Anda di halaman 1dari 31

EFEKTIFITAS TELENURSING SI KASIH (SISTEM

INFORMASI KONDISI PASIEN HARIAN) TERHADAP


KECEMASAN KELUARGA PASIEN ISOLASI COVID 19

Studi Eksperimental Manajemen Tata Laksana Covid 19

PPNI RESEACH AWARD


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh PPNI Reseach Award

oleh
1. EVIWINDHA SUARA, NIRA : 33740011634
2. ZUHROTUN ALIYAH, NIRA : 33740011756

DEWAN PENGURUS WILAYAH


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
2022
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan
saya sendiri, Eviwindha Suara NIRA 33740011634. Didalam penelitian ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan atau dipublikasikan disuatu perguruan tinggi
dan lembaga lainnya, serta tidak terdapat unsur – unsur yang tergolong plagiarism
sebagaimana dimaksud dalam Permendiknas No. 17 Tahun 2010. Pengetahuan
yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan,
sumbernya dijelaskan didalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 17 Maret 2022

Eviwindha Suara
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Evwindha Suara
Tempat Tanggal lain : Pekalongan, 14 September 2022
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Orang Tua : Sukamto
Nama Suami : Andreyana Setiawan
B. Riwayat Penididikan

No Riwayat Pendidikan Tahun Lulus


1 SD Dororejo 1 Pekalongan 1994
2 SMP Doro 1 Pekalongan 1997
3 SMA Doro 1 Pekalongan 2000
4 Poltekes Kemenkes Semarang Prodi 2003
Pekalongan
5 Ners Universitas Muhammadiyah 2006
Semarang
6 Magister Keperawatan Fakultas 2017
Kedokteran Universitas Diponegoro

C. Riwayat Pekerjaan

No Riwayat Pekerjaan Tahun


1 RSUD Tugurejo Semarang 2006 sampai sekarang

D. Riwayat Publikasi terkait


EFEKTIFITAS TELENURSING SI KASIH (SISTEM INFORMASI
KONDISI PASIEN HARIAN) UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN
KELUARGA PASIEN ISOLASI COVID 19

Eviwindha Suara, Zuhrotun Aliyah

RINGKASAN PENELITIAN

Covid 19 adalah penyakit baru yang terjadi dan menimbulkan pandemi


diseluruh dunia. informasi tentang covid 19 yang simpang siur, serta adanya
informasi tentang penangan pasien diruang covid yang tidak sesuai menjadikan
keluarga pasien merasa khawatir dan cemas akan kondisi pasien. Respon keluarga
pasien yang mengalami kekhawatiran dan kecemasan pada ketidakpastian kondisi
dari pasien yang dilakukan perawatan diruang isolasi covid 19 akan menimbulkan
rasa curiga dan ketidakpuasan akan asuhan keperawatan yang diberikan dan akan
menimbulkan komplain dari keluarga pasien.
Penelitian ini memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi yang
bertujuan untuk mengurangi kontak fisik antara perawat dan keluarga pasien.
Telehealt dan telenursing digunakan sebagai sarana pemanfaatan teknologi
informasi untuk memudahkan pelayanan kesehatan pada masa pandemi untuk
menghidarkan dampak penyebaran covid 19.
Proses penelitian ini berupa pemberian informasi akan kondisi pasien
diruang isolasi covid 19 kepada keluarga pasien setiap hari melalui whatapp.
Informasi yang diberikan berupa kondisi umum, hasil pemeriksaan penunjang dan
pemeriksaan yang akan dilakukan pasien. Informasi yang akurat tentang kondisi
pasien setiap hari, diharapkan akan menurunkan tingkat kecemasan keluarga
pasien.
Prosedur penelitian dilakukan dengan menilai kecemasan keluarga
pasien saat pasien baru masuk ruangan, selanjutnya akan diberikan intervensi
telenursing sikasih setiap hari dan kemudian dilakukan evaluasi tingkat
kecemasan pada hari ke 3 dan ke 5. Analisa akan dilakukan apakah ada pengaruh
dari telenursing Si Kasih terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien. Kecemasan
keluarga yang menurun akan meningkatkan kepuasan pada asuhan keperawatan.

Kata Kunci : Kecemasan, Telenursing Si Kasih , Covid 19,


KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “EFEKTIFITAS
TELENURSING SI KASIH (SISTEM INFORMASI KONDISI PASIEN
HARIAN) UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN KELUARGA PASIEN
ISOLASI COVID 19”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. Di dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulisan tesis ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang sebesar
besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :
1. dr. Prihatin Iman Nurgroho, Sp.P selaku Plt Direktur RSUD Tugurejo
Semarang
2. Kurnia Yuliastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku kepala bidang keperawatan.
3. Doto Widayanto, S.Kep.,Ns selaku ketua PPNI DPK RSUD Tugurejo
Semarang
4. Seluruh Perawat Amarilis 1, Amarailis 2, Amarilis 3 dan kenanga.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran
beserta kritikan yang membangun sangat diharapkan. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi kita semua

Seamarang, 17 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ii
RINGKASAN PENELITIAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR BAGAN vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB 1. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................... 2
C.
Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D.
Urgensi Penelitian ........................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN TEORI
A.
Kecemasan...................................................................................... 4
B.
Isolasi Covid 19.............................................................................. 6
C.
Telenursing .................................................................................... 6
D.
Kerangka Teori............................................................................... 8
E.
Hipotesis......................................................................................... 8
BAB 3. METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian............................................................. ....... 9
B.
Populasi dan Sample...................................................................... 9
C.
Definisi Operasional...................................................................... 9
D.
Bagan Alur Penelitian................................................................... 10
E.
Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 11
F.
Teknik Pengumpulan Data............................................................ 11
G.
Pengolahan dan Analisa Data ...................................................... 12
H.
Etika Penelitian............................................................................. 12
BAB 4. ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A.
Anggaran Biaya............................................................................ 14
B.
Jadwal Pelaksanaan .................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman


Tabel 3.1 Definisi Operasional 11
Tabel 4.1 TAnggaran Penelitian 14
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian 15
DAFTAR BAGAN

No Judul Tabel Halaman


Bagan 2.1 Kerangka Teori 7
Bagan 3.1 Alur Penelitian 12
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penyataan dari kertua DPK PPNI RSUD Tugurejo Semarang
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Penelitian
Lampiran 4. Susunan Organisasi Tim Penelitian dan Pembagian Tugas
Lampiran 5. Biodata Ketua dan Anggota Penelitian
Lampiran 6. Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
COVID-19 adalah infeksi yang disebabkan oleh virus corona diidentifikasi
sebagai SARS-CoV-2, pertama kali terlihat di Antara 31 Desember 2019 dan
3 Januari 2020 di Hubey, Cina (1). Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO
menetapkan terjadi Pandemi COVID-19 (2). Data pada tanggal 2 Maret 2022,
di seluruh dunia terdapat 437 juta penduduk terkonfirmasi covid 19,
sedangkan di Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid 19 sebesar
5.589.176, dilakukan rawat inap sebesar 539.214 pasien (3).
Penularan dari Covid 19 melalui droplet dari batuk dan bersin, sehingga
pasien yang terkonfirmasi Covid 19 diharuskan untuk melakukan isolasi (4).
Pasien covid 19 yang membutuhkan perawatan rawat inap ditempatkan di
ruang isolasi (4), sehingga keluarga pasien tidak diperbolehkan untuk kontak
langsung dengan pasien. Ketidakpastian kondisi pasien dan kurangnya
informasi kondisi pasien di ruang isolasi membuat keluarga pasien mengalami
kekhawatiran, didukung dengan pemberitaan media tentang perawatan diruang
isolasi yang simpang siur menambah kekhawatiran dan kecemasan dari
keluarga pasien terhadap salah satu anggota keluarganya yang dilakukan
perawatan diruang isolasi covid 19.
Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang
sering disertai dengan gejala psikologis. Kecemasan dapat terjadi seumur
hidup dan dalam berbagai kondisi. Kecemasan dapat ditandai dengan adanya
gelisah, tegang, khawatir, gemetar, denyut jantung cepat, tidak dapat
memusatkan perhatian, menjadi gagap atau tremor dan tidak dapat tidur
dengan nyenyak (5) Keluarga yang di rawat diruang isolasi dapat menjadi
penyebab kecemasan dan berdampak pada kesehatan (6).
Dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap keluarga pasien yang
dirawat di ruang isolasi di RSUD Tugurejo Semarang pada tanggal 2 Januari
2022 didapatkan hasil dari 10 orang keluarga pasien yang di rawat di ruang

1
perawatan isolasi ada 10 (100%) orang keluarga yang mengatakan cemas
terhadap kondisi dari anggota keluarga yang dirawat.
Dampak dari Kecemasan dapat mempengaruhi fungsi beberapa sistem dan
proses dalam tubuh, termasuk sistem imun, kardiovaskular, dan reproduksi,
serta pencernaan dan metabolisme bahan makanan. Mereka yang mengalami
stres akan meliputi gangguan seperti gangguan pada sistem pencernaan, sakit
kepala, kerusakan pada kulit, hipertensi, ansietas dan depresi (6).
Kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan memerlukan strategi multi-segi
untuk mendukung kondisi tersebut sesuai yang direkomendasikan oleh para
ahli (7).
Telenursing mengacu pada layanan perawatan menggunakan aplikasi
teknologi baru untuk meningkatkan perawatan setiap kali ada jarak fisik antara
perawat dan pasien (8). Aspek dari sistem telenursing adalah telecounceling,
telediagnosis dan telemonitoring, selain itu pendidikan dan informasi jarak
jauh dari tenaga profesional ke pasien (9). Telenursing dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien
terkini dan memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menjawab
pertanyaan dan edukasi mengenai kondisi pasien. Edukasi dan informasi yang
diberikan oleh perawat kepada keluarga terhadap kondisi pasien terkini
diharapkan dapat menurunkan tingkat kecemasan dan menjadi kebutuhan yang
tidak dapat diabaikan (10).

B. Rumusan Masalah
Penelitian mengenai pemanfaatan teknologi berupa telenursing kepada
keluarga pasien masihlah jarang dilakukan. Penelitian oleh Shahabi 2022 pada
pasien diabetes menyatakan bahwa telenursing terhadap keluarga efektif untuk
kepatuhan pengobatan pasien, Penelitian (Elsayed Farid Amr et al., 2021)
pada keluarga pasien covid 19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah
menyatakan bahwa penggunaan telenursing efektif dalam mengurangi beban,
meningkatkan pengetahuan tentang covid 19 dan meningkatkan strategi
koping antara keluarga dan pasien, sedangkan penelitian telenursing untuk

2
infomasi kondisi pasien kepada keluarga pasien belum pernah dilakukan di
indonesia.
Dari uraian latar belakang penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Efektifitas telenursing Sikasih ( Sistem Informasi Kondisi Pasien
Harian) terhadap tingkat kecemasan keluarga di ruang Isolasi RSUD Tugurejo
Semarang”.

C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh telenursing Sikasih ( Sistem Informasi Kondisi
Pasien Harian) terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien yang dilakukan
rawat inap diruang isolasi covid 19.

D. Urgensi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan mampu mencari jalan keluar
dalam kekhawatiran dan kecemasan keluarga pasien untuk mencarri informasi
tentang kondisi pasien yang dilakukan perawatan diruang isolasi covid 19.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kecemasan
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal
terhadapstress psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti bagi
individu. Kecemasan sering digambarkan sebagai perasaan yang tidak pasti,
ragu-ragu, tidak berdaya, gelisah, kekhawatiran, tidak tentram yang sering
disertai keluhan fisik (11)
Keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari kepala keluarga dan
anggotanya dalam ikatan nikah ataupun nasab yang hidup dalam satu tempat
tinggal, memiliki aturan yang ditaati secara bersama dan mampu

3
mempengaruhi antar anggotanya serta memiliki tujuan dan progam yang jelas.
Keluarga ini terdiri atas ayah, ibu, anak, saudara dan kerabat lainya (12)
Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami gangguan
kesehatan atau dalam keadaan sakit (6) Kecemasan yang terjadi tidak saja
dialami oleh seorang pasien tetapi dapat juga dialami oleh keluarga yang
anggota keluarganya dirawat di rumah sakit.(6).
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kecemasan keluarga pasien
merupakan kecemasan yang timbul pada keluarga pasien yang salah satu
anggota keluarganya dirawat di rumah sakit.
Tanda dan gejala kecemasan keluarga yang ditunjukkan atau dikemukakan
oleh seseorang bervariasi yaitu: perilaku keluarga yang sering bertanya tentang
kondisi anggota keluarganya, bertanya dengan pertanyaan diulang-ulang,
berkunjung diluar jam kunjung, dan keluarga takut kehilangan. Menurut (13)
respon kecemasan dapat berupa perilaku gerakan tubuhnya, misalnya
gerakanya tersentak-sentak, cara bicara berlebihan dan cepat, penderita
kelihatan normal tetapi memiliki perasaan tidak aman. Respon emosi juga
mengalami gangguan, merasa menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut,
gugup, suka cita berlebihan, ketidak berdayaan meningkat secara menetap,
ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan
tidak kuat, ketakutan, distress, khawatir, prihatin.
Tingkatan kecemasan menurut Townsend (2005) dalam (14) terdapat
empat tingkat kecemasan yaitu kecemasan ringan berhubunngan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebebkan seseorang menjadi
waspada. Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan
pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu
yang terarah. Manifestasi yang muncul yaitu kelelahan meningkat, denyut
jantung, dan pernafasan meningkat, ketengangan otot meningkat, bicara cepat
degan volume tinggi, mampu untuk belajar namun tidak fokus pada rangsang
yang tidak menambah kecemasan, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah
lupa, marah dan menangis. Kecemasan sedang cenderung untuk memusatkan

4
perhatian pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir
tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk
memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul adalah
mengeluh pusing, sakit kepala mual tidak dapat tidur (insomnia), sering
kencing, diare, palpitasi, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada
dirinya sendiri, perasaan tidak berdaya, binggung dan disorentasi. Panik
berhubungan dengan terperangah, ketakutan, terror karena mengalami
kehilangan kendali.Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan pengarahan. Panik dapat mengakibatkan peningkatan
motorik, penurunan kemampuan berhubungan dengan orang lain dan tidak
mampu berfikir rasional.

B. Isolasi Covid 19
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang
yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat
dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19.
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci
tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan etika
batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan
hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang
menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu,
menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di
fasilitas kesehatan dengan isolasi pasien covid 19(15)
Ruang isolasi dimaksudkan sebagai ruang pemisah pasien Covid-19 dalam
mencegah meluasnya infeksi yang kemungkinan terjadi terhadap petugas
medis, pasien-pasien lain, dan anggota keluarganya sendiri baik di lingkungan
rumah sakit ataupun tempat tinggal pasien tersebut (16)

C. Telenursing

5
Menurut WHO, telehealth adalah pemberian pelayanan kesehatan, dimana
terdapat jarak fisik antara profesional pemberi layanan dan pelanggan,
pelayanan kesehatan diberikan dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti konferensi video, dan sistem monitoring jarak jauh untuk
mendapatkan informasi yang valid sehingga dapat menegakkan diagnosa,
melakukan intervensi dan mencegah penyakit atau kecelakaan, penelitian dan
evaluasi, serta untuk pendidikan berkelanjutan bagi pemberi pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dan
komunitas (17–20). Telehealth kemudian diperluas lebih lanjut dengan
berbagai layanan seperti telenursing, teleconsultation, telediagnosis,
telemonitoring (21)(22).(2)
Metode pemberian telenursing berbeda pada media yang digunakan
yaitu penggunaan teknologi dan mungkin memerlukan kompetensi yang
terkait dengan penggunaannya untuk memberikan asuhan keperawatan, tetapi
proses keperawatan dan ruang lingkup praktik tidak berbeda (22) Seorang
petugas keperawatan memberikan layanannya secara terus menerus sesuai
proses keperawatan dari pengkajian, merencanakan, mengintervensi, dan
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan, tetapi mereka melakukannya
menggunakan teknologi seperti internet, komputer, telepon, alat penilaian
digital, dan peralatan telemonitoring , melalui koneksi menggunakan jaringan
pribadi, situs layanan pasien kesehatan berbasis web, pengawasan tepat waktu
yang diprogram(22).

D. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori

Tidak adanya Keluarga


Pasien Covid Rawat Inap di Infomasi Pasien
19 Ruang Isolasi kondisi pasien

Informasi kondisi pasien Sikasih Kecemasan


terkini
(Sistem Informasi
Kondisi Pasien Harian
6
E. Hipotesis
Telenursing Sikasih (Sistem Informasi Kondisi Pasien Harian) efektif
untuk menurunkan kecemasan pada keluarga pasien Covid 19 yang dirawat
diruang Isolasi.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pre-experiment dengan pendekatan
dalam satu kelompok (one-group pre-post test design without control).
Sebelum diberikan telenurshing sikasih, responden akan dilakukan (pre-test)
dan sesudah diberikan intervensi telenurshing sikasih dilakukan (post-test)
atau pengukuran kembali setelah diberikan intervensi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang isolasi RSUD Tugurejo Semarang.


Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2022.

C. Populasi dan Sample


Populasi dalam penelitian ini keluarga pasien covid-19 yang dilakukan
rawat inap di ruang isolasi di rumah sakit. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data
dengan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Kriteria inklusi
a. Bersedia menjadi responden
b. Responden merupakan keluarga pasien rawat inap di ruang isolasi
c.
Responden yang mempunyai media telenurshing

7
2. Kriteris eksklusi
a. Responden mengundurkan diri saat proses penelitian
b. Respoden tidak kooperatif
Penentuan besar sampel:
n = N.z2.p.q
d(N-1)+z.p.q
n = 250 (1,96)2.0,5.0,5
0,05(250-1)+1,96.0,5.0,5
n= 240,1
12,45+0,49
n = 240,1
13,43
n = 17,88
n= dibulatkan menjadi 18 responden. Untuk mengantisipasi droup out
maka sampel yang diperoleh ditambahkan 10% dari jumlah sampel. Sehingga
untuk sampel yang digunakan 18 responden ditambah 10% menjadi 20
responden. Jadi jumlah sampel yang digunakan pada masing-masing kelopok
20 responden. Kelompok intervensi 20 responden dan kelompok kontrol 20
responden.
Keterangan : n : jumlah sampel N : jumlah populasi z : nilai standar
normal untuk a= 0,05 (z=1,96) p : perkiraaan proporsi 50% (0,5) q : 1-p(0,5) d
: tingkat kesalahan (0,05)

D. Teknik Pengumpulan Data

Rencana pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Tahap persiapan; diawali dengan review kepustakaan dan jurnal-jurnal


hasil penelitian sebelumnya, melaksanakan studi pendahuluan, kemudian
menentukan kueisoner yang akan digunakan untuk pengambilan data
selanjutnya menyusun proposal; dan perijinan pada tempat penelitian dan
melakukan etical clerence.

8
2.
Tahap pelaksanaan; pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan bulan
Maret sampai dengan April 2022. Sebelum intervensi diberikan, peneliti
melakukan informed concent kepada responden.
3.
Pengambilan data demografi dan data tentang kecemasan responden
diambil melalui kuesioner dengan media google form sebelum dilakukan
intervensi, kemudian responden diberi intervensi yaitu pemberian
informasi kondisi harian pasien melalui telenurshing dilakukan setiap hari
selama pasien dirawat diruang isolasi, menggunakan media WhatsApp.
Setelah 3 hari dan 5 hari kemudian dilakakukan pengukuran kembali (post
test) kecemasa pada responden. Setelah data terkumpul kemudian
dilakukan pengecekan ulang kelengkapan data, melakukan entry data,
tabulasi dan analisa data dengan bantuan komputer

4. Tahap penyusunan laporan; pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan


laporan penelitian yang berisi hasil penelitian atau teori yang ada
sebelumnya. Hasil dibuat kesimpulan serta saran sebagai tindak lanjut
hasil penelitian.

E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu telenurshing
sikasih dengan variabel terikat yaitu kecemasan keluarga pasien covid-19

F. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini ditampilkan pada tabel sebagai
berikut:

9
Tabel 2.1 Definisi Operasional
No Variabe Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
l
1 Telenur Suatu media yang - - -
sing digunakan untuk
Sikasih komunikasi dan informasi
kondisi pasien harian
jarak jauh antara
keluarga pasien Covid-19
dengan perawat
2 Kecema kecemasan merupakan Zung 1.Skor 20-44 Ordinal
san kekhawatiran keluarga SelfRating Normal
pasien covid yang Anxiety 2.Skor 45-59 :
dilakukan rawat inap di Scale Kecemasan
ruang isolasi yang tidak (SAS/SRA Ringan
jelas dan menyebar dengan S) dengan 3.Skor 60-74 :
indikator fisiologis, jumlah 20 Kecemasan
perilaku, kognitif, dan pertanyaan Sedang
afektif dalam menghadapi 4.Skor 75-80 :
ketidakpastian kondisi dari Kecemasan
pasien covid 19.. Berat

