1. Segmentasi Pasar
2. Market Positioning
Tidak ada perusahaan yang bisa menguasai seluruh pasar. Itulah alasannya
mengapa perusahaan harus punya pola spesifik untuk mendapatkan posisi
kuat dalam pasar, yaitu memilih segmen yang paling menguntungkan.
3. Market Entry Strategy
Ini adalah strategi perusahaan untuk bisa masuk pada segmen pasar tertentu.
Bebebrapa cara yang sering dilakukan adalah:
a. Product (produk)
b. Price (harga)
c. Place (tempat)
d. Promotion (promosi)
e. Participant (partispasi)
f. Process (proses)
g. People (orang/SDM)
h. Physical Evidence (tampilan fisik)
i.
5. Timing Strategy
Namun yang perlu diperhatikan adalah kemana arah bisnis tersebut akan dibawa.
Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam memperluaskan dan
mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Untuk
melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek
seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM,teknologi dan lain-lain.
1. Tingkat Produk
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau
teknologi baru. Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke
perusahaan. Tingkat perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori yaitu :
Perkembangan incremental, Perkembangan Incremental adalah perkembangan
yang meningkatkan fungsi yang ada platform atau teknologi, sementara
pengembangan mengganggu atau terputus-putus benar-benar hal baru yang
dikembangkan dari awal. Misalnya dari pembangunan berkelanjutan adalah
tambahan ekstensi untuk produk yang sudah ada seperti baru baru ini untuk sampo,
kamera digital dengan pixel 5MIO untuk ponsel. Dalam kedua kasus platform ponsel,
shampo dan mobile tetap sama.
2. Tingkat Komersial
Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi
murni. Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan
demikian pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang
sangat didorong mampu menangani banyak masalah. Tingkat berikutnya dari
pengembangan usaha komersial adalah saluran atau setup organisasi penjualan.
Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra, agen seperti, distributor,
pemegang lisensi, franchisee, atau cabang anda sendiri baik dalam skala nasional
ataupun internasional. Dan terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah
tingkat rantai nilai.
Ketika skala usaha sudah berkembang dititik tertinggi, pengembangan skala usaha
harus dihentikan. Sebagai gantinya usaha dapat dikembangkan dengan menambah
cakupan usaha.
Sindikat
Sindikat adalah kerja sama antara beberapa orang bermodal
untuk mendirikan perusahaan besar.
Kartel
Kartel merupakan kesepakatan tertulis antara beberapa
perusahaan yang sejenis untuk mengatur dan mengendalikan
berbagai hal dengan tujuan menekan persaingan dan meraih
keuntungan.
Materi 3.20
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Laporan keuangan atau dalam
bahasa inggris disebut financial statement merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan
kegiatan transaksi keuangan dalam sebuah suatu perusahaan yang menggambarkan keadaan
keuangan perusahaan itu di satu periode akuntansi serta merupakan gambaran umum tentang
kinerja suatu perusahaan.
Ataupun laporan keuangan merupakan suatu produk akhir proses akuntansi dalam sebuah
perusahaan pada satu periode tertentu di mana informasi di dalamnya adalah hasil
pengumpulan sekaligus pengolahan data keuangan, dengan tujuan guna membantu
perusahaan membuat keputusan atau kebijakan yang tepat.
Dalam pengertian di atas, maka dapat kita garis bawahi bahwa :
1. Informasi dalam laporan keuangan sangat diperlukan oleh para pengguna guna mengevaluasi
serta membandingkan dampak dari kebijakan ekonomi yang sebelumnya sudah dipakai.
2. Laporan keuangan sangat dibuuthkan untuk meramal serta menilai apakah di masa sekarang
dan akan datang perusahaan akan mampu mendatangkan keuntungan yang sama atau bahkan
lebih.
3. Informasi perubahan kedudukan keuangan juga bermanfaat dalam menilai kegiatan investasi,
pendanaan serta operasi perusahaan dalam periode tertentu.
o Menurut pendapat dari PAI, tujuan dari pembuatan laporan keuangan terdiri atas
lima tujuan, antara lain:
1. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya perihal aktiva serta kewajiban dan
kapital atau modal perusahaan.
2. Menyajikan laporan yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva netto
perusahaan yang timbul akibat adanya aktivitas usaha untuk mendapatkan laba.
3. Menyajikan suatu informasi pada pengguna laporan guna memperkirakan potensi
keuntungan dari perusahaan.
4. Menyajikan suatu informasi penting lainnya yang meliputi kegiatan pendanaan
investasi.
5. Menyajikan informasi lebih dalam padapemakai laporan yang masih ada
hubunganya dengan keuangan. Contohnya mengenai kebijakan keuangan yang
dianut oleh perusahaan.
o Menurut Kasmir (2014:10), tujuan dari pembuatan laporan keuangan terdiri atas
tujuh tujuan, antara lain:
1. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah aktiva (harta) yang dipunyai
perusahaan pada masa sekarang.
2. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah kewajiban dan juga modal yang
dipunyai perusahaan pada waktu ini.
3. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah pendapatan yang didapatkan
dalam suatu periode tertentu.
4. Menyajikan informasi mengenai jumlah biaya serta jenis biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Menyajikan informasi mengenai berbagai perubahan yang berlangsung kepada
aktiva, pasiva, serta modal perusahaan.
6. Menyajikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
perode.
7. Menyajikan informasi mengenai berbagai catatan atas laporan keuangan.
o Sementara untuk tujuan kualitatif terdapat syarat yang harus di penuhi agar
mampu meraih tujuan laporan keuangan itu sendiri. Diantaranya yaitu:
1. Relevan
2. Dapat dimengerti
3. Daya uji
4. Netral
5. Tepat waktu
6. Daya banding
7. Lengkap
FUNGSI LAPORAN KEUANGAN
Pada umumnya, fungsi dari laporan keuangan ini adalah sebagai alat untuk
membantu perusahaan dalam menilai keadaan keuangan perusahaan.
Adapun beberapa fungsi lainnya dari laporan keuangan ini, diataranya ialah sebagai
berikut:
a. Harta/Aktiva/Asset
Pengertian: asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memiliki peran dalam
operasi perusahaan.
Selain itu, ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai arti asset, diantaranya
yaitu:
Accounting Principal Board (APB) Statement (1970:132) : Berpendapat jika asset
perusahaan termasuk di dalamnya pembebanan yang tertunda yang dinilai serta
diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Financial Accounting Standart Board (FASB) (1985) : Asset merupakan
kemungkinan keuntungan yang diperoleh oleh sebuah perusahaan sebagai akibat
dari aktivitas transaksi di masa lalu.
Dari dua pendapat di atas, dapat kita garis bawahi jika sesuatu dianggap asset
apabila waktu yang akan datang mampu mendatangkan net cash inflow yang postif
bagi perusahaan. Contoh: kas, aktiva tetap, aktiva tak berwujud, persedian dan lain-
lain.
Macam-macam aktiva
Secara umum aktiva dapat terbagi menjadi dua jenis, antara lain:
Dari kedua pengertian di atas, kewajiban atau utang mempunyai tiga sifat utama,
yaitu:
Berdasarkan dengan jangka waktunya, utang bisa dibagi menjadi dua macam.
Yakni: utang jangka pendek (Current liabilities) serta utang jangka panjang (long
term liabilities).
Utang jangka panjang menurut pendapat dai Harnanto adalah segala kewajiban
yang pelunasannya melebihi batas jangka waktu satu tahun.
Contoh hutang jangka panjang: obligasi, hutang bank dan juga hutang hipotek.
o Laporan Laba-Rugi
Pengertian laba menurut Committee on Terminology yaitu jumlah yang diperoleh
dari pengurangan harga pokok produksi, biaya operasional lain serta kerugian
dengan penghasilan operasi. Sementara pengertian statement laba rugi menurut
Accounting Principal Board (APB) yaitu kelebihan penghasilan yang diperoleh
selama sebuah periode tertentu. Sehingga, dapat kita ketahui dari definisi di atas
bahwa rugi sendiri adalah selisih. Baik dalam konotasi positif ataupun negatif yang
didapatkan dari aktivitas operasional dan non-operasional selama periodetertentu.
Dalam laporan laba-rugi terdapat komponen di dalamnya, antara lain:
o Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan tahap awal untuk membuat jurnal
penyesuaian dan neraca lajur. Laporan ini berisi daftar rekening buku
besar dengan saldo debet atau kredit yang disusun sebelum adanya
jurnal penyesuaian. Neraca saldo dibuat ketika semua jurnal telah
dibukukan ke masing-masing rekening pada buku besar.
o Jurnal Penyesuaian
Jika masih ada transaksi yang belum tercatat atau masih tidak sesuai
dengan akhir periode, Anda harus mengumpulkan data-data yang
diperlukan untuk membuat Jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat pada
akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan yang akan
menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan
keuangan. Jurnal penyesuaian juga berperan di dalam pengukuran
peforma perusahaan. Jurnal penyesuaian menyajikan data keuangan
sebuah perusahaan. Dengan adanya jurnal penyesuaian, komisaris
perusahaan dapat memperhitungkan langkah perusahaan selanjutnya.
o Neraca Lajur (Worksheet)
Dengan membuat Neraca Lajur, Anda dapat lebih mudah melakukan
penyusunan laporan keuangan yang dimulai dari neraca saldo dan
disesuaikan dengan data yang diperoleh dari Jurnal Penyesuaian.
Saldo yang telah disesuaikan akan terlihat pada kolom neraca saldo
yang disesuaikan dan merupakan saldo yang akan ada dalam neraca
dan laporan laba rugi.
o Laporan Keuangan
Laporan ini terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
serta laporan lainnya. Laporan ini dapat disusun langsung pada neraca
lajur, karena didalamnya telah dipisahkan saldo yang dilaporkan dalam
neraca atau laporan laba rugi. Laporan ini, kemudian dapat diubah
bentuknya sehingga dapat menghasilkan neraca dan laporan laba rugi
yang lebih mudah dibaca dan dianalisa.
o Jurnal Penutupan
Setelah rekening dalam buku besar telah disesuaikan, kini saatnya
Anda membuat Jurnal Penutup untuk menutup rekening-rekening
nominal/sementara ke rekening laba rugi dan memindahkan saldo laba
rugi ke rekening laba tidak dibagi. Setelah itu, informasi pada jurnal
tersebut dibukukan ke buku besar sesuai rekening yang bersangkutan.
o Neraca Saldo Setelah Penutupan
Untuk mengecek keseimbangan saldo debit dan kredit rekening yang
masih terbuka, Anda harus membuat neraca saldo setelah penutupan
yang berisi rekening-rekening nyata, bukan nominal yang sudah
ditutup. Jadi akun akun yang dimasukkan kedalam neraca saldo
adalah akun akun yang riil atau nyata. Akun-akun rekening
sebelumnya tidak perlu dimasukkan kedalam neraca saldo setelah
penutupan karena sebelumnya saldo telah di-nolkan dengan bantuan
jurnal penutupan.
STANDAR LAPORAN KEUANGAN
Dalam proses akuntansi, seorang akuntan harus menjalankannya sesuai
standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi keuangan (SAK) adalah
metode dan format baku dalam penyajian informasi laporan keuangan suatu
kegiatan bisnis. Di Indonesia, standar akuntansi berkembang menjadi 4 pilar
yang disusun dengan mengikuti perkembangan dunia usaha. Untuk lebih
memahami tentang hal tersebut, berikut ini adalah penjelasan 4 pilar dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia.
o PSAK-IFRS
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial
Report Standard (PSAK) adalah nama lain sari SAK (Standar
Akuntansi Keuangan) yang diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
pada Tahun 2012 lalu. Standar ini digunakan untuk badan atau bisnis
yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan yang terdaftar atau
masih dalam proses pendaftaran di pasar modal seperti perusahaan
publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana
pensiun). PSAK sama dengan SAK, sama-sama bertujuan untuk
memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan.
Sedangkan penggunaan IFRS sendiri ditentukan karena Indonesia
merupakan anggota IFAC (Internatinal Federation of Accountants)
yang menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi mereka.
o SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik
(SAK-ETAP) digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya
tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal. ETAP merupakan hasil penyederhanaan
standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya laporan laba/rugi
komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan
properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan
harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau
nilai wajar, serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut
ketentuan pajak. Jika hal ini diterapkan dengan tepat, unit bisnis kecil
dan menengah dapat membuat laporan keuangan tanpa harus dibantu
oleh pihak lain dan dapat dilakukan audit terhadap laporannya
tersebut.
o PSAK-Syariah
PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk
lembaga-lembaga kebijakan syariah seperti bank syariah, pegadaian
syariah, badan zakat, dan lain sebagainya. Pengembangan standar
akuntansi ini dibuat berdasarkan acuan dari fatwa yang dikeluarkan
oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia). Standar ini terdiri atas kerangka
konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian
laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti
mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan istishna.
o SAP
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai
peraturan pemerintah yang diterapkan untuk entitas pemeritah dalam
menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). SAP dibuat untuk menjadmin
transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara demi terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih.
1. NERACA
2. LAPORAN LABA RUGI