PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertaqwa pada TuhanYang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratif serta bertanggung jawab.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional tersebut peningkatan mutu
pendididikan perlu diupayakan dan diarahkan untuk menigkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi
tantangan global.
Salah satu bentuk peningkatan mutu pendidikan adalah pembaharuan
pengolahan pendidikan yang dilaksanakan secara terarah, terencana, dan
berkesinambungan yaitu berupa inovasi kurikulum yang melahirkan tingkat
satuan pendidikan dimana didalamnya termuat Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan komponen pendukung kurikulum yang lainnya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagimana telah
diubah kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan kurikulum pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah
disusun oleh satuan pendidikan.
Dengan dasar Undang-undang dan Peraturan Pemerintah (PP) di atas, dalam
upaya mendekatkan pendidikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan peserta
didik dan lingkungan, SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo mengembangkan
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
1|Page
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mengacu pada Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh
pemerintah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan.
Gambaran Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Secara rinci di
SDN 032/VIII Pagar Puding Lamo adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kondisi nyata dan ideal SDN 032/VIII Pagar Puding Lamo tahun 2020
No Komponen Kondisi Nyata Kondisi Ideal diharapkan
1. Standar Isi : Seluruh mata pelajaran KKM dijadikan acuan
Kurikulum telah memiliki analisis dalam penetapan
kriteria ketuntasan minimal ketuntasan belajar dan
( KKM) menurut tingkatan kriteria kenaikan kelas
kelas dan mata pelajaran bagi siswa
2. Standar a. Pencapaian nilai UN
kompetensi Bahasa Indonesia 70,5
lulusan b. Pencapaian nilai UN
Matematika 68,8
c. Pencapaian nilai UN IPA
75,2
d. 100% lulusan ujian UN
3. Standar proses a. 85% guru sudah a. 100% guru
melaksanakan proses melaksanakan
pembelajaran sesuai pembelajaran sesuai
pedoman silabus pedoman silabus
b. 80% guru telah b. 100% guru melakukan
melakukan analisis KI analisi KI KD
KD c. 100% guru
c. 85% guru sudah melaksanakan
melaksanakan proses pembelajaran sesuai
pembelajran sesuai pedoman RPP
pedoman RPP d. 100% pelaksanaan
d. 90% sudah terlaksana pemantauan, supervise
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
2|Page
pelaksanaan program dan evalusi
pemantauan, supervise e. 100% pembelajaran
dan evaluasi berbasis lingkungan
e. 50% pembelajaran f. 100% siswa peduli
berbasis lingkungan lingkungan
f. 68% siswa peduli g. 100% pemanfaatan
kebersihan lingkungan perpustakaan untuk
dan berwawasan pembelajaran
lingkungan.
g. 75% pemanfaatan
perpustakaan untuk
pembelajaran
4. Standar a. 5 orang pendidik a. 100% pendidik
pendidik dan berstatus PNS berstatus PNS
tenaga b. 5 orang pendidik b. 100% pendidik
kependidikan berstatus honorer memilki setifikasi
c. 4 orang pendidik c. 100% pendidik
sudah bersertifikasi berkkulaifikasi S1
d. 7 orang pendidik d. 100% pendidik
sudah berkualifikasi mampu menggunakan
minimum Strata 1 IT sebagai sarana
( S1) pembelajaran
e. 80% pendidik mampu
menggunakan IT
sebagai sarana
pembelajaran
f. Tenaga kependidikan
yang dimiliki sekolah :
1. Penjaga sekolah 1
5. Standar sarana a. Rasio jumlah siswa a. Rasio jumlah siswa
dan prasarana dengan rombel dengan dengan rombel dan
jumlah ruang belajar ruang teori sesuai ( 7
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
3|Page
teori belum memadai rombel : 7 ruang tori)
( 7 rombel : 6 ruang b. Rasio jumlah siswa
teori ) dengan rombel sesuai
b. Rasio jumlah siswa dengan aturan ( 1
dengan rombel belum rombel : maksimal 28
memadai (35 siswa : 1 siswa)
rombel) c. Sarana pembuangan
c. Sarana pembuanagn limbah tersedia
limbah organic dan d. Sarana lapanagan
non organic belum olahraga tersedia
memadai
d. Sarana lapanagan
olahraga belaum
memadai
6. Standar a. 85% guru sudah a. 100% guru
penilaian melaksanakan prinsip- melaksanakan
prinsip penilaian prinsip-prinsip
b. 89% guru penilaian
melaksanakan b. 100% guru
pengelolaan hasil melaksanakan
penilaian belajar pengelolaan hasil
c. 90% guru penilaian belajar
melaksanakan program c. 100% guru
remedial dan melaksanakan
pengayaan program remedial dan
pengayaan
7. Standar a. 90% manajemen a. 100% manajemen
pengelolaan kepala sekolah sudah kepala sekolah
memiliki kualifikasi memiliki kualifikasi
dan kompetensi serta dan kompetensi seta
mampu melaksanakan mampu melaksanakan
fungsi-funsi fungsi-fungsi
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
4|Page
manajemen manajemen
b. 90% keterlaksanaan b. 100% pengurus komite
pengurus komite melaksanakn fungsi-
sekolah sudah fungsi dan peran serta
melaksanakan fungsi- tugas pokoknya
fungsi dan peran serta c. 100% pelaporan data
tugas pokoknya informasi dilakukan
c. 90% pelaporan data secara berkala
informasi dilakukan d. 100% jumlah buku
secara berkala dan memadai
berkesinambungan
terlaksana
d. 90% jumlah buku
sudah memadai
8. Standar a. Sumber dana sekolah :
pembiayaan 1. Dana BOS
b. Sekolah menyususn
RKAS seetiap tahun
dan terinci dalam
triwulan atau tahap
c. Laporan triwulan atau
tahap disertai bukti
tertulis (kwitansi, nota
dan faktur) dan hasil
kegiatan serta bukti
setoran pajak
B. DASAR HUKUM
Adapun yang menjadi dasar hokum dalam penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa diubah, terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagimana telah diubah
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.
A. KERANGKA DASAR
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di
masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan
masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
B. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai
dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Struktur Kurikulum Sekolah Dasar merupakan pengorganisasian
kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan muatan
pembelajaran pada setiap Sekolah Dasar.
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas. Kompetensi
Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti,
sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas
yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi
Dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
Tabel 3.3:
Mata Pelajaran SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo (Kelas I s.d. VI)
ALOKASI WAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
I II III IV V VI
KELOMPOK A
KELOMPOK B
Keterangan :
a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi
dengan muatan/konten lokal.
SD NEGERI 032/VIII Pagar Puding Lamo
33 | P a g e
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,
sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta
didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester,
aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
i. Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
j. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib),
usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya
sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
k. Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu
kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
1. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pelajaran.
C. MUATAN KURIKULUM
Tabel 3.6 : Penetapan Beban Belajar Sistem Kredit Semester (SKS) di SD/MI
berdasarkan pada Sistem Paket
Kegiatan Sistem Paket Sistem SKS
Tatap Muka 35 Menit 35 Menit
Penugasan Terstruktur 40% x 35 Menit = 35 Menit
Kegiatan Mandiri 14 Menit 35 Menit
Jumlah 49 Menit 115 Menit
Berdasarkan pada Tabel 3.6 dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk
menetapkan beban belajar 1 sks yaitu dengan formula sebagai berikut:
115
1 sks= =2 Jam Pelajaran
49
Dengan demikian, beban belajar sks untuk SD/MI dengan mengacu pada
rumus tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban belajar
1 sks pada SKS sama dengan beban belajar 2 jam pembelajaran pada Sistem
Paket. Berikut dalam Tabel 3.7 disajikan konversi kedua jenis beban pembelajaran
tersebut.
Tabel 3.7 Konversi Beban Belajar di SD/MI
Sistem Paket SKS
2 Jam Pelajaran 1 sks
4 Jam Pelajaran 2 sks
6 Jam Pelajaran 3 sks
8 Jam Pelajaran 4 sks
Tabel 3.8 : Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan pada SD Negeri
032/VIII Pagar Puding Lamo
Jlh JP Minggu Waktu Jlh jam
Satu JP
SMT Kelas per efektif per pembelajaran persemester
(menit)
minggu TP persemester (@60 mnt)
665 JP
I 35 Menit 30 Jam 19 Minggu 333 Jam
(19.950 mnt)
608 JP
II 35 Menit 32 Jam 19 Minggu 355 Jam
(21.280 mnt)
532 JP
III 35 Menit 34 Jam 19 Minggu 310 Jam
(18.620 mnt)
I
856 JP
IV 35 Menit 36 Jam 19 Minggu 399 Jam
(29.940 mnt)
856 JP
V 35 Menit 36 Jam 19 Minggu 399 Jam
(29.940 mnt)
856 JP
VI 35 Menit 36 Jam 19 Minggu 399 Jam
(29.940 mnt)
E. PANDUAN AKADEMIK
1. Pelaksanaan Program Pembelajaran Saintifik
Kurikulum 2013 merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan negara dalam dunia
pendidikan di Indonesia.
Menurut Majid (2015: 69) menyatakan bahwa pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung
pada informasi searah pada guru.
Komponen-komponen dalam pendekatan saintifik meliputi sebagai berikut:
a) Mengamati, Kegiatan ini bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat
dengan konteks sesuai nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup, mencari
informasi, melihat, mendengar, membaca dan menyimak.
b) Menanya, Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu proses
membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip,
prosedur, hukum dan teori, hingga berfikir metakognitif.
Model KKM terdiri atas lebih dari satu KKM dan satu KKM.
Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari model penetapan
KKM tersebut. Penjelasan rinci kedua model tersebut dipaparan
sebagai berikut.
a. Lebih dari Satu KKM, artinya KKM yang digunakan adalah
berbeda-beda setiap mata pelajaran. Satuan pendidikan dapat
memilih setiap mata pelajaran memiliki KKM yang berbeda.
Satuan pendidikan yang memilih KKM berbeda untuk setiap
mata pelajaran, memiliki konsekuensi munculnya interval nilai
dan predikat yang berbeda-beda.
B. Muatan Lokal
1. Pend. Lingkungan 7 7 7
70 70 70 70 70 70 70 70 70
Hidup 0 0 0
C. Pramuka Baik
Keterangan : P = Pengetahuan
K = Keterampilan
F. KENAIKAN KELAS
Kenaikan kelas diartikan sebagai proses pengambilan keputusan bagi
peserta didik untuk naik atau tidak naik dari suatu tingkat kelas ke tingkat kelas
berikutnya, yang didasarkan pada perolehan kualifikasi dan kompetensi tertentu
sesuai dengan jenjang yang dipersyaratkan dan melalui suatu proses penilaian atau
evaluasi yang komprehensif. Penentuan kriteria kenaikan kelas diatur dengan
mengikuti aturan dari pusat dan juga ditambahkan sendiri oleh sekolah.
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran, ditentukan
dari hasil belajar peserta didik selama dua semester, sesuai dengan kriteria dan
ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan berbagai aspek
yang telah disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan.
Peserta didik SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo Tahun Pelajaran
2020/2021 dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti;
b) Kompetensi inti (Ki), Ki 1 dan Ki 2 menyangkut sikap dan tingkah laku
minimal bernilai Baik (B);
G. KELULUSAN
Kelulusan peserta didik dari SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo
penentuannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah yang sedang berlaku dan
dilakukan melalui Sidang Pleno Dewan Majelis Guru. Setiap tahun kriteria akan
direvisi dan SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo selalu mengikuti
perkembangan tersebut. Oleh karenanya sebelum terbit peraturan yang baru maka
acuan yang dibuat di bawah ini mengacu pada pelaksanaan ujian akhir tahun
pelajaran 2020/2021.
Peserta didik SD Negeri 032/VIII Pagar Puding Lamo dinyatakan lulus dari
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah setelah memenuhi
syarat berikut.
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik;
c) Lulus Ujian Ujian Sekolah (US) atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN);
d) Mengikuti Ujian Nasional untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan;
e) Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah
hari efektif.
Kelima kriteria kelulusan peserta didik harus dipenuhi oleh peserta didik.
Apabila salah satu kriteria tidak terpenuhi, peserta didik dinyatakan tidak lulus.
I. PENUMBUHAN KARAKTER
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada
aspek kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi
yang ada dalam diri peserta didik, dikembangkan melalui pembiasaan sifatsifat
baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik
Pendidikan karakter yang dimaksudkan dalam hal ini merupakan sebuah
proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam
kepribadian seseorang atau peserta didik sehingga menjadi satu dalam kehidupan
orang tersebut. Pendidikan karakter melibatkan pendidikan moral, pendidikan
nilai dan juga agama, artinya pendidikan moral berfungsi sebagai dasar bagi
sebuah pendidikan karakter, berupa keputusan moral individual, yakni apakah ia
akan menjadi manusia yang baik atau yang buruk, berkaitan dengan batin
seseorang, berupa keputusan, pilihan yang bebas dan bertanggung jawab.
Program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) digagas oleh Kemdikbud
sejalan dengan upaya menyukseskan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
yang digagas Presiden Joko Widodo. Dalam hal ini, lembaga yang menjadi
prioritas adalah pendidikan dasar, mulai dari jenjang PAUD, SD, lalu SD.
Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Grakan Literasi
Nasional (GLN) dalam Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skills
(HOTS) mengacu pada penguatan 5 Nilai Utama Karakter, yakni:
19. Religius
Sikap religius mencerminkan keberimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan yang Maha Esa. Beriman dan bertaqwa, menjalankan segala
perintah-Nya, Disiplin beribadah, bersih. Peduli lingkungan, memanfaatkan
i) Prinsip 9 – Terukur
J. PENGEMBANGAN LITERASI
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah gerakan untuk
menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui budaya membaca dan menulis,
sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Gerakan Literasi Sekolah sebagai upaya menyeluruh yang melibatkan
semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua, wali murid, dan
masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Dengan demikian, gerakan
ini membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Tujuan umum Gerakan Literasi Sekolah adalah menumbuhkembangkan
budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang
diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Sedangkan tujuan khusus dari Gerakan Literasi Sekolah adalah sebagai berikut.
K. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian
dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam pendidikan
kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai dan bentuk kerja untuk
mencapai kesuksesan.
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan
sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat
diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di
sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai
suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam
kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang
dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat
diinternalisasikan melalui berbagai aspek.
a. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi dalam Seluruh Mata Pelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di
dalam proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan
pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik
sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam
maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan
pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi
(materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan
peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai
kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan
L. BIMBINGAN KONSELING
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan
kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing
kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal,
yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri,
sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang
kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam
kehidupannya.
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas
manusia Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di
dalam : Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki
pengetahuan dan keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5)
memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi
imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk
senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah
pencapaian tujuan pendidikan tersebut
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal.
Hal ini karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau
kemandirian.
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan bantuan
untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bimbingan dan konseling pribadi, sosial,
belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah secara umum adalah:
a. Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan yang dimaksud agar peserta didik mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai
modal pengembangan diri lebih lanjut.
b. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar peserta
didik mengenal secara obyektif terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial
dan ekonomi, lingkungan budaya yang syarat dengan nilai dan norma-
norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai lingkungan itu
secara positif dan dinamis pula.
c. Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta didik
Azas dan Prinsip Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) pada satuan
pendidikan antara lain :
a. Asas-asas konseling meliputi asas (1) kerahasiaan, (2) Kesukarelaan, (3)
keterbukaan, (4) kekinian, (5) kemandirian, (6) kegiatan, (7) kedinamisan,
(8) keterpaduan, (9) kenormatifan, (10) keahlian, (11) alih tangan dan (12)
tut wuri handayani.
b. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan
yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan
pelaksanaan pelayanan.
M. EKSTRAKURIKULER
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan
dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta
didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap,
kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan
ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan
mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat
sosial yang besar.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan
kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang
lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
Tabel 3.11 : Jenis Pengembangan Diri dan Ekstra Kurikuler SD Negeri 032/VIII
Pagar Puding Lamo
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan
a. Pengembangan Diri dan Ekstra Kurikuler Wajib
1. Pramuka rabu Sore Pembina
b. Pengembangan Diri dan Ekstra Kurikuler Pilihan
2. Keagamaan Selasa Sore Pembina
3. Sains Selasa Sore Pembimbing
4. Olah Raga : Kamis Siang / Sore Pelatih
Atletik
5. Seni : Sabtu Siang / Sore Pelatih
Vokal
Tari
WAKTU BELAJAR
HARI JAM KERJA GURU
PESERTA DIDIK
Senin 07.15 – 12.50 12.50 – 14.25
Selama
Selasa 07.15 – 12.50 12.50 – 14.25
Rabu 07.15 – 12.50 12.50 – 14.25
Kamis 07.15 – 12.50 12.50 – 14.25
Jum’at 07.15 - 10.40 10.40 – 11.45
Sabtu 07.15 - 10.40 10.40 – 13.45
pandemi Covid 19, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan skenario :
- Pembagian shift pagi dan shift siang dengan tidak lebih 18
(delapan belas) peserta didik setiap kelasnya.
- Durasi waktu satu jam pelajaran 20 menit, dengan tidak ada
istirahat.
3) Minggu Tidak Efektif
Jumlah minggu tidak efektif pada SD Negeri 032/VIII Pagar
Puding Lamo untuk Tahun Pelajaran 2020/2021 sebanyak 14 minggu,
yang terdiri dari 7 minggu pada semester ganjil dan 7 minggu pada
semester genap.
4) Kegiatan Tengah Semester
Kegiatan tengah semester direncanakan selama 4 (empat) hari.
Kegiatan tengah semester akan diisi oleh peserta didik untuk
mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS).
SEMESTER I
Minggu
Jumlah Minggu
No Bulan Fakultatif Libur
Miinggu Efektif
Tidak Belajar
1 Juli 2020 5 2 3 -
2 Agustus 2020 4 4 - -
3 September 2020 5 4 - -
4 Oktober 2020 4 4 1 -
5 November 2020 4 4 - -
6 Desember 2020 4 1 2 1
JUMLAH 26 19 6 1
SEMESTER II
Minggu
Jumlah Minggu
No Bulan Fakultatif Libur
Miinggu Efektif
Tidak Belajar
1 Januari 2021 5 5 - -
2 Pebruari 2021 4 4 - -
3 Maret 2021 4 3 1 -
4 April 2021 5 3 2 -
5 Mei 2021 4 2 2 -
6 Juni 2021 4 2 1 1
Jumlah 26 18 6 2
SEMESTER I
1 Juli 5 4 1 2 2 2 3 2 2 13
2 Agustus 4 4 2 4 4 4 3 4 4 23
3 September 5 4 0 4 5 5 4 4 4 26
4 Oktober 4 4 1 4 4 4 4 5 4 26
5 November 4 4 0 5 4 4 4 4 4 25
6 Desember 4 4 7 1 2 2 1 1 1 8
Jumlah 26 24 11 20 21 21 19 20 20 121
SEMESTER II
N Banyak Hari Efektif
Bulan Hari Minggu Libur
o Minggu Sen Sel Rab Kam Jum Sab Jml
1 Januari 4 4 1 4 4 4 4 4 4 24
2 Februari 4 4 1 4 4 4 4 3 4 23
3 Maret 5 4 1 4 4 4 3 4 3 22
4 April 4 4 1 3 3 2 2 2 2 14
5 Mei 4 5 5 3 2 1 2 2 3 13
6 Juni 5 4 1 1 1 2 2 2 2 10
Jumlah 26 25 10 19 18 17 17 17 18 106
c. Jadwal Kegiatan
PERINCIAN KEGIATAN
4. Kalender pendidikan
A. Pengertian Supervisi
Menurut Suharsimi Arikunto, Supervisi adalah melihat bagaimana dari
kegiatan di sekolah yang masih negatif diupayakan menjadi positif, dan melihat
mana yang positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi, yang penting
C. Strategi Supervisi
Secara umum strategi mengandung pergerakan suatu garis-garis besar
haluan atau cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di
tentukan sebelumnya. Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang telah
dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa strategi supervisi pendidikan
adalah cara-cara atau metode khusus untuk memberikan bantuan kepada guru
dalam memperbaiki situasi belajar mengajar.
Adapun strategi dasar yang dapat dilakukan supervisor dalam supervisi
pendidikan meliputi hal-hal berikut:
Meneliti dan mengamati pelaksanaan tugas kepala sekolah atau guru
Menentukan apakah pelaksanaan tugas suatu sekolah baik atau buruk
Memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang sesuai dg harapan supervisor
Memberikan bantuan kepada kepala sekolah atau guru untuk mengadakan
perbaikan pelaksanaan tugasnya
BAB VI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
1. Prinsip Kebijakan
3. Pembelajaran Luring
1. Kegiatan PraPembelajaran
a) Guru menyiapkan RPP, bahan ajar, jadwal dan penugasan
b) Jadwal pembelajaran dan penugasan belajar dikirim melalui kurir atau
diambil oleh orangtua/wali peserta didik sekali seminggu di awal
minggu dan atau disebarkan melalui media komunikasi yang tersedia.
c) Guru memastikan semua peserta didik telah mendapatkan bahan ajar,
lembar jadwal dan penugasan.
d) Guru dan orangtua/wali peserta didik yang bertemu untuk
menyerahkan jadwal dan penugasan diwajibkan melakukan prosedur
keselamatan pencegahan COVID-19.
2. Saat Pembelajaran
a) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali peserta didik sesuai
dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan.
b) Guru dapat melakukan kunjungan kerumah peserta didik untuk
melakukan pengecekan dan pendampingan belajar dengan wajib
melakukan prosedur pencegahan penyebaran COVID19.
c) Berdoa Bersama sebelum dan sesudah belajar.
3. Pasca Pembelajaran
4. Pembelajaran Daring
1. Kegiatan Pra Pelajaran
d) Guru menyiapkan nomor telepon peserta didik atau orang tua/wali
peserta didik dan membuat grup WhatsApp (atau aplikasi komunikasi
lainnya) sebagai media interaksi dan komunikasi
e) Guru melakukan diskusi dengan orang tua/ wali dan peserta didik
untuk memastikan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik
mendukung proses pembelajaran daring
f) Memberikan penjelasan tentang materi, media/ aplikasi yang akan
dipakai pembelajaran daring
g) Guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan kondisi dan akses
pembelajaran daring.
BAB VII
PENUTUP