Anda di halaman 1dari 7

DR. K.H.

ABDURRAHMAN
WAHID
Kelompok
Azza
Saaiq
Ismaya
Zahra
Biografi
Dr. K.H. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah tokoh Muslim
Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia keempat dari
tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999. Wikipedia
Kelahiran: 7 September 1940, Denanyar
Meninggal: 30 Desember 2009, Jakarta
Masa kepresidenan: 20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001
Anak: Yenny Wahid, Inayah Wulandari, Alissa Qotrunnada, Anita Hayatunnufus
Pasangan: Sinta Nuriyah (m. 1968–2009)
Kakek-Nenek: Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari, Bisri Syansuri, Nafiqoh
Saudara kandung: Salahuddin Wahid, Lily Chodidjah Wahid, Aisyah Hamid Baidlowi
Gus Dur
Jadikan tahun baru Imlek
hari libur

Merawat paham
Perjuangan kebangsaan di tubuh NU

untuk Jadikan Kong Hu Cu agama


yang diakui
kemerdekaan
indonesia Sejahterakan PNS

Berusaha menghapus
diskriminasi terhadap PKI
Pendidikan

Jenjang pendidikan SD Gus Dur belajar di Jakarta, yakni menimba ilmu di Sekolah Dasar (SD)
KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. pada tahun 1953, Gus Dur dikirim oleh orang
tuanya untuk belajar di Yogyakarta. Untuk masuk ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama
(SMEP) Gowongan, sekaligus menetap di Pesantren Krapyak.

SMEP merupakan sekolah formal yang dikelola oleh Gereja Katolik Roma. Sekolah tersebut
banyak menggunakan kurikulum yang sekuler, dan dari sekolah tersebut Gus Dur pertama kali
belajar bahasa Inggris. Karena Gus Dur merasa kurang leluasa aktivitasnya selama berada
dalam dunia pesantren, akhirnya Gus Dur meminta pindah ke kota dan menetap di Rumah H.
Junaedi yang merupakan salah seorang pimpinan lokal Muhammadiyah sekaligus orang yang
sangat berpengaruh di SMEP. Setelah menghabiskan waktunya selama dua tahun di Pesantren
Tegalrejo, Magelang, kemudian berpindah kembali ke Jombang dan menetap di pesantren milik
pamannya yaitu KH. Abdul Fatah Tambak Beras hingga Gus Dur berusia 20 tahun.
Kata Kata Mutiara

Dalam hidup nyata dan dalam


perjuangan yang tak mudah, kita bukan
tokoh dongeng dan mitos yang gagah
berani dan penuh sifat kepahlawanan.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai