PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program kerja sekolah dapat diartikan sebagai proses perencanaan terhadap
semua hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan di suatu
sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Penyusunan Program
Kerja Sekolah disesuaikan dengan kondisi sekolah, potensi daerah sekitar, kondisi
sosial budaya masyarakat sekitar, dan juga kebutuhan peserta didik.
B. Dasar Hukum
1
5. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang pelaksanaan Ekstrakurikuler
6. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal
7. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Pramuka
8. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
9. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(K13)
15. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19)
16. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan Ujian
Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
17. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 3 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2021 Tahun Pelajaran
2021/2022.
18. Perda Provinsi Sumatera Barat No. 2 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan
19. Perda Provinsi Sumatera Barat No. 6 Tahun 2020 tentang Adaptasi
Kebiasaan Baru Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease (Covid-19)
20. Pergub No 20. tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di
Provinsi Sumatera Barat.
2
21. Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 719/P/2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus.
22. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
No. 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas untuk Kondisi Khusus.
C. Tujuan
Tujuan umum dari penyusunan Program Kerja Sekolah, antara lain sebagai
berikut.
4. Untuk memberikan gambaran nyata kondisis sekolah saat ini dan satu
tahun yang akan datang.
6. Sebagai bahan kajian bagi pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah
yang bersangkutan.
3
BAB II
ANALISIS RAPOR MUTU
b) Standar Isi
4
c) Standar Proses
5
e) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6
f) Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
7
g) Standar Pengelolaan Pendidikan
h) Standar Pembiayaan
8
B. Kesenjangan,Penyebab Kesenjangan Dan Harapan
No Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan Penyebab Rencana tindak lanjut Ket
kesenjangan
1 Standar Isi Kurikulum
Kurikulum 90% memenuhi SNP Kurikulum 100% Keadaan saat ini Memaksimalkan
(RPP) disusun untuk kelas X, XI memenuhi SNP dan RPP dalam masa pandemi vaksinasi untuk
Dan XII untuk semua mata kelas X, XI dan XII, pembelajaran tatap
pelajaran, RPP yang dilakukan memaksimalkan RPP atau muka
oleh guru belum tercapai secara materi
maksimal karena kondisi
Pandemi
2 Standar Kelulusan
a. Prestasi akademik lulusan Prestasi akademik lulusan Proses PBM belum Memaksimalkan
belum memenuhi standar belum memenuhi standar berjalan secara vaksinasi untuk
nasional rata- rata KKM 76 dan nasional KKM yaitu 90, maksimal pembelajaran tatap
rata- rata UTBK yaitu 72 dan rata- rata UTBK diatas muka
75
b. Siswa yang lulus di SNMPTN Memaksimalkan
15%dan SBMPTN baru Diharapkan lulus di Proses PBM belum vaksinasi untuk
mencapai 20%, dan jalur SNMPTN 35%, di berjalan secara pembelajaran tatap
mandiri baru tercapai 35% SBMPTN 30% dan jalur maksimal muka
mandiri 35%
3 Standar Proses
a. Proses pembelajaran belum Proses pembelajaran Keadaan saat ini Memaksimalkan
memenuhi standar nasional sudah memenuhi standar dalam masa pandemic vaksinasi untuk
pendidikan, yaitu 70% guru pendidikan yaitu 90%. pembelajaran tatap
melakasnakan CTL muka
b. Guru yang menggunakan Sudah 60% guru Perlu pengadaan Memaksimalkan
media IT baru 40% menggunakan IT pelatihan IT pemahiran
9
4. Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan
Pendidik dan tenaga pendidikan Pendidik dan tenaga Keadaan saat ini
memenuhi 90% standar nasional pendidikan memenuhi dalam masa pandemic
pendidikan 95% standar nasional
pendidikan
6. Standar Pengelolaan
80% fungsi pengelolaan sekolah 90% fungsi pengelolaan Kendala keadaan Pemenuhan vaksinasi
memenuhi SNP sekolah memenuhi SNP selama pandemi seluruh masyarakat
sekolah
7. Standar Pengembangan
Pembiayaan
Pembiayaan siswa pertahun Rp. Pembiayaan siswa Keterbatasan Pengusulan
960.000 pertahun baru teracapai pertahun Rp. 2.400.000 kesediaan dana untuk pembiayaan dan
sekitar 50% pertahun baru teracapai sekolah dari satuan pemanfaatan
10
sekitar 95% pendidikan maupun
masyarakat
8. Pengembangan Penilaian
Guru dan sekolah 95% Guru dan sekolah 98% Keadaan saat ini Memaksimalkan
melaksanakan sistim penilaian melaksanakan sistim dalam masa pandemi vaksinasi untuk
sesuai system kurikulum atau penilaian sesuai system pembelajaran tatap
sesuai standar nasionakl kurikulum atau sesuai muka
pendidikan standar nasionakl
pendidikan
11
12
BAB III
RENCANA KEGIATAN
13
6 Uraian Pengembangan Standar Pengelolaan
6.1 Kegiatan Pengembangan Manajemen Sekolah
6.1.1 Penyusunan Visi Dan Misi
6.1.2 Penyusunan Profil Sekolah
14
Sekolah harus menganalisa rapor mutu dan merencanakan program sekolah
dengan memperhatikan rapor mutu tahun 2020 :
i) Standar Kompetensi Lulusan
Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
kompetensi lulusan :
15
Kondisi nyata standar lulusan yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung
adalah menuju SNP 4 sebagai berikut :
1) Kondisi nyata kemampuan lulusan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung pada
dimensi sikap berdasarkan rapor mutu tahun 2020 sudah mendekati
kondisi ideal yaitu menuju SNP 4, terutama pada sikap menjadi pribadi
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berkarakter, dan perilaku
sehat jasmani dan rohani. Perlu peningkatan pada sikap disiplin, jujur,
peduli, percara diri, dan berperilaku sebagai pembelajar sejati sepanjang
hayat.
2) Kondisi nyata kemampuan lulusan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung pada
dimensi pengetahuan sudah menuju SNP 4, walaupun masih perlu
perbaikan pada kemampuan menguasai pengetahuan faktual,
prosedural, konseptual dan metakognitif.
3) Kondisi nyata kemampuan lulusan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung pada
dimensi keterampilan masih dibawah SNP (menuju SNP 4) dan perlu
perbaikan terutama pada keterampilan berpikir dan bertindak secara
kreatif, produktif dan kritis.
j) Standar Isi
16
Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
isi:
Kondisi ideal standar isi SMAN 1 2x11 Enam Lingkung berdasarkan rapor
mutu antara lain :
1) Semua perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan
harus memuat karakteristik kompetensi sikap, pengetahuan,
keterampilan dan menyesuaikan dengan tingkat kompetensi siswa
dan ruang lingkup materi pembelajaran.
2) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai
prosedur dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam
pengembangan kurikulum, mengacu pada kerangka dasar
penyusunan, melewati tahapan operasional pengembangan dan
memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan Pendidikan yang
dikembangkan.
3) Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai dengan ketentuan yaitu
menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur kurikulum
yang berlaku, mengatur beban belajar berdasarkan bentuk
pendalaman materi, menyelenggarakan aspek kurikulum pada
muatan lokal dan melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa.
17
Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar isi
adalah menuju SNP 4 sebagai berikut:
1) Perangkat pembelajaran SMAN 1 2x11 Enam Lingkung masih dibawah
SNP yaitu menuju SNP 3. Perangkat pembelajaran belum sesuai dengan
rumusan kompetensi lulusan terutama penyesuaian dengan tingkat
kompetensi siswa dan penyesuaian dengan ruang lingkup materi
pembelajaran.
2) Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung belum memenuhi standar SNP dan masih menuju SNP 4.
Karena masih belum maksimal melibatkan pemangku kepentingan dalam
pengembangan kurikulum, belum mengacu pada kerangka dasar
penyusunan KTSP. Sementara itu perangkat kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang dikembangkan masih perlu perbaikan.
3) Secara nyata SMAN 1 2x11 Enam Lingkung masih perlu peningkatan
dalam melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan, dari nilai rapor
mutu masih mempunyai nilai dibawah SNP yaitu menuju SNP 3. Perlu
peningkatan yang optimal pada pengaturan beban belajar
berdasarkan bentuk pendalaman materi dan penyelenggaraan aspek
kurikulum pada muatan lokal.
k) Standar Proses
Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
proses:
18
Kondisi ideal SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar proses dilihat
dari aspek :
1) Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan yaitu :
a) Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan
b) Mengarah pada pencapaian kompetensi
c) Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sitematis
d) Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah
19
f) Memberikan pembelajaran terpadu
g) Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya
multi dimensi
h) Melaksanakan pembelajaran menuju pada keterampilan aplikatif
i) Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar
sepanjang hayat
j) Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas
k) Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
siswa
l) Menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa
m) Memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran
n) Menggunakan aneka sumber belajar
o) Mengelola kelas saat menutup pembelajaran
Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar
proses masih dibawah SNP yaitu menuju SNP 4 sebagai berikut :
1) Sekolah belum maksimal dalam merencanakan proses pembelajaran
sesuai dengan ketentuan, hal ini terlihat dari rapor mutu menuju SNP 3.
Kondisi yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah pada
perencanaan proses pembelajaran yang tertuang pada silabus dan RPP
guru. Proses pembelajaran belum mengacu pada silabus yang telah
dikembangkan dan belum mengarah pada pencapaian kompetensi.
20
Disamping itu penyusunan dokumen rencana belum tersusun dengan
lengkap dan sistematis. Kondisi teburuk yaitu belum belum terevaluasi
secara berkala oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
2) Untuk indikator proses pembelajaran dilaksananakan dengan tepat,
kondisi terbaiknya adalah bahwa SMAN 1 2x11 Enam Lingkung sudah
membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai ketentuan.
Secara umum proses pembelajaran sudah dilaksananakan dengan tepat,
mendekati SNP (menuju SNP 4). Masih perlu mendapatkan perhatian
dan perbaikan pada pengelolaan kelas sebelum memulai pembelajaran,
kegiatan mendorong siswa mencari tahu, pembelajaran yang
mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah, melakukan
pembelajaran berbasis kompetensi, dan memberikan pembelajaran
terpadu. Pelaksanaan pembelajaran belum mengarahkan pada
pengembangan jawaban yang kebenarannya multi dimensi. SMAN 1
2x11 Enam Lingkung masih perlu mengembangkan pembelajaran
menuju pada keterampilan aplikatif, menguatamakan pemberdayaan
siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat, menerapkan prinsip bahwa
siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa dan dimana saja adalah
kelas.
3) Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran
belum sesuai dengan SNP (menuju SNP 4). Pengawasn dan penilaian
SMAN 1 2x11 Enam Lingkung belum memanfaatkan hasil penilaian
otentik, belum memaksimalkan supervisi proses pembelajaran kepada
guru dan belum maksimal dalam mengevaluasi proses pembelajaran dan
menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran.
21
Kondisi ideal SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar penilain
pendidikan dilihat dari aspek :
1) Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi
a) Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
b) Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah
22
Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar
penilaian pendidikan masih dibawah SNP yaitu menuju SNP 4 sebagai
berikut:
1) Proses penilaian ranah kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan belum maksimal atau masih dibawah SNP (menuju SNP
3).
2) Masih perlu perbaikan dalam penyusunan teknik penilaian secara
lengkap.
3) Instrumen penilaian masih perlu menyesuaiakan dengan aspek sikap.
4) Penilaian yang dilakukan belum berdasarkan penyelenggaraan
penilaian yang sesuai prosedur.
Kondisi ideal SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar proses dilihat
dari aspek :
1) Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan
a) Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan
b) Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai
ketentuan
c) Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan
pengelolaan sekolah
2) Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan
a) Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap
b) Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan
c) Meningkatkan daya guna pendidik dan tenaga kependidikan
d) Melaksanakan kegiatan evaluasi diri
e) Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta masyarakat serta
lembaga lain yang relevan
23
3) Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan
a) Memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan
Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar
pengelolaan pendidikan masih dibawah SNP yaitu menuju SNP 4 sebagai
berikut:
1) Untuk indikator perencanaan pengelolaan, sekolah sudah memiliki visi
dan misi yang jelas, masih perlu perbaikan dalam mengembangkan
rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai ketentuan.
2) Program pengelolaan sekolah masih perlu perbaikan dalam
pelaksanaan sesuai ketentuan. SMAN 1 2x11 Enam Lingkung sudah
memiliki pedoman pengeloaan sekolah yang lengkap, tapi masih perlu
peningkatan penyelenggaraan kegiatan layanan kesiswaan dan
membangun kemitraan dengan melibatkan peran serta masyarakat
lembaga lain yang relevan. Kondisi terparah berada pada sub indikator
pelaksanaan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran
dengan nilai menuju SNP 2
3) Kepala sekolah sudah menunjukan kinerja yang baik dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan walaupun masih perlu peningkatan
yang optimal dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
4) Pengelolaan sistem informasi manajemen SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung sudah menuju SNP 4, masih perlu perbaikan pada sistem
informasi manajemen sesuai ketentuan.
24
heterogen disertai perhatian yang cukup tinggi akan pendidikan serta iklim
sekolah yang kondusif menyebabkan keinginan masyarakat menyekolahkan
dan mendapatkan pendidikan anaknya ke SMAN 1 2x11 Enam Lingkung.
Ditahun pelajaran 2021 / 2022 penerimaan peserta didik baru melalui PPDB
Online yang di fasilitasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat dan
Kominfo Provinsi. Sekolah ini didukung oleh beberapa Kenagarian di wilayah
kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung dalam pemenuhan kuota peserta didik untuk
dapat melanjutkan Pendidikan di SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung, beberapa
Kenagarian tersebut yang terdiri dari :
1. Kenagarian Sicincin
2. Kenagarian Sungai Asam
3. Kenagarian Lubuk Pandan
4. Kenagarian Kapalo Hilalang
5. Kanagarian Koto Mambang
25
n
1 400 Orang 288 Orang 2016
2 322 Orang 288 Orang 2017
3 400 Orang 324 Orang 2018
4 390 Orang 320 Orang 2019
5 350 orang 277 Orang 2020
Dari data di atas dapat kita lihat kenaikan yang signifikan terhadap minat
dan perhatian orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke SMAN 1 2x
11 Enam Lingkung dan setelah berjalannya proses pembelajaran di
kelas cukup banyak siswa mempunyai kemampuan dan bakat yang
tinggi , baik di bidang akademik maupun non akademik. Dalam hal ini
dapat kita lihat prestasi yang pernah diraih oleh siswa SMAN 1 2 x 11
Enam Lingkung dibidang akademik dan non akademik dengan data
sebagai berikut :
Potensi Akademik
Potensi peserta didik SMA 1 2 x11 Enam Lingkung dalam setiap
lomba ataupun kegiatan olimpiade tingkat Kabupaten dan Propinsi
sering mendapatkan juara, baik juara tiga teratas ataupun juara
harapan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa dan sekolah
dalam mengembangkan mutu Pendidikan di sekolah. Setiap siswa
terus berminat untuk mengikuti baik olimpiade dan lomba-lomba mata
pelajaran tingkat Kabupaten dan Propinsi yang dibuktikan dengan
prestasinya.
26
7 2020 KSN Biologi Tk Prov Kabupaten
Hal ini signifikan dengan hasil kelulusan peserta didik pada perguruan
tinggi tahun 2021 sebagai berikut :
No Jalur Jumlah
1 SNMPTN 8 orang
2 PMDP 1 orang
3 SPAN PTKIN 17 orang
4 SBMPTN 17 orang
27
10 2017 Bintang Sains Finalis Provinsi
Olimpiade Sains
Harapan I
Cendikia ( Fisika )
Olimpiade Sains
11 Harapan II Provinsi
Cendikia (Biologi)
Olimpiade Sains
Juara II
Cendikia (Biologi)
Lomba Silat Univ. Bung
12 Juara II
hatta
Provinsi
Lomba Silat Univ. Bung
13 Juara III
hatta
Olimpiade Sains
14 Juara III Provinsi
(Geografi)
15 Olimpiade PAI (MFQ) Harapan I Provinsi
Lomba Bahasa dan Juara I
16 2018
Budaya Jepang Miss Sakura
Provinsi
Lomba Bahasa dan
17 Juara III
Budaya Jepang ( Tulis )
Lomba Cerdas Cermat
18 Juara III Provinsi
TAP MPR
19 Silat Laga Kls I - O2SN Juara I Provinsi
Silat Seni Tunggal Putra
20 Juara I Provinsi
– O2SN
21 Silat Kls C Putri – O2SN Juara II Provinsi
Lomba Baca Puisi
22 Juara II Provinsi
FL2SN
23 Lomba Basket Putri Juara I Provinsi
28
30 2020 Duta Berbakat Juara II Kabupaten
Jml Yg
No. Mata Pelajaran S1 S2 D 3 Jumlah Ket
Ada
1 Agama 5 5 5
Kewarganegaraa
2 2 2
2 n
3 Bhs. Indonesia 6 6 6
4 Bhs. Inggris 4 4 4
5 Matematika 7 6 1 7
6 Sejarah 4 4 4
7 Kimia 5 4 1 5
8 Biologi 2 1 1 2
9 Fisika 5 5 5
10 Ekonomi 4 2 2 4
11 Geografi 3 3 3
12 Sosiologi 2 2 2
13 Penjas 4 4 4
14 Kesenian 3 3 3
15 TIK 3 3 3
16 Kewirausahaan 0 0 0
17 Bk 3 2 1 3
18 Bhs. Jepang 1 1 1
Jumlah 63 58 5 3 66
29
Kepegawaian
No. Pendidikan Jumlah Ket
PNS NON PNS
1 SD
2 SMP
3 SMA 1 3 4
4 D3 2 2
5 S1 5 5
Jumlah 1 10 11
4. Pembiayaan
30
Sesuai dengan Standar Pembiayaan Pasal 62 dalam Standar Nasional
Pendidikan, pembiayaan sekolah SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terdiri
dari dana - dana dari dalam maupun dari luar :
Komite Sekolah
Dana Operasional dari Pemerintah
Sementara biaya Operasional Sekolah baik untuk tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan terdiri dari gaji, tunjangan (tunjangan daerah) dan
tunjangan sertifikasi, tamsil (tambahan penghasilan bagi guru yang
belum mendapat sertifikasi).
31
mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran
setiap tahun.
2. Dewan Pendidikan
Dewan Pendidikan berperan memantau, mengevaluasi
pelaksanaan kurikulum dan pengembangan kurikulum yang
dilaksanakan setiap tahun. Dewan Pendidikan ini berkedudukan di
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat di Padang.
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat merupakan tempat
berkoordinasi terhadap pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung, dalam hal
memfasilitasi penyusunan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum
yang dilaksanakan oleh tim pengembang kurikulum sekolah.
3. Asosiasi Profesi
Asosiasi profesi yang dimaksud adalah kelompok guru mata
pelajaran se Kabupaten Padang Pariaman/Provinsi Sumatera
Barat yang terwujud dalam bentuk Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). Kegiatan MGMP ini dilaksanakan pada setiap
mata pelajaran pada masing – masing tingkat. Tempat dan waktu
pelaksanaan MGMP ini ditetapkan oleh MGMP masing-masing
mata pelajaran. Pada tahun pelajaran 2020/2021, SMAN 1 2x11
Enam Lingkung biasanya ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan
MGMP mata pelajaran Ekonomi. Sedangkan untuk mata pelajaran
lain dilaksanakan di sekolah negeri yang berkedudukan di
Kabupaten Padang Pariaman.
32
didik karena lingkungannya agak jauh dari jalan utama, sementara
sosial masyarakatnya sangat mendukung untuk memajukan
sekolah dimasa depan, hal ini didukung oleh keindahan,
kerindangan, kesejukan, kebersihan dan kenyamanan, ini juga
dirasakan peserta didik dan warga sekolah lainnya.
5. Alumni
Alumni dari SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung, sangat perhatian
terhadap pembangunan dan pengembangan sekolah. Hal ini
dibuktikan dengan adanya sumbangan - sumbangan alumni untuk
membangun prasarana dan kegiatan yang menunjang motivasi
siswa untuk masuk keperguruan tinggi. Sumbangan pikiran dalam
mendukung sekolah adiwiyata Nasional di tahun 2015.
B. Dasar Hukum
33
6. Permendiknas No. 06 tahun 2007 tentang perubahan Permen No. 24
Tahun 2006
7. Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
8. Permendikbud No. 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Universal
9. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Penyusunan KTSP
10. Permendikbud No.111 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler
11. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang pelaksanaan Ekstrakurikuler
12. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal
13. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
14. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Pramuka
15. Permendikbud No. 20 tahun 2016 tentang SKL
16. Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi dan Permendikbud
No 59 tahun 2014
17. Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
18. Permendikbud No.23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
19. Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Inti dan
KOmpetensi Dasar
20. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
Bagi Siswa Baru
21. Permendikbud No. 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Pada Satuan pendidikan Formal
22. Permendikbud No. 23 tahun 2016 dan Permendiknas no 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian
23. Permendikbud No. 15 Tahun 2018 tentang Beban Belajar Guru, Pengawas
dan Kepala Sekolah
24. Permendikbud No. 36 tentang Srtuktur Kurikulum 2013 SMA dan MA
25. Permendikbud No.37 tahun 2018 tentang KI KD Kurikulum 2013 SD, SMP,
SMA
26. Surat Edaran Mendikbud No. 14 tahun 2019 tentang Penyederhanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
34
27. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19)
28. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan Ujian
Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
29. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 3 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2021 Tahun Pelajaran
2021/2022.
30. Perda Provinsi Sumatera Barat No. 2 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan
31. Perda Provinsi Sumatera Barat No. 6 Tahun 2020 tentang Adaptasi
Kebiasaan Baru Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease (Covid-19)
32. Pergub No 20. tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di
Provinsi Sumatera Barat.
33. Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 719/P/2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus.
34. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
No. 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas untuk Kondisi Khusus.
35
karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip
pendidikan, diantara tujuan penyusunan KTSP dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan, serta
budaya dan karakter bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
- Beragam Dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
a. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
b. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
36
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
c. Menyeluruh dan Berkesinambungan. Substansi kurikulum
mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
d. Belajar Sepanjang Hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
e. Seimbang Antara Kepentingan Nasional Dan Daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
37
tidak dapat melaksanakan kegiatan secara baik. Diantara pedoman
operasional kegiatan sekolah tersebut adalah :
a. Visi, misi dan tujuan sekolah.
b. Muatan kurikulum lokal dan nasional.
c. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.
d. Pelaksanaan gerakan literasi.
e. Kegiatan pengembangan diri (bimbingan
konseling ekstrakurikuler wajib, ekstrakurikuler pilihan).
f. Beban belajar.
g. Peminatan.
h. Ketuntasan belajar.
i. Penilaian pembelajaran (sikap, pengetahuan
dan keterampilan)
j. Kenaikan kelas.
k. Kelulusan.
l. Kalender pendidikan (awal tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu libur sekolah nasional, keagamaan).
38
- Peringkat kelas yang diperoleh melalui nilai rapor.
- Lomba mata pelajaran melalui kegiatan olimpiade sains tingkat
kabupaten maupun tingkat provinsi, nasional.
- Memperoleh keberhasilan dalam ujian sekolah pada tahun
berjalan dengan nilai terbaik.
- Diterima di perguruan tinggi sesuai dengan minat dan keinginan
peserta didik.
39
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Visi Sekolah
1. Rumusan Visi
Sekolah merupakan lembaga satuan pendidikan yang penting dalam
mendidik dan mengajari ilmu pengetahuan dan akhlak budi pekerti luhur
masing – masing peserta didik agar menghasilkan peserta didik yang
berilmu pengetahuan yang tinggi dan berakhlak mulia. Sekolah sebagai
salah satu satuan pendidikan memberikan dan membimbing sikap atau
karakter agar sekolah dipercaya oleh masyarakat sekitar terutama pada
daerah Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. SMA Negeri
1 2 x11 Enam Lingkung dalam menentukan visi kedepan serta memajukan
sekolah yang baik dimata masyarakat dalam pengelolaannya perlu
melibatkan semua unsur yang terkait diantaranya :
a. Pemerintah mempunyai peranan penting dalam sektor pendidikan
terutama pada sekolah tingkat menengah atas, majunya pendidikan
dengan dukungan dari pemerintah demi mewujudkan pendidikan kearah
yang lebih baik
b. Elemen masyarakat sekitar, yang terkait dari unsur masyarakat yaitu
tingkat kepercayaan masyarakat untuk memberikan dukungan dan
menyekolahkan anaknya ke SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung,
terutama pendidikan yang bermutu dan berkarakter.
c. Kepala Sekolah, Pimpinan sekolah dalam sebagai penanggungjawab
dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan motivasi dan
semangat serta mempunyai komitmen terhadap warga sekolah
bagaimana caranya untuk memajukan sekolah dalam rangka mencapai
peserta didik dan mutu pendidikan berkualitas dari hasil pendidikan
tersebut.
d. Guru/Pendidikan, guru sebagai pelaksana pendidikan dalam
memfasilitasi pembelajaran harus mengacu kepada tujuan pendidikan
dan berorientasi pada potensi dan perkembangannya serta kebutuhan
40
dan kepentingan peserta didik agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang baik.
e. Komite Sekolah/Mitra Sekolah, Komite Sekolah merupakan pewakilan
dari orang tua murid yang dipilih melalui rapat wali murid. Komite
mempunyai peranan penting dalam wujud dukungan masyarakat
terhadap sekolah dalam menjaga mutu pendidikan supaya lancar serta
kebijakan sekolah yang ditetapkan dapat terlaksana dengan adanya
persetujuan komite.
f. Peserta Didik, merupakan warga sekolah yang mempunyai peranan
penting keberadaanya pada satuan pendidikan dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Peserta didik diberikan ilmu
pengetahuan dan akhak mulia agar dapat tercipta generasi muda yang
mempunyai sikap dan pengetahuan yang berkarakter baik. Sekolah
diberikan tantangan dalam hal untuk menjawab perkembangan zaman
supaya bisa mewujudkan mutu pendidikan melalui peserta didik yang
berkualitas baik secara nasional ataupun internasional.
41
unsur sekolah yang terlibat dalam membawa gerak dan langkah sekolah
yang lebih baik di masa yang akan datang.
Indikator dari visi tersebut yaitu :
- Beriman.
- Cerdas.
- Mandiri.
- Kompetitif.
- Berbudaya.
- berwawasan lingkungan.
42
sejumlah indikator atau rumusan tujuan SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung
sebagai berikut :
1. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatnya prestasi belajar peserta didik baik akademik maupun non
akademik
3. Meningkatnya perolehan rata-rata ujian sekolah (rata - rata minimal 76
untuk tahun 2022)
4. Meningkatnya persentase kelulusan dan diterima pada Perguruan Tinggi
favorit untuk tahun 2021/2022 prestasi kelulusan 100 % dan diterima
diperguruan tinggi sebanyak 75 %
5. Meningkatnya disiplin dan kinerja personal sekolah
6. Meningkatnya pembelajaran yang berkwalitas
7. Meningkatnya lulusan yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan
masyarakat
8. Meningkatnya kegiatan ekstrakurikuler secara bervariasi
9. Meningkatkan kegiatan seni dan budaya dalam bentuk pergelaran seni
10. Meningkatkan prestasi siswa dalam mengikuti lomba baik pada tingkat
kabupaten maupun di tingkat provinsi.
11. Meningkatnya prestasi kerja yang dilandasi dengan semangat keteladanan
12. Meningkatnya kepedulian warga sekolah terhadap kebersihan lingkungan
13. Meningkatnya kepedulian warga sekolah terhadap kerindangan lingkungan
14. Meningkatnya kepedulian warga sekolah terhadap keindahan lingkungan
15. Meningkatnya kepedulian warga sekolah terhadap ketertiban dan
keamanan lingkungan
16. Meningkatnya hubungan yang lebih baik sesama warga sekolah, komite,
masyarakat dan pemerintah.
43
BAB III
KERANGKA DASAR STRUKTUR MUATAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. Kerangka Dasar
Berdasarkan Permendikbud No. 36 tahun 2018 tentang struktur kurikulum
mempunyai landasan sebagai berikut :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan
selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
44
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar
yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa
depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan
akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama
disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
45
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
2. Landasan Sosiologis
Perkembangan era revolusi industri 4.0 berdampak terhadap berbagai
bidang, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan dalam bertransformasi
tentunya tidak berdiri sendiri. Pendidikan diharapkan dapat menjawab
segala tantangan, dimana harus memenuhi kebutuhan masyarakat
penggunanya dan harus mampu mempersiapkan masyarakat dalam
kehidupan yang sesungguhnya. Pendidikan harus mampu memberikan
serangkaian aktivitas dan kegiatan yang diorganisasikan untuk memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik yang dinamakan dengan
kurikulum yang mampu menjawab tantangan tersebut. Kurikulum yang
ditawarkan harus mampu menjawab kompleksitas tantangan ke depan.
Kompleksitas sebagai konsekuensi dari masyarakat yang selalu ingin
berkembang dan juga laju perkembangan teknologi yang menuntut
masyarakat untuk selalu dinamis. Output kurikulum yaitu generasi peserta
didik yang cemerlang di masa depan menjadi mutlak adanya. Permasalahan
pendidikan yang semakin menantang terutama berkaitan dengan masalah
nilai sosial yang akhir-akhir ini kita rasakan semakin tereduksi dengan
kebebasan media. Maka adalah hal penting untuk mempertimbangkan
aspek sosial dalam pengembangan kurikulum. Sebagaimana pengertian
sosiologis yang diutarakan. Seyogyanya aspek sosiologis menjadi sebuah
landasan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum agar
manusia yang dihasilkan oleh kurikulum melalui pendidikan itu tidak salah
pegangan dan dapat membangun masyarakatnya. Karena sejatinya peserta
didik dididik oleh pendidikan untuk disiapkan kembali ke masyarakatnya.
Sekaligus mengembangkan nilai-nilai yang ada dimasyarakatnya sehingga
bisa survive atau bahkan meningkatkan kualitas hidup
masyarakatnya.Sehingga penting pada nantinya peserta didik besar dalam
nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat sekaligus akan tampil sebagai
contoh sosial bagi lingkungannya. Sehingga sosiologis perlu menjadi
46
landasan dalam pengembangan kurikulum. Landasan sosiologis
pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari
sosiologis yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Landasan ini didasari bahwa pendidikan adalah proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Landasan sosiologis penting
adanya dalam pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum
pada prinsipnya pendidikan harus mencerminkan keinginan, cita-cita
tertentu dan kebutuhan masyarakat. Karena itu sudah sewajarnya kalau
pendidikan memerhatikan aspirasi masyarakat, dan pendidikan mesti
memberi jawaban atas tekanan - tekanan yang datang.
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi
prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah
atas khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMA yang
selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan
yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan
masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
otentik. Dengan demikian kurikulum mencerminkan muatan pengetahuan
sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses
pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
47
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal kurikulum
yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluasluasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
5. Landasan Yuridis
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah disusun dengan
dasar hukumnya antara lain :
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
secara yuridis diamanatkan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
c. Peraturan Menteri (Permen) No 23, 24 tentang
Standar Isi dan Standar Kelulusan dalam KTSP.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
atau Permendikbud No 61 tahun 2014 tentang Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
B. Sruktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
Berdasarkan Permendikbud No. 36 tahun 2018 tentang struktur kurikulum
dinyatakan bahwa Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMA/MA
pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas.
48
Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar
antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang
sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMA/MA dapat dilihat pada
Tabel berikut.
49
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
INTI INTI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan secara efektif
alam serta dalam alam serta dalam dengan lingkungan
menempatkan diri menempatkan diri sosial dan alam
sebagai cerminan sebagai cerminan serta dalam
bangsa dalam bangsa dalam menempatkan diri
pergaulan dunia. pergaulan dunia sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, 3. Memahami, 3. Memahami,
menerapkan, menerapkan, dan menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi
konseptual, prosedural konseptual, pengetahuan faktual,
berdasarkan rasa prosedural, dan konseptual,
ingintahunya tentang metakognitif prosedural, dan
ilmu pengetahuan, berdasarkan rasa ingin metakognitif
teknologi, seni, tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa
budaya, dan pengetahuan, ingin tahunya tentang
humaniora dengan teknologi, seni, ilmu pengetahuan,
wawasan budaya, dan teknologi, seni,
kemanusiaan, humaniora dengan budaya, dan
kebangsaan, wawasan humaniora dengan
kenegaraan, dan kemanusiaan, wawasan
peradaban terkait kebangsaan, kemanusiaan,
penyebab fenomena kenegaraan, dan kebangsaan,
dan kejadian, serta peradaban terkait kenegaraan, dan
menerapkan penyebab fenomena peradaban terkait
pengetahuan dan kejadian, serta penyebab fenomena
prosedural pada menerapkan dan kejadian, serta
bidang kajian yang pengetahuan menerapkan
spesifik sesuai dengan prosedural pada pengetahuan
bakat dan minatnya bidang kajian yang prosedural pada
untuk memecahkan spesifik sesuai dengan bidang kajian yang
masalah bakat dan minatnya spesifik sesuai
50
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
INTI INTI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
untuk memecahkan dengan bakat dan
masalah minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan
ranah konkret dan ranah konkret dan mencipta dalam
ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait ranah konkret dan
dengan dengan ranah abstrak terkait
pengembangan dari pengembangan dari dengan
yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di pengembangan dari
sekolah secara sekolah secara yang dipelajarinya di
mandiri, dan mampu mandiri, bertindak sekolah secara
menggunakan metoda secara efektif dan mandiri serta
sesuai kaidah kreatif, serta mampu bertindak secara
keilmuan menggunakan metoda efektif dan kreatif,
sesuai kaidah dan mampu
keilmuan menggunakan
metoda sesuai kaidah
keilmuan
51
pertimbangan pengembangan sebuah kurikulum. Pengembangan
Kurikulum 2013 mempertimbangkan aspek berikut sesuai dengan Tujuan
Kurikulum 2013:
1) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Tantangan
internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
2) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
3) Tuntutan
kompetensi abad ke-21
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan hal
berikut, yaitu tuntutan kompetensi abad ke-21, pencapaian kompetensi
berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills), penciptaan kesempatan
kerja, peserta didik, dan dasar-dasar dan aspek akademik tentang
kurikulum.
Dasar Hukum
Dasar hukum yang mengatur tentang muatan kurikulum nasioanal
adalah:
1) Permendikbud No. 36 tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Mendikbud No. 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA
2) Permendikbud No. 37 tahun 2018 tentang Perubahan atas
Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
52
3) Peraturan Pemerintah No. 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan
b. Daftar Mata Pelajaran
Pada tahun pelajaran 2021 / 2022 ini SMA Negeri 1 2 x 11 Enam
Lingkung melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
Kuruikulum 2013 pada seluruh tingkat. Karena menggunakan kurikulum
2013 maka sekolah menyusun stuktur kurikulumnya sesuai dengan
ketentuan struktur kurikulum 2013 bagi SMA. Adapun uraian kelompok
pelajaran adalah sebagai berikut:
X IPA X IPS
53
X IPA X IPS
Jumlah
54
XI IPA XI IPS
3. Prakarya dan Kewirausahaan 3. Prakarya dan Kewirausahaan
Kelompok C (peminatan akademik) Kelompok C (peminatan
akademik)
1. Matematika 1. Geografi
2. Biologi 2. Sejarah
3. Fisika 3. Sosiologi
4. Kimia 4. Ekonomi
Lintas Minat Lintas Minat
1 Lintas Minat 1 1. Lintas Minat 1
55
Untuk Peserta didik di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung kelas XII
kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (XII
IPA) dan kelompok peminatan Ilmu Ilmu Sosial (XII IPS) mengikuti
lintas minat kelas XI yaitu Ekonomi untuk kelas XI IPA 1 dan 2,
Geografi untuk kelas XI IPA 3 dan 4, Sosiologi untuk kelas XI IPA 5,
Ekonomi untuk kelas XI IPA 1 dan 2, Geografi untuk kelas XI IPA 3 dan
4 dan Sosiologi untuk kelas XI IPA 5.
Kelas X IPA
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Matematika 3
.
11 Biologi 3
.
12 Fisika 3
.
13 Kimia 3
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 1 3
.
15 Lintas minat 2 3
.
Kelas X IPS
MATA PELAJARAN ALOKASI
56
WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Geografi 3
.
11 Sejarah 3
.
12 Sosiologi 3
.
13 Ekonomi 3
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas minat 1 3
.
15 Lintas minat 2 3
.
Kelas XI IPA
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Matematika 4
.
11 Biologi 4
57
.
12 Fisika 4
.
13 Kimia 4
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 4
.
Kelas XI IPS
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Geografi 4
.
11 Sejarah 4
.
12 Sosiologi 4
.
13 Ekonomi 4
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 4
.
58
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Matematika 4
.
11 Biologi 4
.
12 Fisika 4
.
13 Kimia 4
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 4
.
59
d. Jumlah jam tatap muka per minggu
Kelompok A ( umum )
1. Pendidikan Agama dan 3 3 3
Budi Pekerti
2.Pendidikan Pancasila 2 2 2
dan Kewarganegaraan
3. Bahasa 4 4 4
Indonesia
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah 2 2 2
Indonesia
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Jumlah kelompok A 1 1 1
7 7 7
Kelompok B (umum)
1. Seni Budaya 2 2 2
2. Pendidikan 3 3 3
jasmani, Olahraga
dan kesehatan
3. Prakarya dan 2 2 2
Kewirausahaan
Jumlah kelompok B 7 7 7
Kelompok C (peminatan
akademik)
Matematika 3 4 4
Biologi 3 4 4
Fisika 3 4 4
Kimia 3 4 4
Lintas Minat
Lintas minat 1 3 4 4
Lintas minat 2 3
Jumlah kelompok C 18 20 20
Jumlah total jam tatap muka 42 44 44
per minggu
60
Muatan Lokal merupakan kegiatan pembelajaran akademik yang
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi keunggulan daerah. Keunggulan daerah yang materinya dapat
diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang ada, sehingga harus dari mata
pelajaran tersendiri. Subtansi dan muatan lokal ditentukan sendiri oleh
satuan pendidikan, muatan lokal yang dikembangkan di SMAN 1 2 x 11
Enam Lingkung mengacu kepada bidang keagamaan dan keterampilan
siswa. Dimana pada bidang keagamaan sesuai dengan budaya daerah
tentang Pendidikan Al-Quran diintegrasikan. Sementara dibidang lainnya
yaitu Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan telah menetapkan peraturan baru tentang muatan lokal pada
kurikulum 2013 yang dituangkan dalam Permendikbud Nomor 79 tahun
2014. Permendikbud ini mengatur mata pelajaran pada satuan pendidikan
yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan
lokal. Maksud dari muatan lokal (mulok) ini untuk membentuk pemahaman
peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya.
Mulok dikembangkan atas prinsip kesesuaian dengan perkembangan
peserta didik, keutuhan kompetensi, fleksibelitas dan kebermamfaatan
untuk kepentingan nasional dalam menghadapi tantangan global.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum
yang merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat,
sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah
lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah
yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal
mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.
Muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki
wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan
nasional.
61
Ditambah dengan kuatnya arus globalisasi dan modernisasi serta
perkembangan teknologi saat ini, kita dihadapkan dengan berkembangnya
paham neoliberalisme dan sekulerisme yang memberikan akses bagi
generasi muda untuk bebas menganut aliran apapun, bebas
berkomunikasi, bebas berpendapat dan bebas Maka dengan adanya
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal merupakan solusi
terbaik untuk meminimalisir terjadinya situasi yang semakin buruk, Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatra Barat menerapkan pembelajaran mulok
dengan mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau pada semua mata pelajaran di kelas. Sedangkan
pelaksanaan muatan lokal itu sendiri diserahkan pada masing-masing
sekolah. Keterlibatan SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung tidak terlepas
dari peran lembaga, mendidik generasi muda yang akan meneruskan dan
melanjutkan kehidupan bangsa ini dengan manusia yang berkarakter
sesuai dengan kepridadian bangsa Indonesia.
Jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 2 x 11
Enam Lingkung pada tahun pelajaran 2021 / 2022 ini adalah :
Mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
pada semua mata pelajaran di kelas pada semua tingkat (kelas X, XI, dan
XII). Pengintegrasian materi mulok diberlakukan padakompetensi dasar
pada setiap mata pelajaran yang memungkinkan dan memiliki kandungan
nilai karakter baik pada pendidikan Al-Quran maupun Budaya Alam
Minangkabau. Muatan lokal (Pendidikan Al-Quran dan Budaya
Minangkabau) diintegrasikan kedalam mata pelajaran baik program IPA
ataupun IPS.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung, melalui seluruh
mata pelajaran dengan kompetensi yang sesuai diantaranya :
Kelas X
Bahasa Jepang ( KD : Salam Sapaan )
62
BK TIK ( KD : Manajemen File, Perangkat Lunak Pengolah Kata )
Bahasa Inggris ( KD : Recount )
Penjas ( KD : Permainan Bola Takraw )
Bahasa Indonesia ( KD : Teks Eksposisi )
Fisika ( KD : Hakikat Ilmu Fisika )
Geografi ( KD : Dasar Geografi )
Sosiologi ( KD : Nilai dan Norma Sosial )
Seni Budaya ( KD : Musik Tradisional Indonesia )
Matematika ( KD : Grafik Fungsi )
Kelas XI
Pendidikan Agama Islam ( KD : Berlomba – lomba dalam
kebaikan )
Biologi ( KD : Sistem Gerak )
Fisika ( KD : Benda Tegak )
Penjas ( KD : Silat )
PKN ( KD : Hak Asasi Manusia )
Sejarah ( KD : Proklamasi )
Bahasa Indonesia ( KD : Biografi )
Ekonomi ( KD : Pendapatan Nasional )
Seni Budaya ( KD : Musik Barat )
Kelas XII
Ekonomi ( KD : Akutansi sebagai suatu informasi )
Pendidikan Agama Islam ( KD : Musyawarah Dalam Al-Quran )
Fisika ( KD : Listrik Statis )
Kimia ( KD : Sifat Koligatif Larutan )
Penjas ( KD : Atletik )
SeniBudaya ( KD : Musik Kreasi )
Matematika ( KD : Limit )
63
Pelaksanaan muatan lokal diintegrasikan kedalam mata pelajaran
dan dibimbing oleh guru bidang studi. Guru bidang studi memberikan
pembelajaran kepada siswa melalui sebuah modul pembelajaran yang
interaktif yang memuat nilai – nilai religius dan budaya, adat istiadat pada
daerah dan lingkungan sekitar sekolah. Selain dari pengintegrasian muatan
lokal dan budaya daerah, sekolah menyarankan kepada guru mata
pelajaran agar sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan
hendaklah memberikan pesan moral terhadap siswa yang bernuansa
religius dan budaya, sehingga siswa dapat mengerjakan dan
mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari baik dilingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat berbangsa dan bernegara.
64
dinikmati oleh guru dan juga siswa yang bersangkutan. Hasil karya siswa
yang bermanfaat :
Alas Meja Strimin atau sulam
Tas Jinjing daur ulang
Alas Kaki daur ulang
Hp bekas dibuat robot
Pipet didaur ulang
Plastik bekas daur ulang
66
dinamakan dengan Silek. Ada beberapa aliran Pencak Silat di
Minangkabau, diantaranya :
1. SilekTuo
2. Silek Kumanggo
3. Silek Harimau
4. Silek Lintau
5. Silek Sitaralak
6. Silek Pauah
7. Silek Sungai Patai
8. Silek Luncua
Selain Pencak Silat yang ada diatas, ada beberapa daerah di Sumatera
Barat yang menjadikan Pencak Silat ini sebagai pertunjukan seni
diantaranya Silek Lanyah dari Padang Panjang, Silek Lacah dari Limo
Puluah Kota. Silek Lanyah maupun Silek Lacah merupakan seni beladiri
yang biasanya diadakan setelah panen sawah. Gerakan yang diperagakan
dalam silek ini merupakan turunan dari gerakan silat yang ada di
Minangkabau.
SMAN 1 2x11 Enam Lingkung pun memiliki Silat yang diadakan disawah.
Nama silat tersebut adalah “SILEK LUNAU”. Lunau dalam artiannya adalah
lumpur. Silek Lunau yang ada di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terinspirasi
dari Silek Lanyah dan Silek Lacah. Silek Lunau hanya diadakan ketika ada
acara atau menyambut tamu disekolah dan dilakukan ketika sawah sudah
terairi atau setelah panen dan mau bercocok tanam.
Silek lunau selama ini telah ditampilkan diberbagai acara, diantaranya :
1. Lomba Photography dengan tema Silek Lunau
2. Photoshoot dengan salah satu model
3. Pengambilan video dengan salah satu Influencer, traveller, blogger
dan host Tv. Jadwal Kegiatan dilakukan pada hari Selasa, Rabu dan
Jumat pada Jam 16.00 Sore dan bertempat dalam Lingkungan
Sekolah SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung.
67
5. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
68
ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi
Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan
pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan
PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan
yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.
a. Religius
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
b. Nasionalis
69
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah
air,rela berkorban, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku,dan agama
c. Mandiri
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting,
daya juang, profesional, kreatif, inovatif, disiplin,tangguh,keberanian,rasa ingin
tahu dan menghargai prestasi dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong
e. Integritas
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif
terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran.
70
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,anti
korupsi,cinta pada kebenaran dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang
berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai
utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah perlu
mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun
universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan
agama dan keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan
antarmanusia sebagai kelompok, masyarakat, maupun bangsa.
Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai nilai religius dimaksud
melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian,
gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama nasionalis
dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh
bersama nilai-nilai lainnya.
Keempat pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
Adapun uraiannya sebagai berikut :
a. Pendidikan karakter berbasis kelas
Pendidikan karakter diintegrasikan kedalam proses secara tematik dan
terintegrasi dalam mata pelajaran sesuai isi kurikulum. Setiap guru mata
pelajaran mengaplikasikan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran.
71
Dalam proses pembelajaran pendidik melatih peserta didik untuk menggali
ilmu pengetahuan dengan gigih dan kerja keras.
72
Maulid Nabi Muhammad SAW, Peringatan HUT RI, Hari pahlawan, dll
Pelaksanaan upacara bendera secara rutin setiap pagi hari senin.
Pelaksanaan kultum secara rutin setiap hari jumat dan jumat bersih di
jumat terakhir tiap bulan.
73
karakter anak, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat; seperti masyarakat
sosial, fisik maupun lingkungan alam.
Interaksi yang baik antara anak dengan lingkungan sekitar (luar)
akan melahirkan kedekatan dan penghayatan terhadap kenyataan hidup.
Penghayatan inilah yang membentuk cara pandang anak terhadap
kehidupan. Cara pandang mengenai kehidupan akan mencerminkan
karakter anak. Program pendidikan karakter yang baik sudah seharusnya
dilakukan dengan perencanaan yang matang agar dalam pelaksanaanya
dapat berjalan baik, serta dapat mengurangi dampak dari faktor
penghambat yang ada dalam pelaksanaan.
Perencanaan adalah proses manajerial dalam menentukan apa yang
akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, tujuan yang akan dicapai
dan program kerja untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan perencanaan adalah sebuah proses yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu. Dan di dalam perencanaan terdapat sebuah
proses yang perlu dilaksanakan agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan
baik.
Pendidikan karakter merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengajarkan dan memberikan karakter nilai-nilai budi pekerti luhur dan
sesuai dengan norma bangsa dan Negara. Menyelenggarakan pendidikan
karakter di sekolah adalah tugas semua guru bukan hanya guru agama
saja melainkan seluruh guru. Guru membutuhkan keterampilan pedagogis
untuk melakukan pendidikan karakter dan mereka membutuhkan disposisi
untuk berkomitmen menyediakan iklim kepedulian sebagai praktik
pengajaran. Oleh sebab itu guru mempunyai peran implementasi
pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.
Seorang guru perlu merencanakan setiap proses dalam
pembelajaran. Seorang guru yang efektif dituntut memiliki tiga area
keahlian, yaitu perencanaan, manajemen dan pengajaran. Perencanaan
yang dimaksud adalah penciptaan kondisi kesiapan aktivitas kelas, berupa
satuan acara pembelajaran, media, dan sumber pembelajaran serta
pengorganisasian lingkungan belajar. Mengingat begitu pentingnya
pendidikan karakter maka Sekolah juga menerapkan dan merencanakan
74
beberapa program demi mengimplementasikan pendidikan karakter
tersebut.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya pada wawancara bahwa
perencanaan pendidikan karakter di Sekolah Indonesia termuat dan
berpedoman pada motto sekolah yaitu “Seayun selangkah menggali
potensi meraih prestasi”, kurikulum serta rencana pembelajaran, serta
kegiatan diluar pembelajaran seperti program rutin sekolah maupun
program ektrakulikuler. Perencanaan program pendidikan karakter di
Indonesia dilakukan dengan mengembangkan nilai yang diambil dari motto
sekolah yaitu santun, integritas, kerjasama, dan kompetisi (SIKK), dengan
berpedoman pada hal ini kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas khususnya dapat dilakssanakan sesuai dengan tujuan sekolah.
Perencanaan yang dilakukan di sekolah dimulai dan di sosialisasikan
kepada orang tua pada awal semester pertama, sebagai bentuk
transparansi dan tanggung jawab sekolah kepada siswa yang ada. Hal ini
menunjukan bahwa sekolah Indonesia sudah melaksanakan perencanaan
program pendidikan karakter dengan memiliki pedoman-pedoman yang
sudah di paparkan, mendukung dengan pendapat bahwa perencanaan
dalam pelaksanaan progam pendidikan karakter perlu dilaksanakan agar
terciptanya lingkungan yang sesuai dengan rencana.
Untuk mendukung kegiatan ini, pendidikan karakter perlu
dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Sekolah merencakan dan
menyusun kegiatan-kegiatan dan menanamkan nilai karakter di dalam nya.
Perencanaan tersebut dilakukan oleh kepala sekolah, pendidik dan tenaga
kependidikan. Sekolah membuat dan merencanakan kegiatan-kegiatan
yang menanamkan nilai karakter seperti pembiasaan 7S (senyum, sapa,
salam, sopan, santun, sabar, syukur) dan 7K (ketertiban, keindahan,
kebersihan, keamanan, kekeluargaan, kerindangan, kedisiplinan), IMTAQ
setiap jumat, lomba kebersihan dan keindahan kelas dan lain-lain dalam
rangka menanamkan nilai karakter bagi para siswa sebagaimana ini sesuai
dengan hasil observasi serta pada hasil wawancara dalam hal ini
membahas tentang program pendidikan karakter yang ada di sekolah.
75
Dalam hal pembelajaran di dalam kelas, nilai santun, integritas,
kerjasama, dan kompetisi (SIKK) dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran
dengan berpedoman pada tema harian, seperti senin nasionalisme, maka
pada saat sebelum pembelajaran di adakan menyanyikan lagu daerah atau
mengamalkan pancasila. Sedangkan dalam perencanaan kegiatan, sekolah
memiliki bagian-bagian yang memiliki tanggung jawab sendiri dalam
mengawasi program pendidikan karakter di sekolah. Oleh karena itu dalam
hal perencanaan program sekolah , di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung sudah
berjalan dengan baik.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa penanaman
pendidikan karakter di sekolah bukan hanya tugas guru agama saja
melainkan semua guru memiliki peran penting untuk
mengimplementasikannya, serta dalam program yang direncanakan perlu
ada pedoman pelaksanaannya. Dalam hal ini penanaman nilai karakter
berpedoman pada motto sekolah , tema harian dan kurikulum yang berlaku.
Pendidikan karakter perlu dilaksanakan pada lingkungan yang kondusif,
sehingga dapat mengembangkan karakter anak yang lebih baik.
76
Dengan adanya perpustakaan sekolah peserta didik dapat
memanfaatkan buku - buku baik untu referensi pembelajaran juga
dapat menambah pengetahuan peserta didik. Kegiatan literasi sekolah
dapat juga menimbulkan minat baca serta mengaktifkan kembali
perpustakaan sebagai wadah ilmu pengetahuan yang baik bagi peserta
didik.
c. Lingkungan Akademik
Adanya program literasi sekolah yang dilakukan warga sekolah terdiri
dari beberapa tahapan guna mencapai tujuan gerakan literasi ini.
Diantaranya:
1. Tahap Pengembangan gerakan literasi di SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung dimulai dengan membaca buku 15 menit sebelum jam
pelajaran dimulai, kegiatan ini hendaknya dapat mengubah
kebiasaan peserta didik untuk lebih mencintai buku, sehingga
mereka akan lebih senang mambaca buku/informasi bermanfaat di
77
saat senggang yang mereka miliki. Kegiatan ini juga hendaknya
dapat ditularkan ke lingkungan tempat tinggal mereka, sehingga
mereka akan menjadikan kosong buku sebagai prioritas utama
dalam kegiatan apapun. Menggalakkan hal yang seperti ini tentu
tidaklah mudah karena harus mengubah stigma serta cara berpikir
mereka, karena peserta didik selama ini masih jauh dari kebiasaan
cinta baca.
2. Tahapan pengembangan selanjutanya berasal dari Perpustakaan
Sekolah. Adanya gerakan literasi sekolah ini, peserta didik
hendaknya dituntut lebih giat dan menjadikan kunjungan ke
perpustakaan sekolah sebagai agenda rutin. Mereka dapat
memanfaatkan koleksi yang ada perpustakaan sekolah, dengan
adanya gerakan literasi sekolah, siswa akan terbiasa lebih giat
membaca dan meminjam koleksi yang ada diperpustakaan sekolah.
3. Tahapan Pengembangan selanjutnya adalah membentuk sebuah
tim yang terdiri peserta didik untuk membuat karya-karya baik
sastra maupun ilmiah. Karya yang mereka hasilkan akan dipajang
dimading sekolah. Pembentukan tim ini juga tidaklah mudah,
karena harus mengetahui siswa-siswa yang mau ikut andil untuk
pembuatan karya ilmiah tersebut.
4. Tim Literasi
Tim Literasi SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terdiri dari berbagai
macam yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru dan
juga Pustakawan. Sesuai SK yang telah ditunjuk oleh Kepala
Sekolah.
78
tanpa evaluasi, tidak mungkin dapat menemukan informasi yang akurat.
Begitupun mengenai kekurangan dan kelebihan program GLS yang telah
dilaksanakan. Tentunya proses evaluasi dilaksanakan tidak hanya satu aspek
saja, tetapi harus menyeluruh. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
informasi atau data-data yang akurat dan komprehensif tentang kelemahan-
kelemahan yang perlu diperbaiki dan kekuatan-kekuatan yang perlu
dipertahankan sehingga tujuan yang direncanakan tercapai dengan baik.
79
b. Implementasi terkait alokasi waktu yang disediakan sekolah, bahan bacaan
baru di perpustakaan, antusias peserta didik dalam pelaksanaan program
literasi di sekolah, kerjasama tim literasi dalam pelaksanaan program, dan
kondisi lingkungan.
c. Kebutuhan dan saran terkait masukan program GLS kedepan.
7. Pengembangan Diri
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
1) Penyiapan Need Asesment
Layanan ahli bimbingan dan konseling, mempersyaratkan bagi Guru BK
atau konselor mengenali konseling secara mendalam baik pribadi
maupun lingkungannya, dalam kerangka memetakan lintasan
perkembangan kepribadian (developmental trajectory) konseling dari
keadaannya sekarang kearah yang dikehendaki. Selain itu Guru BK
atau konselor selalu menggunakan penyikapan yang empatik,
mengormati keragaman, serta mengedepankan kemaslahatan
konseling dalam pelaksanaan layanan ahlinya, karena tiap individu/
konseling menunjukkan adanya keberbedaan dalam banyak hal—
idiosinkratik, seperti : potensi diri dan lingkungan dalam wilayah
80
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Guru BK atau konselor
dalam memahami karakteristik konseling menggunakan berbagai teknik
non tes dalam rangka need assessment di tempat konseling belajar.
Asesmen dalam rangka memahami diri konseling menggunakan dua
teknik dasar yaitu teknik tes dan teknik non tes. Asesmen teknik tes
adalah pengukuran psikologis dengan menggunakan alat tes yang
terstandar, seperti : tes kecerdasan, tes bakat, tes minat, dan tes
kepribadian. Asesmen teknik non tes adalah teknik asesmen yang tidak
baku/ terstandar dan sebagian besar merupakan hasil produk
pengembangan Guru BK atau Guru BK atau konselor. Asesmen teknik
non tes terdiri atas : (1) Other report— observasi, (2) Self report—
wawancara, kuesioner, otobiografi, (3) Sosiometri, (4) Daftar Cek
Masalah, dan (5) Catatan Kumulatif (Cummulative Records), yang
terakhir lazim di sebut himpunan data.
81
- Menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku
- Berinteraksi sosial yang efektif
- Berkerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab
- Mengatasi konflik dengan orang lain
Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan
konseling kepada peserta didik untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan dan merealisasikan
keputusan secara bertanggungjawab tentang aspek perkembangan
pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara
optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan, dan
keselamatan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta
didik secara kongkritnya meliputi :
Memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan
kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis
Mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan
dalam kehidupannya
Menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara
baik
Karier
82
3. Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk
mendapatkan kesempatan karir
4. Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
5. Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi
karir
6. Kesadaran hubungan antara tanggungjawab personel
kebiasaan bekerja yang baik dan berkesempatan karir
7. Kesadaran bagaimana karir hubungan dengan fungsi
kebutuhan dimasyarakat
8. Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan pembukaan
peran laki-laki dan perempuan
Belajar
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan konseling dalam
mengawali potensi diri untuk belajar memiliki sikap dan
keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki
kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur, dan
mencapai hasil belajar secara optimal. Aspek perkembangannya
antara lain :
1. Menyadari potensi diri dalam aspek dalam belajar dan
memahami berbagai hambatan belajar
2. Memiliki sikap kebiasaan belajar positif
3. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
4. Memiliki keterampilan belajar yang positif
5. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan
pendidikan selanjutnya
6. Memiliki kesiapan menghadapi ujian
b) Bidang Bimbingan
Sebagai ahli dalam layanan bimbingan dan konseling, Guru BK atau
konselor perlu memiliki keterampilan mengobservasi. Selama
mengobservasi seorang observer Guru BK atau konselor perlu
memahami dan terampil memilah – milah perilaku tampak (observable
83
behavior) dan perilaku tidak tampak (unobservable behavior). Perlu
pula ditanamkan bahwa perilaku yang tampak identik dengan kata -
kata aktif dan menggambarkan aktivitas contoh : menulis, membaca,
berjalan, dsb. Upaya mengembangkan keterampilan mengobservasi,
terlebih dahulu observer menemukan dan memilah istilah - istilah pada
kategori observable behavior dan unobservable behavior untuk setiap
bidang bimbingan belajar, pribadi, sosial, dan karir. Teknik observasi
perlu dilengkapi dengan instrument observasi seperti : Daftar Cek
(Checklist), Skala Penilaian (Rating Scale), Catatan Anekdot
(Anecdotal Records), dan alat – alat mekanik (mechanical devices).
Berikut dipaparkan instrument observasi yang dapat dipilih untuk
kepentingan asesmen individu.
84
- Secara klasikal layanan yang diberikan kepada siswa dalam kelas
orientasinya
- Secara kelompok layanan yang diberikan pada dua orang
siswa/lebihyang diberikan secara berkelompok
- Kunjungan Rumah
Hal ini dapat dilakukan kunjungan kerumah bagi siswa sudah berat
permasalahannya dengan cara melakukan kunjungan sebanyak
tiga kali kunjungan, ini dilaksanakan oleh guru BK Kls X, XI dan XII
pada tahun berjalan. Untuk tahun 2020 - 2021 kegiatan BK dapat
dilaksanakan dengan maksimal.
85
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib diikuti oleh peserta didik, salah satu
ekstrakurikuler wajib adalah Kepramukaan yang termasuk kriteria
penilaian yang dilakukan sebagai berikut :
Demokratis
Disiplin
Kerjasama
Rasa Kebangsaan
Toleransi
Bentuk penilaian yang diberikan oleh guru pembimbing terdiri dari 7
Orang guru yang sudah memiliki sertifikat Pramuka adalah
A ( Amat Baik )
B ( Baik )
C ( Cukup )
K ( Kurang )
Kegiatan pendidikan pramuka memiliki jadwal tersendiri yaitu di luar
jam pelajaran, yang dilakukan pada hari Sabtu mulai jam 12.20 –
15.00. Dan ini salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti,
dimana pendidikan pramuka salah satu syarat untuk naik kelas.
Pendidikan Pramuka sudah dijalankan bagi Kelas X, XI dan XII dan
diberlakukan semenjak tahun pelajaran 2016/2017 sampai sekarang
2) Ekstrakurikuler Pilihan
a). Jenis dan Strategi Pelaksanaan
Untuk Ekstrakurikuler pilihan, peserta didik diberi kebebasan untuk
memilih kegiatan ekstrakurikuler yang akan di ikutinya sesuai dengan
minat, bakat dan keinginannya. Yaitu terdiri dari :
a. Paski
b. Sepak bola/ Futsal
c. Basket Ball
d. Volly Ball
e. PMR / UKS
f. Mading
86
g. Silat lunau
h. Karate
i. Fotografi
j. Drum Band
k. Pidato
l. Tahfizd
m. TPSA
87
yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif dan dilaporkan
kepada pimpinan sekolah/ madrasah dan pemangku kepentingan
lainnya oleh penanggungjawab kegiatan.
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang
diperoleh pada kegiatan tidak berpengaruh terhadap kenaikan kelas
peserta didik.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang
mengikuti program ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian,
penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian
didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu
kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di
atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor.
Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada
peserta didik yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau
cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib atau pilihan.
Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam
satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir
semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah
menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan
tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi
seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan memberikan
penghargaan terhadap prestasi baik akan menjadi bagian dari diri
peserta didik setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
c) Evaluasi dan Pelaporan
Evaluasi dan Pelaporan diikuti oleh peserta didik, salah satu yang
termasuk kriteria penilaian yang dilakukan sebagai berikut :
Demokratis
Disiplin
Kerjasama
Rasa Kebangsaan
Toleransi
88
Bentuk penilaian yang diberikan oleh guru pembimbing terdiri dari 7
Orang guru yang sudah memiliki sertifikat Pramuka adalah
A ( Amat Baik )
B ( Baik )
C ( Cukup )
K ( Kurang )
89
Pembelajaran tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Sedangkan
penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasab
terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk
kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi yang waktunya diatur sendiri
oleh peserta didik.
90
minggu efektif adalah 38 minggu. Jumlah ini masih sesuai dengan
ketentuan minggu efektif yang ditentukan dalam struktur kurikulum yaitu
antara 36 – 40 minggu.
91
Contoh :
Materi Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber
Pembelajaran Waktu belajar
1.1 Mengukur besaran Membedakan Pengukuran Tatap muka : Penilaian 4 jampel Sumber :
fisika (massa, besaran pokok dan Angka penting Mendiskusikan konsep, prinsip dan kinerja (180 menit) 1. Kangenan,
panjang, dan waktu) besaran turunan prosedur pengukuran panjang, praktik, Marthen.
Menyatakan massa, dan waktu dengan tugas, Fisika 1
satuan dan mempertimbangkan kg akurasi dan dan tes SMA.
besaran dalam presisi tertulis Erlangga
sistem Melakukan pengukuran panjang (UTS) Jakarta:20
internasional massa dan waktu dengan 07.
Menggunakan alat menggunakan alat ukur mistar 2. www.e-
ukur mistar milimeter, jangka sorong, dukasi.net Bahan:
milimeter, jangka mikrometer, neraca lengan, neraca Lembar Kerja,
sorong, pegas, dan stopwatch hasil kerja siswa,
mikrometer, neraca Menghitung kesalahan relative dan bahan presentasi.
lengan, neraca menyatakan hasil pengukuran, serta Alat/Media: jangka
pegas, dan angka penting dalam diskusi kelas sorong, mikrometer
stopwatch Penugasan Terstruktur : sekrup,neraca
Mengukur besaran panjang, massa, lengan,
dengan beberapa jenis alat ukur 60 menit neracapegas,
secara berkelompok 3. CD
Tugas Mandiri: dankomputer.
Membuat daftar (tabel) nama
besaran, alat ukur, cara mengukur, 30 menit
dan satuan yang digunakan secara
individu dirumah
Membuat laporan praktik
92
Mengukur
besaran panjang,
massa dan waktu
dengan
mempertimbangk Ketelitian dan
an ketelitian dan ketepatan
ketepatan dalam
Menghitung Mengukur
kesalahan relatif
pengukuran
93
9. Peminatan
a. Deskripsi Dan Kriteria Peminatan
Peminatan merupakan salah satu proses penempatan dan penyaluran dalam
pemilihan program pembelajaran para peserta didik di SMA. Dalam
pemilihan peminatan ini, siswa diberikan kesempatan memilih jurusan yang
paling cocok dengan karakteristik dirinya. Ketepatan dalam memilih dapat
menentukan keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, kesempatan yang
sangat baik bagi siswa akan hilang karena kekurangtepatan dalam
menentukan jurusan. Dalam kurikulum 2013 , peminatan di SMA dimulai
pada awal tahun pelajaran ketika peserta didik memasuki di kelas X. Ketika
peserta didik mendaftarkan diri ke sekolah dan diterima mereka sudah
mengisi angket untuk pemilihan jurusan. Bersama dengan orang tua dan
guru BK, peserta didik di bimbing dalam menentukan jurusan.
Tujuan peminatan antara lain;
1. Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat
dan minat yang relative sama;
2. Membantu persiapan siswa melanjutkan studi dan memilih kerja;
3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang
akan di capai di waktu mendatang.
Kriteria peminatan siswa di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung
memperhatikan:
a. Angket pemilihan minat sisa
b. Nilai rapor SMP/MTsN sederajat
c. Hasil Psikotes /hasil Tes IQ
d. Kuota kelas / daya tampung
e. Ketersediaan pendidik.
94
adalah Bidang Konseling di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dengan bekerja
sama dengan Lembaga konseling di luar sekolah. Penentuan pemilihan
kelompok peminatan di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung dilakukan
dengan mempertimbangkan;
1. Hasil tes IQ/tes mata pelajaran
2. Hasil Nilai rapor SMP/MTs,
3. Rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP/MTs,
c. Mekanisme Peminatan.
1) Mekanisme Penetapan Peminatan.
Mekanisme penetapan peminatan peserta didik baru SMA dapat
dilaksanakan dengan menggunakan salah satu alternative yang meliputi
pemilihan dan penetapan peminatan bersamaan dengan proses
penerimaan peserta didik baru penetapan peminatan pada minggu
pertama awal tahun pelajaran baru setelah calon peserta didik baru
dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru. Penetapan peminatan
peserta didik dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling bekerja
sama dengan wakil kepala sekolah, panitia PPDB dan tenaga administrasi
sekolah.
95
4. Mengumpulkan data peminatan: hasil tes IQ/tes mata pelajaran,
nilai rapor SMP/MTs, pemilihan peminatan dari peserta didik
dengan persetujuan orang tua, rekomendasi guru BK SMP/MTs.
5. Menganalisis data, menetapkan, dan mengelompokkan peserta
didik pada kelompok peminatan tertentu, serta menempatkan pada
kelas tertentu dan disesuaikan kondisi pendidik yang tersedia .
6. Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau peserta
didik yang memerlukan atau yang merasa tidak sesuai antara
penetapan peminatan dengan pilihan peminatan peserta didik atau
orang tua.
7. Menyelenggarakan pendampingan dalam pembelajaran sesuai
dengan peminatan peserta didik dengan memberikan layanan
konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan
bimbingan klasikal.
8. Melakukan evaluasi penyelenggaraan program peminatan dan
tindak lanjut utk pengembangan potensi peserta didik.
9. Menyusun laporan kegiatan penetapan peminatan. Format laporan
berisi: judul laporan, nomor urut, nama kegiatan, waktu
pelaksanaan, pelaksana, hasil kegiatan, kendala yang dihadapi,
kesimpulan dan saran. Laporan diserahkan kepada kepala satuan
pendidikan segera setelah selesai.
96
4. Menganalisis data, menetapkan, dan mengelompokkan peserta
didik pada kelompok peminatan tertentu, serta menempatkan
pada kelas tertentu.
5. Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau peserta
didik yang memerlukan atau yang merasa tidak sesuai antara
penetapan peminatan dengan pilihan peminatan peserta didik
atau orang tua.
6. Menyenggarakan pendampingan dalam pembelajaran sesuai
dengan peminatan peserta didik dengan memberikan layanan
konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok,
dan bimbingan klasikal.
7. Melakukan evaluasi penyelenggaraan program peminatan dan
tindak lanjut untuk pengembangan potensi siswa.
8. Menyusun laporan kegiatan penetapan peminatan. Format
laporan berisi tentang: judul laporan, nomor urut, nama kegiatan,
waktu pelaksanaan, pelaksana, hasil kegiatan, kendala yang
dihadapi, kesimpulan dan saran. Laporan diserahkan kepada
kepala satuan pendidikan segera setelah selesai kegiatan.
97
b) Kelas XI
(1) Menganalisis data pemilihan lintas minat ketika kelas X.
(2) Bersama wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan / atau staf
kurikulum menetapkan satu pilihan mata pelajaran lintas minat yang
dipelajari di kelas X.
(3) Bersama wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan / atau staf
kurikulum mengelompokkan peserta didik sesuai dengan pilihan
lintas minatnya.
98
d) Rekomendasi diserahkan kepada kepala satuan pendidikan melalui
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan.
e) Membuat laporan tentang proses dan hasil penyelenggaraan
layanan konsultasi atau konsuling individual atau konseling kelompok
berkenaan dengan adanya peserta didik yang berminat untuk pindah
peminatan.
99
Guru BK memberi penguatan dengan mengulas kembali bidang
pekerjaan yang diminati peserta didik.Peserta didik masih mempunyai
kesempatan untuk merubah pilihan mata pelajaran sesuai minatnya
paling lambat pada akhir semester 1 (satu).
8) Mengarahkan dan merekomendasi peserta didik yang akan pindah
peminatan akademik dan yang akan mengambil pendalaman minat
khususnya bagi kelas XII melalui kerjasama dengan perguruan tinggi
yang memiliki bidang keilmuan yang sesuai.
100
pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan sekolah. Semakin tinggi
aspek guru dan daya dukung, semakin tinggi pula nilai KKMnya.
KKM sebaiknya dibuat sama untuk semua mata pelajaran pada semua
tingkat kelas, artinya nilai KKM sama untuk semua mata pelajaran pada
satu sekolah. Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran
pada satuan pendidikan dapat digambarkan pada alur sebagai berikut:
1) Menetapkan KKM setiap kompetensi dasar (KD), yang menggunakan
kriteria analisis dengan mempertimbangkan aspek karakteristik
peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran (kompleksitas
materi / kompetensi ), serta guru dan kondisi satuan pendidikan
(dayadukung).
2) Menetapkan KKM mata pelajaran yang merupakan rata-rata dari
semua KKM kompetensi dasar yang terdapat dalam satu mata
pelajaran sesuai dengan tingkat kelas. Menetapkan KKM pada tingkat
kelas yang merupakan rata-rata darisemua KKM mata pelajaran pada
setiap tingkat kelas,
3) Menetapkan KKM satuan pendidikan yang merupakan rata-rata dari
semua KKM pada setiap tingkat kelas X, XI, dan XII dalam satu tahun
pembelajaran.
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis input peserta didik baru
b. Guru atau kelompok guru matapelajaran menetapkan KKM mata
pelajaran dengan mempertimbangkan 3 aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema
sebagai berikut.
KKM KD KKM
MAPEL
IPK
ikator
KKM KKM
SEKOLAH 101 KLS
c. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian.
d. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak - pihak yang
berkepentingan yaitu peserta dididk, orang tua dan dinas pendidikan .
e. KKM dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar pada saat hasil
penilaian dilaporkan kepada orang tua / wali peserta didik.
f. KKM dan Rentang Predikat pada satuan pendidikan SMAN 1 2 x 11
Enam lingkung sebagai berikut :
Rentang
No. KKM Kelas Kurikulum
Predikat
A : 92 – 100
B : 84 – 91
1 76 X K - 13
C : 76 – 83
D : < 76
A : 92 – 100
B : 84 – 91
2 76 XI K – 13
C : 76 – 83
D : < 76
A : 92 – 100
B : 84 – 91
3 76 XII K – 13
C : 76 – 83
D : < 76
102
Berdasarkan hasil Lokakarya dari guru mata pelajaran tahun pelajaran 2021 -
2022 ditetapkan ketuntasan belajar KKM = 76 untuk kelas X, XI, XII dan
berlaku untuk jenis penilaian pengetahuan dan keterampilan dari masing –
masing mata pelajaran SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung sebagai berikut :
- KKM Kelas X IPA
No. Mata Pelajaran Jam KKM Ket
Kelompok A ( Wajib )
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 76
Pendidikan Pancasila dan 76
2. 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 76
4. Matematika 4 76
5. Sejarah Indonesia 2 76
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan 76
8. 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan
10. Matematika 3 76
11. Biologi 3 76
12. Fisika 3 76
13. Kimia 3 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 1 3 76
15. Lintas Minat 2 3 76
Total Jumlah Jam 42 Jam
103
10. Geografi 3 76
11. Sejarah 3 76
12. Sosiologi 3 76
13. Ekonomi 3 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 1 3 76
15. Lintas Minat 2 3 76
Total Jumlah Jam 42 Jam
104
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan 76
8. 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan
10. Geografi 4 76
11. Sejarah 4 76
12. Sosiologi 4 76
13. Ekonomi 4 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 4 76
Total Jumlah Jam 44 Jam
105
4. Matematika 4 76
5. Sejarah Indonesia 2 76
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan 76
8. 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan
10. Geografi 4 76
11. Sejarah 4 76
12. Sosiologi 4 76
13. Ekonomi 4 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 4 76
Total Jumlah Jam 44
106
g. Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam
proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/ latihan
h. Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan agar peserta
didik dapat mencapai ketuntasan belajar
2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
1) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai denga tuntutan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik sepertib perpustakaan,
laboratorium, dan alat/ bahan untuk proses pembelajaran.
2) Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah dan kepedulian
stakeholders sekolah.
3. Intake
Kemampuan rata-rata siswa yang diambil dan rerata nilai rapor kelas VII,
VIII dan IX (SMP/MTsN) untuk setiap mata pelajaran. Untuk siswa kelas X,
dan rata-rata nilai mata pelajaran pada akhir semester tahun sebelumnya
bagi siswa kelas XI dan kelas XII.
107
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada
KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD
pada KI-3 dan KD pada KI-4. Dengan demikian aspek sikap untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dibelajarkan
secara langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect
teaching) yang memiliki dampak instruksional (instructional effect) dan
memiliki dampak pengiring (nurturant effect).
Sedangkan untuk mata pelajaran lain, tidak terdapat KD pada KI-1 dan
KI-2. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran selain
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn tidak dibelajarkan secara
langsung dan memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD pada KI-
3 dan KD pada KI-4.
Penilaian sikap terbagi dua yaitu penilaian sikap spiritual dan sikap
social. Sikap spiritual dan sikap social memiliki indicator indicator
tertentu yang dapat dinilai.
Adapun indikator sikap spiritual antara lain :
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
3. Memberi salam pada awal dan akhir kegiatan
4. Bersyukur atas nikmat Tuhan Yang Mahaesa
5. Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
6. Berserah diri dan berikhtiar
7. Menjaga lingkungan hidup.
8. Memelihara hubungan baik sesama ciptaan tuhan.
9. Bersyukur sebagai bangsa Indonesia
10. Menghormati orang lain yang menjalankan ibadahnya
108
3. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkunga, (alam, sosial dan
budaya), Negara dan Tuhan YME
4. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman
latar belakang pandangan dan keyakinan.
5. Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong
menolong secara ikhlas.
6. Santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa
maupun bertingkah laku
7. Percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuan sendiri untuk
melakukan kegiatan atau tindakan
Penilaian sikap dilakukan oleh semua guru mata pelajaran, guru BK, dan
wali kelas, serta warga sekolah. Teknik penilaian sikap dijelaskan pada
skema sebagai berikut.
Dilaksanakan
Dilaksanakan selama
selama proses
proses
Observasi
Observasi oleh
oleh guru
guru pembelajaran
pembelajaran dan
dan di
di luar
luar
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran pembelajaran
pembelajaran
selama
selama 11 semester
semester
Utama
Utama
Observasi
Observasi oleh
oleh guru
guru Dilaksanakan
BK Dilaksanakan didi luar
luar jam
jam
BK dan
dan Wali
Wali kelas
kelas pembelajaran
pembelajaran baik
baik
selama
selama 11 semester
semester
Penilaian
Penilaian secara
secara langsung
langsung
maupun
maupun berdasarkan
berdasarkan
Sikap
Sikap informasi/laporan
informasi/laporan yang
yang
valid
valid
Penunjang
Penunjang Penilaian
Penilaian diri
diri dan
dan Dilaksanakan
Dilaksanakan
penilaian
penilaian antarteman
antarteman sekurangkurangnya
sekurangkurangnya 11 kali
kali
dalam
dalam satu
satu semester
semester
109
pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat
hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik
(negatif) yang muncul dari peserta didik. Catatan hal-hal sangat
baik (positif) digunakan untuk menguatkan perilaku positif,
sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan untuk
pembinaan.
Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu
semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.
Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang
sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu
terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Berdasarkan
jurnal semua guru yang dibahas dalam rapat dewan guru, wali
kelas membuat predikat dan deskripsi penilaian sikap peserta
didik selama satu semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian sikap dengan teknik observasi:
Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan
wali kelas selama periode satu semester.
Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh
peserta didik yang mengikuti mata pelajarannya. Jurnal
oleh guru BK dibuat untuk semua peserta didik yang
menjadi tanggung jawab bimbingannya, dan jurnal oleh
wali kelas digunakan untuk satu kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK dibahas
dalam rapat dewan guru dan selanjutnya wali kelas
membuat predikat dan deskripsi sikap setiap peserta didik
di kelasnya.
Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam
jurnal tidak terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang
hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP,
tetapi dapat mencakup butir-butir sikap lainnya yang
110
ditanamkan dalam semester itu, jika butir-butir sikap
tersebut muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui
perilakunya.
Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester
sehingga ada kemungkinan dalam satu hari perilaku yang
sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari satu
kali atau tidak muncul sama sekali.
Perilaku peserta didik selain sangat baik atau kurang baik
tidak perlu dicatat dan dianggap peserta didik tersebut
menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan norma
yang diharapkan.
2. Proses Pengolahan Nilai Sikap
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial harus dilakukan secara
berkelanjutan oleh semua guru, termasuk guru Bimbingan Konseling
(BK) dan wali kelas, melalui observasi dan informasi lain yang valid dan
relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari
pembinaan dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap
sosial peserta didik yang menjadi tugas dari setiap pendidik. Penanaman
sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.
Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian
antarteman (peer assessment) dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh
pendidik.
Hasil penilaian sikap selama periode satu semester dilaporkan dalam
bentuk :
Predikat yaitu ; sangat baik, baik, cukup, atau kurang
Deskripsi sikap dalam bentuk kalimat positif, memotivasi
dan bisa menjadi bahan refleksi.
Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan / atau
ketercapaian sikap diinginkan dan yang belum tercapai
yang memerlukan pembinaan dan pembimbingan.
111
Penilaian sikap dalam pembelajaran adalah sebuah upaya dalam
penumbuhan dan pengembangan pendidikan karakter peserta didik.
Nilai-nilai dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) mencakup sikap
religius, nasionalis, mandiri, integritas, dan gotong royong. Penilaian
terhadap nilai-nilai tersebut pada prinsipnya dapat dilakukan oleh semua
guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas melalui kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
b. Penilaian Pengetahuan
1. Teknik dan instrumen Penilaian
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur
kemampuan peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah
sampai tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian KD pada KI-3
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan
dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru mata pelajaran
menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi
yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu
pada silabus.
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik
telah mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam
proses pembelajaran (diagnostic). Oleh karena itu, pemberian umpan
balik (feedback) kepada peserta didik oleh pendidik merupakan hal yang
sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk
perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan belajar untuk pengetahuan
ditentukan oleh satuan pendidikan. Secara bertahap satuan pendidikan
terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan
mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing satuan
pendidikan sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil belajar.
Berbagai tehnik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristikmasing masing KD. Tehnik yang biasa digunakan adalah tes
112
tertulis, tes lisan dan penugasan.Skema penilaian pengetahuan dapat
dilihat pada gambar berikut :
Benar-salah,
Benar-salah, pilihan
pilihan ganda,
ganda,
Tes menjodohkan,
menjodohkan, isian,
isian, dan
dan uraian
uraian
Tes tertulis
tertulis
Penilaian
Kuis
Kuis dan
dan tanya
tanya jawab
jawab
Pengetahuan Tes
Tes lisan
lisan
Tugas
Tugas yang
yang dilakukan
dilakukan secara
secara individu
individu
Penugasan
Penugasan atau
atau kelompok di sekolah dan/atau
kelompok di sekolah dan/atau di
di
luar
luar sekolah,
sekolah, baik
baik secara
secara formal
formal
maupun
maupun informal
informal
Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat
dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen
tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen tes
tertulis mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menetapkan tujuan tes, yaitu apakah untuk seleksi, penempatan,
diagnostik, formatif, atau sumatif.
2. Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan
menulis soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal
yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator
soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya
kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan
proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.
3. Menulis soal berdasarkan kisi kisi dan kaidah penulisan butir soal.
4. Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang
digunakan. Pada soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan
113
jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena jawaban dapat
diskor dengan objektif. Sedangkan untuk soal uraian disediakan
pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban, kata-kata kunci
(key words), dan rubrik dengan skornya.
5. Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan,
yaitu analisis tentang validitas meliputi substansi (materi),
konstruksi, dan bahasa.
