Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TOPIK
KEPEMIMPINAN NASIONAL BIDANG PENDIDIKAN DI ERA
INDUSTRI 4.0
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Nasional)

Dosen Pengampu Dr. Kamsidjo Budi Utomo, M.Pd

Oleh
1. Sukirno NPM 22510080
2. Nurlaela NPM 22510002
3. Yuni Lustiawati NPM 22510063
4. Denni Puspitasari NPM 22510067
5. Munfaida NPM 22510070

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN (S2)


PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat serta hidayah- Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan artikel mata kuliah Manajemen Pendidikan Nasional
dengan judul Kepemimpinan Nasional di Bidang Pendidikan di Era Industri 4.0.
Dalam upaya penyelesaian artikel ini, kami telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Kamsidjo Budi Utomo, M.Pd, selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan Nasional. Atas bimbingan beliau,
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada sahabat-sahabat tercinta khususnya yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari meskipun penulisan makalah ini telah kami upayakan
semaksimal mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak
sengaja. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan artikel ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis
serta memperoleh ridho Allah semata. Aamiin.

Blora, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A Hakekat Pemimpin ............................................................... 3
B. Pengertian Pemimpinan............................................................ 3
C. Tugas Kepemimpinan…………………………………............ 4
6
D. Revolusi Industry 4.0

BAB III PENUTUP


A. Simpulan...................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................ 15

Daftar Pustaka ............................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi


pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke
Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al
Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam
menjadi Khalifah di muka Bumi”. Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh
Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang
diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.[1] Dari uraian tersebut
jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang
pemimpin.

Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai
petunjuk untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta
komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya
proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari
ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan
pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau
pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen
pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk
menjadi seorang pemimpin.
2

B. Perumusan Masalah
1. Hakikat pemimpin
2. Pengertian Kepemimpinan
3. Tugas Kepemimpinan
4. Revolusi Industri 4.0
5. Tugas Kepemimpinan di era Revolusi Industri 4.0

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat pemimpin


2. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
3. Untuk mengetahui apa itu Tugas Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui apa itu Revolusi Industri 4.0
5. Untuk mengetahui Tugas Kepemimpinan di era Revolusi Industri 4.0
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pemimpin

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan


untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan.”[2], Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki
kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan
dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas
pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar
bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang
dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang


tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang
untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata
lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus
dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan
perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi
antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal
balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam
menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan
untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara
maksimal.
4

B. Pengetian Kepemimpinan

Menurut Keating, kepemimpinan adalah merupakan suatu proses atau


sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Stoner, kepemimpinan adalah
proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan
anggota kelompok.[ ] Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau
pengikut. Kesediaan meruntuk menerima pengarahan dari pemimpin, para
anggota kelompok membantu menentukan status kedudukan pemimpin dan
membuat proses dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa
bawahan, semua kualitas kepemimpinan seseorang akan menjadi tidak relevan.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekusaan yang
tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin
mempunyai wewenang untuk mengaragkan berbagai kegiatan para anggota
kelompok, tetapi para anggota kelompol tidak dapat mengarahkan
kegiatankegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalu
sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut, pemimpin juga dapat mempergunkan pengaruh. Dengan kata lain, para
pemimpin tidak hanya dapat memrinttah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi
juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Sebagai contoh, seorang manajer daoat mengarahkan seorang bawahan untuk
melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi di juga dapat mempengarui bawahan
dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilakasanakan dengan tepat.

C. Tugas Kepemimpinan

Tugas pemimpin dalam suatu birokrasi sangat urgen dalam rangka


pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sebagaimana yang
diamanahkan administrasi. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa efektivitas
5

kepemimpin yang bersangkutan merupakan suatu hal yang sangat urgen yang
diharapkan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam pencapaian tujuan
birokrasi. Hicks & Gullet, mengatakan pimpinan yang efektif mampu
memberikan pengarahan terhadapa usaha semua pekerja dan pencapaian tujuan
birokrasi. Tanpa pimpinan atau bimbingan, hubungan antara individu dengan
tujuan birokrasi menjadi lemah. Hasil penelitian dari para pakar kepemimpinan
menunjukkan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dinilai menggunakan
kemampuan mengambil keputusan sebagai kriteria utamanya. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan mengambil keputusan
tidak hanya di ukur dengan kuatitatif (jumlah) keputusan yang lahir, akan tetapi
yang digunakan sebagai indikator adalah keputusan yang diambil bersifat praktis,
realisitis dan dapat diimplementasian untuk mencapai tujuan birokrasi secara
efisien dan efektif.
Dalam segala situasi pemimpin memiliki peran yang sangat penting.
Pemimpin birokrasi merupakan simbol, panutan, pendorong, sekaligus pengaruh,
yang dapat mengarahkan berbagai kegiatan dan sumber daya birokrasi guna
mencapai tujuannya. Tidak mengherankan begitu banyak studi yang dilakukan
oleh ilmuwan tentang kepemimpinan,menghasilkan informasi dan analisis tentang
pentingnya pengetahuan pemimpin, jadi apapun alasannya kepemimpinan tetap
relevan untuk dikaji sebagai peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan publi.
Mengingat dati berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kualitas
pelayanan publik disebabkan oleh rendahnya kualitas pemimpinnya.
Tugas kepemimipinan, pada dasarnya meliputi dua bidang utama, yaitu
pencapaian tujuan birokrasi dan kekompakan orang yang dipimipinnya. Tugas
yang berhubungan dengan kekompakan disebut relationship function. Keating,
mengatakan bahwa tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kelompok
yaitu:
1. Memulai (initiating), yaitu usaha agar kelompok memulai kegiatan atau
gerakan tertentu.
2. Mengatur (regulaing), yaitu tindakan untuk mengatur arah angkah kegiatan
kelompok.
6

3. Memberitahu (informating), yaitu kegiatan memberi informasi, data, fakta,


pendapat yang diperlukan.
4. Mendukung (supporting), yaitu usaha untuk menerima gagasan, pendapat,
usul, dari bawah dan menyempurnakan dengan menambah atau mengurangi
untuk diginakan dalam rangka penyelesaian tugas bersama.
5. Menilai (evaluating) yaitu tindakan untuk menguji gagasan yang muncul
atau cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuaensi-
konsekuansinya dan utnu ng ruginya.
6. Menyimpulkan (summrizing) yaitu kegiatan untuk mengumpulkan dan
merumuskan gagasan, pendapat dan usul muncul, menyingkat lalu
menyimpulkannya sebagai landasan untuk memikirkan lebih lanjut,. Lebih
lanjut keating mengatakan bahwa tugas kepemimpinan yang berhubungan
dengan kekompakan dala kelompok antara lain yaitu:
- Mendorong (encourraging) yaitu bersikap hangat, bersahabat menerima
orang-orang.
- Mengungkapkan perasaan (expressing feeling) yaitu tindakan
menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok,
seperti rasa puas, rasa senang, rasa bangga, dan ikut se-perasaan dengan
orang-orang yang dipimpinnya pada waktu mengalami kesulitan,
kegagalan, dan lain-lain.
- Mendamaikan (harmonozing) yaitu tindakan mempertemukan dan
mendamaikan pendapat pendapat yang berbeda dan menurunkan orang-
orang yang bersitegang satu sama lain.
- Mengalah (compromizing) yaitu kemampuan untuk mengubah perassan
orang-orang yang dipimipinnya.
- Memperlancar (gatekeeping) yaitu kesediaan membantu mempermudah
keikutsertaan para anggota dalam kelompok, sehingga semua secaa
ikhlas menyumbangkandan mengungkapkan gagasan-gagasa.
- Memasang aturan main (setting standarts) yaitu tindakan
menyampaikan aturan dan tata tertib yang membantu kehidupan
kelompok.
7

D. Revolusi Industry 4.0


a. Pengertian Revolusi Industri

Revolusi Industri terjadi pada periode antara tahun 1760-1850 di mana terjadinya


perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan,
transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi ini menyebabkan
terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan
manusia. Singkatnya, revolusi industri adalah masa pekerjaan manusia di berbagai
bidang mulai digantikan oleh mesin. Revolusi Industri dimulai dari Britania
Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang,
dan menyebar ke seluruh dunia.

Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia,
hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri,
khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-
rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad
setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia
meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh
pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya
dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang
berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi
sebelumnya".

Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para


pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri. Faktor kunci yang turut
mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain:

(1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan


penyatuan Inggris dan Skotlandia,
(2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia,
(3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak),
(4) sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham
gabungan perusahaan (korporasi),
8

(5) adanya pasar bebas (kapitalisme).

b. Tahapan Revolusi Industri


a. Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri 1.0 dimulai pada abad ke-18 melalui penggunaan tenaga
uap dan mekanisasi produksi. Sebelum memproduksi benang pada roda
pemintal sederhana, versi mekanis mencapai delapan kali volume dalam
waktu yang sama. Tenaga uap sudah dikenal. Penggunaannya untuk tujuan
industri merupakan terobosan terbesar untuk meningkatkan produktivitas
manusia. Alih-alih menenun memakai alat tenun yang ditenagai oleh otot,
mesin uap dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga. Perkembangan
seperti kapal uap atau lokomotif bertenaga uap, membawa perubahan besar
lebih lanjut. Manusia dan barang dapat berpindah jarak yang jauh dalam
beberapa jam.
b. Revolusi Industri 2.0
Revolusi Industri 2.0 dimulai pada abad ke-19 melalui penemuan listrik dan
jalur produksi perakitan. Henry Ford (1863-1947) mengambil ide produksi
massal dari sebuah rumah jagal di Chicago, saat melihat babi-babi
digantung di ban berjalan dan setiap tukang daging hanya melakukan
sebagian tugas menyembelih hewan. Henry Ford menerapkan prinsip-
prinsip ini ke dalam produksi mobil dan secara drastis mengubahnya dalam
prosesnya. Sebelum satu stasiun merakit seluruh mobil, sekarang kendaraan
diproduksi secara parsial di ban berjalan. Hal ini jauh lebih cepat dan
memakan biaya lebih rendah.
c. Revolusi Industri 3.0
Revolusi Industri 3.0 dimulai pada tahun 70-an, melalui otomatisasi parsial
menggunakan kontrol dan komputer yang dapat diprogram memori. Sejak
diperkenalkannya teknologi ini, perusahaan dapat mengotomatiskan seluruh
proses produksi tanpa bantuan manusia. Contoh yang diketahui dari hal ini
adalah robot, yang melakukan urutan terprogram tanpa campur tangan
manusia.
d. Revolusi Industri 4.0
9

Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan penerapan teknologi informasi dan


komunikasi pada industri. Sistem produksi yang sudah memiliki teknologi
komputer, yang diperluas dengan koneksi jaringan dan memiliki kembaran
digital di Internet. Ini memungkinkan komunikasi dengan fasilitas lain dan
Jaringan semua sistem mengarah ke "sistem produksi fisik-cyber". Karena
itu, muncul istilah "pabrik pintar", di mana sistem produksi, komponen, dan
orang, berkomunikasi melalui jaringan dan produksi hampir otonom.

c. Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 atau yang sering disebut dengan cyber physical
system merupakan revolusi yang menitikberatkan pada otomatisasi serta
kolaborasi antara teknologi saber. Revolusi 4.0 ini sendiri muncul di abad ke-21
dengan ciri utama yang ada adalah penggabungan antara informasi serta teknologi
komunikasi ke dalam bidang industri.
Dengan kemunculan revolusi ini, mengubah banyak hal di berbagai
sektor. Dimana yang pada awalnya membutuhkan banyak pekerja untuk
menjalankan operasionalnya, sekarang digantikan dengan penggunaan mesin
teknologi.
Menurut Kanselir Jerman yaitu Angela Merkel pada tahun 2014 yang
menyatakan arti dari revolusi industri 4.0 sebagai sebuah transformasi
komprehensif dari segala aspek produksi yang terjadi di dunia industri melalui
penggabungan antara teknologi digital serta internet dengan industri
konvensional. Selain itu, menurut Schlechtendahl dkk (2015) mendefinisikan
revolusi industri yang menekankan pada unsur kecepatan dari ketersediaan sebuah
informasi, yaitu sebuah lingkungan industri dimana seluruh entitasnya dapat
selalu terhubung serta mampu berbagai informasi dengan mudah antara satu sama
lain.
Revolusi Industri 4.0 adalah era yang saat ini kita jalani di mana
pengembangan teknologi lebih lanjut seperti internet,  komputerisasi, icrochip, 
10

IoT, kecerdasan buatan (AI), machine learning, deep learning, cloud,


analytics, bahkan kendaraan otonom merevolusi setiap proses mulai dari
produksi hingga distribusi dan berfokus kepada keberlanjutan (Sustainability).

d. Dampak revolusi industry 4.0


1. Dampak positif
a. Kemudahan dalam mengakses informasi dikarenakan dapat
menggunakan gadget maupun teknologi lainnya.
b. Efektivitas dalam bidang produksi dengan mengganti tenaga manusia
yang ada dan menggantinya dengan teknologi mesin. Selain mengurangi
biaya produksi karena mengurangi penggunaan tenaga kerja, dengan
menggunakan teknologi dapat meningkatkan hasil produksi.
c. Dapat meningkatkan pendapatan nasional karena dapat memproduksi
barang dalam waktu yang relatif singkat dengan kualitas yang baik.
d. Peningkatan peluang kerja bagi tenaga ahli, hal ini dikarenakan walaupun
menggunakan mesin tetap saja membutuhkan tenaga ahli manusia untuk
menggerakkannya.
2. Dampak Negatif
a. Lebih rentan terhadap serangan siber, hal ini dikarenakan proses
produksinya menggunakan mesin teknologi, oleh sebab sangat penting
untuk memiliki sistem keamanan yang baik.
b. Butuh biaya besar dalam investasi alat serta pekerja, hal ini dikarenakan
harus mengeluarkan uang untuk membeli alat terlebih dahulu serta
pelatihan keterampilan pegawai agar dapat menjalankannya.
c. Adanya urbanisasi, dimana meningkatnya jumlah populasi masyarakat
yang ada di kota besar.
d. Berdampak untuk lingkungan, hal ini dikarenakan dengan penggunaan
mesin yang ada dapat menghasilkan polusi udara, limbah dalam jumlah
besar, serta hal negatif lainnya yang dapat merusak lingkungan.
11

e. Fungsi kepemimpinan di era Revolusi Industri 4.0

Saat ini kita sudah mulai memasuki revolusi industri yang keempat.
Revolusi industri kali Ini sangatlah berbeda dari yang sebelumnya, saat ini kita
akan bisa mendesain dunia dan mengubah realitas di sekitar kita dengan
perubahan secara atom dan molekul, perubahan secara nano teknologi, ditambah
dengan segala sesuatunya di dunia yang terkoneksi dengan Internet. Di revolusi
industri 4.0 ini segala sesuatu menjadi transparan dan perbedaan akan satu produk
dengan produk yang lain akan terlihat jelas dan hanya yang terbaiklah yang akan
bertahan.

Persaingan dunia yang semakin ketat disertai perkembangan dunia dalam


bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin maju, mau tidak
mau menuntut kita untuk beradaptasi sesuai dengan tuntutannya. Kita dipaksa
oleh zaman untuk hidup menurut pola yang tercipta.

Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat memiliki kemampuan bergerak


sangat cepat di dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
pengaruhnya bisa dirasakan oleh negara dan bagian dunia lain.

Ciri ciri Era Revolusi industri 4.0 adalah pertama robot outomation yaitu
artinya proses produksi tidak lagi mengandalkan massa (jumlah manusia) namun
digantikan dengan sistem robot. Hal ini dikarenakan dengan sistem robot dapat
lebih bekerja efektif dan efisien dibandingan jika diakukan oleh manusia. Ciri ke
dua adalah 3D printer yang memungkin mencetak tidak lagi hanya untuk object
2D namun sekarang rumah pun sudah dapat dicetak menggunakan mesin 3D
printer. Ciri ke tiga adalah internet of thing yaitu kecepatan yang dikendalikan
oleh internet. Saat ini semua pekerjaan hampir semua terhubung dengna koneksi
internet. Ciri ke empat adalah big data. Pernahkah kita disodori oleh iklan
mengenai barang barang kesukaan kita? Bagaimana sistem itu tahu karena
terdapat sebuah data yang mengkoleksi informasi kita. Oleh karena itu pemimpin
di era revoluasi industri 4.0 selain harus memiliki kemampuan adaptasi juga
12

harus memiliki kepekaan /kemampuan untuk melihat peluang peluang baru yang
dapat dikembangkan dengan terjadinya era robot automation ini.

Gejala gejala transformasi industri 4.0 yang dapat muncul saat ini dapat
dilihat seperti sektor retail sudah diganti dengan e-commerce. Dengan bonus
demografi yang terjadi di indonesia, pemimpin harus mampu melihat tantangan
era revolusi ini menjadi sebuah peluang bagi bangsa indonesia. Kita tahu bahwa
pertumbuhan digital marketing seperti e- commerce berkembang sangat pesat 10
tahun terakhir dan menjadi salah satu industri paling kompetitif di indonesia.
Pekembangan ini turut meningkatkan pengguna internet di indonesia. Selain e-
commerce transportasi saat ini juga muncul adaya transportasi online. Saat ini
perusahaan transportasi tidak harus memiliki kendaraan sendiri melainkan
menjalin mitra dengan para pemilik kendaraan, seperti telah dijelaskan di atas
bahwa salah satu ciri era revolusi industri adalah kolaborasi. Berikutnya adalah
pekerja pabrik sudah diganti dengan teknologi robot, surat sudah diganti dengan
message service seperti whatsapp, surat elektronik atau email, rumah produksi
sekarang diganti dengan muculnya pembuat konten elektronik di youtube. Nah di
bidang pendidikan sendiri kita sudah banyak melihat dimana sumber atau konten
belajar bidang apapun sudah dapat dengan mudah diakses, gratis melalui koneksi
internet kapanpun dan dimanapun. Dari data menunjukkan bahwa saat ini
peralatan kita saat ini 30 persen dikendalikan oleh teknologi. Data menunjukkkan
bahwa Jumlah penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) mencapai
183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7% dari total populasi.

Buat Anda yang dapat beradaptasi dengan mengadaptasi skill dan


mentalitas baru dengan cepat, revolusi industri 4.0 ini bisa jadi merupakan
peluang emas bagi Anda untuk menjadi pemain baru yang dapat diperhitungkan.
Siklus sukses dan gagal di dalam bisnis juga semakin cepat terjadi dibandingkan
sebelumnya.

Revolusi Industri 4.0 yang tengah berlangsung saat ini akan membawa
banyak perubahan pada sektor bisnis, termasuk internal perusahaan. Pasalnya,
13

semua akan serba berbasis IT sehingga akan berdampak juga pada perubahan gaya
kepemimpinan yang cocok untuk sebuah tim dan perusahaan.

Untuk itu, dibutuhkan pemimpin yang mampu membuat kebijakan-


kebijakan penting untuk bersaing dengan perkembangan zaman. Bila Anda adalah
salah satu leader atau pemimpin bisnis yang tak ingin ketinggalan di era revolusi
industri 4.0 ini, maka Anda perlu mengikuti tips di bawah ini.

1. Miliki kemampuan dasar menjadi leader Penting bagi seorang pemimpin


bisnis untuk bisa berkomunikasi dengan baik kepada tim. Sampaikan tujuan,
visi dan misi Anda ke depan kepada tim dengan cara yang mudah dipahami,
serta yakinkan tim dapat mengikuti semua itu.
2. Cepat mengambil keputusan Era Revolusi Industri 4.0 berkaitan erat dengan
teknologi dan digitalisasi. Semuanya kini bergerak sangat cepat. Sudah tak
ada lagi pemimpin yang menunggu laporan dari bawahan dan menganalisa
suatu kondisi setelah seminggu lamanya. Saat ini, pemimpin perlu bergerak
cepat, bahkan bila perlu turun langsung ke lapangan.
3. Pilih dan bangun tim Anda sendiri Di tengah pergantian massa dari manusia
ke mesin sejatinya benar-benar terjadi di era revolusi industri 4.0 ini.
Hampir seluruh pekerjaan sudah bisa diambil alih oleh mesin sehingga
sumber daya manusia yang perlu dipekerjakan mulai berkurang. Hal ini
tentu berdampak pada pembentukan tim di sebuah perusahaan

Menjadi pemimpin sebuah perusahaan memang tak akan mudah.


Berbagai tantangan harus dihadapi. Lebih lagi, seorang pemimpin harus cepat
beradaptasi pada berbagai perubahan, termasuk iklim bisnis. Leader dan
organisasi yang tidak beradaptasi dengan cepat dari pemikiran tradisional akan
punah. Perusahaan yang bergerilya yang terkoneksi, berkolaborasi, yang terus
belajar, terbuka akan perubahan, yang memiliki tim yang bergairah dan semangat
maju, yang memiliki dan mengadaptasi teknologi atau cara yang lebih maju akan
menjadi pimpinan di Industrinya. Leader juga harus berani, mau menerima,
mendorong, dan memotivasi tim untuk memberikan feedback terhadap
14

kepemimpinannya demi kemajuan bersama. Akan lebih baik ketika leader juga
dapat menantang dirinya untuk keluar dari zona nyaman dengan
melakukan coaching dan menerima feedback dari orang diluar organisasi.
BAB III

KESIMPULAN

A. SIMPULAN
Kepemimpin yang dibutuhkan khususnya dalam dunia pendidikan di
indonesia yang seharus dimiliki di era revolusi industri 4.0 adalah pertama
Pemimpin harus jujur,berani, mau menerima, mendorong, dan memotivasi tim
untuk memberikan feedback terhadap kepemimpinannya demi kemajuan bersama.
Kedua pemimpin juga harus kreatif, mampu membaca peluang terhadap segala
perubahan yang terjadi akibat dari revolusi industri 4.0. Ketiga Pemimpin harus
berpikir cepat dan tanggap terhadap segala perubahan, memiliki arah tujuan yang
jelas, dan mampu mampu memberikan rasa aman, nyaman terhadap orang yang
dipimpinnya. Keempat pemimpin harus mampu mengembangkan potensi potensi
yang ada, memanajamen resiko. Kelima Pemimpin harus mampu memberikan
keteladanan baik ahlak, sikap dan perilaku kepada yang dipimpinnya. Ke enam
pemimpin harus dapat membawa siapa yang dipimpinnya menuju arah yang lebih
baik. Ke tujuh mampu melakukan lompatan, berpIkir jauh, visioner, tidak cukup
hanya mengikuti perkembangan jaman namun mampu membawa organisasi yang
dibawahinya menjadi acuan dan tuntunan bagi yang lain. Sehingga tidak akan
terustertinggal.

B. SARAN
Dengan perkembangan rvolusi yang sangat cepat diharapkan guru-guru
dan tenaga kependidikan dapat mengikuti perkembangannya dengan belajar
kemajuan teknologi sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga dapat memberikan
pembelajaran yang terbaik untuk siswa disekolah.
16
DAFTAR PUSTAKA

Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka


Pelajar, 2004).
Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang :
Bumi Aksara, 1994).
Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, (bandung : Alfabeta, 2010)
Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung,
1983
I. Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung,
1983).
Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-sumber Benih
Kecerdasan, 1981)
Manan, Suherman , Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986).
Maman Ukas , , Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa
Promo, 1999), h. 253.
Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir,
(Surabaya : 1982).
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya,
1996). h. 88.
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung : Angkasa, 1983).
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995).
http://terasmakalah.blogspot.com/2011/02/kepemimpinan-dalam-manajemen-
pendidikan.html

17

Anda mungkin juga menyukai