Anda di halaman 1dari 45

KESELAMATAN PASIEN ( PASIEN

SAFETY)

Oleh :
Wulan Nurasyriani Saputra, S.ST., M.Keb., AIFO
Konsep dan Prinsip Keselamatan
Pasien
 Menurut National Health Performance Committee (NPHC, 2001,
dikutip dari Australian
 Institute Health and Welfare (AIHW, 2009) mendefinisikan
keselamatan pasien adalah Menghindari atau mengurangi hingga
ketingkat yang dapat diterima dari bahaya aktual atau risiko dari
pelayanan kesehatan atau lingkungan dimana pelayanan kesehatan
diberikan
 Keselamatan pasien adalah pasien bebas dari harm/cedera
yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang
potensial akan terjadi ( penyakit cedera
fisik/sosial/psikologis, cacat, kematian dll) terkait pelayanan
yang lebih aman.
Termasuk di dalamnya asesmen resiko, identifikasi dan
manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti
insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya resiko. (Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit, 2015)
Keselamatan Pasien adalah Suatu Sistem yang
membuat Asuhan Pasien lebih aman

a) Assesmen resiko
b) Identifikasi dan pengelolaan resiko pasien
c) Pelaporan dan analisis insiden
d) Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes RI
Nomor 11, 2017)
 Harm/cedera adalah Dampak yang terjadi akibat gangguan

struktur atau penurunan

 fungsi tubuh dapat berupa fisik, sosial dan psikologis. Yang

termasuk harm adalah :“

 Penyakit cedera, penderitaan cacat dan kematian”


1. Penyakit/Disease
Disfungsi fisik atau psikis
2. Cedera/Injury
Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent / keadaan
3. Penderitaan/ Suffering
Pengalaman / gejala yang tidak menyenangkan termasuk nyeri,
malaise, mual, muntah, depresi, agitasi dan ketakutan.
4. Cacat / Disability
Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh, keterbatasan
aktifitas, dan atau restriksi dalam pergaulan sosial yang
berhubungan dengan harm yang terjadi sebelumnya atau saat ini.
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, 2015)
Tujuan Utama dari Keselamatan
Pasien adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di fasilitas kesehatan
2. Menurunkan kejadian yang tidak diharapkan di fasilitas
kesehatan
3. Meningkatnya akuntabilitas fasilitas kesehatan
4. Tidak hanya adanya penurunan kejadian tidak diinginkan di
rumah sakit, dengan adanya kesadaran keselamatan di rumah
sakit juga akan meningkatkan akuntabilitas rumah sakit pada
pasien maupun masyarakat sehingga seseorang akan lebih
percaya terhadap Rumah Sakit tersebut
 Terlaksananya program program keselamatan pasien di fasilitas
kesehatan Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan memang
cukup penting untuk dilakukan di lingkungan rumah sakit dan
dengan adanya pasien safety di rumah sakit juga akan melaksanakan
program program tersebut sebagai upaya untuk mencegah
kejadian yang tidak diinginkan lagi.
Tujuan Keselamatan Pasien
1. Aman ( Safety), yaitu pasien yang menerima pelayanan kesehatan
terbebas dari luka atau cedera
2. Efektif ( Effective), yaitu memberikan pelayanan sesuai dengan
kompetensi dan ilmu pengetahuan
3. Berfokus pada pasien ( Patient–centered ) yaitu memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Menurunkan waktu tunggu (timely), yaitu petugas kesehatan harus
bekerja dengan cepat tepat agar pasien tidak menunggu lama
untuk menerima pelayanan
5. Efisien ( Efficient), yaitu menggunaan bahan dan alat sesuai dengan
keperluan
6. Pelayanan sesuai stndar (Equitable), yaitu petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien harus sesuai dengan
standar pelayanan yang telah ditetap
1. What?

3. How?

2. Why?
Di Rumah Sakit :

 Banyaknya jenis obat,jenis pemeriksaan dan


prosedur, serta jumlah pasien dan staf
Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan
hal yang potensial bagi terjadinya
kesalahan.
KEJADIAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
(KTD)
DAN
PATIENT SAFETY
• Prita Mulyasari memeriksakan kesehatannya di RS Internasional
Omni (mei 2009)
• minimnya penjelasan dokter atas jenis terapi medis yang
diberikan, kondisi kesehatan memburuk (diduga akibat kesalahan
pemeriksaan hasil lab. awal menyebabkan kekeliruan diagnosis)
• Permintaan mendapatkan RM , hasil lab. Awal tidak dapat
dipenuhi Rs.
• menulis surat elektronik (tanggapan serta keluhan atas perlakuan
yang diterimanya ke sebuah milis.
• PN Tangerang memenangkan gugatan perdata pihak Rs dengan
menyatakan Prita terbukti melakukan perbuatan yang merugikan
pihak rumah sakit sehingga harus membayar kerugian Rp. 261
juta
DATA KASUS DUGAAN MALPRAKTIK YANG SUDAH DILAPORKAN
Tgl Korban Terlapor Kasus Lapor

