Anda di halaman 1dari 7

Nararia Aji Bhuana

031914153068

BENTUK-BENTUK AKSI KORPORASI

1. DELISTING

Delisting adalah penghapusan pencatatan saham di Bursa Efek (contoh: BEI) yang dilakukan
oleh suatu Listed Company atau perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa. Alasan delisting
karena tidak likuidnya saham yang tercatat di Bursa yang disebabkan kepemilikan saham oleh
publik yang tidak signifikan; atau karena perusahaan tercatat tersebut tidak lagi membutuhkan
pendanaan yang bersumber dari pasar modal

Contoh: BEI

2. GO PRIVATE

Go-private adalah perubahan status suatu perusahaan dari perusahaan terbuka menjadi
perusahaan tertutup. Latar belakang perusahaan yang telah go public menjadi go private telah
terdapat lebih dari satu. Pertama, menjadi perusahaan terbuka tidaklah mudah di dalam
menjalankan seluruh ketentuan Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia. Kedua, selain itu juga
banyaknya laporan-laporan yang harus dipenuhi oleh emiten atau perusahaan publik, khususnya
laporan keuangan, yaitu empat kali dalam tahun, termasuk harus melakukan keterbukaan
informasi setiap peristiwa yang material kepada publik dalam jangka dua hari kerja. Untuk itu,
maka keinginan emiten atau perusahaan publik untuk kembali menjadi perusahaan tertutup (go
private) adalah sebagai salah satu strategi emiten atau perusahaan publik mencari jalan keluar
terhadap kedua masalah tersebut.

Contoh: Pada tahun 1996, tindakan go private PT Praxair Indonesia Tbk selain itu PT Pfizer
Indonesia, Tbk. (2002), PT Miwon Indonesia, Tbk. (2002), PT Indocopper Investama Tbk.
(2002), PT Bayer Indonesia, Tbk. (2003), PT Central Proteinaprima Tbk. (2004), PT Surya
Hidup Satwa, Tbk. (2004), PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. (2004), PT Multi Agro Persada,
Tbk. (2005), dan PT Komatsu Indonesia, Tbk. (2005).
3. RIGHT ISSUE/ HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu , dikenal dengan istilah HMETD, adalah hak yang
melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli Efek
baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum
ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan. (KEPUTUSAN KETUA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-26/PM/2003 TENTANG HAK
MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU)

Contoh: HMETD ditandai dengan akhiran "-R" pada perdagangan bursa saham. Sebagai contoh,
saham telkom memiliki kode TLKM, dan HMETD-nya adalah TLKM-R.

4. BACKDOOR LISTING

Backdoor Listing adalah strategi yang diambil sebuah perusahaan untuk bisa melantai di
bursa karena belum bisa memenuhi kriteria yang ada dengan mengakuisisi perusahaan lain yang
sudah melantai di bursa.

Contoh : Backdoor listing melalui skema rights issue kepada empat emiten:

i. PT Retower Asia yang merupakan anak usaha dari Northstar Group akan melakukan
akuisisi PT Centrin Online Tbk (CENT).
ii. PT Toko Buku Gunung Agung Tbk yang berniat melakukan right issue dan
mengubah bisnis intinya menyusul PT Permata Energy Resources akan menjadi
pembeli siaga.
iii. Advance Wealth Finance Ltd, anak usaha Northstar Equity Partners III Ltd yang
menjadi pembeli siaga dalam skema rights issue PT Trimegah Securities Tbk
(TRIM).
iv. Fundamental Resources Pte Ltd, sebuah perusahaan investasi asal Singapura yang
menjadi pembeli siaga rights issue PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK).

5. STOCK SPLIT

Stock Split yaitu pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil.
Contoh: Perusahaan PT Mayora Indah Tbk dengan kode saham MYOR akan melakukan
pemecahan saham pada 3 Agustus 2016 dengan rasio pemecahan unit saham 1 : 25. Adapun
Nilai Nominal lama saham MYOR adalah Rp500 per lembar, dan harga pasar saat Akhir (Cum)
perdagangan saham dengan nilai nominal Rp500 adalah berada di kisaran Rp39.700-an

6. REVERSE STOCK

Stock Reverse adalah pemampatan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang sedikit
dengan menggunakan nilai nominal yang lebih tinggi per lembar sahamnya secara proporsional

Contoh: Misalkan sebuah perusahaan melakukan stock reverse 5:1 (5 reverse jadi 1 atau stock
reverse dengan rasio 5 banding 1). Aksi stock reverse tersebut mengakibatkan :

I. Jumlah saham beredar meciut 5 kali lipat


II. Harga saham (dan nilai nominal) naik 5 kali
III. Total nilai saham (dan nilai nominal) adalah tetap

7. PEMBAGIAN DIVIDEN

Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham
yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi
perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu
bisnis.

Contoh: Dividen dapat dibagi menjadi empat jenis:

I. Dividen tunai; metode paling umum untuk pembagian keuntungan. Dibayarkan dalam
bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya.
II. Dividen saham; cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham
tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang
dimiliki. Contohnya, setiap 100 saham yang dimiliki, dibagikan 5 saham tambahan.
Metode ini mirip dengan stock split karena dilakukan dengan cara menambah jumlah
saham sambil mengurangi nilai tiap saham sehingga tidak mengubah kapitalisasi
pasar.
III. Dividen properti; dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan cara ini
jarang dilakukan.
IV. Dividen interim; dibagikan sebelum tahun buku Perseroan berakhir.

