan sehari-
hari dan media sosial menjadi salah satu media yang paling cepat berkembang di
internet. (Safitri & Dewi, 2021)
Sifat Pancasila yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan zaman, media
sosial menjadi salah satu solusi untuk tetap menjaga eksistensi Pancasila terutama di
kalangan generasi muda. Pancasila merupakan ideologi bangsa yang diambil nilai-
nilainya dari kebudayaan bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Dengan menyesuaikan
perkembangan zaman dengan nilai-nilai Pancasila membuat Pancasila hidup dan dapat
dihayati oleh generasi muda secara efektif, sebab generasi muda merupakan generasi
yang dekat dengan perkembangan teknologi sehingga agar nilai-nilai Pancasila terus
dilestarikan oleh generasi penerus bangsa, pendekatan dan penanaman nilai Pancasila
dengan mudah dilakukan melalui media sosial. Media inilah yang dapat menjadikan
ruang untuk mendidik generasi penerus bangsa mengenai penerapan nilai-nilai
Pancasila secara langsung di kehidupan mereka.

2.4 Implementasi Nilai Pancasila di Media Sosial


Penerapan nilai Pancasila dalam bermedia sosial wajib dilakukan sebagai wujud
kepribadian bangsa Indonesia sehingga persatuan bangsa juga tetap terjaga. Dengan
memahami dan mengimplementasikan nilai yang luhur dalam kehidupan sosial di dunia
maya dapat meminimalisir berita hoaks, sikap diskriminasi dan ujaran kebencian di
media sosial. Generasi muda yang sadar akan etika dalam bermedia sosial
menunjukkan jati dirinya mempunyai karakter yang berbeda dengan negara lain yaitu
menunjukkan karakter bangsa Indonesia yang ramah, santun, menghargai dan
mengakui kekurangan diri dengan penuh tanggung jawab sebagai masyarakat yang
beradab. Penerapan nilai Pancasila dan penggunaan media sosial yang bijak dapat
mengubah pandangan bangsa asing terhadap masyarakat Indonesia, terutama untuk
generasi muda yang menjadi harapan bangsa di masa depan.
Pancasila merupakan pedoman hidup bangsa dalam berbangsa dan bernegara.
Nilai yang terkandung didalamnya harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat
sebab Pancasila tercantum dalam Undang Undang Dasar tahun 1945 sebagai dasar
negara, maka Pancasila harus didudukkan secara tepat dan proporsional sebagai dasar
negara, kemudian dioperasikan dalam segala aspek kehidupan. Menerapkan nilai-nilai
Pancasila seharusnya sudah menjadi kewajiban seluruh rakyat Indonesia termasuk
generasi muda sebagai penerus bangsa yang menjadi tumpuan utama nasib bangsa di
masa yang akan datang. Dengan demikian, pengimplementasian tersebut di kalangan
generasi muda menjadi lebih mendalam sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia
terhadap generasi mudanya. Artinya Pancasila memiliki nilai-nilai yang suci dan tujuan
dari bangsa Indonesia yang beraneka ragam sebagai dasar pondasi berdirinya bangsa
Indonesia (Effendi & Dewi, 2021).
Namun, penerapan nilai-nilai Pancasila tidak semudah dengan teorinya,
penerapan nilai dan kandungannya masih sulit diterapkan dalam kehidupan media
sosial. Karena terlalu luasnya jangkauan media sosial, terkadang membuat para
penggunanya sampai lupa cara beretika dalam komunikasi di media sosial. Terdapat
orang-orang yang menganggap bahwa media sosial hanya sebatas dunia maya yang
dalam penggunaannya tidak perlu menunjukkan sikap Pancasila karena tidak terdeteksi,
padahal dengan adanya dunia maya maka jejak digital seseorang sulit untuk dihapus
dan segala tingkah lakunya mudah dilacak dengan perkembangan teknologi saat ini.
Namun, tetap saja masih sering dijumpai berbagai konflik yang ditemukan di media
sosial yang mengandung diskriminasi padahal Indonesia merupakan negara dengan
berbagai keberagaman suku, ras, agama dan bersemboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Oleh
karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepantasnya untuk bergerak
memerangi pengaruh negatif media sosial dan menggaungkan penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam media sosial untuk tetap menjaga eksistesinya.
Dibawah ini merupakan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam etika atau adab
bersosial media sesuai dengan kelima sila-nya, antara lain:
1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Pada sila pertama, sebagai pengguna media sosial yang bijak. Generasi penerus
bangsa dapat menjunjung rasa toleransi di media sosial, menghargai segala
perbedaan pendapat maupun suku, ras, agama yang ada. Sehingga tetap terjalin
hubungan yang baik dan serasi sesama warga negara Indonesia.
2. Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila ini bermakna untuk menjaga harkat dan martabat manusia. Di mana
generasi muda Indonesia harus berperilaku bijak, selalu besikap adil dalam
pikiran dan perilaku etis terhadap sesama, tidak memandang remeh segala
sesuatu dan selalu berbuat kebaikan yang mementingkan kepentingan umum
demi cita-cita bonum commune (kebaikan Bersama) (Rozyanti, 2019).
3. Sila ketiga, persatuan Indonesia
Pada sila ketiga merupakan pedoman untuk bangsa Indonesia dalam bermedia
sosial sehingga dapat menyatukan berbagai sendi kehidupan yang hidup
ditengah masyarakat seperti dalam politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan,
dan keamanan sehingga terciptanya persatuan adat dan budaya. Dengan
menerapkan unsur nilai sila ketiga dalam bermedia sosial dapat menciptakan
lingkungan media sosial yang sehat sebab sebenarnya tidak ada suku, agama
atau ras yang lebih baik diantaranya. Setiap perbedaan yang ada dihargai dan
dihormati sebab keberagaman itu menjadikan Indonesia negara yang sejahtera.
(Tanaya, 2021)
4. Sila keempat, kerakyata yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Penerapan nilai yang dapat dilakukan sesuai dengan sila keempat yaitu dengan
menjadikan perilaku demokrasi yang kondusif dan efektif. Hal tersebut dapat
diwujudkan dengan tidak menulis komentar bersifat negatif dan menyudutkan
pihak lain (Effendi & Dewi, 2021). Sebelum memberi tanggapan terhadap
sesuatu di media sosial harus memikirkan terlebih dahulu penggunaan kata-kata
yang baik serta dampak yang akan terjadi, sehingga dapat terhindar dari
pengaruh berita hoaks yang dapat mengadu domba pengguna media sosial.
5. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam sila ini, sebagai generasi muda harus dapat menegakkan keadilan di
media sosial. Dengan cara berani menggunakan hak kita secara cermat untuk
menyuarakan keadilan sosial dengan memandang hukum yang sama untuk
semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia yang diambil dari nilai-
nilai budaya Indonesia sejak zaman dahulu. Pancasila mencerminkan kepribadian
masyarakat Indonesia yang ramah, santun, serta saling menghargai perbedaan yang
ada didalamnya. Ideologi Pancasila tidak dapat diubah isi dan keberadaanya. Namun
Pancasila dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi saat ini. Pancasila
memiliki peranan yang penting untuk mempertahankan nilai kebudayaan Indonesia serta
sebagai penyaring munculnya nilai-nilai dari derasnya arus informasi global.
Perkembangan teknologi dan digitalisasi informasi menyebabkan media sosial
menjadi populer di kalangan generasi muda. Media sosial menjadi kebutuhan sehari-
hari generasi muda untuk bersosialisasi. Oleh karena itu, diperlukan implementasi nilai-
nilai Pancasila dalam bermedia sosial sehingga tetap terjaga eksistensi Pancasila
sebagai pedoman hidup bangsa dan menghidupkan aktualisasi nilai Pancasila ditengah
kehidupan bermasyarakat. Media sosial juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap
eksistensi Pancasila bagi generasi muda, sebab generasi inilah yang paling akrab
dengan perkembangan teknologi.

