Anda di halaman 1dari 12

Praktikum Farmakognosi Ganjil 2021/2022

PEWARNAAN METABOLIT SEKUNDER

I. Tujuan
Melakukan identifikasi golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung
pada simplisia.

II. Prinsip
2.1 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan menggunakan alat mikroskop.
Mikroskop dapat menyebabkan benda-benda kecil terlihat besar dan sanggup
membesarkan objek serta dapat memperjelas pola-pola rumit yang tidak
terlihat oleh mata telanjang (Leeson & Leeson, 1976).
2.2 Senyawa Metabolit Sekunder
Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa yang dihasilkan dalam jalur
metabolisme lain yang walaupun dibutuhkan tapi dianggap tidak penting
peranannya dalam pertumbuhan suatu tumbuhan (Julianto, 2019).
2.3 Metode Pewarnaan Simplisia
Pewarnaan simplisia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa pada
simplisia yang akan diuji sesuai dengan pereaksi warnanya (Endarini, 2016).

III. Teori Dasar


Metabolit sekunder adalah molekul-molekul kecil, bersifat spesifik (tidak
semua organisme mengandung senyawa sejenis), mempunyai struktur yang
bervariasi, setiap senyawa mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda-beda.
Pada umumnya senyawa metabolit sekunder berfungsi untuk mempertahankan
diri atau untuk mempertahankan eksistensinya di lingkungan tempatnya berada.
Metabolit sekunder merupakan biomolekul yang dapat digunakan sebagai lead
compounds dalam penemuan dan pengembangan obat-obat baru (Ergina dkk,
2014). Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman adalah:
alkaloid, flavonoid, steroid, saponin, terpenoid, dan tannin (Harborne, 1987).
Pemanfaatan dari zat metabolit sekunder sangat banyak. Metabolit sekunder
dapat dimanfaatkan dalam bidang farmakologi (Mustarichie et al, 2013),
diantaranya sebagai antioksidan, antibiotik, antikanker, antikoagulan darah,
menghambat efek karsinogenik. Selain itu metabolit sekunder juga dapat
dimanfaatkan sebagai antiagen pengendali hama yang ramah lingkungan (Pang et
al, 2014).
Uji alkaloid dilakukan dengan mengambil sampel yang telah diekstraksi
dengan pelarut air dan etanol, kemudian diteteskan dengan reagen Dragendorff.
Jika pada larutan sampel terbentuk endapan jingga maka positif mengandung
alkaloid (Harborne, 1987). Pada uji tanin, pengujian dilakukan dengan
mengambil sampel yang telah diekstraksi dengan air dan etanol, kemudian
dipanaskan kurang lebih 5 menit. Setelah dipanaskan, ditambahkan beberapa tetes
FeCl3 1%. Jika masing-masing larutan terbentuk warna coklat kehijauan atau biru
kehitaman maka positif mengandung tanin (Marlinda, 2012). Pengujian flavonoid
dilakukan dengan cara mengambil sampel yang telah diekstraksi dengan pelarut
air dan etanol. Setelah dipanaskan selama 5 menit, tambahkan 0,1 gram logam
Mg dan 5 tetes HCl pekat. Jika pada larutan terbentuk warna kuning jingga
sampai merah, maka positif mengandung flavonoid (Harborne, 1987). Identifikasi
golongan kuinon dilakukan dengan cara mengambil larutan percobaan, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1
N. Terbentuknya warna merah menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon
(Harborne, 1987). Identifikasi golongan minyak atsiri dilakukan dengan
menggunakan reagen sudan III dalam alkohol yang akan berwarna merah pada
minyak atsiri (Verpoorte & Alferman, 2000).

IV. Alat dan Bahan


4.1. Alat

No. Alat dan Gambar


1.

Bunsen

2.

Cover glass

3.
Mikroskop

4.

Object glass

5.

Spatel

4.2. Bahan
1. Akar kelembak
2. Buah cabe jawa
3. Buah mengkudu
4. Bunga cengkih
5. Daun jati belanda
6. Daun salam
7. Daun sirih
8. Daun teh
9. Dragendorff
10. FeCl3
11. KOH 5%
12. Kulit buah manggis
13. Kulit kina
14. Merah sudan

V. Prosedur Kerja
5.1 Identifikasi Minyak Atsiri
5.1.1 Daun Sirih
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Meletakkan serbuk daun sirih di atas object glass

Menetesi serbuk daun sirih dengan merah sudan, kemudian tutup dengan
cover glass

Memasukkan preparat, lalu tentukan perbesaran yang dikehendaki dan dilihat
bagian-bagian yang hendak diamati dengan mikroskop

Mengubah perbesaran untuk mendapatkan hasil yang optimal

Gambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
(Ningsih dkk, 2016)

5.1.2 Bunga Cengkeh


Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Meletakkan serbuk bunga cengkeh di atas object glass

Menetesi serbuk bunga cengkeh dengan merah sudan, kemudian tutup dengan
cover glass

Memasukkan preparat, lalu tentukan perbesaran yang dikehendaki dan dilihat
bagian-bagian yang hendak diamati dengan mikroskop

Mengubah perbesaran untuk mendapatkan hasil yang optimal



Gambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
(Ningsih dkk, 2016)

5.2 Identifikasi Kuinon


Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Meletakkan serbuk akar kelembak di atas object glass

Menetesi serbuk akar kelembak dengan larutan alkali, kemudian tutup dengan
cover glass

Memasukkan preparat, lalu tentukan perbesaran yang dikehendaki dan dilihat
bagian-bagian yang hendak diamati dengan mikroskop

Mengubah perbesaran untuk mendapatkan hasil yang optimal

Gambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
(Ningsih dkk, 2016)

5.3 Identifikasi Alkaloid


5.3.1 Kulit Kina
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Meletakkan serbuk kulit kina di atas object glass

Menetesi serbuk kulit kina dengan pereaksi dragendorff, kemudian tutup
dengan cover glass

Memasukkan preparat, lalu tentukan perbesaran yang dikehendaki dan dilihat
bagian-bagian yang hendak diamati dengan mikroskop

Mengubah perbesaran untuk mendapatkan hasil yang optimal

Gambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
(Ningsih dkk, 2016)

5.3.2 Buah Cabe Jawa


Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Meletakkan serbuk buah cabe jawa di atas object glass

Menetesi serbuk buah cabe jawa dengan pereaksi dragendorff, kemudian
tutup dengan cover glass

Memasukkan preparat, lalu tentukan perbesaran yang dikehendaki dan dilihat
bagian-bagian yang hendak diamati dengan mikroskop

Mengubah perbesaran untuk mendapatkan hasil yang optimal

Gambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
(Ningsih dkk, 2016)

5.4 Identifikasi Flavonoid


Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Meletakkan serbuk buah mengkudu di atas object glass

Menetesi serbuk buah mengkudu dengan larutan besi (III) klorida, kemudian
tutup dengan cover glass

Memasukkan preparat, lalu tentukan perbesaran yang dikehendaki dan dilihat
bagian-bagian yang hendak diamati dengan mikroskop

Mengubah perbesaran untuk mendapatkan hasil yang optimal

Gambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
(Ningsih dkk, 2016)

5.5 Identifikasi Tanin


5.5.1 Daun Jati Belanda
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Meletakkan serbuk daun jati belanda di atas object glass

Menetesi serbuk daun jati belanda dengan larutan besi (III) klorida, kemudian
tutup dengan cover glass

Memasukkan preparat, lalu tentukan perbesaran yang dikehendaki dan dilihat
bagian-bagian yang hendak diamati dengan mikroskop

Mengubah perbesaran untuk mendapatkan hasil yang optimal

Gambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
(Ningsih dkk, 2016)

5.5.2 Daun Teh


Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Meletakkan serbuk daun teh di atas object glass

Menetesi serbuk daun teh dengan larutan besi (III) klorida, kemudian tutup
dengan cover glass

Memasukkan preparat, lalu tentukan perbesaran yang dikehendaki dan dilihat
bagian-bagian yang hendak diamati dengan mikroskop

Mengubah perbesaran untuk mendapatkan hasil yang optimal

Gambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
(Ningsih dkk, 2016)

VI. Data Pengamatan

No. Gambar Simplisia Pereaksi Hasil Metabolit


sekunder

1. Sudan III Warna Minyak


merah atsiri

Bunga cengkeh

2. Sudan III Warna Minyak


merah atsiri

Daun sirih
3. KOH 5% Warna Kuinon
merah

Akar kelembak

4. Dragendorff Endapan Alkaloid


coklat

Kulit batang kina

5. Dragendorff Endapan Alkaloid


coklat

Buah cabe jawa

6. FeCl3 Warna Flavonoid


hitam

Buah mengkudu
7. FeCl3 Warna Tanin
hitam

Daun teh

8. FeCl3 Warna Tanin


hitam

Daun jati belanda

VII. Perhitungan
-

VIII. Daftar Pustaka


Endarini, L.H. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Farmakognosi dan
Fitokimia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ergina, Nuryanti, S., dan Pursitasari, I.D. 2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder pada Daun Palado (Agave angustifolia) yang Diekstraksi dengan
Pelarut Air dan Etanol. Jurnal Akademika Kimia. Vol. 3(3): 165-172.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Julianto, T.S. 2019. Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining


Fitokimia. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Leeson, C.R. dan Leeson, T.S. 1976. Histology Third Edition. Philadelphia:
Saunders Company.

Marlinda, S.D. 2012. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas
Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.). Jurnal MIPA
UNSRAT Online. Vol. 1(1): 24-28.

Mustarichie, R., Muhtadi, A., dan Hendriani, R. 2013. Pharmacological


Screening of Various Indonesian Herbals Potentially Used as Antidiabetic.
Jurnal ScienzTech. Vol. 3(1): 90-95.

Ningsih, D.R., Zusfahai, D., dan Kartika, D. 2016. Identifikasi Senyawa


Metabolit Sekunder serta Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai
Antibakteri. Molekul. Vol. 11(1): 101-111.

Pang, Y., Wang, D., Fan, Z., Chen, X., Yu, F., Hu, X., Wang, K., dan Yuan, L.
2014. Blumea balsamifera- A Phytochemical and Pharmacological
Review. Molecules. Vol. 19: 9453-9477.

Verpoorte, R. dan Alferman, A.M. 2000. Metabolic Engineering of Plant


Secondary Metabolism. Netherlands: Kluwer Academic Publishers.

Anda mungkin juga menyukai