Anda di halaman 1dari 2

Nama : Wahyu Oktavianingsih

NIM : 18112180
Kelas : PAI E PROSUS

1. a. Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan bentuk komunikasi yang


disampaikan guru (mu’alim) kepada murid (muta’alim) dengan cara tertulis (ta’bir al-
tahriri) atau lisan (ta’bir al-syafawi). Komunikasi verbal ini menempati posisi yang
sangat vital dalam pembelajaran khususnya pada materi bahasa arab. Karena pada
kenyataannya, ide-ide, point-point penting dalam pikiran atau keputusan, lebih mudah
disampaikan secara verbal daripada non verbal.
b. Pembelajaran bahasa diperlukan agar seseorang dapat berkomunikasi dengan
baik dan benar dengan sesamanya dan lingkungannya, baik secara lisan maupun
tulisan. Tujuanpembelajaran bahasa adalah untuk menguasasi ilmu bahasa dan
kemahiran berbahasa arab,seperti muthala’ah, muhadatsah, insya’; nahwu dan sharaf,
sehingga memperolehkemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran,
yaitu: (1) kemahiran menyimak, kemahiran membaca, kemahiran menulis, dan
kemahiran berbicara. Menyimak merupakan proses perubahan wujud bunyi (bahasa)
menjadi wujud makna. Kemahiranmenyimak sebagai kemahiran berbahasa yang
sifatnya reseptif, menerima informasi dari orang lain (pembicara).
c. Pengertian Komunikasi pembelajaran Komunikasi pembelajaran adalah proses
penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain supaya mencapai keberhasilan
dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan
pembelajaran, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi
hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan
komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat tergantung dari kedua belah
pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung
jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan
pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut
dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Terkait dengan
proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini
adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik
yang positif.
d. Bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Saat ini guru
dituntut untuk mampu meningkatkan profesionalisme melalui Kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan. Dan salah satunya dengan belajar menulis dan penelitian.
Kegiatan ini sebenarnya sangat mudah tetapi banyak guru yang tidak berani untuk mencoba
dan akhirnya berhenti di tengah jalan. Profesionalisme guru dalam mengajar juga
tercemin dari cara penyampaian materi pelajaran. Seorang guru harus berkonsentrasi
pada materi yang dibahas, sehingga hasilnya bisa maksimal. Disamping itu, dengan
profesionalisme yang tinggi dalam mengajar, akan memberi motivasi bagi siswa
untuk lebih mengembangkan bakat dan kemampuannya. Sehingga, profesionalisme
yang tinggi sangat penting dimiliki bagi seorang guru.
2. Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu bersifat dinamis serta harus selalu
dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan
tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan pengembangannya harus
dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan
pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas, mau
dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut. Sehubungan
dengan itu, sejak wacana perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 digulirkan,
telah muncul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan baik yang pro maupun
kontra. Setelah mendapat berbagai masukan dari berbagai pihak, dengan berbagai
modifikasi dan penyederhanaan, pemerintah optimis seluruh sekolah yang
menerapkan K13 akan mudah mengimplementasikannya.
Belajar bahasa Arab masih disajikan dengan model yang terkesan kaku,
dengan menampilkan hafalan-hafalan yang panjang dan membosankan. Meskipun
pembelajaran bahasa dapat dipastikan dengan cara menghafal sesuatu yang baru,
tetapi bisa disajikan dengan model dan pendekatan yang memberikan pengalaman
bagi peserta. Konsep belajar yang ditawarkan oleh kurikulum 2013, bisa menjadi
harapan baru bagi dunia pembelajaran. Konsep pembelajaran terintegrasi dalam tiga
aspek; sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Dengan proses pembelajaran yang
demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa” (Pedoman K 13).
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku sebelumnya. Titik perbedaan antara keduanya
adalah titik tekan pembelajaran dan cakupan materi yang diberikan kepada peserta
didik. Kurikulum 2013 berusaha memadukan antara kemampuan sikap, ketrampilan
dan pengetahuan. Dengan demikian, sikap dan ketrampilan menjadi prioritas utama
dari pada pengetahuan. Meskipun demikian, harapannya ketiga kemampuan tersebut
dapat berjalan seimbang dan beriringan sehingga pencapaian pembelajaran dapat
berhasil dengan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai