Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

4.10 DAMPAK PERPAJAKAN DARI AKUISISI


Jika satu perusahaan membeli perusahaan lain, transaksinya dapat dikenakan atau tidak dikenakan
pajak. Apabila akuisisi dikenakan pajak, pemegang saham perusahaan yang diakuisisi dianggap telah
menjual saham yang dimiliki dan capital gain atau capital loss yang sudah terealisasi dikenakan pajak.
Dalam transaksi yang dikenakan pajak, nilai asset dari perusahaan yang dijual akan direvaluasi.
Apabila akuisisi tidak dikenakan pajak maka pemegang saham perusahaan yang diakuisisi dianggap
hanya menukar saham lama mereka dengan saham baru yang nilainya sama sehingga tidak ada capital
gain atau capital loss.

4.11 AKUISISI UNTUK AKUNTANSI


Metode pembelian mengharuskan asset dari perusahaan yang diakuisisi dilaporkan pada nilai
pasarnya yang wajar pada laporan keuangan perusahaan yang mengakuisisi. Hal ini akan membuat
perusahaan pengakuisisi untuk menetapkan basis harga perolehan baru dari asset yang diakuisisi.
Metode pembelian akan menghasilkan akun goodwill yang merupakan selisih antara harga beli
dengan total nilai wajar dari aset bersih yang diperoleh.

4.12 GOING PRIVATE DAN LEVERAGE BOYOUT


Swastanisasi (going private) adalah mengubah perusahaan publik menjadi milik pribadi
(swasta). Leverage Buyout adalah transasksi going private yang dibiayai dengan hutang. Ciri LBO
adalah pembelian dilakukan dengan kas, bukan dengan saham.
Pembelian terutang (bahasa Inggris: leveraged buyout; LBO) adalah akuisisi (biasanya
perusahaan, tetapi bisa pula aset tunggal seperti real estat) yang harga belinya dibantu oleh gabungan
saham dan utang dan yang arus kas atau aset targetnya dipakai untuk menjamin dan melunasi utang.
Karena utang biasanya memiliki biaya modal yang lebih rendah daripada saham, imbal balik saham
meningkat seiring peningkatan utangnya.Utang tersebut otomatis menjadi dongkrak untuk menambah
imbal balik yang menjadi asal usul istilah LBO.
Going Private Adalah aktivitas transformasi perusahaan publik kembali menjadi perusahaan
privat. Sementara, Leverage Boyout/LBO adalah pembelian keseluruhan saham/aset perusahaan, anak
perusahaan, atau divisi, terutama yang dibiayai oleh utang, oleh sekelompok investor. Proses turn
aroundbisnis dan improvement terhadap aktivitas bisnis perusahaan menjadi ciri khas utamaaktivitas
LBO. LBO oleh pihak manajemen dikenal juga dengan sebutan management buy out(MGO).
LBO seringkali berdampak pada aktivitas going private. Perusahaan yang menjadi target LBO
umumnya adalah distresscompanyyang mengalami kesulitan keuangan namun masih potensial untuk
dikembangkan karena alasan potensi pertumbuhan industri yang tinggi, operasi perusahaan masih
sehat, ataupun kekurangan modal untuk ekspansi.

4.13 DIVESTASI
Divestasi adalah pelepasan sebagian perusahaan atau perusahaan secara keseluruhan.
Divestasi dapat berupa voluntary divestiture dan involuntary divestiture. voluntary divestiture
dilakukan oleh perusahaan dengan alasan-alasan ekonomis, sedangkan involuntary divestiture
dilakukan karena pelanggaran hukum.
Dalam finansial dan ekonomi, divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam
bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan.Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi.
1. Pertama, sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang bukan merupakan
bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area
bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company,
dan banyak perusahaan lainnya telah menjual beragam bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis
utamanya.
2. Motif kedua untuk divestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan
keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual
bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi
untuk berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk
memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
3. Motif ketiga bagi divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah
melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada nilai perusahaan
sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan
melebihi nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan
divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang seharusnya bernilai
berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
4. Motif keempat untuk divestasi adalah unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin
jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan gagal
dalam operasionalnya semakin besar.

Metode Divestasi
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi beberapa
divisi. Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs
resmi mereka sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk membeli
divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah online showroom yang menampilkan
divisi yang mereka jual.Dengan melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya
yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha transportasi, dan urusan
pertemuan.

SUMBER :
- Buku Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Fundamentals of Financial Management, James
C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr
- Modul Chartered Accountant, Manajemen Keuangan Lanjutan, Ikatan Akuntan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai