ISSSSNNNNNNN
Windiarsi
Universitas Borneo Tarakan
Email: [windiarsi25@gmail.com]
[Catatan: notasi superskrip (1, 2, dst) digunakan jika penulis berasal dari institusi yang berbeda. Nama Perguruan
Tinggi tidak boleh disingkat]
A. Pendahuluan
Kemandirian belajar merupakan aspek penting yang harus ditanamkan kepada siswa
sejak dini. Kemandirian adalah bentuk sikap terhadap objek di mana individu memiliki
independensi yang tidak terpengaruh terhadap orang lain, maksudnya orang yang
berperilaku mandiri mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh dirinya sendiri
tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain. Kemandirian belajar adalah suatu bentuk
belajar yang terpusat pada kreasi peserta didik dari kesempatan dan pengalaman penting
bagi peserta didik sehingga ia mampu percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar
setiap waktu, dengan kemandirian belajar tersebut peserta didik akan dapat mengembangkan
nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kemandirian belajar dapat didefinisikan secara integral dari pengertian kemandirian dan
pengertian belajar. Kemandirian belajar siswa merupakan cermin sikap kreatif, kebebasan
dalam bertindak dan tanggung jawab yang ditandai dengan adanya inisiatif belajar dan
keinginan mendapat pengalaman, belajar yang diikuti kemandirian akan mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan belajarnya dengan penuh tanggung jawab, kemauan yang kuat dan
memiliki disiplin yang tinggi sehingga prestasi belajar akan dapat dicapai dengan maksimal
menurut Mashuri (dalam Gusnita, 2021). Kemandirian belajar secara sederhana dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan proses belajar secara mandiri,
terlepas ada atau tidak adanya bantuan dari guru atau pihak lain. Menurut Wiryawan (dalam
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D). Menurut Sugiyono, (2016) Research and Development (R&D) atau
Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian pengembangan yang akan dilakukan adalah mengembangkan sebuah produk
berupa Buku Panduan Layanan bimbingan Klasikal dalam meningkatkan Kemandirian Belajar
peserta didik di sekolah dasar.
Secara garis besar prosedur penelitian pengembangan ini sesuai dengan langkah
penelitian dan pengembangan Borg and Gall (1983) yang terdiri dari sepuluh langkah. Secara
lebih terperinci, sepuluh langkah penelitian Borg & Gall yang dipakai dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Pengumpulan Informasi (Research and Information Collecting)
Assesmen kebutuhan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei lapangan
dan studi kepustakaan
Studi lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan
obervasi lapangan pada salah satu Sekolah Dasar Swasta yang dilakukan selama kurang lebih
tiga bulan di SDS Nurul Islam Tarakan. Pengamatan lapangan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kemandirian belajar siswa SD dan seperti apa bentuk
pelayanan Guru kelas dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan hasil
observasi adapun potensi yang peneliti temukan bahwa kemandirian belajar peserta didik
menurun semenjak diberlakukannya pembelajaran secara daring (belajar dari rumah). Dapat
disimpulkan bahwa belum adanya pelayanan/program yang secara spesifik khusus untuk
membimbing kemandirian belajar siswa yang diterapkan disekolah dasar dan dari
pengamatan lapangan itu dapat disimpulkan bahwa untuk jenjang SD diperlukan layanan
bimbingan dan konseling yang memuat materi tentang kemandirian belajar.
Studi kepustakaan dilakukan untuk mengkaji konsep dan landasan teoritik yang
mendukung asumsi penelitian. Hal ini dilakukan agar langkah-langkah dalam pengembangan
produk dapat disusun secara tepat. Konsep-konsep dan landasan teoritik yang dikaji adalah
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
Tabel 2.1 Sistematika Isi Buku Panduan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal untuk Guru kelas SD.
Bagian buku Isi/Materi
A. Latar belakang
Pendahuluan
B. Landasan perundang-undangan
Bab 1 A. Kemandirian belajar.
Pengantar untuk guru kelas B. Pentingnya Layanan Bimbingan dan Konseling di SD.
A. Pengertian Kemandirian Belajar Bidang Sosial.
Bab 2 B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian
Belajar
Meningkatkan Kemandirian C. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Belajar D. Tujuan dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar
E. Indikator-indikator dalam Kemandirian Belajar
Bab 3 A. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal.
B. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal.
Penerapan Layanan Bimbingan C. Tahapan dalam Pelakasanaan Layanan Bimbingan
Klasikal di Sekolah Dasar Klasikal
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
Dua jenis penilaian tersebut akan dilakukan oleh empat orang ahli yang terdiri dari dua
orang ahli materi, satu orang ahli bahasa dan satu orang ahli pengembangan media
pendidikan. Hasil Uji penilaian ahli digunakan sebagai bahan revisi produk yang pertama.
5. Revisi Produk Pokok/Utama (Main Product Revision)
Revisi pada tahap pertama meliputi desain produk dan keseluruhan materi/isi produk.
Setiap penilaian dan masukan dari para ahli dipertimbangkan sebagai bahan untuk
melakukan revisi produk awal. Dari penilaian para ahli tersebut juga akan diketahui apakah
produk buku panduan yang disusun sudah layak dilanjutkan atau perlu direvisi.
6. Uji Lapangan Pokok/Utama (Main Field Testing)
Uji lapangan pokok/utama juga sering disebut uji pengguna produk. Uji lapangan pokok
diberikan kepada guru kelas disekolah dasar Nurul Islam. Uji pengguna dilakukan untuk
memperoleh penilaian pengguna produk terhadap panduan yang dihasilkan. Berikut uraian
kriteria uji pengguna.
Tabel 2.3 Uraian Penilaian Pengguna
Jenis penilaian Aspek kelayakan penilai
Kesesuaian materi
Penilaian guru kelas Ketertarikan materi Guru kelas SD
Keesesuaian bahasa
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
3) Ahli Bahasa
Sedangkan validator bahasa didasarkan pada pertimbangan berikut: 1) pendidikan
minimal S2 Bahasa Indonesia; 2) memiliki keahlian dalam penggunaan tata Bahasa Indonesia
dengan baik. Adapun kisi-kisi intrumen uji ahli bahasa adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Bahasa
Kriteria Indikator
Aspek kelayakan isi Lugas
Komunikatif
Dialogis dan Interaktif
Kesesuaian dengan perkembangan peserta
didik.
Kesesuaian dengan kaidah bahasa.
Konsisten dalam penggunaan istilah, simbol,
atau ikon
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab dengan responden bertujuan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh Peneliti.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ini berupa
foto-foto guru kelas pada pelaksanaan/praktek Layanan Bimbingan Klasikal kepada peserta
didik dan pada saat pengisian angket penilaian media buku panduan layanan klasikal dalam
meningkatkan kemandirian belajar siswa sekolah dasar.
Teknik analisis data
Jenis Penelitian
4) Penilaian ahli Materi
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
Angket penilaian materi berjumlah 31 item dan setiap item mempunyai gradasi skor 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian ahli adalah 155 dan skor terendah
adalah 31. Selanjutnya skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi kelayakan
produk dari segi materi yang dikembangkan.
5) Penilaian Ahli Media.
Penilaian pada uji ahli media mencakup aspek kelayakan kegrafikan yang terdiri dari tiga
indikator yaitu ukuran modul, desain sampul modul, dan desain isi modul. Penskoran
penilaian media adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11. Penskoran Penilaian Ahli Media
Skor Aspek kelayakan media
1 Sangat Tidak Sesuai
2 Kurang Sesuai
3 Cukup Sesuai
4 Sesuai
5 Sangat Sesuai
Pada penilaian ini mempunyai 28 item dan masing-masing item mempunyai gradasi 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian ahli adalah 140 dan skor terendah
adalah 28. Skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi kelayakan produk dari segi
media yang dikembangkan.
6) Penilaian Ahli Bahasa.
Penilaian pada uji ahli bahasa mencakup aspek kelayakan bahasa yang terdiri dari enam
indikator yaitu lugas, komunikatif, dialogis dan interaktif, kesesuaian dengan perkembangan
peserta didik, kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan penggunaan istilah, simbol, atau ikon.
Penskoran penilaian bahasa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12. Penskoran Penilaian Ahli Bahasa
Skor Aspek kelayakan bahasa
1 Sangat Tidak Sesuai
2 Kurang Sesuai
3 Cukup Sesuai
4 Sesuai
5 Sangat Sesuai
Pada penilaian ini mempunyai 12 item dan masing-masing item mempunyai gradasi 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian ahli adalah 60 dan skor terendah
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
Pada penilaian ini mempunyai 12 item dan masing-masing item mempunyai gradasi 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian pengguna produk adalah 60 dan skor
terendah adalah 12. Skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi keberterimaan
produk dari segi respon pengguna produk.
8) Penilaian Kelompok Terbatas
Penilaian pada uji kelompok terbatas digunakan untuk melihat keberterimaan produk
dari sudut pandang siswa kelas V dan VI sebagai pusat yang mendapatkan layanan bimbingan
klasikal di sekolah. Penilaian ini didasarkan pada respon siswa kelas V dan VI dari segi materi
yang dibawakan, kesesuaian bahasa dan ketertarikan terhadap layanan bimbingan klasikal
yang di lakukan oleh guru kelas melalui Produk yang dikembangkan. Penskoran penilaian uji
kelompok terbatas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14 Penskoran Penilaian Uji Pengguna
Aspek
Skor
Materi Bahasa Ketertarikan
1 Sangat Baik/Sesuai Sangat Baik/Sesuai Sangat Baik/Sesuai
2 Kurang Baik/Sesuai Kurang Baik/Sesuai Kurang Baik/Sesuai
3 Cukup Baik/Sesuai Cukup Baik/Sesuai Cukup Baik/Sesuai
4 Baik/Sesuai Baik/Sesuai Baik/Sesuai
Pada penilaian ini mempunyai 12 item dan masing-masing item mempunyai gradasi 1-5,
sehingga dapat diketahui bahwa skor tertinggi penilaian ahli adalah 60 dan skor terendah
adalah 12. Skor tersebut digunakan untuk menentukan klasifikasi keberterimaan produk dari
segi respon siswa kelas V dan VI di sekolah dasar.
Analisis data.
Analisis data angka diperoleh dari penilaian uji ahli dan uji pengguna. Teknik analisis data
yang digunakan adalah menghitung rerata. Hasil rerata tersebut selanjutnya dirubah dalam
bentuk persentase agar mempermudah penggolongan klasifikasi kelayakan. Adapun teknik
menghitung rerata dan presentase rerata adalah sebagai berikut:
Keterangan :
X = rata-rata hitung
P = Persentase
Σx = jumlah total skor yang dipilih
P = X x 100% n = Skor Tertinggi.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
18. Pengantar. 4
19. Daftar pustaka. 4
G. Penyajian 20. Keterlibatan guru kelas dengan peserta
4
Pembelajaran didik.
I. Hakikat
Kontekstual 24. Kemampuan mendorong siswa membuat
III. Penilaian hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
Kontekstual 3
siswa dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari siswa.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif hasil penilaian ahli materi diperoleh dari pertanyaan terbuka pada angket
penilaian materi. Ahli materi bebas memberikan penilaian berupa kritik dan saran terhadap
produk yang dikembangkan.
Tabel 3.2 Data Kualitatif Hasil Penilaian Ahli Materi
Bagaian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan
Hanya menuliskan
Penggunaan contoh/kasus Menghapus kata kasus
contoh dan tidak
dalam buku masih dalam instrument
terdapat kasus
kurang/tidak ditemukan penelitian (angket)
dalam buku.
Menghapus kata
Ahli Materi Tidak
Tidak terdapat penggunaan istila-istilah
mencantumkan
penggunaan istilah-istilah dalam instrument
istilah-istilah
penelitian
Menambahkan beberapa
Referensi buku yang masih Sumber pustaka
referensi yang akurat dan
kurang kurang dari 10
lebih dari 10 sumber
Selain memberikan saran untuk perbaikan seperti yang tertulis di atas, ahli materi juga
memberikan rangkuman pernyataan penilaiannya. Dimana kahli materi menyatakan bahwa
produk yang dikembangkan adalah “layak digunakan dengan revisi”.
2. Ahli Media Pendidikan
Ahli media tersebut memberikan penilaian terhadap produk yang mengacu pada aspek
kegrafikaan pada produk yang dikembangkan. Hasil penilaian ahli materi berupa data
kuantitatif dan data kualitatif yang keduanya dijadikan bahan untuk melakukan revisi produk.
1) Data kuantitatif
Tabel 3.3 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Media Pendidikan
Skor
Aspek Indikator Pertanyaan
Ahli
Aspek 1. Kesesuaian ukuran buku panduan dengan
4
Kegrafikan A. Ukuran Buku standar ISO
Panduan 2. Kesesuaian ukuran dengan materi isi buku
5
panduan
B. Desain Sampul 1. Penampilan unsur tata letak pada sampul
(Cover) Buku muka, belakang dan punggung secara
5
Panduan harmonis memiliki irama dan kesatuan serta
konsisten.
2. Menampilkan pusat pandang (center point)
4
yang baik.
3. Warna unsur tata letak harmonis dan
5
memperjelas fungsi.
4. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca.
a. Ukuran huruf judul panduan lebih
dominan dan proporsional
5
dibandingkan ukuran panduan, nama
pengarang.
b. Warna judul panduan kontras dengan
4
warna latar belakang.
5. Tidak menggunakan terlalu banyak
5
kombinasi jenis huruf.
6. Ilustrasi Sampul Panduan.
a. Menggambarkan isi/materi ajar dan 5
mengungkapkan karakter obyek.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
2) Data kualitatif
Data kualitatif hasil penilaian ahli media diperoleh dari pertanyaan terbuka pada angket
penilaian media. Ahli media bebas memberikan penilaian berupa kritik dan saran terhadap
produk yang dikembangkan.
Tabel 3.4 Data Kualitatif Hasil Penilaian Ahli Media
Ahli Bagaian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan
Media Mencantumkan kembali
Tidak dicantumkan
Gambar pada buku sumber/referensi pada
sumber/referensi
panduan gambar yang
gambar di buku panduan.
disediakan.
Heading (Judul) daftar isi Penulisan judul daftar isi Merubah posisi
dan kata pengantar dan kata pengantar penulisan Judul dari
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
Selain memberikan saran untuk perbaikan seperti yang tertulis di atas, ahli media juga
memberikan rangkuman pernyataan penilaiannya. Dimana ahli media menyatakan bahwa
produk yang dikembangkan adalah “layak digunakan dengan revisi”.
3. Ahli Bahasa
Penilaian bahasa pada pengembangan ini dilakukan oleh seorang ahli bahasa dan sastra
Indonesia, yakni Siti Sulistiyani, S.Pd.,M.Pd yang merupakan dosen pascasarjana program
studi Sastra Indonesia di program studi bahasa Indonesia Universitas Borneo Tarakan. Ahli
bahasa tersebut memberikan penilaian terhadap produk yang mengacu pada aspek kelayakan
bahasa pada produk yang dikembangkan. Hasil penilaian ahli materi berupa data kuantitatif
dan data kualitatif yang keduanya dijadikan bahan untuk melakukan revisi produk
1) Data kuantitatif
Data kuantitatif hasil penilaian ahli bahasa diperoleh dari angket tertutup pada
penilaian media pendidikan. Skor hasil angket dari uji ahli bahasa dianalisis dan ditabulasi
untuk mengetahui skor secara keseluruhan.
Tabel 3.5 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Bahasa
Skor
Aspek Indikator Pertanyaan Ahli
1. Ketepatan struktur kalimat. 4
A. Lugas 2. Keefektifan kalimat. 4
3. Kebakuan istilah 4
4. Pemahaman terhadap pesan atau
B. Komunikaitf 4
informasi.
C. Dialogis dan 5. Kemampuan memotivasi peserta didik. 4
Interaktif 6. Kemampuan mendorong berpikir kritis. 4
D. Kesesuaian 7. Kesesuaian dengan perkembangan
4
dengan intelektual peserta didik.
Aspek Perkembang
Kelayakan 8. Kesesuaian dengan tingkat
an
Bahasa perkembangan kemandirian peserta 4
Kemandirian
didik.
Peserta didik
E. Kesesuaian 9. Ketepatan tata bahasa. 4
dengan
Kaidah 10. Ketepatan ejaan. 4
Bahasa
F. Penggunaan 11. Konsistensi penggunaan istilah. 4
istilah,
12. Konsistensi penggunaan simbol atau
simbol, atau 4
ikon.
ikon.
Total Skor Penilaian 48
2) Data kualitatif
Data kualitatif hasil penilaian ahli bahasa diperoleh dari pertanyaan terbuka pada
angket penilaian bahasa. Ahli bahasa bebas memberikan penilaian berupa kritik dan saran
terhadap produk yang dikembangkan.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
Selain memberikan saran untuk perbaikan seperti yang tertulis di atas, ahli bahasa juga
memberikan rangkuman pernyataan penilaiannya. Dimana ahli bahasa menyatakan bahwa
produk yang dikembangkan adalah “layak digunakan dengan revisi”.
Uji Lapangan Pokok/Utama (Uji Calon Pengguna)
Uji pengguna produk diberikan kepada dua orang guru kelas di Sekolah dasar. Guru
yang pertama adalah guru kelas VI dan yang guru kedua adalah guru kelas V, dimana kedua
guru tersebut merupakan guru kelas (wali kelas) yang bertempat di SD Nurul Islam Tarakan.
Hasil penilaian pengguna produk berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang keduanya
dijadikan bahan untuk melakukan revisi produk.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif hasil penilaian konselor diperoleh dari angket tertutup pada angket
respon konselor. Skor hasil angket dari uji pengguna dianalisis dan ditabulasi untuk
mengetahui skor secara keseluruhan.
Tabel 3.7 Data Kuantitatif Penilaian Pengguna Produk (Guru Kelas)
Aspek Skor Pengguna
Butir Penilaian
Respon Guru I Guru II
Pengguna 1. Materi buku panduan sesuai untuk
4 5
mengembangkan kemandirian belajar siswa SD
2. Buku panduan bagi guru kelas mempermudah
pelaksanaan kegiatan pelatihan kemandirian 4 4
belajar bagi siswa SD
3. Materi lembar kerja pelatihan mendorong siswa
memahami pentingnya kemampuan kemandirian 4 4
belajar
4. Penyajian materi dalam panduan ini mendorong
4 4
siswa berkembang
5. Layanan Klasikal yang digunakan dalam panduan
ini sudah bisa untuk melatih kemandirian belajar 4 3
siswa
6. Kalimat dan paragraf yang digunakan dalam
3 4
paket ini jelas dan mudah dipahami
7. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah
4 5
dimengerti.
8. Huruf yang digunakan sederhana dan mudah
4 5
dibaca.
9. Sistematika penulisan dalam panduan rapi 3 5
10. Tampilan panduan ini menarik. 4 4
11. Isi dari panduan ini mendorong siswa untuk
mempelajari lebih lanjut tentang kemandirian 4 4
belajar.
12. Saya tertarik untuk menggunakan panduan
layanan klasikal dalam mengembangakan 5 4
kemandirian belajar siswa di kelas.
Total Skor Penilaian 47 51
2. Data Kualitatif
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
Tabel 3.10 Data Skor Pre dan Post-Test Uji Kelompok Terbatas
NO Nama Siswa Pre-Test Post-Test
1 NF 190 202
2 SR 143 140
3 MF 187 190
4 AA 199 203
5 SS 149 187
6 ARS 188 204
7 SK 140 150
8 RNM 144 155
2. Data kualitatif
Hasil penilaian siswa diperoleh dari pertanyaan terbuka pada angket respon siswa dan
angket kemandirian belajar. Pemberian angket kemandirian belajar dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa sebelum melakukan layanan bimbingan
klasikal (pre-test) dan sesudah melakukan melakukan layanan bimbingan klasikal (post-test).
Pemberian angket respon siswa dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon siswa
terhadap layanan bimbingan klasikal yang dilakukan oleh guru kelas.
Analisis Data
Berdasarkan data hasil uji ahli, uji pengguna produk dan uji kelompok terbatas,
dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dikembangkan. Data
tersebut juga menjadi acuan untuk melakukan revisi produk.
Analisis Data Uji Lapangan Awal (Penilaian Ahli)
Berdasarkan data kuantitatif hasil penilaian ahli materi, ahli media pendidikan dan ahli
bahasa, analisis data uji ahli adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11 Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Ahli
Klarifikasi
Ahli Skor total Presentase %
Kelayakan
Ahli Materi 124 82 % Sangat Layak
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
Dari proses uji efektivitas dan tabel analisis di atas dapat diketahui bahwa skor penilaian
ahli materi adalah 124 dengan persentase sebesar 82%. Untuk skor penilaian ahli media
pendidikan adalah 127 dengan presentase sebesar 90%. Sedangkan skor penilaian ahli
bahasa adalah 48 dengan persentase sebesar 80%. Dari segi klasifikasi kelayakan dapat
dilihat bahwa kesimpulan penilaian dari dua ahli mendapatkan kriteria “sangat layak” dan
satu penilaian ahli yang mendapatkan kriteria “layak”. Berdasarkan analisis data kuantitatif
yang dilakukan oleh ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini sudah layak untuk digunakan dengan adanya revisi seperti yang tertulis
pada data kualitatif.
Analisis Data Uji Lapangan Pokok/Utama (Uji Pengguna)
Berdasarkan data kuantitatif hasil penilaian pengguna produk, analisis data uji pengguna
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Pengguna
Klasifikasi
Pengguna Produk Skor Total Presentase %
Keberterimaan
Guru kelas I 47 78,3 % Diterima
Guru Kelas II 51 85 % Sangat Diterima
Dari uji efektivitas dan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor penilaian dari guru kelas
pertama adalah 47 dengan persentase sebesar 78,3% dan skor guru kelas kedua adalah 42
dengan persentase 85%. Sedangkan klasifikasi keberterimaan dari guru kelas pertama adalah
“diterima” dan guru kelas kedua adalah “sangat diterima”.
Berdasarkan analisis data kuantitatif yang diperoleh dari respon pengguna produk di atas
maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
diterima untuk digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan layanan klasikal dalam
meningkatkan kemandirian belajar siswa di sekolah dasar.
Analisis data Uji Lapangan Operasional (Kelompok Terbatas)
Berdasarkan data kuantitatif hasil angket respon siswa, analisis data uji kelompok
terbatas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13 Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Kelompok Terbatas
Klasifikasi
Siswa Skor Total Presentase (%)
Keberterimaan
Siswa I 42 70 % Diterima
Siswa II 39 65 % Diterima
Siswa III 43 71,6 % Diterima
Siswa IV 34 56,6 % Cukup diterima
Siswa V 50 83,3 % Sangat diterima
Siswa VI 44 73,3 % Diterima
Siswa VII 35 58,3 % Cukup diterima
Siswa VIII 37 61,6 % Diterima
Dari uji efektivitas dan tabel analisis di atas dapat diketahui bahwa skor penilaian siswa
pertama adalah 42 dengan persentase sebesar 70%, skor siswa kedua adalah 39 dengan
persentase 65%, skor siswa ketiga adalah 43 dengan persentase 71,6%, skor siswa keempat
adalah 34 dengan persentase 56,6%, skor siswa kelima adalah 50 dengan persentase 83,3%,
skor siswa keenam adalah 44 dengan persentase 73,3%, skor siswa ketujuh adalah 35 dengan
persentase 58,3% dan skor siswa kedelapan adalah 37 dengan persentase 61,6%. Dari segi
klasifikasi keberterimaan dapat dilihat bahwa terdapat lima siswa yang skor persentasenya
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN
F. Daftar Pustaka
Anggraini, A.P.D. 2020. Pengembangan Buku Panduan Self Regulated Learning Sebagai Media
Bimbingan Klasikal Untuk Siswa SMPN 3 Taman Siduarjo. 11(05): 688-697
Furqon, A.H. dkk. 2020. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Berprogram Tipe Bercabang Berbasis
Powerpoint terhadap Kemandirian Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. 20(2), 174 –
182.
Gusnita, dkk. 2021. Kemandirian Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Think
Pair Square (TPSq). Jurnal BSIS. 3(2): 286-296
Irfan, dkk. 2020. Evektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Di
rumah. Jurnal Inovasi Penelitian. 1(3): 159-170.
Irham, M & Wiyani, N.A. 2014. Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Karyanti & Andi. M,S. 2019. Bimbingan Klasikal Berdasarkan Filsafah. Yogyakarta: K-Media.
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan. 2016.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Jakarta.
Muyana, S & Widyastuti, D.A. 2021. Bimbingan Klasikal Think-Pair-Share. Yogyakarta: K-Media.
Nugroho, P.W dan M.A Maulana. 2020. Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh.
Jurnal Bimbingan dan Konseling. 3(1):10-16.
Rahmi, S & Ardiwinata. E, dkk. 2021. Problematika Peserta Didik Dari Aspek Akademis.
Surabaya: Kanaka Media.
Prayitno & Amti.E. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
SALINGDIDIK IX 2022
ISSSSNNNNNNN