Instrumen penilaian yang digunakan pada penilaian pengetahuan
untuk ujian tertulis di SMA N 1 2 x 11 Enam Lingkung, dilakukan oleh
masing masing guru dan disesuaikan dengan penilaian yang
dilakukan. Setelah menyusun kisi–kisi, selanjutnya mengembangkan
butir soal dengan memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang
meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
(b) Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dgn singkat, jelas,tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan
114
pernyataan yang diperlukansaja.
Pokok soal tidak memberi petunjuk kuncijawaban.
Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatifganda.
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas
danberfungsi.
Panjang rumusan pilihan jawaban relatifsama.
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua pilihan
jawaban benar” atau “semua pilihan jawabansalah”.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun
berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soalsebelumnya.
(c) Bahasa
Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia, kecualiuntuk mata pelajaran bahasa asing dan/atau
bahasadaerah.
Menggunakan bahasa yangkomunikatif.
Tidak menggunakan bahasa daearah setempat.
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang
sama, kecuali merupakan satu kesatuanpengertian.
115
menjadi acuan untuk nilai raport peserta didik dalam semester tersebut.
Pengolahan nilai pengetahuan dengan cara seluruh guru mata pelajaran
melaporkan nilai dalam satu semester dengan memasukan atau
mengentrikan ke komputer melalui jaringan internet dan aplikasi e-rapor.
Nilai yang dimasukan berupa nilai per KD sehingga aplikasi e-rapor
secara otomatis merata-ratakan nilai tersebut menjadi nilai akhir
semester.
c. Penilaian Keterampilan
1. Teknik dan Instrumen Penilaian
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan
tugas tertentu. Keterampilan dalam Kurikulum 2013 meliputi
keterampilan abstrak (berpikir) dan keterampilan konkret (kinestetik).
Kaitannya dalam pemenuhan kompetensi, penilaian keterampilan
merupakan penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4.
Penilaian keterampilan menuntut peserta didik mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah pengetahuan (KD pada KI-3) yang sudah dikuasai peserta didik
dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sesungguhnya (real life).
Ketuntasan belajar untuk keterampilan ditentukan oleh satuan
pendidikan, secara bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan
kriteria ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan potensi dan
karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk
peningkatan kualitas hasil belajar.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara
lain penilaian praktik/kinerja, proyek, portofolio, atau produk. Teknik
penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4
mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar berikut.
116
Unjuk
Unjuk Penilaian
Penilaian yang
yang dilakukan
dilakukan dengan
dengan cara
cara
Kerja/Kinerja/
Kerja/Kinerja/ mengamati
mengamati kegiatan
kegiatan peserta
peserta didik
didik dalam
dalam
Praktik melakukan
melakukan sesuatu.
sesuatu.
Proyek
Proyek Kegiatan
Kegiatan penyelidikan
penyelidikan yang
yang mencakup
mencakup
perencanaan,
perencanaan, pelaksanaan,
pelaksanaan, dan
dan pelaporan
pelaporan
hasil
hasil proyek
proyek dalam
dalam kurun
kurun waktu
waktu tertentu.
tertentu.
Penilaian Portofolio
Portofolio
Keterampilan Rekaman
Rekaman hasil
hasil pembelajaran
pembelajaran dan
dan penilaian
penilaian
yang
yang memperkuat
memperkuat kemajuan
kemajuan dan
dan kualitas
kualitas
pekerjaan
pekerjaan peserta
peserta didik
didik
Produk
Produk
Penilaian
Penilaian kemampuan
kemampuan peserta
peserta didik
didik
membuat
membuat produk-produk
produk-produk teknologi
teknologi danseni
danseni
Teknik
Teknik lain
lain
Gambar. Skema Penilaian Keterampilan
117
kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai kemampuan berbicara
yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan
seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan
wawancara.
Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih
utuh. Contoh : untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di
laboratorium dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan
bahan praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan budaya
dilakukan pengamatan gerak dan penggunaan alat olahraga, seni
dan budaya.
2. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang
harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi mulai dari perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian, pengolahan, penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan peserta didik menginformasikan
matapelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu
mata pelajaran, beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata
pelajaran yang bukan serumpun. Penilaian proyek umumnya
menggunakan metode belajar pemecahan masalah sebagai langkah
awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pada
penilaian proyek setidaknya ada empat hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, keaslian, inovasi, dan
kreativitas.
a) Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan
data serta penulisan laporan.
118
b) Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan
KD atau mata pelajaran.
c) Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik harus
merupakan hasil karya sendiri dengan mempertimbangkan
kontribusi guru dan pihak lain berupa bimbingan dan dukungan
terhadap proyek yang dikerjakan peserta didik.
d) Inovasi dan kreativitas yaitu proyek yang dilakukan peserta
didik terdapat unsur-unsur baru (kekinian) dan sesuatu yang
unik, berbeda dari biasanya.
3. Produk
Penilaian produk melibatkan keterampilan konkret yang meliputi
penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan/atau seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue,
asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan
(contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih, dan sapu), alat-alat
teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni
(contoh: patung, lukisan, dan gambar), dan barang-barang terbuat
dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian
kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik.
c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk
yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan,
misalnya berdasarkan tampilan, fungsi, dan estetika.
4. Penilaian portofolio
119
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan
informasi yang bersifat reflektif- integratif yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Ada beberapa tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi,
portofolio proses, dan portofolio pameran. Pendidik dapat memilih
tipe portofolio sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar
dan/atau konteks mata pelajaran.
Pada akhir suatu periode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan
dinilai oleh pendidik bersama peserta didik. Berdasarkan hasil
penilaian tersebut, pendidik dan peserta didik dapat menilai
perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan
perbaikan. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya.
Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi
tanggal pembuatan sehingga perkembangan kualitasnya dapat
dilihat dari waktu ke waktu. Portofolio dapat digunakan sebagai salah
satu bahan penilaian. Hasil penilaian portofolio bersama dengan
penilaian lainnya dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan
penilaian kompetensi peserta didik. Portofolio merupakan bagian dari
penilaian autentik, yang secara langsung dapat merepresentasikan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik
secara bertahap dan pada akhir suatu periode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dipilih bersama oleh guru dan peserta didik. Karya-
karya terbaik menurut pendidik dan peserta didik disimpan dalam
folder dokumen portofolio. Pendidik dan peserta didik harus
mempunyai alasan yang sama mengapa karya-karya tersebut
disimpan di dalam dokumen portofolio. Setiap karya pada dokumen
portofolio harus memiliki makna atau kegunaan bagi peserta didik,
pendidik, dan orang tua mereka.
Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari pendidik, dan
orangtua peserta didik. Karya peserta didik yang dapat disimpan
sebagai dokumen portofolio antara lain: karangan, puisi,
120
gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dan
sejenisnya. Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga
bagi peserta didik sehingga dapat mendorong untuk mencapai hasil
belajar yang lebih baik. Pendidik dapat memanfaatkan portofolio
untuk mendorong peserta didik mencapai sukses dan membangun
kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini berdampak pada
peningkatan upaya peserta didik untuk mencapai tujuan
individualnya. Di samping itu pendidik merasa lebih mantap dalam
mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh bukti-bukti
autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan peserta didik.
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, pendidik dan peserta didik
perlu menentukan ruang lingkup penggunaan portofolio antara lain
sebagai berikut :
1) Setiap peserta didik memiliki dokumen portofolio sendiri
yang memuat hasil belajar pada setiap mata pelajaran atau
setiap kompetensi.
2) Menentukan jenis hasil kerja/karya yang perlu
dikumpulkan/disimpan.
3) Pendidik memberi catatan (umpan balik) berisi komentar
dan masukan untuk ditindaklanjuti peserta didik.
4) Peserta didik harus membaca catatan pendidik dengan
kesadaran sendiri dan menindaklanjuti masukan pendidik
untuk memperbaiki hasil karyanya.
5) Catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan
peserta didik diberi tanggal, sehingga dapat dilihat
perkembangan kemajuan belajar peserta didik.
121
mengetahui perkembangan belajar putera/puterinya.
Orangtua/wali peserta didik diharapkan dapat memberi
komentar/catatan pada dokumen portofolio sebelum
dikembalikan ke sekolah.
3) Pendidik pada kelas berikutnya menggunakan portofolio
sebagai informasi awal peserta didik yang bersangkutan.
122
sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian
merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga
dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan
belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan
sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan
pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul
disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit. Dalam hal ini, penilaian tersebut
merupakan assessment for learning.
Jadi remedial bukan kegiatan tes ulang atau mengulang tes bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM namun merupakan pembelajaran
remedial ketika peserta didik teridentifikasi oleh pendidik mengalami
kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD tertentu yang sedang
berlangsung.
Strategi pelaksanaan pembelajaran remedial yang dapat disesuaikan
dengan jenis dan tingkat kesulitan adalah ;
a. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada
beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan yang berbeda-
beda, sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan
yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami
oleh peserta didik.
b. Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila
dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan sama.
c. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi
cara penyajian dan penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran
ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik
belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar
d. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka
pelaksanaan remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar
123
peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes
ulang. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu
menguasai kompetensi yang ditetapkan.
e. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau
kakak kelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu
dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekan atau adik
kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor sebaya
diharapkan hubungan antar peserta didik akan lebih akrab dan
terbuka, sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
akan lebih mudah memahami materi atau kompetensi yang harus
dicapai.
Program Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah mencapai dan/atau melampaui KKM. Fokus
pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang
dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik
diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil penilaian harian. Di
SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung memberikan pembelajaran pengayaan
hanya satu kali, tidak berulangkali sebagaimana pembelajaran remedial.
Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian. Jadi
dalam hal ini berbeda perlakuannya dengan remedial.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberi tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran
sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang
diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata.
Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
b Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.
Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian
124
ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika
kegiatan tersebut diminati secara individu
c Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajatan terpadu yang
memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu. Melalui
pembelajaran tematik dapat mengaitkanbeberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta
didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik,
peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang telah dipahaminya.
2. Pengolahan Nilai
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran
remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian pada KD
tersebut. Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta
didik setelah mengikuti remedial pembelajaran.
Misalnya, suatu mata pelajaran (Fisika) memiliki KKM 76. Seorang
peserta didik bernama Iwan memperoleh nilai harian-1 (KD 3.1) sebesar
50, karena ada beberapa butir soal yang tidak dapat dijawab dengan
benar. Karena Iwan belum mencapai KKM, maka Iwan mengikuti
remedial untuk KD 3.1. Setelah Iwan mengikuti remedial dan diakhiri
dengan penilaian, Iwan memperoleh hasil penilaian 80. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka nilai harian-1 (KD 3.1) yang diperoleh Iwan
adalah 80.
Ketentuan diatas dilakukan akan memberi manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran
remedial karena peserta didik mempunyai kesempatan untuk
memperoleh nilai yang maksimal.
b. Sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), sehingga
setiap peserta didik berhak untuk mendapatkan capaian kompetensi
terbaiknya.
125
d. Pengolahan Nilai Akhir dan Predikat
Langkah-langkah menyusun rekapitulasi penilaian sikap untuk 1 semester
di SMA N 1 2 x 11 Enam Lingkung adalah sebagai berikut :
Semua guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK memberi informasi
berdasarkan jurnal yang dibuat mengenai sikap/perilaku yang sangat
baik dan / atau kurang baik dari peserta didik.
Wali kelas merangkum dan menyimpulkan (memberi predikat dan
merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta
didik berdasarkan hasil kesepakatan rapat dewan guru. Predikat terdiri
atas sangat baik, baik, cukup, atau kurang, dan deskripsi sikap ditulis
dengan kalimat positif.
Deskripsi yang ditulis pada sikap spiritual dan sikap social adalah
perilaku yang sangat baik, sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial
yang kurang baik dideskripsikan sebagai perilaku yang perlu
pembimbingan.
Dalam hal peserta didik yang tidak ada informasi tambahan dari semua
guru, sikap peserta didik tersebut diasumsikan berperilaku baik.
Rekapitulasi hasil penilaian sikap spritual dan sikap sosial yang dibuat
oleh walikelas berupa predikat dan deskripsi diisikan dalam rapor.
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian dan penilaian
akhir selama satu semester untuk mengetahui pencapaian kompetensi
pada setiap KD pada KI-3. Penilaian harian dapat dilakukan melalui tes
tertulis dan/atau penugasan, tes lisan sesuai dengan karakteristik
masing-masing KD. Pelaksanaan penilaian harian dapat dilakukan
setelah pembelajaran satu KD atau lebih. Penilaian harian dapat
dilakukan lebih dari satu kali untuk KD dengan cakupan materi luas dan
komplek sehingga penilaian harian tidak perlu menunggu pembelajaran
KD tersebut selesai.
Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dengan
berbagai Teknik penilaian dalam satu semester direkap dan
didokumentasikan pada tabel pengolahan nilai sesuai dengan KD yang
dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian lebih dari satu kali maka
nilai akhir KD tersebut merupakan nilai rata-rata. Nilai akhir pencapaian
126
pengetahuan mata pelajaran tersebut diperoleh dengan cara merata-
ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester.
Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka
bulat pada skala 0 – 100 dan predikat, serta dilengkapi dengan
deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian
KD selama satu semester.
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja / kinerja /
praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik
KD mata pelajaran. Hasil penilaian setiap KD pada KI-4 berdasarkan
nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama pada KD
yang sama yang dilakukan beberapa kali penilaian. Jika penilaian KD
yang sama dilakukan dengan Teknik yang berbeda, misalnya proyek
dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD
tersebut dirata-ratakan.
Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran
adalah dengan cara merata-ratakan dari semua nilai KD pada KI-4
dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan
padarapor menggunakan angka bulat pada skala 0 – 100 dan predikat
127
2) Nilai rerata setiap aspek pada poin (1) dibandingkan dengan KKM pada
sekolah tersebut. Jika hasil pada nilai rerata lebih atau sama dengan
nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan TUNTAS,
dan sebaliknya jika nilai rerata kurang dari nilai KKM, maka aspek mata
pelajaran tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika rerata
kedua aspek tuntas dan memiliki nilai sikap baik maka mata pelajaran
tersebut dinyatakan TUNTAS.
Adapun kriteria kenaikan kelas di SMA N 1 2 x 11 Enam Lingkung yang
menggunakan system paket adalah: jika peserta didik dinyatakan naik kelas
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pelajaran yang diikuti.
2) Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indicator kompetensi
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3) Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
4) Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing
capaian pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil
dan/atau semester genap, maka nilai akhir mata pelajaran diambil dari
rata-rata nilai mata pelajaran pada semester ganjil dan genap untuk
aspek yang sama.
5) Keputusan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan berdasarkan
hasil rapat dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah,
misal minimal kehadiran 80 %, dan tidak melanggar tata tertib
sekolah yang telah ditentukan.
6) Satuan Pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kondisi
yang berkembang
b. Prosedur Penentuan Naik Kelas
Prosedur penetapan kenaikan kelas mengikuti langkah langkah sebagai
berikut :
128
1) Sekolah mengundang dewan guru untuk mengikuti rapat penetapan
kenaikan kelas.
2) Wali kelas telah memiliki data nilai pengetahuan dan ketrampilan yang
lengkap untuk seluruh mata pelajaran yang diikuti peserta didiknya, dan
membawa data tersebut pada rapat kenaikan kelas. Data nilai peserta
didik adalah data nilai semester ganjil dan semester genap.
3) Guru BK dan wali kelas memiliki data nilai sikap yang sudah direkap
dari semester ganjil dan semester genap.
4) Pada waktu rapat dinas dimulai, wakil kurikulum menjelaskan kriteria
kenaikan kelas yang telah disusun bersama dalam KTSP tahun
berlangsung.
5) Setelah itu masing masing wali kelas memberikan data nilai siswa yang
kurang / dibawah KKM yang tidak memenuhi kriteria kenaikan kelas.
6) Data nilai siswa ini dibicarakan dalam rapat dewan guru untuk diambil
keputusan naik atau tinggal kelas.
7) Semua hasil keputusan rapat dilaporkan dalam laporan kenaikan kelas.
c. Prosedur Dan Bentuk Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
Prosedur dan bentuk pelaporan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1
2 X 11 Enam Lingkung sebagai berikut :
1) Prosedur Dan Bentuk Pelaporan Penilaian Harian.
Penilaian harian dilaksanakan oleh guru mata pelajaran masing-
masing. Setiap KD yang diajarkan selalu dilakukan penilaian harian
baik berupa tugas maupun ujian. Hasil nilai ujian harian dilaporkan ke
sekolah dan ke peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dalam
tiap semester.
2) Prosedur Dan Bentuk Pelaporan Penilaian Tengah Semester.
Penilaian tengah semester dilaksanakan secara serentak dan terjadwal.
Guru membuat kisi kisi dan menyusun soal ujian sesuai dengan KD
masing-masing dan meyerahkannya ke panitia ujian. Panitia sekolah
memperbanyak soal sebanyak peserta didik dan membagikannya
ketika jadwal ujian tiba.
Hasil ujian peserta didik diperiksa oleh guru mata pelajaran masing -
masing dan nilainya dikumpulkan ke sekolah. Sekolah, melalui panitia
129
evaluasi dan penilaian merekap nilai dari masing - masing guru dan
menyusun laporan hasil penilaian tengah semester.
Melalui wali kelas laporan hasil belajar peserta didik dibagikan kepada
orang tua peserta didik masing – masing pada jadwal yang telah
ditentukan pihak sekolah.
130
diperiksa oleh guru mata pelajaran masing - masing dan nilainya
dikumpulkan ke sekolah. Nilai ujian semester dihitung / dinilai per KD
masing - masing dan digabung dengan penilaian harian pada masing -
masing KD yang sudah dilakukan. Nilai akhir dari gabungan penilaian
harian dan ujian semester di laporkan ke sekolah dan dientrikan oleh
masing-masing guru mata pelajaran ke Erapor dan menjadi nilai raport
dari masing – masing peserta didik.
Sekolah, melalui panitia evaluasi dan penilaian merekap nilai dari
masing-masing guru dan menyusun laporan hasil penilaian semester.
Setelah semua nilai terkumpul, sekolah mengadakan rapat kenaikan
kelas. Berdasarkan kriteria kenaikan kelas dan data nilai peserta didik,
dewan guru menentukan naik tidak naiknya seorang peserta didik. Hasil
rapat tidak bias diganggu gugat.
Setelah rapat dan diambil kesepakatan bersama, maka wali kelas
membagikan laporan hasil belajar peserta didik kepada orang tua
peserta didik masing – masing
131
Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yakni:
1. Asesmen Kompetensi Minimum
Mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif.
2. Survei Karakter
Mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar
nonkognitif.
3. Survei Lingkungan Belajar
Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang
pembelajaran.
132
minimal 12 mbbs (online), ketersediaan internet minimal 10 mbbs dan
aplikasi PHD (semi online), bekerja sama dengan PLN atau tersedia
genset. Sementara itu untuk kesiapan pendidik dan tenaga kependidikan
dengan mendatangkan naras umber yang kompeten untuk mempersiapkan
pendidik mempersiapkan peserta didik mengikuti AKM dan masing-masing
pendidik mempersiapkan RPP berbasis literasi dan numerasi.
133
- Memperbanyak sumber bacaan di perpustakaan
- Memaksimalkan program literasi sekolah
14. Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk tahu pelajaran
2021/2022 :
1) Ketentuan umum:
i. Menyelesaikan program pembelajaran dimasa pandemic COVID-
19 yang dibuktikan dengan rapor tiap semester.
ii. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal BAIK.
iii. Mengikuti Ujian Sekolah
iv. Kelulusan ditetapkan melalui rapat Dewan Guru dan Tata Usaha.
2) Ketentuan khusus
i. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran sebagaimana
angka 1) huruf a) adalah :
ii. Peserta didik memiliki nilai Rapor semester 1 s.d semester 6 dan
mengikuti pembelajaran dari semester 1 s.d semester 6
iii. Memperoleh nilai rata-rata Ujian Sekolah untuk semua mata
pelajaran ujian satuan Pendidikan 65 (enam puluh lima).
iv. Rata-rata kehadiran peserta didik 80 %
v. Memperoleh Nilai Sikap / Prilaku minimal BAIK sebagaimana
huruf B angka 1.b adalah modus dari nilai sikap minimal Baik (B)
134
4) Masing-masing guru memberikan tanggapan terhadap nilai yang
diperoleh peserta didik untuk memutuskan apakah akan
diluluskan atau tidak
5) Setelah disepakati bersama maka maka kepala sekolah
menimbang dan memutuskan kelulusan perserta didik.
135
d. Target dan Program Peningkatan Kualitas Lulusan Yang Akan Di Capai
Target kelulusan tahun 2021 – 2022 dapat mencapai kembali 100% dengan
harapan guru harus meningkatkan kreatifitasnya dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar (PBM) sehingga semua siswa dapat mendapatkan nilai
dengan baik. Kegiatan rencana dan program peningkatan lulusan siswa
kelas XII tahun pelajaran 2021 / 2022 SMAN 1 2x11 Enam Lingkung
sebagai berikut ;
a. Pembelajaran Tambahan.
Pembelajaran tambahan ini dilaksanakan mulai bulan September
2021 s/d bulan Januari 2022 dalam bentuk penambahan jam ( 2 jam
semester I dan II ) dengan jadwal dari 7.30 s.d 17.15 dengan
pemberian materi esensial dari kelas X sampai XII. Kegiatan ini untuk
mata pelajaran yang di pilih dimulai dengan pembuatan program oleh
masing-masing guru mata pelajaran tersebut.
b. Melaksanakan Try Out Kabupaten.
Kegiatan ini dilaksanakan 1 kali dengan jadwal yang sama untuk
tingkat Provinsi selama 6 hari.
c. Melaksanakan Bimbingan Psikologi Pendidikan.
d. Melaksanakan Bimbingan Kerohanian.
e. Melaksanakan Ujian Sekolah/US
136
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
137
Adapun kegiatan sekolah pada awal tahun pelajaran ada tiga kegiatan
utama yang akan dilakukan, yaitu :
a) Kegiatan untuk peserta didik baru kelas X adalah mengikuti
kegiatan pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang susunan
kegiatannya telah tercantum dalam program MPLS untuk tahun
pelajaran 2021/2022. Peserta didik kelas XI dan kelas XII yang
terlibat hanya pengurus OSIS SMA N 1 2 x 11 Enam Lingkung
b) Sementara itu untuk kelas XI dan XII kegiatan pada awal tahun
pelajaran adalah langsung belajar sesuai dengan daftar yang telah
disusun oleh wakil kurikulum beserta timnya. Pada hari pertama
tersebut pendidik dan peserta didik sudah mengetahui jadwal
pelajaran masing masing. Siswa juga sudah tahu kelas kelas yang
akan ditempatinya selama satu tahun ajaran tersebut.
c) Rapat dinas awal tahun ajaran baru direncanakan akan
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 Juli 2021 setelah pulang
sekolah / setelah sholat Jumat. Hal ini dilakukan agar proses
belajar mengajar tidak terganggu.
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1. Pengaturan Minggu Efektif Semester 1 Dan 2 Kelas X
Perhitungan minggu efektif untuk kelas X, semester I sebanyak 20 Minggu
efektif dan semester II sebanyak 17 Minggu efektif bisa di lihat pada tabel di
bawah ini sebagai berikut :
Satu
Minggu
Jam Jumlah Waktu Jumlah jam
Efektif Per
Kelas Tatap JP Per Pembelajaran Per tahun
tahun
Muka Minggu Per tahun (@60 menit)
Ajaran
(menit)
X 1.554 jam
45 42 37 69.930
( K-13) pelajaran
Jumlah menit pada tatap muka kelas X sebanyak 45 menit dan beban jam
mengajar pada kelas X sebanyak 42 Jam Pelajaran Per minggu. Minggu
efektif pada satu tahun ajaran berkisar antara 37 minggu, sehingga waktu
pembelajaran berjumlah 1.554 Jam Pelajaran mengacu kepada minggu
138
efektif per tahun ajaran. Kalau di konversikan kemenit maka jumlah jam
pelajaran per tahun ajaran sebanyak 69.930 menit.
Satu
Minggu
Jam Jumlah Waktu Jumlah jam
Efektif Per
Kelas Tatap JP Per Pembelajaran Per tahun
tahun
Muka Minggu Per tahun (@60 menit)
Ajaran
(menit)
XI
1.672 jam
45 44 38 75.240 menit
pelajara
( K-13)
Jumlah menit pada tatap muka kelas XI sebanyak 45 menit dan beban jam
mengajar pada kelas XI sebanyak 44 Jam Pelajaran Per minggu. Minggu
efektif pada satu tahun pelajaran 38 minggu, sehingga waktu pembelajaran
berjumlah 1.672 Jam Pelajaran mengacu kepada minngu efektif per tahun
ajaran. Kalau di konversikan kemenit maka jumlah jam pelajaran per tahun
ajaran sebanyak 75.240 menit.
Satu
Minggu
Jam Jumlah Waktu Jumlah jam
Efektif Per
Kelas Tatap JP Per Pembelajaran Per tahun
tahun
Muka Minggu Per tahun (@60 menit)
Ajaran
(menit)
139
XI
1.364 jam
45 44 31 61.380 menit
pelajaran
( K-13)
Jumlah menit pada tatap muka kelas XII sebanyak 45 menit dan beban jam
mengajar pada kelas XII sebanyak 44 Jam Pelajaran Per minggu. Minggu
efektif pada satu tahun pelajaran yaitu 31 minggu, sehingga waktu
pembelajaran berjumlah 1.364 Jam Pelajaran mengacu kepada minggu
efektif per tahun pelajaran. Kalau di konversikan kemenit maka jumlah jam
pelajaran per tahun pelajaran sebanyak 61.380 menit.
C. Pengaturan Waktu Libur
1. Penetapan Libur Sekolah
Libur sekolah pada tahun pelajaran 2021 / 2022 sesuai dengan kalender
pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, yaitu sebanyak
empat minggu diluar libur nasional. Libur sekolah biasanya sesudah
menerima rapor semester I dan II. Berdasarkan kalender Pendidikan : (a)
Libur sekolah pada semester I mulai hari Senin, tanggal 20 Desember 2021
dan berakhir hari Sabtu, 01 Januari tahun 2022, (b) Libur sekolah pada
semester II mulai hari Senin, tanggal 20 Juni 2022 dan berakhir hari Sabtu,
tanggal 10 Juli 2022 selama 3 minggu.
140
19 Juli 2021, Libur Bersama
20 Juli 2021, Hari raya Idul Adha
10 Agustus 2021, Tahun baru Hijriah
19 Oktober 2021, Maulud Nabi Muhammad SAW
24 Desember 2021, Cuti Bersama
25 Desember 2021, Hari Natal
1 Januari, Tahun Baru 2022 Masehi
1 Februari 2022, Tahun Baru Imlek
1 Maret 2022, Isra’ Miraj
3 Maret 2022, Hari Raya Nyepi
15 April 2022, Wafat Isa Almasih
3, 4 Mei 2022, Hari Raya Idul Fitri
10 Mei 2022, Hari Raya Waisak
26 Mei 2022, Kenaikan Isa Almasih
SELASA
SABTU
JUMAT
JLH
KAMIS
SENIN
RABU
141
Jumlah 21 Minggu 117
2. Semester II ( Genap )
SEMESTER
SELASA
JUMAT
SABTU
KAMIS
SENIN
RABU
JLH
BULAN KETERANGAN
HARI
Minggu II 17 Minggu
142
SRI ASTUTI, S.Pd, MM
NIP. 19620414 198703 2 008
143
144
145
146