LAPORAN
KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
( KKG MI )
KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2016
-1-
KELOMPOK KERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
( KKG MI )
KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL
Alamat Sekretariat : MI Nurul Huda Tembongwah Balapulang Tegal
1. Pertemuan ke 1 ;
Materi : Sosialisasi Program KKG Sosialisasi Program KKG
Disosialisasikan tentang Jadwal Waktu,Tempat,Materi dan Nara sumber pada
pertemuan rutin KKG dengan rincian sebagai berikut :
A. TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN
-2-
B. MATERI KEGIATAN DAN NARA SUMBER
2 Tehnik H.Sofwan,M.Pd.I.
Sabtu,
Pengembangan
6 Februari 2016
Silabus
3 Sabtu, Prota dan Promes Ida Umroh,S.Pd.I.
5 Maret 2016
4 Sabtu, Tehnik Ubaidilah,S.Ag
2 April 2016 Pengembangan RPP
5 Model Masfuah,S.Pd.I.
Sabtu,
Pembelajaran 1
7 Mei 2016
(Model Saintifik)
6 Model Malikhatun,S.Pd.I.
Pembelajaran 2
Sabtu, ( Pembelajaran
11 Juni 2016 Berbasis Masalah
dan Berbasis
Proyek)
Model Maskuroh,S.Pd.I.
Sabtu, Pembelajaran 3
7 30 Juli 2016 (
Inquiry/Discovery)
8 Sabtu, Pembuatan Kisi - Solikhin,S.Pd.I.
27 Agustus 2016 Kisi Soal
9 Sabtu,30 Tehnik Pembuatan H.Najib Asror,S.Ag.
September 2016 Soal
10 Sabtu, Evaluasi/Penilaian Shohifatul
29 Oktober 2016 hasil belajar Mujahidah,S.Pd.I.
-3-
2. Pertemuan ke 2.
Materi : Pengembangan Silabus
a. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam materi pokok, kegiatan pembe-lajaran, dan indikator pencapaian kom-
petensi untuk penilaian.
b. Prinsip-prinsip pengembangan silabus
- ILMIAH,yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yg menjadi muatan dlm
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
-4-
- RELEVAN, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
- SISTEMATIS, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
- KONSISTEN, yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian
- MEMADAI, yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penialian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
3. Pertemuan ke 3 ;
Materi : Program Tahunan dan Program Semester
Contoh:
PROGRAM TAHUNAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Satuan Pendidikan :
Tahun Pelajaran :
Kelas : VI
Sm Alokasi
No Standar Kopetensi/Kompetensi Dasar Ket.
t waktu
1 1 Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Memahami hubungan antara ciri-ciri
makhluk hidup dengan lingkungan
tempat hidupnya
1.1 Mendeskripsikan hubungan antara
ciri-ciri khusus yang dimiliki
hewan (kelelawar, cicak, bebek)
dan lingkungan hidupnya
2 1.2 Mendeskripsikan hubungan antara
ciri-ciri khusus yang dimiliki
tumbuhan (kaktus, tumbuhan
Memahami cara perkembangbiakan
makhluk hidup
3 2.1 Mendeskripsikan perkembangan
dan pertumbuhan manusia dari bayi
sampai lanjut usia
-5-
2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri
perkembangan fisik anak laki-laki
dan perempuan
4 Memahami pengaruh kegiatan
manusia terhadap keseimbangan
lingkungan
3.1 Mengidentifikasi kegiatan manusia
yang dapat mempengaruhi
keseimbangan alam (ekosistem)
Memahami pentingnya pelestarian
jenis makhluk hidup untuk mencegah
kepunahan
4.1 Mengidentifikasi jenis hewan dan
tumbuhan yang mendekati
kepunahan
4.2 Mendeskripsikan pentingnya
pelestarian jenis makhluk hidup
untuk perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam dan kehidupan
masyarakat
JUMLAH
Contoh :
PROGRAM SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 20… / 20…
-6-
Juli
Kompetensi
Indikator Materi Pokok AW
Dasar
3 4 5
Remedial 2JP
Pengayaan 2JP
Mengetahui ...................., ........
