Abstrak
I. PENDAHULUAN
Jadi jika seseorang mendapatkan akses, kredit OVO tidak cukup dan
kekurangannya dapat diganti nanti oleh pembayar. Sekilas, pengguna OVO
merasa mudah. Tidak hanya Grab, beberapa produsen lain juga menggunakan
sistem pembayaran yang sama. Shopee adalah salah satu produsen tersebut.
Ketika penggunanya melakukan pembelian suatu barang melalui online,
Shopee PayLater memberikan cara yang mudah dan tepat waktu kepada
pengguna untuk membayar pembelian barang elektronik, aksesoris, pakaian
dan kebutuhan lainnya.
Konsep utama dari produk pembiayaan kekinian ini adalah “beli sekarang
bayar nanti”. Fitur PayLater sangat cepat berkembang karena kemajuan
teknologi sistem pembayaran di e-commerce besar seperti Tokopedia, Shopee,
Traveloka, Bukalapak, Kredivo, Akulaku, Gojek, dan lain sebagainya yang
dapat mendukung masyarakat untuk turut mencoba dan merasakan manfaat
dari fitur PayLater. Masyarakat didorong untuk bisa memenuhi semua
keinginan dan kebutuhannya seperti berbelanja segala kebutuhan hingga
traveling tanpa harus menunggu atau mempunyai dana yang cukup, sebab
sekarang ada fitur cicilan kartu kredit digital yaitu PayLater. Bisa dibilang, kini
fitur PayLater menjadi alternatif pembayaran yang digemari oleh masyarakat.
2.1.1 Hukum PayLater
Menurut MUI, hukum PayLater bisa menjadi riba ketika ada unsur
ziyadah (tambahan) yang disyaratkan di muka oleh pihak penerbit paylater
kepada konsumennya. Riba termasuk dalam jenis riba utang yang diharamkan.
Sebab, dengan sistem PayLater, pembeli bisa mencicil pembayaran, itu sama
saja dengan berutang untuk membeli barang tertentu. Jika perusahaan
menetapkan syarat berupa tambahan harta atau keuntungan dari jasa utang
yang diberikannya kepada konsumen, maka ia termasuk dalam kategori riba.
Alasannya adalah hukum asal utang, pengembalian harta kekayaan sejumlah
harta pokok yang diutang dan tidak ada harta tambahan. Jika ada syarat
tambahan oleh pemberi utang, maka tidak diragukan lagi bahwa tambahan
tersebut merupakan riba.
كأن يحتاج المديون فيأبى المسئول أن يقرض بل أن يبيع ما يساوي عشرة بخمسة عشر إلى أجل
وال بأس في هذا فإن األجل قابله قسط من الثمن، فيشتريه المديون ويبيعه في السوق بعشرة حالة
والقرض غير واجب عليه دائما بل هو مندوب
III. METODOLOGI
Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam yaitu:
1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu
ataupun perseorangan. Dalam hal ini, peneliti mengambil data primer melalui
wawancara terhadap informan yaitu pengguna PayLater.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder
biasanya berwujud data laporan yang telah tersedia.Dalam hal ini peneliti
memperoleh data dari buku, skripsi, jurnal, fatwa DSN-MUI, artikel, internet,
dan yang paling penting adalah data tentang teori hukum Islam.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
korelasional. Teknik analis data korelasional adalah teknik yang
menggambarkan hubungan antara dua variabel. Korelasi sama artinya dengan
adanya hubungan. Secara sederhana korelasi ini bisa diartikan sebagai
hubungan. Akan tetapi saat dikembangkan lebih jauh, maka korelasi tak hanya
dapat dipahami sebatas pengertian itu. Korelasi adalah salah satu teknik
analisis data dalam statistik yang dapat digunakan untuk mencari antara dua
variabel dengan sifat kuantitatif. Analisis korelasi adalah suatu cara atau
metode untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel.
Apabila terdapat hubungan maka perubahan-perubahan yang terjadi pada salah
satu variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel
lainnya (Y).