Anda di halaman 1dari 13

Nama Kelompok :

1. Tutik Mustajibah (17040284073)


2. Rizkia Dwi P (17040284106)

PEMILU 1955
Pemilu 1995

Pemilihan Umum Indonesia 1955 atau Pemilu 1955 adalah pemilihan


umum pertama di Indonesia yang diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini
sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia paling demokratis. Pemilu
tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif;
beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara
Islam Indonesia) khususnya pimpinan Kartosoewirjo. Dalam keadaan
seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga memilih.
Tujuan Pemilu 1995

Tujuan utama pelaksanaan pemilu tahun 1955


adalah untuk memilih anggota-anggota parlemen
(DPR) dan Konstituante (lembaga yang diberi
tugas dan wewenang untuk melakukan perubahan
terhadap konstitusi negara).
Tahapan Pemilu 1995

01 02
Tahap pertama adalah pemilu
untuk memilih anggota DPR dan Tahap kedua adalah pemilu
MPR. Tahap ini diselenggarakan untuk memilih anggota
pada tanggal 29 September 1955, konstituante. Tahap ini
diikuti oleh 29 partai politik dan diselenggarakan pada tanggal
individu. 15 Desember 1955.
Asas Pemilu Luber dan Jurdil
● "Langsung" berarti pemilih diharuskan  Asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari
memberikan suaranya secara langsung dan tidak "Jujur dan Adil". Asas "jujur" mengandung arti
boleh diwakilkan. bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai
dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap
● "Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti warga negara yang memiliki hak dapat memilih
seluruh warga negara yang sudah memiliki hak sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih
menggunakan suara. memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil
rakyat yang akan terpilih. Asas "adil" adalah
● "Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan
suaranya tanpa ada paksaan dari pihak pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun
manapun. diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu.
Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada
● "Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga
pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si penyelenggara pemilu.
pemilih itu sendiri.
DPR terbagi menjadi beberapa kelompok :
Fraksi Masyumi (Majelis Fraksi PNI (Partai
Suryo Muslimin Indonesia) Nasional Indonesia),
berjumlah 60 anggota berjumlah 58 anggota)

Fraksi NU (Nahdatul
Ulama) berjumlah 47 Fraksi PKI (Partai
anggota Komunis Indonesia)
berjumlah 32 anggota
No. Partai Jml Suara Presentase Jml Kursi

1. Partai syarikat Islam Indonesia 1.091.160 2,89 8

2. Partai Kristen Indonesia 1.003.326 2,66 8

3. Partai Katolik 770.740 2,04 6

4. Partai Sosialis Indonesia 753.191 1,99 5

5. Partai Rakyat Nasional 242.125 0,64 2

6. Partai Buruh 224.167 0,59 2

7. Partai Rakyat Indonesia 206.161 0,55 2

8. Murba 199.558 0,53 2

9. Baperki 178.887 0,47 1

10. Persatuan Rakyat Desa 77.919 0,21 1


Perkembangan Pemerintah Pasca Pemilihan
Umum 1955

• Setelah pemilu tahun 1955, terjadi ketegangan dalam pemerintahan.


Ketegangan tersebut akibat banyaknya mutase yang dilakukan di
beberapa kementerian, seperti kementerian dalam negeri, dan
kementerian perekonomian. Hal itu menjadi salah satu faktor adanya
desakan agar perdana Menteri mengambalikan mandatnya. Akhirnya,
pada tanggal 8 Maret 1956, Kabinet Burhanuddin Harahap jatuh.
Presiden Soekarno pada tanggal 8 Maret 1956 menunjuk Ali
Sastroamijoyo untuk membentuk kabinet Koalisi tiga partai, yaitu
PNI,Masyumi,NU,dan beberapa partai kecil lainnya.
• Konstituante mempunyai tugas untuk merumuskan UUD
yang baru sebgai pengganti UUDS 1950. Dewan tersebut
mulai bersidang pada tanggal 10 November 1956. Namun
sampai tahun 1958 dewan tersebut belum menunjukkan
kemampuan apapun. Sidang diwarnai oleh perdebatan yang
berkepanjangan sehingga kesepakatan merumuskan UUD
selalu menemukan jalan buntu. Kenyataan
tersebutmenimbulkan krisis politik di dalam negeri. Krisis
tersebut diperburuk oleh gejala pembengkakan di daerah
seperti pemberontakan PRRI dan Permesta.
• Situasi negara yang kian genting tidak membuat konstituante
tergerak untuk merampungkan tugasnya. Dewan tersebut
masih saja larut dalam perdebatan yang alot mengenai UUD
yang akan di berlakukan di Indonesia. Masalah yang paling
penting mengenai dasar negara. Di tengah kemacetan
konstituante yang mengancam keutuhan negara, pada
tanggal 22 April 1959. Presiden Soekarno berpidato di depan
sidang konstituante. Dalam pidatonya tersebut ia
mengajukan agar dalam rangka demokrasi terpimpin.
Konstituante menetapkan UUD 1945 menjadi Undang –
Undang dasar Republik Indonesia yang tetap.
TERIMAKASIH
Jawaban pertanyaan :
Salman H. Y. (032)
Dari aspek mana pemilu 1955 bisa dikatakan pemilu yang paling demokratis sementara di daerah lain masih mengalami pemberontakan
seperti yang dijelaskan di PPT dan apakah pemilu saat ini dengan azas yang sama memiliki indikasi kurang demokratis atau banyak
kecurangan ?
Jawab : Pemilu 1955 merupakan pemilu yang paling demokratis ini dapat dibuktikan dengan bentuk harmonisasi yang berpartispasi
dalam pemilu. Peserta Pemilu 1955 tidak hanya berasal dari partai politik saja, melainkan juga dari berbagai macam organisasi
massa, perorangan, bahkan calon tidak berpartai. Sebanyak 36 partai politik, 34 organisasi massa, dan 48 calon perorangan yang
menjadi calon DPR. Pada masa ini para warga tanpa memandang aliran politik, ras, suku, atau agama semuanya ikut
menyukseskan sedangkan pada masa sekarang pemilu dengan menggunakan azas yang sama kehilangan demokrasinya karena
tanpa masyarakat sekarang lebih mengenal kubu dan kelompok politiknya masing – masing dan saling bersaing sehingga timbul
lah kecurangan dalam berpolitik.
Sheila Mahesa P. (029)
bagaimana sistem pemilu pertama di Indonesia ? Apakah sudah menggunakan surat suara? Bagaimana cara penyaluran surat suara?
Bagaimana sistem perhitungannya? mengingat masih banyaknya kendala pada masa – masa itu. Dan apakah ada masa kampanye
juga seperti saat ini?
jawab : Sistem pemilu pertama di Indonesia adalah perwakilan proporsional yang artinya setiap daerah pemilih akan mendapatkan
jumlah kursi atas dasar jumlah penduduknya dalam rangka memilih anggota parlemen dan Konstituante. Pada pemilu 1955 ini
telah menggunakan surat suara yang masih sederhana dengan mengirimkan surat suara kepada TPS yang telah ditentukan tanpa
adanya kecurangan dan pengawalan yang berarti. Perhitungan suara secara sederhana di lakukan sebagaimana masa sekarang
pemilu di selenggarakan. Kampanye pada masa ini telah dimulai sangat beragam metode dan teknik kampanye yang digunakan
dari partai-partai dan dari daerah-daerah.
Awwalusalma Rusdianty (080)
Mengapa pemerintah melakukan mutasi pada beberapa kementrian pasca pemilu 1955? Bukankah hal tersebut
berdampak buruk bagi iklim politik pada masa itu?
jawab : Pemerintah melakukan mutase pasca pemilu saat itu dikarenakan Konstituante tidak dapat melaksanakan
tugasnya, pemilu 1955 dianggap tidak demokratis, adanya pertentangan anatar Presiden dan DPR, lalu masa
keanggotaan Konstituante telah habis. Meskipun hal tersebut berdampak buruk dalam masa politik saat itu,
tetapi tetap harus dilakukan adanya mutasi.
 
Rut Oktaviani N. (089)
Jelaskan menurut pendapat kelompok kalian, apakah azas dalam pemilu pada tahun 1955 hingga saat ini masih
tetap sama, ataukah ada perubahan? Jika tetap atau ada perubahan, tolong dijelaskan
jawab : menurut pendapat kelompok kami azas – azas pemilu dari tahun 1955 yang dimana bunyinya Luber dan
Jurdil hingga saat ini masih diberlakukan dan tidak ada perubahan. Hanya saja banyaknya konten hoaks di
media social saat ini menjadi penyebab terbunuhnya pemilihan umum Luber Jurdil melalui berbagai
penggiringan opini yang ada. Saat ini Bawaslu sbagai satu satunya lembaga yang memiliki jargon “Bersama
rakyat awasi pemilu, bersama bawaslu tegakkan keadilan pemilu”. Sehingga pemilu yang Luber Jurdil akan
selalu melekat di setiap prosesnya. Maka jadilah pemilih yang kritis tanpa meninggalkan kecerdasan. Kaum
pemilihlah yang akan mempertahankan pemilu yang Luber Jurdil. Karena satu suara kita dapat dapat
menetukan arah dan tujuan bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai