Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


TAHUN AKADEMIK 2022/2023 SMP N 11
LUBUKLINGGAU

OLEH
M.Andhika Nurmajid
NPM 4119004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
SILAMPARI (UNPARI) KOTA LUBUKLINGGAU
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PPL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

DI SMP NEGERI 11 LUBUKLINGGAU

OLEH
M.Andhika Nurmajid
NPM. 4119004

Dosen Pembimbing Lapangan Lubuklinggau, Maret 2023


Guru Pamong

As Elly S, M. Pd. Mat Aslia, M. Pd.Si


NIDN. 0223058902 NIP. 19720819 200501 2 004

Mengetahui
Kepala SMP Negeri 11 Lubuklinggau

Drs.Darmansyah
NIP. 19691205 199802 1 001

i
RINGKASAN

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) STKIP-PGRI Lubuklinggau tahun


2022 yang beralokasi di SD Negeri 25 Lubuklinggau telah dilakukan oleh
mahasiswa selama Hari. Jumlah mahasiswa yang mengikuti PPL di lokasi SD
Negeri 25 Lubuklinggau terdiri dari 8 mahasiswa semuanya berasal dari prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan satu nya Penjaskesrek.
Selama kegiatan PPL, mahasiswa diperintahkan untuk melaksanakan praktik
dalam proses pembelajaran. Mahasiswa dibimbing oleh Dosen pembimbing, Guru
pamong dan Kepala Sekolah dalam kegiatan pengalaman lapangan. Saat proses
penerapan pembelajaran mahasiswa harus menyusun dan membuat perangkat
pembelajaran seperti: Program tahunan, Program Semester, Silabus, RPP serta
berbagai macam perangkat lainnya yang mampu menunjang saat praktik proses
pembelajaran.
Saat menjalankan program kerja yang telah dirancang dari awal yang
bertujuan agar praktik proses pembelajaran dapat lebih terarah, sehingga program
kerja dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adapun beberapa hambatan dalam
penerapan merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari namun dapat
diantisipasi agar tidak terjadi kembali. Penulis juga berusaha manejemen waktunya
dengan baik, sehingga materi pelajaran yang sudah disiapkan dalam satu kali
pertemuan dapat terselesaikan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Dengan
cara-cara tersebut penulis merasa ada perubahan yang diperoleh dari pembelajaran
tersebut dapat dikatakan berhasil. Penulis berharap semoga laporan individu
kegiatan PPL ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan harapan
dapat menjadi lebih baik lagi.

ii
KATA PENGANTAR

Allhamdullillah dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah


Subhanahu wa ta'ala yang senantiasa memberikan nikmat iman dan islam, berikut
nikmat kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di SD Negeri 25 Lubuklinggau. Sholawat dan salam tak lupa kita
curahkan kepada sebaik-baik para rasul dan penutup para nabi, nabi Muhammad
Shalallaahu Alaihi Wassalaam yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga
ke zaman yang sangat modern seperti saat ini. Laporan ini ialah tugas akhir dari
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Universitas PGRI Silampari
Lubuklinggau. Laporan ini disusun berdasarkan hasil selama melaksanakan kegiatan
Penerapan Perangkat Pembelajarasn (PLL) di SD Negri 25 Lubuklinggau yang
dilaksanakan pada tanggal 17 januari sampai 26 Februari 2022.
Tentunya tidak sedikit kendala yang dihadapi oleh penulis selama
melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negri 25
Lubuklinggau. Saat mengatasi masalah tersebut, penulis tidak sendiri melainkan
banyak pihak yang ikut membantu dalam keberhasilannya sehingga tersusunnya
laporan ini berkat dukungan dari banyak pihak yang membantu. Maka dari itu di
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Rudi Erwandi, M. Pd. selaku ketua Universitas PGRI Sulampari
Lubuklinggau.
2. Ibu Orbaiti, S . Pd. Selaku Kepala Sekolah SDN 25 Lubuklinggau.
3. Ibu Ana Komari, M. Pd. Selaku Guru Pamong.
4. Ibu Nur Fitriyana,M. Pd. Mat Selaku Dosen Pembimbing Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) SD Negeri 25 Lubuklinggau.
5. Segenap Dewan Guru SD Negeri 25 Lubuklinggau.
6. Segenap Staf Tata Usaha SD Negeri 25 Lubuklinggau
7. Orang tua beserta keluarga besar dan seluruh rekan kerja yang telah ikut
mendukung.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... i


RINGKASAN ……………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………......... iv
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Ruang Lingkup Pelaksanaan PPL ............................................ 2
D. Tujuan Pelaksanaan ................................................................. 2
E. Manfaat Pelaksanaan PPL ....................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran ................................................................ 4
B. Pengertian Belajar ..................................................................... 7
C. Hasil Belajar .............................................................................. 7
D. Materi Pendukung ..................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
A. Waktu Pelaksanaan ................................................................... 16
B. Kelas yang digunakan ............................................................... 16
C. Langkah-langkah model Pembelajaran .................................... 16
D. Metode Penyampaian .............................................................. 17
E. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ........ 18
F. Hal-hal yang Penting Pada Saat Pelaksanaan ........................... 20
G. Media Pembelajaran ................................................................. 20
H. Langkah-langkah Persiapan ....................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan .................................................................... 25
B. Pembahasan ............................................................................. 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 29
B. Saran ........................................................................................ 29
BAB VI DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 30

iv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Visi-misi

2. Kalender Akademik

3. Program Semester

4. Program Tahunan

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

6. Silabus

LAMPIRAN B

1. Daftar Hadir Mahasiswa

2. Daftar Piket Mahasiswa

3. Jadwal Mengajar Mahasiswa

LAMPIRAN C

1. Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian

2. Dokumentasi

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata
kuliah yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengaplikasikan/menerapkan secara langsung kedunia pendidikan dengan bekal Ilmu
pengetahuan yang telah didapatkan selama proses pembelajaran di Universitas PGRI
Silampari Lubuklinggau. Pendidikan ialah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
Ilmu pengetahuan yang selalu berkembang seiring zaman membantu dalam
proses belajar dan pembelajaran dalam dunia pendidikan. Belajar adalah sesuatu yang
terjadi di dalam otaknya. Belajar disebut sebagai suatu proses, karena secara formal ia
dapat dibandingkan dengan proses-proses organic manusia lainnya seperti pencernaan
dan pernafasan. Namun belajar merupakan proses yang sangat rumit dan kompleks,
yang sekarang ini baru dimengerti sebagian.
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di SD Negeri 25 Lubuklinggau untuk
Pembelajaran Tematik terjadwal hari Selasa dan Jum’at. Kegiatan proses
pembelajaran dilakukan pada kelas menggunakan media karton dan powerpoint
dalam menjelaskan materi pembelajaran. Komunikasi didalam kelas berjalan dengan
baik ketika berjalannya proses pembelajaran, siswa mampu menjalin komunikasi
yang baik dengan guru yang memberikan materi, namun saat proses pembelajaran
siswa masih tidak dapat dikendalikan ketika mengemukakan pendapat sehingga
suasana menjadi tidak terkendali. Mengenai nilai yang dihasilkan siswa ketika proses
pembelajaran selesai akan ada pengambilan nilai post test untuk mengetahui sejauh
apa pengetahuan siswa dalam tingkat pemahaman materi yang sudah di jelaskan dan
hasilnya hampir setengah dari siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Maka
dengan hal tersebut penulis ingin mengatasi permasalahan yang menjadi kendala
dalam proses pembelajaran, penulis menggunakan metode diskusi, tanya-jawab. Guru
akan memberikan penjelasan awal sebagai penanaman konsep tentang materi
kemudian siswa akan dibentuk kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan yang
terdapat pada lembar kerja siswa yang merupakan bagian dari pratikum yang akan
dikerjakan secara bersama, setelah itu guru akan membuka sesi tanya-jawab kepada
siswa mengenai materi yang telah di jelaskan, terakhir guru akan memberikan
penugasan kepada siswa untuk dikerjakan. Saat proses pembelajaran guru
menggunakan Model Kooperatif tipe Problem based learning yang menunjang
terjalinnya kelancaran pada proses pembelajaran dibantu dengan media visual agar
semua siswa selain mendengarkan juga dapat melihat apa yang dijelaskan. Untuk
permasalah nilai siswa yang tidak mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal guru
akan mengadakan remidial untuk memperbaiki nilai siswa yang nilainya dibawah
KKM agar selain memeperbaiki nilai juga dapat memperdalam pemahaman siswa
tentang materi yang sama

B. Rumusan Masalah
Apakah pengunaan Model Contextual Teaching and Learning SMP Negeri 11
Lubuklinggau dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta
didik ?

C. Ruang Lingkup Pelaksanaan PPL


Pada pelaksanaan Praktik Pengalaman lapangan agar pembahasan permasalahan yang
dikemukakan tidak menyimpang, maka penulis membuat suatu batasan-batasan dalam
pelaksanaan PPL ini yaitu sebagai berikut:
1. Populasi dalam pelaksanaan PPL ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 11
Lubuklinggau.
2. Materi/Bahan ajar yang dibahas dalam laporan ini mengenai Daur Hidup Hewan.
3. Pelaksanaan PPL di SMP Negeri 11 Lubuklinggau menggunakan metode, media,
alat, pendekatan dan model pembelajaran
Metode pembelajaran : Penugasan, tanya jawab, ceramah dan diskusi
a. Media pembelajaran : Media karton, Powerpoint
b. Alat yang digunakan adalah spidol, papan tulis.
c. Pendekatan : Saintifik
d. Model Pembelajaran : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

D. Tujuan Pelaksanaan PPL


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan maka adapun tujuan dari
pelaksanaan PPL ini yaitu, untuk mengetahui apakah pengunaan Model Contextual
Teaching and Learning di SMP Negeri 11 Lubuklinggau dapat meningkatkan
aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik.
E. Manfaat Pelaksanaan PPL
Adapun Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pelaksanaan Penerapan Perangkat
Pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Mahasiswa PPL


a. Mendapatkan pengalaman dari Praktik Pengalaman Lapangan yang telah
dipelajari selama 3 tahun di Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau sebagai
bekal nantinya untuk terjun kelapangan secara langsung.
b. Mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah dibekali selama proses
pembelajaran di Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau untuk diterapkan di
SMP Negeri 11 Lubuklinggau
c. Mengetahui secara langsung kegiatan belajar mengajar dan dapat mengetahui
secara langsung karakter-karakter yang dimiliki peserta didik disekolah.

2. Manfaat Bagi Siswa


a. Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.
b. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran.
c. Membiasakan siswa dalam bekerja sama di dalam kelompok.
d. Meningkatkan pemahaman siswa dalam penjelasan materi.

3. Manfaat bagi SMP Negeri 11 Lubuklinggau


a. Mempererat jalinan kerja sama antara sekolah dengan Sekolah Perguruan Tinggi
yang bersangkutan.
b. Menjadikan sebuah metode, media, model pembelajaran yang diterapkan oleh
mahasiswa PPL sebagai sebuah referensi untuk diterapkan oleh guru dalam
proses pembelajaran.

4. Manfaat bagi Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau


a. Mendapatkan masukkan tentang masalah-masalah yang ada di dunia pendidikan
yang nantinya akan menjadi pertimbangan untuk penelitian ketika semester
akhir.
b. Memperoleh masukkan mengenai kurikulum yang dipakai di sekolah sehingga
mahasiswa PPL dapat dibekali ilmu mengenai kurikulum yang berlaku sebelum
terjun kelapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran


Menurut Trianto (2007:5) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lainnya. Kemudian Joyce dalam (Trianto, 2007:5) mengatakan model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yangdigunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalam nya buku-buku,
film, komputer, kurikulum dan lain-lain selanjutnya setiap model pembelajaran
mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Berdasarkan beberapa pendapat menurut para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang oleh guru,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Menurut Sundari (2015:109) mengatakan bahwa setiap model pembelajaran
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari
para ahli tertentu 1) Dapat dijadikan pedoman perbaikan kegiatan belajar mengajar
dikelas, 2) Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu, 3) Memiliki bagian-
bagian model yang dinamakan : (a) urutan langkah-langkah pembelajaran (Syntax),
(b) prinsip-prinsip reaksi, (c) sistem sosial dan (d) sistem pendukung, 4) Memiliki
dampak akibat terapan model pembelajaran, meliputi: dampak pembelajaran berupa
hasil belajar yang terukur dan dampak pengiring berupa hasil belajar jangka panjang
dan 5) Adanya desain persiapan mengajar dengan berpedoman pada model
pembelajaran yang dipilih
Menurut Kardi dalam (Trianto, 2007:6) istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode
atau prosedur, yaitu antara lain :1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangannya 2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana
siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 3) Tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil , dan 4)
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Berdasarkan beberapa pendapat menurut para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri model pembelajaran mempunyai ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode dan teknik pembelajaran yaitu mempunyai dasar pendidikan, tujuan
pendidikan, bagian-bagian model pembelajaran itu sendiri, dampak yang akan terjadi
dan dilakukan dengan adanya persiapan bagi pendidik.
3. Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Pembelajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang
membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata
yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa melihat makna di
dalam tugas sekolah. Ketika para siswa menyusun proyek atau menemukan
permasalahan yang menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menarik tanggung
jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif
memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan, menyelidiki,
mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademis dengan
konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini mereka menemukan makna.
Johnson (Amir, 2015; 35)
Pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang memiliki konsep
menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata. Hal ini akan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
terhadap kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Berns &
Erickson (Ramdani, 2018; 4)
Sedangkan Muslich (Ramdani, 2018; 4) mengemukakan bahwa pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari- hari.
Pembelajaran kontekstual lebih menitikberatkan pada hubungan antara
materi yang dipelajari siswa dengan kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari
akan menekankan kebosanan siswa saat mempelajari konsep matematika dan
meningkatkan minat siswa dalam belajar. DIKNAS (2002) mengemukakan bahwa
pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama, yakni:
1. Konstruktivisme (Constructivism).
2. Bertanya (Questioning).
3. Menemukan (Inquiry).
4. Masyarakat belajar (Learning Community).
5. Pemodelan (Modeling).
6. Refleksi (Reflection).
7. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan mencakup para siswa
dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis
dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi selain itu memiliki konsep
menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata. Hal ini akan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
terhadap kehidupan mereka.
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Contextual Teaching and Learning
1) Kelebihan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya peserta didik dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata.
b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada peserta didik karena model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) menganut aliran kontruktivisme, dimana seorang peserta
didik dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
5. Kekurangan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
1) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL). Guru tidak lagi berperan sebagai
informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi
peserta didik. peserta didik dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian,
peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksa
kehendak melainkan guru adalah pembimbing peserta didik agar mereka dapat
belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide dan mengajak peserta didik agar dengan menyadari dan
dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.
6. Langkah-Langkah model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Langkah-langkah pembelajaran CTL antara lain :
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan ketrampilan barunya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Menciptakan masyarakat belajar.
5. Menghadirkan model sebagia contoh belajar.

B. Pengertian Belajar
Menurut Sudjana (Rusman, 2012:1), belajar pada hakikatnya adalah proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang
sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami
sesuatu. Menurut Slameto (2010:2) Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukkan untuk memperoleh suatu peubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam ineraksi dengan
lingkungannya. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan nya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan
yang dihasilkan akibat dari pengalaman yang didapatkan dan bukan karena terjadi
secara tiba-tiba
.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai pengukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Menurut Gagne
(Purwanto, 2018:42) hasil belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang
kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang
terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam
dan di antara kategori-kategori. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama
perkembangan kognitif seseorang. Oleh karenanya, hasil belajar dapat berubah dalam
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik tergantung dari tujuan pengajarannya.
Sedangkan pendapat lain menurut Sudjana (2016:3) hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa sesuai
kriteria tertentu dengan melihat perubahan tingkah laku dalam pembelajarannya.
Penerapan belajar sambil melakukan sesuatu sehingga guru perlu merancang
pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik serta
berpengaruh pada aktvitas dan hasil belajar siswa tersebut. Menurut Nahdiyatin
dalam (Dwikurnaningsih dan Yullana, 2019:153) hasil belajar adalah cerminan
keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses pembelajaran yang telah
terlaksanakan dan diakhiri dengan suatu evaluasi.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses pemberian nilai kepada siswa
terhadap hasil belajar yang dicapai dengan melihat adanya perubahan tingkah laku
dalam pembelajaran diakhiri dengan evaluasi.

D. Materi Pendukung
Ringkasan Materi Tema 6 Cita-citaku Subtema 2 tentang “Keragaman suku bangsa
dan agama di negeriku”
1. Bahasa Indonesia
a. Puisi
1) Definisi Puisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam
sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata
secara cermat. Para ahli menjelaskan arti puisi dalam definisi yang bervariasi. Seperti
dikutip dari buku Sastra Indonesia yang disusun oleh tim Sastra Cemerlang, salah
seorang ahli, Sumardi, menyatakan bahwa pengertian puisi adalah karya sastra
dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi padu
dan pemilihan kata yang imajinatif.
2) Ciri-ciri Puisi
Puisi dibedakan menjadi dua, puisi lama dan puisi baru.
Ciri-ciri puisi lama:
a. Tak diketahui nama pengarangnya.
b. Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut.
c. Sangat terikat akan aturan-aturan, misalnya seperti jumlah baris tiap bait, jumlah
suku kata ataupun rima.
Berbeda dengan puisi lama, puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh
aturan, dan bentuknya lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku
kata, ataupun rima.
Ciri-ciri puisi baru:
a. Mempunyai bentuk yang rapi, simetris.
b. Persajakan akhir yang teratur.
c. Menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.
d. Umumnya puisi 4 seuntai.
e. Setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
f. Setiap gatranya terdiri dari dua kata dan 4-5 suku kata.
3) Amanat Puisi
Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau
pendengar setelah membaca atau mendengar pembacaan puisi. Amanat dirumuskan
sendiri oleh pembaca atau pendengar. Sikap dan pengalaman pembaca sangat
berpengaruh terhadap amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi sangat
berkaitan dengan cara pandang pembaca atau pendengar terhadap suatu hal.
Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca atau pendengar, amanat
tidak dapat dilepaskan dari tema dan isi puisi dikemukakan penyair.
4) Rima
Rima puisi adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang membentuk musikalitas atau
orkestrasi. Rima di awal kalimat disebut rima awal, sedangkan rima di akhir kalimat
disebut rima akhir.
Jenis-jenis Rima
 Jenis Rima Berdasarkan Persesuaian Bunyi dalam Kata atau Suku Kata
 Jenis Rima Berdasarkan Letak Kata dalam Baris Kalimat
 Jenis Rima Berdasarkan Letak Pasangannya dalam Bait
5) Bait
Bait pada puisi adalah bagian dari puisi yang terdiri dari beberapa baris dan
tersusun harmonis. Dalam kata lain, bait ialah satu kesatuan dalam puisi yang
terdiri atas beberapa baris atau larik. Bait punya fungsi sama seperti paragraf saat
kalian nulis karangan. Bait fungsinya buat misahin topik atau ide yang
diekspresikan dalam sebuat puisi.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Metamorfosis
1) Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang dalam perkembangannya
menuju dewasa mengalami perubahan bentuk tubuh, penampilan dan perilaku
yang berbeda. Perubahan bentuk yang berbeda ini dimulai dari fase telur.
Setelah fase telur sudah dilewati, maka fase selanjutnya yakni fase larva.
Setelah fase larva akan menghasilkan fase pupa. Fase terakhir dari
metamorfosis sempurna adalah fase imago atau dewasa.

2) Metamorfosis tidak Sempurna


Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang dalam
perkembangannya menuju dewasa mengalami perubahan bentuk tubuh,
penampilan dan perilaku yang hampir sama atau tidak jauh berbeda. Jika pada
metamorfosis sempurna terjadi tahapan yang berbeda-beda, lain halnya dengan
metamorfosis tidak sempurna yang hanya melewati tahapan yang hampir sama.
Tahapan-tahapan itu dimulai dari hewan bertelur, kemudian menjadi nimfa,
kemudian nimfa ini akan tumbuh menjadi dewasa (imago). Metamorfosis tidak
sempurna dikenal dengan sebutan hemimetabola.

E. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Sutikno (2009) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran adalah cara -
cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Sedangkan Nana
Sudjana (2005) memberikan pengertian metode pembelajaran adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran.
Dapat juga disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara yang
digunakan oleh guru untuk menjalih hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pembalajaran. Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan
prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara
penilian yang akan dilaksanakan.
F. Metode yang Digunakan
Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut:
a Metode Ceramah
Menurut Narulita, dkk (2014:120) mengatakan bahwa metode ceramah
adalah sebuah untuk bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari
guru kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan
uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio
visual lainnya.
Syaiful Basri Djamaran (1996:27) mengemukakan bahwa metode ceramah
yaitu alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
mengajar atau cara penyajian pelajaran melalui penuturan secara lisan ataupun
penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
metode ceramah adalah sebuah interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa
melalui suatu alat komunikasi lisan yang dilakukan secara langsung.
b Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa
dihadapkan kepada sesuatu masalah yang bisa berupa pernyataan ataupun
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
(Djamarah dan Aswan Zain, 2006:14). Metode diskusi adalah bertukar informasi,
berpendapat dan unsur-unsur dari pengalaman secara teratur dengan maksud
untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang
permasalahan atau topik yang sedang dibahas.
Metode diskusi adalah tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-
unsur pengalaman yang dilakukan secara teratur dengan maksud untuk
mendapatkan pengertian yang sama tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan
dan menyelesaikan keputusan bersama (Faizi, 2013:45). Metode diskusi juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode diskusi yaitu: (1)
Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan
terobosan baru dalam pemecahan masalah, (2) Mengembangkan sikap saling
menghargai pendapat orang lain, (3) Memperluas wawasan, (3) Membina untuk
terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah. Sedangkan kelemahan
metode diskusi yaitu: (1) Membutuhkan waktu yang panjang, (2) Tidak dapat
dipakai untuk kelompok yang besar, (3) Peserta mendapat informasi yang
terbatas, (4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri.
Dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah metode pembelajaran
berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan
lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
keputusan bersama. Diskusi bukanlah debat, karena debat adalah perang mulut,
beradu argumentasi dan beradu paham untuk memenangkan pahamnya sendiri.
Dalam diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pendapat,
sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang di setujui secara
bersama.
c Metode Tanya Jawab
Menurut Yusuf dalam (Basrudin 2014) memberikan sebuah pendapatnya
bahwa metode tanya jawab merupakan suatu cara untuk menyampaikan atau
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus
dijawab oleh siswa atau sebaliknya. Olehnya dalam penerapannya, guru dan
siswa harus terlibat dalam aktifitas bertanya dan memberikan respon atas
pertanyaan-pertanyaan yang ada. Metode tanya jawab dianggap cukup efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sudjana (Basrudin 2014) yang menyatakan bahwa metode tanya jawab
merupakan salah satu metode mengajar yang paling efektif dan efisien dalam
membangun kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
Lebih lanjut Sudjana (Basrudin 2014) mengungkapkan bahwa dalam
penerapannya, metode tanya jawab dapat dilakukan secara individual, kelompok
maupun secara klasikal, antara siswa dengan guru, siswa dan siswa, guru ke
siswa, dengan demikian tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh guru akan
lebih mudah dicapai dengan baik oleh siswa. Metode tanya jawab menurut para
ahli juga dapat memberikan rangsangan kepada siswa untuk dapat berpikir kritis
dan mendorong siswa berusaha untuk memahami setiap pernyaan yang diberikan
oleh guru. Dengan demikian maka metode ini, dapat memungkinkan terciptnya
aktivitas proses mental siswa untuk melihat adanya keterhubungan yang tersedia
dalam materi pembelajaran. Basrudi (2014)
Mencermati pendapat di atas, maka metode tanya jawab sangat baik untuk
mengumpulkan ide atau gagasan siswa berdasarkan apa yang pernah mereka
dapatkan melalui bacaan ataupun pengalaman. Melalui metode tanya jawab, jalan
pikiran siswa akan terbuka dalam merumuskan kalimat secara sistematis dengan
bahasa yang baik, serta dapat melatih daya nalar siswa itu sendiri. Setiap metode
pembelajaran memiliki kekuatan dan kelemahan dalam penerapannya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf (dalam Basrudin 2014) tentang
kelebihan dan kekurangan metode tanya jawab.
Beberapa kelebihan metode ini diantaranya meliputi:
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa sekalipun ketika
itu siswa sedang ribut, yang mengantuk akan kembali segar dan akan hilang
kantuknya
b. Metode ini dapat merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya
pikir dan daya ingat
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat
d. Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa
e. Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat untuk melakukan penyelidikan.
Adapun kekurangan-kekurangan metode ini meliputi:
a. siswa dapat dicekam ketakutan (nervous) selama tanya jawab dilakukan
b. tidak mungkin seluruh kelas dapat diberi giliran selama satu jam pelajaran
c. waktu banyak terbuang, khususnya ketika siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai dua atau tiga siswa
d. akan terdapat siswa yang tidak terlibat dalam proses berpikir atas pertanyaan
d Metode Penugasan
Menurut Sagala (Sutarna, 2016:35) mengatakan bahwa metode penugasan
adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu
agar murid melaksanakan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung
jawabkan. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran
dan dapat mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas dapat merangsang anak
untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.
Menurut Pupuh Fathurohman (2010:64) mengatakan metode penugasan
tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih jauh luas dari itu, Tugas yang
dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis karena itu tugas sangat
banyak macamnya, tergantung kepada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas
meneliti, menyusun laporan ataupun praktikum baik lisan maupun tulisan, tugas
dilaboratorium dan lain-lainnya.
Sedangkan menurut Djamarah (1995:96) mengatakan bahwa metode tugas
adalah cara penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar bisa
melakukan kegiatan belajar. Permasalahan tugas yang dilakukan oleh siswa dapat
dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah, diperpustakaan, di laboratorium,
dirumah atau dimana saja asal tugas yang diberikan dapat diselesaikan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
metode penugasan adalah sebuah cara yang dilakukan oleh guru untuk diberikan
kepada siswa sebagai bentuk evaluasi dalam melaksanakan kegiatan belajar,
kemudian hal itu harus dipertanggung jawabkan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Waktu Pelaksanaan
Berdasarkan sampel yang telah ditentukan, kegiatan belajar mengajar (KBM)
dengan materi Tema 6 Cita-citaku Subtema 2 Keragaman suku Bangsa dan agama di
negeriku dengan alokasi waktu 1 jam setengah yang dilaksanakan pada hari selasa dan
Jum’at pada tanggal 17 Januari 2022 sampai tanggal 26 Februari 2022.

B. Kelas yang digunakan


Kelas yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran materi Tema 6 Cita-citaku
Subtema 2 Keragaman suku Bangsa dan agama di negeriku yaitu kelas IV.A di SD
NEGERI 25 Lubuklinggau.
Tabel 3.1
Jadwal Mengajar Kelas IV A Di SD NEGERI 25 Lubuklinggau
Hari Kelas Jam Waktu
Selasa 1 jam 9:00-10:30
Setengah Wib
Jum’at IV A 1 jam 9:00-10:30
Setengah Wib

C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan sintaks dari model
pembelajaran yang digunakan yaitu Contextual Teaching and Learning (CTL). Sintaks
dari model Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut :
Guru memberikan suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa melalui
pembelajaran berkelompok dengan adanya pembahasan melalui LKPD Kelompok.
1. Langkah pertama adalah Modeling, di sini guru akan mengutarakan kompetensi dan
tujuan, bimbingan dan motivasi. Tanamkan pola pikir bahwa para siswa akan lebih
memahami pelajaran dengan belajar secara mandiri, menemukan ilmu secara mandiri,
mengkonstruksi gagasan secara mandiri.
2. Berikutnya adalah Inquiry terdiri dari pengidentifikasian, analisis, observasi,
hipotesis. Lakukan aktivitas inquiry untuk berbagai teori dan konsep.
3. Questioning, langkah ini mencakup mengarahkan, eksplorasi, menuntun, evaluasi,
inquiry dan generalisasi. Tanamkan karakter ingin tahu pada pembelajar dengan
bertanya.
4. Learning community, cakupan pada bagian ini adalah belajar kelompok/grup, siswa
diminta untuk bekerja sama, melaksanakan berbagai aktivitas dan penelitian.
5. Constructivisme terdiri dari membuat pengertian secara mandiri, tesis-sintesis,
konstruksi teori dan pemahaman.
6. Reflection, pada bagian ini siswa diminta untuk mengulas dan merangkum materi
pada sesi akhir pertemuan.
7. Authentic Assessment ini merupakan proses akhir pembelajaran di mana siswa dinilai
dan menilai secara objektif agar siswa bisa mewujudkan kompetensi yang telah
disampaikan pada awal sesi.

D. Metode Penyampaian
Secara garis besar, metode pembelajaran merupakan rencana menyeluruh yang
berhubungan dengan pengajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling
bertentangan, yang didasarkan pada pendekatan tertentu. Metode pembelajaran yang
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Faizi, 2013:67). Metode penyampaian yang digunakan selama kegiatan
PPL ini adalah metode kombinasi yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan
penugasan.
Menurut Narulita, dkk (2014:120) mengatakan bahwa metode ceramah adalah
sebuah untuk bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada
peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat
menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual lainnya. Metode diskusi
adalah tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman yang dilakukan
secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian yang sama tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama (Faizi, 2013:45).
Metode diskusi juga memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu: (1) Merangsang
kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan terobosan baru dalam
pemecahan masalah, (2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain,
(3) Memperluas wawasan, (3) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan
suatu masalah. Sedangkan kelemahan metode diskusi yaitu: (1) Membutuhkan waktu
yang panjang, (2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar, (3) Peserta mendapat
informasi yang terbatas, (4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin
menonjolkan diri. Diskusi bukanlah debat, karena debat adalah beradu argumentasi dan
beradu paham untuk memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi, setiap orang
diharapkan memberikan sumbangan pendapat, sehingga seluruh kelompok kembali
dengan paham yang di setujui secara bersama.
Menurut Yusuf dalam (Basrudin 2014) memberikan sebuah pendapatnya bahwa
metode tanya jawab merupakan suatu cara untuk menyampaikan atau menyajikan bahan
pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau
sebaliknya. Olehnya dalam penerapannya, guru dan siswa harus terlibat dalam aktifitas
bertanya dan memberikan respon atas pertanyaan-pertanyaan yang ada. Metode tanya
jawab dianggap cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Sudjana (Basrudin 2014) yang menyatakan bahwa metode tanya
jawab merupakan salah satu metode mengajar yang paling efektif dan efisien dalam
membangun kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Sagala (Sutarna,
2016:35) mengatakan bahwa metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melaksanakan kegiatan belajar,
kemudian harus dipertanggung jawabkan. Tugas yang diberikan oleh guru dapat
memperdalam bahan pelajaran dan dapat mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas
dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan oleh mahasiswa
PPL, model pembelajaran yang digunakan mahasiswa PPL untuk materi yang diajarkan
yaitu menggunakan model Contextual Teaching Learning.
E. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
1. Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Esensi dari proses pembelajaran CTL adalah ketika siswa tidak hanya pasif
untuk mencatat, duduk dan mendengarkan. Namun juga belajar mengenai cara untuk
mengakuisisi ilmu pengetahuan dengan cara aktif yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari. Dalam prosesnya siswa akan mencari materi dan memahami sendiri
lalu mengaktualisasikan dengan lingkungan hidup mereka. Sanjaya (2006).
Pembelajaran kontekstual memiliki dasar filosofi dari
teori konstruktivisme, yakni teori belajar yang mengharuskan pembelajar untuk tidak
hanya mengingat namun juga bisa membuat (konstruksi) sebuah ilmu agar sejalan
dan bermanfaat dengan kehidupan sehari-hari. Pengertian tersebut dikemukakan
oleh Muslich (2007).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa peserta
didik tidak hanya belajar mengenai cara untuk mengakuisisi ilmu pengetahuan
dengan cara aktif yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam prosesnya siswa
akan mencari materi dan memahami sendiri lalu mengaktualisasikan dengan
lingkungan hidup mereka.
2. Langkah-langkah Penerapan Dalam Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. Invitasi
Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang
dibahas. Guru memancing dengan memberikan pertanyaan yang problematik
tentang fenomena kehidupan sehari-hari melalui kaitan konsep-konsep yang
dibahas dengan pendapat yang siswa miliki. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengomunikasikan dan mengikut sertakan pemahamannya tentang konsep
tersebut
b. Eksplorasi
Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui
pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam sebuah
kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok siswa melakukan
kegiatan dan berdiskusi tentang masalah yang mereka bahas. Secara keseluruhan,
tahap ini akan memenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena kehidupan
lingkungan sekelilingnya.
c. Penjelasan dan solusi
Siswa memberi penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada data hasil
observasi ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan
gagasan, membuat model, membuat rangkuman, dan ringkasan.
d. Pengambilan Tindakan
Siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan,
berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan
saran baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan
pemecahan masalah.

3. Konsep Dasar Pembelajaran Contextual Teaching and Learning


Contextual Teaching Learning (CTL) adalah suatu model pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan mahasiswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka. Dari konsep tersebut, ada tiga hal yang dapat kita pahami. Pertama, CTL
menekankan kepada proses keterlibatan mahasiswa untuk menemukan materi, artinya
proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Jadi, proses
belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar mahasiswa hanya menerima
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Kedua, CTL mendorong agar mahasiswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya mahasiswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di universitas dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi
yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi mahasiswa materi itu akan
bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat
dalam memori mahasiswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, CTL
mendorong mahasiswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata, artinya
CTL bukan hanya mengharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya, akan tetapi bagaimana metari pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk
ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam
mengarungi kehidupan nyata

F. Hal-Hal yang Dianggap Penting Pada Pelaksanaan


1. Persiapan guru dan siswa sebelum memulai proses pembelajaran
2. Guru harus menguasain materi yang akan diajarkan kepada siswa
3. Guru harus mempersiapkan apa saja saja yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
seperti gambar, alat peraga, materi dan lembar kerja siswa.
4. Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi.
5. Adanya interaksi antara Guru dan siswa

G. Media Pembelajaran
Menurut Gearlach & Ely (Faizi, 2013:68) mengatakan bahwa apabila dipahami
secara garis besar, media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Sedangkan, Suparman (Faizi, 2013:24) mendefinisikan media sebagai alat yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru 50 dan peserta
didik dapat berlangsung secara efektif dan sefisien sesuai dengan tujuan pengajaran yang
telah di cita-citakan.
Manfaat dari media pmbelajaran menangkap suatu objek/peristiwa, memanipulasi
keadaan (objek/peristiwa) dan menambah motivasi belajar siswa. Media yang digunakan
oleh penulis bersifat visual yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan gambar
diam, seperti film strip (film rangkai), slides (film bangkai), foto, gambar, globe, alat
peraga, lukisan dan cetakan. Media yang digunakan penulis yaitu media gambar, media
konkrit, serta lingkungan sekitar sekolah. Penulis juga menggunakan media audio visual
yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Sehingga penulis menggunakan
video sebagai media pembelajaran (Faizi, 2013:24).
H. Langkah-Langkah Persiapan
Langkah-langkah persiapan yang dibutuhkan yaitu
1. Dari segi siswa
Siswa harus siap atau bersedia dalam melakukan pembelajaran yang akan dilakukan
siswa menyiapkan alat tulis, buku pelajaran dan yang lainnya yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran.
2. Dari segi guru
Langkah-langkah persiapannya sebagai berikut :
a) Menentukannya tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa meliputi kemampuan awal, minat, gaya
belajar dan sebagainya
c) Memilih materi pelajaran
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif dari contoh-
contoh generalisasi
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh ilustrasi tugas dan
sebagainya untuk dipelajari oleh siswa
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke yang kompleks dari yang
konkrit ke yang abstrak atau dari tahap enaktif sampai kesimbolik
I. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan sintaks dari model pembelajaran
yang digunakan yaitu Contextual Teaching and Learning (CTL). Sintkas dari model
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut :
1. Pendahuluan
a. Guru memberikan salam, dilanjutkan dengan meminta salah seorang peserta
didik untuk memandu do’a, menunjuk salah satu pesrta didik memimpin
menyanyikan satu lagu nasional, menanyakan kabar serta mengecek kehadiran
peserta didik.
b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membangkitkan ingatan peserta
didik pada materi sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan
dipelajari secara tematik.
c. Guru memberikan motivasi berupa pertanyaan atau stimulan terhadap materi
yang akan dipelajari.
d. Menjelaskan kompetensi dan indikator pembelajaran yang akan dicapai dan
teknik penilaian yang akan dilakukan.
e. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
temasuk penguatan nilai-nilai karakter dan peningkatan keterampilan Abad 21
sesuai tuntutan KD.
f. Menyampaikan lingkup dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada hari
itu.
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagikan siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
siswa.
b. Guru memberikan stimulus berupa gambar, media konkrit atau belajar
dilingkungan sekolah.
c. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar dan lingkungan sekitar tersebut.
d. Peserta didik mengajukan sebuah pertanyaan-pertanyaan atau pendapat dari
gambar dan permasalahan yang ditemui. Peserta didik berfikir kritis untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada diLKPD kelompok.
e. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan dengan cara berkelompok
untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi dan mencatatnya idalam
buku.
f. Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengajukan
pertanyaan sesuai dengan materi Tema 6 Subtema 2 “Keragaman suku bangsa
dan agama di negeriku“.
g. Peserta didik menerapkan informasi yang telah dikumpulkan di dalam kelas
untuk menyelesaikan masalah yang telah diidentifikasi (soal latihan).
h. Peserta didik melakukan verifikasi data dengan jujur baik mendapatkan
informasi dari buku dan sebagainya termasuk dapat bertukar pikiran ataupun
pendapat dengan teman satu kelompok, kelompok lain dan guru.
3. Penutup
a. Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan dari proses pembelajaran.
b. Guru melakukan refleksi terhadap ketercapaian IPK yang sudah ditentukan.
c. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
d. Menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
e. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk melihat kemajuan dalam memahami
materi pembelajaran
f. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan
Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan Penerapan Perangkat
Pembelajaran tanggal 17 Januari – 26 Februari 2022 di SD Negeri 25 Lubuklinggau
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu, 70 maka dapat dijabarkan hasil pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Pembelajaran Materi Metamorfosis
Hasil pelaksanaan pembelajaran Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SD
Negeri 25 Lubuklinggau dengan materi tema 6 Daur Hidup hewan menggunakan
Model Contextual Teaching and Learning dimana sebelum memulai diskusi guru
menjelaskan tujuan dan materi pembelajaran. Guru menjelaskan materi dengan
menggunakan media pembelajaran Powerpoint agar siswa dapat memahami materi
dengan baik. kemudian guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari teman satu baris tempat dia duduk tersebut, kemudian
peserta didik mengeluarkan Buku siswa yang membahas tentang Daur hidup hewan.
Sebelum mengerjakan soal yang diberikan, guru memberikan penjelasakan singkat
terkait materi. Kemudian guru memberikan soal yang terdiri dari 3 soal yang berkaitan
tentang materi pembelajaran.
Guru memberikan perintah agar siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok. Siswa
berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian jika semua Buku Siswa
sudah dikerjakan maka guru akan menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dengan menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, Siswa diberikan kertas berupa gambar
untuk dicocokan yang telah disediakan guru dipapan tulis, setelah mencocokan bagian
tersebut siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Anggota
kelompok yang lain menanggapi hasil presentasi, Guru memberikan pembenaran dan
penguatan materi. Setelah itu guru bersama siswa menarik kesimpulan, kemudian guru
memberikan pertanyaan atau kuis kepada peserta didik dan bagi siswa yang dapat
menjawab akan mendapatkan hadiah sebagai wujud pujian atas jawaban yang
diberikan. Guru mengevaluasi siswa dengan mengelompokkan hewan berdasarkan
metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna menggunakan media
yang telah disiapkan oleh guru. Terakhir guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam, kemudian peserta didik berdoa dan membacakan surah-surah
pendek Al-Qur’an dan terakhir peserta didik mengucapkan terimakasih kepada guru
yang menjalankan proses pembelajaran.
B. Pembahasan
Dalam Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) materi Daur Hidup
Hewan tema 6 dengan menggunakan metode tanya jawab, diskusi, ceramah dan
penugasan, dalam metode tersebut sudah tepat namun dalam penerapannya beberapa
siswa yang masih kurang memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru,
jika melihat siswa tidak hanya fokus terhadap satu bahasan malainkan membahas yang
lainnya pula yang seharusnya belum dibahasa, pada saat diskusi dalam kelompok ada
yang memang aktif dan cekatan dalam mengerjakan Buku Siswa ada kelompok yang
hanya beberapa orang yang mengerjakan Buku Siswa. Ketika proses tanya jawab
siswa aktif untuk menjawab namun secara bersamaan. Maka penulis mengatasi hal
tersebut pada hambatan mengenai siswa yang tidak fokus pada saat penjelasan materi
siswa tersebut dimintak untuk menjelaskan kembali apa yang disampaikan guru, untuk
hambatan siswa yang ketika menjawab pertanyaan guru menjawabnya secara
bersamaan maka guru ketika bertanya akan menunjuk siswa tertentu untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan kemudian ketika siswa bisa menjawab maka akan diberikan
hadiah sebagai pujian atas ja waban yang diberikan.
Saat penjelasan materi tentang Daur hidup hewan telah dipahami siswa melalui
apersepsi awal yang menunjukan gambar untuk menarik pengetahuan awal siswa
terkait materi yang akan dibahas. Ketidakfokusan siswa terhadap satu pembahasan
menunjukan bahwa siswa tersebut tergolong siswa yang aktif dan memiliki rasa ingin
tahu yang besar. Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dikelas IV pada
awal pertemuan belum menggunakan model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning melakukan pre-test dengan hasil siswa yang masih banyak belum tercapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70 dengan presentase
50 % siswa yang belum mencapai KKM. Pelaksanaan pembelajaran selanjutnya guru
menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada proses
pembelajaran, guru melakukan post test dengan hasil siswa lebih baik dari sebelum
penggunaan model pembelajaran yaitu hampir seluruh siswa telah mencapai KKM,
hanya beberapa siswa yang belum mencapai KKM dengan presentase 10 % siswa yang
belum mencapai KKM. Penggunaan model Contextual Teaching and Learning siswa
mampu memahami materi yang dijelaskan melalui gambar dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. Proses pelaksanaan Praktik
pengalaman lapangan (PPL) di SDN 25 Lubuklinggau penulis mengalami beberapa
hambatan diantaranya adalah siswa sering ribut di kelas, tidak fokus pada
pembelajaran, dan sering bermain-main didalam kelas. Cara mengatasinya penulis
menggunakan berbagai pendekatan, metode dan model pembelajaran. Salah satunya
adalah penulis menggunakan pendekatan saintifik dengan melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengkomunikasikan
dengan demikian diharapkan siswa mampu aktif dalam proses pembelajaran. Guru
mengkolaborasikan berbagai metode pemelajaran seperti ceramah, penugasan, diskusi
dan tanya jawab, tujuannya adalah agar siswa dapat belajar dengan aktif dan
menyenangkan serta tidak membosankan. Selain itu guru juga menggunakan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning agar siswa lebih memahami lagi
materi pembelajaran. Pelaksanaan praktik pengalaman lapangan (PPL) belum
seluruhnya berjalan bagus, karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan
pengalaman dari penulis dan masih perlu bimbingan dan pengarahan dari bapak/ibu
guru dan dosen untuk pebaikan kedepannya agar lebih baik lagi.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangn (PPL) mata pelajaran
Tematik kelas IV yang menggunakan Model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning di SD Negeri 25 Lubuklinggau dapat meningkatkan aktivitas peserta didik
dan hasil belajar peserta didik dibuktikan melalui keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran, melalui penampilan gambar siswa mampu mengemukakan
pengetahuan awal yang dimiliki berdasarkan pengalaman yang dimiliki peserta didik
dan dapat dibuktikan pula dengan hasil belajar siswa yang mampu memenuhi kriteria
ketuntasan nilai sesuai ketentuan KKM yaitu 70.

B. Saran
Sebaiknya bagi para calon guru yang ingin menerapkan secara langsung
diharapkan mampu memahami karakteristik siswa terlebih dahulu dan mampu
menentukan model pembelajaran yang lebih menarik agar konsep awal akan tertanam
pada peserta didik dan kegiatan belajar mengajarpun berjalan dengan baik.

30
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, M. Idrus. "Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)." Logaritma:


Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains 2.01 (2014).

Sabroni, D. (2017). Pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. In Prosiding Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika (Vol. 1, No. 1, pp. 55-68).

Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat belajar sebagai determinan hasil belajar
siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 1(1), 128-135.

Sambada, D. (2012). Peranan kreativitas siswa terhadap kemampuan memecahkan masalah fisika
dalam pembelajaran kontekstual. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2(2), 37-
47.

Hutagaol, K. (2013). Pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan representasi


matematis siswa sekolah menengah pertama. Infinity Journal, 2(1), 85-99.

31
Lampiran A

Gambar 4.1 Visi Misi SDN 25 LUBUKLINGGAU

Gambar 4.2 Kalender Akademik SDN 25 LUBUKLINGGAU

32
33
PROGRAM SEMESTER

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Nama Sekolah : SDN 25 LUBUKLINGGAU


Kelas / Semester : IV / 2
Tema 6 : Cita-Citaku

Pemb Alokasi Januari Februari Maret April Mei Juni


Sub Tema Kompetensi Dasar Ket
Ke waktu 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2 1 Bahasa Indonesia
Hebatnya
Cita-Citaku 3.6 Menggali isi dan amanat 2 x 35 v
puisi yang disajikan Menit
secara lisan dan tulis
dengan tujuan untuk
kesenangan. Januari
2022
4.6 Melisankan puisi hasil
karya pribadi dengan
lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
sebagai bentuk ungkapan
diri.
IPA
3.2 Membandingkan siklus v
hidup beberapa jenis
makhluk hidup serta
mengaitkan dengan
upaya pelestariannya.
4.2 Membuat skema siklus
hidup beberapa jenis
Pemb Alokasi Januari Februari Maret April Mei Juni
Sub Tema Kompetensi Dasar Ket
Ke waktu 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

makhluk hidup yang ada


di lingkungan sekitarnya,
dan slogan upaya
pelestariannya.

