Article Text 57016 2 10 20210425 1 PDF
Article Text 57016 2 10 20210425 1 PDF
e-mail: rusmini@unesa.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKPD untuk melatihkan keterampilan argumentasi
ilmiah peserta didik pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi ditinjau dari validitas,
kepraktisan, dan keefektifan. Penelitian ini menggunakan metode 4-D. Validitas LKPD mendapatkan
kriteria sangat layak, ditinjau dari aspek isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafisan menunjukkan
persentase rata-rata sebesar 87,74%; 93,33%; 86,85%; dan 88,89%. Kepraktisan LKPD dinilai
berdasarkan respon peserta didik yang ditinjau dari aspek isi, kebahasaan, dan penyajian menunjukkan
persentase rata-rata sebesar 98,61%; 98,76%; dan 96,30% dengan kriteria sangat kuat, serta didukung
observasi aktivitas peserta didik yang relevan memiliki persentase rata-rata sebesar 90% dan aktivitas
yang tidak relevan sebesar 10%. Keefektifan LKPD mendapat kriteria sangat efektif. N-gain score tes
kognitif mendapatkan kategori interpretasi tinggi sebesar 51,85% dan interpretasi sedang sebesar 48,14%
dengan rata-rata n-gain score sebesar 0,77 yang didukung dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%,
sedangkan pada tes keterampilan argumentasi mendapatkan kategori interpretasi tinggi dengan persentase
88,89% dan interpretasi sedang sebesar 11,11% dengan rata-rata n-gain score sebesar 0,84. Hasil tersebut
didukung dengan uji wilcoxon pada kedua tes dan mendapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000
(Ha diterima) yang artinya terdapat pengaruh pada hasil tes kognitif dan keterampilan argumentasi ilmiah
peserta didik setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan LKPD yang dikembangkan.
Kata kunci: keterampilan argumentasi ilmiah, faktor-faktor laju reaksi, LKPD
Abstract
The research aims to determine the feasibility of Student Worksheet to train student’s scientific
argumentation skill on the sub material the factors that affect the reaction rates. The research use the 4-D
method. Validity of student worksheet’s get very valid criteria, reviewed by content, language,
presentation, and graphic aspects that show the average percentage of 87.74%; 93.33%; 86.85%; and
88.89%. Practicality of student worksheet was rated by the student response that reviewed by content,
language, and presentation that show the average percentage of 98.61%; 98.76%; and 96.30% with very
strong criteria and supported by observation of relevant student activities has an average percentage of
90% and irrelevant activities with 4.44% percentage. The effectiveness of student worksheet get very
effective criteria. N-gain score of cognitive test get high interpretation category with 51.85% percentage
and medium interpretation category with 48.14% and the average of n-gain score is 0.77 that supported
by classical completeness get a percentage of 100%, whereas on the argumentation skill test get high
interpretation category with 88.89% percentage and medium interpretation category with 11.11% and
the average of n-gain score is 0.84. These result are supported by wilcoxon test on the two test and get
Asymp. Sig. (2-tailed) score of 0.000 (Ha accepted) that means there is an influence on the result of
student’s cognitive and scientific argumentation skill test after learning using the student worksheet
developed.
Keywords: scientific argumentation skill, the reaction rate factors, student worksheet
159
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.10, No.2, pp.159‒171, May 2021
14]. Ketiga, dapat meningkatnya kemampuan yang membutuhkan media petunjuk untuk
pemecahan masalah yang disebabkan pada proses mengarahkan jalannya praktikum. LKPD ini
penguasaan keterampilan argumentasi, peserta dirancang untuk dapat digunakan dalam
didik akan menyelesaikan sebuah permasalahan pembelajaran secara online maupun offline agar
melalui tahapan-tahapan. Keempat, peserta didik dapat memudahkan guru ketika mengajar.
