Disusun Oleh :
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim penguji Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III
Keperawatan Poso.
Nama : Debora Violin Rato
Nim : PO0220220006
Menyetujui,
Ketua Program Studi Keperawatan
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi DIII Keperawatan Poso.
Nama : Debora Violin Rato
NIM : PO0220220006
Poso, 2023
Penguji I
Agusrianto, S.Kep.Ns.MM
NIP. 196301041984032001
Poso, 2023
Penguji II
Poso, 2023
Penguji III
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKKES PALU
ABSTRAK
(xi+ 102 halaman+ 8 tabel+ 4 lampiran)
Latar belakang Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana
jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah. Masalah yang timbul pada
pasien CHF adalah dyspnea, takikardi, kelelahan, intoleransi aktivitas, retensi
cairan, edema paru, edema perifer, ketidaknyamanan, gangguan pola tidur dan
kecemasan, Sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mengatasi
masalah sesak dengan pemberian Distrasi Slow Deep Breathing. Tujuan: Untuk
menerapkan asuhan keperawatan pada oasien dengan kasus congestive heart
failure di ruang Ruang Rosella RSDU Poso. Metode penelitian: Yaitu
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian:
Hasil penelitian didapatkan bahwa distrasi slow deep breathing dapat berpengaruh
terhadap masalah sesak pada pasien CHF. Kesimpulan: Penerapan distrasi slow
deep breathing i dapat menurunkan sesak pada pasien CHF yaitu RR : 28 x/menit
awal pengkajian menjadi nilai 22 x/menit pada hari ke 7. Saran: Diharapkan bagi
pasien dapat melakukan distrasi slow deep breathing secara mandiri sesuai dengan
apa yang telah diajarkan oleh peneliti.
Kata kunci : Asuhan keperawatan, congestive heart failure, distrasi slow deep
breathing
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Yang telah
memberikan Kekuatan dan Kemampuan penulis dapat menyelesaikan proposal
ini dengan judul, “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kasus
Congestive Herath Failure (CHF) di Ruangan Rosella RSUD Poso”
v
6. Seluruh dosen dan tenaga kependidikan Program Studi Keperawatan Poso,
yang telah banyak mengajarkan dan membantu dalam pembelajaran dan
perkuliahan.
7. Mama dan kakak, terima kasih telah memberikan doa dan mengusahakan
yang terbaik sehingga menyelesaikan proposal ini.
8. Bestie-bestieku tersayang (Mayang, Ayu, Maleakhi, Tirsa, Tika, Ele) yang
selalu menjadi suport system penulis dalam kondisi apapun sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal ini.
9. Kepada seluruh teman seperjuangan Keperawatan Angkatan 2020 terima
kasih atas kerjasama dan kebersamaanya selama ini, semoga kita semua
sukses.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penulis maka proposal ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan penulis untuk perbaikan penyusunan dimasa akan datang.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
II. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Congestive Heart Failure ...... 23
vii
H. Etik penelitian ........................................................................................... 44
BAB IV 46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 46
C. Pembahasan ............................................................................................... 67
BAB V 69
KESIMPULAN DAN SARAN 69
A. Kesimpulan................................................................................................ 69
B. Saran .......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA 71
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 : Dokumentasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data World Health Organization, CHF merupakan salah satu
penyakit kardiovaskuler yang paling umum terjadi di seluruh dunia, dengan
lebih dari 26 juta orang menderita CHF pada tahun 2020. Di Indonesia
sendiri, CHF juga merupakan penyebab kematian nomor satu pada tahun
2019, dengan angka kematian mencapai 25,6 per 100.000 penduduk. Data
InaHF National Registry 2018 memperlihatkan sebanyak 17% pasien gagal
jantung di Indonesia mengalami rawat inap berulang dan 17,2 % pasien gagal
jantung meninggal pada saat rawat inap sebesar 13% meninggal dalam satu
tahun pengobatan.
Gagal jantung kongestif merupakan penyakit penyebab kematian
terbanyak kedua di Indonesia setelah stroke (Kementerian Kesehatan RI,
2020). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi gagal
jantung kongestif di Indonesia yang didiagnosis dokter adalah sebesar 1,5%
atau sekitar 1.017.290 penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Berdasarkan data dari (RISKESDAS, 2018) penderita penyakit gagal jantung
kongestif di Sulawesi Tengah sebesar 1,9%..
Di Kabupaten Poso data yang diperoleh dari RSU Poso, pada tahun
2022 yakitu periode bulan Januari sampai dengan Desember menunjukan
angka kesakitan penderita dengan kasus gagal jantung sebesar 114 Orang
dengan rata-rata setiap bulan ada penderita dengan gagal jantung yang
dirawat Inap sebanyak 9-10 penderita atau sebesar 11,4%.
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah. Masalah yang timbul pada
pasien CHF adalah dyspnea, takikardi, kelelahan, intoleransi aktivitas, retensi
cairan, edema paru, edema perifer, ketidaknyamanan, gangguan pola tidur
1
2
dan kecemasan. Pasien dengan CHF kalau tidak ditangani dengan baik akan
berdampak menurunkan cara kerja jantung yang menyebabkan gangguan
pernafasan dan menimbulkan kematian.
Deteksi dini penting mengingat lebih dari 60% pasien gagal jantung di
indonesia berusia dibawah 50 tahun masih masuk dalam usia produktif dan
masih banyak yang menjadi pencari nafkah bagi keluarga.Penyakit gagal
jantung hampir sama ganasnya dengan kanker umum yang didiagnosa pada
pria dan wanita. Pada pria angka bertahan hidup karena gagal jantung
memiliki tingkat lebih rendah dibanding kanker prostat atau kanker kemih
sementara pada wanita lebih rendah dibanding dari penderita kanker payudara
atau kanker usus.
Komorbit menjadi faktor utama yg mempersulit pengobatan gagal
janutng. Ada dua faktor yang harus kita ingat dalam perawatan atau
penanganan pasien dagan gagal jantung yang pertama harus bisa melakukan
tritmen lebih awal dan harus komprehensif. Faktor kedua mengingat belum
besar kesadaran akan pentingnya perawatan dengan banyaknya pasien yg tdk
melakukan kontrol ke RS setelah merasa lebih baik.Disinilah kita
mengharapkan bukan hanya pasien yg diobati yg kita komunikasi tetapi juga
keluarga, kerabat, atau caregiver untuk memberikan motivasi supaya pasian
tetap mau berobat.
Pada pasien dengan kasus CHF memerlukan asuhan keperawatan
yang komprehensif untuk mencegah terjadinya komplikasi dan meningktakan
kenyamanan pada pasien. Perawat menerapkan proses keperawatan dalam
mengidentifikasi data klinis serta data subjektif dan objektif membantu
menentukan masalah keperawatan yg timbul untuk menentukan intervensi
keperawatan dalam mengurangiatau mencegah masalah kesehatan klien,
seperti manajemen cairan, terapi aktivitas, terapi relaksasi, terapi oksigen,
intervensi ini dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya masalah
keperawatan yang timbul pada penderita CHF dimana tidak hanya berfokus
pada masalah fisiktetapi juga psikis pasien.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah
yang didapatkan adalah “Asuhan Keperawatan pada pasiendengan kasus
Congestive Heart Failure di Ruang Rosella RSUD Poso.”
6
7
NYHA Kelas III Keterbatasan nyata aktivitas fisik tanpa gejala. Gejala
terjadi bahkan saat istirahat. Jika aktivitas fisik
dilakukan, gejala meningkat.
f. Faktor sistemik
10
E. Pathway CHF
Intoleransi
aktivitas Gangguan pertukaran gas Edema paru Beban ventrikel
14
Pitting edema Kerusakan integritas kulit Ronkhi basah Iritasi mukosa paru
46
16
serta aliran balik ke jantung, hasil akhir proses ini adalah temponade
jantung (Smeltzer & Bare, 2002)
3. Aritmia
Pasien dengan CHF memiliki kemungkinan besar mengalami
aritmia. Hal tersebut dikarenakan adanya pembesaran ruangan
jantung (peregangan jaringan atrium dan ventrikel) menyebabkan
gangguan kelistrikan jantung. Gangguan kelistrikan yang sering
terjadi adalah fibrilasi atrium. Pada keadaan tersebut, depolarisasi
otot jantung timbul secara cepat dan tidak terorganisir sehingga
jantung tidak mampu berkontraksi secara normal. Hal tersebut
menyebabkan penurunan cardiac output dan resiko pembentukan
trombus ataupun emboli. Jenis aritmia lain yang sering dialami oleh
pasien CHF adalah ventricular takiaritmia, yang menyebabkan
kematian mendadak pada penderita (Black & Hawks, 2009).
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dikerjakan untuk
mendiagnosis adanya gagal jantung antara lain foto thorax, EKG 12
lead, ekokardiografi, pemeriksaan darah, pemeriksaan radionuklide,
angiografi dan tes fungsi paru (Gillespie, 2005; Santoso A, Erwinanto,
Munawar M & R, Rifqi S, 2007; Watson et al., 2000).
Pada pemeriksaan foto dada dapat ditemukan adanya pembesaran
siluet jantung (cardio thoraxic ratio> 50%), gambaran kongesti vena
pulmonalis terutama di zona atas pada tahap awal, bila tekanan
vena pulmonal lebih dari 20 mmHg dapat timbul gambaran cairan
pada fisura horizontal dan garis Kerley B pada sudut kostofrenikus.
Bila tekanan lebih dari 25 mmHg didapatkan gambaran batwing
pada lapangan paru yang menunjukkan adanya udema paru
bermakna. Dapat pula tampak gambaran efusi pleura bilateral, tetapi
bila unilateral, yang lebih banyak terkena adalah bagian kanan (Lip et
al., 2000).
20
a. Provoking incident :
24
5. Riwayat keluarga
Perawatan menanyakan penyakit yang pernah dialami oleh
keluarga, anggota keluargaa yang meninggal terutama pada usia
produktif, dan penyebab kematiannya. Penyakit jantung iskemik
pada orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan factor
risiko utama terjadinya penyakit jantung iskemik pada keturunannya.
6. Riwayat pekerjaan dan pola hidup
Perawatan menanyakan situasi tempat pasien bekerja dan
linngkungannya. Kebiasaan social dengan menanyakan kebiasaan
dan pola hidup misalnya minum alkohol atau obat tertentu.
Kebiasaan merokok dengan menanyakan tentang kebiasaan
merokok, sudah berapa lama, berapa batang per hari, dan jenis
rokok.
7. Pengkajian Psikososial
Kegelisahan dan kecemasan akibat gangguan oksigenasi
jaringan, stress akibat kesakitan bernafas, dan pengetahuan bahwa
jantung tidak berfunsgi dengan baik. Penurunan lebih lanjut dari
curah jantung dapat disertai insomnia atau kebingungan.
Terdapat perubahan integritas ego didapatkan pasien
menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada
penyakit yang tak perlu, khawatir dengan keluarga, kerja, dan
keuangan. Tanda: menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak
mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri.
Interaksi social: stress karena keluarga, pekerjaan, kesulitan biaya
ekonomi, kesulitan koping dengan stressor yang ada.
8. Aktivitas dan istirahat (Doenges, 2000)
a. Gejala
1) Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari
2) Insomnia
3) Nyeri dada dengan aktivitas
4) Dispnea pada istirahat atau pada pengerahan tenaga
26
b. Tanda
1) Gelisah, perubahan status mental, mis. Letargi
2) Tanda vital berubah pada aktivitas
9. Sirkulasi
a. Gejala
1) Riwayat Hipertensi, penyakit katub jantung, bedah jantung,
endokarditis, SLE, anemia, syok septik
2) Edema pada kaki, telapak kaki, abdomen.
b. Tanda
1) TD: mungkin rendah (gagal pemompaan), normal (gagal
jantung ringan atau kronis), atau tinggi (kelebihan beban
cairan)
2) Tekanan nadi : mungkin sempit, menunjukkan penurunan
volume sekuncup
3) Frekuensi jantung : takikardia (gagal jantung kiri)
4) Irama Jantung : disritmia, mis; vibrilasi atrium, kontraksi
ventrikel premature
5) Bunyi jantung :S3 (gallop) adalah diagnostic; S4 dapat
terjadi ; S1 dan S2 mungkin melemah
6) Murmur sistolik dan diastolic dapat menandakan adanya
stenosis katup atau insufisiensi
7) Nadi : nadi perifer berkurang, perubahan dalam kekuatan
denyutan dapat terjadi, nadi sentral mungkin kuat mis, nadi
jugularis, karotis, abdominal terlihat
8) Warna: kebiruan, pucat, abu-abu, sianotik
9) Punggung kuku : pucat atau sianosis dengan CRT lambat
10) Hepar : hepatomegali
11) Bunyi nafas : krekels, ronki
12) Edema : mungkin dependen, umum, atau pitting, khusunya
pada ekstremitas
10. Integritas ego
27
a. Gejala
1) Ansietas, kuatir, takut
2) Stress yang berhubungan dengan penyakit/keprihatinan
financial (pekerjaan/biaya perawatan medis).
b. Tanda
1) Berbagai manifestasi perilaku, mis; ansietas, marah,
ketakutan, mudah tersinggung.
11. Eliminasi
a. Gejala
1) Penurunan berkemih, urine berwarna gelap
2) Berkemih malam hari nokturia
3) Diare/konstipasi
12. Makanan/ cairan
a. Kehilangan nafsu makan
b. Mual/muntah
c. Penambahan berat badan signifikan
d. Pembengkakan pada ekstremitas bawah
e. Pakaian/sepatu terasa sesak
f. Diet tinggi garam/makanan yang telah diproses, lemak, gula,
dan kafein
g. Penggunaan diuretic
13. Higiene
a. Gejala: keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas
perawatan diri
b. Tanda: Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
14. Neurosensori
a. Gejala: kelemahan, pening, episode pingsan
b. Tanda: letargi, kusut piker, disorientasi, perubahan perilaku,
mudah tersinggung
15. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala
28
17. Keamanan
a. Gejala
1) Perubahan dalam fungsi mental
2) Kehilangan kekuatan/tonus otot
29
3) Kulit lecet
18. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum pasien gagal jantung
biasanya didapatkan kesadaran yang baik atau composmentis
dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan
perfusi system saraf pusat (Muttaqin, 2009).
b. Tanda-tanda vital
1) TD : Mungkin rendah (gagal pemompa), normal (gagal
jantung ringan atau kronis), atau tinggi ( kelebihan beban
cairan)
2) Tekanan Nadi : Mungkin sempit, menunjukkan penurunan
volume sekuncup
3) Nadi : nadi perifer berkurang, perubahan dalam kekuatan
denyutan dapat terjadi, nadi sentral mungkin kuat mis, nadi
jugularis, karotis, abdominal terlihat
4) Penambahan berat badan cepat
5) Respirasi meningkat, dispnea
c. Pemeriksaan Fisik (Kepala, Rambut, Wajah)
Tidak terdapat perubahan atau lesi pada kepala (simetris)
dan rambut, wajah meringis, menangis, merintih, dan meregang.
d. Sistem Pengelihatan
Conjungtiva tidak anemis, sclera ikterus
e. Sistem Pencernaan
Terjadi hepatomegali (pembesaran hepar), penurunan
nafsu makan akibat pembesaran vena di dalam rongga abdomen,
serta penurunan berat badan. Asites, tanda yang muncul pada
tahap lanjut, terjadi akibat peningkatan tekanan vena hepatica
dan vena-vena pada peritoneum, nyeri abdomen kanan atas.
f. Sistem pernafasan
30
j. Sistem Muskuloskeletal
Terdapat edema pada extremitas menandakan adanya
retensi cairan yang parah (Muttaqin, 2009).
k. Sistem Integumen, Kuku, dan Imunitas
1) Inspeksi
Punggung kuku pucat atau sianosis dengan pengisian
kapiler lambat, warna kebiruan, pucat.
