Anda di halaman 1dari 134

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertaqwa pada TuhanYang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratif serta bertanggung jawab.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional tersebut peningkatan mutu
pendididikan perlu diupayakan dan diarahkan untuk menigkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi
tantangan global.
Salah satu bentuk peningkatan mutu pendidikan adalah pembaharuan
pengolahan pendidikan yang dilaksanakan secara terarah, terencana, dan
berkesinambungan yaitu berupa inovasi kurikulum yang melahirkan tingkat
satuan pendidikan dimana didalamnya termuat Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan komponen pendukung kurikulum yang lainnya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagimana telah
diubah kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan kurikulum pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah
disusun oleh satuan pendidikan.
Dengan dasar Undang-undang dan Peraturan Pemerintah (PP) di atas, dalam
upaya mendekatkan pendidikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan peserta
didik dan lingkungan, SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo mengembangkan
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
1|Page
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mengacu pada Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh
pemerintah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan.
Gambaran Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Secara rinci di
SDN 032/VIII Pagar Puding Lamo adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kondisi nyata dan ideal SDN 032/VIII Pagar Puding Lamo tahun 2020
No Komponen Kondisi Nyata Kondisi Ideal diharapkan
1. Standar Isi : Seluruh mata pelajaran KKM dijadikan acuan
Kurikulum telah memiliki analisis dalam penetapan
kriteria ketuntasan minimal ketuntasan belajar dan
( KKM) menurut tingkatan kriteria kenaikan kelas
kelas dan mata pelajaran bagi siswa
2. Standar a. Pencapaian nilai UN
kompetensi Bahasa Indonesia 70,5
lulusan b. Pencapaian nilai UN
Matematika 68,8
c. Pencapaian nilai UN IPA
75,2
d. 100% lulusan ujian UN
3. Standar proses a. 85% guru sudah a. 100% guru
melaksanakan proses melaksanakan
pembelajaran sesuai pembelajaran sesuai
pedoman silabus pedoman silabus
b. 80% guru telah b. 100% guru melakukan
melakukan analisis KI analisi KI KD
KD c. 100% guru
c. 85% guru sudah melaksanakan
melaksanakan proses pembelajaran sesuai
pembelajran sesuai pedoman RPP
pedoman RPP d. 100% pelaksanaan
d. 90% sudah terlaksana pemantauan, supervise
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
2|Page
pelaksanaan program dan evalusi
pemantauan, supervise e. 100% pembelajaran
dan evaluasi berbasis lingkungan
e. 50% pembelajaran f. 100% siswa peduli
berbasis lingkungan lingkungan
f. 68% siswa peduli g. 100% pemanfaatan
kebersihan lingkungan perpustakaan untuk
dan berwawasan pembelajaran
lingkungan.
g. 75% pemanfaatan
perpustakaan untuk
pembelajaran
4. Standar a. 5 orang pendidik a. 100% pendidik
pendidik dan berstatus PNS berstatus PNS
tenaga b. 5 orang pendidik b. 100% pendidik
kependidikan berstatus honorer memilki setifikasi
c. 4 orang pendidik c. 100% pendidik
sudah bersertifikasi berkkulaifikasi S1
d. 7 orang pendidik d. 100% pendidik
sudah berkualifikasi mampu menggunakan
minimum Strata 1 IT sebagai sarana
( S1) pembelajaran
e. 80% pendidik mampu
menggunakan IT
sebagai sarana
pembelajaran
f. Tenaga kependidikan
yang dimiliki sekolah :
1. Penjaga sekolah 1
5. Standar sarana a. Rasio jumlah siswa a. Rasio jumlah siswa
dan prasarana dengan rombel dengan dengan rombel dan
jumlah ruang belajar ruang teori sesuai ( 7
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
3|Page
teori belum memadai rombel : 7 ruang tori)
( 7 rombel : 6 ruang b. Rasio jumlah siswa
teori ) dengan rombel sesuai
b. Rasio jumlah siswa dengan aturan ( 1
dengan rombel belum rombel : maksimal 28
memadai (35 siswa : 1 siswa)
rombel) c. Sarana pembuangan
c. Sarana pembuanagn limbah tersedia
limbah organic dan d. Sarana lapanagan
non organic belum olahraga tersedia
memadai
d. Sarana lapanagan
olahraga belaum
memadai
6. Standar a. 85% guru sudah a. 100% guru
penilaian melaksanakan prinsip- melaksanakan
prinsip penilaian prinsip-prinsip
b. 89% guru penilaian
melaksanakan b. 100% guru
pengelolaan hasil melaksanakan
penilaian belajar pengelolaan hasil
c. 90% guru penilaian belajar
melaksanakan program c. 100% guru
remedial dan melaksanakan
pengayaan program remedial dan
pengayaan
7. Standar a. 90% manajemen a. 100% manajemen
pengelolaan kepala sekolah sudah kepala sekolah
memiliki kualifikasi memiliki kualifikasi
dan kompetensi serta dan kompetensi seta
mampu melaksanakan mampu melaksanakan
fungsi-funsi fungsi-fungsi
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
4|Page
manajemen manajemen
b. 90% keterlaksanaan b. 100% pengurus komite
pengurus komite melaksanakn fungsi-
sekolah sudah fungsi dan peran serta
melaksanakan fungsi- tugas pokoknya
fungsi dan peran serta c. 100% pelaporan data
tugas pokoknya informasi dilakukan
c. 90% pelaporan data secara berkala
informasi dilakukan d. 100% jumlah buku
secara berkala dan memadai
berkesinambungan
terlaksana
d. 90% jumlah buku
sudah memadai
8. Standar a. Sumber dana sekolah :
pembiayaan 1. Dana BOS
b. Sekolah menyususn
RKAS seetiap tahun
dan terinci dalam
triwulan atau tahap
c. Laporan triwulan atau
tahap disertai bukti
tertulis (kwitansi, nota
dan faktur) dan hasil
kegiatan serta bukti
setoran pajak

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang


beragam mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagimana telah
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
5|Page
diubah kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk menjamin penjaminan tujuan
pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas Standar Isi, Standar
Proses, Standar Kompetensi Kelulusan, Standar Tenaga Kependidikan, Standar
Sarana dan Prasarana, Standar Pengolahan, Standar Pembiayaan dan Standar
Penilaian Pendidikan. Dua dari kedelapan Standar Nasional Pendidikan tersebut
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
kesemuanya merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
Adapun pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP)
dimaksud disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lingkungan sekolah, dengan
memperhatikan hal-hal Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia,
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan perkembangan dan
kemampuan peserta didik, Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan, Tuntutan pembangunan daerah dan nasional, Tuntutan dunia kerja,
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, Agama, Dinamika
perkembangan global, Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, Kondisi
sosial budaya masyarakat setempat, Kesetaraan Jender, dan Karakteristik satuan
pendidikan.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut sekolah kami menyusun kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Pada dasarnya program ini adalah program

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


6|Page
meningkatkan kualitas sekolah secara berkesinambungan guna melahirkan lulusan
yang mampu bersaing dengan lulusan sekolah yang mempunyai berkualitas.
Program ini diharapkan melibatkan beberapa pihak terkait seperti
pemerintah daerah kabupaten, komite sekolah, alumnus, dan dunia usaha.
Pemerintah Daerah memberi bantuan dalam bentuk asistensi dan monitoring
evaluasi, sedangkan pihak lainnya diharapkan memberi kontribusi dalam bentuk
yang dibutuhkan oleh sekolah sebagai penunjang pencapaian tujuan pendidikan di
sekolah kami.
Melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP) ini sekolah dapat
melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan
kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya sekolah melibatkan
seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi dengan warga sekitar maupun
seluruh stakeholder yang ada kaitannya dengan sekolah.
Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun)
lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya
mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang
melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang
memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak
menjadi beban.
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
7|Page
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat
di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga
terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International
Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1) penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki
kompetensi yang sama;
2) penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


8|Page
4) penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik
aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran
saintifik);
5) penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
6) penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7) penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;
8) penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan
9) penguatan pola pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola
Kurikulum Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai
berikut.
1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
Kurikulum 2013/Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dirancang
dengan karakteristik sebagai berikut:
1) mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi
di sekolah dan masyarakat;
2) menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar;
3) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


9|Page
4) mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
6) mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

B. DASAR HUKUM
Adapun yang menjadi dasar hokum dalam penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa diubah, terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagimana telah diubah
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


10 | P a g e
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Pendidikan Karakter.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi guru).
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
79 Tahun 2014 tentang Muatan Kurikulum 2013.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


11 | P a g e
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013.
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013.
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan Tindak Kekerasan.
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Peserta didik
Baru.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
12 | P a g e
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah.
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah.
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah.
34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018
tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan
Pendidikan.
36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah;
37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pembelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
39. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-
kanak, Sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.
40. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, Meneteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2020, Nomor
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
13 | P a g e
612 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, Nomor 119/4536/SJ
tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Meneteri Dalam Negeri
Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor
HK.03.01/Menkes/3632/2020, Nomor 440-882 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020/2021 di masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
41. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
253/KEP.D/KR/2017 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana
Kurikulum 2013 Tahun 2017.
42. Peraturan Bupati Tebo Nomor 370 Tahun 2019 tentang Muatan Lokal
Pendidikan Lingkungan Hidup di Kabupaten Tebo.
43. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Nomor :
Sk.540/DISDIK-1-1/VI/2020 Tentang Kalender Pendidikan Tahun
Pelajaran 2020/2021.
44. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo
Nomor 59 TAHUN 2020 Tentang Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran
2020/2021.

C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN (KTSP)
Secara umum tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan
melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau
satuan pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Sedangkan secara khusus tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber
daya yang tersedia.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


14 | P a g e
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan umum
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah menciptakan kemandirian
guru melalui pergantian sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi
desentralistik. Sedangkan tujuan khusus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yaitu meningkatkan mutu pendidikan pengembangan kurikulum secara
bersama-sama, dan meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan.
Kedua tujuan KTSP tersebut, baik tujuan umum dan tujuan khusus tetap mengacu
pada tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia lulusan
SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia.
Selanjutnya mengenai tujuan Kurikulum 2013, secara khusus dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbankan hard skill dan soft
skill melalui kemampuan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dalam rangka
menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
2. Membentuk dan meningkatkan sumberdaya manusia yang produktif, kreatif,
dan inovatif ssebagai modal pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
3. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan
adminstrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua
komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam
pembelajaran.
4. Meningkatkan peran peserta pemerintah pusat dan daerah serta warga
masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas
dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


15 | P a g e
5. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan
untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Negeri
032/VIII Pagar Puding Lamo disusun sebagai acuan dan bertujuan :
1. Menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan,
pengaturan waktu, pedoman umum dan evaluasi penyelenggaraan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2013).
2. Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2013) agar
dapat mencapai tujuan secara efektif dan berkelanjutan.
3. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan
menyediakan rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan
perangkat evaluasi program.
4. Memberikan informasi kepada orang tua peserta didik untuk lebih
memahami dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih berhasil
guna.
5. Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2013) dalam mengukur efektivitas
program pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.

D. ACUAN KONSEPTUAL KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN (KTSP)
Secara konseptual acuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
meliputi :
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan
kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata
pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


16 | P a g e
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan
toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan


Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.

4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat


Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan


Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis
dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.

7. Tuntutan Dunia Kerja

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


17 | P a g e
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam
melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta
didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.

9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan


Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.

11. Dinamika Perkembangan Global


Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik
pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
18 | P a g e
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan
untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.

12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan
terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan


Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

E. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP) SD Negeri 032/VIII Pagar
Puding Lamo dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan
datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
19 | P a g e
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarjenjang pendidikan.

F. PROSEDUR OPERASIOANAL KURIKULUM


Prosedur Operasional pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) sekurang-kurangnya meliputi:
1. Analisis mencakup:
a) Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Kurikulum;
b) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;
dan
c) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyusunan mencakup:
a) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
d) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
f) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


20 | P a g e
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat
dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah.
4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


21 | P a g e
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
SDN 032/VIII PAGAR PUDING LAMO
A. VISI SD NEGERI 032/VIII PAGAR PUDING LAMO
Visi sekolah merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga
sekolah/madrasah, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga
sekolah/madrasah (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).
Adapun Visi SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo adalah Mewujudkan
Warga Sekolah yang " MEMPERSIAPKAN SISWA YANG
BERPRESTASI MANDIRI DAN BERBUDI LUHUR YANG
DILANDASI PANCASILA DAN UUD 1945"

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang :


1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Berprestasi untuk mencapai hasil yang maksimal;
3. Peduli dalam menjaga dan merawat lingkungan;

B. MISI SD NEGERI 032/VIII PAGAR PUDING LAMO


Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk
menjadi rujukan bagi penyusunan program pokok sekolah/madrasah, baik jangka
pendek dan menengah maupun jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari
seluruh warga satuan pendidikan (Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum).
Adapun misi SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo yang dirumuskan
berdasarkan visi di atas adalah :
1. Mengembangkan pembelajaran yang aktif,kreatif,dan menyenangkan.
2. Mengembangkan motivasi rasa senag belajar
3. Mengoptimalkan kegiatan exstra kurikuler
4. Mewujudkan integrasi yang santun antara komponen sekolah
5. Memantapkan siswa/siswi dalam ketaqwaan kepada tuhan yang maha
esa.

C. TUJUAN SD NEGERI 032/VIII PAGAR PUDING LAMO

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


21 | P a g e
Tujuan pendidikan sekolah merupakan gambaran tingkat kualitas yang
akan dicapai oleh setiap sekolah dengan mengacu pada karakteristik dan/atau
keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).
Adapun tujuan SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo yang diuraikan dari
misi di atas adalah :
a. Siswa Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Siswa Memiliki dasar-dasar pengetahuan,kemampuan dan
keterampilan sesuai dengan era Globalisasi
c. Siswa kreatif,terampil dan bekerja untuk dapat mengembangkan
diri secara terus menerus.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


22 | P a g e
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SD NEGERI 032/VIII PAGAR PUDING LAMO

A. KERANGKA DASAR
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di
masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan
masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


23 | P a g e
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa
dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan
sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik
peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional
dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran
yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


24 | P a g e
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi


sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena
berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia
ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat
menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal
dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-
based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


25 | P a g e
prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar
khususnya SD. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SD yang selama
ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi
kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang
mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi
ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat
melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik.
Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan
muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga
mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


26 | P a g e
5. Landasan Yuridis
Landasan Yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 45 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5670);
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penialaian Pendidikan;

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


27 | P a g e
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah;
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pembelajaran
pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

B. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai
dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Struktur Kurikulum Sekolah Dasar merupakan pengorganisasian
kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan muatan
pembelajaran pada setiap Sekolah Dasar.
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas. Kompetensi
Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti,
sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas
yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi
Dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


28 | P a g e
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Tabel 3.1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I, II, dan III
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas II Kelas III
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran menjalankan ajaran menjalankan ajaran
agama yang agama yang dianutnya agama yang
dianutnya dianutnya

2. Memiliki perilaku 2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan


jujur, disiplin, jujur, disiplin, perilaku jujur,
tanggung jawab, tanggung jawab, disiplin, tanggung
santun, peduli, dan santun, peduli, dan jawab, santun,
percaya diri dalam percaya diri dalam peduli, dan percaya
berinteraksi dengan berinteraksi dengan diri dalam
keluarga, teman, keluarga, teman, dan berinteraksi dengan
dan guru guru keluarga, teman,
guru dan
tetangganya

3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami


pengetahuan pengetahuan faktual pengetahuan faktual
faktual dengan cara dengan cara dengan cara
mengamati mengamati mengamati
[mendengar, [mendengar, melihat, [mendengar,
melihat, membaca] membaca] dan melihat, membaca]
dan menanya menanya berdasarkan dan menanya
berdasarkan rasa rasa ingin tahu tentang berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan dirinya, makhluk

