Anda di halaman 1dari 17

3.

18 Menyeleksi Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran perusahaan merupakan hal yang cukup mempengaruhi


sales atau penjualan suatu produk. Penjualan merupakan faktor penting agar
perusahaan dapat tetap berdiri. Tanpa adanya penjualan atau sales, suatu
perusahaan dapat mengalami kerugian karena minimnya sumber daya.

 Fungsi Strategi Pemasaran

Berikut ini terdapat empat fungsi strategi pemasaran, antara lain:

1. Meningkatkan motivasi untuk berpikir jauh ke depan


Strategi pemasaran memaksa manajemen perusahaan untuk berfikir out of the
box, hal ini sangat dianjurkan untuk menjaga ritme atau kelangsungan
perusahaan. Usahakan tidak terus mengikuti ritme pasar, akan tetapi sesekali
coba menggebrak pasar dengan sesuatu yang baru.
2. Koordinasi pemasaran yang lebih efektif dan terarah
Strategi pemasaran berfungsi untuk mengatur arah dan jalannya perusahaan
sehingga membuat tim koordinasi menjadi jauh lebih baik dan terarah.
3. Dapat merumuskan tujuan perusahaan yang akan dicapai
Dengan strategi pemasaran, pelaku usaha bisa terbantu untuk merinci tujuan
yang ingin dicapai perusahaan, baik itu tujuan jangka panjang maupun jangka
pendek.
4. Pengawasan kegiatan pemasaran lebih efektif atas standard prestasi kerja
Pengawasan kegiatan anggota tim lebih di perhatikan agar peningkatan mutu
dan kualitas semakin terjamin.

 Konsep Strategi Pemasaran

Banyak ahli marketing mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah kunci


utama dari konsep pemasaran dan marketing strategy. Dengan kata lain, setiap
perusahaan memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses marketing, sesuai
karakteristik dan kesanggupan masing-masing. Pada dasarnya tujuan akhir dari
marketing itu tetap akan bermuara pada tercapainya kepuasan konsumen. Berikut
ini adalah 5 Konsep Strategi Pemasaran :

1. Segmentasi Pasar

Setiap konsumen pasti memiliki kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda.


Perusahaan harus melakukan klasifikasi pasar yang sifatnya heterogen
menjadi satua-satuan pasar yang bersifat homogen.

2. Market Positioning

Tidak ada perusahaan yang bisa menguasai seluruh pasar. Itulah alasannya
mengapa perusahaan harus punya pola spesifik untuk mendapatkan posisi
kuat dalam pasar, yaitu memilih segmen yang paling menguntungkan.
3. Market Entry Strategy

Ini adalah strategi perusahaan untuk bisa masuk pada segmen pasar tertentu.
Bebebrapa cara yang sering dilakukan adalah:

 Membeli Perusahaan Lain


 Internal Development
 Kerjasama Dengan Perusahaan Lain
4. Marketing Mix Strategy

Marketing Mix (baca: Pengertian Marketing Mix) adalah kumpulan dari


beberapa variabel yang telah digunakan perusahaan untuk mempengaruhi
tanggapan konsumen. Marketing mix pada umumnya dijelaskan sebagai
produk, harga, tempat serta promosi. Beberapa variabel tersebut diantaranya;

a. Product (produk)
b. Price (harga)
c. Place (tempat)
d. Promotion (promosi)
e. Participant (partispasi)
f. Process (proses)
g. People (orang/SDM)
h. Physical Evidence (tampilan fisik)
i.
5. Timing Strategy

Pemilihan waktu dalam melakukan pemasaran juga sangat penting untuk


diperhatikan. Perusahaan perlu melakukan berbagai persiapan yang baik di bidang
produksi, dan menentukan waktu yang tepat untuk mendistribusikan produk ke
pasar.
Materi 3.19

 Pengertian Pengembangan Usaha

o Mahmud Mach Foedz


Perkembangan usaha adalah perdagangan yg dilakukan oleh sekelompok orang yg
terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
o Brown dan Petrello
Pengembangan Usaha adalah suatu lembaga yg menghasilkan barang dan jasa yg
dibutuhkan masyarakat.apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
bisnispun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sambil memperoleh laba.
o Steinford
Pengembangan Usaha adalah aktifitas yg menyediakan barang atau jasa yg
diperlukan oleh konsumen yg memiliki badan usaha, maupun perorangan yg tidak
memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima yg tidak
memiliki surat izin tempat usaha.
o Glos, Steade dan Lawry
Pengembangan usaha adalah jumlah seluruh kegiatan yg diorganisir oleh orang-
orang yg berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yg menyediakan
barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta
kualitas hidup mereka.

Jadi kesimpulannya Pengembangan Usaha adalah Tugas dan proses persiapan


analisis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan
pelaksanaan peluang prtumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan strategi
dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.

Sedangkan untuk usaha yang besar terutama di bidang teknologi


industri, pengembangan Usaha adalah istilah yang sering mengacu pada
pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang
lain. Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha
atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan
kreativitas(Anoraga, 2007:66). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha,
maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi
skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar. Kegiatan bisnis dapat dimulai
dari merintis usaha (starting), membangun kerjasama ataupun dengan membeli
usaha orang lain atau yang lebih dikenal dengan franchising.

Namun yang perlu diperhatikan adalah kemana arah bisnis tersebut akan dibawa.
Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam memperluaskan dan
mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Untuk
melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek
seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM,teknologi dan lain-lain.

 UNSUR PENGEMBANGAN USAHA


o Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :
a. Adanya niat dari si pengusaha / wirausaha untuk mengembangkan usahanya
menjadi lebih besar.
b. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus
diproduksi , cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang / produk
, dan lain – lain.
c. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran
produk.
o Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :
a. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.
b. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti meminjam dari
luar.
c. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha .
d. Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui.
e. Cakupan jajaran produk.

 TINGKATAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA

1. Tingkat Produk
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau
teknologi baru. Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke
perusahaan. Tingkat perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori yaitu :
 Perkembangan incremental, Perkembangan Incremental adalah perkembangan
yang meningkatkan fungsi yang ada platform atau teknologi, sementara
pengembangan mengganggu atau terputus-putus benar-benar hal baru yang
dikembangkan dari awal. Misalnya dari pembangunan berkelanjutan adalah
tambahan ekstensi untuk produk yang sudah ada seperti baru baru ini untuk sampo,
kamera digital dengan pixel 5MIO untuk ponsel. Dalam kedua kasus platform ponsel,
shampo dan mobile tetap sama.
2. Tingkat Komersial
Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi
murni. Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan
demikian pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang
sangat didorong mampu menangani banyak masalah. Tingkat berikutnya dari
pengembangan usaha komersial adalah saluran atau setup organisasi penjualan.
Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra, agen seperti, distributor,
pemegang lisensi, franchisee, atau cabang anda sendiri baik dalam skala nasional
ataupun internasional. Dan terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah
tingkat rantai nilai.

Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan


penawaran produk secara keseluruhan akan menemukan jenis pengembangan
usaha / bisnis di perusahaan – perusahaan teknologi yang telah mengembangkan
platform yang harus diintegrasikan atau dikombinasikan dengan teknologi lain atau
platform untuk membentuk seluruh produk. Sebuah seluruh produk umumnya terdiri
dari beberapa teknologi untuk membuatnya menjadi hidup.Sebuah teknologi pada
umumnya tidak dikembangkan oleh satu perusahaan tapi bersumber dari orang lain
yang bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses usaha .
3. Tingkat Korporasi
Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi
organisasi tertentu Kemudian memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan.
Fokusnya adalah bukan pada produk maupun komersial tingkat tetapi pada
korporasi tingkatan usaha.
4. Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang
Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.

 TAHAPAN PENGEMBANGAN USAHA


Menurut Pandji Anoraga (2007:90), ada beberapa tahapan pengembangan usaha
antara lain:

o Tahap I : Identifikasi Peluang


Informasi biasanya dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti:
 Rencana Perusahaan
 Saran dan usul manajemen kecil
 Program dan pemerintah
 Hasil berbagai riset peluang usaha
 Kadin atau asosiasi usaha sejenis .
o Tahap II: Merumuskan alternatif usaha
Setelah informasi berkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaanatau manajer
usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
o Tahap III: Seleksi Altenatif
Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa alternatif yang
terbaik dan prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain
dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
 Ketersediaan Pasar
 Resiko Kegagalan
 Harga
o Tahap IV : Pelaksanaan Alternatif Terpilih
Setelah penentuan alternatif maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha yang
terpilih.
o Tahap V : Evaluasi
Evaluasi dimaksud untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhada pusaha yang
dijalankan. Di samping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi
perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.
 MENILAI PERKEMBANGAN USAHA
Usaha yang mengalami kemajuan adalah harapan setiap pengusaha. Ada
kepuasan tersendiri bila usaha yang di rintis dengan segenap tenaga dan
pikiran mengalami kemajuan. Tapi di balik semua itu masih banyak
pengusaha yang sudah lama menjalani bidang usaha atau bisnis dengan
hasil yang belum memuaskan. Omzet yang di dapat belum meningkat atau
malah menurun drastis. kenapa?
Usaha yang berkembang dapat dilihat, jika :
o Dapat dilihat dari jumlah pelanggan dari waktu ke waktu mengalami
peningkatan.
Hal ini berarti banyaknya peminat atau konsumen yang menyukai toko
atau produk anda.
o Jenis dan jumlah barang / jasa yang di jual semakin bertambah.
Ini menandakan keuntungan dari penjualan anda selama ini mencapai
target yang di ingini.
o Jangkauan Penjualan semakin luas.
Semakin hari semakin banyaknya pelanggan usaha anda yang datang
dari luar rayon anda ini menandakan usaha anda semakin di kenal.
Agar usaha anda bisa di kenal luas anda bisa menggunakan Iklan di
media atau bisa juga dengan menggunakan layanan internet .
o Modal yang di miliki semakin banyak.
Seiring berkembangnya usaha anda yang di tandai dengan
bertambahnya modal usaha. Anda bisa membuka cabang usaha tanpa
perlu melakukan pinjaman modal.
o Aset usaha atau barang berhargapun bertambah.
Berkembangnya usaha anda bisa di lihat dengan bertambahnya
barang2 aktiva dan barang berharga lainnya yang dapat anda gunakan
untuk kelangsungan usaha anda jangka panjang.
 TEKNIK PENGEMBANGAN USAHA
Pengembangan usaha merupakan sejumlah tugas atau proses yang
bertujuan untuk menumbuhkan usaha yang dilakukan. Pengembangan usaha
dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
o Perluasan Skala Usaha
Beberapa cara umum yang digunakan untuk memperluas skala usaha
antara lain:
 Menambah kapasitas mesin dan tenaga kerja serta tambahan
jumlah modal untuk investasi. Ketika memperluas produksi,
seorang wirausaha harus memperhitungkan mengenai prospek
pemasarannya.
 Menambah jenis barang atau jasa yang dihasilkan.
Pengembangan jenis ini baik dilakukan untuk menurunkan biaya
jangka panjang sekaligus menaikkan skala ekonomi.
 Menambah lokasi usaha ditempat lain.

Perluasan skala usaha juga harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu:

 Produktivitas modal dan tenaga kerja.


 Biaya tetap dan biaya variabel.
 Biaya rata-rata.
 Skala produksi yang paling menguntungkan.

Ketika skala usaha sudah berkembang dititik tertinggi, pengembangan skala usaha
harus dihentikan. Sebagai gantinya usaha dapat dikembangkan dengan menambah
cakupan usaha.

o Perluasan Cakupan Usaha


Perluasan cakupan usaha atau diversifikasi usaha dilakukan dengan
mengembangkan jenis usaha baru diwilayah usaha yang baru, serta
dengan jenis produk yang baru dan bervariansi.
o Perluasan Dengan Kerja Sama, Penggabungan dan Ekspansi Baru
Ada beberapa jenis perusahaan dengan cara ini, yaitu:
 Joint Venture
Joint venture adalah bentuk kerja sama beberapa perusahaan
dari negara yang berbeda menjadi satu perusahaan untuk
mewujudkan konsentrasi kekuatan-kekuatan yang lebih padat.
 Merger
Merger adalah proses penggabungan dua perseroan menjadi
satu perusahaan. Salah satu perusahaan tersebut akan tetap
berdiri dengan nama yang sama, sementara perusahaan yang
lain akan hilang, dan kekayaan menjadi milik perusahaan yang
baru. Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:
 Merger horizontal, yaitu merger yang dilakukan oleh
usaha sejenis.
 Merger vertikal, yaitu merger yang terjadi antara
perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan.
 Konglomerat, yaitu merger antara berbagai perusahaan
dengan produk-produk yang berbeda dan tidak saling
berkaitan.
 Holding Company/Akuisisi
Holding Company adalah penggabungan beberapa perusahaan
dengan salah satu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki
saham dari perusahaan yang lain dan bisa mengatur
perusahaan tersebut.

 Sindikat
Sindikat adalah kerja sama antara beberapa orang bermodal
untuk mendirikan perusahaan besar.

 Kartel
Kartel merupakan kesepakatan tertulis antara beberapa
perusahaan yang sejenis untuk mengatur dan mengendalikan
berbagai hal dengan tujuan menekan persaingan dan meraih
keuntungan.
Materi 3.20

 PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN


Pengertian laporan keuangan menurut para ahli dapat dilihat sebagai beriku :

1. Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim


Menurut mereka laporan keuangan adalah suatu laporan yang diharapkan mampu untuk
memberikan informasi perusahaan. Serta di[adukan dengan informasi lain. Contoh: industri,
konidisi ekonomi.
2. Ikatan Akuntan Indonesia
Financial statement merupakan rangkaian yang menunjukan posisi keuangan serta kinerja
keuangan dalam suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan yaitu guna memberikan
informasi mengenai posisi keuangan (financial positition), kinerja keuangan (financial
performance) serta arus kas (cash flow). Dalam meraih tujuan ini, pada laporan keuangan
harus berisikan elemen yang terdiri atas aset, kewajiban, beban, networth, pendapatan dan
juga perubahan ekuitas serta arus kas.
3. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Financial statement merupakan bagian dari suatu proses pelaporan keuangan yang lengkap.
Hal itu termasuk di dalamnya: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
(arus kas, atau arus dana, catatan, serta laporan lain) dan juga materi penjelasan yang di mana
juga merupakan bagian integral darinya.
4. Kasmir
Menurut Kasmir (2013:7), financial statement merupakan sebuah laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau periode selanjutnya.
5. Kieso et. All (2011:5)
Menurut Kieso et. All (2011:5) menjelaskan bahwa pengertian laporan keuangan adalah “The
financial statement most frequently provided are (1) the statement of financial statements
position, (2) the income statement or statement of comrehensive income, (3) the statement of
cash flows, and (4) the statement of changes in equity. Note disclosures are an integral part
of each financial statement.”
6. M. Sadeli
Laporan keuangan merupakan suatu hasil dari proses akuntasi serta informasi histories yang
di dalamnya terdapat proses identifikasi, pengukuran, dan juga laporan informasi ekonomi
sebagai media pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
7. Sofyan S. Harahap (2009:105)
Menurut Harahap, laporan keuangan menunjukan kondisi dari keuangan serta hasil usaha
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
8. Munawir Sjadzali
Laporan keuangan merupakan suatu proses akuntansi yang bisa dipakai sebagai alat untuk
mengkomunikasikan suatu data keuangan.
9. Farid dan Susanto (2011:2)
Laporan keuangan merupakan serangkaian informasi yang diharapkan mampu untuk
memberikan bantuan kepada pemakai dalam membuat keputusan ekonomi yang sifatnya
finansial.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Laporan keuangan atau dalam
bahasa inggris disebut financial statement merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan
kegiatan transaksi keuangan dalam sebuah suatu perusahaan yang menggambarkan keadaan
keuangan perusahaan itu di satu periode akuntansi serta merupakan gambaran umum tentang
kinerja suatu perusahaan.

Ataupun laporan keuangan merupakan suatu produk akhir proses akuntansi dalam sebuah
perusahaan pada satu periode tertentu di mana informasi di dalamnya adalah hasil
pengumpulan sekaligus pengolahan data keuangan, dengan tujuan guna membantu
perusahaan membuat keputusan atau kebijakan yang tepat.
Dalam pengertian di atas, maka dapat kita garis bawahi bahwa :

1. Informasi dalam laporan keuangan sangat diperlukan oleh para pengguna guna mengevaluasi
serta membandingkan dampak dari kebijakan ekonomi yang sebelumnya sudah dipakai.
2. Laporan keuangan sangat dibuuthkan untuk meramal serta menilai apakah di masa sekarang
dan akan datang perusahaan akan mampu mendatangkan keuntungan yang sama atau bahkan
lebih.
3. Informasi perubahan kedudukan keuangan juga bermanfaat dalam menilai kegiatan investasi,
pendanaan serta operasi perusahaan dalam periode tertentu.

 TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


Pada umumnya, tujuan dari pembuatan laporan keuangan ini tak lain guna
menunjukan mengenai informasi apa yang akan dihasilkan oleh akuntansi
keuangan. Dalam tujuan itu, tak disebutkan secara detail ditujukan ke siapa
informasi keuangan itu. Tetapi, secara implisit bisa disimpulkan bahwa yang dituju
merupakan pihak investor dan kreditor.

o Menurut pendapat dari PAI, tujuan dari pembuatan laporan keuangan terdiri atas
lima tujuan, antara lain:

1. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya perihal aktiva serta kewajiban dan
kapital atau modal perusahaan.
2. Menyajikan laporan yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva netto
perusahaan yang timbul akibat adanya aktivitas usaha untuk mendapatkan laba.
3. Menyajikan suatu informasi pada pengguna laporan guna memperkirakan potensi
keuntungan dari perusahaan.
4. Menyajikan suatu informasi penting lainnya yang meliputi kegiatan pendanaan
investasi.
5. Menyajikan informasi lebih dalam padapemakai laporan yang masih ada
hubunganya dengan keuangan. Contohnya mengenai kebijakan keuangan yang
dianut oleh perusahaan.
o Menurut Kasmir (2014:10), tujuan dari pembuatan laporan keuangan terdiri atas
tujuh tujuan, antara lain:

1. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah aktiva (harta) yang dipunyai
perusahaan pada masa sekarang.
2. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah kewajiban dan juga modal yang
dipunyai perusahaan pada waktu ini.
3. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah pendapatan yang didapatkan
dalam suatu periode tertentu.
4. Menyajikan informasi mengenai jumlah biaya serta jenis biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Menyajikan informasi mengenai berbagai perubahan yang berlangsung kepada
aktiva, pasiva, serta modal perusahaan.
6. Menyajikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
perode.
7. Menyajikan informasi mengenai berbagai catatan atas laporan keuangan.
o Sementara untuk tujuan kualitatif terdapat syarat yang harus di penuhi agar
mampu meraih tujuan laporan keuangan itu sendiri. Diantaranya yaitu:

1. Relevan
2. Dapat dimengerti
3. Daya uji
4. Netral
5. Tepat waktu
6. Daya banding
7. Lengkap
 FUNGSI LAPORAN KEUANGAN
Pada umumnya, fungsi dari laporan keuangan ini adalah sebagai alat untuk
membantu perusahaan dalam menilai keadaan keuangan perusahaan.
Adapun beberapa fungsi lainnya dari laporan keuangan ini, diataranya ialah sebagai
berikut:

1. Sebagai Media Review


Financial statement bisa menyajikan informasi atau data yang
komprehensif mengenai kedudukan keuangan perusahaan.
Hal tersebut dapat menjadi ulasan tentang keadaan perusahaan
secara menyeluruh, terutama keadaan keuangan (aset, utang, biaya
operasional, dan yang lainnya).
2. Sebagai Pedoman Membuat Keputusan
Salah satu fungsi paling penting dalam pembuatan laporan tentang
keadaan keuangan perusahaan yaitu sebagai media pertimbangan
dalam pengambilan keputusan penting untuk perusahaan.
3. Membantu Menciptakan Strategi Baru
Financial statement juga bisa digunakan dalam membuat strategi baru
oleh perusahaan dalam usaha menaikan performa usahanya.
4. Meningkatan Kredibilitas Perusahaan
Perusahaan yang membuat financial statement akan menunjukkan
bahwa perusahaan itu sudah menerapkan sebuah sistem perekapan
data yang terpercaya, akurat, serta tidak sembarangan dalam
pengambilan keputusan.
Para pemegang saham tentu akan lebih percaya untuk
menginvestasikan uang mereka terhadap perusahaan yang dipercaya
dan mempunyai kredibilitas yang baik.