dapat membangun aktifitas sosiokultural melalui Pengembangan LKPD ini bertujuan untuk
keterampilan berargumentasi dengan cara melatihkan argumentasi ilmiah peserta didik,
menginterpretasi, mendukung, ataupun sehingga dibuat dengan menyesuaikan tahapan
menyanggah terhadap suatu argumen. Kelima, dalam diagram argumentasi Toulmin [17, 18].
keterampilan argumentasi memiliki dampak Keterampilan berargumentasi ilmiah
positif tentang ide-ide dan proses ilmiah yang dapat dimiliki peserta didik jika dilakukan dalam
menyebabkan peserta didik percaya diri dan suatu pengkondisian tertentu, kemudian guru
mudah dalam menyampaikan gagasannya karena membimbing peserta didik bagaimana
didasari bukti dan penjelasan yang mendukung membangun dan mendukung konsep pengetahuan
[10, 14-16]. melalui sebuah argumen. LKPD bersifat fleksibel,
Argumentasi ilmiah menurut diagram yaitu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan peserta
Toulmin terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu didik, serta karakteristik sebuah satuan pendidikan
Claim, Data, Warrant, Backing, Rebuttal, dan agar bisa menaikkan frekuensi aktivitas peserta
Qualifier [17, 18]. Claim merupakan tahapan didik yang relevan dengan dipandu dengan
peserta didik untuk membuat pernyataan atas kaidah-kaidah pendekatan yang menghasilkan
suatu fenomena alam dari pengamatan ilmiah sebuah peningkatan keterampilan peserta didik,
yang mendeskripsikan hubungan antara dua yang salah satunya adalah keterampilan
variabel atau lebih. Pada tahap data (evidence), berargumentasi ilmiah [20]. Dengan demikian,
peserta didik mengumpulkan suatu fakta agar LKPD ini dibutuhkan dalam proses pembelajaran
dapat mendukung claim yang dibuat. Pada tahap dengan materi laju reaksi.
warrant, peserta didik membuat suatu penjelasan Berdasarkan fakta dan uraian tersebut
untuk menghubungan data dengan claim. perlu dilaksanakan sebuah penelitian tentang
Tahapan backing adalah tahap peserta didik peningkatan hasil belajar dan keterampilan
mencari dukungan tambahan kepada warrant atas argumentasi ilmiah peserta didik setelah
claim yang dibuat dan berasal dari artikel maupun dilakukan pembelajaran menggunakan media
buku ajar. Pada tahap rebuttal, peserta didik dapat pembelajaran LKPD yang sedang dikembangkan.
menolak claim, data, atau warrant yang dianggap Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat
kurang sesuai. Tahapan terakhir adalah qualifier, LKPD yang layak untuk melatihkan keterampilan
yaitu tahap peserta didik untuk membuat argumentasi ilmiah peserta didik SMA Kelas XI
pernyataan pemantaban atas claim yang dibuat pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi
dan claim yang universal dapat dibatasi dengan laju reaksi.
kata-kata seperti kadang-kadang, biasanya
kebanyakan, atau selalu [19, 9]. METODE
Dalam melatihkan suatu keterampilan Penelitian ini dikembangkan dengan
argumentasi dalam sebuah pembelajaran, sangat metode 4-D, yaitu penelitian yang ditemukan oleh
penting adanya sebuah media pembelajaran yang Thiagarajan, Semmel, dan Semmel [21] yang
sesuai, diantaranya yaitu Lembar Kerja Peserta berisi 4 tahapan penelitian yaitu define
Didik (LKPD). LKPD dinilai memiliki peran (pendefinisian), design (perancangan), develop
penting sebagai penunjang proses pembelajaran, (pengembangan), dan disseminate (penyebaran).