B. Diagnosis
Diagnosis Keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yag berkaitan dengan kesehatan
(PPNI, 2018).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien yang mengalami
penyakit CHF menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI):
1. Penurunan curah jantung(D.0008) berhubungan perubahan irama
jantung, perubahan frekuensi jantung, perubahan kontraktilitas,
perubahan preload dan perubahan afterload.
2. Intoleransi aktivitas (D.0056) berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, tirah
baring, kelemahan, imobilitas dan gaya hidup monoton.
3. Hipervolemia (D.0023) berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi, kelebihan asupan cairan, kelebihan asupan natrium,
gangguan aliran balik vena dan efek agen farmakologis (mis.
kartikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide, vincristine,
tryptilinescarbamazepine).
4. Gangguan pertukaran gas (D.0003) berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, perubahan membran alveolus-
kapiler.
32
Gejala dan tanda mayor 9. Perasaan lemah menurun 12. Pemberian obat
10. Tekanan darah membaik intravena
Subjektif : 13. Pemberian obat oral
14. Terapi aktivitas
Mengeluh lelah.
15. Terapi musik
Objektif : 16. Terapi oksigen
17. Terapi relaksasi otot
Frekuensi jantung meningkat >20%
progresif
dari kondisi istirahat
33
Subjektif :
a. Dispnea saat/setalah
beraktivitas
b. Merasa tidak nyaman saat
beraktivitas
c. Merasa lemah
Objektif :
regulasi meningkat
b. Kelebihan asupan cairan 4. Edema menurun
c. Kelebihan asuhan natrium 5. Dehidrasi menurun
d. Gangguan aliran balik vena 6. Tekanan darah membaik
e. Efek agen farmakologis 7. Frekuensi nadi membaik
(misal kortikosteroid, 8. Kekuatan nadi membaik
chlorpropamide tolbutamide, 9. Turgor kulit membaik
vinscristine)
Batasan karakteristik :
Subjektif :
a. Ortopnea
b. Dispnea
c. Paroxysmal nokturnal
dyspnea (PND)
Objektif :
Objektif :
c. Hepatomegali
d. Kadar hemoglobin (HB) dan
hematokrit (HT) turun
e. Oliguria
f. Intake lebih banyak dari
output
g. Kongesti paru
4. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan 1. Terapi oksigen
Definisi: keperawatan diharapkan masalah 2. Dukungan ventilasi
Kelebihan atau kekurangan gangguan pertukaran gas dapat 3. Pemantauan respirasi
oksigenasi dan atau eliminasi teratasi dengan kriteria hasil :
karbondioksida pada membran (L.01003)
alveolus-kapiler. 1. Dispnea menurun
2. Bunyi napas tambahan menurun
Penyebab: 3. Pusing menurun
a. Ketidakseimbangan ventilasi- 4. Pengliahatan kabur menurun
perfusi. 5. Diaforesis menurun
b. Perubahan membran 6. Gelisah menurun
alveolus-kapiler. 7. Napas cuping hidung menurun
8. PCO₂ membaik
Batasan katakteristik
9. PO₂ membaik
a. PCO₂ meningkat/menurun.
b. PO⁰ menurun
c. Takikardia
d. pH arteri
meningkat/menurun.
e. Bunyi napas tambahan.
Subjektif:
a. Pusing
b. Penglihatan kabur
Objektif
a. Sianosis
b. Diaforesis (berkeringat)
c. Gelisah
d. Napas cuping hidung
e. Pola napas abnormal
(cepat/lambat,
reguler/ireguler,
dalam/dangkal)
f. Warna kulit abnormal (mis.
pucat, kebiruan).
g. Kesadaran menurun
5. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Reduksi ansietas
Definisi: keperawatan diharapkan masalah 2. Terapi Relaksasi
Kondisi emosi dan pengalaman ansietas dapat teratasi dengan
subjektif individu terhadap objek kriteria hasil :
yang tidak jelas dan spesifik akibat (L.09093)
antisipasi bahaya yang 1. Verbalisasi kebingungan
memungkinkan individu menurun.
melakukan tindakan untuk 2. Verbalisasi khawatir akibat
menghadapi ancaman. kondisi yang dihadapi menurun
3. Perilaku gelisah menurun.
Penyebab: 4. Perilaku tegang menurun.
a. Krisis situasional. 5. Konsentrasi membaik
b. Kebutuhan tidak terpenuhi. 6. Pola tidur membaik perasaan
c. Krisis maturasional. ketidakberdayaan membaik.
d. Ancaman terhadap konsep diri.
e. Ancaman terhadap kematian.
f. Kekhawatiran mengalami
kegagalan.
g. Disfungsi sistem keluarga.
h. Hubungan orang tua-anak tidak
38
memuaskan
i. Faktor keturunan (tempramen
mudah teragitasi sejak lahir).
j. Penyalahgunaan zat terpapar
bahaya lingkungan (mis.
toksin, polutan dll).
k. Kurang terpapar informasi.
Batasan karakteristik
Subjektif:
a. Merasa binggung.
b. Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi.
c. Sulit berkonsentrasi
Objektif:
a. Tampak gelisah.
b. Tampak tegang.
c. Sulit tidur.
Subjektif:
a. Mengeluh pusing.
b. Anoreksia.
c. Palpitasi.
d. Merasa tidak berdaya.
Objektif:
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik yang bertujuan untuk membantu
klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang telah mencakup
peningkatan kesehatan, pencegaha penyakit, pemulihan
kesehatan, dan memfasilitasi koping. Pelaksanaan keperawatan atau
implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang
terjadi.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap akhir proses keperawatan.
Pada tahap evaluasi perawatat dapat menemukan reaksi klien terhadap
intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apakah
sasaran dari rencana keperawatan telah dapat diterima.
III. Masalah keperawatan dan intervensinya berdasarkan evidence based
nursing pada pasien CHF
1. Intoleransi aktivitas menurut Herdman (2015) adalah ketidakcukupan
energi fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.Intoleransi
aktivitas pada pasien dengan gagal jantung kongestif seringdirumuskan
sebagai salah satu permasalahan yang sering dialami oleh penderita
penyakit ini, hal ini disebabkan karena jantung tidak mampu untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk mampu memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen akibat dari kerusakan
40
sifat kontraktil dari jantung dan curah jantung kurang dari normal. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya beban kerja otot jantung, sehingga bisa
melemahkan kekuatan kontraksi otot jantung sehingga produksi energi
menjadi berkurang (Wartonah, 2015).Menurut penelitian(Dwi Astuti &
Safrudin, 2020)masalah pada pasien CHF yaitu Intoleransi Aktivitas
(D.0056) dapat teratasi dengan Home-Based Exercise Training (HBET).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Home-Based Exercise
Training dapat membantu meningkatkan kapasitas fungsional yaitu
intoleransi aktivitas pada pasien dengan gagal jantung.
2. Penurunan curah jantung adalah ketidakadekuatan jantung dalam
memompadarah keseluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh. Salah satu tanda dan gejala penurunan curah jantung
adalah perubahan afterload yang ditandai dengan dyspnea (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017). Hal ini menyebabkan volume akhir diastolik
atau preload pada ventrikel secara progresif meningkat. Tegangan yang
dihasilkan menjadi berkurang karena ventrikel teregang oleh darah.
Semakin berlebih beban awal ventrikel maka semakin sedikit darah yang
mampu dipompa keluar sehingga afterload menurun. Akibatnya volume
sekuncup, curah jantung dan tekanan darah menurun (Corwin,
2012).Menurut Penelitian (Betrix Maharani Kusumaningrum,
2022)masalah pada pasien CHF yaitu Penurunan Curah Jantung (D.0008)
dapat diatasi denganDistrasi Slow Deep Breathing.
3. Hipervolemia adalah kondisi ketika kadar bagian yang cair pada darah
(plasma) terlalu tinggi. Hipervolemia adalah peningkatan volume cairan
intravascular, interstisial, dan intraseluler (PPNI, 2017). Pasien gagal
jantung kongestif, kelebihan volume cairan terjadi ketika sisi jantung
bagian kanan tidak mampu untuk mengontrol aliran darah yang datang
menyebabkan tidak dapat mendorong volume tersebut sehingga tekanan
vena meningkat dalam sirkulasi sistemik, kemudian cairan akan bocor
keluar dan terjadi pembesaran organ, edema bahkan asites. Hipervolemia
sangat erat kaitannya dengan kematian karena adanya peningkatan
41
B. Focus study
Studi kasus dalam penelitian ini berfokus pada Asuhan Keperawatan
pada pasienCongestive Heart Failure di Ruang Rosella RSUD Poso.
C. Subyek penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi subyek study adalah 1 orang
pasien dengan penyakit Congestive Heart Failuredengan kriteria pasien
sebagai berikut yaitu pasien yang memiliki derajat 1 dengan pasienmasih bisa
melakukan aktifitas fisik sehari-hari tanpa disertai kelelahan ataupun sesak
napasdan derajat 2 yaitu dengan pasien aktivitas fisik sedang menyebabkan
kelelahan atau sesak napas, tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan
pun hilang.
E. Definisi operasional
1. Asuhan keperawatan CHF
Asuhan keperawatan pada pasien CHF adalah suatu proses pemberian
tindakan asuhan keperawatan melalui bentuk pelayanan yang sistematis
dan teoritis dari pengkajian, menegakkan diagnosa terhadap semua
permasalahan CHF.
42
43
2. Pasien CHF
Congestive Heart Failure adalah pasien dengan CHFyang memiliki
klasifikasi derajat 1 dan 2
F. Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakannya itu dengan 3 cara :
1. Metode wawancara
Data yang didapatkan dalam metode wawancara yaitu dengan hasil
anamnesis tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat keluhan
utama, riwayat keluhan sekarang, dahulu, keluarga.Wawancara dilakukan
pada pasien, keluarga, atau perawat.
2. Metode observasi
Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh
melalui pemeriksaan fisik pada pasien yaitu dengan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi pada sistem tubuh.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan pengambilan data melalui.
G. Analisa data
Dalam penelitian ini, analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan sejak
peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data dan sampai dengan semua
sumber data lain yang terkumpul. Analisa data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi. Dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting da yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Adapun urutan tahapan dalam menganalisis data yaitu :
1. Pengumpulan data
Data yang terkumpul dari hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi.Hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat
44
dalam bentuk catatan lapangan, yang kemudian dibuat lagi dalam catatan
yang lebih terstruktur.
2. Mereduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada data-data yang penting, dicari teman dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
3. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Bentuk penyajian data dapat dilakukan dengan tabel,
gambar, bagan, teks naratif.Identitas klien menggunakan inisial, hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan identitas klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan
perilaku kesehatan.Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode
induksi yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan pengamatan dan fakta-
fakta yang diuji kebenarannya.Data yang dikumpulkan terkait dengan
data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
H. Etik penelitian
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.
Sebelum memberikan lembar persetujuan peneliti akan menjelaskan
maksud dan tujuan peneliti yang akan dilakukan.
2. Anomity ( tanpa nama )
45
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang ringkasan pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan kasus Congestive Heart Failure
NYHA IV yang telah dilaksanakan di ruangan Rosella RSUD Poso pada
tanggal 05-12 Juni 2023. Gambaran Asuhan keperawatan yang telah
peneliti lakukan meliputi pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosa
keperawatan, merumuskan intervensi keperawatan, melakukan
implementasi keperawatan sampai melakukan evaluasi keperawatan.
1. Identitas Klien
Klien bernama Tn. M, umur 71 tahun, pendidikan terakhir SD
sederajat, pekerjaan petani, beragama kristen, status perkawinan Duda
dan diagnosa medis Congestive Heart Failure. Klien di rawat sejak 4
Juni 2023, dilakukan pengkajian tanggal 5 Juni 2023. Penanggung
jawab Tn. M, umur 68 tahun yang merupakan saudara kandung klien
yang bekerja sebagai petani dan tinggal di desa Watuawu.
2. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan saat ini
Status kesehatan saat ini klien mengatakan sesak, sesak dirasakan
ketika beraktivitas dan selesai beraktivitas, keluhan dirasakan
46
47
1) Input
a) Minum : 1500 cc / 24 jam
b) Infus : 1000 cc / 24 jam
Jumlah 2500 cc
2) Output
a) Urine : 200 cc / 24 jam
b) IWL : 960 cc / 24 jam
Jumlah 1160
3) Balance cairan
BC = CM – CK – IWL
= 2500 – 200 – 960
= 1340 CC / 24 jam
d. Eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB ± 2 kali perhari
dengan konsitensi tidak menentu dan warna kotoran kuning dan
saat sakit hanya 1 kali perhari dengan konsistensi lembek dan
warna kotoran kuning. Pada saat sebelum sakit klien BAK ± 8
kali perhari dengan putih keruh, saat sakit klien BAK ± 2 kali
perhari dengan konsistensi warna kuning.
e. Aktivitas
Paisen mengatakan melakukan aktivitas rutin yaitu berkebun dan
saat sakit klien hanya bisa berbaring karena apabila klien
melakukan aktivitas klien merasa sesak napas dan lelah meskipun
itu hanya aktivitas ringan sekalipun. Saat sakit didapatkan hasil
bartel indeks mengalami ketergantungan berat. ADL klien hanya
di tempat tidur.
49
6. Terapi Medis
Tabel 2.5 Terapi Medis
No Nama obat Dosis Keterangan
Obat ini digunakan untuk
1. Furosemida 20 mg / mengatasi penumpukan cairan
didalam tubuh atau edema
obat digunakan untuk mengatasi
2. Omeprazole 20 mg / 12 J
asam lambung berlebih
Obat ini digunakan untuk
3. Anbacim 1 gr / 12 J mengobati berbagai infeksi
bakteri
Obat ini digunakan untuk
mencegah pembekuan darah
4. Aspilet 1x1
setelah serangan jantung,
demam, nyeri, dan peradangan
Obat ini digunakan untuk
menurunkan tekanan darah.
5. Candesartan 8 mg 1x1
Obat ini juga digunakan dalam
pengobatan gagal jantung
Obat ini digunakan untuk
mencegah angina pectoris pada
6. Nitrocaf 2x1
penderita penyakit jantung
koroner
Obat ini digunakan untuk
7. Episan 3x1 mengobati tukak pada usus halus
atau nyeri pada lambung
7. Analisa Data
DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Barthel indeks terdapat
ketergantungan berat
3. ADL di tempat tidur
4. Terpasang oksigen nasal
kanul dosis 3 Lpm
5. Hemoglobin (HGB)=
3,8 g/dl
6. NYHA 4
4 DS : Gangguan mekanisme Hipervolemia
1. Pasien mengeluh sesak regulasi
53
saat berbaring
2. Pasien mengatakan
edema pada kaki dan
wajah kurang lebih 2
bulan yang lalu
DO :
1. Edema anasarka
2. Derajat edema grade 4
3. Acites (+)
4. Intake 2500 ml
5. Output 1160 ml
8. Diagnosa Keperawatan
a. Penutunan Curah Jantung (D.0008) b.d Kegagalan otot jantung
memompa darah
b. Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009) b.d gangguan aliran
balik vena
c. Intoleransi Aktivitas (D.0056) b.d Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
d. Hipervolemia (D.0023) b.d Gangguan mekanisme regulasi
9. Intervensi Keperawatanam
Tabel 2.7 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi (SIKI)
Hasil (SLKI)
1 Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan Perawatan jantung
tindakan Observasi
keperawatan selama 1. Identifikasi tanda/gejala primer
1x24 jam selama 7 penurunan curah jantung
hari diharapkan (meliputi dispnea, kelelahan,
masalah penurunan edema, ortopnea, paroxysmal
curah janutng dapat nocturnal dyspnea, peningkatan
teratasi dengan CVP)
kriteria hasil : 2. Monitor tekanan darah
1. Pucat/sianosis (termasuk tekanan darah
menurun ortostatik, jika perlu)
2. Tanda vital 3. Periksa tekanan darah dan
dakam rentan frekuensi nadi sebelum dan
normal sesudah aktivitas
3. Kekuatan nadi Terapeutik
1. Posisikan pasien semi-Fowler
atau Fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
54
Terapeutik
Edukasi
P:
- Lanjutkan
intervensi
- Masalah belum
teratasi
P:
- Lanjutkan
intervensi
No Evaluasi
No Hari/Tanggal/Jam Implementasi
DX
1 Kamis, 6 Juni 1 1. Identifikasi tanda/gejala S:
2023 primer penurunan curah - Klien
jantung (dispnea, mengatakan
kelelahan, edema,
15.00 masih merasa
ortopnea)
2. Monitor tekanan darah sesak saat
59
No Evaluasi
No Hari/Tanggal/Jam Implementasi
DX
1 Jumat, 7 Juni 1 1. Identifikasi tanda/gejala S:
2023 primer penurunan curah - Klien
jantung (dispnea, kelelahan, mengatakan
edema, ortopnea)
sesak saat
2. Monitor tekanan darah (TD
: 140/100) berbaring
berkurang
15.05 O:
1. Memposisikan pasien semi- - Bibir sionosis
Fowler - TD : 140/100
2. Menganjurkan berhenti mmHg
merokok - N : 87 x/menit
3. Menganjurkan program diet - RR : 26
untuk memperbaiki x/menit
sirkulasi (ikan salmon, - SPO2 : 97%
bawang putih, coklat hitam, - CRT > 3 detik
buah alpukat dan teh hijau) A :
4. Mengajarkan melakukan - Masalah
relaksasi napas dalam teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan
Intervensi
cairan ml
4. Memberikan Contrast Bath - Output 1160
dan Elevasi Kaki 30° ml
A:
- Masalah
belum teratasi
P:
- Lanjutkan
intervensi
No Evaluasi
No Hari/Tanggal/Jam Implementasi
DX
1 Sabtu, 8 Juni 1 1. Identifikasi tanda/gejala S:
2023 primer penurunan curah - Klien
jantung (dispnea, kelelahan, mengatakan
edema, ortopnea)
sesak saat
2. Monitor tekanan darah (TD
: 140/100) berbaring
berkurang
15.05 O:
1. Memposisikan pasien semi- - Bibir sionosis
Fowler - TD : 140/100
2. Menganjurkan berhenti mmHg
merokok - N : 87 x/menit
3. Menganjurkan program diet - RR : 25
untuk memperbaiki x/menit
sirkulasi (ikan salmon, - SPO2 : 97%
bawang putih, coklat hitam, - CRT > 3 detik
buah alpukat dan teh hijau) A :
4. Mengajarkan melakukan - Masalah
relaksasi napas dalam teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan
Intervensi
15.30 berkurang
- Pasien
1. Melibatkan keluarga mengatakan
dalam aktivitas. sesak saat
2. Memfasilitasi beraktivitas
mengembangkan motivasi berkurang
dan penguatan diri - Pasien
3. Menganjurkan melakukan mengatakan
aktivitas fisik untuk sesak saat
menjaga kesehatan. berbaring
4. Menganjurkan keluarga berkurang
untuk memberi penguatan
positif atas partisipasi O:
dalam aktivitas
- Pasien
sianosis
- N : 87
x/menit
- RR : 25
x/menit
- SPO2 : 97 %
A:
- Masalah
teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan
intervensi
No Evaluasi
No Hari/Tanggal/Jam Implementasi
DX
1 Minggu, 9 Juni 1 1. Monitor tekanan darah S:
2023 (TD : 140/100) - Klien
mengatakan
15.05
sudah tidak
1. Memposisikan pasien
semi-Fowler sesak
2. Menganjurkan berhenti O:
merokok - Bibir sionosis
3. Menganjurkan program - TD : 140/100
diet untuk memperbaiki mmHg
sirkulasi (ikan salmon, - N : 87 x/menit
bawang putih, coklat - RR : 22 x/menit
hitam, buah alpukat dan - SPO2 : 97%
teh hijau) - CRT > 3 detik
4. Mengajarkan melakukan A:
relaksasi napas dalam - Masalah
teratasi
sebagian
P:
- Pertahankan
Intervensi
15.30 berkurang
- Pasien
1. Melibatkan keluarga mengatakan
dalam aktivitas. sesak saat
2. Memfasilitasi beraktivitas
mengembangkan motivasi menurun dari
dan penguatan diri hari
3. Menganjurkan melakukan sebelumnya
aktivitas fisik untuk - Pasien
menjaga kesehatan. mengatakan
4. Menganjurkan keluarga sesak saat
untuk memberi penguatan berbaring
positif atas partisipasi berkurang dari
dalam aktivitas hari
sebelumnya
O:
- Pasien sianosis
- N : 87 x/menit
- RR : 24
x/menit
- SPO2 : 97 %
A:
- Masalah
teratasi
sebagian
P:
- Pertahankan
intervensi
C. Pembahasan
Pada bab 4 akan dilakukan pembahasan mengenai asuhan keperawatan
pada pasien Tn.M dengan diagnose medis Congestive Heart Failure di
RSUD Poso ruagan Rosella yang dilakukan mulai tanggal 5 Juni 2023
sampai dengan 12 Juni 2023. Melalui pendekatan studi kasus untuk
mendapatkan kesenjangan antara teori dan praktek lapangan, pembahasan
terhadap proses asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, rumusan
masalah, perencanaan asuhan keperawatan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang beresiko mengalami
penyakit gagal jantung dikarenakan semakin bertambahnya usia
maka terjadi penurunan fungsi jantung. hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Harikatang, Rampengan, & Jim
(2016) bahwa Kelompok usia terbanyak responden gagal jantung
yang diteliti ialah kelompok 60-70 tahun dimana usia tersebut
merupakan 50% dari jumlah responden keseluruhan.
Dalam pengkajian yang dilakukan penulis kepada Tn. M
didapatkan data bahwa klien masuk rumah sakit dengan keluhan
utama sesak napas dan merasa kelelahan selesai beraktivitas,
68
dan kurang jelas serta klien juga pada saat berbicara kontak mata
jarang terjadi, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
(Ihdaniyati & Arifah, 2009) yang menyatakan kecemasan yang
dialami pasien congestive heart failure mempunyai beberapa
alasan diantaranya cemas akibat sesak napas, cemas akan kondisi
penyakitnya, cemas jika penyakitnya tidak dapat sembuh, dan
cemas akan kematian.
2. Diagnosa
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015), diagnosa keperawatan
yang sering muncul pada klien dengan gagal jantung kongestif
adalah penurunan curah jantung, intoleransi aktivitas,
hipervolemia, gangguan pertukaran gas dan ansietas. Berdasarkan
hasil pengkajian yang dilakukan peneliti didapatkan masalah
keperawatan yaitu :
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kegagalan otot
jantung memompa darah. Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan data subjek pasien mengeluh sesak napas, pasien
mengeluh kelelahan, dan pasien mengeluh sesak saat
berbaring. Data objektif pernapasan 28x/menit, nadi
88x/menit, nadi perifer dangkal, irama nadi tidak teratur,
tekanan darah 150/90 mmHg, nampak kelelahan, capillary
refill time >3 detik. (PPNI, 2018)
b. Perfusi perifer tidak efektif bergubungan dengan gangguan
aliran balik vena. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan
data subjek pasien mengeluh pusing dan lelah. Data objektif
irama nadi tidak teratur, nampak kelelahan, nampak pucat,
mukosa bibir kering, pernapasan 28x/menit, nadi 88 x/menit,
tekanan darah 150/90, capillary refill time >3 detik, dan
hemoglobin (HGB) 3,8 g/dL.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen. Berdasarkan hasil
71
5. Evaluasi
a. Evaluasi keperawatan pada pada Tn. M dilakukan selama 5
hari didapatan hasil pada diagnosa penurunan curah jantung
berhubungan dengan kegagalan otot jantung memompa darah
adalah pasien mengatakan kalau kelelahannya menurun secara
75
B. Saran
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
tentang intervensi pada klien congestive heart failure NYHA IV yaitu
aktivitas bertahap dan deep breathing exercise agar bisa diterapkan
perawat yang bertugas diruangan Rosella RSUD Poso.
69
70
71
72
1. Saya Debora Violin Rato, mahasiswa dari Politeknik Kesehatan Palu Jurusan
Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan Poso dengan ini meminta
kepada Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang
berjudul ” Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Congestive Herath
Failure Di Ruang Rosella RSUD Poso”.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiAsuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Congestive Herath Failure Di Ruang Rosella RSUD Poso.
3. Prosedur penelitian ini akan dilakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Congestive Herath Failure.
4. Keuntungan yang Bapak/Ibu peroleh dalam keikutsertaan pada penelitian ini
adalah Bapak/Ibu turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri Bapak/Ibu beserta seluruh informasi yang Bapak/Ibu
sampaikan akan tetap dirahasiakan.
6. Jika Bapak/Ibu membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 081245884261
Peneliti
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Debora Violin Rato dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Dengan Congestive Herath Failure Di Ruang Rosella RSUD
Poso”.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu
tanpa sanksi apapun.
Poso, ………………….2023
............................................ .............................................
Peneliti
Keterangan :
1. Alat Bantu
2. Dibantu orang
3. Dibantu orang lain dan alat
4. Tergantung total
Kepala :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Mata :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Hidung :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Mulut :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Telinga :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Leher :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Thoraks :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………....
Abdomen :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………................................................................................
Ekstremitas (termasuk keadaan kulit dan kekuatan otot)
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………
Kulit :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………...........
Program Therapi
Dosis & Cara
No Nama Obat Manfaat
Pemberian
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………
V. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah