Cara Keledai Membaca Buku

Alkisah, seoran raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai.
Nasrudin menerimanya dengan senag hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin
mengajari teerlebih dahulu keledai itu agar dapaat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua
minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat iitu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan
apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu iaa akan
menerima hadiah, namun jika tidak makaa hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembaali ke istana. Tanpa banyyak bicara, Timur Lenk
menunjuk kesebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikan apa yang telah ia ajarkan
kepada keledaii. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap kearah buku tersebut, dan
membuka sampulnya. Si keledai menatap buku itu dengan lidahnya. Terus meneerus, lembar
demi lemmbar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledaoo menatap Nasrudin seolah ia
berkata telah membaca seluruh isi bukunya. Deikianlah, keledaiki sudah membaca semua lembar
bukunya, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai mengintrogasi. Ia
kagum dan meemberi hadiah keppada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban Bagaimana mengajari
keledai membaca? Nasrudin berkisah, Sesampainya ddirumah, aku siapkan lemabaran-lembaran
besar mirip buku. Aku sisipkanbiji-biji gandum di dalamnya. Keledai ittu harus belajar
membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-bijian itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya,
ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah ia lakukan terus samai ia terlatih membalik-balik
halaman buku itu. Namun, bukankah ia tida mengerti apa yang dibacanaya? Tukaas Timur Lenk.
Nasrudin menjawab. Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik
halaman tanpa menngerti isinya. Jadi kalau kita membuka-buka buku tanpa megerti isinya berarti
kita sebodoh keledai, bukan? Kata Nasrudin dengan mimik serius. Sumber http://blogger-
apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)