karena peserta didik dapat lebih mudah untuk Dalam penelitian ini, dibatasi pada tahap develop
memahami materi yang sedang diajarkan, (pengembangan) dan pada sub materi faktor-
terutama pada materi yang berbasis eksperimen faktor yang mempengaruhi laju reaksi untuk
161
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.10, No.2, pp.159‒171, May 2021
162
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.10, No.2, pp.159‒171, May 2021
pada sekolah yang belum menggunakan metode mencermati sebuah video percobaan dari youtube
student centered, para peserta didik kurang yang link-nya sudah disediakan dan tercantum
diajarkan untuk berargumentasi ilmiah, karena didalam LKPD. Peserta didik diminta untuk
pembelajaran dipusatkan pada guru sehingga mengumpulkan data dalam tabel hasil pengamatan
dapat menghambat keterampilan peserta didik (tahap argumentasi data) dan menganalisisnya
untuk mampu berargumen. Padahal, dalam sub serta menghubungkannya dengan claim yang telah
materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju dibuat (tahap argumentasi warrant). Setelah itu,
reaksi terdapat banyak konsep dan jika para peserta didik mencari data pendukung claim-nya
peserta didik tidak diukur pemahamannya, maka dari artikel/buku ajar yang link-nya telah
dikhawatirkan akan terjadi miskonsepsi. Oleh disediakan (tahap argumentasi backing). Tahap
sebab itu, peserta didik memerlukan media selanjutnya, peserta didik mengkomunikasikan
pembelajaran yang cocok untuk proses hasil diskusinya dengan kelompoknya dan
pembelajarannya, salah satunya berupa LKPD kelompok lain dapat menyanggah pernyataan
pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidak benar mengenai claim yang diberikan
laju reaksi untuk melatihkan keterampilan (tahap argumentasi rebuttal). Tahap terakhir yaitu
argumentasi ilmiah peserta didik. tahap qualifier, yaitu tahap dimana peserta didik
membuat pernyataan pemantaban atas claim yang
Tahap Design (Perancangan)
dibuat dan claim yang universal dapat dibatasi
Tahap design ini menghasilkan rancangan
dengan kata-kata seperti kadang-kadang, biasanya
awal LKPD yang dikembangkan [21]. Dalam
kebanyakan, atau selalu [19, 9]. Berikut adalah
penelitian ini, LKPD yang dikembangkan terdiri
gambar tahapan argumentasi dalam LKPD:
dari 4 buah LKPD, dimana setiap LKPD akan
memuat 1 faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
a b
c d
a b
Gambar 1. Tampilan Cover LKPD
(a) Cover LKPD utama
(b) Cover LKPD dalam
Cover LKPD utama dan cover dalam e f
berisi judul materi, jenjang sekolah dan kelas, Gambar 2. Tampilan Tahapan-tahapan
serta nama anggota kelompok karena dalam Argumentasi dalam LKPD
penelitian ini dilakukan pembelajaran diskusi (a) Tahapan Claim
kelas. LKPD ini diawali dengan bacaan dan (b) Tahapan Data
gambar fenomena untuk peserta didik (c) Tahapan Warrant
mengumpulkan informasi didalamnya dan (d) Tahapan Backing
merumuskan sebuah claim (tahap argumentasi (e) Tahapan Rebuttal
claim) dan rumusan masalah. Peserta didik (f) Tahapan Qualifier
kemudian diminta membuktikan claim yang telah
dirumuskan melalui sebuah praktikum, dengan
164
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.10, No.2, pp.159‒171, May 2021
Kepraktisan LKPD
Kepraktisan LKPD dinilai dari angket
respon dan lembar aktivitas peserta didik. Angket
respon terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dengan
metode checklist dan terdapat dua pilihan
jawaban, yakni ya dan tidak. Berikut adalah
persentasi data hasil respon peserta didik:
