Anda di halaman 1dari 5

PERBANDINGAN PEMILU PADA MASA ORDE LAMA

DENGAN MASA MASA ORDE BARU


Pemilu Orde Lama
Pada pemilu orde lama hanya dilakukan satu kali pemilu sebagai pemilu pertama kali,
yaitu pemilu 1955 untuk memilih anggota DPR dan anggota konstituante

1. Pemilu diikuti oleh lebih dari 29 partai politik, dimana sistem multi partai berjalan di
Indonesia apada masa orde lama..
2. Pemilu lebih bersifat demokratis, hingga dana kampanye juga di kumpulkan melalui
iuran warga secara.
3. Pemilu berjalan secara lancar, jujur, dan adil, hingga Indonesia mendapat pujian dari
beberapa pihak termasuk negara.
4. Pemilu tidak dilaksanakan untuk memilih presiden, dimana presiden menjabat
seumur hidup.
5. Situasi politik masih belum stabil dan masih ada tekanan dari pihak luar.
6. Menganut sistem distrik.

Pemilu Orde Baru

1. Pemilu berlangsung sebanyak 6 kali selama masa orde baru.


2. Pemilu dilakukan sekali untuk memilih partai, dimana hanya ada tiga partai yaitu
PDI, Golkar, dan PPP yang mana Golkar selalu menjadi pemenang dan mengusung
presiden Soeharto pada sidang MPR.
3. Pemilu tidak dilaksankan untuk memilih presiden, wakil presiden, dan anggota
legislatif secara langsung.
4. Semboyan pemilu orde baru adalah Luber yaitu Langsung, Umum, Bebas, dan
Rahasia.
5. Perekrutan politik yang masih tertutup sehingga pemilu berlangsung kurang
demokratis.
6. Kampanye pemilu di kuasai oleh Golkar dengan dukungan pemerintah dan ABRI,
dimana didalamnya juga terdapat paksaan dan ancaman adanya penentangan
terhadap pemerintah bagi yang tidak mau mengikuti.
7. Menggunakan sistem gabungan.
Jumlah Kontestan

Pada Masa Orde Lama


Pemilu 1955 diikuti oleh 29 partai politik. Empat partai terbesar diantaranya adalah

Nomor Nama Partai Perolehan Kursi (%) Perolehan Jumlah Kursi

1 PNI 22,3% 57 kursi

2 Masyumi 20,9% 57 Kursi

3 Nahdlatul Ulama 18,4% 45 kursi

4 PKI 15,4% 39 kursi

Pada Masa Orde Baru


 Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan, yaitu:

1. Partai Katolik
2. Partai Syarikat Islam Indonesia
3. Partai Nahdlatul Ulama
4. Partai Muslimin Indonesia
5. Golongan Karya
6. Partai Kristen Indonesia
7. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
8. Partai Nasional Indonesia
9. Partai Islam PERTI
10.Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia

 Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 diikuti oleh 3 kontestan yang sama, yaitu:

1. Partai Persatuan Pembangunan


2. Golongan Karya
3. Partai Demokrasi Indonesia

Sistem Pemilu pada Masa Orde Lama

Sistem pemilu yang digunakan pad masa orde lama adalah sistem distrik. Sistem
distrik merupakan sistem menurut historisnya yang tertua dan didasarkan atas kesatuan
geografis yang disebut distrik. Untuk keperluan pemilihan wilayah suatu negara dibagi
dalam banyak distrik, dan jumlah wakil rakyat sesuai dengan jumlah distrik. Calon yang
mendapat suara terbanyak dalam suatu distrik itulah pemenangnya, sedangkan calon
yang kalah dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi.

Sistem Pemilu pada Masa Orde Baru

Sistem pemilu yang digunakan pada masa orde baru adalah sistem pemilu campuran.
Sistem pemilihan campuran menggabungkan antara keterwakilan dengan kondisi geografis
dalam suatu negara, sehingga pemilihan tidak menghilangkan suara minoritas juga memiliki
mekanisme keterwakilan berdasarkan wilayah untuk meningkatkan representasi kedaulatan
rakyat.

Asas Pemilu pada Masa Orde Lama

1. Jujur, dalam hal ini jujur dimaknai bahwa suatu pemilu harus dilaksanakan berdasarkan
dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia baik
dari penyelenggara pemilu, pengawas, pemantau, atau bahkan peserta pemilu sendiri.
2. Umum, umum berarti pemilu di Indonesia berlaku secara umum untuk seluruh warga
negara tanpa membedakan agama, ras, suku, status sosial, maupun budaya manapun
yang penting pemilih dalam pemilu sudah memenuhi syarat minimal usia yang
dibuktikan dengan kepemilikan KTP .
3. Berkesamaan, sesuai dengan istilahnya yang berkesamaan berati hak suara yang dimiliki
oleh peserta pemilu memiliki kesamaan dalam jumlahnya yakni hanya satu suara saja.
4. Rahasia, rahasia berarti tidak ada yang mengetahui, dengan demikian rahasia dalam
pemilu menunjukkan bahwa suara untuk calon pemimpin yang dipilih oleh peserta
pemilu tidak akan diketahui oleh siapapun bagaimanapun caranya.
5. Bebas, kebebasan disini dimaksudkan bahwa setiap peserta pemilu bebas untuk memilih
siapapun sesuai dengan hati nuraninya dan bebas dari paksaan maupun tekanan dari
pihak manapun.
6. Langsung, langsung dalam pemilu mengartikan bahwa pemilihan suara oleh pemilih
diberikan secara langsung tanpa perantara siapapun

Asas Pemilu pada Masa Orde Baru

1. Langsung, makna langsung disini sama dengan makna langsung pada pemilu 1955
2. Umum, makna umum disini sama dengan makna umum pada pemilu 1955
3. Bebas, makna bebas disini sama dengan makna bebas pada pemilu 1955
4. Rahasia, makna rahasia disini sama dengan makna rahasia pada pemilu 1955

Sistem Kepartaian Pada Masa Orde Lama


Pada masa orde lama menganut sistem multi partai. Aturan ini tersirat dalam pasal
6A(2) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa presiden dan wakil presiden diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik. Frasa gabungan partai politik mengisyaratkan
paling tidak ada dua partai atatu lebih yang bergabung untuk mengusung seorang calon
partai-partai lain. Ini artinya sistem kepartaian di Indonesia harus diikuti oleh minimal 3
partai politik atau lebih. pemilihan umum pertama tahun 1955 diikuti oleh 29 partai politik
dan juga peserta independen.
Pada masa pemerintahan orde baru, Presiden Soeharto memandang terlalu banyaknya
partai politik menyebabkan stabilitas poltik terganggu, maka Presiden Soeharto pada waktu
itu memiliki agenda untuk menyederhanakan jumlah partai politik peserta pemilu. Pemilu
tahun 1971 diikuti oleh 10 partai politik dan pada tahun 1974 peserta pemilu tinggal tiga
partai politik saja. Presiden Soeharto merestrukturisasi partai politik menjadi tiga
partai(Golkar, PPP, PDI) yang merupakan hasil penggabungan beberapa partai. Walaupun
jika dilihat secara jumlah, Indonesia masih menganut sistem multi partai, namun banyak ahli
politik menyatakan pendapat sistem kepartaian saat itu merupakan sistem kepartaian
tunggal. Ini dikarenakan meskipun jumlah partai politik masa orde baru memenuhi syarat
sistem kepartaian multi partai namun dari segi kemampuan kompetisi ketiga partai tersebet
tidak seimbang.

Dampak pemilu dalam pembaharuan sistem politik nasional pada masa orde
lama

1. Terjadinya krisis politik yang berkepanjangan disebabkan oleh kecenderungan


sentrifugal sistem multipartai yang dianut.
2. Kongfigurasi politik saat itu yang cenderung bersifat otoriter dengan sistem
demokrasi terpimpin,dimana kekuasaan terpusat pada soekarno sebagai presiden

Dampak pemilu dalam pembaharuan sistem politik nasional pada masa orde
baru

1. Pemilu harus diadakan sesuai dengan tuntutan konstitusi,tetapi kekuatan pemrintah


harus mendapat jaminan untauk memenangkan pemilu tersebut.
2. Golkar sebagai mesin politik pemerintah yang perannya sebagai pendukung
pemerintah dalm pemilu era orde baru.
3. Sistem pemerintahan yang cenderung otoriter
4. Ketidak demokratisannya pemilu pada masa orde lama
5. Terpilihnya golkar sebagai pemenang setiap penyelenggaraan pemilu
6. Adanya floating mass dimana partai politik tidak diperbolehkan mempunyai
kepengurusan sampai ketingkat desa.
Peranan pemilu dalam menciptakan politik dan demokratis

 Rakyat bebas memilih setiap partai politik dalam pemilu merupakan salah satu
konsep penerapan demokrasi
 Melalui pemilu rakyat ikut berpartisipasi dalam membuat keputusan –keputusan
politik
 Hasil dari pemilu tersebut akan dipertanggungjawabkan kembali kepada rakyat oleh
setiap calon pemenang
 Berdasarkan asas pemilu mencerminkan sifat demokratis

Anda mungkin juga menyukai