3.2 Saran
Dengan penyusunan makalah ini, generasi muda menjadi sadar dan melek
terhadap peranannya yang penting dalam kemajuan serta menjaga keutuhan bangsa.
Generasi muda perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial serta berjuang untuk
membuat konten di media sosial yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sehingga
dapat mengedukasi pengguna lainnya karena masih rendahnya implementasi Pancasila
dalam kehidupan dunia maya. Sebagai generasi penerus bangsa harus dapat bergerak
aktif dalam mewujudkan cita-cita luhur negara demi kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, I. (2017, May 29). Pancasila dan Media Sosial. Retrieved from krjogja:
https://www.krjogja.com/angkringan/opini/pancasila-dan-media-sosial/
Asmaroini, A. P. (2017). MENJAGA EKSISTENSI PANCASILA DAN PENERAPANNYA
BAGI MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI. Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, 57-58.
disperkimta. (2018, April 18). Generasi Muda Masa Depan Bangsa. Retrieved from
disperkimta.bulelengkab:
https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/generasi-muda-
masa-depan-bangsa-38
Effendi, F. P., & Dewi, D. A. (2021). Generasi Milenial Berpancasila di Media Sosial.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Fadilah, N. (2019). Tantangan dan Penguatan Ideologi Pancasila. Journal of Digital
Education, Communication, and Arts, 66-78.
Fadilah, N. (2019). TANTANGAN DAN PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA . Digital
Education, Communication, and Arts, 66-78.
Kemp, S. (2021, February 11). Digital 2021: Indonesia. Retrieved from datareportal:
https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia
Rozyanti, A. P. (2019, July 2). PANCASILA DI MATA GENERASI MILENIAL. Retrieved
from binus: https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pancasila-di-mata-
generasi-milenial/
Safitri, A., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Pedoman
Generasi Milenial dalam Bersikap di Media Sosial. EduPsyCouns.
Tanaya, A. (2021, November 6). Pancasila sebagai Pedoman Masyarakat Indonesia
dalam Bermedia Sosial. Retrieved from Kumparan:
https://kumparan.com/aliciatanaya/pancasila-sebagai-pedoman-masyarakat-
indonesia-dalam-bermedia-sosial-1wrRXXoYMbL/2
Yuniar, C. (2020, June 1). Pancasila dan Perannya dalam Menghadapi Arus Globalisasi.
Retrieved from lpmedentsundip: http://lpmedentsundip.com

Anda mungkin juga menyukai