Tabel 8. Hasil Angket Respon Peserta Didik
Aspek yang Persentase
Kriteria
Ditinjau Rata-rata (%)
Isi 98,61 Sangat kuat
Kebahasaan 98,76 Sangat kuat
Penyajian 96,30 Sangat kuat
Berdasarkan data angket respon aspek isi
mendapat kriteria sangat kuat, hal tersebut Gambar 3. Persentase Hasil Pengamatan Aktivitas
mengindikasikan bahwa peserta didik paham Peserta Didik
terhadap tujuan pembelajaran dan fenomena Berdasarkan hasil tersebut, aktivitas
dalam LKPD, komponen argumentasi ilmiah peserta didik mendapat kriteria sangat praktis,
claim, data, warrant, backing, rebuttal dan dimana aktivitas yang relevan memiliki persentase
qualifier dapat membantu untuk mempermudah rata-rata sebesar 90%, dimana nilai tersebut lebih
memahami materi, serta LKPD yang besar daripada persentase rata-rata aktivitas yang
dikembangkan sudah dapat melatih peserta didik tidak relevan, yakni 10% selama proses
dalam berargumen. pembelajaran menggunakan LKPD yang
Berdasarkan hasil diatas, menunjukkan dikembangkan. Berdasarkan nilai persentase
bahwa LKPD sudah memenuhi kriteria tersebut, maka LKPD dapat dikatakan praktis
kepraktisan pada setiap aspeknya dan termasuk karena aktivitas peserta didik yang relevan
dalam kriteria respon yang sangat kuat sehingga sebesar ≥61% [22]. Aktivitas relevan dalam
LKPD ini dapat dinyatakan praktis untuk penelitian ini terdiri dari memperhatikan
dipraktikkan dalam proses pembelajaran. Dengan penjelasan guru, menjawab pertanyaan yang
hasil respon peserta didik yang baik pada LKPD diajukan, memberikan argumen terhadap
yang diberikan, maka dapat meningkatkan hasil fenomena atau argumen lain, membaca fenomena,
belajarnya, dimana hal tersebut sejalan dengan menjawab pertanyaan pada LKPD, merumuskan
pendapat ahli bahwa stimulus visual yang menarik masalah, merumuskan claim, menentukan
dan memiki warna yang mencolok dapat variabel percobaan, mempelajari prosedur
membangun dan memotivasi peserta didik dalam percobaan, menuliskan data, warrant, backing,
belajar, serta dapat menstimulus kerja otak agar rebuttal, dan qualifier. Sedangkan aktivitas yang
lebih efektif [30]. tidak relevan seperti: bergurau, mengganggu
Lembar observasi aktivitas peserta didik aktivitas pembelajaran, tidak fokus pada
berisi tentang pertanyaan-pertanyaan dalam pembelajaran, dan lain-lain.
sebuah tabel hasil pengamatan yang diisi dengan Keefektifan LKPD
metode checklist dan terdapat dua pilihan Keefektifan LKPD ditinjau dari nilai
jawaban, yakni ya dan tidak. Pada Gambar 3 pretest dan posttest tes ranah kognitif dan tes
berikut adalah persentase hasil pengamatan keterampilan argumentasi ilmiah peserta didik.
aktivitas peserta didik: Melalui tes ini, tingkat penguasaan materi peserta
didik terhadap sub materi faktor-faktor yang
mempengharuhi laju reaksi dan peningkatan
keterampilan argumentasi ilmiahnya dapat diukur.
Tes ini dilakukan secara online yang dibagikan
166
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.10, No.2, pp.159‒171, May 2021
melalui whatsapp group dan serentak oleh peserta [23]. Oleh karena itu, LKPD ini sangat efektif
didik di rumah masing-masing secara individu. digunakan untuk melatihkan keterampilan
LKPD dapat dikatakan efektif apabila argumentasi ilmiah peserta didik, dikarenakan
hasil tes kognitif peserta didik tuntas secara terdapat peningkatan pada hasil belajar dan
klasikal dengan tiap individu mencapai nilai ≥75 kemampuan argumentasi ilmiah peserta didik
yang merupakan KKM (Kriteria Ketuntasan dengan menggunakan LKPD yang dikembangkan.