Selain itu adapun manfaat Laporan Keuangan menurut Fahmi (2012:5):

“Dengan terdapatnya laporan keuangan yang disediakan oleh pihak


manajemen perusahaan maka akan sangat membantu pihak pemegang
saham dalam proses pengambilan keputusan, serta sangat bermafaat dalam
melihat keadaan pada saat ini ataupun dijadikan sebagai alat untuk
memprediksi keadaan masa yang akan datang”.

 JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN


Secara umum, jenis dari laporan keuangan terdiri dari beberapa macam, antara lain:

o Laporan Neraca (balance sheet)


Laporan nerca adalah yang menunjukan kedudukan aktiva, kewajiban atau hutang
serta modal dalam periode waktu tertentu. Neraca ini juga bisa dirancang setiap
saat.
Adapun komponen di dalam neraca, diantaranya yaitu:

a. Harta/Aktiva/Asset
Pengertian: asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memiliki peran dalam
operasi perusahaan.
Selain itu, ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai arti asset, diantaranya
yaitu:
Accounting Principal Board (APB) Statement (1970:132) : Berpendapat jika asset
perusahaan termasuk di dalamnya pembebanan yang tertunda yang dinilai serta
diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Financial Accounting Standart Board (FASB) (1985) : Asset merupakan
kemungkinan keuntungan yang diperoleh oleh sebuah perusahaan sebagai akibat
dari aktivitas transaksi di masa lalu.

Dari dua pendapat di atas, dapat kita garis bawahi jika sesuatu dianggap asset
apabila waktu yang akan datang mampu mendatangkan net cash inflow yang postif
bagi perusahaan. Contoh: kas, aktiva tetap, aktiva tak berwujud, persedian dan lain-
lain.
Macam-macam aktiva
Secara umum aktiva dapat terbagi menjadi dua jenis, antara lain:

1. Aktiva tetap berwujud (fixed Assets)


Pengertian: segal barang yang dipunyai oleh sebuah peusahaan dengan tujuan
operasional. Serta digunakan secara aktif dan mempunyai manfaat jangka panjang.
Aktiva tetap berwujud yang memiliki masa pendek harus didepresiasi selama masa
kegunaannya serta dicatat dalam neraca sebesar nilai bukunya (harga perolehan
dikurangi dengan akumulasi depresiasin). Yang termasuk jenis aktiva tetap:
bangunan, mesin, alat-alat pabrik, alat-alat transportasi, alat-alat kantor, mebel, alat
kerja bengkel, aktiva sumber alam. Sementara aktiva tetap berwujud yang
mempunyai masa kegunaan tidak terbatas akan dimasukan ke dalam neraca
sebesar harga pendapatan.
2. Aktiva tetap tak berwujud (intangible assets)
Yang termasuk jenis aktiva tetap tak berwujud: hak-hak istimewa yang dijamin oleh
undang-undang, berbagai perjanjian dan kontrak.
b. Kewajiban/Utang (Liabilities)
Ada pendapat dari beberapa para ahli mengenai pengertian utang, diantaranya:
Accounting Principal Board (APB)
Utang adalah kewajiban ekonomis dari perusahaan yang telah diakui serta nilainya
sesuai prinsip akuntansi. Contohnya saldo kredit yang ditunda.
Financial Accounting Standart Board (FASB)
Utang adalah kemungkinan pengeluaran dari kekayaan ekonomis dalam sebuah
perusahaan di masa mendatang yang timbuk akibat adanya sebuah transaksi yang
telah terjadi. Kewajiban itu dapat berwujud harta ataupun jasa tergantung dari
perjanjian yang sudah disepakati dengan pihak lain.

Dari kedua pengertian di atas, kewajiban atau utang mempunyai tiga sifat utama,
yaitu:

1. Utang itu benar real atau ada.


2. Utang itu tidak dapat dihindarkan.
3. Utang yang mewajibkan perusahaan sudah terjadi.

Berdasarkan dengan jangka waktunya, utang bisa dibagi menjadi dua macam.
Yakni: utang jangka pendek (Current liabilities) serta utang jangka panjang (long
term liabilities).
Utang jangka panjang menurut pendapat dai Harnanto adalah segala kewajiban
yang pelunasannya melebihi batas jangka waktu satu tahun.
Contoh hutang jangka panjang: obligasi, hutang bank dan juga hutang hipotek.

a. Pemilik Modal (Owner Equity)


Modal adalah sisa hak dari aktiva sebuah perusahaan sesudah dikurangi hutangnya.
Nilai modal sendiri berbeda dalam tiap perusaahan sebab tergantung dengan jenis
perusahaan itu sendiri. Apabila jenis perusahaanya perseorangan maka nilai
modalnya adalah modal pemiliknya sendiri. Serta apabila bentuknya perseroan
maka nilai modalnya terdiri atas modal setor dan juga modal pendapatan.

o Laporan Laba-Rugi
Pengertian laba menurut Committee on Terminology yaitu jumlah yang diperoleh
dari pengurangan harga pokok produksi, biaya operasional lain serta kerugian
dengan penghasilan operasi. Sementara pengertian statement laba rugi menurut
Accounting Principal Board (APB) yaitu kelebihan penghasilan yang diperoleh
selama sebuah periode tertentu. Sehingga, dapat kita ketahui dari definisi di atas
bahwa rugi sendiri adalah selisih. Baik dalam konotasi positif ataupun negatif yang
didapatkan dari aktivitas operasional dan non-operasional selama periodetertentu.
Dalam laporan laba-rugi terdapat komponen di dalamnya, antara lain:

Pendapatan/hasil/revenue Pengertian: hasil yang didapat dari penjualan jasa


terhadap perusahaan atau penerima jasa. Harahap juga menyampaikan gagasan
bahwa penghasilan bisa disebut sebagai pendapatan dalam waktu kapan aktivitas
utama yang perlu untuk membuat serta menjual barang dan jasa itu telah selesai.
a. Biaya (Expense)
FASB berpendapat bahwasannya, biaya adalah arus keluar aktiva, penggunaan
aktiva ataupun munculnya kewajiban dan atau kombinasi dari keduanya dalam
kurun waktu tertentu.
Kondisi tersebut dapat dikarenakan oleh delivery barang, biaya jasa atau aktivitas
operasional perusahaan yang lain.

Biaya dapat dikelompokan menjadi:

 Biaya yang dikaitkan dengan pendapatan dalam waktu tertentu.


 Biaya yang dikaitkan dengan periode waktu tertentu yang tidak berhubungan dengan
pendapatan.
 Biaya yang sebab alasan praktis tidak dapat dihubungkan dengan periode manapun.
o Laporan Laba Perubahan Modal (Insidentil Gains & Insidentil Loses)
FASB berpendapat bahwasannya, gains adalah kenaikan tingkat nilai Equity dari
kegiatan transaksi yang sifatnya insidentil. Serta bukan kegiatan utama entity dan
dari transaksi atau peristiwa lainnya yang berpengaruh kepada entity selama satu
periode tertentu kecuali yang asalnya dari investasi atau hasil pemilik. Sementara
Loses adalah turunnya nilai Equity dari kegiatan transaksi yang sifatnya insidentil
serta bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau peristiwa lainnya yang
memiliki pengaruh kepada entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal
dari investasi atau hasil pemilik.
o Laporan Arus Kas/Pos Luar Biasa (Exraordinary item)
Pengertian: transaksi yang memiliki penagaruh kepada materil yang tidak
diperkirakan berlangsung berulang kali. Serta juga tidak dinilai sebagai hal yang
berualang dalam suatu proses operasional dari sebuah perusahaan.
 TAHAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

o Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan tahap awal untuk membuat jurnal
penyesuaian dan neraca lajur. Laporan ini berisi daftar rekening buku
besar dengan saldo debet atau kredit yang disusun sebelum adanya
jurnal penyesuaian. Neraca saldo dibuat ketika semua jurnal telah
dibukukan ke masing-masing rekening pada buku besar.
o Jurnal Penyesuaian
Jika masih ada transaksi yang belum tercatat atau masih tidak sesuai
dengan akhir periode, Anda harus mengumpulkan data-data yang
diperlukan untuk membuat Jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat pada
akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan yang akan
menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan
keuangan. Jurnal penyesuaian juga berperan di dalam pengukuran
peforma perusahaan. Jurnal penyesuaian menyajikan data keuangan
sebuah perusahaan. Dengan adanya jurnal penyesuaian, komisaris
perusahaan dapat memperhitungkan langkah perusahaan selanjutnya.
o Neraca Lajur (Worksheet)
Dengan membuat Neraca Lajur, Anda dapat lebih mudah melakukan
penyusunan laporan keuangan yang dimulai dari neraca saldo dan
disesuaikan dengan data yang diperoleh dari Jurnal Penyesuaian.
Saldo yang telah disesuaikan akan terlihat pada kolom neraca saldo
yang disesuaikan dan merupakan saldo yang akan ada dalam neraca
dan laporan laba rugi.
o Laporan Keuangan
Laporan ini terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
serta laporan lainnya. Laporan ini dapat disusun langsung pada neraca
lajur, karena didalamnya telah dipisahkan saldo yang dilaporkan dalam
neraca atau laporan laba rugi. Laporan ini, kemudian dapat diubah
bentuknya sehingga dapat menghasilkan neraca dan laporan laba rugi
yang lebih mudah dibaca dan dianalisa.
o Jurnal Penutupan
Setelah rekening dalam buku besar telah disesuaikan, kini saatnya
Anda membuat Jurnal Penutup untuk menutup rekening-rekening
nominal/sementara ke rekening laba rugi dan memindahkan saldo laba
rugi ke rekening laba tidak dibagi. Setelah itu, informasi pada jurnal
tersebut dibukukan ke buku besar sesuai rekening yang bersangkutan.
o Neraca Saldo Setelah Penutupan
Untuk mengecek keseimbangan saldo debit dan kredit rekening yang
masih terbuka, Anda harus membuat neraca saldo setelah penutupan
yang berisi rekening-rekening nyata, bukan nominal yang sudah
ditutup. Jadi akun akun yang dimasukkan kedalam neraca saldo
adalah akun akun yang riil atau nyata. Akun-akun rekening
sebelumnya tidak perlu dimasukkan kedalam neraca saldo setelah
penutupan karena sebelumnya saldo telah di-nolkan dengan bantuan
jurnal penutupan.
 STANDAR LAPORAN KEUANGAN
Dalam proses akuntansi, seorang akuntan harus menjalankannya sesuai
standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi keuangan (SAK) adalah
metode dan format baku dalam penyajian informasi laporan keuangan suatu
kegiatan bisnis. Di Indonesia, standar akuntansi berkembang menjadi 4 pilar
yang disusun dengan mengikuti perkembangan dunia usaha. Untuk lebih
memahami tentang hal tersebut, berikut ini adalah penjelasan 4 pilar dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia.

o PSAK-IFRS
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial
Report Standard (PSAK) adalah nama lain sari SAK (Standar
Akuntansi Keuangan) yang diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
pada Tahun 2012 lalu. Standar ini digunakan untuk badan atau bisnis
yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan yang terdaftar atau
masih dalam proses pendaftaran di pasar modal seperti perusahaan
publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana
pensiun). PSAK sama dengan SAK, sama-sama bertujuan untuk
memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan.
Sedangkan penggunaan IFRS sendiri ditentukan karena Indonesia
merupakan anggota IFAC (Internatinal Federation of Accountants)
yang menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi mereka.
o SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik
(SAK-ETAP) digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya
tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal. ETAP merupakan hasil penyederhanaan
standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya laporan laba/rugi
komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan
properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan
harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau
nilai wajar, serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut
ketentuan pajak. Jika hal ini diterapkan dengan tepat, unit bisnis kecil
dan menengah dapat membuat laporan keuangan tanpa harus dibantu
oleh pihak lain dan dapat dilakukan audit terhadap laporannya
tersebut.

o PSAK-Syariah
PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk
lembaga-lembaga kebijakan syariah seperti bank syariah, pegadaian
syariah, badan zakat, dan lain sebagainya. Pengembangan standar
akuntansi ini dibuat berdasarkan acuan dari fatwa yang dikeluarkan
oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia). Standar ini terdiri atas kerangka
konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian
laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti
mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan istishna.

o SAP
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai
peraturan pemerintah yang diterapkan untuk entitas pemeritah dalam
menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). SAP dibuat untuk menjadmin
transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara demi terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih.

CONTOH LAPORAN KEUANGAN

1. NERACA
2. LAPORAN LABA RUGI

3. LAPORAN PERUBAHAN MODAL


4. LAPORAN ARUS KAS

Anda mungkin juga menyukai