Kepala Sekolah Guru Mapel
4. Pertemuan ke 4.
Materi : Pengembangan Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
-7-
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD):
Permendikbud No 65/2013
b. Prinsip Pengembangan RPP
- Mengakomodasi perbedaan individu peserta didik
- Mendorong partisipasi aktif peserta didik
- Berpusat pada peserta didik
- Mengembangkan budaya membaca dan menulis
- Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
- Mengakomodasi keterkaitan dan keterpaduan
- Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
5. Pertemuan ke 5;
Materi : Model Pembelajaran 1 (Model Saintifik)
1. PENDEKATAN SAINTIFIK
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa pembelajaran
dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni
mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan
informasi/mencoba (experimenting), menalar atau mengasosiasi
(associating), mengomunikasikan (communicating) yang dapat dilanjutkan
dengan mencipta. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik tersebut mengikuti langkah-langkah pada metode ilmiah. Berikut
ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
-8-
c. Mengumpulkan informasi/mencoba. Siswa mengumpulkan data melalui
berbagai teknik, misalnya melakukan eksperimen, mengamati
obyek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber, membaca buku
pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia,
media massa, atau serangkaian data statistik. Guru menyediakan sumber-
sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media, alat peraga/peralatan
eksperimen, dan sebagainya.
d. Menalar/mengasosiasi. Siswa menggunakan data atau informasi yang
sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka
rumuskan. Pada langkah ini guru mengarahkan agar siswa dapat
menghubung-hubungkan data/informasi yang diperoleh untuk menarik
kesimpulan.
e. Mengomunikasikan. Siswa menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan mereka ke kelas secara lisan dan/atau tertulis atau melalui media
lain. Pada tahapan pembelajaran ini siswa dapat juga
memajang/memamerkan hasilnya di ruang kelas, atau mengunggah (upload)
di blog yang dimiliki. Guru memberikan umpan balik, meluruskan,
memberikan penguatan, serta memberikan penjelasan/informasi lebih luas.
-9-
6. Pertemuan ke 6.
Materi : Sosialisasi Program KKG Penerapan Model Pembelajaran 2
(PROBLEM-BASED LEARNING dan PROJECT-BASED LEARNING )
1. PROBLEM-BASED LEARNING
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang
bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan
masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan
membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda
dengan pembelajaran konvensional yang jarang menggunakan masalah
nyata atau menggunakan masalah nyata hanya di tahap akhir pembelajaran
sebagai penerapan dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan
masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan
pencapaian kompetensi dasar.
Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap Deskripsi
Tahap 1 Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta
Orientasi terhadap didik.
masalah
Tahap 2 Guru memfasilitasi peserta didik untuk
Organisasi belajar memahami masalah nyata yang telah disajikan,
yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui,
apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang
perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Peserta didik berbagi peran/tugas untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Tahap 3 Guru membimbing peserta didik melakukan
Penyelidikan pengumpulan data/informasi melalui berbagai
individual maupun macam cara untuk menemukan berbagai
kelompok alternatif penyelesaian masalah.
Tahap 4 Guru membimbing peserta didik untuk
-10-
Tahap Deskripsi
Pengembangan dan menentukan penyelesaian masalah yang paling
penyajian hasil tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah
penyelesaian yang peserta didik temukan.
masalah
Tahap 5 Guru memfasilitasi peserta didik untuk
Analisis dan melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses
evaluasi proses penyelesaian masalah yang dilakukan.
penyelesaian
masalah
-11-
Langkah-langkah Deskripsi
Langkah -1 Guru bersama dengan peserta didik
Penentuan projek menentukan tema/topik projek
-12-
7. Pertemuan ke 7;
Materi : Model Pembelajaran 3 ( INQUIRY/DISCOVERY )
1. PEMBELAJARAN INQUIRY/DISCOVERY
Dalam Permendikbud No.22 tahun 2016 dikatakan pembelajaran
inquiry disebut bersama dengan discovery. Dalam Webster’s Collegiate
Dictionary inquiry didefinisikan sebagai “bertanya tentang” atau “mencari
informasi”. Discovery disebut sebagai “tindakan menemukan”. Jadi,
pembelajaran ini memiliki dua proses utama.
Pertama, melibatkan siswa dalam mengajukan atau merumuskan
pertanyaan-pertanyaan (to inquire), dan
Kedua, siswa menyingkap, menemukan (to discover) jawaban atas
pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan penyelidikan dan kegiatan-
kegiatan sejenis (Sutman, et.al., 2008:x).
Inquiry/discovery merupakan proses pembelajaran yang didasarkan
pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
Pengetahuaan bukan sekedar sekumpulan fakta hasil dari mengingat, akan
tetapi hasil dari proses menemukan atau mengkonstruksi. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan proses fasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar
peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui
penemuannya sendiri (discovery).
Tujuan pertama Inquiry/Discovery Learning adalah agar siswa
mampu merumuskan dan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di
mana,bagaimana, mengapa, dsb. Dengan kata lain, Inquiry/Discovery
Learning bertujuan untuk membantu siswa berpikir secara analitis. Tujuan
kedua adalah untuk mendorong siswa agar semakin berani dan kreatif
berimajinasi.Dengan imajinasi siswa dibimbing untuk mengkreasi sesuatu
menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Penemuan ini dapat berupa
perbaikan atau penyempurnaan dari apa yang telah ada, maupun menciptakan
ide, gagasan, atau alat yang belum ada (Anam, 2015:9).