G. Bagan Alur Penelitian


Bagan desain penelitian tersebut digambarkan pada sebagai berikut :
Bagan 2.1. Alur Penelitian

Populasi Sampel penelitian Pre test


keluarga pasien Covid 19 Kecemasan

10
Purposif Sampling

Telenursing Sikasih Intervensi


(Sistem Informasi Kondisi Sikasih
Pasien Harian

H3
Post Test Kecemasan

Hasil Penelitian Pengolahan Data H5


Post Test Kecemasan

Laporan
Penelitian

H. Pengolahan dan Analisa Data


1. Analisa univariat dilakukan dengan cara menyajikan setiap variabel
penelitian yaitu karakteristik responden umur, jenis kelamin dalam
bentuk distribusi frekuensi.
2.
Analisa bivariat dilakukan dengan tujuan untuk menguji variabel-variabel
penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menguji
sebaran data yang diperoleh, peneliti menggunakan uji kenormalan data
dengan uji Shapiro Wilk karena kurang dari 50 responden. Jika data
berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan analisis data menggunakan
uji Paired t-test. Jika data tidak terdistribusi normal maka menggunaka
uji Wilcoxon Rank test.

I. Etika Penelitian
1. Informed consent
Lembar persetujuan (inforned consent) tersebut diberikan sebelum
penelitian dengan memberikan persetujuan di dalam gogle form untuk

11
menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti
maksud maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya, jika
responden bersedia menjadi responden maka mereka diharus
menandatangani lembar persetujuan dan jika subyek jika bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak calon responden.
2. Autonomy
Prinsip autonomy adalah memberikan kebebasan bagi klien untuk
menentukan keputusan sendiri apakah bersedia ikut dalam penelitian atau
tidak, tanpa ada paksaan atau pengaruh dari peneliti.
3. Anonimity
Responden dijaga kerahasiaan identitasnya selama dan sesudah penelitian
(privacy). Selama kegiatan penelitian, nama responden tidak digunakan,
melainkan menggunakan kode responden (anonymity). Peneliti juga
menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan dan hanya menggunakan
informasi tersebut untuk kegiatan penelitian (confidentiality).
4. Non maleficience
Penelitian ini tidak menimbulkan bahaya bagi responden. Peneliti
memperhatikan dan menghindari kondisi-kondisi yang akan menimbulkan
bahaya bagi responden misalnya responden merasakan kelelahan sewaktu
mengisi kuesioner.

BAB VI
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Anggaran biaya yang akan diajukan pada penelitian ini, tercantum pada tabel 4.1
sebagai berikut:

A. Anggaran Biaya

12
Anggaran biaya yang akan diajukan pada penelitian ini, tercantum pada
tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Anggaran Penelitian

No Kegiatan Volume Satuan Unit Cost Jumlah


(Rp)
1 Penyusunan
Penggadaan proposal 4 Paket 20.000 80.000
2 Pengadaan alat tulis dan flas 1 Paket 150.000 150.000
disk
3 Ijin Penelitian 1 Paket 500.000 500.000
4 Etical Clerance 1 Paket 500.000 500.000
5 Hadiah Responden 30 Paket 50.000 1.500.000
6 Analisa Data 1 Paket 500.000 500.000
7 Penyusunan Laporan hasil 1 Paket 500.000 500.000
8 Publikasi 1 Paket 1000.000 1000.000
9 Perjalanan 1 Paket 500.000 500.000
Total 5.230.000

B. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal penelitian ini, tercantum pada tabel 4.2 sebagai berikut:


Tabel 4.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan 2022

13
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Tahap persiapan
Penyusunan proposal
Pengajuan proposal
Pengajuan perijinan
2 Tahap pelaksanaan
Pengumpulan data
Analisa data
3 Tahap penyusunan
laporan
4 Publikasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Oliveira SC De, Gabrielle D, Costa DL, Maria A, Cintra DA, Francyne J, et al. Original Article Telenursing in COVID-19 times

and maternal. 2021;1–8.

14
2. Nurfallah I. Penerapan Telenursing dalam meningkatkan pelayanan keperawatan pada pasien Homecare dengan Stroke : Literatur

review Application of Telenursing in improving nursing services for Homecare patients with Stroke : Literature review.

2021;11:215–24.

3. WHO. WHO Health Emergency Dashboard. WHO Health Emergency Dashboard. 2022.

4. Hastuti N, Djanah SN. Studi Tinjauan Pustaka: Penularan Dan Pencegahan Penyebaran Covid-19. An-Nadaa J Kesehat Masy.

2020;7(2):70.

5. Rawal P, Neupane R, Singh A, Basnet P, Chapagain S, Chapagain S, et al. Anxiety among covid-19 patients during their stay in

isolation ward in a tertiary care center: A descriptive cross-sectional study. J Nepal Med Assoc. 2021 Oct;59(242):992–5.

6. Sentana AD. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang Intensif

Care RSUD Provinsi NTB Tahun 2015. J Chem Inf Model. 2016;53(9):1689–99.

7. Thombs BD, Kwakkenbos L, Levis B, Bourgeault A, Henry RS, Levis AW, et al. Effects of a multi-faceted education and support

programme on anxiety symptoms among people with systemic sclerosis and anxiety during COVID-19 (SPIN-CHAT): a two-arm

parallel, partially nested, randomised, controlled trial. Lancet Rheumatol. 2021 Jun;3(6):e427–37.

8. Asimakopoulou E. Telenursing in Clinical Practise and Education. Int J Caring Sci. 2020;13(2):781–2.

9. Ganiem LM. EFEK TELEMEDICINE PADA MASYARAKAT (Kajian Hukum Media McLuhan: Tetrad). Interak J Ilmu Komun.

2021;9(2):87–97.

10. Dehghan K, Zareipour MA, Zamaniahari S, Azari MT. Tele education in diabetic patients during coronavirus outbreak. Open

Access Maced J Med Sci. 2020;8(T1):610–2.

11. Rismawan W, Muhammad Rizal F, Kurnia A, DIII Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya Jl Cilolohan Nomor P. TINGKAT

KECEMASAN PASIEN PRE-OPERASI DI RSUD dr.SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA. Vol. 19, Jurnal Ilmu Ilmu

Keperawatan. 2019.

12. Sulaeman, Basra, Muhajirah, Hasanuddin I, Purnama J. Pengaruh Edukasi Terhadap Kecemasan Keluarga Pada Pasien Menjelang

Ajal. JIKP J Ilm Kesehat PENCERAH. 2021;10(1):21–7.

13. Donsu JD. Psikologi Keperawatan. Yogjakarta: Pustaka Baru Press; 2017.

15
14. Moji, Lydia Lautan EWS. Tingkat Kecemasan Perawat di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Nasrudin M, editor. Pekalongan

Indonesia; 2021.

15. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Serta Definisi Coronavirus Disease

(COVID-19). Germas. 2020;11–45.

16. Putra HA, Roosandriantini J. Ruang Perawatan Isolasi Sebagai Bentuk Ruang Pemisah Pasien. J Arsit dan Perenc. 2021;4(1):49–

61.

17. Heratanti N, Rambi AP, Syarifurrahman I. The Telehealth Effectiveness in Home Care Services: A Systematic Review. Str J Ilm

Kesehat. 2021;10(1):1057–65.

18. Raesi R, Shaye ZA, Saghari S, Sheikh Beig Goharrizi MA, Raei M, Hushmandi K. The impact of education through nurse-led

telephone follow-up (telenursing) on the quality of life of COVID-19 patients. J Egypt Public Health Assoc. 2021;96(1).

19. Shahabi N, Kolivand M, Salari N, Abbasi P. The effect of telenursing training based on family-centered empowerment pattern on

compliance with diet regimen in patients with diabetes mellitus type 2: a randomized clinical trial. BMC Endocr Disord.

2022;22(1):1–8.

20. Pourfarid Y, Dehghani A, Hojat M. The Effect of Self-Care Education With The Telenursing Approach On Health-Promoting

Behaviors In Multiple Sclerosis Patients During The COVID-19 Pandemic : A Clinical Trial Study. 2021;1–17.

21. Komariah M, Maulana S, Platini H, Pahria T. A scoping review of telenursing’s potential as a nursing care delivery model in lung

cancer during the COVID-19 pandemic. J Multidiscip Healthc. 2021;14:3083–92.

22. Das H, Panigrahi S, Swain D. Telenursing-an emerging concept in reducing COVID-19 hospital occupancy. Int J Community Med

Public Heal. 2021;9(1):414.

16
Lampiran 7

Biodata dan persetujuan responden


Identitas Pasien
Jenis Kelamin
 Laki – laki
 Perempuan
Umur
 0 – 1 Tahun
 2 – 10 Tahun
 11 – 19 Tahun
 20 – 45 Tahun
 45 – 60 Tahun
 > 60 Tahun
Pekerjaan
 Swasta
 PNS/TNI/Polri
Riwayat Vaksin
 Belum vaksin
 Sudah vaksin 1
 Sudah vaksin 2
 Sudah vaksin 3
Komorbid Pasien
 DM
 Hipertensi
 Jantung
 Usia Lanjut
 Penyakit Lain
Saya setuju untuk menjadi responden
 Ya
 Tidak

17
Kuesioner Anxiety Scale
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat sesuai dengan keadaan
anda atau apa yang anda rasakan saat ini.
Tidak pernah sama sekali :1
Kadang-kadang saja mengalami demikian :2
Sering mengalami demikian :3
Selalu mengalami demikian setiap hari :4
No Pernyataan Jawaban
1 Saya merasa lebih gelisah atau gugup dan 1 2 3 4
cemas dari Biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas 1 2 3 4
3 Saya merasa seakan tubuh saya berantakan atau 1 2 3 4
Hancur
4 Saya mudah marah, tersinggung atau panic 1 2 3 4
5 Saya selalu merasa kesulitan mengerjakan 1 2 3 4
segala sesuatu atau merasa sesuatu yang jelek
akan terjadi
6 Kedua tangan dan kaki saya sering gemetar 1 2 3 4
7 Saya sering terganggu oleh sakit kepala, nyeri 1 2 3 4
leher atau nyeri otot
8 Saya merasa badan saya lemah dan mudah 1 2 3 4
lelah
9 Saya tidak dapat istirahat atau duduk dengan 1 2 3 4
tenang
10 Saya merasa jantung saya berdebar-debar 1 2 3 4
dengan keras dan cepat
11 Saya sering mengalami pusing 1 2 3 4
12 Saya sering pingsan atau merasa seperti 1 2 3 4
pingsan
13 Saya mudah sesak napas tersengal-sengal 1 2 3 4
14 Saya merasa kaku atau mati rasa dan 1 2 3 4

18
kesemutan pada jari-jari saya
15 Saya merasa sakit perut atau gangguan 1 2 3 4
pencernaan
16 Saya sering kencing daripada biasanya 1 2 3 4
17 Saya merasa tangan saya dingin dan sering 1 2 3 4
basah oleh keringat
18 Wajah saya terasa panas dan kemerahan 1 2 3 4
19 Saya sulit tidur dan tidak dapat istirahat malam 1 2 3 4
20 Saya mengalami mimpi-mimpi buruk 1 2 3 4

Keterangan Cara Penilaian Tingkat Kecemasan:


Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada
pasien dewasa yang dirancang oleh William W.K.Zung, dikembangkan
berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM-II). Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4
(1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 4: hampir setiap waktu).
Terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah
penurunan kecemasan (Zung Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian mcdowell,
2006). Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain: Skor 20-44 :
kecemasan ringan Skor 45-59 : kecemasan sedang Skor 60-74 : kecemasan berat
Skor 75-80 : kecemasan panik

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang akan dilakukan oleh petugas RSUD Tugurejo Semarang
yang bernama

19
1. Ns.Eviwindha Suara.S.Kep.M.Kep
2. Ns.Zuhrotun Aliyah.S.Kep

dengan judul “ Efektifitas Telenursing SI KASIH ( Sistem Informasi Kondisi


Pasien Harian ) untuk menurunkan kecemasan keluarga pasien isolasi Covid 19 ”.
Saya memahami dan mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk
terhadap saya, maka dari itu saya bersedia menjadi responden peneliti.

Karena saya bersedia menjadi responden, maka saya akan melanjutkan


selanjutnya untuk mengisi google form

20

Anda mungkin juga menyukai