Anda di halaman 1dari 9

Kajian Mimetik Dalam Cerpen

"Pawai Dibawah Bulan"


Anggota Kelompok
Bagus Aji Prayoga (22020074067)
Tiara Adenia (22020074071)
Rafli Nashiruddin (22020074078)
Pawai Dibawah
Bulan

Merupakan salah satu cerpen yang ada di dalam


buku. "Angkatan 66 : Prosa dan Puisi"
Mimetik menurut
abrams

Pembuktian dari dasar


kehidupan nyata yang
dituliskan dalam cerpen “Pawai
di Bawah Bulan”

1. Penggunaan bahasa betawi pada sesama orang betawi

Dalam cerita ini penggunaan bahasa betawi pada



Terlihat sekali penggunaan bahasa betawi yang
sesama masyarakat betawi di buktikan dengan identik dengan kata “Saye”, “Aje”, “Nyangke”.
seluruh dialog yang ada seperti :
Penggunaan akhiran “e” sangat identik seperti
yang sering kita lihat pada sinetron. Ternyata hal
Dari belakang Tinah muncul suara-suara: "Hei, tersebut memang sudah dikonfirmasi oleh Ali
hei! Jangan dikasi nyelak tuh!" Sadikin, gubernur DKI Jakarta 1966-
"Memang tempatnya di situ tadi." 1977, yang ketika itu bermaksud menghidupkan
Perempuan tadi membela diri: "Ni empok tau kembali tradisi dan kebudayaan betawi
saya memang di sini tadi." di Jakarta. Ali Sadikin menyebut kondisi ini dengan
"Jangan ninggal-ninggal anterian dong!" istilah “orang betawi sedang
Perempuan tadi berang berkata: "Saye kan abis2 tenggelam dalam rumahnya sendiri” (Yasmin
ngurusin anak berak." Zakie, 2004).
"Biarin aje, Pok." Tapi perempuan tadi rupanya
tidak senang hati: "Jangan nyangke orang
sembarangan aje."
"Bung, dia kagak nyelak. Semue tau."
2.Vigilantisme

Adanya tindakan vigilantisme yang dilakukan oleh laki-laki pada saat seorang
pemuda gagah menantang seorang laki-laki yang menentangnya. Bukti kutipan
narasi yang ada pada cerpen “Pawai di Bawah Bulan” sebagai berikut

“Terutama laki-laki membuat lingkaran sekitar pemuda.”

Ternyata hal seperti ini sudah sering terjadi pada masa Orde Baru yang otoriter
(1965-98), Siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan) dan Polmas (Pemolisian
Masyarakat) merupakan bagian integral dari aparatur pengawasan negara yang,
menurut Barker, “menciptakan sebuah masyarakat yang berpikir dan bertindak
seperti polisi”(2007: 89). Joshua Barker bahwa organisasi-organisasi vigilante telah
lama menjadi bagian dari kehidupan komunal di nusantara.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dituliskan oleh penulis menggunakan pendekatan
mimetik dapat disimpulkan bahwa dapat diketahui adanya keterkaitan antara karya
sastra dengan lingkungan sekitar pengarang karya sastra dengan mencantumkan
beberapa peristiwa yang ada di dunia nyata dalam karya sastra. Dalam cerpen “Pawai
di Bawah Bulan” karya S. M. Ardan menyisipkan beberapa peristiwa yang pernah terjadi
dan karakteristik yang ada di sekitar pengarang. Dengan hasil analisis ini diharapkan
artikel ini dapat membantu dan menambah wawasan sebagai pembelajaran
kedepannya.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai