Anda di halaman 1dari 26

SALINGDIDIK IX 2022

ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9

Pengambangan Buku Panduan Layanan Bimbingan Klasikal dalam


Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Dasar Nurul Islam

Windiarsi
Universitas Borneo Tarakan
Email: [windiarsi25@gmail.com]
[Catatan: notasi superskrip (1, 2, dst) digunakan jika penulis berasal dari institusi yang berbeda. Nama Perguruan
Tinggi tidak boleh disingkat]

Informasi Artikel Abstak


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan R & D (Research and
Diterima:
Development) atau penelitian dan pengembangan yang menghasilkan suatu produk.
Direview:
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa buku panduan layanan
Disetujui:
bimbingan klasikal dalam meningkatkan kemandirian belajar disekolah dasar yang
Kata Kunci teruji secara teoritis dengan memenuhi kriteria kelayakan produk.. Pengembangan
(Maksimum 5 kata produk buku panduan layanan bimbingan klasikal ini mengadopsi tahapan model
kunci, dipisahkan pengembangan Borg & Gall. Produk tersebut dikembangkan dengan memenuhi
dengan tanda koma, kriteria akseptabilitas yang sesuai dengan aspek kegunaan, kelayakan, ketepatan dan
[Font Cambria 10, kepatutan. Untuk mengetahui akseptabilitas produk maka dilakukan uji ahli validasi
spasi tunggal, rata yaitu validasi ahli media, validasi ahli materi, uji validasi ahli bahasa, selanjutnya
kiri]) dilakukasn ujo coba yaitu uji coba pengguna produk dan uji coba kelompok terbatas.
Instrumen penelitian ini berupa angket yang digunakan untuk mengetahui
akseptabilitas produk. Adapun hasil penilaiannya dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil validasi
uji ahli menunjukkan bahwa produk buku panduan layanan bimbingan klasikal dalam
meningkatkan kemandirian belajar siswa di sekolah dasar memenuhi kriteria
akseptabilitas yang sesuai dengan aspek kegunaan, kelayakan, ketepatan dan
kepatutan. Skor yang diperoleh dari hasil validasi uji ahli materi (80%), validasi uji ahli
media (90,7%) dan uji ahli bahasa (80%), kemudian uji coba pengguna produk yang
terdiri dari dua subjek yaitu (78,3%) dan (85%) masuk kedalam kategori “Layak” dan
dapat dilakukan revisi sewaktu-waktu.

A. Pendahuluan
Kemandirian belajar merupakan aspek penting yang harus ditanamkan kepada siswa
sejak dini. Kemandirian adalah bentuk sikap terhadap objek di mana individu memiliki
independensi yang tidak terpengaruh terhadap orang lain, maksudnya orang yang
berperilaku mandiri mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh dirinya sendiri
tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain. Kemandirian belajar adalah suatu bentuk
belajar yang terpusat pada kreasi peserta didik dari kesempatan dan pengalaman penting
bagi peserta didik sehingga ia mampu percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar
setiap waktu, dengan kemandirian belajar tersebut peserta didik akan dapat mengembangkan
nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kemandirian belajar dapat didefinisikan secara integral dari pengertian kemandirian dan
pengertian belajar. Kemandirian belajar siswa merupakan cermin sikap kreatif, kebebasan
dalam bertindak dan tanggung jawab yang ditandai dengan adanya inisiatif belajar dan
keinginan mendapat pengalaman, belajar yang diikuti kemandirian akan mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan belajarnya dengan penuh tanggung jawab, kemauan yang kuat dan
memiliki disiplin yang tinggi sehingga prestasi belajar akan dapat dicapai dengan maksimal
menurut Mashuri (dalam Gusnita, 2021). Kemandirian belajar secara sederhana dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan proses belajar secara mandiri,
terlepas ada atau tidak adanya bantuan dari guru atau pihak lain. Menurut Wiryawan (dalam
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Furqan dkk: 2020), kemandirian belajar ini adalah sebuah peningkatan pengetahuan,
keahlian, prestasi, dan pengembangan diri yang dilakukan individu menggunakan banyak
metode dalam banyak situasi dengan tidak dibatasi waktu belajar. Kemandirian belajar
dikaitkan dengan siswa yang mampu menunjukan sikap, keinginan dan kesesuaian tindakan
untuk menghubungkan kehidupan dengan pendidikan dan berkompeten untuk
bertanggungjawab atas kualitas pembelajarannya sendiri. Kemandirian sendiri adalah
aktivitas kesadaran siswa untuk mau belajar tanpa ada paksaan dari lingkungan sekitar dalam
rangka mewujudkan pertanggungjawaban sebagai seorang pelajar dalam mengahadapi
kesulitan belajar. Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri
segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencenakan sesuatu yang
dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam
pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran, dengan
adanya kemandirian belajar dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Kemandirian belajar memerlukan tanggung jawab, memiliki inisiatif berpikir, mempunyai
tekad yang kuat dan mampu menerima akibat yang ditimbulkan. Siswa dijadikan sebagai
pebelajar bagi dirinya sendiri agar siswa mampu berusaha dengan tekun pada saat kegiatan
belajar sekolah. Sejak awal dari pemberian tugas belajar yang disampaikan guru, maka siswa
harus memiliki tekad yang kuat di dalam pikirannya agar semangat belajar yang timbul akan
memunculkan ide kreatif serta dapat berinovatif (Irfan dkk, 2020).
Menurut Sa’diyah (dalam Tresnaningsih dkk: 2019) menyatakan anak yang memiliki
kemandirian dalam kegiatan belajar akan terlihat aktif, menguasai strategi-strategi dalam
belajar dan mampu mengatur perilaku kondisinya serta memiliki keyakinan diri. Kemandirian
belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
Menurut Ali (dalam Nugroho & Maulana, 2020) Kemandirian merupakan suatu kekuatan
internal yang diperoleh melalui proses realisasi kemandirian dan proses menuju
kesempurnaan. Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan siswa dalam belajar, sehingga sikap mandiri ini penting dimiliki oleh siapa saja
yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Sehingga dengan demikian, peserta didik
mengatur pembelajarannya sendiri dengan mengaktifkan kognitif, afektif dan perilakunya
yang ada pada dirinya sehingga tercapai tujuan belajar yang diinginkan
Williamson (dalam Rahmi dkk, 2021), memilah kemandirian belajar menjadi lima
kategori, yakni : (1) Awareness, kesadaran dan pemahaman siswa tentang perlunya belajar
yang memberikan kontrobusi untuk menjadi siswa yang mandiri, (2) Learning Strategies,
berbagai strategi yang digunakan siswa untuk biasa mandiri, (3) Learning Activites, siswa
secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar untuk menjadi siswa yang mandiri, (4) Evaluation,
siswa memonitoring kegiatan belajarnya, (5) Interpersonal Skill, keterampilan siswa dalam
hubungannya dengan orang lain dibutuhkan agar bias menjadi siswa yang mandiri. Kelima
kategori tersebut menjadi indikator kemandirian belajar peserta didik. Dengan demikian yang
dimaksud dengan kemandirian dalam hal ini adalah perilaku peserta didik dalam
mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang
lain.
Sebagian besar guru di sekolah menganggap kemandirian belajar bukanlah permasalahan
besar sehingga kurang ditanamkanmya kemandirian belajar kepada peserta didik, terutama
peserta didik dijenjang sekolah dasar. Salah satu permasalahan yang sering dialami siswa di
sekolah dasar adalah kurangnya kemandirian belajar dalam diri siswa. Hal ini dapat dilihat
dari berbagai permasalahan-permasalahan umum yang dialami siswa di sekolah dasar
diantaranya, siswa yang melakukan bolos sekolah, jarang mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan di sekolah maupun di rumah, belum bisa mengelola kebutuhan belajarnya dengan
baik, hal seperti inilah salah satu potensi berkurangnya kemandirian belajar dalam diri siswa.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Siswa yang memiliki kemampuan belajar dalam dirinya akan mampu dalam mengembangkan
potensi belajarnya dan dapat mengelola proses belajarnya. Siswa dapat mengatur bagaimana
gaya belajar yang digunakannya, dapat membedakan kapan waktu belajar dan kapan waktu
bersantai, aktif saat melakukan pembelajaran baik saat di kelas maupun rumah, dan siswa
dapat memahami apa saja yang harus dilakukan agar tercapai tujuan dalam pembelajarannya.
Disisi lain tidak semua siswa dapat mengembangkan potensi belajarnya dan mengelola
proses dalam belajar sesuai kebutuhannya, siswa disekolah dasar sering mengalaminya
ditambah usia siswa disekolah dasar masih sangat butuh bimbingan dari guru kelasnya, yang
dimana dalam hal ini guru kelaslah yang membantu siswa dalam mengembangkan proses
belajar sehingga dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Oleh karena itu dibutuhkan
sebuah layanan khusus yang membantu para guru kelas dalam meningkatkan kemandirian
belajar siswa yaitu layanan bimbingan dan konseling.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu pada perkembangan siswa
SD yang tengah beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi
dengan mengenal berbagai aturan, nilai, dan norma-norma. Menurut Widada (2013), layanan
bimbingan dan konseling di SD merupakan layanan spesifik yang diberikan kepada siswa agar
ia memperoleh kesempatan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi dan minatnya,
mampu mengenali dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu mengarahkan diri dan pada
akhirnya mampu memecahkan masalah yang kemungkinan dihadapi dalam hidupnya.
Layanan bimbingan dan konseling memfasilitasi siswa dengan menyampaikan informasi yang
diperlukan, memberikan pengarahan, memberikan motivasi, membantu mengenali diri
melalui layanan tes, menujukkan resiko-resiko atas pilihan yang ada, memberi kan nasihat
jika diperlukan.
Menurut Tanod (dalam Tunru dkk: 2022), bimbingan dan konseling di sekolah dasar
sangat diperlukan, seharusnya disetiap sekolah dasar memiliki guru bimbingan dan konseling
dengan begitu guru bimbingan dan konseling dan guru kelas dapat melaksanakan kerjasama
untuk membantu peserta didik dalam perkembangannya. Dalam pola perkembangan,
program bimbingan tidak semata-mata membahas anak krisis atau bermasalah, mencegah
munculnya masalah, atau membahas tentang problematika peserta didik lainnya. Namun
demikian, model ini mendiskusikan peningkatan prestasi belajar, hubungan saling membantu
sekolah dan rumah, peningkatan keterampilan, bakat, minat, dan aspek-aspek perkembangan
lainnya yang menjadi kebutuhan peserta didik. Oleh sebab itu, model bimbingan dan
konseling perkembangan menjadi model yang diyakini paling ideal untuk dilaksanakan di
sekolah dasar. Beberapa kelebihan pelaksanaan bimbingan dan konseling perkembangan
disampaikan Ahman (dalam Irham, 2014), antara lain : (1), Kebutuhan akan layanan
bimbingan di sekolah dasar muncul dari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan
peserta didik. Bimbingan perkembangan tepat diterapkan di sekolah dasar, sebab lebih
berorientasi pada perkembangan fisik, psikologis, dan ekologi peserta didik. (2), Pelaksanaan
bimbingan perkembangan melibatkan banyak pihak, seperti orang tua, guru, serta pihak
sekolah sehingga lebih efektif. (3), Bimbingan perkembangan mengintegrasikan berbagai
pendekatan dan orientasi lintas budaya sehingga tidak mecabut klien dari akar budayanya.
Hal ini karena model bimbingan ini meramu apa yang terbaik dari masing-masing model dan
pendekatan.
Penggunaan model bimbingan dan konseling perkembangan lebih menekankan pada
efektivitas dan efesiensi pelaksanaanya tanpa menghilangkan esensi dan nilai-nilai bimbingan
dan konseling itu sendiri. Bahkan, model bimbingan dan konseling ini dikatakan lebih
komprehensif dan jauh lebih luas serta kompleks.
Pendekatan bimbingan dan konseling di sekolah dasar lebih banyak menggunakan
pendekatan preventif maupun pendekatan kritis. Pendekatan perkembangan melihat bahwa
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