1. 12 -02-04 Alm. Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Meninggal saat melahirkan caecar Polda Metro Jaya

2. 23-04-04 Wulan Yulianti RSCM Jkt Meninggal krn operasi pd usus Polda Metro Jaya

3. 28 -04-04 Alm Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Penggelapan M/R Polda Metro Jaya

4. 07-06-04 Jeremiah RS Budi Lestari Bks Operasi caecar mengakibatkan Polda Metro Jaya
RS Hermina, Bekasi luka & cacat
5. 11 -06-04 Mindo Sihombing RS Persahabatan Jkt Gagal operasi hernia Polda Metro Jaya

6. 15-06-04 Anissa Safitri RSCM Jkt Hidrocepalus Polda Metro Jaya


7. 24 -06-04 Alm. Jajang RSUD Sukabumi Jabar Wabah malaria di Sukabumi Polda Jawa Barat

8. 30-06-04 Alm. Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Meninggal saat melahirkan Polda Metro Jaya

9. 07 -07-04 Robinson L. Tobing RS Kodam Bkt Barisan Vegetativ State akibat operasi/ Polda Sumatra
Medan cacat permanen Utara

10. 12-07-04 Anissa Safitri Yayasan Amal Beduli Perbuatan tdk menyenangkan Polda Metro Jaya
Seribu, Jkt krn memulangkan pasien

11. 08 -07-04 Ngatmi RS Persahabatan Jkt Operasi kanker payudara Polda Metro Jaya

12. 14-07-04 Rohati RS Darmais Jkt Meninggal dunia akibat gagal Polda Metro Jaya
operasi kanker payudara

13. 18 -07-04 Dr Jane P PT Newmont Minahasa Pencemaran limbah B3 Mabes Polri


Raya, Sulawesi Utara
14. 18-07-04 Srifika Modeong RS CM & RS MMC Jkt Keracunan mercury & arsen Mabes Polri

15. 18 -07-04 Rasyid Rahman RS CM & RS MMC Jkt Keracunan mercury & arsen Mabes Polri
16. 18-07-04 Juhria Ratubahe RS CM & RS MMC Jkt Keracunan Mercury & arsen Mabes Polri
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)

 Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang


tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau karena tidak bertindak
(ommision), dan bukan karena “underlying disease” atau
kondisi pasien (KKP-RS).
Keselamatan Pasien Rumah Sakit - KPRS
(Patient safety)

• Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih


aman.

• Sistem ini mencegah terjadinya cedera yg disebabkan oleh


kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tdk
mengambil tindakan yg seharusnya diambil. (KKP-RS)
Pengertian
• Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessment/ penaksiran risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko.
MENGAPA PERLU “PATIEN SAFETY “ ?
IOM (Institute of Medicine) : TO ERR IS HUMAN

 National Academy of Sciences :


* National Research Council (1916)
* National Academy of Engineering (1964)
* Institute of Medicine (1970) = IOM
 IOM, 1998 : Committee on quality of Health Care in America
membuat laporan : TO ERR IS HUMAN (2000)
1) Adverse Event bukan baru, namun laporan berhasil
mengangkat fokus perhatian :
- AE di RS di Colorado & Utah : 2,9 % pasien RS, yang
meninggal 6,6 %
- Di New York : 3,7 %, yang meninggal 13,6 %
- Pasien admisi di RS pada th tsb (1997) 33,6 juta
- Extrapolasi : Pasien mati karena Medical Error : 44.000 –
98.000. (Orang mati karena KLL : 43.458)
(Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building
a safer health system. Washington, D.C.: National Academy Press, 2000.)
2) Laporan IOM menyimpulkan 4 hal pokok :
A. Masalah accidental injury adalah serius
B. Penyebabnya bukan kecerobohan individu, tetapi
kesalahan sistem
C. Perlu redesign sistem pelayanan
D. Patient Safety harus menjadi prioritas nasional
3) IOM mengajak (challenge) semua pihak melibatkan diri
(Leape L et al, Editorials, New England J. of Medicine
2002, 347 : 1272-1273)
4) Segera Congress mengadakan dengar pendapat.
Pres.Clinton membentuk : Quality Interagency Coordination
Task Force (QuIC) menganalisa laporan IOM tsb
KONSEP DASAR PATIENT SAFETY
 Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high
profile), dalam Pelayanan RS, praktis belum
lama, dimulai sejak “Landmark” Laporan IOM th
2000.

 WHO memulai Program Patient Safety th 2004 :


“Safety is a fundamental principle of patient care and
a critical component of quality management.” (World
Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)

 KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP-


RS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005

 MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah


mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005,
di JCC
Patient Safety di berbagai negara

1. Amerika : AHRQ (Agency for Healthcare Research and


Quality), 2001
2. Australia : Australian Council for Safety and Quality in
Health Care, 2000
3. Inggeris : NPSA (National Patient Safety Agency), 2001
4. Canada : NSCPS (National Steering Committee on
Patient Safety), CPSI (Canadian Patient Safety
Institute), 2003
5. Malaysia : Patient Safety Council, 2004
6. Denmark : UU Patient Safety, 2003
7. Indonesia : KKP-RS, 2005
Patient Safety bukan kegiatan yang baru.
Patient Safety sudah menyatu dengan proses pengobatan kepada pasien itu
sendiri

“ Patient Safety programs were born of


existing practices that were
expanded, formalized, and
centralized.”
Konsep dasar pasien safety
 Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high
profile), dalam Pelayanan RS, (2000)

 WHO memulai Program Patient Safety th 2004 :


“Safety is a fundamental principle of patient care and
a critical component of quality management.” (World
Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)

 KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP-


RS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005

 MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah


mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005,
1

KKP-RS NO 001-VIII-2005

TUJUH LANGKAH MENUJU


KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
PANDUAN BAGI STAF RUMAH SAKIT
(KKP-RS)
7 LANGKAH
 BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP, Ciptakan kepemimpinan & budaya yg
terbuka & adil.
 PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat &
jelas tentang KP di RS Anda
 INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan sistem &
proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial
bermasalah
 KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat
melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
 LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan cara-cara
komunikasi yg terbuka dgn pasien
 BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP, Dorong staf anda utk melakukan
analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul
 CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP, Gunakan informasi
yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan

KKP RS
1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP
Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.
RS:
• Kebijakan : tindakan staf segera setetelah insiden, langkah kumpul
fakta, dukungan kepada staf, pasien - keluarga
• Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
• Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
• Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP.

Tim:
• Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
• Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan / solusi yg tepat.
PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA
2.
Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang
KP di RS Anda.
RS:
•Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
•Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi ”penggerak” (champion) KP
•Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi / Manajemen
•Masukkan KP dalam semua program latihan staf

Tim:
•Ada ”penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
•Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
•Tumbuhkan sikap kesatria yg menghargai pelaporan insiden.
INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN
3.
RISIKO
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial
bermasalah.
RS:
• Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
• Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
• Gunakan informasi dari sistem pelaporan insiden & asesmen risiko &
tingkatkan kepedulian terhadap pasien.

Tim:
• Diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada mjmn terkait
• Penilaian risiko pada individu pasien
• Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, &
langkah memperkecil risiko tsb
KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
4.
Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd
KKP-RS.
RS:
•Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke
dalam maupun ke luar - yg harus dilaporkan ke KPPRS - PERSI.

Tim:
•Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yg
penting.
LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN
5.
PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn
pasien.
RS:
• Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dgn pasien & keluarga
• Pasien & kel. mendapat informasi bila terjadi insiden
• Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada staf agar selalu
terbuka kepada pasien & kel. (dlm seluruh proses asuhan pasien)

Tim:
•Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila telah terjadi insiden
•Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden
•Segera setelah kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & kel.
6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP
Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah
untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.
RS:
• Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
• Kebijakan : kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause
Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau
metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 X per
tahun utk proses risiko tinggi.

Tim:
•Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
•Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak & bagi
pengalaman tsb.
CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI
7. SISTEM KP
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah
untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
RS
• Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen
risiko, kajian insiden, audit serta analisis
• Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf
& kegiatan klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP.
• Asesmen risiko untuk setiap perubahan
• Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS - PERSI
• Umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
Tim
•Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman.
•Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya.
•Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan.
PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
TERHADAP PATIENT SAFETY DALAM KEPERAWATAN
ANAK
 Salah satu cara untuk meningkatkan patient safety pada anak
adalah penggunaan teknologi informasi dalam keperawatan.
 Penggunaan sistem informasi pada keperawatan anak telah terbukti
efektif dalam meningkatkan keamanan pasien.
 penggunaan sistem informasi :
1. pendokumentasian asuhan keperawatan,
2. pemberian obat intravena secara terus menerus,
3. pendokumentasian grafik pertumbuhan, dan sebagai sumber
informasi yang dapat dipercaya.
 Ada 4 hal yang dapat mempengaruhi safety pada pelayanan
kesehatan yang antara lain: 1. leadership,
Mengembangkan pemahaman bahwa faktor manusia dapat
menghambat keamanan pasien, penerapan ilmu safety, dan pemahaman
terhadap dampak budaya pada keamanan pasien, merupakan kunci yang
harus dipegang oleh pemimpin suatu organisasi kesehatan . Pemimpin
hendaknya menempatkan safety sebagai prioritas dalam organisasi
2. sistem pelaporan,
Pengumpulan data didasarkan pada analisa kasus per kasus
daripada mencari pola sistem secara luas .
3. problem solving,
melibatkan mereka dalam upaya mengidentifikasi dan
menyelesaikan permasalahan safety, menjadikan mereka
bertanggunjawab terhadap diri sendiri, teman sejawat dan organisasi.
4. standar perilaku yang jelas.
Saling menghargai, komunikasi terbuka, dan tanggung jawab
untuk mengembangkan praktik . Kebijakan yang mendukung
konsistensi dalam praktik perlu dilakukan secara tertulis.

Anda mungkin juga menyukai