8. SAHAM BONUS

Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham
berdasarkan jumlah saham yang dimiliki. (KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS
PASAR MODAL NOMOR: KEP-35/PM/2003 TENTANG SAHAM BONUS)

Contoh:

9. PENGGABUNGAN/MERGER

Merger adalah proses pengambilalihan saham oleh perusahaan terhadap perusahaan lain di
mana perusahaan yang diambil alih bukan lagi perusahaan yang berdiri sendiri, tetapi telah
menjadi bagian dari perusahaan yang telah mengambil lebih.
Contoh: Bank Bumi Daya (PT), Bank Expor Impor Indonesia (PT), Bank Pembangunan
Indonesia (PT), Bank Dagang Negara (PT) melakukan merger menjadi Bank Mandiri Tbk (PT)

10. PELEBURAN/KONSOLIDASI

Peleburan/Konsolidasi adalah peleburan dua atau juga lebih perusahaan menjadi perusahaan
baru, yang mana perusahaan baru itu dapat mengambil alih seluruh hak serta kewajiban dari tiap-
tiap perusahaan yang disatuka.

Contoh: beberapa contoh sebuah perusahaan yang merupakan hasil dari konsolidasi, diantaranya:

 SmartFren adalah hasil dari konsolidasi dari PT. Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8),
PT Smart Telecom (Smart) .
 Indonesian Professional Reinsurer (IPR), hasil konsolidasi dari PT. Reasuransi
Internasional Indonesia (Reindo), PT. Reasuransi Nasional
 Indonesia (Nas Re), PT. Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re), dan PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia (Marein).
 Bank Mandiri adalah hasil konsolidasi dari Bank Bumi Daya (BBD),
 Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank
Pembangunan Indonesia (Bapindo).

11. PENGAMBILALIHAN/AKUISISI

Akuisisi adalah penggabungan dua perusahaan di mana perusahaan yang mengakuisisi


membeli bagian dari saham perusahaan yang diakuisisi, sehingga kontrol manajemen perusahaan
yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan akuisisi, sedangkan kedua perusahaan terus
beroperasi sebagai badan hukum yang berdiri sendiri

Contoh: Facebook mengakuisisi Whatsapp pada 2014 lalu dengan nilai USD $19 milyar,
Western Digital yang mengakuisisi Sandisk dengan nilai USD $19 milyar dan BCA yang sudah
resmi mengakuisisi Rabobank pada Desember 2019 lalu.

12. PEMISAHAN/SPLITCHING

Pemisahan perseroan dapat dilakukan dengan cara :

I. Pemisahan murni.
II. Pemisahan tidak murni atau lazim disebut spin off.

Pemisahan murni mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena
hukum kepada dua perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan. Perseroan yang
melakukan Pemisahan tersebut berakhir karena hukum. Sedangkan pisahan tidak murni
mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada satu
perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan. Perseroan yang melakukan pemisahan
tersebut tetap ada.

Contoh: Suatu contoh pemisahan murni perusahaan A dengan aset Rp100 miliar dipecah menjadi
dua perusahaan B dan perusahaan C dengan masing-masing perusahaan B mendapatkan aset
Rp50 miliar dan perusahaan C mendapatkan aset Rp50 miliar. Jadi karena asetnya menjadi nol
maka perusahaan A menjadi bubar karena hukum tanpa likuidasi.

13. PERUBAHAN BISNIS INTI

Proses bisnis inti (core business process) didefinisikan sebagai tugas individu minimum yang
harus diselesaikan untuk memberikan tingkat konsistensi tertentu dalam pemasaran. Proses
bisnis inti berarti bahwa keberhasilan bisnis tidak hanya bergantung pada seberapa baik masing-
masing departemen melakukan tugasnya, tetapi juga pada seberapa baik perusahaan mengelola
untuk mengkoordinasikan kegiatan departemen untuk melakukan proses bisnis inti.

Contoh: Proses-proses bisnis inti dalam pemasaran meliputi proses penginderaan pasar dengan
pengumpulan dan tindakan berdasarkan informasi tentang pasar; proses realisasi penawaran baru
dengan meneliti, mengembangkan, dan meluncurkan penawaran berkualitas tinggi dengan cepat
dan sesuai anggaran; proses akuisisi pelanggan dengan menentukan pasar sasaran dan mencari
pelanggan baru; proses manajemen hubungan pelanggan dengan membangun pemahaman yang
lebih dalam dengan pelanggan individu; dan proses manajemen pemenuhan, yakni menerima dan
menyetujui pesanan, mengirimkan barang tepat waktu, dan mengumpulkan pembayaran.

14. BUYBACK

Buyback, atau dengan kata lain “dibeli kembali” adalah proses pembelian kembali saham
yang beredar di publik (outstanding share) yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam
proses buyback perusahaan menginvestasikan dana yang dimiliki untuk membeli saham
perusahaannya sendiri dari public. Dengan melakukan pembelian kembali saham yang beredar di
publik, secara otomatis jumlah keuntungan yang harus disetor perusahaan melalui pembagian
deviden akan berkurang, karena jumlah saham yang beredar menyusut.  Bukan hanya itu
perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan di masa yang akan datang jika jika perusahaan
memutuskan untuk menjual kembali saham yang dibuyback ketika harganya sudah naik. Aturan
publik seputar program pembelian saham kembali tunduk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 30/POJK.04/2017 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh
Perusahaan Terbuka

Contoh: contoh aktual perusahaan yang akan melakukan buyback saham, yaitu perusahaan
BTPS. Pengumumannya bisa diikuti di sini (publikasi di IDX tanggal 25 Juli 2019).

Anda mungkin juga menyukai