potensi peserta didik perlu dikembangkan dan didukung dalam bentuk interaksi sehat antar
individu dengan lingkungannya. Perkembangan optimal peserta didik dapat berwujud
kemandirian, kepercayaan diri, tanggung jawab, serta perkembangan kemampuan intelektual,
sosial, dan perjalanan hidupnya. Atas dasar itu, ahli bimbingan dan konseling secara spesifik
membagi tujuan pengembangan peserta didik dalam empat kelompok besar yaitu pribadi,
sosial, belajar dan karir.
Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian disalah satu sekolah dasar
dengan judul “Pengembangan Panduan Layanan Klasikal Untuk Meningkatkan Kemandirian
Belajar Siswa Sekolah Dasar Nurul Islam. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sebuah
produk berupa buku panduan layanan bimbingan klasikal yang dimana diharapakan dapat
membantu dan memudahkan guru kelas dalam melakukan sebuah layanan bimbingan untuk
meningkatkan kemandirian belajar peserta didik di sekolah dasar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah seperti apa bentuk panduan pengembangan layanan bimbingan klasikal
dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa disekolah dasar. Tujuan dari pengembangan
ini adalah, mengembangkan produk berupa buku panduan layanan bimbingan klasikal dalam
meningkatkan kemandirian belajar disekolah dasar yang teruji secara teoritis dengan
memenuhi kriteria kelayakan produk.

B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D). Menurut Sugiyono, (2016) Research and Development (R&D) atau
Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian pengembangan yang akan dilakukan adalah mengembangkan sebuah produk
berupa Buku Panduan Layanan bimbingan Klasikal dalam meningkatkan Kemandirian Belajar
peserta didik di sekolah dasar.
Secara garis besar prosedur penelitian pengembangan ini sesuai dengan langkah
penelitian dan pengembangan Borg and Gall (1983) yang terdiri dari sepuluh langkah. Secara
lebih terperinci, sepuluh langkah penelitian Borg & Gall yang dipakai dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Pengumpulan Informasi (Research and Information Collecting)
Assesmen kebutuhan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei lapangan
dan studi kepustakaan
Studi lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan
obervasi lapangan pada salah satu Sekolah Dasar Swasta yang dilakukan selama kurang lebih
tiga bulan di SDS Nurul Islam Tarakan. Pengamatan lapangan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kemandirian belajar siswa SD dan seperti apa bentuk
pelayanan Guru kelas dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan hasil
observasi adapun potensi yang peneliti temukan bahwa kemandirian belajar peserta didik
menurun semenjak diberlakukannya pembelajaran secara daring (belajar dari rumah). Dapat
disimpulkan bahwa belum adanya pelayanan/program yang secara spesifik khusus untuk
membimbing kemandirian belajar siswa yang diterapkan disekolah dasar dan dari
pengamatan lapangan itu dapat disimpulkan bahwa untuk jenjang SD diperlukan layanan
bimbingan dan konseling yang memuat materi tentang kemandirian belajar.
Studi kepustakaan dilakukan untuk mengkaji konsep dan landasan teoritik yang
mendukung asumsi penelitian. Hal ini dilakukan agar langkah-langkah dalam pengembangan
produk dapat disusun secara tepat. Konsep-konsep dan landasan teoritik yang dikaji adalah
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


konsep-konsep yang berhubungan dengan panduan layanan bimbingan klasikal dan
kemandiran belajar siswa.
Studi yang dilakukan berkaitan dengan panduan layanan bimbingan klasikal adalah
“Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (SD)” yang
dibuat dan dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru
dan Tenaga Kependidikan 2016 dan buku “Bimbingan Klasikal Berdasarkan Falsafah” karya
Karyanti & M. Andi Setiawan. Sedangkan studi yang dilakukan berkaitan dengan Kemandirian
Belajar diambil dari buku “Problematika Peserta Didik dari Aspek Akademis” karya Siti Rahmi
dkk. Berdasarkan kepustakaan tersebut peneliti juga menyimpulkan bahwa pengembangan
Panduan Layanan Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar merupakan
sebuah alternative bagi guru kelas dalam melakukan pelayanan kepada siswa dalam
meningkatkan kemandirian belajar siswa disekolah dasar (SD).
2. Perencanaan (Planning).
Perencanaan dalam penelitian pengembangan ini adalah perencanaan proses penelitian
dan perencanaan produk yang akan dikembangkan. Perencanaan penelitian termasuk
diantaranya menentukan tempat dan subjek penelitian. Sedangkan perencanaan produk
meliputi desain dan materi produk yang dikembangkan sesuai dengan pengamatan lapangan
dan studi kepustakaan.
Perencanaan penelitian dimulai dengan membuat surat perijinan kepada pihak-pihak
terkait, di antaranya tempat pengamatan lapangan sebagai asesmen kebutuhan yang
dilakukan di Sekolah Dasar Nurul Islam Tarakan. Perencanaan produk dilakukan dengan
menentukan jenis produk yang dikembangkan, yakni berupa buku panduan layanan
bimbingan klasikal bagi guru kelas disekolah dasar (SD).
3. Pengembangan Produk Awal (Develop Preliminary From of Product)
Kegiatan pada tahap ini adalah merancang format media dan menentukan isi media paket
pelatihan.
Bentuk media yang dirancang berupa buku panduan Layanan Bimbingan Klasikal bagi
guru kelas SD yang berisi materi layanan bimbingan klasikal dalam melaksanakan layanan di
kelas.
Isi media berupa materi dan panduan dalam pelaksanaan layanan binbingan klasikal
untuk meningkatkan kemandirian belajar Guru kelas SD. Sedangkan sistematika Panduan
secara umum terdiri dari empat bagian yaitu pendahuluan, petunjuk umum, tahapan
pelaksanaan dan rubik penilaian pelaksanaan. Penjabaran sistematika panduan bagi guru
kelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Sistematika Isi Buku Panduan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal untuk Guru kelas SD.
Bagian buku Isi/Materi
A. Latar belakang
Pendahuluan
B. Landasan perundang-undangan
Bab 1 A. Kemandirian belajar.
Pengantar untuk guru kelas B. Pentingnya Layanan Bimbingan dan Konseling di SD.
A. Pengertian Kemandirian Belajar Bidang Sosial.
Bab 2 B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian
Belajar
Meningkatkan Kemandirian C. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Belajar D. Tujuan dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar
E. Indikator-indikator dalam Kemandirian Belajar
Bab 3 A. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal.
B. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal.
Penerapan Layanan Bimbingan C. Tahapan dalam Pelakasanaan Layanan Bimbingan
Klasikal di Sekolah Dasar Klasikal
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


A. Metode Ekspositori
B. Metode Ceramah
Bab 4 C. Ekspositori Tertulis
D. Metode Diskusi Kelompok
Metode Layanan Bimbingan E. Metode Permainan Peran (Roleplaying)
Klasikal F. Metode Permainan Simulasi
G. Metode Permainan Homeroom
H. Teknik Permainan Kelompok
A. Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Layanan
Bab 5 Bimbingan Klasikal
Rencana Pelaksanaan Layanan B. Bentuk Format Rencana Pelaksanaan Layanan
Bimbingan Klasikal Bimbingan Klasikal Kurikulum 13 (RPL K13) dan
Kurikulum Merdeka

4. Uji Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)


Ada dua jenis penilaian yang dilakukan dalam uji lapangan awal, yakni penilaian materi
dan penilaian media. Berdasarkan BSNP, Penilaian materi dilakukan untuk memperoleh
penilaian pada aspek kelayakan isi dan kelayakan penyajian. Sedangkan penilaian media
mencakup penilaian pada aspek kelayakan kegrafikan dan kelayakan bahasa. Berikut uraian
penilaian ahli dalam penelitian ini:
Tabel 2.2 Uraian Penilaian Ahli
Jenis penilaian Aspek kelayakan Penilai
Aspek Kelayakan Isi
Penilaian materi Aspek Kelayakan Penyajian 2 orang dosen Bk
Penilaian Kontekstual
Aspek Kelayakan 1 orang ahli media
Penilaian media Kegrafikaan pendidikan, 1 orang ahli
bahasa
Aspek Kelayakan Bahasa

Dua jenis penilaian tersebut akan dilakukan oleh empat orang ahli yang terdiri dari dua
orang ahli materi, satu orang ahli bahasa dan satu orang ahli pengembangan media
pendidikan. Hasil Uji penilaian ahli digunakan sebagai bahan revisi produk yang pertama.
5. Revisi Produk Pokok/Utama (Main Product Revision)
Revisi pada tahap pertama meliputi desain produk dan keseluruhan materi/isi produk.
Setiap penilaian dan masukan dari para ahli dipertimbangkan sebagai bahan untuk
melakukan revisi produk awal. Dari penilaian para ahli tersebut juga akan diketahui apakah
produk buku panduan yang disusun sudah layak dilanjutkan atau perlu direvisi.
6. Uji Lapangan Pokok/Utama (Main Field Testing)
Uji lapangan pokok/utama juga sering disebut uji pengguna produk. Uji lapangan pokok
diberikan kepada guru kelas disekolah dasar Nurul Islam. Uji pengguna dilakukan untuk
memperoleh penilaian pengguna produk terhadap panduan yang dihasilkan. Berikut uraian
kriteria uji pengguna.
Tabel 2.3 Uraian Penilaian Pengguna
Jenis penilaian Aspek kelayakan penilai
Kesesuaian materi
Penilaian guru kelas Ketertarikan materi Guru kelas SD
Keesesuaian bahasa
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Data yang diperoleh dari uji pengguna berupa data angka dan data non angka/verbal.
Data yang diperoleh dari uji pengguna ini digunakan untuk revisi produk yang kedua.
7. Revisi Produk Operasional (Operasional Product Revision)
Revisi pada tahap kedua meliputi desain dan isi produk. Revisi pada desain diperoleh dari
penilaian pada aspek kemenarikan, sedangkan revisi isi produk diperoleh dari penilaian
materi dan bahasa. Revisi pada tahap kedua ini menjadi tolak ukur bagi peneliti untuk
memperoleh masukan dari sudut pandang pengguna panduan layanan ini oleh guru kelas SD.
Penilaian dan masukan dari guru kelas merupakan hal yang penting karena sebagai guru
kelas yang selain memberikan layanan pembelajaran juga sebagai seorang yang memberikan
layanan khusus merupakan pihak yang dirasa paling memahami kebutuhan peserta didiknya.
Dari penilaian pengguna tersebut juga akan diketahui apakah produk sudah sesuai keadaan
riil di lapangan atau belum.
8. Uji Lapangan Operasional (Operasional Field Testing)
Uji kelompok terbatas dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala yang tidak diketahui
pada uji ahli dan uji pengguna, seperti bagaimana respon siswa terhadap dilaksanakannya
layanan bimbingan klasikal ini. Uji kelompok terbatas juga digunakan untuk mengetahui
keefektifan produk yang dikembangkan. Uji coba produk ini dilakukan pada siswa kelas V-VI
SD Nurul Islam. Subjek yang terpilih adalah hasil dari analisis yang dilakukan peneliti
terhadap sekelompok siswa dalam salah satu kelas yang dirasa memiliki kemandirian belajar
rendah. Hal itu diperoleh dengan menyebarkan angket kemandirian belajar. Uji kelompok
terbatas dilakukan oleh peneliti secara langsung untuk mengetahui kebermanfaatan dan
keefektifan produk dengan melakukan layanan bimbingan klasikal di kelas yang dilakukan
oleh guru kelas. Produk yang diuji cobakan merupakan produk yang telah direvisi melalui
penilaian ahli dan penilaian pengguna produk. Pengalaman selama uji coba produk pada
kelompok terbatas digunakan sebagai bahan untuk menyusun produk akhir.
9. Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)
Revisi tahap akhir bersifat experiential learning bagi peneliti, karena dalam hal ini peneliti
terjun langsung ke lapangan dan memberikan sebuah pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah dasar yang pada dasarnya belum ada terlaksananya program layanan bimbingan
dan konseling disekolah dasar ini yang sedang melatih kemandirian belajar siswa SD. Refleksi
terhadap diri sendiri menjadi acuan penting untuk melakukan revisi terakhir ini. Kesulitan
dan kendala yang dialami langsung oleh peneliti menjadi tambahan bagi peneliti untuk
merevisi produk.
10. Diseminasi (Dissemination)
Berdasarkan penilaian ahli, penilaian pengguna dan hasil uji coba produk pada kelompok
terbatas, dilakukanlah penyusunan produk akhir panduan layanan bimbingan klasikal dalam
meningkatkan kemandiran belajar siswa disekolah dasar. Sebagai penyempurnaan tahapan
penelitian dan pengembangan dilakukan diseminasi setelah melaksanakan seminar hasil yang
berupa mencetak produk dan kemudian disebarkan ke MGBK, melakukan diskusi kelompok
bedah buku atau pelatihan proseding bimbingan dan konseling yang diadakan oleh program
sarjana Universitas Borneo Tarakan untuk mempromosikan produk pada khalayak luas.
Uji coba Produk
Desain Uji Coba produk
Desain uji coba yang dilakukan peneliti berupa penilaian formatif yang dilakukan dengan
tiga tahapan, yakni uji lapangan awal (penilaian ahli), lapangan pokok/utama (penilaian calon
pengguna), uji lapangan operasional (uji pengguna) dan uji lapangan operasional (uji coba
kelompok terbatas) (Borg & Gall, 1983). Ketiga tahapan uji coba dilakukan menilai kelayakan
dan keberterimaan produk. Uji ahli dilakukan untuk mendapatkan penilaian terhadap aspek
kelayakan dan uji pengguna dan kelompok terbatas dilakukan untuk mendapatkan penilaian
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


terhadap aspek keberterimaan. Hasil dari penilaian uji coba produk digunakan sebagai acuan
untuk melakukan perbaikan produk.
Berikut jabaran desain uji coba yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini
adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Desain Uji Coba Produk


Uji Coba Instrumen Subjek
Ahli Materi
Penilaian Ahli Materi/Isi Angket Penilaian Materi (Dosen Bimbingan dan
Konseling)
Ahli Media
Penilian Ahli Media Angket Penilian Media
(Dosen Media Pembelajaran)
Ahli Bahasa
Penilaian Ahli Bahasa Angket Penilaian Bahasa
(Dosen Bahasa Indonesia)
Angket Penilaian Pengguna
Uji Pengguna Produk Guru Kelas V dan VI
Produk
Uji Produk Kelompok
Angket Kemandiran Belajar Siswa Kelas V dan VI
Terbatas

Subjek uji coba produk


Subjek penilaian ahli
Penetapan subjek validasi ahli (validator) didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
tertentu (purposive). Hal ini dimaksudkan untuk mendapat subjek uji ahli yang tepat.
Ketepatan memilih ahli akan menentukan validitas penilaiannya.
1) Ahli materi
Ahli Materi Penetapan validator materi/isi pada panduan layanan bimbingan klasikal
dalam meningkatkan kemandirian belajar didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: (1)
memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 Bimbingan dan Konseling; (2) sebagai
pengajar bimbingan dan konseling pada jenjang perguruan tinggi; (3) menguasai materi yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Adapun kisi-kisi intrumen uji ahli materi adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.5 Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Media
Kriteria Indikator
A. Kesesuian materi tugas perkembangan
B. Keakuratan materi
 Aspek kelayakan isi
C. Kemutakhiran materi
D. Mendorong keingintahuan
A. Teknik penyajian
B. Pendukung penyajian
 Aspek kelayakan penyajian
C. Penyajian pembelajaran
D. Koherensi dan keruntutan Alur Pikir
A. Hakikat konsektual
 Aspek penilaian konseptual
B. Komponen konsektual.

2) Ahli Media Pendidikan


Penetapan validator media pada paket kemandirian belajar dengan strategi individual
learning plan didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: (1) pendidikan minimal S1
Teknologi Pembelajaran; (2) memiliki pemahaman mengenai media pendidikan. Adapun kisi-
kisi intrumen uji ahli media adalah sebagai berikut:
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Tabel 2.6 Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Media
Kriteria Indikator
A. Ukuran modul
Aspek kelayakan kegrafisan B. Desain sampul modul
C. Desain isi modul

3) Ahli Bahasa
Sedangkan validator bahasa didasarkan pada pertimbangan berikut: 1) pendidikan
minimal S2 Bahasa Indonesia; 2) memiliki keahlian dalam penggunaan tata Bahasa Indonesia
dengan baik. Adapun kisi-kisi intrumen uji ahli bahasa adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Bahasa
Kriteria Indikator
 Aspek kelayakan isi  Lugas
 Komunikatif
 Dialogis dan Interaktif
 Kesesuaian dengan perkembangan peserta
didik.
 Kesesuaian dengan kaidah bahasa.
 Konsisten dalam penggunaan istilah, simbol,
atau ikon

Subjek Uji Pengguna


Uji pengguna produk diberikan kepada guru kelas disekolah dasar. Penetapan subjek uji
pengguna (guru kelas) dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu (purposive). Beberapa
pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan subjek uji pengguna di antaranya: yaitu: (1)
merupakan guru tetap disekolah dasar, (2) telah menjadi guru kelas disekolah dasar minimal
2 tahun, (3) memahami problem-probem kemandirian belajar yang dialami siswa, (3)
responsive terhadap pengembangan produk buku panduan layanan bimbingan klasikal dalam
meningkatkan kemandirian belajar siswa disekolah dasar.
Tujuan uji coba pengguna oleh konselor adalah untuk mengetahui kesesuaian kegunaan
produk secara langsung oleh pengguna. Kisi-kisi intrumen uji pengguna produk untuk
konselor adalah sebagai berikut:

Tabel 2.8 Kisi-kisi Instrumen Uji Pengguna


Kriteria Indikator
Materi
Respon guru kelas SD Bahasa
Ketarikan

Uji Coba Skala Kecil/Kelompok Terbatas


Dilakukan Uji Coba Produk kepada siswa di sekolah dasar dalam skala kecil/kelompok
terbatas yang berjumlah 8 siswa disekolah dasar gabungan antara kelas V dan Kelas VI.
Penentuan sampel untuk uji coba lapangan terbatas ini dilakukan melalui purposive sampling
dengan menggunakan angket kemandirian belajar. Angket kemandirian belajar diberikan
kepada siswa kelas V-VI yang dimana siswanya memiliki kriteria kemandirian belajar yang
rendah.
Jenis Data
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Jenis data yang digunakan adalah data kuantitaif dan kualitatif. Data kuantitatif diperolah dari
angket hasil uji ahli dan uji coba lapangan. Jenis data yang dihasilkan berupa data ordinal.
Penilaian ini kemudian intepretasikan untuk mengetahui besarnya tingkat validitas produk
yang telah dibuat oleh peneliti. Sedangkan data kualitatif didapatkan dari hasil saran dan
masukan dari ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa ketika validasi produk dan pengguna
produk (Para ahli dan guru kelas SD) ketika uji coba lapangan.
Instrumen penelitian
Instrumen atau alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket
(kuesioner), wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan dara yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Angket berisi pernyataan-pernyataan tentang keberterimaan format dan isi
media. Tujuan angket dalam penelitian ini untuk mendapatkan penilaian ahli yaitu ahli
materi, ahli bahasa, ahli media pendidikan, dan penilaian dari pengguna produk. Angket
digunakan untuk pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Angket dalam penelitian ini
terbagi menjadi dua, yaitu angket untuk uji produk dan angket kemandirian belajar. Berikut
instrument 5 indikator menurut Williamson (2007) untuk mengukur kemandirian belajar
berdasarkan self-rating scale of self-directed learning (SRSSDL yaitu: Awareness, Learning
Strategis, Learning Activites, Evaluation, Interpersnoal Skill.
Tabel 3.9 Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar
Penilaian
Indikator Sub Indikator
SK K C B SB
Adanya kesadaran dan
pemahaman siswa tentang
Kesadaran (Aware perlunya belajar dan dapat
ness) memberikan kontribusi
untuk menjadi siswa yang
mandiri.
Strategi Belajar Membuat strategi belajar
(Learning yang dapat digunakan siswa
Strategies) untuk bisa mandiri.
Kegiatan Belajar Siswa secara aktif terlibat
(Learning dalam kegiatan belajar untuk
activities ) menjadi siswa yang mandiri.
Evaluasi Siswa dapat memonitoring
(Evaluation) kegiatan belajarnya.
Kemampuan Keterampilan siswa dalam
Interpersonal hubungannya dengan orang
(Interpersonal lain dibutuhkan agar bias
Skills) menjadi siswa yang mandiri.

Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab dengan responden bertujuan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh Peneliti.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ini berupa
foto-foto guru kelas pada pelaksanaan/praktek Layanan Bimbingan Klasikal kepada peserta
didik dan pada saat pengisian angket penilaian media buku panduan layanan klasikal dalam
meningkatkan kemandirian belajar siswa sekolah dasar.
Teknik analisis data
Jenis Penelitian
4) Penilaian ahli Materi
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Penilaian oleh uji ahli materi terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kelayakan isi, aspek
kelayakan penyajian, dan aspek penilaian kontekstual. Penskoran penilaian materi adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.10. Penskoran Penilaian Ahli Materi


Aspek
Skor Penilaian
Kelayakan isi Kelayakan penyajian
Kontekstual
1 Sangat Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai
2 Kurang Sesuai Kurang Sesuai Kurang Sesuai
3 Cukup Sesuai Cukup Sesuai Cukup Sesuai
4 Sesuai Sesuai Sesuai
5 Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai

Angket penilaian materi berjumlah 31 item dan setiap item mempunyai gradasi skor 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian ahli adalah 155 dan skor terendah
adalah 31. Selanjutnya skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi kelayakan
produk dari segi materi yang dikembangkan.
5) Penilaian Ahli Media.
Penilaian pada uji ahli media mencakup aspek kelayakan kegrafikan yang terdiri dari tiga
indikator yaitu ukuran modul, desain sampul modul, dan desain isi modul. Penskoran
penilaian media adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11. Penskoran Penilaian Ahli Media
Skor Aspek kelayakan media
1 Sangat Tidak Sesuai
2 Kurang Sesuai
3 Cukup Sesuai
4 Sesuai
5 Sangat Sesuai

Pada penilaian ini mempunyai 28 item dan masing-masing item mempunyai gradasi 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian ahli adalah 140 dan skor terendah
adalah 28. Skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi kelayakan produk dari segi
media yang dikembangkan.
6) Penilaian Ahli Bahasa.
Penilaian pada uji ahli bahasa mencakup aspek kelayakan bahasa yang terdiri dari enam
indikator yaitu lugas, komunikatif, dialogis dan interaktif, kesesuaian dengan perkembangan
peserta didik, kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan penggunaan istilah, simbol, atau ikon.
Penskoran penilaian bahasa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12. Penskoran Penilaian Ahli Bahasa
Skor Aspek kelayakan bahasa
1 Sangat Tidak Sesuai
2 Kurang Sesuai
3 Cukup Sesuai
4 Sesuai
5 Sangat Sesuai

Pada penilaian ini mempunyai 12 item dan masing-masing item mempunyai gradasi 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian ahli adalah 60 dan skor terendah
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


adalah 12. Skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi kelayakan produk dari segi
bahasa yang dikembangkan.
7) Penilaian Pengguna Produk.
Penilaian pada uji pengguna digunakan untuk melihat keberterimaan produk dari sudut
pandang pengguna produk (guru kelas V dan VI). Penilaian ini didasarkan pada respon
pengguna dari segi materi yang dibawakan, kesesuaian bahasa dan ketertarikan terhadap
paket. Penskoran penilaian uji pengguna adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13 Penskoran Penilaian Uji Pengguna
Aspek
Skor
Materi Bahasa Ketertarikan
1 Sangat Baik/Sesuai Sangat Baik/Sesuai Sangat Baik/Sesuai
2 Kurang Baik/Sesuai Kurang Baik/Sesuai Kurang Baik/Sesuai
Cukup Baik/Sesuai Cukup Baik/Sesuai Cukup Baik/Sesuai
3 Baik/Sesuai Baik/Sesuai Baik/Sesuai
4 Sangat Baik/Sesuai Sangat Baik/Sesuai Sangat Baik/Sesuai

Pada penilaian ini mempunyai 12 item dan masing-masing item mempunyai gradasi 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian pengguna produk adalah 60 dan skor
terendah adalah 12. Skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi keberterimaan
produk dari segi respon pengguna produk.
8) Penilaian Kelompok Terbatas
Penilaian pada uji kelompok terbatas digunakan untuk melihat keberterimaan produk
dari sudut pandang siswa kelas V dan VI sebagai pusat yang mendapatkan layanan bimbingan
klasikal di sekolah. Penilaian ini didasarkan pada respon siswa kelas V dan VI dari segi materi
yang dibawakan, kesesuaian bahasa dan ketertarikan terhadap layanan bimbingan klasikal
yang di lakukan oleh guru kelas melalui Produk yang dikembangkan. Penskoran penilaian uji
kelompok terbatas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14 Penskoran Penilaian Uji Pengguna
Aspek
Skor
Materi Bahasa Ketertarikan
1 Sangat Baik/Sesuai Sangat Baik/Sesuai Sangat Baik/Sesuai
2 Kurang Baik/Sesuai Kurang Baik/Sesuai Kurang Baik/Sesuai
3 Cukup Baik/Sesuai Cukup Baik/Sesuai Cukup Baik/Sesuai
4 Baik/Sesuai Baik/Sesuai Baik/Sesuai

Pada penilaian ini mempunyai 12 item dan masing-masing item mempunyai gradasi 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian ahli adalah 60 dan skor terendah
adalah 12. Skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi keberterimaan produk dari
segi respon siswa kelas V dan VI di sekolah dasar.
Analisis data.
Analisis data angka diperoleh dari penilaian uji ahli dan uji pengguna. Teknik analisis data
yang digunakan adalah menghitung rerata. Hasil rerata tersebut selanjutnya dirubah dalam
bentuk persentase agar mempermudah penggolongan klasifikasi kelayakan. Adapun teknik
menghitung rerata dan presentase rerata adalah sebagai berikut:

Keterangan :
X = rata-rata hitung
P = Persentase
Σx = jumlah total skor yang dipilih
P = X x 100% n = Skor Tertinggi.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9

Gambar 3.2 Rumus Rerata dan Presentase Rerata


Setelah diketahui persentase kelayakan maka ditentukan klasifikasinya. Dimana
penentuan klasifikasi kelayakan dibagi menjadi empat interval, di antaranya tidak layak,
kurang layak, cukup layak, layak. Secara lebih jelas klasifikasi kelayakan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.15 Klasifikasi Kelayakan Produk Berdasar Uji Ahli
Presentase skor Kriteria
0% - 20% Tidak Layak
21%-40% Kurang Layak
41%-60% Cukup Layak
61%-80% Layak
81%-100% Sangat Layak

Tabel 3.16 Klasifikasi Keberterimaan Produk Berdasar


Uji Pengguna dan Uji Kelompok Terbatas

Presentase skor Kriteria


0% - 20% Tidak Diterima
21%-40% Kurang Diterima
41%-60% Cukup Diterima
61%-80% Diterima
81%-100% Sangat Diterima

C. Hasil dan Pembahasan


Hasil Penyajian Data Uji Coba
Uji Lapangan Awal (Penilaian Ahli)
1. Ahli Materi
Ahli materi memberikan penilaian terhadap produk yang mengacu pada tiga aspek
penilaian, di antaranya aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian dan aspek penilaian
kontekstual. Hasil penilaian ahli materi berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang
keduanya dijadikan bahan untuk melakukan revisi produk.
1) Data kuantitatif
Data kuantitatif hasil penilaian ahli materi diperoleh dari angket tertutup pada penilaian
materi. Skor hasil angket dari penilaian ahli materi dianalisis dan ditabulasi untuk
mengetahui skor secara keseluruhan.
Tabel 3.1 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Materi
Skor
Aspek Indikator Pertanyaan
Ahli
1. Kelengkapan materi. 4
A. Kesesuaian Materi2. Keluasan materi 4
3. Kedalaman materi 4
I. Aspek
Keakuratan konsep dan definisi. 4
Kelayakan Isi
B. Keakuratan Materi Keakuratan data dan fakta. 4
Keakuratan contoh metode dan teknik
4
layanan.

Keakuratan Gambar, diagram dan ilustrasi 5


SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9

Kesesuaian materi dengan ilmu Layanan


4
Bimbingan dan Konseling

Contoh teknik layanan dalam kehidupan


4
sehari-hari
C. Kemutakhiran
Materi 10. Gambar, diagram dan ilustrasi dalam
4
kehidupan sehari-hari .
11. Menggunakan contoh metode dan teknik
layanan yang terdapat dalam kehidupan 4
sehari-hari.
12. Mendorong rasa ingin tahu. 4
D. Mendorong
Keingintahuan 13. Menciptakan kemampuan bertanya 4

14. Konsistensi sistematika sajian dalam


4
E. Teknik Penyajian kegiatan belajar
15. Keruntutan konsep. 4
16. Metode-metode yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan layanan bimbingan 4
klasikal
II. Aspek
Kelayakan F. Pendukung 17. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
Penyajian Penyajian 4
pembelajaran di kelas.

18. Pengantar. 4
19. Daftar pustaka. 4
G. Penyajian 20. Keterlibatan guru kelas dengan peserta
4
Pembelajaran didik.

21. Ketertautan antar kegiatan layanan/ sub


4
H. Koherensi dan kegiatan layanan/ alinea.
Keruntutan Alur
Pikir 22. Keutuhan makna dalam kegiatan layanan /
4
sub kegiatan layanan/ alinea.

23. Keterkaitan antara materi yang diajarkan


4
dengan situasi dunia nyata siswa.

I. Hakikat
Kontekstual 24. Kemampuan mendorong siswa membuat
III. Penilaian hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
Kontekstual 3
siswa dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari siswa.

J. Komponen 25. Konstruktivisme (Constructivism). 4


Kontekstual 26. Menemukan (Inkuiry). 4
27. Bertanya (Questioning). 4

28. Masyarakat Belajar (Learning Community) 4

29. Pemodelan (Modelling). 4


30. Refleksi (Reflection). 4
31. Penilaian yang sebenarnya (Authentic
4
Assessment).
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Total Skor Penilaian 124

2) Data Kualitatif
Data kualitatif hasil penilaian ahli materi diperoleh dari pertanyaan terbuka pada angket
penilaian materi. Ahli materi bebas memberikan penilaian berupa kritik dan saran terhadap
produk yang dikembangkan.
Tabel 3.2 Data Kualitatif Hasil Penilaian Ahli Materi
Bagaian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan
Hanya menuliskan
Penggunaan contoh/kasus Menghapus kata kasus
contoh dan tidak
dalam buku masih dalam instrument
terdapat kasus
kurang/tidak ditemukan penelitian (angket)
dalam buku.
Menghapus kata
Ahli Materi Tidak
Tidak terdapat penggunaan istila-istilah
mencantumkan
penggunaan istilah-istilah dalam instrument
istilah-istilah
penelitian
Menambahkan beberapa
Referensi buku yang masih Sumber pustaka
referensi yang akurat dan
kurang kurang dari 10
lebih dari 10 sumber

Selain memberikan saran untuk perbaikan seperti yang tertulis di atas, ahli materi juga
memberikan rangkuman pernyataan penilaiannya. Dimana kahli materi menyatakan bahwa
produk yang dikembangkan adalah “layak digunakan dengan revisi”.
2. Ahli Media Pendidikan
Ahli media tersebut memberikan penilaian terhadap produk yang mengacu pada aspek
kegrafikaan pada produk yang dikembangkan. Hasil penilaian ahli materi berupa data
kuantitatif dan data kualitatif yang keduanya dijadikan bahan untuk melakukan revisi produk.
1) Data kuantitatif
Tabel 3.3 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Media Pendidikan
Skor
Aspek Indikator Pertanyaan
Ahli
Aspek 1. Kesesuaian ukuran buku panduan dengan
4
Kegrafikan A. Ukuran Buku standar ISO
Panduan 2. Kesesuaian ukuran dengan materi isi buku
5
panduan
B. Desain Sampul 1. Penampilan unsur tata letak pada sampul
(Cover) Buku muka, belakang dan punggung secara
5
Panduan harmonis memiliki irama dan kesatuan serta
konsisten.
2. Menampilkan pusat pandang (center point)
4
yang baik.
3. Warna unsur tata letak harmonis dan
5
memperjelas fungsi.
4. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca.
a. Ukuran huruf judul panduan lebih
dominan dan proporsional
5
dibandingkan ukuran panduan, nama
pengarang.
b. Warna judul panduan kontras dengan
4
warna latar belakang.
5. Tidak menggunakan terlalu banyak
5
kombinasi jenis huruf.
6. Ilustrasi Sampul Panduan.
a. Menggambarkan isi/materi ajar dan 5
mengungkapkan karakter obyek.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


b.
Bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek
5
sesuai realita.
7. Konsistensi Tata Letak
a. Penempatan unsur tata letak konsisten
5
berdasarkan pola.
b. Pemisahan antar paragraf jelas. 4
8. Unsur Tata Letak Harmonis
a. Bidang cetak dan marjin proporsional 5
b. Marjin dua halaman yang berdampingan
5
proporsional.
c. Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai. 4
9. Unsur Tata Letak Lengkap
a. Judul kegiatan belajar, subjudul
kegiatan belajar, dan angka 4
halaman/folio.
b. Ilustrasi dan keterangan gambar
5
(caption).
10. Tata Letak Mempercepat Halaman
a. Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai
latar belakang tidak mengganggu judul, 4
teks, angka halaman.
b. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi,
C. Desain Isi Buku
dan keterangan gambar tidak 5
Panduan
menggangu pemahaman
11. Tipografi Isi Panduan Sederhana
a. Tidak menggunakan terlalu banyak
5
jenis huruf.
b. Penggunaan variasi huruf (bold, italic,
all capital, small capital) tidak 5
berlebihan.
c. Lebar susunan teks normal. 4
d. Spasi antar baris susunan teks normal 4
e. Spasi antar huruf (kerning) normal. 5
12. Tipografi Isi Panduan Memudahkan Pemahaman
a. Jenjang/hierarki judul-judul jelas,
4
konsisten dan proporsional.
b. Tanda pemotongan kata (hyphenation). 4
13. Ilustrasi Isi
a. Mampu mengungkap makna/ arti dari
5
objek.
b. Bentuk akurat dan proporsional sesuai
4
dengan kenyataan.
c. Kreatif dan dinamis. 4
Total Skor Penilaian 127

2) Data kualitatif
Data kualitatif hasil penilaian ahli media diperoleh dari pertanyaan terbuka pada angket
penilaian media. Ahli media bebas memberikan penilaian berupa kritik dan saran terhadap
produk yang dikembangkan.
Tabel 3.4 Data Kualitatif Hasil Penilaian Ahli Media
Ahli Bagaian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan
Media Mencantumkan kembali
Tidak dicantumkan
Gambar pada buku sumber/referensi pada
sumber/referensi
panduan gambar yang
gambar di buku panduan.
disediakan.
Heading (Judul) daftar isi Penulisan judul daftar isi Merubah posisi
dan kata pengantar dan kata pengantar penulisan Judul dari
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


berada di posisi kiri ditulis dalam posisi kiri posisi kiri (left) ke
(left). (left) posisi tengah (centere)
Penulisan kata bahasa Merubah tulisan bahasa
Kata bahasa asing
asing tidak di tulisakan asing menjadi miring
bertuliskan tegak
secara miring (italic) (italic)
Menghilangkan spasi
Spasi antara gambar dan Spasi antara gambar dan dan menyeimbangkan
tulisan jauh. tulisan terlalu jauh spasi antara gambar
dan tulisan

Selain memberikan saran untuk perbaikan seperti yang tertulis di atas, ahli media juga
memberikan rangkuman pernyataan penilaiannya. Dimana ahli media menyatakan bahwa
produk yang dikembangkan adalah “layak digunakan dengan revisi”.
3. Ahli Bahasa
Penilaian bahasa pada pengembangan ini dilakukan oleh seorang ahli bahasa dan sastra
Indonesia, yakni Siti Sulistiyani, S.Pd.,M.Pd yang merupakan dosen pascasarjana program
studi Sastra Indonesia di program studi bahasa Indonesia Universitas Borneo Tarakan. Ahli
bahasa tersebut memberikan penilaian terhadap produk yang mengacu pada aspek kelayakan
bahasa pada produk yang dikembangkan. Hasil penilaian ahli materi berupa data kuantitatif
dan data kualitatif yang keduanya dijadikan bahan untuk melakukan revisi produk
1) Data kuantitatif
Data kuantitatif hasil penilaian ahli bahasa diperoleh dari angket tertutup pada
penilaian media pendidikan. Skor hasil angket dari uji ahli bahasa dianalisis dan ditabulasi
untuk mengetahui skor secara keseluruhan.
Tabel 3.5 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Bahasa
Skor
Aspek Indikator Pertanyaan Ahli
1. Ketepatan struktur kalimat. 4
A. Lugas 2. Keefektifan kalimat. 4
3. Kebakuan istilah 4
4. Pemahaman terhadap pesan atau
B. Komunikaitf 4
informasi.
C. Dialogis dan 5. Kemampuan memotivasi peserta didik. 4
Interaktif 6. Kemampuan mendorong berpikir kritis. 4
D. Kesesuaian 7. Kesesuaian dengan perkembangan
4
dengan intelektual peserta didik.
Aspek Perkembang
Kelayakan 8. Kesesuaian dengan tingkat
an
Bahasa perkembangan kemandirian peserta 4
Kemandirian
didik.
Peserta didik
E. Kesesuaian 9. Ketepatan tata bahasa. 4
dengan
Kaidah 10. Ketepatan ejaan. 4
Bahasa
F. Penggunaan 11. Konsistensi penggunaan istilah. 4
istilah,
12. Konsistensi penggunaan simbol atau
simbol, atau 4
ikon.
ikon.
Total Skor Penilaian 48

2) Data kualitatif
Data kualitatif hasil penilaian ahli bahasa diperoleh dari pertanyaan terbuka pada
angket penilaian bahasa. Ahli bahasa bebas memberikan penilaian berupa kritik dan saran
terhadap produk yang dikembangkan.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9

Tabel 3.6 Data Kualitatif Hasil Penilaian Ahli Bahasa


Bagaian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan
Ahli Terdapat beberapa Memperbaiki kesalahan
Penulisan bahasa dalam
Bahasa kesalahan penulisan penulisan dalam
buku panduan
dalam berbahasa berbahasa

Selain memberikan saran untuk perbaikan seperti yang tertulis di atas, ahli bahasa juga
memberikan rangkuman pernyataan penilaiannya. Dimana ahli bahasa menyatakan bahwa
produk yang dikembangkan adalah “layak digunakan dengan revisi”.
Uji Lapangan Pokok/Utama (Uji Calon Pengguna)
Uji pengguna produk diberikan kepada dua orang guru kelas di Sekolah dasar. Guru
yang pertama adalah guru kelas VI dan yang guru kedua adalah guru kelas V, dimana kedua
guru tersebut merupakan guru kelas (wali kelas) yang bertempat di SD Nurul Islam Tarakan.
Hasil penilaian pengguna produk berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang keduanya
dijadikan bahan untuk melakukan revisi produk.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif hasil penilaian konselor diperoleh dari angket tertutup pada angket
respon konselor. Skor hasil angket dari uji pengguna dianalisis dan ditabulasi untuk
mengetahui skor secara keseluruhan.
Tabel 3.7 Data Kuantitatif Penilaian Pengguna Produk (Guru Kelas)
Aspek Skor Pengguna
Butir Penilaian
Respon Guru I Guru II
Pengguna 1. Materi buku panduan sesuai untuk
4 5
mengembangkan kemandirian belajar siswa SD
2. Buku panduan bagi guru kelas mempermudah
pelaksanaan kegiatan pelatihan kemandirian 4 4
belajar bagi siswa SD
3. Materi lembar kerja pelatihan mendorong siswa
memahami pentingnya kemampuan kemandirian 4 4
belajar
4. Penyajian materi dalam panduan ini mendorong
4 4
siswa berkembang
5. Layanan Klasikal yang digunakan dalam panduan
ini sudah bisa untuk melatih kemandirian belajar 4 3
siswa
6. Kalimat dan paragraf yang digunakan dalam
3 4
paket ini jelas dan mudah dipahami
7. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah
4 5
dimengerti.
8. Huruf yang digunakan sederhana dan mudah
4 5
dibaca.
9. Sistematika penulisan dalam panduan rapi 3 5
10. Tampilan panduan ini menarik. 4 4
11. Isi dari panduan ini mendorong siswa untuk
mempelajari lebih lanjut tentang kemandirian 4 4
belajar.
12. Saya tertarik untuk menggunakan panduan
layanan klasikal dalam mengembangakan 5 4
kemandirian belajar siswa di kelas.
Total Skor Penilaian 47 51

2. Data Kualitatif
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Data kualitatif hasil penilaian pengguna produk (Guru Kelas) diperoleh dari pertanyaan
terbuka pada angket respon pengguna. Penggunaproduk (Guru kelas) bebas memberikan
penilaian berupa kritik dan saran terhadap produk yang dikembangkan.
Tabel 3.8 Data Kualitatif Hasil Penilaian Pengguna Produk (Guru Kelas)
Ahli
Bagaian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan
Pengguna
Terdapat beberapa Memperbaiki kesalahan
kesalahan dalam penulisan dalam
Penulisan bahasa
penulisan kalimat berbahasa agar lebih jelas
Guru (Typo) dan mudah dipahami
kelas I Dibutuhkan beberapa lagi
Bagian contoh dari Beberapa contoh
contoh tema/materi dari
pelaksanaan Layanan tema/materi masih
berbagai permasalahan
Klasikal kurang jelas
kemandirian belajar siswa
Masih ada yang Typo
Perbaikan Penulisa sehingga beberapa Memperbaiki kalimat yang
Kalimat kalimat kurang Typo
dipahami
Guru
Memperjelas lagi contoh
kelas II
Bab Pelaksanaan Pemilihan contoh RPP pelaksanaan layanan
Layanan Kalsikal masih sedikit dan klasikal atau RPP sehingga
bagian RPP kurang jelas dapat mempraktikan
kepada siswa dengan baik

Uji Lapangan Operasional (Uji Kelompok Terbatas)


Uji kelompok terbatas diberikan kepada delapan orang siswa SD Nurul Islam Tarakan.
Uji kelompok ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas produk yang dihasilkan. Kedelapan
siswa yang menjadi subjek juga memberikan penilaian terhadap “Angket Respon Siswa” dari
segi kegunaan dan kebermanfaatan bagi mereka. Hasil penilaian pengguna produk berupa
data kuantitatif dan data kualitatif yang keduanya dijadikan bahan untuk melakukan revisi
produk.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif hasil penilaian siswa diperoleh dari angket tertutup pada angket respon
siswa dan angket kemandirian belajar yang dilancarkan dua kali, yakni sebelum pelaksanaan
layanan (pre-test) dan setelah pelaksanaan layanan (post-test). Skor hasil angket dari kedua
skor tersebut dianalisis dan ditabulasi untuk mengetahui skor secara keseluruhan.
Tabel 3.9 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Siswa
Skor Penilaian Siswa
Aspek Butir Penilaian
A B C D E F G H
Respon 1. Topik/Tema tentang kemandirian
Siswa belajar cocok dipelajari untuk siswa 3 3 4 3 4 4 3 3
  SD
  2. Saya dapat memilih metode yang
  sesuai dengan gaya belajar saya
3 3 3 3 4 3 3 3
  selama melakukan proses layanan
  bimbingan klasikal
  3. Saya menganggap guru sebagai
  fasilitator dalam belajar daripada 4 3 3 3 5 4 2 4
  hanya memberikan informasi
  4. Saya jadi memahami pentingnya
  kemandirian belajar setelah
  4 3 3 2 4 4 2 4
melakukan layanan bimbingan
klasikal
5. Pemberian materi layanan bimbingan
3 4 3 2 4 3 2 3
klasikal sesuai dengan kebutuhan
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


belajar saya
6. Layanan bimbingan klasikal
bermanfaat dalam meningkatkan 4 3 4 3 5 4 3 3
kemandirian belajar saya
7. Guru kelas menyampaikan dengan
bahasa yang jelas, sederhana dan 3 3 4 3 3 4 4 4
mudah dipahami
8. Guru kelas menyampaikan materi
menggunakan media/alat yang 4 2 4 4 4 3 3 3
menyenangkan
9. Selama melakukan proses layanan
bimbingan klasikal saya mengikuti 4 4 3 3 4 4 3 2
dengan cermat dan aktif
10. Tampilan materi yang diberikan
dalam layanan bimbingan klasikal ini 3 3 4 2 5 4 3 2
sangat menarik
11. Layanan bimbingan klasikal
bermanfaat dalam meningkatkan 4 4 4 3 4 4 3 3
kemandirian belajar saya
12. Saya tertarik dengan layanan
bimbingan klasikal dan ingin
3 4 4 3 4 3 4 3
mempelajari materi yang diberikan
lebih lanjut.
Total Skor Penilaian 42 39 43 34 50 44 35 37

Tabel 3.10 Data Skor Pre dan Post-Test Uji Kelompok Terbatas
NO Nama Siswa Pre-Test Post-Test
1 NF 190 202
2 SR 143 140
3 MF 187 190
4 AA 199 203
5 SS 149 187
6 ARS 188 204
7 SK 140 150
8 RNM 144 155

2. Data kualitatif
Hasil penilaian siswa diperoleh dari pertanyaan terbuka pada angket respon siswa dan
angket kemandirian belajar. Pemberian angket kemandirian belajar dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa sebelum melakukan layanan bimbingan
klasikal (pre-test) dan sesudah melakukan melakukan layanan bimbingan klasikal (post-test).
Pemberian angket respon siswa dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon siswa
terhadap layanan bimbingan klasikal yang dilakukan oleh guru kelas.
Analisis Data
Berdasarkan data hasil uji ahli, uji pengguna produk dan uji kelompok terbatas,
dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dikembangkan. Data
tersebut juga menjadi acuan untuk melakukan revisi produk.
Analisis Data Uji Lapangan Awal (Penilaian Ahli)
Berdasarkan data kuantitatif hasil penilaian ahli materi, ahli media pendidikan dan ahli
bahasa, analisis data uji ahli adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11 Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Ahli
Klarifikasi
Ahli Skor total Presentase %
Kelayakan
Ahli Materi 124 82 % Sangat Layak
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Ahli Media 127 90 % Sangat Layak
Ahli Bahasa 48 80 % Layak

Dari proses uji efektivitas dan tabel analisis di atas dapat diketahui bahwa skor penilaian
ahli materi adalah 124 dengan persentase sebesar 82%. Untuk skor penilaian ahli media
pendidikan adalah 127 dengan presentase sebesar 90%. Sedangkan skor penilaian ahli
bahasa adalah 48 dengan persentase sebesar 80%. Dari segi klasifikasi kelayakan dapat
dilihat bahwa kesimpulan penilaian dari dua ahli mendapatkan kriteria “sangat layak” dan
satu penilaian ahli yang mendapatkan kriteria “layak”. Berdasarkan analisis data kuantitatif
yang dilakukan oleh ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini sudah layak untuk digunakan dengan adanya revisi seperti yang tertulis
pada data kualitatif.
Analisis Data Uji Lapangan Pokok/Utama (Uji Pengguna)
Berdasarkan data kuantitatif hasil penilaian pengguna produk, analisis data uji pengguna
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Pengguna
Klasifikasi
Pengguna Produk Skor Total Presentase %
Keberterimaan
Guru kelas I 47 78,3 % Diterima
Guru Kelas II 51 85 % Sangat Diterima

Dari uji efektivitas dan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor penilaian dari guru kelas
pertama adalah 47 dengan persentase sebesar 78,3% dan skor guru kelas kedua adalah 42
dengan persentase 85%. Sedangkan klasifikasi keberterimaan dari guru kelas pertama adalah
“diterima” dan guru kelas kedua adalah “sangat diterima”.
Berdasarkan analisis data kuantitatif yang diperoleh dari respon pengguna produk di atas
maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
diterima untuk digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan layanan klasikal dalam
meningkatkan kemandirian belajar siswa di sekolah dasar.
Analisis data Uji Lapangan Operasional (Kelompok Terbatas)
Berdasarkan data kuantitatif hasil angket respon siswa, analisis data uji kelompok
terbatas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13 Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Kelompok Terbatas
Klasifikasi
Siswa Skor Total Presentase (%)
Keberterimaan
Siswa I 42 70 % Diterima
Siswa II 39 65 % Diterima
Siswa III 43 71,6 % Diterima
Siswa IV 34 56,6 % Cukup diterima
Siswa V 50 83,3 % Sangat diterima
Siswa VI 44 73,3 % Diterima
Siswa VII 35 58,3 % Cukup diterima
Siswa VIII 37 61,6 % Diterima

Dari uji efektivitas dan tabel analisis di atas dapat diketahui bahwa skor penilaian siswa
pertama adalah 42 dengan persentase sebesar 70%, skor siswa kedua adalah 39 dengan
persentase 65%, skor siswa ketiga adalah 43 dengan persentase 71,6%, skor siswa keempat
adalah 34 dengan persentase 56,6%, skor siswa kelima adalah 50 dengan persentase 83,3%,
skor siswa keenam adalah 44 dengan persentase 73,3%, skor siswa ketujuh adalah 35 dengan
persentase 58,3% dan skor siswa kedelapan adalah 37 dengan persentase 61,6%. Dari segi
klasifikasi keberterimaan dapat dilihat bahwa terdapat lima siswa yang skor persentasenya
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


mendapat kriteria “diterima” , ada dua siswa skor persentasenya mendapat kriteria “cukup
diterima” dan ada satu siswa yang skor persentasenya mendapat kriteria “sangat diterima”.
Maka dari itu, berdasarkan analisis data kuantitatif yang diperoleh dari respon siswa di
atas maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
diterima untuk digunakan sebagai panduan untuk melaksanakan layanan bimbingan klasikal
dalam meningkat kemandirian belajar siswa di SD.
Skor pre-test dan post-test

Gambar 3.1 Diagram Perbedaan Skor Hasil Pre-Test Dan Post-Test


Dari data di atas dapat diketahui bahwa dari delapan anak, terdapat tiga anak
mengalami peningkatan skor kemandirian belajar yang cukup tinggi. Dua anak mengalami
kenaikan skor kemandirian belajar meskipun tidak terlalu signifikan. Dua anak mendapatkan
skor yang relatif sama antara sebelum dan setelah pelatihan. Dan ada satu anak mengalami
penurunan skor kemandirian belajar meski tidak signifikan
Revisi Produk
Uji coba produk dilakukan bertahap selama tiga kali, di antaranya uji lapangan awal
(penilaian ahli), uji lapngan pokok/utama (uji calon pengguna) dan uji lapangan operasional
(kelompok terbatas). Pada setiap tahapan ujicoba dilakukan penilaian terhadap produk.
Berdasarkan penilaian tersebut dilakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan.
Revisi berdasarkan Penilaian Ahli
Revisi produk pada tahapan ini didasarkan pada penilaian dari tiga orang ahli seperti
yang telah dipaparkan pada sub-bab sebelumnya. Revisi difokuskan pada data penilaian
kualitatif.
Tabel 3.14 Revisi Penilaian Ahli
Bagian Buku
Bentuk Revisi Hasil Setelah Revisi
yang Direvisi
Sub Judul pada Mengubah Tata letak pada sub Menyesuaikan ulang semua sub
Bab Buku judul yang kurang rapih judul dari left ke center
Menulis ulang latar belakang
Penulisan latar belakang cover
Cover seringkas mungkin dan ditulis
terlalu panjang
dengan padat dan jelas.
Memasukkan Menulisakan ulang semua
Ilustrasi/gambar referensi/sumber dari referensi/sumber dari
disetiap bab ilustrasi/gambar yang diambil ilustrasi/gambar yang diambil dari
dari internet internet.
Setiap Bab Merevisi penulisan kalimat Memeriksa dan memperbaiki semua
yang Typo/salah, kalimat penulisan kalimat dan bahasa yang
berbahasa inggris yang tidak salah disetiap bab.
italic, dll
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Mengatur ulang spasi antar
Spasi antar paragraph dan paragraph atau gambar agar tidak
gambar terlalu jauh terlalu kejauhan dan membuat isi
buku lebih rapih
Menuliskan ulang isi dari Bab V di
ubah menjadi Tahapan Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Klasikal yang
Merevisi semua isi dari Bab V
dimana isinya memuat berbagai
Bab V Pada Buku yang berjudul Teknik-Teknik
tahapan pelaksanaan layanan
Pembelajaran di Kelas
bimbingan klasikal dan contoh dari
RPP kegiatan Layanan Bimbingan
Klasikal

Revisi Berdasarkan Penilaian Pengguna Produk


Revisi kedua pengguna produk didasarkan pada penilaian dari dua orang ahli seperti
yang telah dipaparkan pada sub-bab sebelumnya. Revisi difokuskan pada data penilaian
kualitatif.
Tabel 3.15. Revisi Penilaian Pengguna Produk (Guru Kelas)
Bagian Buku yang
Bentuk Revisi Hasil Setelah Revisi
Direvisi
Warna latar belakang gambar
Memperbaiki warna pada cover
diperbaiki agar lebih jelas
belakang agar latar belakang
sehingga latar belakang lebih
terlihat jelas
Cover terlihat
Menulis ulang latar belakang
Memperjelas penulisan latar
seringkas mungkin dan ditulis
belakang
dengan padat dan jelas.
Memperbaiki tulisan huruf Menulisakan ulang penulisan
Materi pada
yang salah didalam setiap kalimat yang salah dan bahasa
setiap bab
kalimat yang kurang jelas
Menuliskan beberapa contoh
Tahap-tahap Memberikan contoh RPP yang pelaksanaan layanan bimbingan
Pelaksanaan lebih mendetail dengan tema klasikal beserta RPP dengan tema
Layanan lebih spesifik dari yang lebih spesifik tentang
Bimbingan meningkatkan kemandirian kemandirian belajar siswa.
Klasikal belajar siswa Contohnya :
Gaya Belajar bagi Siswa.

Revisi Berdasarkan Temuan Uji Kelompok Terbatas


Revisi ketiga produk didasarkan temuan peneliti selama melakukan uji kelompok
terbatas seperti yang telah dipaparkan pada sub-bab sebelumnya. Revisi ini disesuaikan
dengan revisi penilaian pengguna produk, karena siswa diberikan layanan melalui guru kelas
yang mempraktekan langsung proses pelaksanaan layanan bimbingan klasikal.
Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk berupa buku panduan
layanan bimbingan klasikal dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa di sekolah dasar.
Peneliti melakukan pengamatan lapangan untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pengamatan lapangan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kemandirian belajar siswa di sekolah dasar dan
seperti apa bentuk pelayanan guru kelas dalam membantu siswa meningkatkan kemandirian
belajarnya.
Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah Uji lapangan awal, ahli materi
memberikan penilaian terhadap produk yang mengacu pada tiga aspek kelayakan isi,
kelayakan penyajian dan aspek penilaian kontekstual, diketahui skor penilaian ahli materi
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


120 dengan skor tertinggi penilaian adalah 150 dan total presentase adalah 80% dengan
klasifikasi kelayakan “Layak”. Ahli media memberikan penilaian mengacu pada aspek
kegrafikkan pada produk yang dikembangkan dengan skor penilaian 127 dengan skor
tertinggi penilaian adalah 140 dan total presentase adalah 90,7 % dengan klasifikasi
kelayakan “Sangat Layak”. Ahli bahasa memberikan penilaian mengacu pada aspek
kebahasaan pada penulisan penyusunan produk yang dikembangkan dengan skor penilaian
48 dengan skor tertinggi penilaian adalah 60 dan total presentase adalah 80 % dengan
klasifikasi kelayakan “ Layak”. Uji lapangan pokok (pengguna produk) dilakukan oleh dua
guru kelas di sekolah dasar Nurul Islam yaitu guru kelas V total skor 47 dengan skor tertinggi
60 dan total presentase 78.3 % dengan klasifikasi keberterimaan “diterrima”. Guru kelas VI
total skor 61 dengan skor tertinggi 60 dan total presentase 85 % dengan klasifikasi
keberterimaan “sangat diterima”. Uji kelompok terbatas (respon siswa) dilakukan terdiri dari
8 siswa gabungan kelas V dan kelas VI dengan total keseluruhan presentase 67%
dikalasifikasi keberterimaan “diterima”.
Berdasarkan hasil uji coba yang telah diuraikan, bahwa uji lapangan awal (uji ahli
validasi), uji lapangan pengguna produk dan kelompok terbatas secara keseluruhan produk
yang dikembangkan dikategorikan layak dan diterima untuk digunakan dalam membantu
guru kelas meningkatkan kemandirian belajar dengan syarat revisi sesuai kritik dan saran
dari para ahli validasi dan pengguna produk agar produk yang dibuat dapat dilakukan
diseminasi untuk mempromosikan pada khalayak luar.
Secara umum manfaat dari pengembangan produk ini adalah sebuah alternatif bagi guru
kelas dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa di sekolah dasar. Guru kelas dapat
melaksanakan layanan bimbingan klasikal secara sederhana kepada siswa di sekolah dengan
menggunakan produk yang telah dihasilkan yaitu buku panduan layanan bimbingan klasikal
dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa di sekolah dasar tanpa bantuan guru BK,
dengan adanya produk berupa buku panduan diharapakan guru kelas dapat melakukan
layanan bimbingan klasikal disela-sela pembelajaran biasa di sekolah agar kemandirian
belajar siswa tidak menurun dan tidak memengaruhi prestasi belajarnya. Kemandirian
belajar merupakan aspek penting yang harus ditanamkan kepada siswa sejak dini.
Kemandiran belajar sangat diperlukan dalam sistem pendidikan karena akan membantu
siswa untuk belajar dengan aktif, hal ini sesuai dengan pendapat Sadiyah dalam
Tresnaningsih dkk (2019) yang menyatakan anak yang memiliki kemandirian dalam kegiatan
belajar akan terlihat aktif, menguasai strategi-strategi dalam belajar dan mampu mengatur
perilaku kondisinya serta memiliki keyakinan diri.
Secara garis besar kelebihan dari produk ini adalah dapat menjadi alternatif bagi guru
kelas dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling yaitu bimbingan klasikal di kelas
tanpa adanya guru BK, layanan bimbingan dalam kelas (klasikal) merupakan layanan yang
dilaksanakan dalam setting kelas, diberikan kepada semua peserta didik dalam bentuk tatap
muka terjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu (dalam POPBK, 2016). Membantu
pemahaman siswa dalam membentuk sikap dan perilaku sehingga dapat mengembangkan
pribadi siswa dalam rangka pencegahan menurunnya kemandirian belajar siswa baik di
sekolah maupun di rumah, membantu siswa lebih akrab dan terbuka kepada guru kelas,
membantu siswa agar dapat mengungkapkan permasalahan pembelajaran yang dialami siswa
baik di sekolah maupun di rumah, dan dapat membantu siswa lebih aktif lagi dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Kekurangan dari produk pengembangan ini adalah masih kurangnya pemahaman lebih
dalam tentang kemandirian belajar, penjabaran mengenai tahap-tahapan pelaksanaan
layanan bimbingan klasikal masih kurang sehingga guru kelas masih sulit memahami tata
cara pelaksanaan layanan bimbingan klasikal, contoh dari format rencana pelaksanaan
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


layanan bimbingan klasikal yang dilampirkan dan disampaikan kepada guru kelas masih
menggunakan rencana pelaksanaan yang lama yaitu kurikulum 13, sedangkan kurikulum
yang digunakan di sekolah adalah kurikulum merdeka sehingga perlu adanya penambahan
atau perubahan contoh format rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal ke kurikulum
merdeka dan terakhir adalah sedikitnya sumber pustaka yang digunakan dalam pembuatan
buku panduan layanan bimbingan klasikal dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa di
sekolah dasar ini.
Berdasarkan kekurangan diatas diharapkan peneliti dapat mencari atau menggali lebih dalam
lagi materi dan penjelasan mengenai kemandirian belajar dan pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal agar produk yang dikembangkan lebih tercapai dalam memenuhi kriteria
untuk bisa di produksi ke khalayak luar
D. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah peneliti paparkan pada bab
sebelumnya dapat diambil simpulan bahwa bentuk produk yang dikembangkan adalah
berupa buku panduan layanan bimbingan klasikal dalam meningkatkan kemandirian belajar
siswa sekolah dasar Nurul Islam Tarakan yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan
guru dan siswa di sekolah dasar dalam melaksanakan layanan bimbingan di kelas, serta telah
dilakukan uji kelayakan dan uji pengguna sehingga dapat dikembangkan secara luas di
khalayak luar.

E. Ucapan Terima kasih


Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan terhadap
penelitian (jika ada). [Cambria 12, spasi 1.

F. Daftar Pustaka

Anggraini, A.P.D. 2020. Pengembangan Buku Panduan Self Regulated Learning Sebagai Media
Bimbingan Klasikal Untuk Siswa SMPN 3 Taman Siduarjo. 11(05): 688-697
Furqon, A.H. dkk. 2020. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Berprogram Tipe Bercabang Berbasis
Powerpoint terhadap Kemandirian Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. 20(2), 174 –
182.
Gusnita, dkk. 2021. Kemandirian Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Think
Pair Square (TPSq). Jurnal BSIS. 3(2): 286-296
Irfan, dkk. 2020. Evektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Di
rumah. Jurnal Inovasi Penelitian. 1(3): 159-170.
Irham, M & Wiyani, N.A. 2014. Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Karyanti & Andi. M,S. 2019. Bimbingan Klasikal Berdasarkan Filsafah. Yogyakarta: K-Media.
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan. 2016.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Jakarta.
Muyana, S & Widyastuti, D.A. 2021. Bimbingan Klasikal Think-Pair-Share. Yogyakarta: K-Media.
Nugroho, P.W dan M.A Maulana. 2020. Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh.
Jurnal Bimbingan dan Konseling. 3(1):10-16.
Rahmi, S & Ardiwinata. E, dkk. 2021. Problematika Peserta Didik Dari Aspek Akademis.
Surabaya: Kanaka Media.
Prayitno & Amti.E. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN

Sains, Lingkungan dan Pendidikan

Prosiding seminar nasional Vol. 9


Tresnaningsih, F. dkk. 2019. Kemandrian Belajar Siswa SDN III Karang Jalak I dalam
Pembelajaran Tematik. Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan. 6(2): 51-59.
Tunru, A.A. dkk. 2022. Layanan Bimbingan dan Konseling Pada Siswa Sekolah Dasar di
Samarinda. Jurnal Pendidikan. 3(1):55-64.
Widada. 2013. Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dasar. Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan SD. 1(1): 65-75.

Anda mungkin juga menyukai