Proses mengumpulkan data, mengamati, dan meringkas informasi,
khususnya data numerik dalam Inquiry/Discovery Learning, efektif dalam
merangsang diskusi untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang
diinginkan. Siswa perlu mengalami bagaimana menarik simpulan ilmiah
berdasarkan pengamatan atas fakta-fakta dan sekumpulan data yang diperoleh.
8. Pertemuan ke 8 ;
Materi : Tehnik Penyusunan Kisi-kisi soal
1. Menyusun Kisi-Kisi Soal
Kisi-kisi adalah Suatu format berupa matriks yang memuat pedoman
untuk menulis soal atau merakit soal menjadi suatu tes. Kisi-kisi berfungsi
sebagai pedoman penulisan soal dan atau dalam melakukan perakitan tes.
2. Syarat-syarat kisi-kisi yang baik :
a. Mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan;
b. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
c. Soal dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan
3. Komponen kisi-kisi terdiri dari : - Kelompok Identitas :
- Jenis institusi
- Program/Jurusan
- Bidang studi/matapelajaran
-14-
- Tahun Pelajaran
- Kurikulum yang diacu/dipergunakan
- Jumlah soal
- Bentuk soal
4. Prinsip pembuatan kisi-kisi soal adalah UKRK yaitu:
-Urgen: artinya bagian yang penting dari pembelajaran yang harus dikuasai.
-Kontinuitas: berkelanjutan dari pelajaran yang sebelumnya.
-Reliabel: keandalan soal. Artinya bisa membedakan kemampuan siswa. tidak
terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar.
-Keterpakaian: berhubungan dengan dunia nyata siswa
5. Perangkat
Perangkat yang harus kita siapkan untuk membuat kisi-kisi soal(untuk
mempermudah kita dalam membuat kisi-kisi):
- Silabus
- KKO=Kata Kerja Operasional
- Materi Pelajaran yang akan diujikan
9. Pertemuan ke 9 .
Materi : Tehnik Penyusunan/Penulisan soal
Dalam penyusunan soal /Penulisan soal membutuhkan kaidah-kaidah.
Kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan soal meliputi:
-15-
b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. etiap soal harus ada pedoman penskorannya.
d. Tabel, gambar, grafik, peta, ilustrasi, narasi atau yang sejenisnya
disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.
C. Bahasa
a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).
c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
e. Tidak mengandung ungkapan yang menyinggung perasaan siswa.
10. Pertemuan ke 10
Materi : Evaluasi/Penilaian hasil belajar.
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran
(pengumpulan data dan informasi), pengelolan, penafsiran dan pertimbangan
untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah melakukan kegiatn belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
ang telah ditetapkan. Hasil belajar, menunjukkan pada prestasi belajar,
sedangkan prestasi belajar itu merupakan indicator adanya dan derajat
perubahan tingkah laku siswa.
A. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar
1) Untuk diagnostic dan pengembangan.
2) Untuk seleksi.
3) Untuk kenaikan kelas.
4) Untuk penempatan.
B. Tujuan Evaluasi hasil belajar adalah :
1) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-
kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun
masing-masing individu.
3) Memberikan infiormasi yang dapat dipergunkan untuk mengetahui
kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan
menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).
4) Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya
sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.
-17-
5) Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,
sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga
masyarakat dan pribadi yang berkualitas.
6) Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih
sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan
bakatnya.
C. Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar
Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah aspek. Aspek-aspek tersebut
sebaiknya dapat diungkapkan melalui penilaian tersebut.
1) Ranah Kognitif (Pengetahuan/ Pemahaman)
2) Ranah Afektif (sikap dan nilai)
3) Ranah Keterampilan
D. Teknik-Teknik Evaluasi belajar
Dalam evaluasi secara garis besar, mempunyai dua macam teknik
evaluasi, yaitu: teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik Tes
Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam model
menurut pemakain dan waktu atau kapan digunakannya tes tersebut Model-
model tes tersebut, yaitu: a. Tes Seleksi,
b. Tes Awal,
c. Tes Akhir,
d. Tes Diagnostik,
e. Tes Formatif,
f.Tes Sumatif.
2. Teknik Non-Tes
Non tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk
menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa
non-tes sebagai alat evaluasi, diantaranya: a. skala bertingkat,
b. kuesioner,
c. daftar cocok,
-18-
d. wawancara,
e. pengamatan,
f. riwayat hidup.
-19-