Anda di halaman 1dari 2

BAHAYA BULU KUCING

1. Menimbulkan Wabah Pes


Bahaya bulu kucing yang pertama adalah risiko penyakit pes atau sampar
dari kutu  yang ada pada bulu kucing. Bruno B. Chomel menceritakan berbagai
kasus wabah berkaitan dengan orang yang tidur dengan kucing. Salah satunya
ketika seorang bocah lelaki berusia 9 tahun dari Arizona yang tidur dengan
kucingnya yang sakit. Bulu kucing  dan anjing dapat membawa kutu pes tanpa
menunjukkan gejala penyakit.

2. Menyebabkan Penyakit Chagas


Bahaya bulu kucing lainnya adalah penyakit chagas. Chagas merupakan
penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa. Ini biasanya disebabkan
karena kita "mencium kutu" dan serangga pengisap darah lainnya. Nah, hal ini
sangat mungkin terjadi ketika Moms sering menciumi kucing di rumah yang
tidak terjaga kesehatannya. Satu studi dari Argentina menunjukkan bahwa
orang yang memiliki anjing dan kucing berisiko lebih tinggi terhadap penyakit
ini. Tak hanya itu, tingkat infeksinya juga lebih tinggi bagi mereka yang tidur
dengan kucing serta anjing.

3. Menyebabkan Penyakit Cakar Kucing


Jenis penyakit ini juga merupakan salah satu akibat dari bahaya bulu kucing.
Saat kamu mengelus bulu kucing kemudian menyeka bagian mata kamu
menggunakan tangan yang sudah terkontaminasi bakteri, hal ini bisa terjadi.
Biasanya hal ini akan diikuti dengan munculnya sebuah benjol kecil dalam
waktu sekitar 10 hari.

Benjolan ini diikuti dengan berbagai gejala seperti:


 Mual
 Muntah
 Demam
 Menggigil
 Lelah
 Peradangan
 Nyeri dan bengkak pada kelenjar getah bening
Bahkan bagi mereka yang mengalami gangguan daya tahan tubuh, kondisi ini
bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih serius.

4. Memicu Alergi
Genetika tampaknya berperan dalam memicu alergi, artinya anak lebih
mungkin mengalaminya jika Moms memiliki riwayat anggota keluarga yang
juga alergi kucing.
Sistem kekebalan Si Kecil  akan membuat antibodi untuk melawan zat yang
mungkin melukai tubuh mereka, seperti bakteri dan virus. Pada orang yang
memiliki alergi, sistem kekebalan salah mengira alergen sebagai sesuatu yang
berbahaya dan mulai membuat antibodi untuk melawannya. Inilah yang
menyebabkan gejala alergi seperti gatal, pilek , ruam kulit , dan asma . Dalam
kasus alergi kucing, alergen dapat berasal dari bulu kucing (kulit mati), bulu,
air liur, dan bahkan urinenya.

Menghirup bulu hewan atau bersentuhan dengan alergen ini dapat


menyebabkan reaksi alergi. Partikel alergen hewan peliharaan dapat terbawa
ke pakaian, terbang di udara, menetap di furnitur dan tempat tidur, hingga
tertinggal di lingkungan terbawa partikel debu. Tanda-tanda umum alergi
kucing biasanya muncul segera setelah bersentuhan dengan bulu kucing, air
liur, atau urine. Alergen kucing yang lebih dari 90 persen dipercaya orang
berasal dari air liur dan kulit kucing. Angka kejadiannya banyak disebabkan
oleh kucing jantan. Alergen dapat menyebabkan pembengkakan dan gatal
pada selaput di sekitar mata dan hidung, biasanya menyebabkan radang mata
dan hidung tersumbat. Beberapa orang mungkin mengalami ruam di wajah,
leher, atau dada bagian atas sebagai respons terhadap alergen. Reaksi-reaksi
ini akan terjadi jika orang yang sensitif memasuki ruangan di mana kucing
pernah berada di tempat itu, bahkan jika kucing itu sudah tidak ada. Alergi dan
sensitivitas ini terjadi karena bulu kucing yang masih tertinggal.

5. Menyebabkan Toksoplasmosis
Kucing adalah inang alami jenis parasit ini dan kotorannya dapat membawa
jutaan telur parasit. Menurut Centers for Disease Control and Prevention
(CDC), sebagian besar orang yang menderita toksoplasmosis tidak pernah
memiliki gejala sama sekali. Namun, lebih dari 40 juta orang, mulai dari anak-
anak hingga orang dewasa di Amerika Serikat terinfeksi parasit ini. Pada
wanita hamil, penyakit ini bisa membahayakan janin dalam kandungan jika
terinfeksi. Jadi berhati-hati ya Moms. Jika terinfeksi untuk pertama kali
sebelum atau selama kehamilan, Moms dapat menularkan infeksi tersebut
kepada bayi (toksoplasmosis kongenital), bahkan apabila Moms sendiri tidak
memiliki tanda dan gejala. Bayi paling berisiko tertular toksoplasmosis jika
Moms terinfeksi pada trimester ketiga. Banyak infeksi awal berakhir dengan
janin lahir dalam keadaan meninggal atau keguguran. Bayi yang bertahan
hidup dengan infeksi ini kemungkinan besar akan lahir dengan masalah serius,
seperti kejang, pembesaran hati dan limpa, menguningnya kulit dan bagian
putih mata, hingga infeksi mata yang parah.

6. Memicu Asma
Bahaya dari bulu kucing pada manusia berikutnya adalah asma. Bulu hewan
seperti bulu kucing dapat memicu asma. Alergen dalam bulu hewan berasal
dari protein sel kulit mati. Mereka datang dalam bentuk serpihan kulit kecil di
rambut, serpihan kecil ini bisa mengudara dalam bentuk debu. Meskipun ini
sama dengan reaksi alergi, bagi mereka yang menderita asma, reaksinya bisa
sangat kuat. Memiliki hewan peliharaan ketika anggota keluarga memiliki asma
sangat tidak disarankan. Serangan asma bisa berpotensi mengancam jiwa
bagi banyak penderita. Mereka yang memiliki reaksi asma yang sangat kuat
terhadap hewan harus selalu menjauhi rambut atau bulu kucing maupun
anjing.

Sumber :
https://www.orami.co.id/magazine/bahaya-bulu-kucing

Anda mungkin juga menyukai