Minimum) di MAN 8 Jombang, serta apabila skor Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Toulmin
ranah kognitif dan keterampilan argumentasi bahwa penguasaan konsep dan keterampilan
ilmiah mendapat n-gain score 0,4 [23]. argumentasi ilmiah peserta didik dapat meningkat
Tes kognitif berjumlah 5 butir soal pilihan secara signifikan setelah diterapkan Toulmin’s
ganda dengan level berpikir minimal C4 yang Argument Pattern [31]. Penelitian ini sesuai
disesuaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa
(IPK) dalam RPP. Hasil dari tes kognitif ini dengan melatihkan keterampilan argumentasi
dihasilkan rata-rata sebesar 85,92 dengan ilmiah pada peserta didik dapat meningkatkan
ketuntasan klasikal sebesar 100%. Hal tersebut penguasaan terhadap konsep, kualitas belajar, dan
mengindikasikan bahwa LKPD yang kemampuan menalar [9]. Penelitian lain juga
dikembangkan sangat efektif untuk digunakan menyatakan bahwa keterampilan argumentasi
dalam pembelajaran. Sedangkan pada tes ilmiah peserta didik dapat dilatihkan pada materi
keterampilan argumentasi ilmiah, terdiri dari 3 laju reaksi [1].
butir soal dan di setiap soalnya berisi tahapan- Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh
tahapan argumentasi. Pada Tabel 8 berikut adalah pemberian LKPD terhadap kemampuan kognitif
n-gain score yang didapatkan dari 27 peserta dan keterampilan argumentasi peserta didik,
didik yang mengikuti uji coba: diperkuat dengan dilakukan analisis statistik yang
Tabel 9. Hasil Perhitungan Tes diawali dengan uji prasyarat dan dilanjutkan
Rata- dengan uji hipotesis.
Persentase Uji prasyarat dalam penelitian ini berupa
Inter- rata N-
Jenis Tes N-Gain
pretasi Gain uji normalitas, dimana uji tersebut bertujuan untuk
Score (%)
Score menguji suatu data terdistribusi secara normal
51,85 Tinggi 0,77 atau tidak [32]. Pada uji ini, digunakan metode
Tes kognitif 48,14 Sedang
Shapiro-Wilk karena data pada penelitian
Tes 88,89 Tinggi 0,84 berjumlah > 50 data [24]. Syarat data terdistribusi
keterampilan 11,11 Sedang normal adalah jika nilai Sig. > 0,05 namun jika
argumentasi nilai Sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi
ilmiah
normal [32]. Pada Tabel 10 dan 11 berikut adalah
Berdasarkan Tabel 9, hasil dari tes ranah
hasil uji Shapiro-Wilk kedua tes tersebut:
kognitif peserta didik menyatakan bahwa n-gain
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Tes Kognitif
score berkategori interpretasi tinggi didapatkan
sebesar 51,85% dan interpretasi sedang sebesar Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
48,14% dengan rata-rata n-gain score peserta
Pretest .904 27 .017
didik sebesar 0,77. Sedangkan hasil dari tes Posttest .780 27 .000
keterampilan argumentasi ilmiah peserta didik Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Tes Keterampilan
menyatakan bahwa n-gain score berkategori Argumentasi Ilmiah
interpretasi tinggi didapatkan sebesar 88,89% dan
Shapiro-Wilk
interpretasi sedang sebesar 11,11% dengan rata- Statistic df Sig.
rata n-gain score peserta didik sebesar 0,84. Pretest .883 27 .006
Berdasarkan rata-rata n-gain score yang Posttest .922 27 .043
didapatkan, LKPD dapat dikatakan sangat efektif Berdasarkan Tabel 10 dan 11, hasil dari
karena n-gain score kedua tes memperoleh 0,4 data pretest maupun posttest dari tes kognitif
167
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.10, No.2, pp.159‒171, May 2021
maupun tes keterampilan argumentasi ilmiah posttest yang mengalami peningkatan terdapat
menunjukkan data tidak berdistribusi normal 27 peserta didik.
karena nilai Sig. < 0.05 [32]. Karena hal tersebut, c. Berdasarkan data ties menunjukkan bahwa
analisis hasil tidak bisa dilanjutkan dengan uji tidak terdapat peserta didik yang mendapat
parametrik, sehingga dilaksanakan melalui uji non skor tetap dari pretest ke posttest.
parametrik yakni uji Wilcoxon Signed Rank Test. Pada Tabel 13 berikut adalah Uji
Tahap terakhir yaitu uji hipotesis (uji Wilcoxon untuk tes kognitif:
wilcoxon) yang digunakan untuk mengetahui Tabel 13. Test Statisticsa Tes Kognitif
adanya pengaruh pada pretest dan posttest tes Posttest-Pretest
ranah kognitif dan tes keterampilan argumentasi Z -4,594b
ilmiah peserta didik setelah pembelajaran Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
menggunakan LKPD yang dikembangkan. Dasar a. Wilcoxon Signed Ranks Test
pengambilan keputusan dari uji Wilcoxon adalah b. Based on Negative Ranks
apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Berdasarkan hasil tersebut, dapat
Ha diterima, namun apabila nilai Asymp. Sig (2- diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
tailed) > 0,05, maka Ha ditolak [32]. sebesar 0,000 dan nilai tersebut adalah < 0,05,
H0 = tidak terdapat pengaruh hasil antara pretest maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima
dan posttest setelah dilaksanakan (terdapat pengaruh pada tes kognitif peserta didik
pembelajaran menggunakan LKPD yang setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan
dikembangkan. LKPD yang sedang dikembangkan) [32].
Ha = terdapat pengaruh hasil antara pretest dan Pada Tabel 14 berikut adalah Uji
posttest setelah dilaksanakan pembelajaran Wilcoxon untuk tes argumentasi ilmiah:
menggunakan LKPD yang dikembangkan. Tabel 14. Test Statisticsa Tes Keterampilan
Pada Tabel 12 berikut adalah ranks Argumentasi Ilmiah
pretest dan posttest tes kognitif dan tes Posttest-Pretest
keterampilan argumentasi ilmiah: Z -4,544b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Tabel 12. Hasil Wilcoxon Signed Rank Test
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks b. Based on Negative Ranks
Mean Sum of
N Berdasarkan hasil tersebut, dapat
Rank Ranks
Posttest Negatif 0a ,00 ,00 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
-pretest ranks sebesar 0,000 dan nilai tersebut adalah < 0,05,
Positif ranks 27b 14,00 378,00 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima
Ties 0c (terdapat pengaruh pada tes keterampilan
Total 27 argumentasi ilmiah peserta didik setelah
a. Skor posttest < skor pretest dilaksanakan pembelajaran menggunakan LKPD
b. Skor posttest > skor pretest yang sedang dikembangkan) [32].
c. Skor posttest = skor pretest
Berdasarkan hasil pengolahan data Tabel SIMPULAN
12, dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan Berdasarkan pembahasan data hasil
pembelajaran menggunakan LKPD yang penelitian, dapat disimpulkan bahwa LKPD yang
dikembangkan diperoleh hasil berikut: dikembangkan layak untuk digunakan dengan
a. Berdasarkan data negative ranks rincian berikut:
menunjukkan bahwa skor peserta didik dari
a. Validitas LKPD dinilai berdasarkan aspek isi,
pretest ke posttest tidak ada yang mengalami
kebahasaan, penyajian, dan kegrafisan
penurunan.
mendapatkan persentase rata-rata sebesar
b. Berdasarkan data positive ranks menunjukkan
87,74%; 93,33%; 86,85%; dan 88,89%
bahwa skor peserta didik dari pretest ke
dengan kriteria sangat layak.
168
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.10, No.2, pp.159‒171, May 2021
b. Kepraktisan LKPD dinilai berdasarkan respon 4. Irvan, A., Admoko, S. 2020. Analisis
peserta didik dan pengamatan aktivitas Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa
peserta didik. Respon peserta didik ditinjau Berbasis Pola Toulmin’s Argument
dari aspek isi, kebahasaan, dan penyajian Pattern (TAP) Menggunakan Model
memperoleh persentase rata-rata sebesar Argument Driven Inquiry dan Diskusi
98,61%; 98,76%; dan 96,30% dengan kriteria pada Pembelajaran Fisika SMA. IPF:
sangat kuat. Aktivitas peserta didik mendapat Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 9, No. 3,
kriteria sangat praktis, dimana aktivitas yang pp. 318-324.
relevan memiliki persentase rata-rata sebesar 5. Roviati, E., Widodo, A. 2019. Kontribusi
90%, dan aktivitas yang tidak relevan sebesar Argumentasi Ilmiah dalam
10%. Pengembangan Keterampilan Berpikir
c. Keefektifan LKPD dinilai dari hasil pretest Kritis. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi
dan posttest tes kognitif dan tes argumentasi Sciences, Vol. 11, No. 2, pp. 56-66.
ilmiah dan mendapat kriteria sangat efektif.
6. Kurniasari, I.S., Setyarsih, W. Penerapan
N-gain score tes ranah kognitif mendapatkan
Model Pembelajaran Argument Driven
kategori interpretasi tinggi dan sedang dengan
Inquiry (ADI) untuk Melatihkan
persentase 51,85% dan 48,14% dengan rata-
Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa
rata n-gain score sebesar 0,77 yang didukung
pada Materi Usaha dan Energi. Jurnal
dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%,
Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol.
sedangkan pada tes keterampilan argumentasi
6, No. 3, pp. 171-174.
mendapatkan kategori interpretasi tinggi dan
7. Devy, H.C., Puspitawati, R.P., Yakub, P. 2020.
sedang dengan persentase 88,89% dan
11,11% dengan rata-rata n-gain score sebesar Validitas dan Efektivitas LKPD
0,84. Hasil tersebut juga didukung dengan uji Pendekatan Toulmin's Argument Pattern
untuk Melatih Keterampilan
wilcoxon pada kedua tes yang diujikan dan
mendapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Argumentasi. Bioedu, Vol. 9, No. 1, pp.
80–87.
sebesar 0,000 (Ha diterima) yang artinya
terdapat pengaruh pada hasil tes kogntif dan 8. Putri, P.A.W., Rahayu, S., Fajaroh, F. 2020.
keterampilan argumentasi ilmiah peserta didik Efektivitas Argument-Driven Inquiry
setelah dilaksanakan pembelajaran untuk Meningkatkan Keterampilan
menggunakan LKPD yang sedang Berargumentasi Ilmiah pada Materi Laju
dikembangkan. Reaksi. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, Vol. 5,
DAFTAR PUSTAKA No. 1, pp. 57-64.
1. Isti, S. 2018. Perbandingan Keterampilan 9. Viyanti, Cari, Sunarno, W., Prasetyo, Z.K.
Argumentasi Peserta didik Menggunakan 2016. Pemberdayaan Keterampilan
Model Guided Discovery Learning dan Argumentasi Mendorong Pemahaman
Direct Intruction pada Materi Laju Konsep Siswa. Jurnal Penelitian
Reaksi Kelas XI IPA di SMAN 8 Kota Pembelajaran Fisika, Vol. 7, No. 1, pp.
Jambi. UNJA journal, pp. 1-10. 43-48.
2. Kemdikbud. 2013. Permendikbud Tahun 2013 10. Rahayu, M., Kurniati, T., Yusup, I.W. 2018.
Nomor 81A. Jakarta: Kemdikbud. Keterampilan Argumentasi pada
3. Kyllonen, P.C. 2012. Measurement of 21st Pembelajaran Materi Sistem Respirasi
Century Skills Within the Common Core Manusia melalui Penerapan Model
State Standards. New Jersey: Pembelajaran Think Talk Write. Jurnal
Educational Testing Service. Bio Educatio, Vol. 3, No. 2, pp. 50-58.
169
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.10, No.2, pp.159‒171, May 2021
171