masa millennial.
Masa orde lama ● Pemilu pertama diadakan pada zaman Presiden Soekarno pada tahun
1955, ketika itu bangsa Indonesia baru saja merayakan 10 tahun
kemerdekaannya
● Zaman sesudah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem multi
partai yang menghasilkan 25 partai politik, yang ditandai dengan
keluarnya Maklumat Wakil Presiden no.X tanggal 16 Oktober 1945
dan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. Maklumat
Wakil Presiden menyebutkan bahwa pemilihan umum untuk
pemilihan anggota DPR dan MPR akan diselenggarakan pada
Januari 1946, tetapi pada kenyataannya Pemilu baru berlangsung
pada tahun 1955
● Para tahanan polisi di Sumatera Utara juga dibolehkan untuk
menggunakan hak pilihnya.
● kemudian pada pertengahan tahun 1950, Mohammad Natsir dari
Partai Masyumi menjadi Perdana Menteri sementara, pemerintah
memutuskan untuk menjadikan pemilu pada masa orde lama sebagai
program bagi kabinetnya.
● Pemilu 1955 adalah pemilu pada masa orde lama yang berdasarkan
demokrasi liberal, dan ada peningkatan jumlah partai politik menjadi
29 partai dan juga ada peserta perorangan. Sejumlah 260 kursi
diperebutkan untuk posisi di DPR dan 520 kursi untuk posisi di
Konstituante ditambah 14 orang wakil golongan minoritas yang
diangkat oleh pemerintah.Pemilu ketika itu mengisi 260 kursi DPR
sesuai dengan UU Pemilihan Umum bahwa setiap 300 ribu orang
penduduk diwakili seorang anggota Parlemen dan tiap 150 ribu
orang diwakili seorang anggota Konstituante.
. Partai Nasional Indonesia (PNI) sebanyak 57 kursi
· Masyumi sebanyak 57 kursi
· Nahdlatul Ulama sebanyak 45 kursi
· Partai Komunis Indonesia (PKI) sebanyak 39 kursi
· Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) sebanyak 8 kursi
· Partai Kristen Indonesia (Parkindo) sebanyak 8 kursi
· Partai Katolik 6 kursi
· Partai Sosialis Indonesia (PSII) sebanyak 6 kursi
· Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 4 kursi
· Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 4 kursi
· Partai Rakyat Nasional (PRN) 2 kursi
· Partai Buruh 2 kursi
· Gerakan Pembela Pancasila (GPPS) 2 kursi
· Partai Rakyat Indonesia (PRI) 2 kursi
· Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI) 2 kursi
· Murba sebanyak 2 kursi
· Baperki sebanyak 1 kursi
Masa orde baru ● Pemilu pertama pada rezim orde baru dilaksanakan pada sabtu, 3 juli
1971
● Pemilu pada Masa Orde Baru diselenggarakan sebanyak enam kali,
yaitu pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan yang terakhir
1997. Prinsip pemilu pada masa itu adalah LUBER, yaitu langsung,
umum, bebas, dan rahasia. Pada masa itu hanya tiga partai politik
yang mengikuti pemilu. Hal ini disebabkan adanya penyederhanaan
partai politik dengan dasar hukum UU No. 3 tahun 1975.
Penyederhanaan atau penggabungan (fusi) partai politik ini
merupakan kebijakan Presiden Soeharto dengan tujuan demi
kestabilan politik di Indonesia.
● Partai tersebut antara lain adalah:
PDI
Partai Demokrasi Indonesia atau PDI merupakan partai yang terdiri
dari gabungan partai-partai nasionalis dan partai-partai non-islam.
PPP
Partai Persatuan Pembangunan atau PPP merupakan partai yang
terdiri dari gabungan partai-partai Islam di Indonesia.
Golkar
Golongan Karya atau Golkar, sebenarnya pada awalnya bukan
merupakan partai, namun merupakan sebuah organisasi yang sudah
berdiri sejak 1946. Golkar kemudian menjadi wadah orang-orang
yang memiliki golongan dan mempunyai profesi di masyarakat,
contohnya golongan militer, sastrawan, dan yang lainnya
Kenapa Golkar Selalu Menang?
Seperti yang kita semua ketahui, Presiden Soeharto merupakan
presiden dengan masa jabatan terlama di Indonesia, yaitu dari 12
Maret 1967-21 Mei 1998. Masa pemerintahan Soeharto tersebut kita
kenal sebagai Masa Orde Baru. Selama Masa Orde Baru tersebut
terdapat 6 kali pemilu di Indonesia
● Selain adanya Dwifungsi ABRI yang memungkinkan anggotanya
mendapatkan kursi dalam pemerintahan, aturan tiga partai ini
mempersulit rakyat Indonesia lainnya yang merupakan rakyat sipil
untuk ikut berpolitik. Selain itu pada masa orde baru tidak ada
kebebasan berpendapat, terutama dalam bidang politik. Oleh karena
itu tanpa kehadiran oposisi dari rakyat maupun pihak lain, Partai
Golkar selalu mendominasi pemilu di Indonesia.
● Pemilu itu akan menjaring 3.940 orang dari partai dan 1 golongan
karya untuk lembaga perwakilan rakyat, termasuk MPR yang akan
diduduki 920 orang wakil. 460 anggota DPR, 112 orang anggota
tambahan dari golongan politik dan golongan karya, 207 anggota
utusan golongan karya, 10 orang anggota tambahan dari golongan
politik maupun karya, dan DPR 131 orang anggota tambahan utusan
daerah. Ke 460 kursi yang tersedia di DPR terdiri atas 360 orang
terpilih di pemilu dan 100 orang anggota yang diangkat tercatat
57.535.752 warga negara yang berhak ikut
● Berbeda dengan suasana 1955, pemilu 1971 tampak tenang. Tidak
tampak tenang. Pemilu lancar sehingga pukul 12.00 rata-rata TPS
sudah selesai menerima pemilih. Tenangnya suasana pemilu itu
mungkin juga disebabkan oleh surat keputusan panglima komando
operasi pemulihan keamanan dan ketertiban (Kopkamtib), jenderal
TNI Maraden Panggabean tentang pemeliharaan sesudah
pemungutan suara tertanggal Juli 1971
Keputusan surat;
1. Dilarang menyiapkan atau mengadakan pawai-pawai, arak-
arakan, barisan-barisan, demonstrasi-demonstrasi atau yang
dapat disamakan dengan itu baik berjalan kaki maupun
berkendaraan, rapat-rapat umum atau keramaian-keramaian
untuk menunjukkan, memperingati atau merayakan sesuatu
organisasi yang menang dalam pemilu.
2. Dilarang menyiapkan atau mengadakan pawai-pawai, arak-
arakan, barisan-barisan, demonstrasi-demonstrasi atau yang
dapat disamakan dengan itu baik berjalan kaki maupun
berkendara, rapat-rapat umum karena kekalahan sesuatu
organisasi dalam pemilu.
3. Terhadap pelanggaran larangan tersebut di atas diambil
tindakan tegas menurut hukum yang berlaku
4. Keputusan ini berlaku pada 3 Juli 1971.
● Warga yang merupakan bekas tahanan G30S/PKI dilarang ikut
mencoblos dan bila ketahuan langsung ditangkap dan dijatuhi
hukuman.