Anda di halaman 1dari 2

Untuk yang selalu mengerti,

kesayanganku; kamu.

Sayang, aku rindu.


Pembukaannya langsung terus terang, ya? Persis seperti kamu yang tidak sekalipun pernah
ragu untuk ucapkan isi kepalamu. Rindu sendiri pun adalah kata yang tak mau aku gunakan
sembarangan. Tapi padamu, aku amat sangat rindu. Segitu besarnya rasa yang kusimpan
untukmu.

Hari ini, di tanggal 10 Januari, tepat satu bulan yang lalu, aku bersorak atas hadirnya berkat
paling mulia. Kamu yang begitu piawai melakukan segalanya, kamu yang selalu dermawan
untuk semuanya: Gagahmu, paras tampanmu, pun setiap detail kecil tentangmu, adalah harta
yang paling berharga.

Kamu kebanggaan bima sakti yang tidak akan pernah ada duanya.
Terima kasih sudah menenangkan tiap kali aku meledak akan emosi. Terima kasih pula sudah
banyak ajarkan aku perihal ini-itu. Kamu buat aku tangguh, kamu tempa aku tanpa mengeluh.
Eksistensimu adalah hadiah yang dititipkan untukku.

Selalu,        aku harap,     sihirmu dapat bekerja —sebagaimana yang selalu kamu perlihatkan
padaku beberapa waktu yang lalu. Meski sekarang kamu sibuk dengan daksa dan dunia
barumu, aku masih di sini.

Tanggal sepuluh bulan Januari, aku berlitani. Tuanku sayang, selamat hari jadi. Tidak peduli
kata orang kamu tetap tuanku yang akan aku cinta mampus hingga dunia usai. Selamanya —
kalau semesta mengizinkan hatimu ini milikku.

Dari bunga kecil yang pernah kamu rawat.


bayangan setiamu; aku.

Anda mungkin juga menyukai