Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
SMP NEGERI 11 LUBUKLINGGAU

OLEH
M.Andhika Nurmajid
4119004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN


PPL TAHUN AKADEMIK 2022/2023
DI SMP NEGERI 11 KOTA LUBUKLINGGAU

OLEH

M.Andhika Nurmajid
NPM. 4119004

Lubuklinggau, Maret 2023

Dosen Pembimbing, Guru Pamong,

As Elly S, M.Pd.Mat Aslia, M.Pd,Si


NIDN. 0223058902 NIP. 19720819 200501 2 004

Mengetahui,

Kepala Sekolah

SMP NEGERI 11 LUBUKLINGGAU

Drs. Darmansyah
NIP.19691205 19980 2
1001

ii
RINGKASAN

Mahasiswa melakukan observasi dengan tujuan bisa mengenal situasi dan


kondisi lingkungan sekitar sekolah serta mengamati bagaimana proses kegiatan belajar
mengajarnya sebelum melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dari hasil
observasi yang telah dilakukan, maka diketahui penyebab kurangnya minat belajar
siswa dalam dalam mata pelajaran IPA yakni dalam proses pembelajaran guru masih
lebih banyak menggunakan metode ceramah, banyak mencatat dan kurangnya alat bantu
mengajar. Sehingga minat belajar siswa kurang termotivasi untuk belajar hal ini
menyebabkan siswa kurang tertarik untuk belajar. Berdasarkan hasil pelaksanaan PPL
dan pembahasan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa minat belajar mata pelajaran
IPA siswa siswi kelas VII/VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau tahun pelajaran
2022/2023 setelah diterapkan model pembelajaran Contextual Learning dinyatakan
tuntas. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata hasil ulangan ataupun belajar siswa
sudah banyak yang mencapai KKM. Jadi, hasil belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Contextual Learning dinyatakan berhasil.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat,
dan karunia-Nya yang tidak terhingga penulis bisa menyelesaikan kegiatan Praktik
Penerapan Lapangan (PPL) Universitas PGRI Silampari (UNPARI) Lubuklinggau
tahun 2023 di SMP Negeri 11 Lubuklinggau. Laporan ini disusun sebagai syarat akhir
dari pelaksanaan kegiatan PPL dan sebagai bukti tertulis bahwa penulis telah benar-
benar melaksanakan kegiatan PPL di SMP Negeri 11 Lubuklinggau yang telah
dilaksanakan mulai dari 16 Januari 2023 hingga berakhir pada 11 Maret 2023. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
selama pelaksanaan kegiatan PPL di SMP Negeri 11 Lubuklinggau Maka dikesempatan
ini, penulis berkeinginan untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada penulis
untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan PPL dengan baik.
2. Orang tua dan keluarga tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan dan doa
nya.
3. Ibu As Elly S, M.Pd. Mat., selaku Dosen Pembimbing PPL yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dengan sangan baik.
4. Bapak Drs. Darmansyah, selaku kepala sekolah SMP Negeri 11 Lubuklinggau
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan PPL di SMP
Negeri 11 Lubuklinggau. Penulis mengagumi beliau sebagai kepala sekolah
yang ramah, dan gagah.
5. Ibu Aslia, M.Pd,Si selaku guru pamong atas masukan, semangat, dan ilmu yang
telah diberikan selama penulis laporan PPL serta melaksanakan PPL. Semoga
segala kemudahan yang ibu berikan kepada penulis akan mendapatkan balasan
yang sebaik-baiknya.
6. Bapak/ibu guru dan staf TU atas kebaikan hatinya membimbing penulis selama
PPL di sekolah. Mohon maaf apabila penulis terkadang merepotkan atau
membuat kesalahan yang penulis tidak sadari.
7. Teman-teman, sahabat, dan keluarga PPL UNPARI Lubuklinggau 2023 atas
kerjasama, pengertian, dan kekompakkan dan kesabarannya semoga tetap ada
ruang hati untuk memori kita selama ini.

iv
8. Siswa siswi kelas VII/VIII dari 7.1, 7.4, 8.4, 8.5 atas kebersamaannya,
keramaiannya, kenakalan, kelucuan dan partisipasi yang luar biasa yang telah
menerima kehadiran saya di kehidupan kalian semua.
9. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas waktu,
persahabatan, pengalaman, dan kenangannya terimakasih.

Tidak lupa penulis juga meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan
yang telah diperbuat selama melaksanakan PPL baik disengaja maupun yang tidak.
Segala kritik dan saran demi lebih baiknya laporan ini sangat penulis hargai dan
harapkan. Singkat kata, semoga laporan ini bermanfaat.

Lubuklinggau , Maret 2023


Penulis

M.Andhika Nurmajid
NPM 4119004

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii
RINGKASAN.............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Ruang Lingkup Pelaksanaan PPL....................................................................2
D. Tujuan Pelaksanaan..........................................................................................2
E. Manfaat Pelaksanaan PPL................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Pembelajaran...................................................................................4
B. Model Pembelajaran.........................................................................................4
C. Model Pembelajaran Contextual Learning.......................................................5
D. Materi Ajar......................................................................................................10
E. RPP.................................................................................................................16
F. Lembar Kerja..................................................................................................19

BAB III METODE PELAKSANAAN


A. Jadwal Pelaksanaan...........................................................................................21
B. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran........................................24
C. Langkah-langkah Persiapan Model Pembelajaran............................................25

BAB IV HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pelaksanaan.............................................................................................26
B. Pembahasan.......................................................................................................27

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................29
B. Saran.................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30

LAMPIRAN.................................................................................................................31

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan adanya berbagai fenomena dewasa ini para ahli terutama yang
berkecimpung dalam bidang pendidikan banyak menaruh perhatian terhadap upaya
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai akibat globalisasi
yang kian menambah bebagai dimensi kegiatan. Kehadiran pendidikan diharapkan
mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan tersebut.
Universitas PGRI Silampari (UNPARI) Lubuklinggau memberikan amanat
untuk mendidik mahasiswa menjadi warga masyarakat yang mampu mempunyai
nilai-nilai kelimuan serta mengamalkannya atas landasan akhlak, sikap kritis,
objektif, terbuka, dan jujur dalam upaya meningkatkan suatu keinginan yang harus
dilaksanakan oleh masyarakat.Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan
suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh masyarakat.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang diselenggarakan oleh Universitas
PGRI Silampari (UNPARI) Lubuklinggau merupakan salah satu mata kuliah wajib
yang dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan dan penyelenggaraan
proses pembelajaran. Kegiatan PPL merupakan kegiatan mengembangkan
kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau calon pendidik masa depan.
Melalui PPL, diharapkan mahasiswa memperoleh bekal dan sebagai wahana
untuk membentuk mahasiswa menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional
serta siap untuk memasuki dunia pendidikan, serta mempersiapkan dan
menghasilkan calon tenaga kependidikan atau calon guru yang memiliki empat
kompetensi dasar guru yaitu kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah umum yang diajukan
dalam laporan individu “Bagaimana proses Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Negeri 11 Lubuklinggau”
Ruang Lingkup Pelaksanaan PPL
1. Lokasi pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah SMP Negeri 11
Lubuklinggau.
2. Subjek pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah siswa-siswi
kelas VII/VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau, dari kelas 7.1, 7.4, 8.4 dan 8,5.
3. Materi yang disampaikan pada saat pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) adalah Pythagoras dan Lingkaran yang mencakup tripel pythagoras, penerapan,
pengertian, pemahaman, bagian-bagian yang ada pada lingkaran.
4. Model pembelajaran yang digunakan adalah Contextual Learning.

C. Tujuan Pelaksanaan PPL


Tujuan Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah sebagai berikut:
5. Tujuan umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) ini adalah untuk melatih mahasiswa dalam profesi keguruan
sehingga mampu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan
pendidikan masyarakat.
6. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pembelajaran tentang Teks Eksplanasi.
b. Untuk mendeskripsikan metode pembelajaran Contextual Learning.

2
D. Manfaat Pelaksanaan PPL
Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
adalah sebagai berikut:
7. Manfaat Teoritis
Pelaksanaan PPL ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengembangkan
ilmu pendidikan sebagai calon guru yang profesional.
8. Manfaat Praktis
Secara praktis PPL ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi Mahasiswa
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi dengan
keadaan yang sesungguhnya dan dapat menerapkan pengalaman di masa yang
akan datang. Pengalaman yang kami peroleh diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi guru profesional serta dapat digunakan sebagai motivasi kami
untuk lebih maju dan professional.
b. Bagi Sekolah
Dapat menerapkan metode pengajaran yang telah diterapkan oleh
mahasiswa dan dapat mengembangkannya menjadi lebih baik.
c. Bagi Universitas PGRI Silampari
Dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan mahasiswanya dalam
pengalaman selama mengajar.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku
guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Usman & Raharjo, (2013:3)
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan
diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Usman & Raharjo, (2013:5) mengemukakan bahwa pembelajaran
merupakan upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan
penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata
dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil
belajar.

B. Model pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran yang diharapkan dalam setiap kegiatan adalah pembelajaran
yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna dapat diciptakan melalui berbagai
cara, salah satunya dengan menggunakan model dan media pembelajaran. Menurut
Suprijono (2013: 46), model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Hanafiah & Suhana (2010: 41) menegaskan bahwa model pembelajaran
merupakan salah satu pendekatan dalam rangka menyiasati perubahan perilaku
siswa secara adaptif maupun generatif. Sejalan dengan hal itu, Isjoni (2011: 5)
mengemukakan perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus
mengalami perubahan. Menurut Arends (Trianto, 2010: 53) terdapat enam macam
model pengajaran yang sering dan praktis digunakan dalam mengajar, antara lain
presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep,
pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas.

4
C. Model Pembelajaran Discovery Learning
1. Pengertian Discovery Learning
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih & Sani
(2014: 64) discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi
bila materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
siswa mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani (2014: 97) mengungkapkan bahwa
discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang
diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.

Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh Shobirin (2016: 70) model


Discovery Learning adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian
rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya
itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau selutuhnya ditemukan sendiri.
Didalam pembelajaran Discovery Learning diharapkan siswa dapat menemukan
konsep konsep dan prinsip-psinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam
menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat
dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainyauntuk menemukan
beberapa konsep atau prinsip.

Model discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada


pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam
pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau
permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan yang
belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan
sendiri. Bruner (dalam Kemendikbud, 2013b:4) mengemukakan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya.

Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif


menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student
oriented. Mengubah modus Ekspositori, siswa hanya menerima informasi secara

5
keseluruhan dari guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri.
Sardiman (dalam Kemendikbud, 2013b:4) mengungkapkan bahwa dalam
mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai pembimbing
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, guru harus
dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.

Menindak lanjuti beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli,


peneliti menyimpulkan bahwa model discovery learning adalah suatu proses
pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak lengkap dan
menuntut siswa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri suatu konsep ataupun
prinsip yang belum diketahuinya. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan
pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan
dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Dalam model
Discovery Learning lebih menakankan kepada penemuan dan problem solving.
2. Ciri utama model Discovery Learning
yaitu ada tiga ciri yaitu:
a. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan :
b. Berpusat pada siswa ;
c. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang
sudah ada.
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan
dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang digunakan dapat berupa
penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery
learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan
penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian
dapat dilakukan dengan pengamatan

6
3. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning
Bell (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran
dengan penemuan, yakni sebagai berikut:
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa
dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola
dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan
informasi tambahan yang diberikan.
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat
dalam menemukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan
mneggunakan ide-ide orang lain.
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-
keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui
penemuan lebih bermakna.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam
beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan
dalam situasi belajar yang baru.
4. Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning
Kelebihan dan Kekurangan Model C Pemilihan model pembelajaran
yang akan digunakan dalam pembelajaran harus diiringi dengan suatu
pertimbangan untuk mendapatkan suatu kebaikan ataupun kelebihan. Darmadi
(2017:111) mengemukakan beberapa kelebihan dari model discovery learning
yakni sebagai berikut.
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci
dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.

7
c. Menimbulkan rasa senang pada siswa , karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil
d. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
e. Berpusat pada sisiwa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi
f. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti
g. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik
h. Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri
i. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya.
Hosnan (2014: 288-289) mengemukakan beberapa kekurangan dari
model discovery learning yaitu
A. Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar
yang umumnya sebagai pemberi infor masi menjadi fasilitator, motivator,
dan pembimbing,
B. Kemampuan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas, dan
C. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini
5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Pengaplikasian model discovery learning dalam pembelajaran, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Kurniasih & Sani (2014: 68-71)
mengemukakan langkah-langkah operasional model discovery learning yaitu
sebagai berikut.
a. Langkah persiapan model Discovery Learning
a) Menentukan tujuan pembelajaran.
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa.
c) Memilih materi pelajaran.
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif.
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

8
b. Prosedur aplikasi model Discovery Learning
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsang)
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
b) Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang relevan dengan bahan 19 pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
c) Data collection (pengumpulan data)
Tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara,
melakukan uji coba sendiri untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis.
d) Data processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh siswa melalui wawancara, observasi dan sebagainya. Tahap
ini berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi, sehingga siswa
akan mendapatkan pengetahuan baru dari alternatif jawaban yang perlu
mendapat pembuktian secara logis.
e) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melalakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif dan dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
f) Generalization (menarik kesimpulan)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

9
D. Materi Ajar
1. Pengertian Teorema Pythagoras
Pythagoras adalah sebuah rumus yang digunakan untuk mencari panjang salah
satu sisi pada segitiga siku-siku apabila telah diketahui dua panjang sisi lainnya.
Pythagoras berasal dari nama seorang filsuf dan ilmuan matematika yang berasal
dari Yunani Kuno pada masa 570-495 SM di kepulauan Samos. Sebenarnya,
Bapak Pythagoras ini bukan merupakan penemu pertama dari teorema ini. Karena
teorema ini sudah digunakan sejak 1900 – 1600 SM oleh bangsa Mesir, Babilonia,
dan Cina Kuno mengenai relasi antar sisi pada segitiga siku-siku.
Teorema Pythagoras menjelaskan hubungan atau relasi antara panjang sisi-sisi
pada segitiga siku-siku. Sobat Pintar sudah tahu apa segitiga siku-siku, kan?
Betul! Segitiga siku-siku memiliki ciri-ciri salah satu sudut besarnya 90° . Dalil
dari teorema Pythagoras berbunyi: “Kuadrat panjang hipotenusa (sisi miring) pada
suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-sisi yang
lainnya”. Secara sistematis, dapat dituliskan:

Keterangan:
 c adalah hipotenusa (sisi yang berada dihadapan sudut siku-siku)
 a dan b adalah sisi-sisi tegak segitiga siku-siku

2. Pengertian Tripel Pythagoras

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, teorema phytagorasmenyebutkan bahwa


jumlah kuadrat pada kaki segitiga siku-siku sama dengan kudrat pada sisi miring
(sisi berlawanan dengan sudut siku-siku). Teorema phytagorasmelahirkan triple

10
phytagoras. Dilansir dari Cuemath, triple phytagoras digunakan untuk menemukan
tiga kali lipat atau kelompok tiga suku yang memenuhi persamaan teorema
phytagoras. Sederhananya, triple phytagoras adalah satu kelompok bilangan (terdiri
dari tiga bilangan) yang memenuhi hukum phytagoras. Triple phytagoras
dirumuskan dalam persamaan:

a² + b² = c²

Tiga bilangan dalam triple phytagoras diumpamakan sebagai tiga sisi segitiga siku-
siku dan dilambangkan sebagai a, b, juga c dalam persamaan. c merupakan sisi
terpanjang pada segitiga atau disebut dengan sisi miring. Sedangkan, a dan b adalah
dua buah sisi samping segitiga yang lebih pendek dari sisi miringnya. Untuk mencari
a dan b pada triple phytagoras, rumusnya dapat dibalik sebagai berikut:

a² = c² – b²
b² = c² –a²

Biasanya, nilai b lebih besar daripada nilai a. Maka secara berurutan, panjang sisi
segitiga siku-siku dari yang paling besar ke yang paling kecil adalah c, b, dan a
(c > b > a).

3. Unsur - Unsur Lingkaran

a. Titik Pusat
Titik pusat adalah titik yang berjarak sama dengan semua titik pada keliling
lingkaran. Letaknya tepat di tengah-tengah lingkaran. Pada gambar di atas, titik
O merupakan titik pusat lingkaran.
b. Jari-Jari
Jari-jari adalah ruas garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan
titik pada keliling lingkaran. Jari-jari dilambangkan dengan huruf r kecil. Pada
gambar di atas, ruas garis OA, OB, OC, dan OD merupakan jari-jari lingkaran.
Panjang OA = OB = OC = OD. 
11
c. Diameter
Diameter adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik pada keliling
lingkaran dan melalui titik pusat lingkaran. Diameter dilambangkan dengan
huruf d kecil. Panjang diameter sama dengan 2 kali panjang jari-jari lingkaran.
Pada gambar di atas, ruas garis BD merupakan diameter lingkaran. Panjang BD
= 2OA = 2OB = 2OC = 2OD.
d. Tali Busur
Tali busur adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik pada keliling
lingkaran, baik dengan melalui ataupun tanpa melalui titik pusat lingkaran.
Pada gambar di atas, ruas garis AB dan BD merupakan tali busur lingkaran.
e. Busur
Busur adalah garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan
menghubungkan dua titik pada keliling lingkaran. Pada gambar di atas, garis
lengkung AB, BC, CD, dan AD merupakan busur lingkaran.
f. Juring
Juring adalah daerah di dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan
satu busur lingkaran. Pada gambar di atas, daerah COD yang diarsir
warna merah merupakan juring lingkaran.
g. Tembereng
Tembereng adalah daerah yang dibatasi oleh tali busur dan busur lingkaran.
Pada gambar di atas, daerah AB yang diarsir warna biru merupakan tembereng.
h. Apotema
Apotema adalah ruas garis yang menghubungkan titik pusat dan satu titik pada
tali busur, dengan syarat apotema tegak lurus dengan tali busurnya. Pada
gambar di atas tadi, ruas garis OE merupakan apotema.

4. Sudut Pusat dan Sudut Keliling

Dalam sebuah lingkaran terdapat dua jenis sudut yang dapat terbentuk, yaitu
sudut pusat dan sudut keliling. Lalu apakah sudut pusat dan keliling lingkaran
12
ini? Sudut pusat merupakan sudut yang terbentuk antara dua jari-jari lingkaran
dan titik sudutnya adalah titik pusat lingkaran. Sedangkan sudut keliling adalah
sudut yang terbentuk antara dua buah tali busur lingkaran dan titik sudutnya
berada pada keliling lingkaran. Jadi, perbedaan utama dari sudut pusat dan sudut
keliling adalah elemen pembentuknya, dimana sudut pusat dibentuk oleh dua
buah jari-jari dan sudut keliling dibentuk oleh dua buah tali busur.
Pada dasarnya, terdapat suatu hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling
lingkaran. Jika keduanya menghadap busur yang sama, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Sudut pusat = 2 x sudut keliling atau sudut keliling = 1/2 x sudut keliling

5. Luas dan Keliling Lingkaran

Rumus Luas Lingkaran

Luas lingkaran adalah daerah yang dibatasi oleh sisi lingkaran. Luas lingkaran
dapat dihitung menggunakan jari-jari atau diameter. Berikut merupakan rumus-
rumus untuk menghitung luas lingkaran:
L = π x r²

13
Keterangan:
L = Luas lingkaran
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
satuan luas adalah satuan panjang persegi, misalnya m² atau cm².

Rumus Keliling Lingkaran

Keliling lingkaran merupakan ukuran panjang dari sisi lingkaran. Keliling lingkaran
dapat dihitung menggunakan jari-jari atau diameter. Berikut merupakan rumus-
rumus lingkaran untuk menghitung keliling:
K=2xπxr
K=πxd

Keterangan:
K = Keliling lingkaran
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran

6. Luas Juring dan Panjang Busur

14
Rumus Panjang Busur

Panjang busur adalah panjang garis lengkung yang menghubungkan dua titik pada
keliling lingkaran. Berikut merupakan rumus-rumus untuk menghitung Panjang
Busur Lingkaran:
∠ AOB
Panjang Busur ^
AB = ×2
360 °
πr

Keterangan:
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
∠ AOB=¿ Sudut Pusat

Rumus Luas Juring

Luas juring adalah bagian permukaan lingkaran yang dibatasi dua jari-jari. Cara
menghitung luas juring yaitu menghitung sebagian luas lingkaran. Menghitung luas
juring hampir sama dengan menghitung panjang busur. Luas juring berkaitan
dengan luas lingkaran dan sudut yang dibentuk dari kedua jari-jari. Berikut
merupakan rumus Luas Juring Lingkaran:
∠ AOB
Luas Juring AOB = ×
360 °
πr2

Keterangan:
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
∠ AOB=¿ Sudut Pusat

15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 11 Lubuklinggau


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Lingkaran (Panjang Busur dan Luas Juring)
Alokasi Waktu : 3 × 40 Menit

A. KOMPETENSI INTI
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan, menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Kompetensi Dasar Indikator
3.7 Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling, Menentukan Panjang Busur dan Luas Juring
panjang busur, dan luas juring lingkaran,
serta hubungannya

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat:
Menentukan Panjang Busur dan Luas Juring

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : Model Pembelajaran Media : Alat/Bahan : Sumber:
 Metode Saintifik :  Lembar kerja  Papan tulis, Buku Cetak
 Model Discovery (siswa) spidol, Matematika Kelas
Learning  Alat Peraga jangka, dan VIII
penggaris

 Peserta didik memberi salam, dan berdoa


 Guru mengecek kehadiran peserta didik
PENDAHULUAN 15 Menit  Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan

KEGIATAN INTI Mengamati dan Menganalisis


 Guru menjelaskan apa yang disebut dengan Panjang Busur dan Luas
90 Menit Juring serta mengajak siswa menyimpulkan definisi tersebut.
Menanya dan Mengumpulkan Data
 Guru menanyakan bentuk Panjang Busur dan Luas Juring serta
pemahaman tentang cara mencarinya.
 Guru meminta beberapa siswa yang mau mencoba untuk menghitung
berapa Panjang Busur dan Luas Juring Lingkaran tersebut.
Mencoba dan Pengolahan Data
 Guru membuat kelompok kepada siswa lalu memberikan soal
 Siswa mencoba menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
Mengasosiasikan
16
 Siswa berdiskusi mengenai tugas yang diberikan secara berkelompok.
 Siswa menyelesaikan permasalahan yang ada dalam soal dengan
kelompoknya.
 Guru berkeliling untuk melihat setiap kelompok sambil memantau dan
memberi arahan.
Mengkomunikasikan
 Guru meminta perwakilan kelompok dari siswa tersebut untuk
menyampaikan jawaban dari soal yang telah didiskusikan bersama
kelompoknya masing-masing.
 Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
PENUTUP 15 Menit  Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Guru memberikan tugas kepada siswa.

E. MATERI

Rumus Panjang Busur

Panjang busur adalah panjang garis lengkung yang menghubungkan dua titik pada keliling lingkaran. Berikut
merupakan rumus-rumus untuk menghitung Panjang Busur Lingkaran:
Panjang Busur ^ AB =
∠ AOB
×2πr
360 °

Keterangan:
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
∠ AOB=¿ Sudut Pusat

Rumus Luas Juring

Luas juring adalah bagian permukaan lingkaran yang dibatasi dua jari-jari. Cara menghitung luas juring yaitu
menghitung sebagian luas lingkaran. Menghitung luas juring hampir sama dengan menghitung panjang busur.
Luas juring berkaitan dengan luas lingkaran dan sudut yang dibentuk dari kedua jari-jari. Berikut merupakan
rumus Luas Juring Lingkaran:
Luas Juring AOB =
∠ AOB
×πr2
360 °

17
Keterangan:
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
∠ AOB=¿ Sudut Pusat
F. PENILAIAN
- Sikap : Lembar pengamatan, - Pengetahuan : LK peserta didik, - Ketrampilan : Kinerja

G. SOAL

1. Berapa luas juring dengan jari-jari 14 cm dan sudut pusat 90° ?

Penyelesaian:
Sudut Pusat
Luas Juring = × π × r²
360 °
90° 22
Luas Juring = × × 14×14
360° 7
1 22
Luas Juring = × × 196
4 7
1
Luas Juring = × 616
4

Luas Juring = 154 cm²


Jadi, luas juring lingkaran dengan jari-jari 14 cm dan sudut pusat 90° adalah 154 cm².

2. Berapa Panjang Busur dengan jari-jari 14 cm dan sudut pusat 90° ?

Penyelesaian:
Sudut Pusat
Panjang Busur = ×2 × π × r
360 °
90° 22
Panjang Busur = × 2 × ×14
360° 7
1 22
Panjang Busur = × × 28
4 7
1
Panjang Busur = × 88
4
Panjang Busur = 22 cm
Jadi, Panjang Busur lingkaran dengan jari-jari 14 cm dan sudut pusat 90° adalah 22 cm.

Mengetahui, Lubuklinggau , Maret 2023


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Nurniati S.Pd Galih Bayu Anggara


NIP.196804012006042009 NPM. 4019017

18
LEMBAR KERJA 1

ULANGAN HARIAN BAB 1


TEOREMA PYTHAGORAS
TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024
Mata Pelajaran : MATEMATIKA Hari, tanggal : Selasa, 31 Januari 2023
Kelas : VIII ( Delapan ) Waktu : 11.50-13.00 WIB
PETUNJUK UMUM :
1. Tulislah lebih dahulu nama dan kelas pada lembar jawaban !
2. Bacalah lebih dahulu setiap soal sebelum Anda mengerjakan !
3. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru !
SELAMAT
MENGERJAKAN

KODE A
1. Tentukan nilai x pada bangun datar dibawah!
D C
17 cm a) Tentukan nilai x ! (Skor 25)
b) Tentukan luas ∆ BCE ! (Skor 25)

A B x E
15 cm
2. Tentukan 3 bilangan dibawah ini yang merupakan tripel pythagoras!
a. 10, 13, 15 (Skor 10)
b. 13, 5, 12 (Skor 10)
3. Tentukan nilai x pada segitiga siku-siku dibawah ini!
C
Tentukan nilai x !

8 cm (Skor 30)
x

A B
19
ULANGAN HARIAN BAB 2
LINGKARAN
TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024

Mata Pelajaran : MATEMATIKA Hari, tanggal : Kamis, 02 Maret 2023


Kelas : VIII ( Delapan ) Waktu : 09.20-11.10 WIB
PETUNJUK UMUM :
4. Tulislah lebih dahulu nama dan kelas pada lembar jawaban !
5. Bacalah lebih dahulu setiap soal sebelum Anda mengerjakan !
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru !
SELAMAT
MENGERJAKAN

1. Perhatikan gambar lingkaran tentukan unsur-unsur, luas, dan keliling lingkaran! (Skor 50)
a. Tuliskan 8 unsur-unsur pada lingkaran bawah ini!

P C
A

b. Hitunglah Luas dan Keliling Lingkaran dibawah ini!

r = 28 cm

20
2. Tentukan Panjang Busur, Luas Juring, Sudut Pusat, dan Sudut Keliling dibawah ini! (Skor 50)
a. Berapa Luas Juring dan Panjang Busur dengan jari-jari 14 cm dan sudut pusat 90° ?
b. Tentukan gambar dibawah ini yang mana merupakan sudut pusat dan sudut keliling!

110°

21
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mulai dilaksanakan pada
tanggal 16 Januari - 11 Maret 2023 di SMP Negeri 11 Lubuklinggau, Adapun
Jadwal Pelaksanaan pembelajaran Matematika di SMP Negeri 11 Lubuklinggau
adalah sebagai berikut:

JAM KELAS
HARI KE WAKTU VIII.1 VIII.2 VIII.3 VIII.4 VIII.5
SENIN 1 07.20-08.00 UPACARA BENDERA
2-4 08.00-10.00
5-7 10.30-12.30

RABU 4-6 09.20-11.50

Sabtu 1-3 07.20-09.20


4-6 09.20-11.40

22
No. Hari/Tanggal Jam Kelas Mata Pelajaran
1. Senin 23 Januari (2-4) 8.5 Matematika
2023 08.00-10.00
2. Senin 23 Januari (5-7) 8.1 Matematika
2023 10.30-12.30
3. Rabu 25 Januari (4-6) 8.4 Matematika
2023 09.20-11.50
4. Sabtu 28 Januari (1-3) 8.3 Matematika
2023 07.20-09.20
5. Sabtu 28 Januari (4-6) 8.2 Matematika
2023 09.20-11.40
6. Senin 30 Januari (2-4) 8.5 Matematika
2023 08.00-10.00
7. Senin 30 Januari (5-7) 8.1 Matematika
2023 10.30-12.30
8. Rabu 01 Februari (4-6) 8.4 Matematika
2023 09.20-11.50
9. Sabtu 04 Februari (1-3) 8.3 Matematika
2023 07.20-09.20
10. Sabtu 04 Februari (4-6) 8.2 Matematika
2023 09.20-11.40
11. Senin 06 Februari (2-4) 8.5 Matematika
2023 08.00-10.00
12. Senin 06 Februari (5-7) 8.1 Matematika
2023 10.30-12.30
13. Rabu 08 Februari (4-6) 8.4 Matematika
2023 09.20-11.50
14. Sabtu 11 Februari (1-3) 8.3 Matematika
2023 07.20-09.20
15. Sabtu 11 Februari (4-6) 8.2 Matematika
2023 09.20-11.40
16. Senin 13 Februari (2-4) 8.5 Matematika
2023 08.00-10.00
17. Senin 13 Februari (5-7) 8.1 Matematika
2023 10.30-12.30
18. Rabu 15 Februari (4-6) 8.4 Matematika
2023 09.20-11.50
19. Sabtu 18 Februari (1-3) 8.3 Matematika
2023 07.20-09.20
20. Sabtu 18 Februari (4-6) 8.2 Matematika
2023 09.20-11.40
21 Senin 20 Februari (2-4) 8.5 Matematika
2023 08.00-10.00
22 Senin 20 Februari (5-7) 8.1 Matematika
2023 10.30-12.30
23 Rabu 22 Februari (4-6) 8.4 Matematika
2023 09.20-11.50
24 Sabtu 25 Februari (1-3) 8.3 Matematika
2023 07.20-09.20

23
25 Sabtu 25 Februari (4-6) 8.2 Matematika
2023 09.20-11.40
26 Senin 27 Februari (2-4) 8.5 Matematika
2023 08.00-10.00
27 Senin 27 Februari (5-7) 8.1 Matematika
2023 10.30-12.30
28 Rabu 01 Maret (4-6) 8.4 Matematika
2023 09.20-11.50
29 Sabtu 04 Maret (1-3) 8.3 Matematika
2023 07.20-09.20
30 Sabtu 04 Maret (4-6) 8.2 Matematika
2023 09.20-11.40
31 Senin 06 Maret (2-4) 8.5 Matematika
2023 08.00-10.00
32 Senin 06 Maret (5-7) 8.1 Matematika
2023 10.30-12.30
33 Rabu 08 Maret (4-6) 8.4 Matematika
2023 09.20-11.50
34 Sabtu 11 Maret (1-3) 8.3 Matematika
2023 07.20-09.20
35 Sabtu 11 Maret (4-6) 8.2 Matematika
2023 09.20-11.40

24
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran

a. Pendahuluan
Peserta didik memberi salam, dan berdoa, Guru mengecek kehadiran peserta
didik, dan Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan.
b. Kegiatan Inti
 Mengamati dan Menganalisis
Guru menjelaskan apa yang disebut dengan Panjang Busur dan Luas Juring serta
mengajak siswa menyimpulkan definisi tersebut, Menanya dan Mengumpulkan
Data, Guru menanyakan bentuk Panjang Busur dan Luas Juring serta pemahaman
tentang cara mencarinya, dan Guru meminta beberapa siswa yang mau mencoba
untuk menghitung berapa Panjang Busur dan Luas Juring Lingkaran tersebut.
 Mencoba dan Pengolahan Data
Guru membuat kelompok kepada siswa lalu memberikan soal dan Siswa mencoba
menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
 Mengasosiasikan
Siswa berdiskusi mengenai tugas yang diberikan secara berkelompok, Siswa
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam soal dengan kelompoknya dan Guru
berkeliling untuk melihat setiap kelompok sambil memantau dan memberi arahan.
 Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan kelompok dari siswa tersebut untuk menyampaikan
jawaban dari soal yang telah didiskusikan bersama kelompoknya masing-masing.
c. Penutup
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat, Guru menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan Guru memberikan tugas
kepada siswa.

25
C. Langkah-langkah Persiapan Model Pembelajaran
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa ( kemampuan awal, minat, gaya belajar,
dan sebagainya )
3. Memilih materi pelajaran
4. Menentukan topic yang harus di pelajari siswa secara induktif
5. Mengembangkan bahan ajar

26
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan di SMP Negeri 11 Lubuklinggau pada
kelas VIII.1, VIII.2, VIII.3, VIII.4, dan VIII.5 sebanyak 5 kali pertemuan. Materi
yang disampaikan yaitu materi tentang Pythagoras dan Lingkaran yang mencakup
tripel pythagoras, penerapan, pengertian, pemahaman, bagian-bagian yang ada pada
lingkaran.

Pembelajaran ini dilakukan di SMP Negeri 11 Lubuklinggau pada kelas VIII.5


dengan jumlah siswa 27 siswa. Kegiatan belajar dimulai pada tanggal 23 Januari
2023. Materi yang dibahas dalam kegiatan belajar mengajar tersebut meliputi
Pythagoras dan Lingkaran yang mencakup tripel pythagoras, penerapan, pengertian,
pemahaman, bagian-bagian yang ada pada lingkaran.
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran kelas, penulis terlebih dahulu
mempersiapkan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas. Hal
ini dilakukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan sesuai
rencana yang telah di siapkan. Adapun dalam melaksanakan pembelajaran,
diperoleh kesenjangan antara kenyataan dan harapan, dari hasil pelaksanaan
tersebut dapat dijadikan acuan perbaikan pembelajaran untuk pertemuan-pertemuan
selanjutnya.
Hasil pelaksanaan pembelajaran pada materi Teorema Pythagoras dan
Lingkaran penulis menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning dimana
sebelum memulai pembelajaran guru memberikan stimulasi berupa materi tentang
Teorema Pythagoras dan Lingkaran dan mengaitkan materi tersebut dengan
pengalaman pribadi anak maupun dengan contoh yang ada dilingkungan
masyarakat serta memberikan contoh gambar suatu yang ada dilingkungan sekitar
dan di kehidupan sehari-hari. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengungkapkan pengetahuannya tentang pengertian Teorema Pythagoras
dan Lingkaran.
Guru menggali informasi dan kemampuan siswa tentang Teorema Pythagoras
dan Lingkaran yang akan di ajarkan, membangkitkan motivasi siswa, dan
membimbing siswa untuk menyimpulkan mengenai Teorema Pythagoras dan

27
Lingkaran. Peserta didik dituntut belajar untuk memahami dari pengalaman ataupun
temuan-temuan di lingkungan masyarakat. Guru mengumpulkan berbagai informasi
tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Dan pemberian tugas sebagai
bentuk tes secara lisan dan tulis pada saat setelah melakukan proses pembelajaran.

B. Pembahasan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilakukan dengan menggunakan
metode pembelajaran Discovery Learning, media gambar, dapat dikatakan tepat,
sesuai dengan materi pembelajaran Teorema Pythagoras dan Lingkaran. Siswa dan
siswi cukup berperan aktif dalam proses pembelajaran, guru juga menggunakan
media dan alat peraga yang merangsang minat dan motivasi siswa untuk belajar.
Hasil belajar mengalami peningkatan motivasi belajar, baik nilai maupun sikap,
sebelum diterapkan media pembelajaran Discovery Learning, pemahaman materi
maupun motivasi belajar siswa masih tergolong rendah namun setelah menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning siswa dapat lebih mudah memahami apa
yang dipelajari disekolah karena mereka dapat melihat secara langsung bagaimana
penjelasan materi selain menjelaskan guru juga menyertakan contoh-contoh dalam
kehidupan nyata.

28
Nilai Pre-Test dan Post-Test siswa kelas VIII.5

No Nama Siswa Pre-Test Post-test Ket


1. Zivanna Lelisha 50 80 Tuntas
2. Rindi Retno Sari 40 80 Tuntas
3. Anisa Ramadani 20 80 Tuntas
4. Nurmaiza 20 80 Tuntas
5. Gita Maharani 40 80 Tuntas
6. Indri Mulla Sari 20 80 Tuntas
7. Putri Fadila Ha-Zahra 20 50 Belum tuntas
8. Ulfa Ghatsa Shania 20 90 Tuntas
9. Keyla Tri Utami 40 80 Tuntas
10. Puji Anjani 40 90 Tuntas
11. Intan Purnama Sari 30 80 Tuntas
12. Nabila Bunaya 20 50 Belum tuntas
13. Erik Desta Bagas Putra 20 60 Belum tuntas
14. Amirul Ash Roffi 50 80 Tuntas
15. Bagus Pratama Nugraha 40 80 Tuntas
16. Muahammad Reza Afaizal 20 80 Tuntas
17. Nurrahmadhan 20 80 Tuntas
18. Rizky Fajriansyah 50 80 Tuntas
19. Hidzaky Kurniawan 20 50 Belum tuntas
20. Ibrahim Sanjaya 20 60 Belum tuntas
21. Rehan Eriangga 20 50 Belum tuntas
22. Sulaiman 20 50 Belum tuntas

Dari hasi data diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa nilai siswa ada beberapa
yang tuntas dan ada yang belum tuntas. Metode Discovery Learning belum sepenuhnya
bisa meningkatkan hasil belajar tetapi bisa menjadi metode untuk meningkatkan nilai
dalam belajar nantinya. Minat siswa dalam belajar masih rendah sehingga masih ada
siswa yang belum tuntas. Jadi kita sebagai pendidik harus bisa memancing siswa untuk
tambah semangat dalam belajar sehingga bisa mencapai nilai maksimal. Belum bisa
dikatakan berhasil metode yang digunakan oleh peneliti tetapi ada peningkatan minat
belajar pada siswa.

29
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil pelaksanaan PPL dan pembahasan yang
diperoleh dapat disimpulkan hasil belajar siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 11
Lubuklinggau tahun pelajaran 2022/20223 setelah diterapkan pada materi Discovery
Learning dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning secara
signifikan dinyatakan cukup dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata hasil
ulangan atau pun belajar Jadi, hasil belajar siswa setelah diterapkan metode
pembelajaran Discovery Learning ini dinyatakan berhasil.

B. Saran
Berdasarkan hasil penerapan dan kesimpulan, penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Siswa, lebih memotivasi diri untuk terlihat aktif dalam pembelajaran guna
meningkatkan hasil belajar.
2. Guru, dalam proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
Discovery Learning masih diperlukan adanya perbaikan dalam pembelajaran
terutama peran guru dalam memotivasi siswa untuk aktif dalam mengenali
pengetahuannya sendiri.
3. Sekolah, dapat mensosialisasikan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran Discovery Learning pada guru-guru karena dengan menggunakan
model ini dapat meningkatkan hasil belajar.
4. Penulis, pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning
perlu dikembangkan dan diterapkan pada materi pokok sejarah ataupun materi
lainnya dan perlu adanya penulisan lebih lanjut sebagai pengembangan dari
penulisan ini.

30
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi. (2017). Pengembangan model dan metode pembelajaran dalam dinamika


belajar siswa. Yogyakarta : Deepublish

Huda, Miftahul. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran: is-isu Metodis dan
paradigmatic. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kemendikbud. (2013). PeraturanMenteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun


2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Kemendikbud

Anjarwati, D., Andrini, V. S., & Hariyono, H. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran
Guided Discovery Learning Melalui Zoom Cloud Meeting Pada Materi Teorema
Pythagoras Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Nganjuk
Tahun 2020/2021. Dharma Pendidikan, 17(1), 95-103.

Usman, H., & Raharjo, N. E. (2013). Strategi kepemimpinan pembelajaran menyongsong


implementasi kurikulum 2013. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 5(1), 1-13.

31

Anda mungkin juga menyukai