Anda di halaman 1dari 2

Sanksi bagi pelanggar pajak dalam UU HPP kini lebih ringan Senin, 11 Oktober 2021 | 04:45

WIB Reporter: Siti Masitoh Sanksi bagi pelanggar pajak dalam UU HPP kini lebih ringan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rancangan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
(RUU HPP) sudah disahkan menjadi UU pada Kamis lalu (7/10). Salah satu perubahan dalam
beleid tersebut adalah soal pengurangan sanksi dengan tidak memberlakukan pidana penjara bagi
pelanggar pajak. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, peraturan ini
menggambarkan pemihakan yang sangat nyata. Terdapat juga penurunan sanksi pada saat
pemeriksaan dan sanksi dalam upaya hukum yang juga disampaikan dalam UU Cipta Kerja.
“Dalam peraturan ini memang akan memberikan gambaran mengenai sanksi yang relatif lebih
rendah, tapi tetap memberikan pencegahan terhadap berbagai upaya untuk penghindaran pajak,”
kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Minggu (10/10). Selain itu, Sri Mulyani juga
mengatakan, dalam UU HPP ini berusaha memberi kepastian hukum dan keadilan bagi
pengemplang pajak yang kasusnya masuk sampai tahap persidangan. Ia menyebut wajib pajak
diberi kesempatan untuk mengembalikan kerugian negara dengan cara membayar pokok pajak
dan sanksi, sehingga tidak perlu dituntut pidana penjara. Baca Juga: KTP jadi NPWP, apakah
semua orang wajib bayar pajak? Ini kata Menkeu Sri Mulyani Ada beberapa ketentuan sanksi
dalam UU HPP. Pertama, sanksi pemeriksaan dan wajib pajak tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) yakni, PPh kurang dibayar akan dikenakan bunga per bulan
sesuai dengan bunga yang berlaku di pasar sehingga tidak menjadi denda yang sangat tinggi,
atau bunga per bulan sebesar suku bunga acuan ditambah uplift factor atau denda tambahan 20%
dengan maksimal 24 bulan. Sementara pada UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) dikenakan sanksi 50%. Untuk PPh kurang dipotong dikenakan bunga per bulan sesuai
dengan bunga yang berlaku di pasar sehingga tidak menjadi denda yang sangat tinggi, atau
bunga per bulan sebesar suku bunga acuan ditambah uplift factor atau denda tambahan 20%
dengan maksimal 24 bulan. Sementara pada UU KUP dikenakan sanksi 100%. Untuk PPh
dipotong tetapi tidak disetor, sebelumnya dalam UU KUP dikenakan denda 100% dan dalam UU
HPPdikenakan 75%. Sementara untuk PPN dan PPnBM kurang bayar juga sebelumnya dalam
UU KUP dikenakan denda 100% dan dalam UU HPP diturunkan 75%. Kedua, sanksi setelah
upaya hukum namun keputusan keberatan atau pengadilan mengusulkan ketetapan Direktorat
Jendral Pajak (DJP), yakni yang keberatan atau jika DJP menang dipengadilan maka yang
bersangkutan atau yang berperkara akan dikenakan denda 30% dibandingkan 50% dalam UU
KUP. Selanjutnya, jika yang berperkara mengajukan banding dan DJP tetap menang maka akan
dikenakan denda 30%. Lalu, jika yang bersangkutan mengajukan kembali banding maka akan
dikenakan sanksi denda lebih tinggi yaitu 60%, setelah sebelumnya dalam UU KUP dikenakan
100%. “Ini adalah sanksi yang memang lebih rendah tetapi tetap memberikan diferensiasi atau
pencegahan atau upaya dalam menghindari pajak,” kata Sri Mulyani. Selanjutnya: Tarif PPN
naik jadi 11%, pemerintah sebut masih lebih rendah dibanding negara lain Editor: Khomarul
Hidayat INDEKS BERITA Tag RUU HPP Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP)
Rekomendasi untuk Anda Powered by Marak Rumah Dijual di Bawah NJOP, REI Minta
BPHTB Turun 2,5 Persen Kemenkeu: Indonesia Jadi Negara Penggerak Pertama Pajak Karbon
di Dunia PeduliLindungi, Senjata Hadapi Pandemi dan Pemulihan Ekonomi Menilik upaya untuk