Mengetahui Lubuklinggau, Februari 2022


Guru Kelas IV Mahasiswa PPL

Ana Komari, M. Pd. Muhammad Ikhsan


NIP. 198603072014072002 NPM. 5018138

35
PR

36
OGRAM TAHUNAN

Satuan Pendidikan : SDN 25 LUBUKLINGGAU


Kelas/semester : IV / Genap
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Tema Sub Tema Pelajaran ke Alokasi waktu Ket.


1 1 Hari
2 1 Hari
1 3 1 Hari
Januari Minggu
Aku dan Cita- 4 1 Hari 1 Minggu
Ke-4
Citaku
5 1 Hari
6 1 Hari
1 1 Hari
2 1 Hari
2 3 1 Hari Februari
Hebatnya Cita- 1 Minggu
4 1 Hari Minggu Ke-1
Citaku
5 1 Hari
6 1 Hari
VI 1 1 Hari
Cita-citaku
2 1 Hari
3 3 1 Hari Februari
Giat Berusaha 1 Minggu
4 1 Hari Minggu ke-2
Meraih Cita-Cita
5 1 Hari
6 1 Hari
1 1 Hari
4 2 1 Hari
Literasi dan 3 1 Hari Februari
1 Minggu
Kegiatan 4 1 Hari Minggu ke-3
Berbasis Proyek 5 1 Hari
6 1 Hari
Ulanga Harian Tema 6 Februari
2 Hari
Remidi dan Pengayaan Minggu ke-4

Mengetahui Lubuklinggau, Februari 2022


Guru Kelas IV Mahasiswa PPL

Ana Komari, M. Pd. Muhammad Ikhsan


NIP. 198603072014072002 NPM. 5018138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 25 LUBUKLINGGAU


Kelas / Semester : IV (Empat) / 2
Tema 6 : Cita-Citaku
Sub Tema 2 : Hebatnya Cita-Citaku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 2x35 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
3.6 Menggali isi dan amanat puisi yang disajikan secara lisan dan tulis dengan tujuan untuk
kesenangan.
4.6 Melisankan puisi hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai
bentuk ungkapan diri.
Indikator :
 Mengamati teks puisi dan menjawab pertanyaan yang terkait dengan puisi.
 Mengamati contoh-contoh puisi

IPA
3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan
upaya pelestariannya.
4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada di lingkungan
sekitarnya, dan slogan upaya pelestariannya.
Indikator :
 Mengamati daur hidup dua makhluk hidup
 Membandingkan siklus hidup makhluk hidup dan melaporkannya.Mengamati dan
berdiskusi, dan mengidentifikasikan ciri-ciri puisi.
38
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati teks puisi dan menjawab pertanyaan yang terkait dengan
puisi, siswa dapat menjelaskan cara membuat puisi dengan benar.
2. Melalui kegiatan mengamati contoh-contoh puisi, siswa dapat membuat puisi secara
mandiri dengan baik.
3. Dengan mengamati daur hidup dua makhluk hidup yang berbeda siswa dapat
membandingkan dua daur hidup binatang dengan cermat.
4. Dengan membandingkan siklus hidup mahluk hidup yang berbeda siswa dapat
melaporkannya dengan tepat.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan AW
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa 10 menit
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan menyanyikan lagu wajib nasional
“Indonesia raya”.
 Guru Menginformasikan pembelajaran yang akan
dipelajari yaiuty tentang tema 6 subtema 2
pembelajaran 1 muatan pelajaran Bahasa Indonesia dan
IPA
 Guru Mengaitkan Materi Sebelumnya tentang Sbdp
dan PPKn dengan Materi yang akan dipelajari Bahasa
Indonesia dan IPA
 Guru.menjelaskan tujuan pembelajaran pada
pertemuan hari ini.
Inti  Siswa mencermati slide powerpoint yang berisi definisi 50 Menit
puisi
 Siswa mencermati ciri-ciri puisi yang diberikan oleh
guru
 Siswa mencermati puisi dan membaca puisi tersebut.
Guru membimbing diskusi untuk membaca makna dari
teks puisi tersebut. Siswa mengingat kembali ciri-ciri
puisi yang sudah dipelajari sebelumnya dan
mencocokkan ciri-ciri tersebut dengan puisi yang
disajikan di powerpoint
 Siswa menjawab pertanyaan yang disajikan di
Powerpoint untuk memahami lebih rinci tentang puisi
yang dibacanya.
 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri
dari kelompok barisan tempat duduknya.
 Siswa mencari amanat dari sebuah puisi yang diberikan
guru, Siswa menulis amanat puisi yang ditemukannya

39
Kegiatan Deskripsi Kegiatan AW
ke dalam buku catatan mereka
 Dari hasil pengamatan tersebut, siswa menuliskan
kesimpulan tentang hasil pengamatannya.
 Kegiatan ini ditujukan untuk mengukur pencapaian KD
Bahasa Indonesia 3.6 dan 4.6.
 Siswa bersama dengan guru membaca puisi yang
berjudul “kupu-kupu lucu”. guru menggunakan topik
bahasan tentang kupu-kupu sebagai jembatan untuk
membahas tentang hewan dan daur hidup yang
dilaluinya.
 Guru memperkenalkan istilah metamorfosis dan
menjelaskan makna kata tersebut. Guru menstimulus
rasa ingin tahu siswa dengan memberikan beberapa
pertanyaan pancingan: Apakah anak ayam bentuknya
berbeda dengan induknya? Bagaimana dengan kupu-
kupu? Apa yang membuatnya berbeda?
 Siswa diminta membaca dengan seksama tentang
metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak
sempurna pada powerpoint, Siswa diminta mencermati
tahapan-tahapan metamorfosis hewan
 Siswa diminta mencermati tentang skema
metamorfosis sempurna serta contoh hewannya, Siswa
diminta mencermati tentang skema metamorfosis tidak
sempurna serta contoh hewannya.
 Siswa diajak bermain games tentang skema
metamorfosis hewan, guru memberikan skema
metamorfosis kosong disterofom yang nantinya setiap
kelompok siswa diwajibkan menempelkan kertas
bergambar hewan tersebut disterofom tadi.
 Siswa mengamati hasil dari tempelan gambar
disterofom dan mengklasifikasikan jenis hewan
berdasarkan jenis daur hidupnya (sempurna atau tidak
sempurna).
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 10 Menit
rangkuman hasil belajar selama sehari
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)

40
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
 Buku Pedoman Guru Tema : Cita-Citaku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
 Buku Teks, gambar metamorfosis, teks puisi, majalah atau Koran anak, lingkungan sekitar.

Mengetahui Lubuklinggau, Februari 2022


Guru Kelas IV, Mahasiswa PPL

Ana Komari, M. Pd. Muhammad Ikhsan


NIP. 198603072014072002 NPM. 5018138

41
42
SILABUS TEMATIK KELAS IV

Tema 6 : Cita-Citaku
Subtema 2 : Hebatnya Cita-Citaku

KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Mata Alokasi Sumber


Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Waktu Belajar
Bahasa 3.6 Menggali isi dan 3.6.1 Mengetahui dan  Langkah-langkah  Mengetahui 24 JP  Buku
Indonesia amanat puisi yang memahami cara membuat puisi  Siswa mencermati slide dan Guru
disajikan secara lisan membuat puisi  Unsur-unsur puisi powerpoint yang berisi memahami  Buku
dan tulis dengan dengan benar.  Definisi Amanat definisi puisi puisi Siswa
tujuan untuk 3.6.2 Memahami dan Puisi •Mengetahui  Internet
 Siswa mencermati ciri-
kesenangan. menjelaskan makna sumber daya  Lingkung
4.6 Melisankan puisi hasil puisi dengan tepat. ciri puisi yang diberikan alam yang ada an
karya pribadi dengan 3.6.3 Menjelaskan cara oleh guru di sekitarnya.
lafal, intonasi, dan membuat puisi dan  Siswa mencermati puisi • Memahami
ekspresi yang tepat menggali amanat dan membaca puisi Keberagaman
sebagai bentuk dalam puisi tersebut. Guru di lingkungan
ungkapan diri. 4.6.1 Menyebutkan dan membimbing diskusi sekitarnya
mengidentifikasi untuk membaca makna • Mengetahui
cara membuat puisi dari teks puisi tersebut. keberagaman
dan menggali Siswa mengingat kembali kegiatan di
amanat dalam puisi. ciri-ciri puisi yang sudah lingkungan
dipelajari sebelumnya
4.6.2 Membuat contoh dan mencocokkan ciri- sekitar
puisi dengan baik ciri tersebut dengan puisi • Memahami
dan benar. yang disajikan di puisi yang
4.6.3Mengidentifikasikan powerpoint disajikan
amanat dalam puisi. secara lisan
 Siswa menjawab
dan tulis
pertanyaan yang
• Memahami
disajikan di Powerpoint
tarian kreasi
untuk memahami lebih
rinci tentang puisi yang
dibacanya.
 Siswa dibagi menjadi Keterampilan
beberapa kelompok yang Praktik/Kinerja
terdiri dari kelompok • Mengamati
barisan tempat duduknya. teks puisi dan
 Siswa mencari amanat menjawab
dari sebuah puisi yang pertanyaan
diberikan guru, Siswa yang terkait
menulis amanat puisi dengan puisi.
yang ditemukannya ke •Membandingka
dalam buku catatan n siklus hidup
mereka makhluk
 Dari hasil pengamatan hidup dan
tersebut, siswa melaporkanny
menuliskan kesimpulan a.
tentang hasil • Membaca puisi
pengamatannya. “Menari”
• Mencari
informasi
tentang
beberapa
gerakan tari
daerah
• Membuat peta
pikiran dari
bacaan
44
• Membuat
laporan hasil
pengamatan
tentang
manfaat
makhluk
hidup,
• Membaca dan
mencermati
puisi
•Mengomunikas
ikan informasi
tentang
keragaman
suku dan
budaya di
lingkungan
sekitarnya.
•Mengidentifika
sikan sumber
daya alam
yang ada di
sekitarnya dan
menyajikan
hasil
pengamatan
tersebut.
• Melakukan
pengamatan
untuk
mengidentifik
asikan
keragaman
suku dan
budaya
• Terampil
45
membuat puisi
•Mengidentifika
si sumber
daya alam
yang ada di
sekitarnya
•Menggunakan
kata-kata
dengan rima
yang hampir
sama dalam
puisi
•Menuangkan
hasil
pencariannya
tentang bahasa
daerah dan
makanan khas
daerah dengan
menggunakan
kalimat
sederhana
dalam bahasa
Indonesia.
Ilmu 3.2Membandingkan siklus 3.2.1 Menganalisis daur  siklus hidup dua  Siswa bersama dengan
Pengetahu hidup beberapa jenis hidup dua makhluk makhluk yang guru membaca puisi yang
an Alam makhluk hidup serta hidup yang berbeda berbeda. berjudul “kupu-kupu
mengaitkan dengan dan mengetahui  Manafaat lucu”. guru menggunakan
upaya pelestariannya. siklus hidup makhluk hidup topik bahasan tentang
4.2 Membuat skema siklus beberapa jenis bagi lingkungan kupu-kupu sebagai
hidup beberapa jenis makhluk hidup jembatan untuk
makhluk hidup yang serta mengaitkan membahas tentang hewan
ada di lingkungan dengan upaya dan daur hidup yang
sekitarnya, dan pelestariannya dilaluinya
slogan upaya dengan tepat
 Guru memperkenalkan
pelestariannya. 3.2.2 Menjelaskan daur
46
hidup dua makhluk istilah metamorfosis dan
hidup yang berbeda menjelaskan makna kata
dengan tepat. tersebut. Guru
4.2.1Mengidentifikasi menstimulus rasa ingin
siklus makhluk tahu siswa dengan
hidup yang berbeda memberikan beberapa
dengan tepat dan pertanyaan pancingan:
menuliskan skema Apakah anak ayam
siklus hidup bentuknya berbeda
beberapa jenis dengan induknya?
makhluk hidup Bagaimana dengan kupu-
yang ada di kupu? Apa yang
lingkungan membuatnya berbeda?
sekitarnya benar
 Siswa diminta membaca
benar.
dengan seksama tentang
4.2.2Mempresentasikan
metamorfosis sempurna
siklus makhluk
dan metamorfosis tidak
hidup yang berbeda
sempurna pada
dengan tepat.
powerpoint, Siswa
diminta mencermati
tahapan-tahapan
metamorfosis hewan
 Siswa diminta
mencermati tentang
skema metamorfosis
sempurna serta contoh
hewannya, Siswa diminta
mencermati tentang
skema metamorfosis
tidak sempurna serta
contoh hewannya.
 Siswa diajak bermain
games tentang skema
metamorfosis hewan,
guru memberikan skema
47
metamorfosis kosong
disterofom yang nantinya
setiap kelompok siswa
diwajibkan menempelkan
kertas bergambar hewan
tersebut disterofom tadi.
 Siswa mengamati hasil
dari tempelan gambar
disterofom dan
mengklasifikasikan jenis
hewan berdasarkan jenis
daur hidupnya (sempurna
atau tidak sempurna).

Mengetahui Lubuklinggau, Februari 2022


Guru Kelas IV Mahasiswa PPL

Ana Komari, M. Pd. Muhammad Ikhsan


NIP. 198603072014072002 NPM. 5018138

48
49
LAMPIRAN B

Gambar 4.3 Daftar hadir Mahasiswa

Gambar 4.4 Daftar Piket Mahasiswa


Gambar 4.5 Daftar Mengajar Mahasiswa

51
LAMPIRAN C

REKAPITULASI NILAI ULANGAN HARIAN


SISWA KELAS IV.A SDN 25 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Jenis
No Nama Siswa Nilai Ulangan harian
Kelamin
1 PRATIWI KHAIRUNNISA P 65
2 DESI AULIYAH P 70
3 KARTI P 50
4 FARIQ UBAIDILLA L 55
5 AZIMANTUL INAYAH P 76
6 MEILODY P 70
7 KINTANI CLARITA P 73
8 WULAN P 60
9 KAYLA FUTSA FEBI P 70
10 PUTRI AYU LESTARI P 72
11 MAHEZA PUTRI DEVITA P 80
12 CAHAYA DESFITA SARI P 64
13 QUINSHA VANIA CALISTA P 73
14 DEA AZARAH ZASKYA P 62
15 SYAHIRA ZALFA ANNAURA P 59
16 ZAKI FERDINAN L 80
17 LINGGA PRATAMA L 80
18 GALAND L 60
19 MATEW OKTAVIANUS L 69
20 M. AL BARIQ L 80
21 RIKI L 50
22 RODI SANJAYA L 60
23 ROBI L 66
24 RIMA P 50

Lubuklinggau, Februari 2022


Mahasiswa PPL

MUHAMMAD IKHSAN
NPM. 5018138

52
Dokumentasi

53

Anda mungkin juga menyukai