Anda di halaman 1dari 4

A.

sarana dan prasarana sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24
Tahun 2007.

Sarana dan prasarana pendidikan yang dimaksud di sini adalah merujuk kepada sarana dan
prasarana pendidikan sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
2007. PERMENDIKNAS yang dimaksud mengartikan bahwa sarana adalah perlengkapan yang
diperlukan oleh sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah
sedangkan, prasarana adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi satuan
pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).

B. Indikator yang digunakan dari komponen manajemen sarana dan prasarana sekolah adalah
sebagai berikut:
(a) Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
(b) Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
(c) Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
(d) Penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.
(e) Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
(f) Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

C. Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

1. ruang kelas,

2. ruang perpustakaan,

3. laboratorium IPA,

4. ruang pimpinan,

5. ruang guru,

6. tempat beribadah,

7. ruang UKS,

8. jamban,

9. gudang,

10. ruang sirkulasi,

11. tempat bermain/berolahraga. Ketentuan mengenai prasarana tersebut beserta sarana yang ada
di dalamnya diatur dalam standar sebagai berikut. 7

1. Ruang Kelas

a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan
peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.

b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.

c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 peserta didik.


d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2 /peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan
peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas adalah 30 m2 . Lebar minimum ruang
kelas adalah 5 m.

e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca
buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. f. Ruang kelas memiliki pintu yang
memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat
dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

E. KELENGKAPAN PRASARANA DAN SARANA Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki


prasarana sebagai berikut:

1. ruang kelas,

2. ruang perpustakaan,

3. ruang laboratorium IPA,

4. ruang pimpinan,

5. ruang guru,

6. ruang tata usaha,

7. tempat beribadah,

8. ruang konseling,

9. ruang UKS,

10. ruang organisasi kesiswaan,

11. jamban,

12. gudang,

13. ruang sirkulasi,

14. tempat bermain/berolahraga. Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang
ada di setiap ruang diatur dalam standar tiap ruang sebagai berikut.

1. Ruang Kelas

a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktik yang tidak memerlukan
peralatan khusus, atau praktik dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.

b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.

c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 32 peserta didik.

d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m 2 /peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan
peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas adalah 30 m 2 . Lebar minimum ruang
kelas adalah 5 m.

e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca
buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan.
f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan
jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

F. KELENGKAPAN PRASARANA DAN SARANA Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki


prasarana sebagai berikut:

1. ruang kelas,

2. ruang perpustakaan,

3. ruang laboratorium biologi,

4. ruang laboratorium fisika,

5. ruang laboratorium kimia,

6. ruang laboratorium komputer,

7. ruang laboratorium bahasa,

8. ruang pimpinan,

9. ruang guru,

10. ruang tata usaha,

11. tempat beribadah,

12. ruang konseling,

13. ruang UKS,

14. ruang organisasi kesiswaan,

15. jamban,

16. gudang,

17. ruang sirkulasi,

18. tempat bermain/berolahraga.

Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam
standar tiap ruang sebagai berikut.

1. Ruang Kelas

a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan
peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.

b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.

c. Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.

d. Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2 /peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta
didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2 . Lebar minimum ruang kelas 5 m.
e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca
buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan.

f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan
jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

Impikasi Standar Nasional Pendidikan Terhadap Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pada dasarnya dengan standar nasional pendidikan diharapkan mampu memeratakan segala
kegiatan maupun sarana pendukung dalam pendidikan yang meningkatkan mutu pendidikan itu
sendiri. Namun selalu ada implikasi dari setiap penerapan sebuah kebijakan, dan tidak pula dengan
standar sarana dan prasaran, karena implikasi dari penerapannya menimbulkan kendala-kendalan
dan permasalahan baru yang pemecahannya tidaklah mudah karena akan berkaitan dengan standar
nasional yang lain.

Misalkan saja kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, Peserta didik dan
kelulusannya, penilaian dan pengelolaan maupun pelaksanaan pembiayaan yang sesuai dan merata.
Implikasi berkaitan dengan akibat dari implementasi sebuah program atau kegiatan, dalam
implementasi standar sarana dan prasarana tidak menutup kemungkinan terjadi sebuah implikasi
dari penerapan tersebut. Bila setiap sarana dan prasaran yang di adakan dan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam standar, maka akibat yang mungkit terjadi seperti yang
diuraikan diatas adalah munculnya kebijakan lain yang berkaitan dengan pilihan untuk memenuhi
terlebih dahulu kebutuhan utama dari sebuah sekolah ataupun satuan pemdidikan. Lahan dan
bagunan dari sekolah yang akan didirikan tidak selamanya mengikuti ketentuan minimum sarana
prasarana tapi disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan sekitar sekolah tersebut. Demikian pula
dengan perlengkapan setiap ruang selalu di lakukan dengan bertahap dan berkelanjutan. Apabila
dilakukan dengan secara langsung yang sesuai dengan ketentuan hambatan yang paling utama
adalah pemeliharaan maupun pembiayaan yang tidak mencukupi dan memadai bagi sarana dan
prasarana yang disiapkan.

Anda mungkin juga menyukai