meminimalisir tingkat pengangguran terbuka Ini daftar e-commerce yang paling diminati untuk
membeli produk lokal Fujitsu Indonesia luncurkan ScanSnap iX1300, Scanner untuk lingkup
pekerjaan baru Penjualan Daihatsu naik 16,3% berkat perpanjangan pelaksasi PPnBM Klik
eform.bri.co.id dan banpresbpum.id untuk tahu penerima BLT UMKM Terbaru Kenali efek
sampingnya! Inilah 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia Jumat, 15 Oktober
2021 | 10:52 WIB Kenali efek sampingnya! Inilah 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di
Indonesia Ada kandungan berbahaya di 18 kosmetik di Indonesia, ini dampaknya jika digunakan
Jumat, 15 Oktober 2021 | 10:17 WIB Ada kandungan berbahaya di 18 kosmetik di Indonesia, ini
dampaknya jika digunakan EMTK, Grab dan Bukalapak garap ekosistem digital untuk UMKM
di kota-kota kecil Jumat, 15 Oktober 2021 | 08:35 WIB EMTK, Grab dan Bukalapak garap
ekosistem digital untuk UMKM di kota-kota kecil Cek hape! Bantuan kuota data internet dari
Kemendikbud sudah cair Jumat, 15 Oktober 2021 | 07:57 WIB Cek hape! Bantuan kuota data
internet dari Kemendikbud sudah cair Pinago Utama (PNGO) telah menyerap capex sebesar
37,19% Jumat, 15 Oktober 2021 | 07:45 WIB Pinago Utama (PNGO) telah menyerap capex
sebesar 37,19% Bisnis kartu kredit diproyeksi tumbuh positif sampai akhir tahun Jumat, 15
Oktober 2021 | 07:30 WIB Bisnis kartu kredit diproyeksi tumbuh positif sampai akhir tahun
Dana murah yang mengalir ke bank besar semakin deras Jumat, 15 Oktober 2021 | 07:05 WIB
Dana murah yang mengalir ke bank besar semakin deras Pemerintah siapkan suntikan modal ke
BUMN tahun depan sebesar Rp 58,88 triliun Jumat, 15 Oktober 2021 | 06:45 WIB Pemerintah
siapkan suntikan modal ke BUMN tahun depan sebesar Rp 58,88 triliun Cermati tiga kebijakan
baru PPN di UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan Jumat, 15 Oktober 2021 | 06:35 WIB
Cermati tiga kebijakan baru PPN di UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan Terpopuler
Bukalapak (BUKA) Sibuk Membereskan Ekosistem IHSG Akan Menguji Rekor Baru Waspada!
Penyakit menular paling mematikan kedua setelah COVID-19 ini sedang bangkit Dana asing
masuk pasar modal Indonesia, saham-saham ini bisa dicermati Krisis Energi di Eropa, Harga Gas
Alam Melambung 105% Banyak perusahaan pinjol ilegal digerebek, ini daftar pinjol yang resmi
di OJK IHSG berpotensi menguji level 6.700, saham-saham ini bisa dicermati Asing manfaatkan
kenaikan IHSG dengan banyak melepas saham-saham ini IHSG tembus 6.600, berikut
rekomendasi saham untuk Jumat (15/10) Prediksi IHSG hari ini (15/10) menguat lagi, saham
blue chip berikut bisa dikoleksi Jangan Lewatkan 4 Cara makan telur yang bisa membantu
menurunkan berat badan Ini takaran konsumsi kunyit untuk mengobati asam lambung naik Hati-
hati! 6 Gejala asam lambung ini perlu Anda waspadai Ingin kadar asam urat tetap stabil?
Konsumsi 5 bahan alami berikut ini Ingin gula darah normal? Ini minuman yang baik dan buruk
untuk penderita diabates Promo JSM Indomaret 15-19 Oktober 2021, harga lebih murah di akhir
pekan Promo JSM Alfamart 15-19 Oktober 2021, potongan harga selama 5 hari Promo JSM
Superindo 15-17 Oktober 2021, diskon penutup pekan! Inilah deretan Hp Xiaomi yang naik
harga mulai Oktober 2021 Cara redakan nyeri asam urat dengan 5 obat herbal, mudah dilakukan
sendiri 2020 @ Kontan.co.id All rights reserved.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Sanksi bagi pelanggar pajak dalam UU
HPP kini lebih ringan", Klik untuk baca: https://newssetup.kontan.co.id/news/sanksi-bagi-
pelanggar-pajak-dalam-uu-hpp-kini-lebih-ringan.

Editor: Khomarul Hidayat |  Reporter: Siti Masitoh

Anda mungkin juga menyukai