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


29 | P a g e
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah benda-benda yang
dijumpainya di dan di sekolah dijumpainya di
rumah dan di rumah dan di
sekolah sekolah

4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan


pengetahuan pengetahuan faktual pengetahuan faktual
faktual dalam dalam bahasa yang dalam bahasa yang
bahasa yang jelas jelas dan logis, dalam jelas, sistematis dan
dan logis, dalam karya yang estetis, logis, dalam karya
karya yang estetis, dalam gerakan yang yang estetis, dalam
dalam gerakan mencerminkan anak gerakan yang
yang sehat, dan dalam mencerminkan anak
mencerminkan tindakan yang sehat, dan dalam
anak sehat, dan mencerminkan tindakan yang
dalam tindakan perilaku anak beriman mencerminkan
yang dan berakhlak mulia perilaku anak
mencerminkan beriman dan
perilaku anak berakhlak mulia
beriman dan
berakhlak mulia

Tabel 3.2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV, V, dan VI


Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Menerima, 1. Menerima, 1. Menerima,
menjalankan, dan menjalankan, dan menjalankan, dan
menghargai ajaran menghargai ajaran menghargai ajaran
agama yang agama yang dianutnya agama yang

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


30 | P a g e
dianutnya dianutnya

2. Menunjukkan 2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan


perilaku jujur, jujur, disiplin, perilaku jujur,
disiplin, tanggung tanggung jawab, disiplin, tanggung
jawab, santun, santun, peduli, dan jawab, santun,
peduli, dan percaya percaya diri dalam peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan tetangganya serta keluarga, teman,
guru, dan cinta tanah air guru, dan
tetangganya tetangganya serta
cinta tanah air

3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami


pengetahuan pengetahuan faktual pengetahuan faktual
faktual dengan cara dengan cara dengan cara
mengamati dan mengamati, menanya mengamati,
menanya dan menanya menanya dan
berdasarkan rasa berdasarkan rasa ingin menanya
ingin tahu tentang tentang dirinya, berdasarkan rasa
dirinya, makhluk makhluk ciptaan ingin tahu tentang
ciptaan Tuhan dan Tuhan dan dirinya, makhluk
kegiatannya, dan kegiatannya, dan ciptaan Tuhan dan
benda-benda yang benda-benda yang kegiatannya, dan
dijumpainya di dijumpainya di rumah, benda-benda yang
rumah, di sekolah di sekolah dan tempat dijumpainya di
dan tempat bermain bermain rumah, di sekolah
dan tempat bermain
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
pengetahuan pengetahuan faktual pengetahuan faktual
faktual dalam dan konseptual dalam dan konseptual

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


31 | P a g e
bahasa yang jelas, bahasa yang jelas, dalam bahasa yang
sistematis dan sistematis, logis dan jelas, sistematis,
logis, dalam karya kritis, dalam karya logis dan kritis,
yang estetis, dalam yang estetis, dalam dalam karya yang
gerakan yang gerakan yang estetis, dalam
mencerminkan mencerminkan anak gerakan yang
anak sehat, dan sehat, dan dalam mencerminkan anak
dalam tindakan tindakan yang sehat, dan dalam
yang mencerminkan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman mencerminkan
perilaku anak dan berakhlak mulia perilaku anak
beriman dan beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia

Mata pelajaran, berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan


alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.
Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A
dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum kelompok A
merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial,
budaya, dan seni. Khusus untuk MI, dapat ditambah dengan mata pelajaran
keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.
Struktur kurikulum SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo pada Tahun
Pelajaran 2020/2021 untuk kelas I s.d. VI mengikuti Kurikulum 2013 sehingga
disusun berdasarkan kompetensi inti mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan, hal tersebut sesuai dengan Peraturan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


32 | P a g e
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah, dengan jumlah jam pelajaran tatap muka paling kurang 36 jam
pelajaran per minggu dan mengacu pada Peraturan Bupati Tebo Nomor 370
Tahun 2019 tentang Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup di Kabupaten
Tebo, dengan jumlah jam pelajaran tatap muka 2 jam pelajaran.
Berikut disajikan struktur kurikulum dan alokasi waktu pada Mata Pelajaran
SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo (Kelas I s.d. VI) pada Tahun Pelajaran
2020/2021, seperti dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3:
Mata Pelajaran SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo (Kelas I s.d. VI)
ALOKASI WAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
I II III IV V VI

KELOMPOK A

1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4


2. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

KELOMPOK B

1. Seni Budaya & Prakarya 4 4 4 4 4 4


2. Pend. Jasmani. Olah Raga & Kesehatan 4 4 4 4 4 4
3. Pendidikan Lingkungan Hidup 2 2 2 2 2 2
JUMLAH ALOKASI WAKTU / MINGGU 32 34 36 38 38 38

Keterangan :
a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi
dengan muatan/konten lokal.
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
33 | P a g e
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,
sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta
didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester,
aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
i. Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
j. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib),
usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya
sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
k. Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu
kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Beban Belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta


didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pelajaran.

2. Beban belajar di Kelas I s.d.VI dalam satu semester paling sedikit 18


minggu minggu efektif.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


34 | P a g e
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
minggu efektif.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu


minggu efektif.
Muatan pembelajaran di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang
berbasis Pelaksanaan Kurikulum 2013 dilakukan melalui pembelajaran dengan
pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan
pembelajaran tematik-terpadu.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.4: Daftar Tema Kelas I, II, dan III


Kelas I Kelas II Kelas III

1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Perkembangbiakan


hewan dan tumbuhan
2. Kegemaranku 2. Bermain di 2. Perkembangan
lingkunganku teknologi
3. Kegiatanku 3. Tugasku sehari-hari 3. Perubahan di alam
4. Keluargaku 4. Aku dan sekolahku 4. Peduli lingkungan
5. Pengalamanku 5. Hidup bersih dan sehat 5. Permainan tradisional
6. Lingkungan bersih, 6. Air, bumi, dan 6. Indahnya persahabatan
sehat, dan asri matahari
7. Benda, hewan, dan 7. Merawat hewan dan 7. Energi dan
tanaman di tumbuhan perubahannya
sekitarku
8. Peristiwa alam 8. Keselamatan di rumah 8. Bumi dan alam semesta
dan perjalanan

Tabel 3.5: Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


35 | P a g e
Kelas IV Kelas V Kelas VI

1. Indahnya 1. Benda-benda di 1. Selamatkan makhluk


kebermasamaan lingkungan sekitar hidup
2. Selalu berhemat 2. Peristiwa dalam 2. Persatuan dalam
energy kehidupan perbedaan
3. Peduli terhadap 3. Kerukunan dalam 3. Tokoh dan penemu
lingkungan hidup bermasyarakat
4. Berbagai pekerjaan 4. Sehat itu penting 4. Globalisasi
5. Pahlawanku 5. Bangga sebagai 5. Wirausaha
bangsa Indonesia
6. Indahnya negeriku 6. Organ tubuh manusia 6. Kesehatan masyarakat
dan hewan
7. Cita-citaku 7. Sejarah peradaban 7. Organisasi di sekitarku
Indonesia
8. Tempat tinggalku 8. Ekositem 8. Bumiku
9. Makanan sehat dan 9. Lingkungan sahabat 9. Menjelajah angkasa
bergizi kita luar

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari


berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan
transdisipliner.
Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap
mata pelajaran.
Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi
DasarKompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang
lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang
tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi
Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki
Kompetensi Dasarnya sendiri.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


36 | P a g e
Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata
pelajaran yang ada dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di
sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara
parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tematikterpadu
disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga
berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum
sebelumnya.
Selain itu, pembelajaran tematikterpadu ini juga diperkaya dengan
penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai
penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai
pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok
bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh
melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua
ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih
menarik.
Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan
semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan
pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan
ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan
ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Matematika.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan
ke Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


37 | P a g e
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masingmasing berdiri
sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun
pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu.
Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat
juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,
keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan
olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti
sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.

C. MUATAN KURIKULUM

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


38 | P a g e
Muatan Kurikulum terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional,
muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan pendidikan.
a) Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam
Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagaimana yang
diatur dalam ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI.
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP
adalah sebagaimana yang diatur dalam ketentuan untuk SD/MI mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah.
b) Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran
dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang
bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota. Muatan
lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota belum ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
Dengan mempedomani Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Kurikulum 2013, maka Pemerintah Kabupaten Tebo menerbitkan Peraturan
Bupati Tebo Nomor 370 Tahun 2019 tentang Muatan Lokal Pendidikan
Lingkungan Hidup di Kabupaten Tebo. Pada Tahun Pelajaran 2020/2021
SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo melaksanakan Muatan Lokal
Pengetahuan Lingkungan Hidup (PLH) untuk semua jenjang kelas.
c) Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan
Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan
pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang
ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


39 | P a g e
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal
yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
potensi di daerah tempat tinggalnya (Lampiran II Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum).
Muatan kurikulum SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo adalah
sebagaimana yang ditetapkan oleh Sekolah yang dibuktikan dengan hasil
kajian, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, Silabus, Buku Pegangan
Guru, dan Buku Teks Peserta Didik tentang Mulok yang telah ditetapkan.
1. Mata Pelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mata pelajaran adalah
pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari) untuk sekolah dasar atau
sekolah lanjutan.
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan
landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik
sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban
belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasan dan
kedalamanya pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode
dan pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada ciri khas dan
karakteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan
pada kondisi yang tersedia di sekolah.
Mata pelajaran Kurikulum 2013, dan secara garis besar
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok A dan
Kelompok B.
Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Muatan dan acuan
pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok A bersifat nasional dan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


40 | P a g e
dikembangkan oleh Pemerintah. Mata pelajaran umum Kelompok A
terdiri atas:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan
pendidikan yang secara mendasar menumbuhkembangkan
akhlak peserta didik melalui pembiasaan dan pengamalan ajaran
Islam secara menyeluruh (kaffah). Oleh karena itu, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai suatu mata pelajaran
diberikan pada jenjang SD/MTs, baik yang bersifat kokurikuler
maupun ekstrakurikuler. Kompetensi, materi, dan pembelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikembangkan melalui
pertimbangan kepentingan hidup bersama secara damai dan
harmonis (to live together in peace and harmony). Pembelajaran
dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan
pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran,
pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Sekolah
sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh
berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta
didik yang menempatkan pengetahuan sebagai perilaku
(behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal.

b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)


Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan terdiri atas: (1) Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai
entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria
keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan
pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan
jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


41 | P a g e
1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai
bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
yang menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan
warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila.
c. Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, sekaligus mengembangkan kemampuan beripikir
kritis dan kreatif. Peserta didik dimungkinkan untuk
memperoleh kemampuan berbahasanya dari bertanya,
menjawab, menyanggah, dan beradu argumen dengan orang
lain.
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa Indonesia merupakan
sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam
diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan
keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk
menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang
kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.
Kegiatan berbahasa Indonesia mencakup kegiatan
produktif dan reseptif di dalam empat aspek berbahasa, yakni
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan
berbahasa yang bersifat reseptif pada hakikatnya merupakan
kemampuan untuk memahami bahasa yang dituturkan oleh
pihak lain. Pemahaman terhadap bahasa yang dituturkan oleh
pihak lain tersebut dapat melalui sarana bunyi atau sarana
tulisan. Pemahaman terhadap bahasa melalui sarana bunyi
merupakan kegiatan menyimak dan pemahaman terhadap
bahasa penggunaan sarana tulisan merupakan kegiatan
membaca.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


42 | P a g e
Kegiatan reseptif membaca dan menyimak memiliki
persamaan yaitu sama-sama kegiatan dalam memahami
informasi. Perbedaan dua kemampuan tersebut yaitu terletak
pada sarana yang digunakan yaitu sarana bunyi dan sarana
tulisan. Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa
lisan yang bersifat reseptif. Berbicara adalah keterampilan
bahasa lisan yang bersifat produktif, baik yang interaktif, semi
interaktif, dan noninteraktif. Adapun menulis adalah
keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara
jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya, karena menulis
bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat,
melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-
pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, dan
bahkan inventif peserta didik perlu secara sengaja dibina dan
dikembangkan. Untuk melakukan hal itu, mata pelajaran bahasa
Indonesia menjadi wadah strategis. Melalui membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tersebut secara terus-
menerus yang akan diteruskan juga melalui mata pelajaran yang
lain. Hal itu harus benar-benar disadari semua guru BI agar
dalam menjalankan tugasnya dapat mewujudkan mata pelajaran
Bahasa Indonesia sebagai wadah pembinaan/ pengembangan
kemampuan berpikir.
d. Matematika
Matematika dapat didefinisikan sebagai studi dengan
logika yang ketat dari topik seperti kuantitas, struktur, ruang,
dan perubahan. Matematika merupakan tubuh pengetahuan yang
dibenarkan (justified) dengan argumentasi deduktif, dimulai dari
aksioma-aksioma dan definisi-definisi".

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


43 | P a g e
Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian
dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa terutama dalam
pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa sehari-hari.
Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan,
semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang
sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan
jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis,
ketelitian dan kesadaran keruangan, memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang,
mengembangkan kreaktivitas dan sebagai sarana untuk
meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Cakupan materi matematika di SD meliputi bilangan asli,
bulat, dan pecahan, geometri dan pengukuran sederhana, dan
statistika sederhana serta kompetensi matematika dalam
mendukung pencapaian kompetensi lulusan SD ditekankan
pada:
1) Menunjukkan sikap positif bermatematika: logis,
kritis, cermat dan teliti, jujur, bertanggung jawab,
dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan
masalah, sebagai wujud implementasi kebiasaan
dalam inkuiri dan eksplorasi matematika
2) Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan
ketertarikan pada matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar
3) Menghargai perbedaan dan dapat mengidentifikasi
kemiripan dan perbedaan berbagai sudut pandang
4) Mengklasifikasi berbagai benda berdasar bentuk,
warna, serta alasan pengelompokannya

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


44 | P a g e
5) Mengidentifikasi dan menjelaskan informasi dari
komponen, unsur dari benda, gambar atau foto
dalam kehidupan sehari-hari
6) Menjelaskan pola bangun dalam kehidupan sehari-
hari dan memberikan dugaan kelanjutannya
berdasarkan pola berulang
7) Memahami efek penambahan dan pengambilan
benda dari kumpulan objek, serta memahami
penjumlahan dan pengurangan bilangan asli, bulat
dan pecahan
8) Menggunakan diagram, gambar, ilustrasi, model
konkret atau simbolik dari suatu masalah dalam
penyelesaian masalah
9) Memberikan interpretasi dari sebuah sajian
informasi/data
e. IPA
Materi IPA di SD kelas I sd III terintegrasi dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan. Pembelajaran dilakukan secara terpadu dalam
tema dengan mata pelajaran lain. Untuk SD kelas IV sd VI, IPA
menjadi mata pelajaran tersendiri namun pembelajaran
dilakukan secara tematik terpadu.
Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD mencakup
Tubuh dan panca indra, Tumbuhan dan hewan, Sifat dan wujud
benda- benda sekitar, Alam semesta dan kenampakannya,
Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan, Daur hidup makhluk
hidup, Perkembangbiakan tanaman, Wujud benda, Gaya dan
gerak, Bentuk dan sumber energi dan energi alternatif, Rupa
bumi dan perubahannya, Lingkungan, alam semesta, dan sumber
daya alam, Iklim dan cuaca, Rangka dan organ tubuh manusia
dan hewan, Makanan, rantai makanan, dan keseimbangan
ekosistem, Perkembangbiakan makhluk hidup, Penyesuaian diri

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


45 | P a g e
makhluk hidup pada lingkungan, Kesehatan dan sistem
pernafasan manusia, Perubahan dan sifat benda, Hantaran panas,
listrik dan magnet, Tata surya, Campuran dan larutan.
f. IPS
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang
kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu
serta berbagai aktivitas kehidupannya. Mata pelajaran IPS
bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur,
demokratis, kreatif, kritis, senang membaca, memiliki
kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan
sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan
kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara
produktif.
Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, ketrampilan,
nilai dan sikap yang dikembangkan dari masyarakat dan disiplin
ilmu sosial. Penguasaan keempat konten ini dilakukan dalam
proses belajar yang terintegrasi melalui proses kajian terhadap
konten pengetahuan. Secara rinci, materi IPS dirumuskan
sebagai berikut:
a. Pengetahuan: tentang kehidupan masyarakat di
sekitarnya, bangsa, dan umat manusia dalam berbagai
aspek kehidupan dan lingkungannya
b. Keterampilan: berpikir logis dan kritis, membaca, belajar
(learning skills, inquiry), memecahkan masalah,
berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat-berbangsa.
c. Nilai: nilai-nilai kejujuran, kerja keras, sosial, budaya,
kebangsaan, cinta damai, dan kemanusiaan serta
kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut.
d. Sikap: rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi,
kompetitif, kreatif dan inovatif, dan bertanggungjawab
Materi IPS mencakup kehidupan manusia dalam:

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


46 | P a g e
a. Tempat dan Lingkungan
b. Waktu Perubahan dan Keberlanjutan
c. Organisasi dan Sistem Sosial
d. Organisasi dan Nilai Budaya
e. Kehidupan dan Sistem Ekonomi
f. Komunikasi dan Teknologi
Mata pelajaran umum Kelompok B merupakan program
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. Muatan dan
acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok B bersifat
nasional dan dikembangkan oleh Pemerintah dan dapat diperkaya
dengan muatan lokal oleh pemerintah daerah dan/atau satuan
pendidikan. Mata pelajaran umum Kelompok B terdiri atas:
a. Seni Budaya dan Prakarya
Mata pelajaran Seni Budaya merupakan aktivitas belajar
yang menampilkan karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang
berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya
bangsa. Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memahami seni dalam konteks
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta berperan dalam
perkembangan sejarah peradaban dan kebudayaan, baik dalam
tingkat lokal, nasional, regional, maupun global. Pembelajaran
seni di tingkat pendidikan dasar dan menengah bertujuan
mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti
umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi,
penyajian, maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk
pengembangan kepribadian peserta didik secara positif.
Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak semata-mata
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi pelaku
seni atau seniman namun lebih menitik beratkan pada sikap dan
perilaku kreatif, etis dan estetis.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


47 | P a g e
Mata pelajaran Seni Budaya di tingkat pendidikan dasar
sangat kontekstual dan diajarkan secara konkret, utuh, serta
menyeluruh mencakup semua aspek (seni rupa, seni musik, seni
tari dan prakarya), melalui pendekatan tematik. Untuk itu para
pendidik seni harus memiliki wawasan yang baik tentang
eksistensi seni budaya yang hidup dalam konteks lingkungan
sehari-hari di mana ia tinggal, maupun pengenalan budaya lokal,
agar peserta didik mengenal, menyenangi dan akhirnya
mempelajari. Dengan demikian pembelajaran seni budaya dan
prakarya di SD harus dapat; “Memanfaatkan lingkungan sebagai
kegiatan apresiasi dan kreasi seni”.
Ruang lingkup materi untuk seni budaya dan prakaraya di
SD/MI mencakup: gambar ekspresif, mozaik, karya relief, lagu
dan elemen musik , musik ritmis, gerak anggota tubuh, meniru
gerak, kerajinan dari bahan alam, produk rekayasa, pengolahan
makanan, cerita warisan budaya, gambar dekoratif, montase,
kolase, karya tiga dimensi, lagu wajib, lagu permainan, lagu
daerah, alat musik ritmis dan melodis, gerak tari bertema,
penyajian tari daerah, kerajinan dari bahan alam dan buatan
(anyaman, teknik meronce, fungsi pakai, teknik ikat celup, dan
asesoris), tanaman sayuran, karya rekayasa sederhana bergerak
dengan angin dan tali, cerita rakyat, bahasa daerah, gambar
ilustrasi, topeng, patung, lagu anak-anak, lagu daerah, lagu
wajib, musik ansambel, gerak tari bertema , Penyajian tari
bertema, kerajinan dari bahan tali temali, bahan keras, batik, dan
teknik jahit, apotik hidup dan merawat hewan peliharaan,
olahan pangan bahan makanan umbi-umbian dan olahan non
pangan sampah organik atau anorganik , cerita secara lisan dan
tulisan unsur-unsur budaya daerah, bahasa daerah, pameran dan
pertunjukan karya seni.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


48 | P a g e
b. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan memperlakukan
anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada
hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya.
Pendidikan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
membantu peserta didik mengembangkan pemahaman tentang
apa yang mereka perlukan untuk membuat komitmen seumur
hidup tentang arti penting hidup sehat, aktif dan
mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang
memuaskan dan produktif. Sehingga berdampak pada
meningkatkan produktivitas dan kesiapan untuk belajar,
meningkatkan semangat, mengurangi ketidakhadiran,
mengurangi biaya perawatan kesehatan, penurunan kelakuan
anti-sosial seperti bullying dan kekerasan, mempromosikan
hubungan yang aman dan sehat, dan meningkatkan kepuasan
pribadi.
Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Pola Gerak Dasar, meliputi: a). pola gerak dasar
lokomotor atau gerakan berpindah tempat, misalnya;
berjalan, berlari, melompat, berguling, mencongklak, b)
pola gerak non-lokomotor atau bergerak di tempat,
misalnya; membungkuk, meregang, berputar, mengayun,
mengelak, berhenti, c). Pola gerak manipulatif atau
mengendalikan/ mengontrol objek, misalnya; melempar
bola, menangkap bola, memukul bola menggunakan
tongkat, menendang bola.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


49 | P a g e
b. Aktivitas Permainan dan Olahraga termasuk tradisional,
misalnya; rounders, kasti, softball, atletik sepak bola, bola
voli, bola basket, bola tangan, sepak takraw, tenis meja,
bulutangkis, silat, karate. Kegiatan ini bertujuan untuk
memupuk kecenderungan alami anak untuk bermain
melalui kegiatan bermain informal dan meningkatkan
pengembangan keterampilan dasar, kesempatan untuk
interaksi sosial. Menerapkannya dalam kegiatan informal
dalam kompetisi dengan orang. Juga untuk
mengembangkan keterampilan dan memahami dari
konsep-konsep kerja sama tim, serangan, pertahanan dan
penggunaan ruang dalam bentuk eksperimen/eksplorasi
untukmengembangkan keterampilan dan pemahaman.
c. Aktivitas Kebugaran, meliputi pengembangan komponen
keburan berkaitan dengan kesehatan, terdiri dari; daya
tahan (aerobik dan anaerobik), kekuatan, kelenturan,
komposisi tubuh, dan pengembangan komponen
kebugaran berkaitan dengan keterampilan, terdiri dari;
kecepatan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi.
d. Aktivitas Senam dan Gerak Ritmik, meliputi senam lantai,
senam alat, apresiasi terhadap kualitas estetika dan artistik
dari gerakan, tarian kreatif dan rakyat. Konsep gerak
berkaitan eksplorasi gerak dengan tubuh dalam ruang,
dinamika perubahan gerakan dan implikasi dari bergerak
di kaitannya dengan apakah orang lain dan /nya
lingkungannya sendiri.
e. Aktivitas Air, memuat kompetensi dan kepercayaan diri
saat peserta didik berada di dekat, di bawah dan di atas air.
Memberikan kesempatan unik untuk pengajaran gaya-
gaya renang (punggung, bebas, dada, dan kupu-kupu) dan
juga penyediaan peluang untuk kesenangan bermain di air

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


50 | P a g e
dan aspek lain dari olahraga air termasuk pertolongan
dalam olahraga air.
f. Kesehatan, meliputi; kebersihan diri sendiri dan
lingkungan, makanan dan minuman sehat,
penanggulangan cidera ringan, kebersihan alat reproduksi,
penyakit menular, menghidari diri dari bahaya narkoba,
psikotropika, seks bebas, P3K, dan bahaya HIV/AIDS.
2. Muatan Lokal
Mata pelajaran umum Kelompok B dapat ditambah
dengan mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.
Muatan lokal, sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Atas
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, merupakan bahan kajian yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Dalam Pasal 77 N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional dinyatakan bahwa : (1)
Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2)
Muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap
satuan pendidikan.
Dengan demikian Muatan Lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
keterampilan.
Muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


51 | P a g e
agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-
nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung
kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan
nasional. Lebih jelas lagi agar peserta didik dapat :
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan
alam, sosial, dan budayanya,
2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta
pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi
dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya,
3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-
nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya
setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Dengan mempedomani Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Kurikulum 2013, maka Pemerintah Kabupaten Tebo
menerbitkan Peraturan Bupati Tebo Nomor 370 Tahun 2019
tentang Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Tebo. Untuk itu, pada Tahun Pelajaran 2020/2021
SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo melaksanakan Muatan
Lokal Pengetahuan Lingkungan Hidup (PLH) untuk semua
jenjang kelas.
Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH) adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia
di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total
(keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya,
dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap
dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama,
baik secara individu maupun secara kolektif, untuk dapat
memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan
mencegah timbulnya masalah baru.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


52 | P a g e
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah program
pendidikan untuk membina anak didik agar memiliki pengertian,
kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung
jawab terhadap alam dan terlaksananya pembangunan yang
berkelanjutan.
Prinsip-prinsip Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) pada
muatan lokal adalah :
1. Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas
alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi,
politik, kultural, historis, moral, estetika);
2. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus
menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada zaman pra
sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun
non formal;
3. Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner,
dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari
masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan
suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang
seimbang;
4. Meneliti (examine) isu lingkungan yang utama dari sudut
pandang lokal, nasional, regional dan internasional,
sehingga peserta didik dapat menerima insight mengenai
kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;
5. Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan
situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan
pertimbangan perspektif historisnya;
6. Mempromosikan nilai dan pentingnya kerja sama lokal,
nasional dan internasional untuk mencegah dan
memecahkan masalah-masalah lingkungan;
7. Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan
aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan
pertumbuhan;

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


53 | P a g e
8. Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran
dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat
keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan
tersebut;
9. Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan,
pengetahuan, keterampilan untuk memecahkan masalah
dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi
umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang
khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap
lingkungan tempat mereka hidup;
10. Membantu peserta didik untuk menemukan (discover),
gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;
11. Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah
lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk
berpikir secara kritis dengan ketrampilan untuk
memecahkan masalah;
12. Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran
(learning environment) dan berbagai pendekatan dalam
pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan
tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya
praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first
hand experience).
Selanjutnya Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
berfokus pada muatan lokal adalah :
 Kepedulian dan sensitifitas terhadap lingkungan hidup dan
tantangannya.
 Pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidup
dan tantangannya.
 Perubahan perilaku terhadap lingkungan hidup dan
mengembangkan peningkatan kualitas lingkungan hidup.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


54 | P a g e
 Keahlian untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan
lingkungan hidup.
 Partisipasi untuk menerapkan pengetahuan dan keahlian
terkait program lingkungan hidup.

D. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


Beban Belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta
didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban
belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diatur dalam bentuk
sistem paket atau sistem kredit semester.
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu
tahun ajaran.
Sistem Paket dalam Standar Isi diartikan sebagai sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Penugasan terstruktur adalah
kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta
didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Sedangkan Kegiatan
mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta
didik.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


55 | P a g e
Penetapan beban belajar untuk SD/ MI, SMP/MTs dan SMA/MA harus
mengacu pada ketentuan sebagaimana yang ditetapkan dalam Sistem Paket
sebagai berikut:
1. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada:
a) SD/MI berlangsung selama 35 menit;
b) SMP/MTs berlangsung selama 40 menit;
c) SMA/MA berlangsung selama 45 menit.
2. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
bagi peserta didik pada SD/MI/SLB maksimum 40% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
bagi peserta didik pada SD/MTs/SDLB maksimum 50% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
4. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
bagi peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60%
dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur


terdiri dari Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur bagi peserta didik pada SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo
maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi
dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Sedangkan Sistem Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata
pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada Sistem Kredit Semester dinyatakan dalam satuan kredit
semester (SKS). Beban belajar 1 (satu) SKS terdiri atas 1 (satu) jam pembelajaran
tatap muka, 1 (satu) jam penugasan terstruktur, dan 1 (satu) jam kegiatan mandiri.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


56 | P a g e
Sebelum menetapkan beban belajar sks untuk SD/MI yaitu memadukan
semua komponen beban belajar, baik untuk Sistem Paket maupun untuk SKS,
sebagaimana yang tercantum dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6 : Penetapan Beban Belajar Sistem Kredit Semester (SKS) di SD/MI
berdasarkan pada Sistem Paket
Kegiatan Sistem Paket Sistem SKS
Tatap Muka 35 Menit 35 Menit
Penugasan Terstruktur 40% x 35 Menit = 35 Menit
Kegiatan Mandiri 14 Menit 35 Menit
Jumlah 49 Menit 115 Menit

Berdasarkan pada Tabel 3.6 dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk
menetapkan beban belajar 1 sks yaitu dengan formula sebagai berikut:
115
1 sks= =2 Jam Pelajaran
49

Dengan demikian, beban belajar sks untuk SD/MI dengan mengacu pada
rumus tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban belajar
1 sks pada SKS sama dengan beban belajar 2 jam pembelajaran pada Sistem
Paket. Berikut dalam Tabel 3.7 disajikan konversi kedua jenis beban pembelajaran
tersebut.
Tabel 3.7 Konversi Beban Belajar di SD/MI
Sistem Paket SKS
2 Jam Pelajaran 1 sks
4 Jam Pelajaran 2 sks
6 Jam Pelajaran 3 sks
8 Jam Pelajaran 4 sks

SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo melaksanakan pembelajaran satu


shift pembelajaran di pagi hari. Pelaksanaan waktu belajar 6 (enam) hari. Peserta
didik wajib mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban yang
sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku. Sistem yang demikian dikenal dengan sistem Paket, yaitu sistem

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


57 | P a g e
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan
pendidikan.
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu
tahun pelajaran.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diatur :
1. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas I s.d.VI dalam satu semester paling sedikit 18
minggu minggu efektif.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
minggu efektif.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu
minggu efektif.

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta


didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
Berdasarkan bedah Kalender Pendidikan Pada Tahun Pelajaran 2020/2021 SD
Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo menetapkan tentang beban belajar, yaitu :
a) Beban belajar di SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo dinyatakan dalam
jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu :
 Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


58 | P a g e
 Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
 Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
 Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pelajaran.
 Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit, namun selama
masa pandemi Covid 19 durasi setiap satu jam pelajaran menjadi 30
menit.
b) Beban belajar di kelas I s.d. VI pada semester ganjil 19 minggu.
c) Beban belajar di kelas I s.d. V pada semester genap 19 minggu dan kelas VI
14 minggu.

Berikut beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan pada SD Negeri


032/VIII Pagar Puding Lamo berdasarkan bedah Kalender Pendidikan Pada
Tahun Pelajaran 2020/2021, disajikan dalam tabel 3.8.

Tabel 3.8 : Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan pada SD Negeri
032/VIII Pagar Puding Lamo
Jlh JP Minggu Waktu Jlh jam
Satu JP
SMT Kelas per efektif per pembelajaran persemester
(menit)
minggu TP persemester (@60 mnt)
665 JP
I 35 Menit 30 Jam 19 Minggu 333 Jam
(19.950 mnt)
608 JP
II 35 Menit 32 Jam 19 Minggu 355 Jam
(21.280 mnt)
532 JP
III 35 Menit 34 Jam 19 Minggu 310 Jam
(18.620 mnt)
I
856 JP
IV 35 Menit 36 Jam 19 Minggu 399 Jam
(29.940 mnt)
856 JP
V 35 Menit 36 Jam 19 Minggu 399 Jam
(29.940 mnt)
856 JP
VI 35 Menit 36 Jam 19 Minggu 399 Jam
(29.940 mnt)

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


59 | P a g e
665 JP
I 35 Menit 30 Jam 19 Minggu 333 Jam
(19.950 mnt)
608 JP
II 35 Menit 32 Jam 19 Minggu 355 Jam
(21.280 mnt)
532 JP
III 35 Menit 34 Jam 19 Minggu 310 Jam
(18.620 mnt)
II
856 JP
IV 35 Menit 36 Jam 19 Minggu 399 Jam
(29.940 mnt)
856 JP
V 35 Menit 36 Jam 19 Minggu 399 Jam
(29.940 mnt)
504 JP
VI 35 Menit 36 Jam 14 Minggu 294 Jam
(17.640 mnt)

E. PANDUAN AKADEMIK
1. Pelaksanaan Program Pembelajaran Saintifik
Kurikulum 2013 merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan negara dalam dunia
pendidikan di Indonesia.
Menurut Majid (2015: 69) menyatakan bahwa pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung
pada informasi searah pada guru.
Komponen-komponen dalam pendekatan saintifik meliputi sebagai berikut:
a) Mengamati, Kegiatan ini bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat
dengan konteks sesuai nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup, mencari
informasi, melihat, mendengar, membaca dan menyimak.
b) Menanya, Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu proses
membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip,
prosedur, hukum dan teori, hingga berfikir metakognitif.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


60 | P a g e
c) Mengasosiasi, Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun
kemampuan berfikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat
klasifikasi, diolah dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik.
d) Menyimpulkan, Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari
kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam suatu
kesatuan, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah
mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.
e) Mengkomunikasikan, Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik
dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun, baik
secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu dari hasil
kesimpulan yang telah dibuat bersama.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui


pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas
VI.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang
menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai,
baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran.Pembelajaran
tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang
sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep
yang memadukan berbagai informasi.
Pembelajaran tematik berdasar pada filsafat konstruktivisme yang
berpandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki peserta didik merupakan
hasil bentukan peserta didik sendiri. Peserta didik membentuk
pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasil bentukan
orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secara
terus menerus sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik menjadi
semakin lengkap.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


61 | P a g e
Pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan peserta didik
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Teori pembelajaran ini
dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan
bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan
dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru
perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar
yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang
dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh
keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran
tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik dalam
membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannya
peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik).
Pembelajaran tematik memiliki ciri khas, antara lain:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik;
3. Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta
didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
4. Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik;
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya;
dan
6. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


62 | P a g e
2. Program Tahunan dan Program Semester
Program tahunan (prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu satu
tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan
alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam
kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh peserta didik. Penentuan alokasi
waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai
dalam satu tahun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru
sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-progran berikutnya, yakni program semester,
mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan sistem penilaian.
Program tahunan memuat penjabaran alokasi waktu tiap-tiap standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk tiap semester dan tiap kelas selama
satu tahun pelajaran. Program tahunan selanjutnya dijabarkan secara rinci
pada program semester. Program tahunan dipersiapkan dan dikembangkan
oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman
bagi pengembangan program-program berikutnya.
Menurut Ramayulis (2004:147-148), untuk menyusun prota
diperlukan bahan-bahan antara lain: (a) standar kompetensi, sebagai
kosensus nasional yang dikembangkan dalam silabus setiap mata pelajaran
yang akan dikembangkan, (b) materi pembelajaran yang disusun dalam
tema/sub tema yang harus jelas ruang lingkup dan urutannya, (c) kalender
akademik/pendidikan yang memuat jam waktu efektif untuk kegiatan
pembelajaran dalam waktu libur, waktu ujian, dan waktu-waktu lain yang
diprogramkan.
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan
program pendidikan Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah
kegiatan tatap muka, pratikum, keraja lapangan, mid semester, ujian

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


63 | P a g e
semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan.
Satu semester terdiri dari 19 minggu kerja termasuk penyelenggaraan tatap
muka, mid semester dan ujian semester. Dalam program pendidikan
semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan semester untuk
menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-masing program
semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri.
Program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan.
3. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok
mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standari kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat
belajar.”
Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Wina Sanjaya: 2010)
mengartikan bahwa silabus dapat diartikan sebagai rancangan program
pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik,
pokok materi yang harus dipelajari peserta didik serta baagimana cara
mempelajarinya dan bagaimana cara untuk mengetahui pencapaian
kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Lebih lanjut, silabus dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
menyusun kerangka atau rencana pelaksanaan pembelajaran setiap kali
melaksanakan pembelajaran atau proses belajar mengajar.
Secara umum proses pengembangan silabus sebagaimana tercantum
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu:
a. Identitas mata pelajaran;
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


64 | P a g e
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi;
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan 
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
4. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan catatan-catatan hasil pemikiran
awal seorang guru sebelum mengelola proses pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran merupakan perisapan mengajar yang berisi hal-
hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang antara lain meliputi unsur-unsur:
pemilihan materi, metode, media, dan alat evaluasi. Unsur-unsur tersebut
harus mengacu pada silabus yang ada dengan memperhatikan hal-hal:
a) Berdasarkan kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai
peserta didik, serta materi dan sub materi pembelajaran, pengalaman
belajar, yang telah dikembangkan didalam silabus.
b) Digunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang
memberikan kecakapan hidup sesuai dengan permasalahan dan
lingkungan sehari-hari (pendekatan kontekstual).

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


65 | P a g e
c) Digunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan peserta
didik dengan pengalaman langsung.
d) Penilaian dengan system pengujian menyeluruh dan berkelanjutan
didasarkan pada system-sistem pengujian yang dikembangkan selaras
dengan pengembangan silabus.
Rencana pembelajaran dan silabus memiliki pengertian yang berbeda.
Silabus memuat hal-hal yang perlu dilakukan oleh peserta didik untuk
menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya didalam suatu silabus
adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga
perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan. Selain hal tersebut,
silabus juga mengisyaratkan materi apa yang secara minimal perlu dikuasai
oleh peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi.
Rencana pembelajaran adalah penggalan-penggalan kegiatan yang
perludilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan. Di dalamnya harus
terlihat tindakan apa yang perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai
ketuntasan kompetensi sertatindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai.
Dengan kata lain rencana pembelajaran yang dibuat guru harus
berdasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Standar
kompetensi adalah kemampuan minimal yang harus dapat dilakukan atau
ditampilkan peserta didik, yang meliputi: pengetahuan, keterampilan, dan
sikap peserta didik setelah mengikuti mata pelajaran tertentu.
Setiap kompetensi dirinci menjadi sub kompetensi atau kemampuan
dasar yang selanjutnya merupakan arah pencapaian dan acuan dalam
memilih materi dan pengalaman belajar peserta didik. Untuk mengetahui
pencapaian kemampuan dasar tertentu diperlukan indikator pencapaian yang
digunakan untuk mengembangkan alat pengujian. Standar kompetensi
merupakan salah satu komponen rencana pembelajaran yang sangat perlu
diperhatikan dalam proses pembelajaran karena dengan adanya kompetensi
yang ingin dicapai proses pembelajaran akan lebih terarah.
5. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang harus
mempersiapkan generasi Abad 21 dengan kemajuan teknologi informasi dan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


66 | P a g e
komunikasi (TIK atau ICT) yang berkembang begitu cepat. Perkembangan
Teknologi tersebut mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pada
proses pembelajaran. Oleh sebab itu Kurikulum 2013 terus diperbaiki sesuai
dengan tuntutan kemajuan TIK tetapi harus tetap mengakar pada budaya
bangsa sebagaimana tercantum dalam Pancasila dan UUD RI Tahun 1945.
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran
berbasis aktivitas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi, minat, dan bakatnya, termasuk dalam penguasaan
terhadap TIK, khususnya komputer. Sejalan dengan karateristik
pembelajaran dalam Kurikulum 2013 seperti yang tertuang dalam
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2015, maka karakteristik pembelajaran
Abad 21 dapat dijabarkan antara lain sebagai berikut.
a. Berpusat pada peserta didik; guru harus lebih banyak mendengarkan
peserta didiknya saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan
berkolaborasi. Fungsi guru dari pengajar berubah dengan sendirinya
menjadi fasilitator bagi peserta didik.
b. Mekanisme pembelajaran harus terdapat interaksi multi-arah yang
cukup dalam berbagai bentuk komunikasi serta menggunakan
berbagai sumber belajar yang kontekstual sesuai dengan materi
pembelajaran. Guru harus berusaha menciptakan pembelajaran
melalui berbagai pendekatan atau metode atau model pembelajaran,
termasuk penggunaan TIK.
c. Peserta didik disarankan untuk lebih lebih aktif dengan cara
memberikan berbagai pertanyaan dan melakukan penyelidikan, serta
menuangkan ide-ide, baik lisan, tulisan, dan perbuatan.
d. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan harus dapat memfasilitasi
peserta didik untuk dapat bekerjasama antar sesamanya (kolaboratif
dan kooperatif).
e. Semua kompetensi (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4) harus dibelajarkan
secara terintegrasi dalam suatu mata pelajaran, sehingga peserta didik
memiliki kompetensi yang utuh.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


67 | P a g e
f. Pembelajaran harus memperhatikan karakteristik tiap individu dengan
kuinikannya masing-masing, sehingga dalam perencana pembelajaran
harus sudah diprogramkan pelayanan untuk peserta didik dengan
karakteristik masing-masing (normal, remedial, dan pengayaan).
g. Guru harus dapat memotivasi peserta didik untuk memahami
interkoneksi antar konsep, baik dalam mata pelajarannya dan antar
mata pelajaran, serta aplikasinya dalam dunia nyata.
h. Sesuai dengan karakter pendidikan Abad 21 (4K atau 4C), maka
pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mendorong peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir lebih tinggi
(Higher Order Thinking Skills = HOTS).
i. Pembelajaran yang dilaksanakan mengacu kepada RPP yang telah
dikembangkan sebelumnya.
6. Penilaian Autentik
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek
sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil
belajar. Penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Sedangkan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah
proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta
didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian
sekolah/madrasah. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan oleh
pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam
penilaian.
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dilakukan penilaian yang
menyeluruh dan berkelanjutan. Bentuk penilaian di SD Negeri 204/VIII
Napal putih adalah tes dan non tes yang dapat berupa tes tertulis (pilihan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


68 | P a g e
ganda dan uraian), tes praktik, tes lisan, portofolio, penugasan proyek dan
atau produk.
a) Prinsip Penilaian
Prinsip penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah didasarkan sebagai berikut:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
j. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan
kemajuan pendidikan peserta didik
b) Tujuan Penilaian

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


69 | P a g e
Adapun tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;
b. Untuk menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
c. Untuk menetapkan program perbaikan atau pengayaan
berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi; dan
d. Untuk memperbaiki proses pembelajaran.
c) Ruang Lingkup Penilaian
Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek
sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Lingkup penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan, sedangkan penilaian aspek sikap dilakukan oleh
pendidik dan dilaporkan oleh satuan pendidikan.
d) Nilai Ketuntasan
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM
adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. Dalam
menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya secara
bersama antara kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan
lainnya. KKM dirumuskan setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga)
aspek: karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran
(kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan
(daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada
satuan pendidikan dapat dilakukan antara lain dengan cara berikut.
a. Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-
masing tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran.
b. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi),
dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) dengan
memperhatikan komponen-komponen berikut :
1) Karakteristik Peserta Didik (Intake)

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


70 | P a g e
Karakteristik peserta didik (intake) bagi peserta
didik baru (kelas I) antara lain memperhatikan rata-rata
nilai rapor SD, nilai ujian sekolah SD, nilai hasil seleksi
masuk peserta didik baru di jenjang TK. Bagi peserta didik
kelas II dan VI antara lain diperhatikan rata-rata nilai
rapor semester-semester sebelumnya.
2) Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah
tingkat kesulitan dari masing-masing mata pelajaran, yang
dapat ditetapkan antara lain melalui expert judgment guru
mata pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan
memperhatikan hasil analisis jumlah KD, kedalaman KD,
keluasan KD, dan perlu tidaknya pengetahuan prasyarat.
3) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi
antara lain (1) kompetensi pendidik (misalnya nilai Uji
Kompetensi Guru); (2) jumlah peserta didik dalam satu
kelas; (3) predikat akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan
sarana prasarana sekolah.

Model KKM terdiri atas lebih dari satu KKM dan satu KKM.
Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari model penetapan
KKM tersebut. Penjelasan rinci kedua model tersebut dipaparan
sebagai berikut.
a. Lebih dari Satu KKM, artinya KKM yang digunakan adalah
berbeda-beda setiap mata pelajaran. Satuan pendidikan dapat
memilih setiap mata pelajaran memiliki KKM yang berbeda.
Satuan pendidikan yang memilih KKM berbeda untuk setiap
mata pelajaran, memiliki konsekuensi munculnya interval nilai
dan predikat yang berbeda-beda.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


71 | P a g e
b. Satu KKM, artinya KKM yang digunakan adalah sama untuk
semua mata pelajaran. Satuan pendidikan dapat memilih satu
KKM untuk semua mata pelajaran. Setelah KKM setiap mata
pelajaran ditentukan, KKM satuan pendidikan dapat ditetapkan
dengan memilih KKM yang terendah, rata-rata, atau modus dari
seluruh KKM mata pelajaran.

Pada Tahun Pelajaran 2020/2021 SD Negeri 032/VIII Pagar


Puding Lamo menggunakan satu KKM, yaitu dengan memilih KKM
yang terendah, rata-rata, atau modus dari semua mata pelajaran,
karena lebih efektif dan meminimalisir kesalahpahaman orang tua
peserta didik dalam mengartikan KKM.
Rincian Kriteria Ketuntasan Minimal SD Negeri 032/VIII Pagar
Puding Lamo Tahun Pelajaran 2020/2021 yang telah dirumuskan
bersama-sama antara kepala sekolah, pendidik, dan tenaga
kependidikan, seperti terlihat pada tabel 3.9 berikut ini :

Tabel 3. 9 KKM SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo


KKM
Mata Pelajaran
I II III III V VI
A. Mata Pelajaran P K P K P K P K P K P K
1. Pend. Agama & 7 7 7
70 70 70 70 70 70 70 70 70
Budi Pekerti 0 0 0
2. Pend. Pancasila & 7 7 7
70 70 70 70 70 70 70 70 70
Kewarganegaraan 0 0 0
7 7 7
3. Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70 70 70 70
0 0 0
7 7 7
4. Matematika 70 70 70 70 70 70 70 70 70
0 0 0
5. Ilmu Pengetahuan 7 7 7
70 70 70 70 70 70 70 70 70
Alam 0 0 0
6. Ilmu Pengetahuan 70 70 7 70 70 70 7 70 70 70 7 70

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


72 | P a g e
Sosial 0 0 0
7. Seni Budaya & 7 7 7
70 70 70 70 70 70 70 70 70
Prakarya 0 0 0
8. Pend. Jasmani, OR 7 7 7
70 70 70 70 70 70 70 70 70
& Kes. 0 0 0

B. Muatan Lokal

1. Pend. Lingkungan 7 7 7
70 70 70 70 70 70 70 70 70
Hidup 0 0 0
C. Pramuka Baik

Keterangan : P = Pengetahuan
K = Keterampilan

Selanjutnya jika Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di atas


dikonversi ke dalam nilai huruf, maka seperti terlihat pada tabel 3.10
berikut ini :

Tabel 3.10 Konversi KKM SD 032/VIII Pagar Puding Lamo


Interval
No Kelas Keterampila Predikat Keterangan
Pengetahuan
n
89−100 89−100 A Sangat Baik
77−88 77−88 B Baik
1. I
65−76 64−76 C Cukup
¿ 65 ¿ 64 D Kurang
90−100 89−100 A Sangat Baik
78−89 77−88 B Baik
2. II
66−77 65−76 C Cukup
¿ 66 ¿ 65 D Kurang
3. III 90−100 90−100 A Sangat Baik
78−89 78−89 B Baik

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


73 | P a g e
67−77 66−77 C Cukup
¿ 67 ¿ 66 D Kurang
90−100 90−100 A Sangat Baik
79−89 78−89 B Baik
4. IV
68−78 67−77 C Cukup
¿ 68 ¿ 67 D Kurang
91−100 90−100 A Sangat Baik
80−90 79−89 B Baik
5. V
69−79 68−78 C Cukup
¿ 69 ¿ 68 D Kurang
90−100 91−100 A Sangat Baik
80−90 80−90 B Baik
6. VI
70−80 69−79 C Cukup
¿ 70 ¿ 69 D Kurang
A Sangat Baik
I s.d. B Baik
7. Sikap
VI C Cukup
D Kurang
A Sangat Baik
I s.d. B Baik
8. Pramuka
VI C Cukup
D Kurang

Keterangan : : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

e) Teknik dan Instrumen Penilaian


Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
dilakukan terhadap penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian
pembelajaran. Pasal 7 (1) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
menggunakan berbagai instrumen penilaian berupa tes, pengamatan,
penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
74 | P a g e
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh Satuan Pendidikan
dalam bentuk Penilaian Akhir dan/atau Ujian Sekolah/Madrasah
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa serta
memiliki bukti validitas empirik.
f) Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam
bentuk :
1) Penilaian Harian (PH) adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi hasil belajar peserta didik yang digunakan
untuk menetapkan program perbaikan atau pengayaan
berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi danmemperbaiki
proses pembelajaran (assessment as danfor learning), dan
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi serta menetapkan
ketuntasan penguasaan kompetensi (assessment of learning).
2) Penilaian Tengah Semester (PTS) adalah penilaian yang
dilaksanakan pada minggu ke-8 atau ke-9 dalam satu semester.
Adapun materi PTS meliputi semua KD yang sudah dipelajari
sampai dengan minggu ke-7 atau ke-8.
3) Penilaian Akhir Semester (PAS) adalah penilaian yang
dilaksanakan pada akhir semester gasal dengan materi semua
KD pada semester tersebut. Penilaian Akhir Semester adalah
kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester gasal. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator
yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Hasil penilaian akhir semester selanjutnya diolah dan dianalisis
untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil
penilaian ini dimanfaatkan untuk program remedial, pengayaan,
dan pengisian rapor.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


75 | P a g e
4) Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah penilaian yang
dilaksanakan pada akhir semester genap dengan materi semua
KD pada semester genap. Penilaian Akhir Tahun adalah
kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator
yang merepresentasikan Kompetensi Dasar (KD) pada semester
genap saja. Hasil penilaian akhir tahun, selanjutnya diolah dan
dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik.
Hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk program remedial,
pengayaan, dan pengisian rapor.
5) Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
kompetensi peserta didik terhadap Standar Kompetensi Lulusan
untuk mata pelajaran yang tidak diujikan dalam USBN dan
dilakukan oleh satuan pendidikan.
6) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah kegiatan
pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan
satuan pendidikan untuk mata pelajaran tertentu dengan
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar. Naskah USBN disiapkan oleh
pemerintah bersama Kelompok Kerja Guru (KKG).
g) Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
a. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada
saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berdasarkan silabus;
b. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
melalui penugasan dan pengukuran pencapaian satu atau lebih
Kompetensi Dasar;

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


76 | P a g e
c. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan
sebagai sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi
tanggungjawab wali kelas atau guru kelas;
d. Hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan
dalam bentuk predikat atau deskripsi;
e. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes
lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
f. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk,
proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan
kompetensi yang dinilai;
g. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh
pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi;
dan
h. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remedi.

Sedangkan mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan


pendidikan meliputi:
a. Menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan;
b. KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh
Satuan Pendidikan;
c. Penilaian dilakukan dalam bentuk Penilaian Akhir dan Ujian
Sekolah/Madrasah;
d. Penilaian Akhir meliputi Penilaian Akhir Semester dan
Penilaian Akhir Tahun;
e. Hasil penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat dan/atau
deskripsi;
f. Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam
bentuk nilai, predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata
pelajaran;
g. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan
akhir tahun ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar hasil

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


77 | P a g e
penilaian oleh pendidik dan hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan; dan
h. Kenaikan kelas dan/atau kelulusan peserta didik ditetapkan
melalui rapat dewan guru.
h) Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan
Remedial merupakan program pembelajaran yang
diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM dalam
satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera setelah
peserta didik diketahui belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam
pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk
memahami kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi
kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap
belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang
optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial
juga dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang
kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran
juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik.
Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga
harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta
didik dalam memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal ini,
penilaian tersebut merupakan assessment for learning.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis
dan tingkat kesulitan peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
1) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila
ada beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-
beda, sehingga memerlukan bimbingan secara individual.
Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan
yang dialami oleh peserta didik.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


78 | P a g e
2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan
apabila dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik
yang mengalami kesulitan sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta
didik mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan
dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh
teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara individu
maupun kelompok.

Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat


pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran
remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan
dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan waktu
hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester
pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai
KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat
dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi
nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai
KKM.
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan
adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui
telah mencapai KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan
biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana
pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak
diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan
melalui:

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


79 | P a g e
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang
memiliki minat tertentu diberikan tugas untuk memecahkan
permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD
yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam
pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada
peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu,
secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang
membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas
proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh
peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati
secara individu.

F. KENAIKAN KELAS
Kenaikan kelas diartikan sebagai proses pengambilan keputusan bagi
peserta didik untuk naik atau tidak naik dari suatu tingkat kelas ke tingkat kelas
berikutnya, yang didasarkan pada perolehan kualifikasi dan kompetensi tertentu
sesuai dengan jenjang yang dipersyaratkan dan melalui suatu proses penilaian atau
evaluasi yang komprehensif. Penentuan kriteria kenaikan kelas diatur dengan
mengikuti aturan dari pusat dan juga ditambahkan sendiri oleh sekolah.
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran, ditentukan
dari hasil belajar peserta didik selama dua semester, sesuai dengan kriteria  dan
ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan berbagai aspek
yang telah disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan.
Peserta didik SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo Tahun Pelajaran
2020/2021 dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti;
b) Kompetensi inti (Ki), Ki 1 dan Ki 2 menyangkut sikap dan tingkah laku
minimal bernilai Baik (B);

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


80 | P a g e
c) Nilai Pengetahuan (Ki 3) dan Keterampilan (Ki 4) harus tuntas;
d) Mata pelajaran dengan KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) yang tidak
tuntas tidak lebih dari 3 (tiga). Mata pelajaran dikatakan tuntas jika
pengetahuan (Ki 3) dan Keterampilan (Ki 4) telah tuntas dengan prediket
minimal C;
e) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh SD Negeri 032/VIII Pagar Puding
Lamo;
f) Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah
hari efektif.

G. KELULUSAN
Kelulusan peserta didik dari SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo
penentuannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah yang sedang berlaku dan
dilakukan melalui Sidang Pleno Dewan Majelis Guru. Setiap tahun kriteria akan
direvisi dan SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo selalu mengikuti
perkembangan tersebut. Oleh karenanya sebelum terbit peraturan yang baru maka
acuan yang dibuat di bawah ini mengacu pada pelaksanaan ujian akhir tahun
pelajaran 2020/2021.
Peserta didik SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo dinyatakan lulus dari
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah setelah memenuhi
syarat berikut.
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik;
c) Lulus Ujian Ujian Sekolah (US) atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN);
d) Mengikuti Ujian Nasional untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan;
e) Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah
hari efektif.
Kelima kriteria kelulusan peserta didik harus dipenuhi oleh peserta didik.
Apabila salah satu kriteria tidak terpenuhi, peserta didik dinyatakan tidak lulus.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


81 | P a g e
Sedangkan Kriteria Kelulusan Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Tahun
Pelajaran 2020/ SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo sebagai berikut :
a) Tidak ada nilai 40,00 dan/atau lebih kecil dari 40,00;
b) Rata-rata nilai USBN minimal 50,00.

H. MUTASI PESERTA DIDIK


Mekanisme Perpindahan Peserta Didik di SD Negeri 032/VIII Pagar Puding
Lamo Tebo sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44
Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2020.
Prosedur pindah Sekolah ini pun bisa jadi antar satu daerah dengan daerah
lainnya memiliki perbedaan. Namun secara umum prosedur yang berlaku adalah
sebagai berikut:
1. Orang tua/wali murid mengajukan Surat Permohonan Pindah Sekolah yang
hendak ditinggalkan.
2. Sekolah menerbitkan Surat Keterangan Pindah Sekolah berdasarkan Surat
Permohonan Pindah Sekolah tersebut. Dalam surat ini disertakan juga
alasan perpindahan, nama dan alamat Sekolah tujuan.
3. Jika mutasi terjadi antar kabupaten/kota, dibutuhkan Surat Rekomendasi
Pindah Sekolah dari kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota asal.
4. Orang tua/wali murid menerima Surat Keterangan Pindah Sekolah dan Surat
Permohonan Rekomendasi Pindah Sekolah yang ditujukan kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota. Kemudian orang tua/wali murid membawanya
ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan Surat
Rekomendasi Pindah Sekolah.
5. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota asal menerbitkan Surat Rekomendasi
Pindah Sekolah.
6. Orang tua/wali murid membawa Surat Keterangan Pindah Sekolah (dari
Sekolah asal) dan Surat Rekomendasi Pindah Sekolah (dari Kantor Dinas
Pendidikan Kab/Kota) ke Sekolah tujuan.

Sedangkan prosedur untuk pindah masuk di Sekolah tujuan adalah sebagai


berikut:

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


82 | P a g e
1. Orang tua/wali murid mengajukan permohonan penerbitan Surat
Rekomendasi Menerima Peserta didik Pindahan.
2. Orang tua/wali murid menyerahkan Surat Keterangan Pindah Sekolah yang
disertai dengan Surat Rekomendasi Pindah Sekolah (dari Dinas Pendidkan
Kab/Kota), foto copy Surat Permohonan Pindah Sekolah (dari orang tua /
wali murid), dan raport peserta didik.

I. PENUMBUHAN KARAKTER
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada
aspek kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi
yang ada dalam diri peserta didik, dikembangkan melalui pembiasaan sifatsifat
baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik
Pendidikan karakter yang dimaksudkan dalam hal ini merupakan sebuah
proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam
kepribadian seseorang atau peserta didik sehingga menjadi satu dalam kehidupan
orang tersebut. Pendidikan karakter melibatkan pendidikan moral, pendidikan
nilai dan juga agama, artinya pendidikan moral berfungsi sebagai dasar bagi
sebuah pendidikan karakter, berupa keputusan moral individual, yakni apakah ia
akan menjadi manusia yang baik atau yang buruk, berkaitan dengan batin
seseorang, berupa keputusan, pilihan yang bebas dan bertanggung jawab.
Program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) digagas oleh Kemdikbud
sejalan dengan upaya menyukseskan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
yang digagas Presiden Joko Widodo. Dalam hal ini, lembaga yang menjadi
prioritas adalah pendidikan dasar, mulai dari jenjang PAUD, SD, lalu SD.
Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Grakan Literasi
Nasional (GLN) dalam Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skills
(HOTS) mengacu pada penguatan 5 Nilai Utama Karakter, yakni:
19. Religius
Sikap religius mencerminkan keberimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan yang Maha Esa. Beriman dan bertaqwa, menjalankan segala
perintah-Nya, Disiplin beribadah, bersih. Peduli lingkungan, memanfaatkan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


83 | P a g e
lingkungan dengan bijak, toleransi, saling menolong/menghormati, cinta
damai, dan peduli sosial.
20. Integritas
Integritas artinya selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Cinta tanah
air, semangat kebangsaan, menghargai kebhinnekaan, demokratis, Rela
berkorban, taat hokum.
21. Mandiri
Mandiri artinya tidak bergantung pada orang lain dan menggunakan
tenaga, pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-
cita. Kerja keras (etos kerja), kreatif dan inovatif, disiplin, tangguh, rasa
ingin tahu dan menghargai prestasi, gemar membaca/pembelajar sepanjang
hayat.
22. Nasionalis
Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi dan kelompok. Kerja sama, solidaritas,
kekeluargaan, bersahabat/komunikatif, berorientasi pada kemaslahatan
bersama
23. Gotong Royong
Gotong royong menerminkan tindakan mengahargai kerja sama dan
bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama. Kejujuran, keteladanan,
tanggungjawab, antikorupsi, komitmen moral, cinta pada kebenaran.

Sedangkan karakter sendiri jumlahnya banyak, setidaknya ada 18 karakter


yang dirilis Kemdikbud adalah sebagai berikut.
a) Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
b) Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c) Toleransi, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


84 | P a g e
d) Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
e) Kerja Keras, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
f) Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g) Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
h) Demokratis, Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
i) Rasa Ingin Tahu, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
j) Semangat Kebangsaan, Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k) Cinta Tanah Air, Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
l) Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
m) Bersahabat/Komunikatif, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
n) Cinta Damai, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
o) Gemar Membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p) Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


85 | P a g e
q) Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r) Tanggung Jawab, Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Prinsip-prinsip ppenumbuhan karakter terdiri dari beberapa prinsip, antara lain :


a) Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berfokus pada
penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat
didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang agama,
keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
b) Prinsip 2 – Holistik
Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan
fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan
spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan
pendidikan.
c) Prinsip 3 – Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional
terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan
dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen
pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam
proses pelaksanaan pendidikan.
d) Prinsip 4 – Partisipatif
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dilakukan dengan
mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku
kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang
terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


86 | P a g e
sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan
strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.
e) Prinsip 5 – Kearifan Lokal
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara
yang demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi.
Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal
nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat sehingga dapat memberi
indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia.
f) Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain
kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative
thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk
penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran
(collaborative learning).
g) Prinsip 7 – Adil dan Inklusif 
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan
dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian,
menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat
dan martabat manusia.
h) Prinsip 8 - Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan
perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis,
maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan
maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan perkembanganpeserta
didik perlu memperoleh perhatian intensif.

i) Prinsip 9 – Terukur

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


87 | P a g e
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip
keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara
objektif.

Strategi Implementasi dan Penilaian Penumbuhan Karakter dalam


Kurikulum di sekolah dapat dilakukan dengan cara :
a) Pengintegrasian PPK dalam kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa
pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses
pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran yang
mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dimaksudkan untuk
menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan
mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Pendidik dapat memanfaatkan secara
optimal materi yang sudah tersedia di dalam kurikulumsecara
kontekstual dengan penguatan nilai-nilai utama PPK.
b) PPK Melalui Manajemen kelas
Manajemen kelas (pengelolaan kelas) adalah momen pendidikan yang
menempatkan para guru sebagai individu yang berwenang dan memiliki
otonomi dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan, membangun
kultur pembelajaran, mengevaluasi dan mengajak seluruh komunitas
kelas membuat komitmen bersama agar proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan berhasil. Pendidik memiliki kewenangan dalam mempersiapkan
(sebelum masuk kelas), mengajar, dan setelah pengajaran, dengan
mempersiapkan skenario pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai utama
karakter. Manajemen kelas yang baik akan membantu peserta didik belajar
dengan lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar.
c) PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Pendekatan/ Strategi/ Metode/ Model
Pembelajaran
Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam kurikulum
dilakukan  melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan
pendekatan/strategi/metode/model pembelajaran yang tepat. Guru harus
pandai memilih agar pendekatan/strategi/metode/model pembelajaran yang

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


88 | P a g e
digunakan   secara tidak langsung menanamkan pembentukan karakter
peserta didik. pendekatan/strategi/metode/model pembelajaran yang dipilih
harus dapat membantu guru dalam memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan peserta didik. Melalui
pendekatan/strategi/metode/model tersebut diharapkan peserta
didik memiliki keterampilan yang dibutuhkan pada abad XXI, seperti
kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative
thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk
penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran
(collaborative learning).
d) PPK Melalui Pembelajaran Tematis
Penguatan Pendidikan Karakter melalui pembelajaran tematis adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
mengalokasikan waktu khusus untuk mengajarkan nilai-nilai tertentu.
Tema-tema yang mengandung nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk
pembelajaran di kelas ini diharapkan semakin memperkaya praksis PPK di
sekolah. Satuan pendidikan mendesain sendiri tema dan prioritas nilai
pendidikan karakter apa yang akan mereka tekankan. Satuan pendidikan
dapat menyediakan guru khusus atau memberdayakan guru yang ada untuk
mengajarkan materi tentang nilai-nilai tertentu untuk memperkuat
pendidikan karakter.
e) PPK Melalui Gerakan Literasi
Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan
mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara
kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan
berbicara untuk menumbuhkembangkan karakter seseorang menjadi
tangguh, kuat, dan baik. Berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan secara
terencana dan terprogram sedemikian rupa, baik dalam kegiatankegiatan
berbasis kelas maupun kegiatan-kegiatan berbasis budaya sekolah, dan
komunitas masyarakat. Dalam konteks kegiatan PPK berbasis kelas,
kegiatan-kegiatan literasi dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan
pembelajaran dan mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum. Setiap

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


89 | P a g e
guru dapat mengajak peserta didik membaca, menulis, menyimak, dan
mengomunikasikan secara teliti, cermat, dan tepat tentang suatu tema atau
topik yang ada di berbagai sumber, baik buku, surat kabar, media sosial,
maupun media-media lain. Dalam hubungan ini diperlukan ketersediaan
sumber-sumber informasi di sekolah, antara lain buku, surat kabar, dan
internet. Oleh sebab itu, keberadaan dan peranan pojok baca, perpustakaan
sekolah, dan jaringan internet menjadi penting untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran.
f) PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling
Penguatan Pendidikan Karakter bisa dilakukan secara terintegrasi
melalui pendampingan peserta didik dalam melalui bimbingan dan
konseling. Peranan guru BK tidak terfokus hanya membantu peserta didik
yang bermasalah, melainkan membantu semua peserta didik dalam
pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan aspek
belajar/akademik, karier, pribadi, dan sosial. Bimbingan dan konseling di
sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan para guru mata pelajaran,
tenaga kependidikan, maupun orang tua dan pemangku kepentingan lainnya.

J. PENGEMBANGAN LITERASI
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah gerakan untuk
menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui budaya membaca dan menulis,
sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Gerakan Literasi Sekolah sebagai upaya menyeluruh yang melibatkan
semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua, wali murid, dan
masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Dengan demikian, gerakan
ini membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Tujuan umum Gerakan Literasi Sekolah adalah menumbuhkembangkan
budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang
diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

Sedangkan tujuan khusus dari Gerakan Literasi Sekolah adalah sebagai berikut.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


90 | P a g e
1. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Adapun komponen-komponen literasi dapat dibedakan menjadi enam
sebagai berikut:
1. Literasi Dini (Early Literacy), Literasi dini menyangkut kemampuan untuk
menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan
lisan yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya di rumah.
2. Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi Dasar adalah kemampuan untuk
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting)
berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan
(calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan,
serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan
pengambilan kesimpulan pribadi.
3. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), Literasi perpustakaan antara lain
dalam bentuk memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan
nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami
penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam
memahami informasi.
4. Literasi Media (Media Literacy), Literasi media adalah kemampuan untuk
mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak,
media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media
internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
5. Literasi Teknologi (Technology Literacy), Literasi teknologi adalah
kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti
peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket
dalam memanfaatkan teknologi.
6. Literasi Visual (Visual Literacy), Literasi visual adalah pemahaman tingkat
lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


91 | P a g e
kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan
audiovisual secara kritis dan bermartabat.

Sekolah memiliki peran penting dalam menanamkan budaya literal pada


peserta didik. Untuk itu, setiap sekolah tanpa terkecuali harus memberikan
dukungan penuh terhadap pengembangan literasi. Berikut ini beberapa strategi
untuk menciptakan budaya literasi di sekolah.
 Mengkondisikan lingkungan fisik yang ramah literasi.
 Mengupayakan lingkungan sosial yang afektif sebagai model komunikasi
literat.
 Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.

Untuk memastikan keberlangsungan Gerakan Literasi Sekolah dalam jangka


panjang, maka dapat dilakukan 3 (tiga) tahap berikut.
a) Pembiasaan; menumbuhkan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
(Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015).
- Membaca lima belas menit setiap hari pada jam ke-0 atau waktu lain
berdasarkan kesepakatan sekolah
- Mengelola sudut baca.
- Satu Peserta Didik Satu Buku Sastra (1 tahun sekali)
- Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah
- Membacakan cerita.  
b) Pengembangan; meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan
menanggapi buku pengayaan.
- Mengelola sudut baca
- Satu Jam Wajib Baca (seminggu sekali)
- Kuis Membaca Pagi
- Duta Literasi
- Klub Pecinta Buku
- Tantangan Membaca
- Penghargaan Membaca
- Menyusun Portofolio Membaca

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


92 | P a g e
- Membaca Berhadiah Buku
- Pos Baca Pos
c) Pembelajaran; meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran
dan menggunakan buku pengayaan serta strategi membaca pada semua mata
pelajaran.
- Membaca Buku Cerita (satu jam, seminggu sekali)
- Mading Kelas (terbit seminggu sekali)
- Diorama Cerita
- Piramida Cerita
- Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah
- Klub Literasi Peserta didik

Evaluasi program literasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan suatu


program dan pengambilan keputusan dalam rangka menentukan kebijakan
selanjutnya. Dan untuk mengetahui keberhasilan suatu program literasi harus
menyeluruh secara menyeluruh.
Evaluasi program literasi dalam praktik pembudayaan membaca di SD
Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo ini dilakukan dengan mengumpulkan buku
sebagai jurnal harian setiap satu minggu sekali.
Literasi Sekolah juga menegaskan bahwa guru kelas ditugaskan
sebagai evaluator peserta didiknya. Selain itu juga diadakan lomba
resensi yang diadakan satu semester sekali. Perilaku peserta didik perlu
dipantau untuk mengetahui apakah program literasi ini berhasil atau tidak.
Apabila dalam kurun waktu tertentu minat baca peserta didik tidak
mengalami kemajuan, maka perlu ditin jau kembali beberapa aspek yang
berkaitan. Sebaliknya, apabila dampak program ini kepada peserta
didik mengalami kemajuan yang signifikan, maka program tersebut
perlu diteruskan sambil memperbaiki dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangan yang ada. Proses pengawasan dan
pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


93 | P a g e
dilaksanakan dapat berjalan sesuai target yang telah ditentukan sebelumnya
karena kondisi lingkungan organisasi.

K. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian
dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam pendidikan
kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai dan bentuk kerja untuk
mencapai kesuksesan. 
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan
sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat
diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di
sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai
suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam
kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang
dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat
diinternalisasikan melalui berbagai aspek.
a. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi dalam Seluruh Mata Pelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di
dalam proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan
pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik
sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam
maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan
pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi
(materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan
peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai
kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


94 | P a g e
cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di
seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini
bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode
pembelajaran maupun melalui sistem penilaian.
Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai
yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai
kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada
semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat.
Oleh karena itu penanaman nilai nilai kewirausahaan dilakukan secara
bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak
bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut
diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata
pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang
paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai-
nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran
pada langkah awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif
pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.
b. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya
potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan
masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah
kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang
memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas
melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
c. Pendidikan Kewirausahaan melalui Pengembangan Diri

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


95 | P a g e
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter
termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi
dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta
kegiatan ekstra kurikuler. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk
kegiatan pengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-
hari peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik,
dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah. Pengembangan diri
secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan
dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial,
kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan
pemecahan masalah, dan kemandirian.
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak
terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti
oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.
Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan
tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta
didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam
kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya
peserta didik, dll).
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram yang dapat
dilaksanakan oleh SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo adalah:
1) Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti : upacara
bendera, senam, yasin/tahlil, shalat dhuhur berjamaah, pemeliharaan
kebersihan.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


96 | P a g e
2) Spontan, yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
seperti : budaya salam, membuang sampah pada tempatnya, budaya
antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
3) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
seperti: berpakaian rapi, berbahasa yang santun, rajin membaca,
memuji kebaikan/keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.
d. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik
Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada
pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha,
pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada
pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman
konsep. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara
langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai
taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-
nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang
mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan
dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb.
e. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku Ajar
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling
berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses
pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti
urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah
dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti.
Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam
bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi.
f. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah
Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana
peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor
dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar
anggota kelompok masyarakat sekolah.
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam
budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah,

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


97 | P a g e
guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta
didik dan mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab,
disiplin, komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh
warga sekolah melakukan aktivitas berwirausaha di lingkungan sekolah).
g. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal
Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat
karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat
dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya
mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill)
sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan. Contoh anak yang berada dilingkungan sekitar pantai, harus bisa
menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk
yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu
menjual dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama
dengan integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata
pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan
ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya
MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan.
Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang
sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah
pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip
pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan
kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima
nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai
pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai
sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


98 | P a g e
melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

L. BIMBINGAN KONSELING
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan
kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing
kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal,
yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri,
sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang
kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam
kehidupannya.
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas
manusia Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di
dalam : Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki
pengetahuan dan keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5)
memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi
imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk
senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah
pencapaian tujuan pendidikan tersebut
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal.
Hal ini karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau
kemandirian.
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan bantuan
untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bimbingan dan konseling pribadi, sosial,
belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


99 | P a g e
Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling SD disusun sebagai
upaya memperjelas dan mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah
menjadi keputusan atau kesepakatan bersama dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan pada umumnya. Adapun bidang layanan Bimbingan dan Konseling
(BK) meliputi :
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah / madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.

Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah secara umum adalah:
a. Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan yang dimaksud agar peserta didik mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai
modal pengembangan diri lebih lanjut.
b. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar peserta
didik mengenal secara obyektif terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial
dan ekonomi, lingkungan budaya yang syarat dengan nilai dan norma-
norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai lingkungan itu
secara positif dan dinamis pula.
c. Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta didik

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


100 | P a g e
secara optimal.
Tujuan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) disekolah secara khusus
adalah: "Tercapainya perkembangan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar
yang dimiliki dengan mengembangkan tugas perkembangan”.

Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) pada satuan pendidikan


antara lain :
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah
atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat
menghambat perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah
yang dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta
didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi
positif yang dimilikinya.

Azas dan Prinsip Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) pada satuan
pendidikan antara lain :
a. Asas-asas konseling meliputi asas (1) kerahasiaan, (2) Kesukarelaan, (3)
keterbukaan, (4) kekinian, (5) kemandirian, (6) kegiatan, (7) kedinamisan,
(8) keterpaduan, (9) kenormatifan, (10) keahlian, (11) alih tangan dan (12)
tut wuri handayani.
b. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan
yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan
pelaksanaan pelayanan.

Komponen Program Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) pada satuan


pendidikan antara lain :
a. Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


101 | P a g e
pendidikan bagi peserta didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari,
untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
b. Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial,
belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan
bijak.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas
minat/pendalaman minat, program latihan, magang, dan kegiatan
ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
d. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi
dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu
yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan
masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang
terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya
melalui prosedur perseorangan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan
karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui
dinamika kelompok.
h. Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan,

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


102 | P a g e
pemahaman, dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan
kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
i. Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang
terpuji.
j. Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan
tuntutan karakter cerdas yang terpuji.

Struktur Program Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) pada satuan


pendidikan menggunakan format layanan :
a. Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
peserta didik secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
d. Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
lapangan.
e. Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
f. Jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan peserta didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti
surat dan sarana elektronik.

Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling di SD Negeri 032/VIII Pagar


Puding Lamo dilaksanakan melalui :
1. Kontak langsung/tatap muka dengan peserta didik

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


103 | P a g e
Secara terjadwal satu jam secara klasikal untuk menyelenggarakan
layanan
orientasi layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
penguasaan konten, dan instrumentasi.
2. Di luar jam pembelajaran
Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan
konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat
dilaksanakan di luar kelas.
3. Tidak kontak langsung/non tatap muka malalui himpunan data kunjungan
rumah, konferensi kasus, kolaborasi, konsultasi.

M. EKSTRAKURIKULER
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan
dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta
didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap,
kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan
ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan
mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat
sosial yang besar.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan
kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang
lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


104 | P a g e
Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar
sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi
pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.
a) Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi
untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan
minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk
pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
b) Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan
sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
c) Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam
suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang
proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat
menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih
menarik bagi peserta didik.
d) Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi
untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan
kapasitas.

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan


pendidikan/sekolah adalah:
a) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor peserta didik.
b) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat
peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia
seutuhnya.

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan


prinsip sebagai berikut :

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


105 | P a g e
1) Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
2) Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai
dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3) Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan
masing-masing.
4) Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam
suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
5) Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat
peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.
6) Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.

Kegiatan ekstrakurikuler yang termasuk kegiatan terprogram terdiri atas dua


komponen yaitu :
1) Pelayanan Konseling, meliputi pengembangan kehidupan pribadi,
pengembangan kemampuan sosial, pengembangan kemampuan belajar, dan
pengembangan wawasan dan perencaan karir. Pelayanan ini akan dilakukan
oleh guru mata pelajaran dan wali kelas secara langsung dikarenakan belum
adanya konselor (guru BP/BK).
2) Kegiatan ekstrakurikuler, meliputi kegiatan kepramukaan, seni, olahraga,
sains dan keagamaan.

Kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran


2020/2021 terdiri dari :
a. Ekstrakurikuler Wajib
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus
diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan
kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


106 | P a g e
SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo melaksanakan program
kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib. Kegiatan ekstra kurikuler
Pramuka adalah dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap
sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga
dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis
pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya
dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat
dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
b. Ekstrakurikuler Pilihan
Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-
masing. SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo melaksanakan beberapa
program kegiatan sebagai ekstrakurikuler pilihan, diantaranya bidang
Keagamaan, bidang Sains, bidang Olah Raga, dan bidang Seni.
Secara garis besar kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SD
Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.11 : Jenis Pengembangan Diri dan Ekstra Kurikuler SD Negeri 032/VIII
Pagar Puding Lamo
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan
a. Pengembangan Diri dan Ekstra Kurikuler Wajib
1. Pramuka rabu Sore Pembina
b. Pengembangan Diri dan Ekstra Kurikuler Pilihan
2. Keagamaan Selasa Sore Pembina
3. Sains Selasa Sore Pembimbing
4. Olah Raga : Kamis Siang / Sore Pelatih

 Atletik
5. Seni : Sabtu Siang / Sore Pelatih

 Vokal
 Tari

N. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


107 | P a g e
Pada intinya pendidikan kecakapan hidup membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri
untuk dikembangkan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan,
serta memecahkannya secara kreatif. Pendidikan kecakapan hidup bukanlah mata
pelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya tidak perlu merubah kurikulum dan
menciptakan mata pelajaran baru, yang diperlukan adalah orientasi pendidikan
kecakapan hidup melalui pengintegrasian kegiatan-kegiatan yang pada prinsipnya
membekali peserta didik terhadap kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada intinya pendidikan kecakapan hidup membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri
untuk dikembangkan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan,
serta memecahkannya secara kreatif. Pendidikan kecakapan hidup bukanlah mata
pelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya tidak perlu merubah kurikulum dan
menciptakan mata pelajaran baru, yang diperlukan adalah orientasi pendidikan
kecakapan hidup melalui pengintegrasian kegiatan-kegiatan yang pada prinsipnya
membekali peserta didik terhadap kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan kecakapan hidup di SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo
meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, kecakapan
vokasional.
a. Kecakapan hidup personal meliputi: terampil membaca Al-Qur'an, Rajin
beribadah, Jujur, Disiplin, dan Kerja keras. Kecakapan personal ini dapat
dicapai dengan mata pelajaran agama dan akhlak mulia, Bahasa Indonesia,
dan Pendidikanjasmani Olahraga dan kesehatan.
b. Kecakapan sosial meliputi: terampil memecahkan masalah di
lingkungannya, memiliki sikap sportif, membiasakan hidup sehat, sanggup
bekerjasama, sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis. Kecakapan sosial ini
dapat dicapai dengan mata pelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan, ilmu pengetahuan sosial, bahasa indonesia, dan
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dan ilmu pengetahuan alam.
c. Kecakapan akademik meliputi: terampil menerapkan teknologi sederhana,

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


108 | P a g e
kecakapan berpikir rasional. Kecakapan akademik diintegrasikan dengan
matematika, bahasa indonesia, dan ilmu pengetahuan alam.
d. Kecakapan vokasional meliputi: terampil berbahasa Inggris, terampil
menulis karangan ilmiah/popular. Kecakapan vokasional diintegrasikan
dengan mata pelajaran matematika, dan Bahasa Indonesia.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


109 | P a g e
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
1. Permulaan Tahun Pelajaran
Kalender Pendidikan SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo mengacu
kepada kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi
Jambi dan Kalender Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Tebo dengan beberapa perubahan yang disesuaikan dengan kegiatan khusus SD
Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo, namun tetap memperhatikan kalender
pendidikan yang terdapat pada Standar Isi.
Kalender pendidikan disusun, dijabarkan dan disesuaikan setiap tahun oleh
sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar
mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan
dari pemerintah/pemerintah daerah.
Permulaan Tahun Pelajaran 2020/2021 pada SD Negeri 032/VIII Pagar
Puding Lamo dimulai pada hari Senin tanggal 29 Juni 2020, sekaligus sebagai
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Kegiatan ini terdiri dari beberapa bagian,
antara lain Pendaftaran, Proses Seleksi Akhir, Pengumuman peserta didik diterima
dan daftar ulang.
Hari-hari pertama masuk sekolah khusus bagi Peserta Didik Baru (Kelas I)
berlangsung selama 3 (tiga) hari kerja sebelum hari pertama Belajar efektif,
dengan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan
Lingkungan Sekolah (PLS).
2. Pengaturan waktu belajar efektif dan waktu libur
a. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1) Minggu Efektif Belajar
Minggu efektif belajar pada SD Negeri 032/VIII Pagar Puding
Lamo untuk Tahun Pelajaran 2020/2021 sebanyak 38 minggu, yang
terdiri dari semester ganjil sebanyak 19 minggu dan semester genap
sebanyak 19 minggu.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


110 | P a g e
2) Waktu Pembelajaran Efektif
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1
tahun pelajaran menjadi semester I (pertama/ganjil ) dan semester II
(kedua/genap).
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari, yaitu:
Tabel 4.1 : Kegiatan pembelajaran Tatap Muka Keseluruhan pada SD Negeri
032/VIII Pagar Puding Lamo

WAKTU BELAJAR
HARI JAM KERJA GURU
PESERTA DIDIK
Senin 07.15 – 12.50 12.50 – 14.25
Selama
Selasa 07.15 – 12.50 12.50 – 14.25
Rabu 07.15 – 12.50 12.50 – 14.25
Kamis 07.15 – 12.50 12.50 – 14.25
Jum’at 07.15 - 10.40 10.40 – 11.45
Sabtu 07.15 - 10.40 10.40 – 13.45
pandemi Covid 19, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan skenario :
- Pembagian shift pagi dan shift siang dengan tidak lebih 18
(delapan belas) peserta didik setiap kelasnya.
- Durasi waktu satu jam pelajaran 20 menit, dengan tidak ada
istirahat.
3) Minggu Tidak Efektif
Jumlah minggu tidak efektif pada SD Negeri 032/VIII Pagar
Puding Lamo untuk Tahun Pelajaran 2020/2021 sebanyak 14 minggu,
yang terdiri dari 7 minggu pada semester ganjil dan 7 minggu pada
semester genap.
4) Kegiatan Tengah Semester
Kegiatan tengah semester direncanakan selama 4 (empat) hari.
Kegiatan tengah semester akan diisi oleh peserta didik untuk
mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS).

b. Pengaturan Waktu Libur

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


111 | P a g e
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah,
pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk tidak diadakan proses
pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini :

 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama


dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.

 Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dalam hal


penentuan hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak
untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Sekolah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut ini.

 Libur Semester 1 8 hari 24 - 31 Des 2020


Hari
 Libur Awal Ramadhan 3 hari 14 - 15 April 2021
libur
 Libur Semester 2 (Akhir
yang
Tahun Pelajaran) 10 hari 1 Jun - 11 Jul 2021
ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:

 Hari Ke Raya Idul Adha 1 hari 31 Juli 2020


 Hari Kemerdekaan R I 1 hari 17 Agustus 2020
 Tahun Baru Hijriah 1 hari 20 Agustus 2020
 Maulid Nabi Muhammad SAW 1 hari 29 Oktober 2020
 Hari Raya Natal 1 hari 25 Desember 2020
 Tahun Baru Masehi 1 hari 1 Januari 2021
 Tahun Baru Imlek 1 hari 12 Februari 2021
 Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW 1 hari 11 Maret 2021
 Hari Wafat Isa Almasih 1 hari 2 April 2021
 Hari Buruh Nasional 1 hari 1 Mei 2021
 Hari Kenaikan Yesus Kristus 1 hari 15 Mei 2021
 Hari Hari Raya Waisak 1 hari 26 Mei 2021
 Hari Lahir Pancasila 1 hari 1 Juni 2021

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


112 | P a g e
3. Hari efektif, hari efektif fakultatif dan hari libur
a. Perhitungan Minggu Efektif , fakultaif dan libur

Tabel 4.2 : Penyebaran Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2020/2021

SEMESTER I
Minggu
Jumlah Minggu
No Bulan Fakultatif Libur
Miinggu Efektif
Tidak Belajar
1 Juli 2020 5 2 3 -
2 Agustus 2020 4 4 - -
3 September 2020 5 4 - -
4 Oktober 2020 4 4 1 -
5 November 2020 4 4 - -
6 Desember 2020 4 1 2 1
JUMLAH 26 19 6 1

SEMESTER II
Minggu
Jumlah Minggu
No Bulan Fakultatif Libur
Miinggu Efektif
Tidak Belajar
1 Januari 2021 5 5 - -
2 Pebruari 2021 4 4 - -
3 Maret 2021 4 3 1 -
4 April 2021 5 3 2 -
5 Mei 2021 4 2 2 -
6 Juni 2021 4 2 1 1
Jumlah 26 18 6 2

b. Perhitungan Hari Efektif

SEMESTER I

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


113 | P a g e
Hari Efektif
N Banyak Hari
Bulan Libur Seni Sela Rab Kam Jum’ Sabt
o Minggu Minggu Jml.
n sa u is at u

1 Juli 5 4 1 2 2 2 3 2 2 13
2 Agustus 4 4 2 4 4 4 3 4 4 23
3 September 5 4 0 4 5 5 4 4 4 26
4 Oktober 4 4 1 4 4 4 4 5 4 26
5 November 4 4 0 5 4 4 4 4 4 25
6 Desember 4 4 7 1 2 2 1 1 1 8
Jumlah 26 24 11 20 21 21 19 20 20 121

SEMESTER II
N Banyak Hari Efektif
Bulan Hari Minggu Libur
o Minggu Sen Sel Rab Kam Jum Sab Jml

1 Januari 4 4 1 4 4 4 4 4 4 24
2 Februari 4 4 1 4 4 4 4 3 4 23
3 Maret 5 4 1 4 4 4 3 4 3 22
4 April 4 4 1 3 3 2 2 2 2 14
5 Mei 4 5 5 3 2 1 2 2 3 13
6 Juni 5 4 1 1 1 2 2 2 2 10
Jumlah 26 25 10 19 18 17 17 17 18 106

c. Jadwal Kegiatan

PERINCIAN KEGIATAN

NO TANGGAL JENIS KEGIATAN

1. 29 Juni s.d. 4 Juli 2020 Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)


2. 6 s.d. 7 Juli 2020 Proses Seleksi Akhir
3. 8 Juli 2020 Pengumuman Peserta Didik Diterima

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


114 | P a g e
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN

4. 9 s.d. 11 Juli 2020 Daftar Ulang


5. 13 s.d. 15 Juli 2020 Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS)
6. 14 Agustus 2020 Upacara Hari Pramuka
7. 17 Agustus 2020 Upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
8. 1 s.d. 5 Oktober 2020 Penilaian Tengah Semester (PTS)
9. 28 Oktober 2020 Upacara Hari Sumpah Pemuda
10. 10 November 2020 Upacara Hari Pahlawan
11. 25 November 2020 Upacara Hari Guru
12. 10 s.d. 16 Desember 2020 Penilaian Akhir Semester (PAS)
13. 23 Desember 2020 Pembagian Rapor Semester Ganjil
14. 24 s.d. 31 Desember 2020 Libur Semester Ganjil
15. 27 s.d. 31 Maret 2021 Penilaian Tengah Semester (PTS)
16. 1 s.d. 10 April 2021 Perkiraan USBN dan US
17. 2 Mei 2020 Libur Hari Pendidikan Nasional
18. 14 s.d. 16 April 2021 Libur Awal Ramadhan
19. 14 s.d. 19 Juni 2021 Penilaian Akhir Tahun
20. 21 s.d. 24 Juni 2021 Pengolahan Nilai Akhir Tahun
21. 26 Juni 2021 Pembagian Rapor Semester Genap
22. 28 Juni s.d. 11 Juli 2021 Libur Akhir Tahun Pelajaran

4. Kalender pendidikan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


115 | P a g e
BAB V
SUPERVISI

A. Pengertian Supervisi
Menurut Suharsimi Arikunto, Supervisi adalah melihat bagaimana dari
kegiatan di sekolah yang masih negatif diupayakan menjadi positif, dan melihat
mana yang positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi, yang penting

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


116 | P a g e
pembinaan. Dari pengertian persebut jelas bahwa supervisi pada hakikatnya
merupakan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dan staf
sekolah lainnya agar mampu bekerja lebih baik. Supervisi yang baik pada
dasarnya lebih didasarkan pada upaya bagaimana membina para guru dalam
memperbaiki kinerja yang masih kurang, memecahkan hambatan dalam
mengerjakan tugasnya serta meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh guru.
Menurut H. Muktar dan Iskandar, supervisi adalah mengamati, mengawasi,
atau membimbing dan memberikan stimulus kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh orang lain dengan maksud mengadakan perbaikan. Konsep supervisi
didasarkan pada keyakinan bahwa perbaikan merupakan suatu usaha yang
kooperatif dari semua orang yang berpartisipasi dan supervaisor sebagai
pemimpin, yang bertindak sebagai stimulator, pembimbing, dan konsultan para
bawahannya dalam rangka perbaikan tersebut.
Supervisi pendidikan adalah usaha mengoordinasi dan membimbing
pertumbuhan guru-guru disekolah secara kontinu, baik secara individu maupun
kelompok. Bantuan apapun ditunjukkan demi terwujudnya perbaikan dan
pembinaan aspek pengajaran.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi
pendidikan merupakan aktifitas pembinaan yang dilakukan oleh atasan dalam hal
ini kepala sekolah dalam rangka meningkatkan performasi atau kemampuan guru
dalam menjalankan tugas mengajarnya sehingga dapat memperbaiki dan
meningkatkan proses pembelajaran agar lebih efektif. Pelaksanaan supervisi tidak
hanya menilai penampian guru dalam pengelola proses pembelajaran melainkan
esensinya yaitu bagaimana membina guru untuk meningkatkan kompetensi
profesionalnya yang berdampak pada peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah harus memperlakukan
guru sebagai orang yang berpotensi umtuk maju dan berkembang lebih baik,
sehingga tidak terkesan pelaksanaan supervisi hanya mencari kesalahan guru
dalam melaksanakan tugas tetapi lebih diarahkan pada proses pembinaan.
Kepala Sekolah harus : 1) Memahami konsep supervisi akademik, 2)
Membuat rencana program supervisi akademik, 3) Menerapkan teknik-teknik

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


117 | P a g e
supervisi akademik, 4) Menerapkan supervisi klinis, 5) Melaksanakan tindak
lanjut supervisi akademik.

B. Perencanaan Supervisi dan Pengawasan


Salah satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan supervisi akademik.
Agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka kepala
sekolah harus memiliki kompetensi membuat rencana program supervisi
akademik.
Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen
perencanaan pelaksanaan dan perencanaan pemantauan dalam rangka membantu
guru mengembangkan kemampuan, mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut.
1) Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik.
2) Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program
supervisi akademik.
3) Penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah
(tenaga, waktu dan biaya).
Prinsip-pinsip yang ahrus diperhatikan dalam perencanaan program
supervisi akademik adalah:
1) objektif (data apa adanya),
2) bertanggung jawab,
3) berkelanjutan,
4) didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan
5) didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.

Semua ini merupakan prinsip-prinsip supervisi akademik modern yang


harus direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik di sekolah-sekolah.
Selain tersebut di atas, berikut ini ada beberapa prinsip lain yang harus
diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi
akademik, yaitu sebagai berikut.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


118 | P a g e
1. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan
yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus
bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini
bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor
dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi akademik. Oleh
sebab itu, dalam pelaksanaannya supervisor harus memiliki sifat-sifat,
seperti sikap membantu, memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias,
dan penuh humor (Dodd, 1972).
2. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi
akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-
waktu jika ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi akademik
merupakan salah satu essential function dalam keseluruhan program sekolah
(Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, 1973). Apabila guru telah berhasil
mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas supervisor,
melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis,
mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.
3. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang
demokratis adalah aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara
aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik
bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Oleh sebab itu,
program supervisi akademik sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan
dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan
pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.
4. Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan. Di
dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem
perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem perilaku
tersebut antara lain berupa sistem perilaku administratif, sistem perilaku
akademik, sistem perilaku kepeserta didikan, sistem perilaku pengembangan
konseling, sistem perilaku supervisi akademik (Alfonso, dkk., 1981). Antara
satu sistem dengan sistem lainnya harus dilaksanakan secara integral.
Dengan demikian, maka program supervisi akademik integral dengan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


119 | P a g e
program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip
ini diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan
semua pihak pelaksana program pendidikan (Dodd, 1972).
5. Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus
mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin
saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis
kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini tiada lain
hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi akademik, berupa
pengawasan kualitas, pengembangan profesional, dan memotivasi guru,
sebagaimana telah dijelaskan di muka.
6. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah sekali-
kali untuk mencari kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam proses
pelaksanaan supervisi akademik itu terdapat kegiatan penilaian unjuk kerjan
guru, tetapi tujuannya bukan untuk mencari kesalahan-kesalahannya.
Supervisi akademik akan mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas
guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem akademik yang
dihadapi.
7. Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan
mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif.
Objectivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi
akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan
profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan program
supervisi akademik. Di sinilah letak pentingnya instrumen pengukuran yang
memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur seberapa
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Adapun ruang lingkup dari kegiatan supervisi akademik yang harus


diketahui oleh para supervisor agar terarah dan tidak salah objek dalam
pengkajiannya antara lain meliputi:
1) pelaksanaan KTSP;
2) persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru;

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


120 | P a g e
3) pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
peraturan pelaksanaannya; dan
4) peningkatan mutu pembelajaran melalui:
a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses;
b) proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
menjadi SDM yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah,
berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan;
c) peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta
kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan mengembangkan
kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan
berwawasan kebangsaan;
d) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang
dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai
pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh
guru;
e) bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.

C. Strategi Supervisi
Secara umum strategi mengandung pergerakan suatu garis-garis besar
haluan atau cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di
tentukan sebelumnya. Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang telah
dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa strategi supervisi pendidikan
adalah cara-cara atau metode khusus untuk memberikan bantuan kepada guru
dalam memperbaiki situasi belajar mengajar.
Adapun strategi dasar yang dapat dilakukan supervisor dalam supervisi
pendidikan meliputi hal-hal berikut:
 Meneliti dan mengamati pelaksanaan tugas kepala sekolah atau guru
 Menentukan apakah pelaksanaan tugas suatu sekolah baik atau buruk
 Memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang sesuai dg harapan supervisor
 Memberikan bantuan kepada kepala sekolah atau guru untuk mengadakan
perbaikan pelaksanaan tugasnya

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


121 | P a g e
 Mengadakan kerja sama dengan kepala sekolah dan guru untuk menciptakan
situasi belajar mengajar yang lebih baik.

Secara umum strategi supervisi akademik meliputi :


 Mengembangkan kerja sama.
 Melaksanakan pematauan prasupervisi.
 Melaksanakan pendampingan dalam melaksanakan pembelajaran.
 Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, monitoring
kemajuan belajar peserta didik.
 Mengukur kinerja dan memecahkan masalah.
 Membantu guru dan kepala sekolah dalam melakukan perbaikan mutu
pembelajaran.

D. Tugas Kepala Sekolah dalam Kegiatan Supervisi


Tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah sebagai supervisor bertugas
mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat berjalan
dengan lancar dan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah
ditentukan (Hendiyat Soetopo dan Wasty 1998: 42).
Supervisi pada dasarnya pelayanan yang disediakan oleh kepala sekolah
untuk membantu para guru dan karyawan agar menjadi semakin cakap/terampil
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.
Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam membantu
guru-guru agar semakin mampu mewujudkan proses belajar mengajar. Di mana
Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan
penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa
perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan
situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain :
1. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-
tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara
aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


122 | P a g e
2. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang
persoalan-persoalan dan kebutuhan murid.
3. Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru
sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya
mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan
kemampuannya.
4. Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-
standar sejauh mana tujuan sekolah itu telah dicapai.

E. Tim Penjamin Program Supervisi


Salah satu tugas dan wewenang satuan pendidikan adalah membentuk tim
penjaminan mutu pada satuan pendidikan. Tugas tim penjaminan mutu pendidikan
adalah:
a. mengoordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat satuan
pendidikan;
b. melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi
terhadap pelaku pendidikan di satuan pendidikan dalam pengembangan dan
penjaminan mutu pendidikan;
c. melaksanakan pemetaan mutu pendidikan berdasarkan data mutu
pendidikan di satuan pendidikan;
d. melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu
yang telah dilakukan; dan
e. memberikan rekomendasi strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi kepada kepala satuan pendidikan.
Tim penjaminan mutu pendidikan paling sedikit terdiri atas:
a. perwakilan pimpinan satuan pendidikan;
b. perwakilan guru;
c. perwakilan tenaga kependidikan; dan
d. perwakilan komite sekolah.
Satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus
melakukan koordinasi dan kerja sama dengan tim penjaminan mutu pendidikan
daerah.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


123 | P a g e
F. Instrumen Supervisi
Instrumen Supervisi Guru merupakan seperangkat dokumen sebagai acuan
dalam melakukan penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah
untuk meningkatkan kemampuan guru serta evaluasi proses pembelajaran.
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam melakukan supervisi akademik
antara lain :
1) Instrumen Monitoring Administrasi Pembelajaran
2) Instrumen Supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Instrumen Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
4) Lembar Observasi (Sebelum Pengamatan, Selama Pengamatan, Setelah
Pengamatan dan Pemantauan) setiap Kompetensi Guru

Sedangkan Instrumen-instrumen yang digunakan dalam melakukan


supervisi manajerial antara lain
1) Instrumen Kinerja Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran
2) Instrumen Pengelolaan Perpustakaan dan Instrumen Kinerja Kepala
Perpustakaan
3) Instrumen Pengelolaan Administrasi dan Ketatausahaan

G. Laporan Kegiatan Supervisi Individual


Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran menuju standar proses
perlu dilakukan upaya yang sistematis dan berkelanjutan, diantaranya melalui
program supervisi akademik terhadap guru mata pelajaran dan guru pembimbing.
Supervisi akademik mencakup kurikulum, kegiatan belajar mengajar, dan
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Tujuan utama supervisi akademik adalah
perbaikan proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu proses dan mutu
hasil pembelajaran.
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan
layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


124 | P a g e
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi
pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat. Supervisi akademik didukung
oleh instrumen-instrumen yang sesuai.
Supervisi akademik melalui pendekatan klinis diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, peserta didik akan terlayani secara baik
untuk meningkatkan kemampuan sesuai potensinya, serta meningkatkan prestasi
dan prosentase lulusan dari satuan pendidikan.
Dasar Hukum pelaksanaan Supervisi Akademik di SD Negeri 032/VIII
Pagar Puding Lamo pada Tahun Pelajatran 2020/2021 adalah :
a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan.
e. Program Kerja SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo Tahun Pelajaran
2020/2021.

Supervisi dilakukan secara individual dan kelompok. Supervisi individual


dilakukan terhadap guru sasaran melalui observasi kelas, supervisi kelompok
dilakukan melalui pertemuan secara periodik sebelum dan setelah dilakukan
supervisi individual terhadap pembinaan yang sifatnya umum.
Sasaran obyek supervisi adalah kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran yang berorientasi
pada student center, kontekstual, dan PAKEM . Subyek  supervisi adalah semua
guru kelas dan guru mata pelajaran.
Waktu pelaksanaan supervisi pada semester ganjil dilakukan pada
bulan September sampai  Oktober, sedangkan pada semester genap dilakukan
pada bulan Maret sampai April. Petugas supervisi (supervisor) dilakukan oleh

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


125 | P a g e
kepala sekolah bekerjasama dengan pengawas pembina dan guru senior yang
sesuai dengan mata pelajaran yang di supervisi.
Laporan Kegiatan Supervisi Individual hendaknya dapat melampirkan
dokumen-dokumen antara lain :
a. Jadwal Supervisi
b. Instrumen Hasil Penilaian supervisi
c. Form Rekapitulasi hasil supervisi
d. Foto Kegiatan Supervisi Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran

BAB VI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

1. Prinsip Kebijakan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


126 | P a g e
a. Pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas, dan/atau
pembelajaran jarakjauh, baik secara Daring (dalam jaringan) dan Luring
(luar jaringan) kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas
maupun kelulusan;
b. Pembelajaran berlangsung di sekolah, rumah, dan di lingkungan sekitar
sesuai dengan kondisi masing-masing termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah.
c. Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif peserta didik.
d. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran
f. Pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah lebih menitikberatkan pada
pendidikan kecakapan hidup, misalnya pemahaman mengatasi pandemi
Covid-19, penguatan nilai karakter atau akhlak, serta keterampilan
beribadah peserta didik di tengah keluarga;
g. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan
utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah
h. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru
dengan peserta didik dan orang tua/wali
i. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang
bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi
skor/nilai kuantitatif
2. Alternatif Model Pembelajaran
a. Model dan MetodePembelajaran.
1. Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan berbasis
ilmiah/saintifik berbentuk model-model pembelajaran, seperti model

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


127 | P a g e
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning) model
Pembelajaran Berbasis Penelitian (Inquiry learning), Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan model
pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar
secara aktif dan kreatif.
2. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan
pembelajaran pada kondisi darurat.
3. Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan karakteristik materi/tema dan karaktersituasi yang
dihadapi madrasah pada kondisi darurat.
4. Aktivitas dan tugas pembelajaran pada masa belajar dari rumah
dilaksanakan bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi
masing-masing, termasuk mempertimbang kankesenjangan
akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah.
5. Pemberian tugas pembelajaran dilaksanakan dengan
mempertimbangkan konsep belajar dari rumah, yaitu sebagai usaha
memutus mata rantai penyebaran Covid-19, maka beban tugas yang
diberikan kepada peserta didik dipastikan dapat diselesaikan tanpa
keluar rumah dan tetap terjaga kesehatan, serta cukupnya waktu
istirahat untuk menunjang daya imunitas peserta didik
b. Media dan Sumber Belajar.
Guru menggunakan media yang ada di sekitar lingkungan, dapat
berupa benda-benda yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
sederhana. Pemilihan media disesuaikan dengan materi/tema yang diajarkan
dan tagihan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kedaruratan. Selain itu
guru dan peserta didik dapat menggunakan media dan sumber belajar antara
lain : buku sekolah elektronik ( https://bse.kmendikbud.go.id), sumber
bahan ajar peserta didik, web Rumah Belajar oleh Pusdatin
Kemendikbud(https://belajar.kemdikbud.go.id), TVRI, TV edukasi
Kemendikbud (https:tve.kemendikbud.go.id/live/), Pembelajaran Digital
oleh Pusdatin dan SEAMOLEC, Kemendikbud (http://rumahbelajar.id),

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


128 | P a g e
Tatap muka daring program sapa duta rumah belajar Pusdatin Kemendikbud
(pusdatin.webex.com), Aplikasi daring untuk paket A,B,C.(
http://setara.kemdikbud.go.id/), Guru berbagi (
http://guruberbagi.kemdikbud.go), Membaca digital
(http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/), Video
pembelajaran ( Video pembelajaran), Radio edukasi Kemendikbud (
https://radioedukasi.kemdikbud), Ruang guru PAUD Kemendikbud
(http://anggunpaud.kemdikbud), Mobile edukasi - Bahan ajar multimedia (
https://medukasi.kemdikbud.go.id/meduka), Modul Pendidikan Kesetaraan
(https://emodul.kemdikbud.go.id/), Kursus daring untuk Guru dari
SEAMOLEC (http://mooc.seamolec.org/).

3. Pembelajaran Luring
1. Kegiatan PraPembelajaran
a) Guru menyiapkan RPP, bahan ajar, jadwal dan penugasan
b) Jadwal pembelajaran dan penugasan belajar dikirim melalui kurir atau
diambil oleh orangtua/wali peserta didik sekali seminggu di awal
minggu dan atau disebarkan melalui media komunikasi yang tersedia.
c) Guru memastikan semua peserta didik telah mendapatkan bahan ajar,
lembar jadwal dan penugasan.
d) Guru dan orangtua/wali peserta didik yang bertemu untuk
menyerahkan jadwal dan penugasan diwajibkan melakukan prosedur
keselamatan pencegahan COVID-19.
2. Saat Pembelajaran
a) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali peserta didik sesuai
dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan.
b) Guru dapat melakukan kunjungan kerumah peserta didik untuk
melakukan pengecekan dan pendampingan belajar dengan wajib
melakukan prosedur pencegahan penyebaran COVID19.
c) Berdoa Bersama sebelum dan sesudah belajar.
3. Pasca Pembelajaran

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


129 | P a g e
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian.
b) Orang tua/wali peserta didik memberikan tandatangan pada tiap sesi
belajar yang telah tuntas di lembar pemantauan harian
c) Memberikan tambahan muatan penugasan yaitu Pendidikan
kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemic COVID-19. Selain
itu, menambahkan konten rekreasional dan ajakan melakukan
olahraga/ kegiatan fisik dalam upaya menjaga kesehatan mental dan
fisik peserta didik selamamasa belajar dari rumah.
d) Hasil penugasan dan lembar pemantauan aktivitas harian dikumpulkan
setiap awal minggu sekaligus mengambil jadwal dan penugasan untuk
minggu berikutnya yang dilakukan pengirimannya dapat juga melalui
alat komunikasi atau kurir.

4. Pembelajaran Daring
1. Kegiatan Pra Pelajaran
d) Guru menyiapkan nomor telepon peserta didik atau orang tua/wali
peserta didik dan membuat grup WhatsApp (atau aplikasi komunikasi
lainnya) sebagai media interaksi dan komunikasi
e) Guru melakukan diskusi dengan orang tua/ wali dan peserta didik
untuk memastikan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik
mendukung proses pembelajaran daring
f) Memberikan penjelasan tentang materi, media/ aplikasi yang akan
dipakai pembelajaran daring
g) Guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan kondisi dan akses
pembelajaran daring.

2. Kegiatan saat pembelajaran


a) Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan pastikan peserta didik
dalam kondisi sehat dan siap mengikuti pembelajaran
b) Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pembelajaran
c) Guru menyampaikan materi sesuai dengan metode yang direncanakan

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


130 | P a g e
d) Guru memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk bertanya,
mengemukakan pendapat dan/atau melakukan refleksi
3. Kegiatan pasca pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian.
b) Mengingatkan orang tua/wali pesertadidik atau pesertadidik untuk
mengumpukan foto aktifitas/lembar tugas atau file penugasan
c) Memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas
pesertadidik/lembar refleksi pengalaman belajar
d) Kegiatan penutup diakhiri dengan membaca doa, guru memberikan
informasi kepada peserta didik tentang materi/kompetensi yang
akandipelajari pada pertemuan berikutnya dan memberikan pesan
moral serta informasi tentang pandemic covid 19.

BAB VII
PENUTUP

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


131 | P a g e
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini diharapkan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan belajar mengajar di SD Negeri
032/VIII Pagar Puding Lamo menjadi efektif dan menyenangkan. Di samping itu,
diharapkan para warga sekolah SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo dalam
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini dapat melakukan
evaluasi secara berkelanjutan dan terus menerus. Dokumen tersebut diharapkan sebagai
pembanding kinerja masa lalu dengan yang akan datang.
Permasalahan mendasar yang dihadapi dalam penyusunan kurikulum ini
diantaranya belum meratanya pengetahuan terhadap satuan pendidikan, tenaga pendidik,
dan tenaga kependidikan serta komite tentang penyusunan dan pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Namun demikian SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo selalu mengupayakan
berbagai hal seperti mengikutsertakan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata
pelajaran untuk mengikuti workshop Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan bimbingan secara intensif terhadap tenaga kependidikan dalam penyusunan
Program Pembelajaran, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Demi perbaikan kurikulum SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo untuk masa
mendatang maka direkomendasikan :
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo, Pengawas Sekolah dan
Instansi terkait untuk memperbanyak sosialisasi tentang penyusunan dan
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum 2013.
2. Kiranya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo untuk dapat lebih
sering lagi mengikutsertakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan khususnya
yang ada pada SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo dalam mengikuti
workshoop/diklat/penataran tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2013.

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


132 | P a g e
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Profil sekolah SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo........................


2. Lampiran 2 SK Tim Pengembang Kurikulum SD Negeri 032/VIII Pagar Puding
Lamo tahun 2020/2021..............................................................................................
3. Lampiran 3 deskripsi tugas Tim Pengembang Kurikulum........................................
4. Lampiran 4 jadwal penyusunan kurikulum SD Negeri 032/VIII Pagar Puding
Lamo..........................................................................................................................
5. Lampiran 5 daftar hadir penyusunan kurikulum SD Negeri 032/VIII Pagar Puding
Lamo..........................................................................................................................
6. Lampiran 6 KKM SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo.....................................
7. Lampiran 7 Peraturan Sekolah SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo.................
8. Lampiran 8 Rekomendasi penetapan kurikulum SD Negeri 032/VIII Pagar Puding
Lamo..........................................................................................................................

SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo


vii | P a g e

Anda mungkin juga menyukai