Anda di halaman 1dari 1

Tugas 1

Mata kuliah : Etika Profesi

Nama : Benediktus Y. M. Da Cunha

Nim : 022210050

Kelas : Sipil 4.B

Bangunan rumah kantor (Rukan) tiga lantai yang terletak di kompleks Cendrawasih Permai, Jl. Ahmad
Yani, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur runtuh pada tanggal 3 Juni 2014 saat
masih dalam proses pengerjaan yang menyebabkan 12 pekerjanya tewas. Bangunan ini memiliki lebar
25 m dan panjang 100 m dengan biaya konstruksi senilai kurang lebih 15 Milyar rupiah. Keruntuhan
Bangunan Dari observasi yang dilakukan salah satu penyebab keruntuhan bangunan ini adalah
pelanggaran etika profesi yang dilakuan oleh kontraktor yaitu Kegagalan Struktur Utama. Struktur utama
yang dimaksud adalah balok- kolom. Hal ini didasarkan fakta bahwa pekerja sempat diminta untuk
mengecek kolom yang retak di lantai 2. Meskipun tidak ada data detail mengenai dimensi dan lokasi
keretakan akan tetapi hal ini seharusnya telah menjadi indikasi awal bahwa ada masalah dengan
struktur yang sedang dibangun. Apalagi apabila didasarkan pada filosofi desain struktur yang benar yaitu
“strong column- weak beam” yang artinya kolom tidak boleh mengalami kegagalan struktur terlebih
dahulu daripada balok. Kegagalan kolom ini sendiri diduga karena adanya deviasi antara pekerja
kontruksian dan pelaksanaan dimana kontraktor mengurangi dimensi kolom dan jumlah tulangan yang
dipakai Padahal, sudah terdapat undang-undang yang mengatur tentang kegagalan konstruksi yang
terjadi di Indonesia. UU tersebut adalah UU RI No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Pada bab IV
memuat tentang kegagalan konstruksi, bunyi pasal 25. pada ayat 1, Pengguna jasa konstruksi dan
penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas kegagalan bangunan. Ayat.2, Kegagalan bangunan yang
menjadi tanggung jawab penyedia jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat.1 ditentukan terhitung
sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun. Ayat.3, Kegagalan
bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat.2 ditetapkan oleh pihak ketiga selaku penilai ahli. Dalam
kasus ini juga dapat dimasukkan ke dalam Pasal 26, ayat.1, Jika terjadi kegagalan bangunan yang
disebabkan karena kesalahan pekerja kontruksi atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti
menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pekerja kontruksi atau pengawas konstruksi wajib
bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. Ayat.2, Jika terjadi kegagalan
bangunan yang disebabkan karena kesalahan pelaksana konstruksi, dan hal tersebut terbukti
menimbulkan Kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai
dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.

Anda mungkin juga menyukai