Anda di halaman 1dari 146

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Program kerja sekolah dapat diartikan sebagai proses perencanaan terhadap
semua hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan di suatu
sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Penyusunan Program
Kerja Sekolah disesuaikan dengan kondisi sekolah, potensi daerah sekitar, kondisi
sosial budaya masyarakat sekitar, dan juga kebutuhan peserta didik.

Dengan demikian, penyusunan program sekolah tidak boleh menyimpang dan


harus relevan dengan visi, misi, serta tujuan penyelenggaran pendidikan pada
sekolah yang bersangkutan. Penyusunan Program Kerja Sekolah juga perlu
dilakukan secara sistematis, rinci, terukur, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Pengembangan Program Kerja Sekolah dilakukan dengan memperhatikan potensi


sekolah, kekuatan dan kelemahan sekolah, tantangan eksternal dan internal yang
akan dihadapi, serta hambatan dalam pelaksanaan program.

Kesuksesan penyelenggaraan pendidikan pada sebuah sekolah salah satunya


ditentukan oleh perencanaan Program Kerja Sekolah yang matang. Penyusunan
Program Kerja Sekolah dilakukan dengan melibatkan komite sekolah dan
berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan

B. Dasar Hukum

Program Kerja Sekolah disusun berdasarkan beberapa landasan hukum


berikut.

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan

3. Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan


4. Permendikbud No.111 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler

1
5. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang pelaksanaan Ekstrakurikuler
6. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal
7. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Pramuka
8. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
9. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(K13)

10. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi (K13)

11. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses

12. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian

13. Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah

14. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar

15. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19)
16. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan Ujian
Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
17. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 3 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2021 Tahun Pelajaran
2021/2022.
18. Perda Provinsi Sumatera Barat No. 2 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan
19. Perda Provinsi Sumatera Barat No. 6 Tahun 2020 tentang Adaptasi
Kebiasaan Baru Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease (Covid-19)
20. Pergub No 20. tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di
Provinsi Sumatera Barat.

2
21. Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 719/P/2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus.
22. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
No. 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas untuk Kondisi Khusus.

C. Tujuan
Tujuan umum dari penyusunan Program Kerja Sekolah, antara lain sebagai
berikut.

1. Untuk menyatukan pandangan dan cita-cita seluruh warga sekolah dalam


mewujudkan tujuan penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan mutu.

2. Untuk memudahkan dalam melaksanakan tugas pengelolaan sekolah


sesuai tupoksi masing-masing.

3. Untuk memudahkan dalam melakukan evaluasi tugas pengelolaan sekolah.

4. Untuk memberikan gambaran nyata kondisis sekolah saat ini dan satu
tahun yang akan datang.

5. Sebagai bentuk laporan tertulis kepada masyarakat dan pihak-pihak yang


berkepentingan terhadap pengelolaan sekolah.

6. Sebagai bahan kajian bagi pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah
yang bersangkutan.

3
BAB II
ANALISIS RAPOR MUTU

A. Hasil Capaian 8 Standar Tahun Yang Lalu


Hasil capaian rapor mutu SMAN 1 2X11 Enam Lingkung tahun 2020 sebagai
b erikut:
a) Standar Kompetensi Lulusan
Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
kompetensi lulusan :

b) Standar Isi

4
c) Standar Proses

d) Standar Penilaian Pendidikan


Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
penilaian pendidikan :

5
e) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6
f) Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan

7
g) Standar Pengelolaan Pendidikan

h) Standar Pembiayaan

8
B. Kesenjangan,Penyebab Kesenjangan Dan Harapan

No Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan Penyebab Rencana tindak lanjut Ket
kesenjangan
1 Standar Isi Kurikulum
Kurikulum 90% memenuhi SNP Kurikulum 100% Keadaan saat ini Memaksimalkan
(RPP) disusun untuk kelas X, XI memenuhi SNP dan RPP dalam masa pandemi vaksinasi untuk
Dan XII untuk semua mata kelas X, XI dan XII, pembelajaran tatap
pelajaran, RPP yang dilakukan memaksimalkan RPP atau muka
oleh guru belum tercapai secara materi
maksimal karena kondisi
Pandemi

2 Standar Kelulusan
a. Prestasi akademik lulusan Prestasi akademik lulusan Proses PBM belum Memaksimalkan
belum memenuhi standar belum memenuhi standar berjalan secara vaksinasi untuk
nasional rata- rata KKM 76 dan nasional KKM yaitu 90, maksimal pembelajaran tatap
rata- rata UTBK yaitu 72 dan rata- rata UTBK diatas muka
75
b. Siswa yang lulus di SNMPTN Memaksimalkan
15%dan SBMPTN baru Diharapkan lulus di Proses PBM belum vaksinasi untuk
mencapai 20%, dan jalur SNMPTN 35%, di berjalan secara pembelajaran tatap
mandiri baru tercapai 35% SBMPTN 30% dan jalur maksimal muka
mandiri 35%

3 Standar Proses
a. Proses pembelajaran belum Proses pembelajaran Keadaan saat ini Memaksimalkan
memenuhi standar nasional sudah memenuhi standar dalam masa pandemic vaksinasi untuk
pendidikan, yaitu 70% guru pendidikan yaitu 90%. pembelajaran tatap
melakasnakan CTL muka
b. Guru yang menggunakan Sudah 60% guru Perlu pengadaan Memaksimalkan
media IT baru 40% menggunakan IT pelatihan IT pemahiran

9
4. Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan
Pendidik dan tenaga pendidikan Pendidik dan tenaga Keadaan saat ini
memenuhi 90% standar nasional pendidikan memenuhi dalam masa pandemic
pendidikan 95% standar nasional
pendidikan

5. Standar Sarana Prasarna


a. Prasarana, sarana media Prasarana, sarana media Ketersedian biaya dan Memaksimalkan
pembelajaran, bahan ajar, pembelajaran, bahan ajar, pembagian pemanfaatan sarana
sumber belajar terdapat 75% sumber belajar terdapat pengelolaan biaya dan prasarana yang
memenuhi standar nasional 90% memenuhi standar telah tersedia
pendidikan nasional pendidikan
Pemakaian almari yang
Perlengkapan almari di Banyak nya kebutuhan tepat guna dan
b. Perlengkapan almari di kelas kelas baru 50% penunjang lain yang bermanfaat
baru 20% dibutuhkan

6. Standar Pengelolaan
80% fungsi pengelolaan sekolah 90% fungsi pengelolaan Kendala keadaan Pemenuhan vaksinasi
memenuhi SNP sekolah memenuhi SNP selama pandemi seluruh masyarakat
sekolah

7. Standar Pengembangan
Pembiayaan
Pembiayaan siswa pertahun Rp. Pembiayaan siswa Keterbatasan Pengusulan
960.000 pertahun baru teracapai pertahun Rp. 2.400.000 kesediaan dana untuk pembiayaan dan
sekitar 50% pertahun baru teracapai sekolah dari satuan pemanfaatan

10
sekitar 95% pendidikan maupun
masyarakat

8. Pengembangan Penilaian
Guru dan sekolah 95% Guru dan sekolah 98% Keadaan saat ini Memaksimalkan
melaksanakan sistim penilaian melaksanakan sistim dalam masa pandemi vaksinasi untuk
sesuai system kurikulum atau penilaian sesuai system pembelajaran tatap
sesuai standar nasionakl kurikulum atau sesuai muka
pendidikan standar nasionakl
pendidikan

11
12
BAB III
RENCANA KEGIATAN

Rencanakegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) yaitu:


1. Uraian kegiatan pengembangan kompetensi lulusan
1.1 Penyusunan KKM
1.2 Penyusunan kriteria kenaikan kelas
1.3 Penyusunan kriteria kelulusan
1.4 Pelaksanaan uji coba UTBK

2. uraian Kegiatan Pengembangan Standar Isi

2.1 Penyusunan pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran


2.2 Penyusunan program tahunan
2.3 Penyusnan program semester
2.4 Penyusunan silabus

3. Uraian Kegiatan Pengembangan Standar Proses


3.1 Program Pengelolaan KBM
3.1.1. Pengadaan sarana penunjang KBM
3.1.2. Pengadaan Alat Dan Bahan Pembelajaran

3.2 Program Kesiswaan


3.2.1 Penyusunan Program Kesiswaan
3.2.2 Pelaksanaan PPDB

3.3 Program Ekstakulikuler


3.3.1 Penyusunan Ekstrakulikuler
3.3.2 Pelaksanaan Ekstrakulikuler Kepramukaan

4. Uraian Kegiatan Pengembangan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan


4.1 Pembinaan Guru Gugus
4.1.1 Peningkatan kualitas guru kelas, Guru mata pelajaran
4.1.2 Peningjkatan Kompetensi Sekolah

4.2 Pembinaan Tenaga Kependidikan


4.2.1 Pembinaan Tenaga Ketatausahaan
4.2.2 Pembinaan Tenaga Kepustakaan

5. Uraian Kegiatan Pengembangan Sarana Dan Prasarana


5.1 Pengadaan, Pemeliharaan Dan Perawatan Alat kantor/ Inventaris Sekolah
5.1.1 Mesin
5.1.2 Stensi/ Pengganda

5.2 Pemeliharaan dan perbaikan Gedung


5.2.1 Ruang Kelas
5.2.2 Ruang Laboratorium

13
6 Uraian Pengembangan Standar Pengelolaan
6.1 Kegiatan Pengembangan Manajemen Sekolah
6.1.1 Penyusunan Visi Dan Misi
6.1.2 Penyusunan Profil Sekolah

6.2 Kegiatan Pengelolaan Perkantoran


6.2.1 Penyusuna Program Ketatausahaan
6.2.2 Pengadaan Sarana PendukungPerkantoran

6.3 Kegiatan, Supervisi, Monitoring Dan Evaluasi


6.3.1 Penyusunan Program Supervisi , monitoring dan evaluasi
6.3.2 Supervisi Akademik

6.4 Kegiatan Hubungan Masyarakat


6.4.1 Penyusunan Sistem Informasi Manajemen’
6.4.2 Penyusunan Leat Left

7. Uraian Kegiatan Pengembangan Standar Pembiayaan


7.1 Kegiatan rumah tangga sekolah, daya dan jasa
7.1.1 Konsumsi guru dan pegawai
7.1.2 Konsumsi tamu
7.1.3 Pembayaran guru honor

8. Uraian Kegiatan Pengembangan Standar Penilaian


8.1 Ulangan harian
8.2 Ulangan tengah semester
8.3 Ulangan akhir semester

14
Sekolah harus menganalisa rapor mutu dan merencanakan program sekolah
dengan memperhatikan rapor mutu tahun 2020 :
i) Standar Kompetensi Lulusan
Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
kompetensi lulusan :

Kondisi ideal kompetensi lulusan berdasarkan rapor mutu antara lain :


1) Kemampuan lulusan pada dimensi sikap secara ideal bahwa peserta
didik mampu menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan,
berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, percara diri, bertanggungjawab,
berperilaku sebagai pembelajar sejati sepanjang hayat, dan sehat
jasmani dan rohani.
2) Kemampuan lulusan pada dimensi pengetahuan secara ideal adalah
bahwa peserta didik mampu menguasai pengetahuan faktual,
prosedural, konseptual dan metakognitif.
3) Kemampuan lulusan pada dimensi keterampilan secara ideal bahwa
peserta didik mampu berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif.

15
Kondisi nyata standar lulusan yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung
adalah menuju SNP 4 sebagai berikut :
1) Kondisi nyata kemampuan lulusan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung pada
dimensi sikap berdasarkan rapor mutu tahun 2020 sudah mendekati
kondisi ideal yaitu menuju SNP 4, terutama pada sikap menjadi pribadi
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berkarakter, dan perilaku
sehat jasmani dan rohani. Perlu peningkatan pada sikap disiplin, jujur,
peduli, percara diri, dan berperilaku sebagai pembelajar sejati sepanjang
hayat.
2) Kondisi nyata kemampuan lulusan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung pada
dimensi pengetahuan sudah menuju SNP 4, walaupun masih perlu
perbaikan pada kemampuan menguasai pengetahuan faktual,
prosedural, konseptual dan metakognitif.
3) Kondisi nyata kemampuan lulusan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung pada
dimensi keterampilan masih dibawah SNP (menuju SNP 4) dan perlu
perbaikan terutama pada keterampilan berpikir dan bertindak secara
kreatif, produktif dan kritis.

j) Standar Isi

16
Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
isi:

Kondisi ideal standar isi SMAN 1 2x11 Enam Lingkung berdasarkan rapor
mutu antara lain :
1) Semua perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan
harus memuat karakteristik kompetensi sikap, pengetahuan,
keterampilan dan menyesuaikan dengan tingkat kompetensi siswa
dan ruang lingkup materi pembelajaran.
2) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai
prosedur dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam
pengembangan kurikulum, mengacu pada kerangka dasar
penyusunan, melewati tahapan operasional pengembangan dan
memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan Pendidikan yang
dikembangkan.
3) Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai dengan ketentuan yaitu
menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur kurikulum
yang berlaku, mengatur beban belajar berdasarkan bentuk
pendalaman materi, menyelenggarakan aspek kurikulum pada
muatan lokal dan melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa.

17
Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar isi
adalah menuju SNP 4 sebagai berikut:
1) Perangkat pembelajaran SMAN 1 2x11 Enam Lingkung masih dibawah
SNP yaitu menuju SNP 3. Perangkat pembelajaran belum sesuai dengan
rumusan kompetensi lulusan terutama penyesuaian dengan tingkat
kompetensi siswa dan penyesuaian dengan ruang lingkup materi
pembelajaran.
2) Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung belum memenuhi standar SNP dan masih menuju SNP 4.
Karena masih belum maksimal melibatkan pemangku kepentingan dalam
pengembangan kurikulum, belum mengacu pada kerangka dasar
penyusunan KTSP. Sementara itu perangkat kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang dikembangkan masih perlu perbaikan.
3) Secara nyata SMAN 1 2x11 Enam Lingkung masih perlu peningkatan
dalam melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan, dari nilai rapor
mutu masih mempunyai nilai dibawah SNP yaitu menuju SNP 3. Perlu
peningkatan yang optimal pada pengaturan beban belajar
berdasarkan bentuk pendalaman materi dan penyelenggaraan aspek
kurikulum pada muatan lokal.

k) Standar Proses
Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
proses:

18
Kondisi ideal SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar proses dilihat
dari aspek :
1) Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan yaitu :
a) Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan
b) Mengarah pada pencapaian kompetensi
c) Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sitematis
d) Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah

2) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat


a) Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai
ketentuan
b) Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran
c) Mendorong siswa mencari tahu
d) Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah
e) Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi

19
f) Memberikan pembelajaran terpadu
g) Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya
multi dimensi
h) Melaksanakan pembelajaran menuju pada keterampilan aplikatif
i) Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar
sepanjang hayat
j) Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas
k) Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
siswa
l) Menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa
m) Memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran
n) Menggunakan aneka sumber belajar
o) Mengelola kelas saat menutup pembelajaran

3) Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses


pembelajaran
a) Melakukan penilaian otentik secara komprehensif
b) Memanfaatkan hasil penilaian otentik
c) Melakukan pemantauan proses pembelajaran
d) Melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru
e) Mengevaluasi proses pembelajaran
f) Meninjaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran

Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar
proses masih dibawah SNP yaitu menuju SNP 4 sebagai berikut :
1) Sekolah belum maksimal dalam merencanakan proses pembelajaran
sesuai dengan ketentuan, hal ini terlihat dari rapor mutu menuju SNP 3.
Kondisi yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah pada
perencanaan proses pembelajaran yang tertuang pada silabus dan RPP
guru. Proses pembelajaran belum mengacu pada silabus yang telah
dikembangkan dan belum mengarah pada pencapaian kompetensi.

20
Disamping itu penyusunan dokumen rencana belum tersusun dengan
lengkap dan sistematis. Kondisi teburuk yaitu belum belum terevaluasi
secara berkala oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
2) Untuk indikator proses pembelajaran dilaksananakan dengan tepat,
kondisi terbaiknya adalah bahwa SMAN 1 2x11 Enam Lingkung sudah
membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai ketentuan.
Secara umum proses pembelajaran sudah dilaksananakan dengan tepat,
mendekati SNP (menuju SNP 4). Masih perlu mendapatkan perhatian
dan perbaikan pada pengelolaan kelas sebelum memulai pembelajaran,
kegiatan mendorong siswa mencari tahu, pembelajaran yang
mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah, melakukan
pembelajaran berbasis kompetensi, dan memberikan pembelajaran
terpadu. Pelaksanaan pembelajaran belum mengarahkan pada
pengembangan jawaban yang kebenarannya multi dimensi. SMAN 1
2x11 Enam Lingkung masih perlu mengembangkan pembelajaran
menuju pada keterampilan aplikatif, menguatamakan pemberdayaan
siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat, menerapkan prinsip bahwa
siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa dan dimana saja adalah
kelas.
3) Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran
belum sesuai dengan SNP (menuju SNP 4). Pengawasn dan penilaian
SMAN 1 2x11 Enam Lingkung belum memanfaatkan hasil penilaian
otentik, belum memaksimalkan supervisi proses pembelajaran kepada
guru dan belum maksimal dalam mengevaluasi proses pembelajaran dan
menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran.

l) Standar Penilaian Pendidikan


Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
penilaian pendidikan :

21
Kondisi ideal SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar penilain
pendidikan dilihat dari aspek :
1) Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi
a) Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
b) Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah

2) Teknik penilaian obyektif dan akuntabel


a) Menggunakan jenis teknik penilaia yang obyektif dan akuntabel
b) Memiliki perangkat teknik penilaian lengkap

3) Penilaian pendidikan ditindaklanjuti


a) Meindaklanjuti hasil pelaporan penilaian
b) Melakukan pelaporan penilaian secara periodik

4) Instrumen penilaian menyesuaikan aspek


a) Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap
b) Menggunakan instrumen penilaian aspek pengetahuan
c) Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan
5) Penilaian dilakukan mengikuti prosedur
a) Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara sesuai prosedur
b) Melakukan penilaian berdasarkan ranah sesuai prosedur
c) Menentukan kelulusan siswa berdasarkan

22
Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar
penilaian pendidikan masih dibawah SNP yaitu menuju SNP 4 sebagai
berikut:
1) Proses penilaian ranah kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan belum maksimal atau masih dibawah SNP (menuju SNP
3).
2) Masih perlu perbaikan dalam penyusunan teknik penilaian secara
lengkap.
3) Instrumen penilaian masih perlu menyesuaiakan dengan aspek sikap.
4) Penilaian yang dilakukan belum berdasarkan penyelenggaraan
penilaian yang sesuai prosedur.

m) Standar Pengelolaan Pendidikan


Rapor Mutu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun 2020 untuk standar
pengelolaan pendidikan :

Kondisi ideal SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar proses dilihat
dari aspek :
1) Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan
a) Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan
b) Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai
ketentuan
c) Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan
pengelolaan sekolah
2) Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan
a) Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap
b) Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan
c) Meningkatkan daya guna pendidik dan tenaga kependidikan
d) Melaksanakan kegiatan evaluasi diri
e) Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta masyarakat serta
lembaga lain yang relevan

23
3) Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan
a) Memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan

Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk standar
pengelolaan pendidikan masih dibawah SNP yaitu menuju SNP 4 sebagai
berikut:
1) Untuk indikator perencanaan pengelolaan, sekolah sudah memiliki visi
dan misi yang jelas, masih perlu perbaikan dalam mengembangkan
rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai ketentuan.
2) Program pengelolaan sekolah masih perlu perbaikan dalam
pelaksanaan sesuai ketentuan. SMAN 1 2x11 Enam Lingkung sudah
memiliki pedoman pengeloaan sekolah yang lengkap, tapi masih perlu
peningkatan penyelenggaraan kegiatan layanan kesiswaan dan
membangun kemitraan dengan melibatkan peran serta masyarakat
lembaga lain yang relevan. Kondisi terparah berada pada sub indikator
pelaksanaan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran
dengan nilai menuju SNP 2
3) Kepala sekolah sudah menunjukan kinerja yang baik dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan walaupun masih perlu peningkatan
yang optimal dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
4) Pengelolaan sistem informasi manajemen SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung sudah menuju SNP 4, masih perlu perbaikan pada sistem
informasi manajemen sesuai ketentuan.

2. Potensi Satuan Pendidikan


SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terletak di desa Bari Sicincin, Kecamatan 2x11
Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.
Sekolah memiliki areal tanah 15.000 m 2 mempunyai potensi untuk dapat
dikembangkan menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan, hal ini didukung
oleh kondisi letak yang strategis dan cukup lahan. Lingkungannya
menyenangkan bagi kelangsungan proses pembelajaran bagi peserta didik,
pendidik maupun tenaga kependidikannya. Komposisi masyarakat yang

24
heterogen disertai perhatian yang cukup tinggi akan pendidikan serta iklim
sekolah yang kondusif menyebabkan keinginan masyarakat menyekolahkan
dan mendapatkan pendidikan anaknya ke SMAN 1 2x11 Enam Lingkung.
Ditahun pelajaran 2021 / 2022 penerimaan peserta didik baru melalui PPDB
Online yang di fasilitasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat dan
Kominfo Provinsi. Sekolah ini didukung oleh beberapa Kenagarian di wilayah
kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung dalam pemenuhan kuota peserta didik untuk
dapat melanjutkan Pendidikan di SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung, beberapa
Kenagarian tersebut yang terdiri dari :
1. Kenagarian Sicincin
2. Kenagarian Sungai Asam
3. Kenagarian Lubuk Pandan
4. Kenagarian Kapalo Hilalang
5. Kanagarian Koto Mambang

Tahun pelajaran 2021/2022 SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung mempunyai 27


rombongan belajar terdiri dari :
1). Kelas X = 10 lokal dengan jumlah siswa : 320 siswa
2). Kelas XI = 7 lokal dengan jumlah siswa : 243 siswa
3). Kelas XII = 9 lokal dengan jumlah siswa : 278 siswa
Jadi jumlah siswa tahun pelajaran 2021/2022 sebanyak 841 siswa, semua
proses pembelajaran di laksanakan pada pagi hari. Dengan data diatas
terdapat adanya kekuatan dan kelemahan dari kajian internal SMAN 1 2x11
Enam Lingkung di antaranya :
1. Peserta Didik
Tingginya perhatian orang tua terhadap dunia pendidikan khusus di
Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung dan umumnya Kabupaten Padang
Pariaman, hal ini dibuktikan pada awal tahun pelajaran setiap tahunnya
jumlah peserta didik yang mendaftar ke SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung
melebihi kuota atau jumlah yang ditetapkan Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Barat dengan gambaran data sebagai berikut :
No Jumlah Jumlah Yang Tahun Keterangan
Pendaftar Diterima Pendaftara

25
n
1 400 Orang 288 Orang 2016
2 322 Orang 288 Orang 2017
3 400 Orang 324 Orang 2018
4 390 Orang 320 Orang 2019
5 350 orang 277 Orang 2020

Dari data di atas dapat kita lihat kenaikan yang signifikan terhadap minat
dan perhatian orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke SMAN 1 2x
11 Enam Lingkung dan setelah berjalannya proses pembelajaran di
kelas cukup banyak siswa mempunyai kemampuan dan bakat yang
tinggi , baik di bidang akademik maupun non akademik. Dalam hal ini
dapat kita lihat prestasi yang pernah diraih oleh siswa SMAN 1 2 x 11
Enam Lingkung dibidang akademik dan non akademik dengan data
sebagai berikut :
 Potensi Akademik
Potensi peserta didik SMA 1 2 x11 Enam Lingkung dalam setiap
lomba ataupun kegiatan olimpiade tingkat Kabupaten dan Propinsi
sering mendapatkan juara, baik juara tiga teratas ataupun juara
harapan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa dan sekolah
dalam mengembangkan mutu Pendidikan di sekolah. Setiap siswa
terus berminat untuk mengikuti baik olimpiade dan lomba-lomba mata
pelajaran tingkat Kabupaten dan Propinsi yang dibuktikan dengan
prestasinya.

Prestasi Siswa SMAN 1 2x11 Enam Lingkung di Bidang Akademik


N
Tahun Bidang Prestasi Tingkat
o
1 2016 Olimpiade Biologi Juara III Provinsi

2 2016 Olimpiade Astronomi Juara I Provinsi

3 2016 Futsal Juara III Provinsi

4 2017 Lomba Sejarah Juara III Kabupaten

5 2018 Lomba Sejarah Juara III Provinsi

6 2019 Lomba Geografi Juara II Kabupaten

26
7 2020 KSN Biologi Tk Prov Kabupaten

8 2020 KSN Ekonomi Tk Prov Kabupaten

9 2020 KSN Kebumian Tk Prov Kabupaten

Hal ini signifikan dengan hasil kelulusan peserta didik pada perguruan
tinggi tahun 2021 sebagai berikut :

No Jalur Jumlah
1 SNMPTN 8 orang
2 PMDP 1 orang
3 SPAN PTKIN 17 orang
4 SBMPTN 17 orang

 Potensi Non Akademik


Potensi non akademik dengan banyak lomba-lomba yang diikuti
peserta didik sering memperoleh juara tingkat Kabupaten, Propinsi
maupun Nasional, seperti Lomba di bidang olah raga (Basket, Futsal,
Volly, Renang, Silat). Sering mendapat juara, ini dibuktikan dengan
prestasi yang diperolehnya
Prestasi Siswa SMAN 1 2x11 Enam Lingkung di Bidang Non
Akademik

No Tahun Bidang Prestasi Tingkat

1 2016 Olimpiade Biologi Juara I Provinsi

2 2016 Bola Kaki Juara I Provinsi

3 2016 Olimpiade Biologi Harapan 2 Provinsi

4 2016 Adiwiyata Nasional Nominasi Nasional

5 2017 Lomba Sosiologi Juara III Provinsi


Fashion Show Pakaian
6 2017 Juara III Provinsi
Jepang
7 2017 Lomba Seni BerKimia Harapan II Provinsi

8 2017 Lomba Duta Genre Juara Favorit Provinsi

9 2017 Olimpiade Geografi Juara III Provinsi

27
10 2017 Bintang Sains Finalis Provinsi
Olimpiade Sains
Harapan I
Cendikia ( Fisika )
Olimpiade Sains
11 Harapan II Provinsi
Cendikia (Biologi)
Olimpiade Sains
Juara II
Cendikia (Biologi)
Lomba Silat Univ. Bung
12 Juara II
hatta
Provinsi
Lomba Silat Univ. Bung
13 Juara III
hatta
Olimpiade Sains
14 Juara III Provinsi
(Geografi)
15 Olimpiade PAI (MFQ) Harapan I Provinsi
Lomba Bahasa dan Juara I
16 2018
Budaya Jepang Miss Sakura
Provinsi
Lomba Bahasa dan
17 Juara III
Budaya Jepang ( Tulis )
Lomba Cerdas Cermat
18 Juara III Provinsi
TAP MPR
19 Silat Laga Kls I - O2SN Juara I Provinsi
Silat Seni Tunggal Putra
20 Juara I Provinsi
– O2SN
21 Silat Kls C Putri – O2SN Juara II Provinsi
Lomba Baca Puisi
22 Juara II Provinsi
FL2SN
23 Lomba Basket Putri Juara I Provinsi

24 Lomba Basket Putra Juara III Provinsi

25 2019 O2SN ( Silat ) Juara I dan II Kabupaten

26 2019 Karate Juara I Kabupaten

27 2019 Renang Juara II Kabupaten

28 2020 Duta Genre Juara II Kabupaten

29 2020 Lomba Video Terbaik Juara II Kabupaten

28
30 2020 Duta Berbakat Juara II Kabupaten

2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tenaga Pendidik yang bertugas di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung
jumlahnya belum mencukupi untuk beberapa mata pelajaran, dikarenakan
sudah banyak pensiun dalam tiga tahun terakhir. Pendidikannya rata-rata
S1 tetapi ada juga S2 dan D3. Sementara tenaga kependidikan
jumlahnya belum mencukupi atau kurang tetapi dimanfaatkan dengan
pola pembagian kerja secara efektif dan efisien.
Jumlah tenaga pendidik di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung tahun pelajaran
2021 / 2022 sebanyak 63 orang dengan rincian sebagian berikut :

Jml Yg
No. Mata Pelajaran S1 S2 D 3 Jumlah Ket
Ada

1 Agama 5 5 5  
Kewarganegaraa
2 2 2  
2 n
3 Bhs. Indonesia 6 6 6  
4 Bhs. Inggris 4 4 4  
5 Matematika 7 6 1 7  
6 Sejarah 4 4 4  
7 Kimia 5 4 1 5  
8 Biologi 2 1 1 2  
9 Fisika 5 5 5  
10 Ekonomi 4 2 2 4  
11 Geografi 3 3 3  
12 Sosiologi 2 2 2  
13 Penjas 4 4 4  
14 Kesenian 3 3 3  
15 TIK 3 3 3  
16 Kewirausahaan 0 0 0  
17 Bk 3 2 1 3  
18 Bhs. Jepang 1 1 1  
Jumlah 63 58 5 3 66  

Jumlah pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 2x11 Enam Lingkung


berjumlah 11 orang dengan rincian sebagai berikut :

29
Kepegawaian
No. Pendidikan Jumlah Ket
PNS NON PNS
1 SD
2 SMP
3 SMA 1 3 4
4 D3 2 2
5 S1 5 5
Jumlah 1 10 11

3. Sarana dan Prasarana


1. Luas tanah SMAN 1 2x11 Enam Lingkung sangat mendukung potensi
sekolah untuk maju dimasa yang akan dating dengan luas tanah
sebesar 15.000 m2, hal ini dapat lebih mudah untuk pengembangan
sarana belajar dan sarana lainnya.
2. Memiliki ruang kelas yang permanen, perabot lemari, meja, kursi,
papan tulis, labor IPA (Biologi dan Kimia, Fisika) dan ruang TIK,
perpustakaan, mushalla, tempat parkir, koridor, ruang UKS, ruang
BK, lapangan Upacara, Ruang PIK R. Semuanya dimiliki dengan
fasilitas terbatas tetapi dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisiensi.
3. Sarana labor IPA sudah ada 3 Ruang
 Labor Kimia
 Labor Biologi
 Labor Fisika

4. Sarana labor TIK ada 1 Ruang :


 Labor Komp 1

4. Pembiayaan

30
Sesuai dengan Standar Pembiayaan Pasal 62 dalam Standar Nasional
Pendidikan, pembiayaan sekolah SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terdiri
dari dana - dana dari dalam maupun dari luar :
 Komite Sekolah
 Dana Operasional dari Pemerintah
Sementara biaya Operasional Sekolah baik untuk tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan terdiri dari gaji, tunjangan (tunjangan daerah) dan
tunjangan sertifikasi, tamsil (tambahan penghasilan bagi guru yang
belum mendapat sertifikasi).

5. Program - program SMAN 1 2x11 Enam Lingkung


Program pendidikan di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dapat
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada dan
meliputi program pendidikan mata pelajaran Muatan Lokal, yang
diintegrasikan pada mata pelajaran di Kelas X, XI, XII (Semua Mata
Pelajaran), pengembangan diri, pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan berbasis keunggulan lokal atau global program serta
pembelajaran remedial dan program pengayaan. Berdasarkan
kesesuaian program dengan kebutuhan dan potensi yang ada di SMAN
1 2x11 Enam Lingkung.
a. Kondisi Masyarakat dan Lingkungan Sekolah
1. Komite Sekolah
Komite sekolah merupakan pihak yang terlibat dalam penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung yang diketuai oleh Busrizal, S.Sos dan melibatkan
anggota-anggotanya disamping pendidik, kepala sekolah,
konselor. Pihak komite mitra bagi pihak sekolah terutama dalam
melakukan pemantauan kegiatan sekolah baik pembangunan fisik
maupun pembangunan non fisik yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan.
Komite merupakan masyarakat yang peduli terhadap pendidikan
di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan juga berperan memantau,

31
mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran
setiap tahun.

2. Dewan Pendidikan
Dewan Pendidikan berperan memantau, mengevaluasi
pelaksanaan kurikulum dan pengembangan kurikulum yang
dilaksanakan setiap tahun. Dewan Pendidikan ini berkedudukan di
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat di Padang.
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat merupakan tempat
berkoordinasi terhadap pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung, dalam hal
memfasilitasi penyusunan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum
yang dilaksanakan oleh tim pengembang kurikulum sekolah.

3. Asosiasi Profesi
Asosiasi profesi yang dimaksud adalah kelompok guru mata
pelajaran se Kabupaten Padang Pariaman/Provinsi Sumatera
Barat yang terwujud dalam bentuk Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). Kegiatan MGMP ini dilaksanakan pada setiap
mata pelajaran pada masing – masing tingkat. Tempat dan waktu
pelaksanaan MGMP ini ditetapkan oleh MGMP masing-masing
mata pelajaran. Pada tahun pelajaran 2020/2021, SMAN 1 2x11
Enam Lingkung biasanya ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan
MGMP mata pelajaran Ekonomi. Sedangkan untuk mata pelajaran
lain dilaksanakan di sekolah negeri yang berkedudukan di
Kabupaten Padang Pariaman.

4. Sumber Daya Alam dan Sosial Budaya


Sumber daya alam dan sosial budaya yang ada dilingkungan
SMAN 1 2 x11 Enam Lingkung kondisinya sangat baik dan
nyaman untuk melaksanakan proses pembelajaran oleh peserta

32
didik karena lingkungannya agak jauh dari jalan utama, sementara
sosial masyarakatnya sangat mendukung untuk memajukan
sekolah dimasa depan, hal ini didukung oleh keindahan,
kerindangan, kesejukan, kebersihan dan kenyamanan, ini juga
dirasakan peserta didik dan warga sekolah lainnya.

5. Alumni
Alumni dari SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung, sangat perhatian
terhadap pembangunan dan pengembangan sekolah. Hal ini
dibuktikan dengan adanya sumbangan - sumbangan alumni untuk
membangun prasarana dan kegiatan yang menunjang motivasi
siswa untuk masuk keperguruan tinggi. Sumbangan pikiran dalam
mendukung sekolah adiwiyata Nasional di tahun 2015.

3. Karakteristik Menjadi Kekhasan Sekolah


SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terletak di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung
dengan luas lahan 15.000 m2. Sekolah ini sudah mendapatkan kriteria Sekolah
Adiwiyata Nasional pada tahun 2015. Selain itu SMAN 1 2x11 Enam Lingkung
sudah melakukan pembiasaan sehari-hari dengan 7 K (ketertiban, keindahan,
kebersihan, keamanan, kekeluargaan, kerindangan, kedisiplinan) dan 7 S
(senyum, sapa, salam, sopan, santun, sabar, syukur) di lingkungan sekolah.
Program unggulan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung adalah program ecape
learning (global) dan silek lunau (lokal).

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. PP No. 57 tahun 2001 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
4. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan karakter (PPK)
5. Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No.
22, 23 Tahun 2006

33
6. Permendiknas No. 06 tahun 2007 tentang perubahan Permen No. 24
Tahun 2006
7. Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
8. Permendikbud No. 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Universal
9. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Penyusunan KTSP
10. Permendikbud No.111 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler
11. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang pelaksanaan Ekstrakurikuler
12. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal
13. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
14. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Pramuka
15. Permendikbud No. 20 tahun 2016 tentang SKL
16. Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi dan Permendikbud
No 59 tahun 2014
17. Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
18. Permendikbud No.23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
19. Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Inti dan
KOmpetensi Dasar
20. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
Bagi Siswa Baru
21. Permendikbud No. 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Pada Satuan pendidikan Formal
22. Permendikbud No. 23 tahun 2016 dan Permendiknas no 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian
23. Permendikbud No. 15 Tahun 2018 tentang Beban Belajar Guru, Pengawas
dan Kepala Sekolah
24. Permendikbud No. 36 tentang Srtuktur Kurikulum 2013 SMA dan MA
25. Permendikbud No.37 tahun 2018 tentang KI KD Kurikulum 2013 SD, SMP,
SMA
26. Surat Edaran Mendikbud No. 14 tahun 2019 tentang Penyederhanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

34
27. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19)
28. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan Ujian
Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
29. Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 3 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2021 Tahun Pelajaran
2021/2022.
30. Perda Provinsi Sumatera Barat No. 2 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan
31. Perda Provinsi Sumatera Barat No. 6 Tahun 2020 tentang Adaptasi
Kebiasaan Baru Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease (Covid-19)
32. Pergub No 20. tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di
Provinsi Sumatera Barat.
33. Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 719/P/2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus.
34. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
No. 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas untuk Kondisi Khusus.

C. Tujuan Penyusunan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan pondasi/dasar oleh sekolah


dalam penyelenggaraan/pelaksanaan dalam melakukan kegiatan sistem
pendidikan yang nyata dan juga dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan
program sekolah. KTSP ini disusun sebagai pedoman bagi komunitas sekolah
dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan

35
karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip
pendidikan, diantara tujuan penyusunan KTSP dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan, serta
budaya dan karakter bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
- Beragam Dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
a. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
b. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan

36
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
c. Menyeluruh dan Berkesinambungan. Substansi kurikulum
mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
d. Belajar Sepanjang Hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
e. Seimbang Antara Kepentingan Nasional Dan Daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

Tujuan Penyusunan KTSP adalah :


1. Memenuhi ketentuan PP No. 57 tahun 2021 tentang SNP yang
menyatakan setiap satuan pendidikan menyusun KTSP dan
Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang KTSP.

2. Pedoman Operasional Sekolah 1 Tahun kedepan


Tujuan kedua penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) SMAN 1 2x11 Enam Lingkung Tahun Pelajaran 2021/2022
adalah sebagai pedoman kegiatan atau operasional sekolah satu
tahun kedepan, tanpa adanya KTSP sekolah maka suatu sekolah

37
tidak dapat melaksanakan kegiatan secara baik. Diantara pedoman
operasional kegiatan sekolah tersebut adalah :
a. Visi, misi dan tujuan sekolah.
b. Muatan kurikulum lokal dan nasional.
c. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.
d. Pelaksanaan gerakan literasi.
e. Kegiatan pengembangan diri (bimbingan
konseling ekstrakurikuler wajib, ekstrakurikuler pilihan).
f. Beban belajar.
g. Peminatan.
h. Ketuntasan belajar.
i. Penilaian pembelajaran (sikap, pengetahuan
dan keterampilan)
j. Kenaikan kelas.
k. Kelulusan.
l. Kalender pendidikan (awal tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu libur sekolah nasional, keagamaan).

3. Alat Kontrol Kegiatan Akademik dan Non Akademik Sekolah


Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga
bertujuan sebagai alat kontrol kegiatan akademik dan non akademik
sekolah.
a) Kegiatan Akademik
Kegiatan akademik merupakan capaian prestasi akademik yang
diperoleh peserta didik selama melaksanakan kegiatan belajar
dalam satu tahun pelajaran. Capaian prestasi akademik ini dapat
diperoleh peserta didik untuk semua mata pelajaran kelas X
sebanyak 15 mata pelajaran. Kelas XI sebanyak 14 mata
pelajaran dan kelas XII sebanyak 14 mata pelajaran sementara
beban belajar untuk mencapai prestasi tersebut kelas X 42 jam,
kelas XI 44 jam, kelas XII 44 jam pelajaran perminggu.
Sebagai alat kontrol sekolah dalam kegiatan akademik terhadap
peserta didik :

38
- Peringkat kelas yang diperoleh melalui nilai rapor.
- Lomba mata pelajaran melalui kegiatan olimpiade sains tingkat
kabupaten maupun tingkat provinsi, nasional.
- Memperoleh keberhasilan dalam ujian sekolah pada tahun
berjalan dengan nilai terbaik.
- Diterima di perguruan tinggi sesuai dengan minat dan keinginan
peserta didik.

b) Kegiatan Non Akdemik


Kegiatan non akademik merupakan kegiatan yang dilakukan
peserta didik dalam bentuk ekstrakurikuler yang dapat dicapai
secara baik selama setahun. Prestasi non akademik yang dicapai
peserta didik diantara berbagai lomba baik tingkat kabupaten,
provinsi maupaun nasional. Kegiatan non akademik di SMAN 1
2x11 Enam Lingkung lebih diutamakan kepada kelas X dan kelas
XI karena kelas XII kegiatannya terfokus menghadapi ujian akhir
sekolah.

4. Sebagai Pijakan/ Dasar Untuk Penyempurnaan KTSP Tahun Yang


Akan Datang
Tujuan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
berikutnya adalah sebagai pijakan/dasar untuk penyempurnaan KTSP
tahun yang akan datang. Setiap tahun KTSP sekolah selalu dievaluasi
atau direvisi oleh tim TPK sekolah dan diperiksa oleh pengawas Dinas
Pendidikan Provinsi, Tim TPK Provinsi serta disahkan oleh Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Sehingga penyusunan
KTSP tahun pelajaran 2021/2022 merupakan hasil evalusi dan revisi
serta penyempurnaan dari KTSP tahun pelajaran 2020/2021. KTSP
tahun pelajaran2021/2022 ini juga akan menjadi dasar untuk
penyempurnaan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun yang akan datang, dengan mempedomani hasil
evaluasi dan revisi Tim TPK Provinsi.

39
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Visi Sekolah
1. Rumusan Visi
Sekolah merupakan lembaga satuan pendidikan yang penting dalam
mendidik dan mengajari ilmu pengetahuan dan akhlak budi pekerti luhur
masing – masing peserta didik agar menghasilkan peserta didik yang
berilmu pengetahuan yang tinggi dan berakhlak mulia. Sekolah sebagai
salah satu satuan pendidikan memberikan dan membimbing sikap atau
karakter agar sekolah dipercaya oleh masyarakat sekitar terutama pada
daerah Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. SMA Negeri
1 2 x11 Enam Lingkung dalam menentukan visi kedepan serta memajukan
sekolah yang baik dimata masyarakat dalam pengelolaannya perlu
melibatkan semua unsur yang terkait diantaranya :
a. Pemerintah mempunyai peranan penting dalam sektor pendidikan
terutama pada sekolah tingkat menengah atas, majunya pendidikan
dengan dukungan dari pemerintah demi mewujudkan pendidikan kearah
yang lebih baik
b. Elemen masyarakat sekitar, yang terkait dari unsur masyarakat yaitu
tingkat kepercayaan masyarakat untuk memberikan dukungan dan
menyekolahkan anaknya ke SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung,
terutama pendidikan yang bermutu dan berkarakter.
c. Kepala Sekolah, Pimpinan sekolah dalam sebagai penanggungjawab
dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan motivasi dan
semangat serta mempunyai komitmen terhadap warga sekolah
bagaimana caranya untuk memajukan sekolah dalam rangka mencapai
peserta didik dan mutu pendidikan berkualitas dari hasil pendidikan
tersebut.
d. Guru/Pendidikan, guru sebagai pelaksana pendidikan dalam
memfasilitasi pembelajaran harus mengacu kepada tujuan pendidikan
dan berorientasi pada potensi dan perkembangannya serta kebutuhan

40
dan kepentingan peserta didik agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang baik.
e. Komite Sekolah/Mitra Sekolah, Komite Sekolah merupakan pewakilan
dari orang tua murid yang dipilih melalui rapat wali murid. Komite
mempunyai peranan penting dalam wujud dukungan masyarakat
terhadap sekolah dalam menjaga mutu pendidikan supaya lancar serta
kebijakan sekolah yang ditetapkan dapat terlaksana dengan adanya
persetujuan komite.
f. Peserta Didik, merupakan warga sekolah yang mempunyai peranan
penting keberadaanya pada satuan pendidikan dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Peserta didik diberikan ilmu
pengetahuan dan akhak mulia agar dapat tercipta generasi muda yang
mempunyai sikap dan pengetahuan yang berkarakter baik. Sekolah
diberikan tantangan dalam hal untuk menjawab perkembangan zaman
supaya bisa mewujudkan mutu pendidikan melalui peserta didik yang
berkualitas baik secara nasional ataupun internasional.

SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung, untuk menjadi sekolah yang terbaik


dimata masyarakat, terutama pada masyarakat Kabupaten Padang
Pariaman maka diperlukan pengolahan manajemen yang baik dalam
menentukan sikap sekolah, merumuskan visi sekolah yang jelas dan tegas
serta dapat terlaksana sesuai yang dicita - citakan oleh sekolah sekarang
dan masa yang akan datang. Visi SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung
adalah :
Visi :
“ Beriman, Cerdas, Mandiri, Kompetetif, Berbudaya Serta
Berwawasan Lingkungan “

2. Indikator Pencapaian Visi


Dalam satuan pendidikan visi sangat diperlukan karena akan menentukan
kearah mana sekolah akan dibawa, jadi visi merupakan keinginan dan
pernyataan moral yang menjadi dasar sebagai tolak ukur kebijakan seluruh

41
unsur sekolah yang terlibat dalam membawa gerak dan langkah sekolah
yang lebih baik di masa yang akan datang.
Indikator dari visi tersebut yaitu :
- Beriman.
- Cerdas.
- Mandiri.
- Kompetitif.
- Berbudaya.
- berwawasan lingkungan.

B. Misi Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung


Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang
telah ditetapkan. Misi SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung :
1. Menjalankan ajaran agama secara mendalam melalui pembelajaran dan
pembiasaan serta menjaga kelestarian lingkungan ciptaanTuhan.
2. Mengembangkan potensi kecerdasan intelektual, emosional, spiritual
dan sosial kultural yang ramah lingkungan.
3. Menungkatkan kompetisi di bidang akademik dan non akademik
ditingkat daerah dan nasional
4. Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan, teguh dalam pendirian,
peduli lingkungan dan menghargai perbedaan dengan jiwa kebangsaan
berdasarkan nilai – nilai pendidikan karakter bangsa.
5. Mewujudkan sekolah berwawasan lingkungn hidup.

C. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung


Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratif serta
bertanggungjawab. Untuk mewujudkan visi dan misi diatas ditetapkan

42
sejumlah indikator atau rumusan tujuan SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung
sebagai berikut :
1. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatnya prestasi belajar peserta didik baik akademik maupun non
akademik
3. Meningkatnya perolehan rata-rata ujian sekolah (rata - rata minimal 76
untuk tahun 2022)
4. Meningkatnya persentase kelulusan dan diterima pada Perguruan Tinggi
favorit untuk tahun 2021/2022 prestasi kelulusan 100 % dan diterima
diperguruan tinggi sebanyak 75 %
5. Meningkatnya disiplin dan kinerja personal sekolah
6. Meningkatnya pembelajaran yang berkwalitas
7. Meningkatnya lulusan yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan
masyarakat
8. Meningkatnya kegiatan ekstrakurikuler secara bervariasi
9. Meningkatkan kegiatan seni dan budaya dalam bentuk pergelaran seni
10. Meningkatkan prestasi siswa dalam mengikuti lomba baik pada tingkat
kabupaten maupun di tingkat provinsi.
11. Meningkatnya prestasi kerja yang dilandasi dengan semangat keteladanan
12. Meningkatnya kepedulian warga sekolah terhadap kebersihan lingkungan
13. Meningkatnya kepedulian warga sekolah terhadap kerindangan lingkungan
14. Meningkatnya kepedulian warga sekolah terhadap keindahan lingkungan
15. Meningkatnya kepedulian warga sekolah terhadap ketertiban dan
keamanan lingkungan
16. Meningkatnya hubungan yang lebih baik sesama warga sekolah, komite,
masyarakat dan pemerintah.

43
BAB III
KERANGKA DASAR STRUKTUR MUATAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Kerangka Dasar
Berdasarkan Permendikbud No. 36 tahun 2018 tentang struktur kurikulum
mempunyai landasan sebagai berikut :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a.    Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan
selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan

44
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar
yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa
depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b.    Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan
akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c.    Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama
disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kecemerlangan akademik.
d.    Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,

45
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
2. Landasan Sosiologis
Perkembangan era revolusi industri 4.0 berdampak terhadap berbagai
bidang, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan dalam bertransformasi
tentunya tidak berdiri sendiri. Pendidikan diharapkan dapat menjawab
segala tantangan, dimana harus memenuhi kebutuhan masyarakat
penggunanya dan harus mampu mempersiapkan masyarakat dalam
kehidupan yang sesungguhnya. Pendidikan harus mampu memberikan
serangkaian aktivitas dan kegiatan yang diorganisasikan untuk memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik yang dinamakan dengan
kurikulum yang mampu menjawab tantangan tersebut. Kurikulum yang
ditawarkan harus mampu menjawab kompleksitas tantangan ke depan.
Kompleksitas sebagai konsekuensi dari masyarakat yang selalu ingin
berkembang dan juga laju perkembangan teknologi yang menuntut
masyarakat untuk selalu dinamis. Output kurikulum yaitu generasi peserta
didik yang cemerlang di masa depan menjadi mutlak adanya. Permasalahan
pendidikan yang semakin menantang terutama berkaitan dengan masalah
nilai sosial yang akhir-akhir ini kita rasakan semakin tereduksi dengan
kebebasan media. Maka adalah hal penting untuk mempertimbangkan
aspek sosial dalam pengembangan kurikulum. Sebagaimana pengertian
sosiologis yang diutarakan. Seyogyanya aspek sosiologis menjadi sebuah
landasan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum agar
manusia yang dihasilkan oleh kurikulum melalui pendidikan itu tidak salah
pegangan dan dapat membangun masyarakatnya. Karena sejatinya peserta
didik dididik oleh pendidikan untuk disiapkan kembali ke masyarakatnya.
Sekaligus mengembangkan nilai-nilai yang ada dimasyarakatnya sehingga
bisa survive atau bahkan meningkatkan kualitas hidup
masyarakatnya.Sehingga penting pada nantinya peserta didik besar dalam
nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat sekaligus akan tampil sebagai
contoh sosial bagi lingkungannya. Sehingga sosiologis perlu menjadi

46
landasan dalam pengembangan kurikulum. Landasan sosiologis
pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari
sosiologis yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Landasan ini didasari bahwa pendidikan adalah proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Landasan sosiologis penting
adanya dalam pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum 
pada  prinsipnya  pendidikan  harus  mencerminkan keinginan, cita-cita
tertentu dan kebutuhan masyarakat. Karena itu sudah sewajarnya kalau
pendidikan memerhatikan aspirasi masyarakat, dan pendidikan mesti
memberi jawaban atas tekanan - tekanan yang datang.

3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi
prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah
atas khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMA yang
selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan
yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan
masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
otentik. Dengan demikian kurikulum mencerminkan muatan pengetahuan
sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses
pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

4. Landasan Teoritis

47
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal kurikulum
yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluasluasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.

5. Landasan Yuridis
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah disusun dengan
dasar hukumnya antara lain :
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
secara yuridis diamanatkan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
c. Peraturan Menteri (Permen) No 23, 24 tentang
Standar Isi dan Standar Kelulusan dalam KTSP.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
atau Permendikbud No 61 tahun 2014 tentang Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

B. Sruktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
Berdasarkan Permendikbud No. 36 tahun 2018 tentang struktur kurikulum
dinyatakan bahwa Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMA/MA
pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas.

48
Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar
antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang
sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMA/MA dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti SMA/MA


KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
INTI INTI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan
agama yang dianutnya agama yang dianutnya ajaran
agama yang dianutnya
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan
jujur, disiplin, jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab,
(gotong royong, (gotong royong, peduli (gotong
kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, royong, kerjasama,
damai), santun, damai), santun, toleran, damai),
responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktif santun, responsif dan
dan menunjukkan dan menunjukkan pro-aktif dan
sikap sebagai bagian sikap sebagai bagian menunjukkan sikap
dari solusi atas dari solusi atas sebagai bagian dari
berbagai berbagai solusi atas
permasalahan dalam permasalahan dalam berbagai
berinteraksi secara berinteraksi secara permasalahan
efektif dengan efektif dengan dalam berinteraksi

49
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
INTI INTI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan secara efektif
alam serta dalam alam serta dalam dengan lingkungan
menempatkan diri menempatkan diri sosial dan alam
sebagai cerminan sebagai cerminan serta dalam
bangsa dalam bangsa dalam menempatkan diri
pergaulan dunia. pergaulan dunia sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, 3. Memahami, 3. Memahami,
menerapkan, menerapkan, dan menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi
konseptual, prosedural konseptual, pengetahuan faktual,
berdasarkan rasa prosedural, dan konseptual,
ingintahunya tentang metakognitif prosedural, dan
ilmu pengetahuan, berdasarkan rasa ingin metakognitif
teknologi, seni, tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa
budaya, dan pengetahuan, ingin tahunya tentang
humaniora dengan teknologi, seni, ilmu pengetahuan,
wawasan budaya, dan teknologi, seni,
kemanusiaan, humaniora dengan budaya, dan
kebangsaan, wawasan humaniora dengan
kenegaraan, dan kemanusiaan, wawasan
peradaban terkait kebangsaan, kemanusiaan,
penyebab fenomena kenegaraan, dan kebangsaan,
dan kejadian, serta peradaban terkait kenegaraan, dan
menerapkan penyebab fenomena peradaban terkait
pengetahuan dan kejadian, serta penyebab fenomena
prosedural pada menerapkan dan kejadian, serta
bidang kajian yang pengetahuan menerapkan
spesifik sesuai dengan prosedural pada pengetahuan
bakat dan minatnya bidang kajian yang prosedural pada
untuk memecahkan spesifik sesuai dengan bidang kajian yang
masalah bakat dan minatnya spesifik sesuai

50
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
INTI INTI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
untuk memecahkan dengan bakat dan
masalah minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan
ranah konkret dan ranah konkret dan mencipta dalam
ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait ranah konkret dan
dengan dengan ranah abstrak terkait
pengembangan dari pengembangan dari dengan
yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di pengembangan dari
sekolah secara sekolah secara yang dipelajarinya di
mandiri, dan mampu mandiri, bertindak sekolah secara
menggunakan metoda secara efektif dan mandiri serta
sesuai kaidah kreatif, serta mampu bertindak secara
keilmuan menggunakan metoda efektif dan kreatif,
sesuai kaidah dan mampu
keilmuan menggunakan
metoda sesuai kaidah
keilmuan

2. Muatan Kurikulum Nasional


a. Alasan Pemilihan Kurikulum Yang Digunakan (Kurikulum 2013)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi

51
pertimbangan pengembangan sebuah kurikulum. Pengembangan
Kurikulum 2013 mempertimbangkan aspek berikut sesuai dengan Tujuan
Kurikulum 2013:
1) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Tantangan
internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
2) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
3) Tuntutan
kompetensi abad ke-21
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan hal
berikut, yaitu tuntutan kompetensi abad ke-21, pencapaian kompetensi
berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills), penciptaan kesempatan
kerja, peserta didik, dan dasar-dasar dan aspek akademik tentang
kurikulum.
Dasar Hukum
Dasar hukum yang mengatur tentang muatan kurikulum nasioanal
adalah:
1) Permendikbud No. 36 tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Mendikbud No. 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA
2) Permendikbud No. 37 tahun 2018 tentang Perubahan atas
Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah

52
3) Peraturan Pemerintah No. 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan
b. Daftar Mata Pelajaran
Pada tahun pelajaran 2021 / 2022 ini SMA Negeri 1 2 x 11 Enam
Lingkung melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
Kuruikulum 2013 pada seluruh tingkat. Karena menggunakan kurikulum
2013 maka sekolah menyusun stuktur kurikulumnya sesuai dengan
ketentuan struktur kurikulum 2013 bagi SMA. Adapun uraian kelompok
pelajaran adalah sebagai berikut:

 Kelompok mata pelajaran A (wajib)


 Kelompok mata pelajaran B (wajib)
 Kelompok mata pelajaran C (peminatan akademik)
 Mata pelajaran pendalaman materi dan atau lintas minat.
 Ekstrakurikuler.
1. Daftar mata pelajaran kelas X

X IPA X IPS

Kelompok A ( umum ) Kelompok A ( umum )


1. Pendidikan Agama dan Budi 1. Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti Pekerti
2.Pendidikan Pancasila dan 2.Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 3. Bahasa Indonesia
4. Matematika 4. Matematika
5. Sejarah Indonesia 5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris 6. Bahasa Inggris
Kelompok B (umum) Kelompok B (umum)
1. Seni Budaya 1. Seni Budaya
2. Pendidikan jasmani, Olahraga 2. Pendidikan jasmani, Olahraga
dan kesehatan dan kesehatan
3. Prakarya dan Kewirausahaan 3. Prakarya dan Kewirausahaan
Kelompok C (peminatan Kelompok C (peminatan
akademik) akademik)
1. Matematika 1. Geografi
2. Biologi 2. Sejarah
3. Fisika 3. Sosiologi
4. Kimia 4. Ekonomi
Lintas Minat Lintas Minat
1. Lintas minat 1 1. Lintas minat 1
2. Lintas minat 2 2. Lintas minat 2

53
X IPA X IPS

Jumlah

Untuk Peserta didik kelompok peminatan Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung di beri
kesempatan memilih mata pelajaran lintas minatnya adalah salah satu
mata pelajaran Ilmu Ilmu Sosial dan bahasa. Hal ini disesuaikan
dengan mata pelajaran pilihan peserta didik dan disesuaikan dengan
kondisi pendidik dan sarana/prasarana yang ada. Alokasi waktu
masing masing mata pelajarannya adalah 3 jam pelajaran per minggu.
Sehingga total jam pada lintas minat menjadi 6 jam pelajaran.

Untuk Peserta didik kelompok peminatan Ilmu Sosial di SMA Negeri 1


2x11 Enam Lingkung di beri kesempatan memilih mata pelajaran
lintas minatnya adalah mata pelajaran matematika dan ilmu
pengetahuan alam dan bahasa. Hal ini disesuaikan dengan mata
pelajaran pilihan peserta didik dan disesuaikan dengan kondisi
pendidik dan sarana/prasarana yang ada. Alokasi waktu masing
masing mata pelajarannya adalah 3 jam pelajaran per minggu.
Sehingga total jam pada lintas minat menjadi 6 jam pelajaran.

2. Daftar Mata Pelajaran kelas XI


XI IPA XI IPS
Kelompok A ( umum ) Kelompok A ( umum )
1. Pendidikan Agama dan Budi 1. Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti Pekerti
2.Pendidikan Pancasila dan 2.Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 3. Bahasa Indonesia
4. Matematika 4. Matematika
5. Sejarah Indonesia 5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris 6. Bahasa Inggris
Kelompok B (umum) Kelompok B (umum)
1. Seni Budaya 1. Seni Budaya
2. Pendidikan jasmani, Olahraga dan 2. Pendidikan jasmani, Olahraga
kesehatan dan kesehatan

54
XI IPA XI IPS
3. Prakarya dan Kewirausahaan 3. Prakarya dan Kewirausahaan
Kelompok C (peminatan akademik) Kelompok C (peminatan
akademik)
1. Matematika 1. Geografi
2. Biologi 2. Sejarah
3. Fisika 3. Sosiologi
4. Kimia 4. Ekonomi
Lintas Minat Lintas Minat
1 Lintas Minat 1 1. Lintas Minat 1

Untuk Peserta didik di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung kelas XI


kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (XI IPA)
dan kelompok peminatan Ilmu Ilmu Sosial (XI IPS) di beri kesempatan
memilih salah satu mata pelajaran lintas minatnya pada kelas X.

5. Daftar Mata Pelajaran kelas XII


XII IPA XII IPS
Kelompok A ( umum ) Kelompok A ( umum )
1. Pendidikan Agama dan Budi 1. Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti Pekerti
2.Pendidikan Pancasila dan 2.Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 3. Bahasa Indonesia
4. Matematika 4. Matematika
5. Sejarah Indonesia 5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris 6. Bahasa Inggris
Kelompok B (umum) Kelompok B (umum)
1. Seni Budaya 1. Seni Budaya
2. Pendidikan jasmani, Olahraga 2. Pendidikan jasmani, Olahraga
dan kesehatan dan Kesehatan
3. Prakarya dan Kewirausahaan 3. Prakarya dan Kewirausahaan
Kelompok C (peminatan Kelompok C (peminatan
akademik) akademik)
1. Matematika 1. Geografi
2. Biologi 2. Sejarah
3. Fisika 3. Sosiologi
4. Kimia 4. Ekonomi
Lintas Minat Lintas Minat
1 Lintas Minat 1 1. Lintas Minat 1

55
Untuk Peserta didik di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung kelas XII
kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (XII
IPA) dan kelompok peminatan Ilmu Ilmu Sosial (XII IPS) mengikuti
lintas minat kelas XI yaitu Ekonomi untuk kelas XI IPA 1 dan 2,
Geografi untuk kelas XI IPA 3 dan 4, Sosiologi untuk kelas XI IPA 5,
Ekonomi untuk kelas XI IPA 1 dan 2, Geografi untuk kelas XI IPA 3 dan
4 dan Sosiologi untuk kelas XI IPA 5.

c. Alokasi Waktu per mata pelajaran

Kelas X IPA
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Matematika 3
.
11 Biologi 3
.
12 Fisika 3
.
13 Kimia 3
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 1 3
.
15 Lintas minat 2 3
.

Kelas X IPS
MATA PELAJARAN ALOKASI

56
WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Geografi 3
.
11 Sejarah 3
.
12 Sosiologi 3
.
13 Ekonomi 3
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas minat 1 3
.
15 Lintas minat 2 3
.

Kelas XI IPA
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Matematika 4
.
11 Biologi 4

57
.
12 Fisika 4
.
13 Kimia 4
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 4
.

Kelas XI IPS
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Geografi 4
.
11 Sejarah 4
.
12 Sosiologi 4
.
13 Ekonomi 4
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 4
.

Kelas XII IPA


ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2

58
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Matematika 4
.
11 Biologi 4
.
12 Fisika 4
.
13 Kimia 4
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 4
.

Kelas XII IPS


ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU PER
MINGGU
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Matematika 4
5. Sejarah Indonesia 2
6. Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Geografi 4
.
11 Sejarah 4
.
12 Sosiologi 4
.
13 Ekonomi 4
.
MATA PELAJARAN PILIHAN (LINTAS MINAT)
14 Lintas Minat 4
.

59
d. Jumlah jam tatap muka per minggu

Jumlah jam tatap muka per


Mata Pelajaran minggu

Kelas X Kelas XI Kelas XII

Kelompok A ( umum )
1. Pendidikan Agama dan 3 3 3
Budi Pekerti
2.Pendidikan Pancasila 2 2 2
dan Kewarganegaraan
3. Bahasa 4 4 4
Indonesia
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah 2 2 2
Indonesia
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Jumlah kelompok A 1 1 1
7 7 7
Kelompok B (umum)
1. Seni Budaya 2 2 2
2. Pendidikan 3 3 3
jasmani, Olahraga
dan kesehatan
3. Prakarya dan 2 2 2
Kewirausahaan
Jumlah kelompok B 7 7 7
Kelompok C (peminatan
akademik)
Matematika 3 4 4
Biologi 3 4 4
Fisika 3 4 4
Kimia 3 4 4
Lintas Minat
Lintas minat 1 3 4 4
Lintas minat 2 3
Jumlah kelompok C 18 20 20
Jumlah total jam tatap muka 42 44 44
per minggu

3. Muatan Kurikulum Daerah/Muatan Lokal

a. Pengintegrasian mulok nilai-nilai Al-Quran dan Budaya Minang Kabau


pada Mata Pelajaran

60
Muatan Lokal merupakan kegiatan pembelajaran akademik yang
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi keunggulan daerah. Keunggulan daerah yang materinya dapat
diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang ada, sehingga harus dari mata
pelajaran tersendiri. Subtansi dan muatan lokal ditentukan sendiri oleh
satuan pendidikan, muatan lokal yang dikembangkan di SMAN 1 2 x 11
Enam Lingkung mengacu kepada bidang keagamaan dan keterampilan
siswa. Dimana pada bidang keagamaan sesuai dengan budaya daerah
tentang Pendidikan Al-Quran diintegrasikan. Sementara dibidang lainnya
yaitu Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan telah menetapkan peraturan baru tentang muatan lokal pada
kurikulum 2013 yang dituangkan dalam Permendikbud Nomor 79 tahun
2014. Permendikbud ini mengatur mata pelajaran pada satuan pendidikan
yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan
lokal. Maksud dari muatan lokal (mulok) ini untuk membentuk pemahaman
peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya.
Mulok dikembangkan atas prinsip kesesuaian dengan perkembangan
peserta didik, keutuhan kompetensi, fleksibelitas dan kebermamfaatan
untuk kepentingan nasional dalam menghadapi tantangan global.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum
yang merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat,
sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah
lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah
yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal
mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.
Muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki
wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan
nasional.

61
Ditambah dengan kuatnya arus globalisasi dan modernisasi serta
perkembangan teknologi saat ini, kita dihadapkan dengan berkembangnya
paham neoliberalisme dan sekulerisme yang memberikan akses bagi
generasi muda untuk bebas menganut aliran apapun, bebas
berkomunikasi, bebas berpendapat dan bebas Maka dengan adanya
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal merupakan solusi
terbaik untuk meminimalisir terjadinya situasi yang semakin buruk, Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatra Barat menerapkan pembelajaran mulok
dengan mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau pada semua mata pelajaran di kelas. Sedangkan
pelaksanaan muatan lokal itu sendiri diserahkan pada masing-masing
sekolah. Keterlibatan SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung tidak terlepas
dari peran lembaga, mendidik generasi muda yang akan meneruskan dan
melanjutkan kehidupan bangsa ini dengan manusia yang berkarakter
sesuai dengan kepridadian bangsa Indonesia.
Jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 2 x 11
Enam Lingkung pada tahun pelajaran 2021 / 2022 ini adalah :
Mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
pada semua mata pelajaran di kelas pada semua tingkat (kelas X, XI, dan
XII). Pengintegrasian materi mulok diberlakukan padakompetensi dasar
pada setiap mata pelajaran yang memungkinkan dan memiliki kandungan
nilai karakter baik pada pendidikan Al-Quran maupun Budaya Alam
Minangkabau. Muatan lokal (Pendidikan Al-Quran dan Budaya
Minangkabau) diintegrasikan kedalam mata pelajaran baik program IPA
ataupun IPS.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung, melalui seluruh
mata pelajaran dengan kompetensi yang sesuai diantaranya :

 Kelas X
 Bahasa Jepang ( KD : Salam Sapaan )
62
 BK TIK ( KD : Manajemen File, Perangkat Lunak Pengolah Kata )
 Bahasa Inggris ( KD : Recount )
 Penjas ( KD : Permainan Bola Takraw )
 Bahasa Indonesia ( KD : Teks Eksposisi )
 Fisika ( KD : Hakikat Ilmu Fisika )
 Geografi ( KD : Dasar Geografi )
 Sosiologi ( KD : Nilai dan Norma Sosial )
 Seni Budaya ( KD : Musik Tradisional Indonesia )
 Matematika ( KD : Grafik Fungsi )
 Kelas XI
 Pendidikan Agama Islam ( KD : Berlomba – lomba dalam
kebaikan )
 Biologi ( KD : Sistem Gerak )
 Fisika ( KD : Benda Tegak )
 Penjas ( KD : Silat )
 PKN ( KD : Hak Asasi Manusia )
 Sejarah ( KD : Proklamasi )
 Bahasa Indonesia ( KD : Biografi )
 Ekonomi ( KD : Pendapatan Nasional )
 Seni Budaya ( KD : Musik Barat )

 Kelas XII
 Ekonomi ( KD : Akutansi sebagai suatu informasi )
 Pendidikan Agama Islam ( KD : Musyawarah Dalam Al-Quran )
 Fisika ( KD : Listrik Statis )
 Kimia ( KD : Sifat Koligatif Larutan )
 Penjas ( KD : Atletik )
 SeniBudaya ( KD : Musik Kreasi )
 Matematika ( KD : Limit )

b. Startegi Pelaksanaan Muatan Lokal Nilai-nilai Al-Quran dan Budaya


Minangkabau yang terintegrasi pada KI-KD mata pelajaran yang relevan

63
Pelaksanaan muatan lokal diintegrasikan kedalam mata pelajaran
dan dibimbing oleh guru bidang studi. Guru bidang studi memberikan
pembelajaran kepada siswa melalui sebuah modul pembelajaran yang
interaktif yang memuat nilai – nilai religius dan budaya, adat istiadat pada
daerah dan lingkungan sekitar sekolah. Selain dari pengintegrasian muatan
lokal dan budaya daerah, sekolah menyarankan kepada guru mata
pelajaran agar sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan
hendaklah memberikan pesan moral terhadap siswa yang bernuansa
religius dan budaya, sehingga siswa dapat mengerjakan dan
mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari baik dilingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat berbangsa dan bernegara.

4. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan / Kurikulum Unggulan Sekolah


a. Penerapan Pendidikan kecakapan hidup yang menggambarkan
kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
Pendidikan kecakapan hidup pada program ini dilaksanakan oleh guru mata
pelajaran yang di integrasi pada muatan local pada mata pelajaran
prakarya dan kewirausahaan, pelaksanaannya pada jadwal yang ditentukan
setiap minggu kelas X, XI, XII kegiatan pendidikan kecakapan hidup ini
dibimbing oleh guru masing-masing tingkat 3 orang guru yaitu :
 Kelas XII – Susidawati, S.Pd
 Kelas XI – Rohani Elfitri, S. Pd
Tarbiasni,S.Pd
 Kelas X - Drs. Kardiman
Ismartati, S.Pd

Dengan mengintegrasikan kegiatan kewirausahaan siswa diberikan


pendidikan tentang produksi daur ulang, makanan dan alas meja serta tas
jinjing yang dapat dimanfaatkan kehidupan sehari-hari. Hasil kerja siswa
dapat dipromosikan kepada warga sekolah atau pada guru-guru yang ada
disekolah dan ditawarkan terutama makanan-makanan dan hasilnya dapat

64
dinikmati oleh guru dan juga siswa yang bersangkutan. Hasil karya siswa
yang bermanfaat :
 Alas Meja Strimin atau sulam
 Tas Jinjing daur ulang
 Alas Kaki daur ulang
 Hp bekas dibuat robot
 Pipet didaur ulang
 Plastik bekas daur ulang

b. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Global dan Lokal


Program berbasis keunggulan lokal atau global terintegrasi pada mata
pelajaran Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi semakin baik secara lisan
maupun tulisan untuk memahami dalam mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan oleh karena itu
mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan agar lulusan mampu berkomunikasi dengan lancar Program
dinamakan :
 E-cafe Learning (English Communication Activities for Fun and Enjoyable
Learning) merupakan Program Keunggulan Global.
Kegiatan E-cafe Learning adalah kegiatan tambahan 2 jam pelajaran
setiap minggu dengan uraian kegiatan :
a) Meningkatkan keterampilan mendengar dan berbicara peserta didik
b) Memperkaya kosa kata
c) Membekali peserta didik dapat menggunakan Bahasa Inggris secara
baik dalam konteks kehidupan sehari - hari
d) Meningkatkan keyakinan peserta didik bahwa Bahasa Inggris tidak
sulit untuk dipelajari
e) Meningkatkan kesadaran pentingnya Bahasa Inggris dalam
penguasaan ilmu dan pengetahuan
Hasil yang diharapkan peserta didik mampu berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Inggris secara aktif dalam konteks kehidupan sehari -
hari. Strategi pelaksanaan kegiatan e-cave learning dilakukan SMAN 1 2 x
11 Enam Lingkung dengan rincian Jadwal sebagai berikut :
65
- Mulai bulan Juli 2021 sampai bulan Juni 2022 dengan alokasi waktu 2 x
pertemuan dalam satu minggu 2 semester.
- Semester I Kegiatannya ( Juli – Desember 2021 )
a) Penjaringan Peserta Didik
b) Pengumuman Peserta Didik
c) Pelaksanaan Kegiatan Per- rombel
d) Uji Kompetensi / Penilaian hasil yang dilayani Semester I 2021
- Semester II ( Januari – Juni 2022 ) Kegiatannya :
a) Melanjutkan kegiatan Semester I
b) Uji Kompetensi/penilaian hasil yang dicapai selama semester II
Tahun Pelajaran 2021 / 2022.

 Silek Lunau Merupakan Program Keunggulan Lokal.


Pencak Silat dalam perkembangan saat ini sudah banyak peminatnya dari
semua kalangan. Mulai dari anak-anak sudah dimasukkan di perguruan-
perguruan pencak silat yang ada, orang tua yang tahu akan peluang
olahraga pencak silat. Selain untuk mencari prestasi juga dapat bekal
menjaga diri dari kerasnya kehidupan. Sekolah-sekolah pun sudah mulai
dimasuki perguruan-perguruan pencak silat untuk merekrut anggota dan
sebagai upaya pelestarian kebudayaan daerah. Secara umum setiap
sekolah memiliki kegiatan atau program untuk mengembangkan
kepribadian siswa dan menambah kegiatan siswa. Program atau kegiatan
tersebut dinamakan dengan Ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler yang diberikan
berguna untuk mengembangkan bakat dan minat serta keterampilan siswa
yang merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan
dikembangkan.
Ekstrakurikuler pencak silat merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler
olahraga yang rutin mengisi kegiatan yang diadakan di sekolah maupun
luar sekolah seperti latihan bersama dengan sekolah lain, mengikuti
kejuaraan cabang dan mengikuti kejuaraan antar pelajar.
Pencak silat merupakan cabang olahraga tradisional, warisan budaya luhur
bangsa Indonesia. Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia
yang memiliki banyak seni tradisional yang diantaranya adalah Silat atau

66
dinamakan dengan Silek. Ada beberapa aliran Pencak Silat di
Minangkabau, diantaranya :
1. SilekTuo
2. Silek Kumanggo
3. Silek Harimau
4. Silek Lintau
5. Silek Sitaralak
6. Silek Pauah
7. Silek Sungai Patai
8. Silek Luncua

Selain Pencak Silat yang ada diatas, ada beberapa daerah di Sumatera
Barat yang menjadikan Pencak Silat ini sebagai pertunjukan seni
diantaranya Silek Lanyah dari Padang Panjang, Silek Lacah dari Limo
Puluah Kota. Silek Lanyah maupun Silek Lacah merupakan seni beladiri
yang biasanya diadakan setelah panen sawah. Gerakan yang diperagakan
dalam silek ini merupakan turunan dari gerakan silat yang ada di
Minangkabau.
SMAN 1 2x11 Enam Lingkung pun memiliki Silat yang diadakan disawah.
Nama silat tersebut adalah “SILEK LUNAU”. Lunau dalam artiannya adalah
lumpur. Silek Lunau yang ada di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terinspirasi
dari Silek Lanyah dan Silek Lacah. Silek Lunau hanya diadakan ketika ada
acara atau menyambut tamu disekolah dan dilakukan ketika sawah sudah
terairi atau setelah panen dan mau bercocok tanam.
Silek lunau selama ini telah ditampilkan diberbagai acara, diantaranya :
1. Lomba Photography dengan tema Silek Lunau
2. Photoshoot dengan salah satu model
3. Pengambilan video dengan salah satu Influencer, traveller, blogger
dan host Tv. Jadwal Kegiatan dilakukan pada hari Selasa, Rabu dan
Jumat pada Jam 16.00 Sore dan bertempat dalam Lingkungan
Sekolah SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung.

67
5. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah


dimulai sejak tahun 2010 sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang
mampu melaksanakan pembentukan karakter secara kontekstual sesuai
dengan potensi lingkungan setempat. Pemerintah menyadari bahwa
Gerakan Nasional Revolusi Mental yang memperkuat pendidikan karakter
semestinya dilaksanakan oleh semua sekolah di Indonesia, bukan saja
terbatas pada sekolah-sekolah binaan, sehingga peningkatan kualitas
pendidikan yang adil dan merata dapat segera terjadi. Penguatan
Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat,
potensi dan talenta seluruh peserta didik.

Lebih dari itu, pendidikan kita sesungguhnya melewatkan atau


mengabaikan beberapa dimensi penting dalam pendidikan, yaitu olah raga
(kinestetik), olah rasa (seni) dan olah hati (etik dan spiritual) (Effendy,
2016). Apa yang selama ini kita lakukan baru sebatas olah pikir yang
menumbuhkan kecerdasan akademis. Olah pikir ini pun belum mendalam
sampai kepada pengembangan berpikir tingkat tinggi, melainkan baru pada
pengembangan olah pikir tingkat rendah. Persoalan ini perlu diatasi dengan
sinergi berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan
masyarakat melalui penguatan pendidikan karakter untuk mewujudkan
Indonesia yang bermartabat, berbudaya, dan berkarakter.

Banyak satuan pendidikan telah melaksanakan praktik baik (best


practice) dalam penerapan pendidikan karakter. Dampak dari penerapan ini
adalah terjadi perubahan mendasar di dalam esosistem pendidikan dan
proses pembelajaran sehingga prestasi mereka pun juga meningkat.
Program PPK ingin memperkuat pembentukan karakter siswa yang selama
ini sudah dilakukan di banyak sekolah.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan


kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal

68
ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi
Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan
pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan
PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan
yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.

Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk


jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK.
Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Religius

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang


Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
hidup rukun dan damai dgn pemeluk agama lain.

Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.

Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan


agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar
pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, peduli terhadap lingkungan dan
memanfaatkan lingkungan dengan baik, melindungi yang kecil dan tersisih,
budaya hidup bersih,

b. Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat


yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya.

69
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah
air,rela berkorban, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku,dan agama

c. Mandiri

Nilai karakter mandirimerupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada


orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.

Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting,
daya juang, profesional, kreatif, inovatif, disiplin,tangguh,keberanian,rasa ingin
tahu dan menghargai prestasi dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

d. Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat


kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-
orang yang membutuhkan.

Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,


komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat (kekeluargaan),
tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, sikap
kerelawanan dan berorientasi pada kemaslahatan bersama.

e. Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang


didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral ( integritas moral ).

Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif
terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran.

70
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,anti
korupsi,cinta pada kebenaran dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).

Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang
berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai
utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah perlu
mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun
universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan
agama dan keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan
antarmanusia sebagai kelompok, masyarakat, maupun bangsa.
Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai nilai religius dimaksud
melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian,
gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama nasionalis
dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh
bersama nilai-nilai lainnya.

Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) di SMA N 1 2 x 11 Enam


Lingkung dilakukan dengan empat pendekatan utama, yaitu:
1. PPK berbasis kelas,
2. PPK berbasis budaya sekolah / ekstrakurikuler
3. PPK berbasis orang tua / masyarakat.
4. PPK berbasis pembiasaan / rutinitas

Keempat pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
Adapun uraiannya sebagai berikut :
a. Pendidikan karakter berbasis kelas
Pendidikan karakter diintegrasikan kedalam proses secara tematik dan
terintegrasi dalam mata pelajaran sesuai isi kurikulum. Setiap guru mata
pelajaran mengaplikasikan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran.

71
Dalam proses pembelajaran pendidik melatih peserta didik untuk menggali
ilmu pengetahuan dengan gigih dan kerja keras.

Dalam kegiatan tatap muka semua mejelis guru telah mengintegrasikan


nilai-nilai karakter, religius, nasionalisme, integritas, gotong royong dan
kemandirian. Bentuk kegiatan kemandirian dilakukan secara rutin yang
dilaksanakan oleh peserta didik bersama guru mata pelajaran dan
olimpiade sains. Pelaksanaan dua kali dalam satu minggu dengan mata
pelajaran Biologi, Fisika, Kimia, Ekonomi, Geografi, Kebumian, Astronomi,
TIK, Matematika, dan Bahasa Inggris.

b. Pendidikan karakter Berbasis Budaya Sekolah


Integrasi nilai karakter dalam pembelajaran budaya sekolah dapat
digambarkan sebagai berikut :
 Kegiatan Kepramukaan
Nilai karakter yang dintegrasikan antara lain : demokrasi, disiplin,
kerjasama, toleransi, rasa kebangsaan, peduli lingkungan, cinta damai,
kerja keras dalam bentuk latihan kepemimpinan
 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Nilai karakter yang masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler pada UKS
antara lain : peduli sosial, toleransi, disiplin, komunikatif dalam bentuk
latihan terprogram.
 Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR)
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) SMAN `1 2x11 Enam
Lingkung lebih dikenal dengan “SAMARA” yaitu Sayangi Masa Remaja.
 Mading siswa
Nilai karakter yang terintegrasikan antara lain : kreatif, inovatif, rasa
keingintahuan, kerja keras, senang membaca, menghargai, prestasi,
jujur dan menjaga kerjasama
 Olah raga
Nilai karakter yang diintegrasikan antara lain : sportifitas, kerjasama,
cinta damai, disiplin, jujur dalam setiap kehidupan sehari-hari.
 Peringatan Hari Besar Nasional

72
Maulid Nabi Muhammad SAW, Peringatan HUT RI, Hari pahlawan, dll
 Pelaksanaan upacara bendera secara rutin setiap pagi hari senin.
 Pelaksanaan kultum secara rutin setiap hari jumat dan jumat bersih di
jumat terakhir tiap bulan.

c. Pendidikan karakter Berbasis masyarakat


Integrasi PPK kegiatannya antara lain :
 Pemanggilan orang tua dalam hal kerja sama terutama awal tahun
pelajaran, penerimaan rapor tengah semester, penerimaan rapor akhir
semester serta kelulusan kelas XII
 Mengadakan kegiatan parenting untuk orang tua peserta didik sehingga
orang tua memberikan perhatian penuh kepada anaknya.
 Kerjasama dengan perguruan Tinggi Negeri diantaranya UNP dan
UNAND dalam rangka peningkatan kelulusan kelas XII
 Kerjasama dengan lembaga pendidikan yang ternama di Sumatera
Barat diantaranya : Ganesa Operation, Gama, Fokus, dan Nurul Fikri

d. Evaluasi dan Tindak Lanjut


Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran perlu
memperhatikan beberapa hal yang diintergrasikan, misalnya tentang
kebijakan sekolah yang berkaitan dengan administrasi, visi-misi pendidikan
karakter, juga kondisi lingkungan sekolah yang mendukung contohnya:
lingkungan yang bersih dan rapi, kantin kejujuran, dan lain-lain. Disamping
itu kopetensi guru terkait bagaimana strategi dalam penyampaian
implementasi pendidikan karakter dalam silabus/ RPP pembelajaran juga
suatu hal yang perlu diperhatikan, serta yang terkahir adalah dukungan
masayarakat terkait program pendidikan karakter di sekolah tersebut.
Program pendidikan karakter perlu tertanam baik di dalam
pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Agar anak memiliki kepribadian
yang bagus maka perlu diciptakan lingkungan yang kondusif. Anak akan
tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkarakter jika tumbuh di
lingkungan yang berkarakter pula. Ada tiga komponen yang membentuk

73
karakter anak, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat; seperti masyarakat
sosial, fisik maupun lingkungan alam.
Interaksi yang baik antara anak dengan lingkungan sekitar (luar)
akan melahirkan kedekatan dan penghayatan terhadap kenyataan hidup.
Penghayatan inilah yang membentuk cara pandang anak terhadap
kehidupan. Cara pandang mengenai kehidupan akan mencerminkan
karakter anak. Program pendidikan karakter yang baik sudah seharusnya
dilakukan dengan perencanaan yang matang agar dalam pelaksanaanya
dapat berjalan baik, serta dapat mengurangi dampak dari faktor
penghambat yang ada dalam pelaksanaan.
Perencanaan adalah proses manajerial dalam menentukan apa yang
akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, tujuan yang akan dicapai
dan program kerja untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan perencanaan adalah sebuah proses yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu. Dan di dalam perencanaan terdapat sebuah
proses yang perlu dilaksanakan agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan
baik.
Pendidikan karakter merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengajarkan dan memberikan karakter nilai-nilai budi pekerti luhur dan
sesuai dengan norma bangsa dan Negara. Menyelenggarakan pendidikan
karakter di sekolah adalah tugas semua guru bukan hanya guru agama
saja melainkan seluruh guru. Guru membutuhkan keterampilan pedagogis
untuk melakukan pendidikan karakter dan mereka membutuhkan disposisi
untuk berkomitmen menyediakan iklim kepedulian sebagai praktik
pengajaran. Oleh sebab itu guru mempunyai peran implementasi
pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.
Seorang guru perlu merencanakan setiap proses dalam
pembelajaran. Seorang guru yang efektif dituntut memiliki tiga area
keahlian, yaitu perencanaan, manajemen dan pengajaran. Perencanaan
yang dimaksud adalah penciptaan kondisi kesiapan aktivitas kelas, berupa
satuan acara pembelajaran, media, dan sumber pembelajaran serta
pengorganisasian lingkungan belajar. Mengingat begitu pentingnya
pendidikan karakter maka Sekolah juga menerapkan dan merencanakan

74
beberapa program demi mengimplementasikan pendidikan karakter
tersebut.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya pada wawancara bahwa
perencanaan pendidikan karakter di Sekolah Indonesia termuat dan
berpedoman pada motto sekolah yaitu “Seayun selangkah menggali
potensi meraih prestasi”, kurikulum serta rencana pembelajaran, serta
kegiatan diluar pembelajaran seperti program rutin sekolah maupun
program ektrakulikuler. Perencanaan program pendidikan karakter di
Indonesia dilakukan dengan mengembangkan nilai yang diambil dari motto
sekolah yaitu santun, integritas, kerjasama, dan kompetisi (SIKK), dengan
berpedoman pada hal ini kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas khususnya dapat dilakssanakan sesuai dengan tujuan sekolah.
Perencanaan yang dilakukan di sekolah dimulai dan di sosialisasikan
kepada orang tua pada awal semester pertama, sebagai bentuk
transparansi dan tanggung jawab sekolah kepada siswa yang ada. Hal ini
menunjukan bahwa sekolah Indonesia sudah melaksanakan perencanaan
program pendidikan karakter dengan memiliki pedoman-pedoman yang
sudah di paparkan, mendukung dengan pendapat bahwa perencanaan
dalam pelaksanaan progam pendidikan karakter perlu dilaksanakan agar
terciptanya lingkungan yang sesuai dengan rencana.
Untuk mendukung kegiatan ini, pendidikan karakter perlu
dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Sekolah merencakan dan
menyusun kegiatan-kegiatan dan menanamkan nilai karakter di dalam nya.
Perencanaan tersebut dilakukan oleh kepala sekolah, pendidik dan tenaga
kependidikan. Sekolah membuat dan merencanakan kegiatan-kegiatan
yang menanamkan nilai karakter seperti pembiasaan 7S (senyum, sapa,
salam, sopan, santun, sabar, syukur) dan 7K (ketertiban, keindahan,
kebersihan, keamanan, kekeluargaan, kerindangan, kedisiplinan), IMTAQ
setiap jumat, lomba kebersihan dan keindahan kelas dan lain-lain dalam
rangka menanamkan nilai karakter bagi para siswa sebagaimana ini sesuai
dengan hasil observasi serta pada hasil wawancara dalam hal ini
membahas tentang program pendidikan karakter yang ada di sekolah.

75
Dalam hal pembelajaran di dalam kelas, nilai santun, integritas,
kerjasama, dan kompetisi (SIKK) dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran
dengan berpedoman pada tema harian, seperti senin nasionalisme, maka
pada saat sebelum pembelajaran di adakan menyanyikan lagu daerah atau
mengamalkan pancasila. Sedangkan dalam perencanaan kegiatan, sekolah
memiliki bagian-bagian yang memiliki tanggung jawab sendiri dalam
mengawasi program pendidikan karakter di sekolah. Oleh karena itu dalam
hal perencanaan program sekolah , di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung sudah
berjalan dengan baik.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa penanaman
pendidikan karakter di sekolah bukan hanya tugas guru agama saja
melainkan semua guru memiliki peran penting untuk
mengimplementasikannya, serta dalam program yang direncanakan perlu
ada pedoman pelaksanaannya. Dalam hal ini penanaman nilai karakter
berpedoman pada motto sekolah , tema harian dan kurikulum yang berlaku.
Pendidikan karakter perlu dilaksanakan pada lingkungan yang kondusif,
sehingga dapat mengembangkan karakter anak yang lebih baik.

6. Pelaksanaan Gerakan Literasi sekolah


Gerakan Literasi Sekolah ( GLS ) merupakan salah satu program yang
telah digaungkan oleh pemerintah sesuai dengan PP No. 18 Tahun 2015
yaitu untuk membentuk budi pekerti para siswa sehingga menjadi pribadi
yang lebih baik sesuai dengan tujuan pemerintah yaitu menjadikan
karakter individual yang berprilaku, dan strategi gerakan literasi di SMA 1
2 x 11 Enam Lingkung adalah:

a. Lingkungan Fisik Sekolah


Lingkungan Fisik Sekolah merupakan pemanfaatan sarana dan
prasarana sekolah oleh warga sekolah dalam rangka meningkatkan
kualitas peserta didik dalam menimba ilmu pengetahuan, salah satu
sarana yang dimanfaatkan adalah Perpustakaan Sekolah.
Perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dalam
menunjang proses belajar mengajar ( PBM ) dan kegiatan literasi siswa.

76
Dengan adanya perpustakaan sekolah peserta didik dapat
memanfaatkan buku - buku baik untu referensi pembelajaran juga
dapat menambah pengetahuan peserta didik. Kegiatan literasi sekolah
dapat juga menimbulkan minat baca serta mengaktifkan kembali
perpustakaan sebagai wadah ilmu pengetahuan yang baik bagi peserta
didik.

b. Lingkungan Sosial dan Afektif


Seluruh pihak dilibatkan dalam penyelenggarakan gerakan literasi
sekolah (GLS). Pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMAN 1 2 x 11
Enam Lingkung dilakukan dengan langkah awal memberikan sosialisasi
ke warga sekolah. Pengenalan gerakan literasi sekolah
diselenggarakan pada awal masuk tahun pelajaran baru, sesuai
dengan program sekolah yang telah disusun mencakup seluruh elemen
yang ada disekolah. Diantara elemen – elemen sekolah yaitu Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Komite, Tim Literasi, Pendidik serta
Tenaga Kependidikan. Gerakan literasi dilaksanakan oleh seluruh
Stack Holder yang ada di sekolah dengan sebaik -baiknya. Demi
tercapainya program literasi yang telah dirancang, pihak sekolah
memberikan reward atau penghargaan bagi peserta didik yang literat
(sesuai program terlampir). Pemberian reward ini diharapkan dapat
memberikan semangat bagi siswa dalam menumbuhkan keliterasian
dalam dirinya.

c. Lingkungan Akademik
Adanya program literasi sekolah yang dilakukan warga sekolah terdiri
dari beberapa tahapan guna mencapai tujuan gerakan literasi ini.
Diantaranya:
1. Tahap Pengembangan gerakan literasi di SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung dimulai dengan membaca buku 15 menit sebelum jam
pelajaran dimulai, kegiatan ini hendaknya dapat mengubah
kebiasaan peserta didik untuk lebih mencintai buku, sehingga
mereka akan lebih senang mambaca buku/informasi bermanfaat di

77
saat senggang yang mereka miliki. Kegiatan ini juga hendaknya
dapat ditularkan ke lingkungan tempat tinggal mereka, sehingga
mereka akan menjadikan kosong buku sebagai prioritas utama
dalam kegiatan apapun. Menggalakkan hal yang seperti ini tentu
tidaklah mudah karena harus mengubah stigma serta cara berpikir
mereka, karena peserta didik selama ini masih jauh dari kebiasaan
cinta baca.
2. Tahapan pengembangan selanjutanya berasal dari Perpustakaan
Sekolah. Adanya gerakan literasi sekolah ini, peserta didik
hendaknya dituntut lebih giat dan menjadikan kunjungan ke
perpustakaan sekolah sebagai agenda rutin. Mereka dapat
memanfaatkan koleksi yang ada perpustakaan sekolah, dengan
adanya gerakan literasi sekolah, siswa akan terbiasa lebih giat
membaca dan meminjam koleksi yang ada diperpustakaan sekolah.
3. Tahapan Pengembangan selanjutnya adalah membentuk sebuah
tim yang terdiri peserta didik untuk membuat karya-karya baik
sastra maupun ilmiah. Karya yang mereka hasilkan akan dipajang
dimading sekolah. Pembentukan tim ini juga tidaklah mudah,
karena harus mengetahui siswa-siswa yang mau ikut andil untuk
pembuatan karya ilmiah tersebut.
4. Tim Literasi
Tim Literasi SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terdiri dari berbagai
macam yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru dan
juga Pustakawan. Sesuai SK yang telah ditunjuk oleh Kepala
Sekolah.

d. Evaluasi dan Tindak Lanjut


Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang nantinya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dan akurat dalam mengambil sebuah
keputusan. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bentuk pertanggung-
jawaban kepada publik atau stakeholder tentang berbagai aspek yang terkait
dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Suatu kegiatan yang dilakukan

78
tanpa evaluasi, tidak mungkin dapat menemukan informasi yang akurat.
Begitupun mengenai kekurangan dan kelebihan program GLS yang telah
dilaksanakan. Tentunya proses evaluasi dilaksanakan tidak hanya satu aspek
saja, tetapi harus menyeluruh. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
informasi atau data-data yang akurat dan komprehensif tentang kelemahan-
kelemahan yang perlu diperbaiki dan kekuatan-kekuatan yang perlu
dipertahankan sehingga tujuan yang direncanakan tercapai dengan baik.

Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan sebagai berikut:

1. Mengindetifikasi tujuan dilakukan dengan melakukan studi pustaka terkait


tujuan nasional GLS.
Adapun tujuan umum GLS adalah Menumbuhkembangkan budi pekerti
peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang
diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

Tujuan khusus GLS adalah sebagai berikut:


a. Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di
sekolah
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca

2. Tujuan tersebut dijabarkan menjadi indikator-indikator. Tujuan utama evaluasi


ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan program GLS di sekolah dan
digunakan sebagai bahan evaluasi program secara menyeluruh dan
digunakan sebagai bahan perbaikan kegiatan program GLS ke depan.

Indikator-indikator jabaran tujuannya adalah:


a. Pengetahuan dasar terkait definisi GLS

79
b. Implementasi terkait alokasi waktu yang disediakan sekolah, bahan bacaan
baru di perpustakaan, antusias peserta didik dalam pelaksanaan program
literasi di sekolah, kerjasama tim literasi dalam pelaksanaan program, dan
kondisi lingkungan.
c. Kebutuhan dan saran terkait masukan program GLS kedepan.

3. Membuat instrumen. Instrumen pengambilan data yang digunakan adalah


angket. Hasil instrumen nantinya akan dianalisis kemudian diambil kesimpulan
untuk pelaksaan kegiatan tindak lanjut.

Berdasarkan program dan strategi gerakan literasi SMAN 1 2X11 ENAM


LINGKUNG yang dilaksanakan dan evaluasi yang dilakukan, dapat direncanakan
tindak lanjut dari program literasi tersebut. Tindak lanjut berupa perbaikan seperti
yang tertera pada indikator jabatan tujuan pada kegiatan evaluasi, yakni
pendisiplinan pelaksanaan program literasi tersebut, alokasi waktu kegiatan dan
program pelaksanaan ditambah, perlunya penambahan buku-buku koleksi
terbaru di perpustakaan ditambah, serta saran dan masukan yang diperoleh
untuk menunjang program GLS. Apabila keseluruhan program sudah berjalan di
sekolah, maka tujuan-tujuan GLS nasional akan tercapai.

7. Pengembangan Diri
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
1) Penyiapan Need Asesment
Layanan ahli bimbingan dan konseling, mempersyaratkan bagi Guru BK
atau konselor mengenali konseling secara mendalam baik pribadi
maupun lingkungannya, dalam kerangka memetakan lintasan
perkembangan kepribadian (developmental trajectory) konseling dari
keadaannya sekarang kearah yang dikehendaki. Selain itu Guru BK
atau konselor selalu menggunakan penyikapan yang empatik,
mengormati keragaman, serta mengedepankan kemaslahatan
konseling dalam pelaksanaan layanan ahlinya, karena tiap individu/
konseling menunjukkan adanya keberbedaan dalam banyak hal—
idiosinkratik, seperti : potensi diri dan lingkungan dalam wilayah

80
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Guru BK atau konselor
dalam memahami karakteristik konseling menggunakan berbagai teknik
non tes dalam rangka need assessment di tempat konseling belajar.
Asesmen dalam rangka memahami diri konseling menggunakan dua
teknik dasar yaitu teknik tes dan teknik non tes. Asesmen teknik tes
adalah pengukuran psikologis dengan menggunakan alat tes yang
terstandar, seperti : tes kecerdasan, tes bakat, tes minat, dan tes
kepribadian. Asesmen teknik non tes adalah teknik asesmen yang tidak
baku/ terstandar dan sebagian besar merupakan hasil produk
pengembangan Guru BK atau Guru BK atau konselor. Asesmen teknik
non tes terdiri atas : (1) Other report— observasi, (2) Self report—
wawancara, kuesioner, otobiografi, (3) Sosiometri, (4) Daftar Cek
Masalah, dan (5) Catatan Kumulatif (Cummulative Records), yang
terakhir lazim di sebut himpunan data.

2) Program Layanan Bimbingan Konseling


Berdasarkan Permendikbud No 111 tahun 2014 pasal 6 ayat 3, 4, 5
mengenai program layanan bimbingan dan konseling di SMAN 1 2x11
Enam Lingkung maka program bimbingan konseling berupa :
a) Jenis Layanan
 Sosial
Suatu Proses pemberian layanan bantuan konseling kepada
peserta didik untuk memahami lingkungannya dapat melakukan
interaksi secara positif, terampil dan berinteraksi sosial maupun
mengatasi masalah-masalah sosial yang dialami maupun
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian dan hubungan dengan
lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dalam
kehidupan
Aspek perkembangan peserta didik yang dikembangkan sebagai
berikut :
- Berempati kondisi orang lain
- Memahami keragaman latar belakang sosial budaya
- Menghormati dan menghargai orang lain

81
- Menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku
- Berinteraksi sosial yang efektif
- Berkerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab
- Mengatasi konflik dengan orang lain

 Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan
konseling kepada peserta didik untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan dan merealisasikan
keputusan secara bertanggungjawab tentang aspek perkembangan
pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara
optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan, dan
keselamatan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta
didik secara kongkritnya meliputi :
 Memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan
kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis
 Mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan
dalam kehidupannya
 Menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara
baik

 Karier

Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan konseling kepada


peserta didik untuk mengalami pertumbuhan dan perkembangan,
eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang
rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasarkan
informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia dilingkungan
kehidupannya sehingga mencapai kesuksesannya dalam
kehidupan. Aspek perkembangnya sebagai berikut :
1. Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
2. Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan
karir

82
3. Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk
mendapatkan kesempatan karir
4. Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
5. Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi
karir
6. Kesadaran hubungan antara tanggungjawab personel
kebiasaan bekerja yang baik dan berkesempatan karir
7. Kesadaran bagaimana karir hubungan dengan fungsi
kebutuhan dimasyarakat
8. Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan pembukaan
peran laki-laki dan perempuan

 Belajar
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan konseling dalam
mengawali potensi diri untuk belajar memiliki sikap dan
keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki
kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur, dan
mencapai hasil belajar secara optimal. Aspek perkembangannya
antara lain :
1. Menyadari potensi diri dalam aspek dalam belajar dan
memahami berbagai hambatan belajar
2. Memiliki sikap kebiasaan belajar positif
3. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
4. Memiliki keterampilan belajar yang positif
5. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan
pendidikan selanjutnya
6. Memiliki kesiapan menghadapi ujian

b) Bidang Bimbingan
Sebagai ahli dalam layanan bimbingan dan konseling, Guru BK atau
konselor perlu memiliki keterampilan mengobservasi. Selama
mengobservasi seorang observer Guru BK atau konselor perlu
memahami dan terampil memilah – milah perilaku tampak (observable

83
behavior) dan perilaku tidak tampak (unobservable behavior). Perlu
pula ditanamkan bahwa perilaku yang tampak identik dengan kata -
kata aktif dan menggambarkan aktivitas contoh : menulis, membaca,
berjalan, dsb. Upaya mengembangkan keterampilan mengobservasi,
terlebih dahulu observer menemukan dan memilah istilah - istilah pada
kategori observable behavior dan unobservable behavior untuk setiap
bidang bimbingan belajar, pribadi, sosial, dan karir. Teknik observasi
perlu dilengkapi dengan instrument observasi seperti : Daftar Cek
(Checklist), Skala Penilaian (Rating Scale), Catatan Anekdot
(Anecdotal Records), dan alat – alat mekanik (mechanical devices).
Berikut dipaparkan instrument observasi yang dapat dipilih untuk
kepentingan asesmen individu.

c) Rencana Pelaksanaan Layanan


Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program
tahunan yang telah dijabarkan kedalam program semester, bulanan,
mingguan dan harian (disusun dalam bentuk SATLAN= satuan layanan
dan SATKUNG= satuan pendukung). Selain itu Konselor sekolah
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat
rutin, insidental dan keteladanan. Program dilaksanakan di dalam dan
di luar jam pembelajaran sekolah sesuai dengan sasaran, subtansi,
jenis kegiatan, waktu, tempat dan pihak-pihak yang terkait.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMAN 1 2 x 11 Anam
Lingkuang diselenggarakan oleh 1 orang konselor sekolah.

d) Evaluasi dan Tindak Lanjut Kegiatan Layanan Bimbingan dan


Konseling
Dalam melakukan kegiatan evaluasi layanan konseling guru BK
memberikan laporan kegiatan antara lain :
- Kegiatan Perorangan
Layanan diberikan kepada siswa secara perorangan sesuai
dengan kebutuhan siswa hal ini dilakukan diruang khusus BK bagi
yang bermasalah tertentu.

84
- Secara klasikal layanan yang diberikan kepada siswa dalam kelas
orientasinya
- Secara kelompok layanan yang diberikan pada dua orang
siswa/lebihyang diberikan secara berkelompok
- Kunjungan Rumah
Hal ini dapat dilakukan kunjungan kerumah bagi siswa sudah berat
permasalahannya dengan cara melakukan kunjungan sebanyak
tiga kali kunjungan, ini dilaksanakan oleh guru BK Kls X, XI dan XII
pada tahun berjalan. Untuk tahun 2020 - 2021 kegiatan BK dapat
dilaksanakan dengan maksimal.

b. Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib dan Pilihan


1) Ekstra Kurikuler Wajib
a) Jenis dan Strategi Pelaksanaan
Jenis Program Pengembangan bakat dan Minat Prestasi Peserta
Didik Pengembangan diri dilakukan dalam bentuk Ekstrakurikuler.
Guna mengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
sehari-hari peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib di
SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung mengacu pada Kurikulum 2013
yaitu Pramuka. Kegiatan Pramuka wajib dilaksanakan pada hari
sabtu.
b) Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai
Teknik penilaian pada ekstrakurikuler wajib pramuka dengan
melakukan penilaian secara praktek dengan ujian keterampilan
dilapangan setiap akhir bulan atau sesudah empat kali pertemuan.
Pengolahan nilai dengan metode menggabungkan nilai dari ujian
tersebut dan menambahkan nilai afektif, psikomotor serta sikap
sosial
c) Evaluasi dan Pelaporan

85
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib diikuti oleh peserta didik, salah satu
ekstrakurikuler wajib adalah Kepramukaan yang termasuk kriteria
penilaian yang dilakukan sebagai berikut :
 Demokratis
 Disiplin
 Kerjasama
 Rasa Kebangsaan
 Toleransi
Bentuk penilaian yang diberikan oleh guru pembimbing terdiri dari 7
Orang guru yang sudah memiliki sertifikat Pramuka adalah
 A ( Amat Baik )
 B ( Baik )
 C ( Cukup )
 K ( Kurang )
Kegiatan pendidikan pramuka memiliki jadwal tersendiri yaitu di luar
jam pelajaran, yang dilakukan pada hari Sabtu mulai jam 12.20 –
15.00. Dan ini salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti,
dimana pendidikan pramuka salah satu syarat untuk naik kelas.
Pendidikan Pramuka sudah dijalankan bagi Kelas X, XI dan XII dan
diberlakukan semenjak tahun pelajaran 2016/2017 sampai sekarang

2) Ekstrakurikuler Pilihan
a). Jenis dan Strategi Pelaksanaan
Untuk Ekstrakurikuler pilihan, peserta didik diberi kebebasan untuk
memilih kegiatan ekstrakurikuler yang akan di ikutinya sesuai dengan
minat, bakat dan keinginannya. Yaitu terdiri dari :
a. Paski
b. Sepak bola/ Futsal
c. Basket Ball
d. Volly Ball
e. PMR / UKS
f. Mading

86
g. Silat lunau
h. Karate
i. Fotografi
j. Drum Band
k. Pidato
l. Tahfizd
m. TPSA

Pelaksanaan program Ekstrakurikuler Pilihan, sebagai berikut :


Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program
yang tertulis di kurikulum dan umumnya pihak sekolah menyediakan
waktu satu hari untuk pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan
ekstrakurikuler sangat berguna untuk pengembangan hobi, minat dan
bakat siswa pada hal tertentu. Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan ini
merupakan suatu bentuk perhatian sekolah pada siswanya agar
melakukan kegiatan yang lebih positif.
Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan yang
menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu
mengembangkan pengetahuan dan kemempuan penalaran siswa
membina membentuk karakter siswa,  ketrampilan melalui hobi dan
minatnya serta mengembangkan sikap yang ada pada program
intrakurikuler dan program kokurikuler.
Atas dasar inilah SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung, menyusun
program ekstrakurikuler sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan,
sehingga mampu mernghasilkan peserta didik yang berkarakter,
memiliki keterampilan dan daya saing siswa serta memiliki
kemampuan intelektual tinggi, cerdas dan pintar, namun juga memiliki
nilai nilai social dan spiritual yang baik sehingga mampu bersaing
sesuai dengan Visi dan Misi sekolah
b) Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai
Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh
proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler

87
yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif dan dilaporkan
kepada pimpinan sekolah/ madrasah dan pemangku kepentingan
lainnya oleh penanggungjawab kegiatan.
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang
diperoleh pada kegiatan tidak berpengaruh  terhadap kenaikan kelas
peserta didik.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang
mengikuti program ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian,
penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian
didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu
kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di
atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor.
Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada
peserta didik yang memiliki prestasi       sangat       memuaskan atau
cemerlang dalam  satu  kegiatan  ekstrakurikuler wajib atau pilihan.
Penghargaan tersebut  diberikan  untuk pelaksanaan kegiatan dalam
satu  kurun  waktu  akademik  tertentu; misalnya  pada  setiap  akhir
semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah
menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan
tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi
seseorang. Kebiasaan  satuan  pendidikan  memberikan
penghargaan terhadap prestasi baik akan menjadi bagian dari diri
peserta didik setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
c) Evaluasi dan Pelaporan
Evaluasi dan Pelaporan diikuti oleh peserta didik, salah satu yang
termasuk kriteria penilaian yang dilakukan sebagai berikut :
 Demokratis
 Disiplin
 Kerjasama
 Rasa Kebangsaan
 Toleransi

88
Bentuk penilaian yang diberikan oleh guru pembimbing terdiri dari 7
Orang guru yang sudah memiliki sertifikat Pramuka adalah
 A ( Amat Baik )
 B ( Baik )
 C ( Cukup )
 K ( Kurang )

8. Pengaturan Beban Belajar


a. Deskripsi Dan Kriteria Pembelajaran yang digunakan
Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
Pengaturan Beban Belajar dalam KTSP SMAn 1 2x11 Enam Lingkung
diatur dalam bentuk sistem paket atau sistem kredit semester. Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana yang tertera dalam struktur kurikulum.
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap
dalam satu tahun pelajaran.
Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan pendidikan yang
menggunakan Sistem Paket yaitu 0%-40% untuk SD/MI, 0%-50% untuk
SMP/MTs, dan 0%-60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung menggunakan sistem paket yang
diatur dalam struktur kurikulum. Beban belajar menggunakan sistem ini
terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri.

89
Pembelajaran tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Sedangkan
penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasab
terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk
kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi yang waktunya diatur sendiri
oleh peserta didik.

b. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran


SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung menggunakan kurikulum 2013 untuk
seluruh tingkat kelas, Beban belajar yang diikuti oleh peserta didik
menggunakan kurikulum 2013 adalah :
1. Kelas X beban belajarnya adalah 42 jam pelajaran per minggu.
Alokasi waktu 1 jam pelajarannya 45 menit. Untuk kelas X
ditambahkan dua jam untuk bimbingan konseling klasikal 1 jam
pelajaran dan bimbingan teknik informasi 1 jam pelajaran, dimana
jadwal kegiatannya tersusun bersama kegiatan proses belajar
mengajar.
2. Kelas XI mendapatkan beban belajar sebanyak 44 jam per minggu
sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku.Alokasi waktu 1 jam
pelajarannya 45 menit.
3. Begitu juga untuk kelas XII mendapatkan beban belajar sebanyak 44
jam per minggu sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku.
Alokasi waktu 1 jam pelajarannya 45 menit.
Kalender pendidikan yang di berikan oleh dinas pendidikan provinsi, menjadi
rujukan sekolah menyusun kalender pendidikan SMA Negeri 1 2 x 11 Enam
Lingkung, dari kalender ini sekolah menentukan banyaknya minggu efektif
pada tahun ajaran 2021 / 2022. Hasil analisis kalender ini diperoleh jumlah

90
minggu efektif adalah 38 minggu. Jumlah ini masih sesuai dengan
ketentuan minggu efektif yang ditentukan dalam struktur kurikulum yaitu
antara 36 – 40 minggu.

Tabel dibawah ini memberikan gambaran tentang beban belajar peserta


didik.

Satu jamTM Jumlah jam Minggu efektif Waktu Jumlah Jam


Kelas ( menit ) PBM per per th. ajaran pembelajaran pertahun
minggu per tahun
X 45 menit 42 37 1.554 69.930 menit

XI 45 menit 44 38 1.596 71.820 menit

XII 45 menit 44 21 924 41.580 menit

c. Pengaturan Beban Belajar TM, PT, KM dan Contohnya.


Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%,
SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA /SMALB/ SMK /MAK 0 % - 60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Pengaturan beban belajar di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung
meggunakan ketentuan sebanyak 50 % dari total waktu tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Artinya guru memberikan penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstuktur dengan waktu maksimal
50% dari waktu total tatap muka masing masing mata pelajaran yang
diampu guru tersebut. Dengan demikian peserta didik masih punya waktu
untuk melakukan kegiatan kegiatan mereka lainnya.

91
Contoh :

Materi Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber
Pembelajaran Waktu belajar
1.1 Mengukur besaran  Membedakan  Pengukuran Tatap muka :  Penilaian 4 jampel Sumber :
fisika (massa, besaran pokok dan  Angka penting  Mendiskusikan konsep, prinsip dan kinerja (180 menit) 1. Kangenan,
panjang, dan waktu) besaran turunan prosedur pengukuran panjang, praktik, Marthen.
 Menyatakan massa, dan waktu dengan tugas, Fisika 1
satuan dan mempertimbangkan kg akurasi dan dan tes SMA.
besaran dalam presisi tertulis Erlangga
sistem  Melakukan pengukuran panjang (UTS) Jakarta:20
internasional massa dan waktu dengan 07.
 Menggunakan alat menggunakan alat ukur mistar 2. www.e-
ukur mistar milimeter, jangka sorong, dukasi.net Bahan:
milimeter, jangka mikrometer, neraca lengan, neraca Lembar Kerja,
sorong, pegas, dan stopwatch hasil kerja siswa,
mikrometer, neraca  Menghitung kesalahan relative dan bahan presentasi.
lengan, neraca menyatakan hasil pengukuran, serta Alat/Media: jangka
pegas, dan angka penting dalam diskusi kelas sorong, mikrometer
stopwatch Penugasan Terstruktur : sekrup,neraca
 Mengukur besaran panjang, massa, lengan,
dengan beberapa jenis alat ukur 60 menit neracapegas,
secara berkelompok 3. CD
Tugas Mandiri: dankomputer.
 Membuat daftar (tabel) nama
besaran, alat ukur, cara mengukur, 30 menit
dan satuan yang digunakan secara
individu dirumah
 Membuat laporan praktik

92
 Mengukur
besaran panjang,
massa dan waktu
dengan
mempertimbangk  Ketelitian dan
an ketelitian dan ketepatan
ketepatan dalam
 Menghitung  Mengukur
kesalahan relatif
pengukuran

93
9. Peminatan
a. Deskripsi Dan Kriteria Peminatan
Peminatan merupakan salah satu proses penempatan dan penyaluran dalam
pemilihan program pembelajaran para peserta didik di SMA. Dalam
pemilihan peminatan ini, siswa diberikan kesempatan memilih jurusan yang
paling cocok dengan karakteristik dirinya. Ketepatan dalam memilih dapat
menentukan keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, kesempatan yang
sangat baik bagi siswa akan hilang karena kekurangtepatan dalam
menentukan jurusan. Dalam kurikulum 2013 , peminatan di SMA dimulai
pada awal tahun pelajaran ketika peserta didik memasuki di kelas X. Ketika
peserta didik mendaftarkan diri ke sekolah dan diterima mereka sudah
mengisi angket untuk pemilihan jurusan. Bersama dengan orang tua dan
guru BK, peserta didik di bimbing dalam menentukan jurusan.
Tujuan peminatan antara lain;
1. Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat
dan minat yang relative sama;
2. Membantu persiapan siswa melanjutkan studi dan memilih kerja;
3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang
akan di capai di waktu mendatang.
Kriteria peminatan siswa di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung
memperhatikan:
a. Angket pemilihan minat sisa
b. Nilai rapor SMP/MTsN sederajat
c. Hasil Psikotes /hasil Tes IQ
d. Kuota kelas / daya tampung
e. Ketersediaan pendidik.

b. Program Penelusuran Bakat, Minat Dan Prestasi Peserta Didik


Program utama dalam penelusuran bakat dan minat peserta didik adalah
dengan mengadakan tes IQ/tes mata pelajaran bagi peserta didik baru. Tes
IQ/tes mata pelajaran ini diadakan pada hari Minggu sebelum pembelajaran
awal tahun pelajaran dimulai, tepatnya tanggal 11 Juli 2021. Yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tes IQ/ tes mata pelajaran ini

94
adalah Bidang Konseling di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dengan bekerja
sama dengan Lembaga konseling di luar sekolah. Penentuan pemilihan
kelompok peminatan di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung dilakukan
dengan mempertimbangkan;
1. Hasil tes IQ/tes mata pelajaran
2. Hasil Nilai rapor SMP/MTs,
3. Rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP/MTs,

c. Mekanisme Peminatan.
1) Mekanisme Penetapan Peminatan.
Mekanisme penetapan peminatan peserta didik baru SMA dapat
dilaksanakan dengan menggunakan salah satu alternative yang meliputi
pemilihan dan penetapan peminatan bersamaan dengan proses
penerimaan peserta didik baru penetapan peminatan pada minggu
pertama awal tahun pelajaran baru setelah calon peserta didik baru
dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru. Penetapan peminatan
peserta didik dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling bekerja
sama dengan wakil kepala sekolah, panitia PPDB dan tenaga administrasi
sekolah.

a. Peminatan bersamaan dengan PPDB


Peran guru BK antara lain :
1. Guru bimbingan dan konseling memberikan usulan dalam
musyawarah bersama kepala sekolah, wakasek dan panitia PPDB
berkaitan dengan kriteria calon peserta didik, tata cara peminatan
sampai dikeluarkannya surat keputusan tentang penetapan
peminatan yang dikeluarkan oleh kepala sekolah.
2. Mengungkap kecenderungan peserta didik untuk ditempatkan pada
peminatan tertentu. Hal ini dilakukan dengan instrument non tes.
3. Menyiapkan dan menyampaikan informasi peminatan yang meliputi
kuota, macam peminatan, cara, komponen, dan kriteria dalam
penetapan pemilihan peminatan kepada calon peserta didik.

95
4. Mengumpulkan data peminatan: hasil tes IQ/tes mata pelajaran,
nilai rapor SMP/MTs, pemilihan peminatan dari peserta didik
dengan persetujuan orang tua, rekomendasi guru BK SMP/MTs.
5. Menganalisis data, menetapkan, dan mengelompokkan peserta
didik pada kelompok peminatan tertentu, serta menempatkan pada
kelas tertentu dan disesuaikan kondisi pendidik yang tersedia .
6. Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau peserta
didik yang memerlukan atau yang merasa tidak sesuai antara
penetapan peminatan dengan pilihan peminatan peserta didik atau
orang tua.
7. Menyelenggarakan pendampingan dalam pembelajaran sesuai
dengan peminatan peserta didik dengan memberikan layanan
konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan
bimbingan klasikal.
8. Melakukan evaluasi penyelenggaraan program peminatan dan
tindak lanjut utk pengembangan potensi peserta didik.
9. Menyusun laporan kegiatan penetapan peminatan. Format laporan
berisi: judul laporan, nomor urut, nama kegiatan, waktu
pelaksanaan, pelaksana, hasil kegiatan, kendala yang dihadapi,
kesimpulan dan saran. Laporan diserahkan kepada kepala satuan
pendidikan segera setelah selesai.

b. Peminatan setelah PPDB


Peran guru BK antara lain:
1. Pemberian informasi dan orientasi tentang macam dan kuota
peminatan, mekanisme, komponen yang dipergunakan dalam
penetapan, kriteria penetapan.
2. Menyiapkan dan menggunakan instrument dan atau format
peminatan untuk mengumpulkan data peminatan peserta didik
dan orang tua.
3. Mengumpulkan data peminatan peserta didik: nilai rapor
SMP/MTs, pemilihan peminatan dari peserta didik dengan
persetujuan orang tua, rekomendasi guru BK SMP/MTs.

96
4. Menganalisis data, menetapkan, dan mengelompokkan peserta
didik pada kelompok peminatan tertentu, serta menempatkan
pada kelas tertentu.
5. Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau peserta
didik yang memerlukan atau yang merasa tidak sesuai antara
penetapan peminatan dengan pilihan peminatan peserta didik
atau orang tua.
6. Menyenggarakan pendampingan dalam pembelajaran sesuai
dengan peminatan peserta didik dengan memberikan layanan
konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok,
dan bimbingan klasikal.
7. Melakukan evaluasi penyelenggaraan program peminatan dan
tindak lanjut untuk pengembangan potensi siswa.
8. Menyusun laporan kegiatan penetapan peminatan. Format
laporan berisi tentang: judul laporan, nomor urut, nama kegiatan,
waktu pelaksanaan, pelaksana, hasil kegiatan, kendala yang
dihadapi, kesimpulan dan saran. Laporan diserahkan kepada
kepala satuan pendidikan segera setelah selesai kegiatan.

2) Mekanisme Penetapan Lintas Minat


Peran guru BK dalam mekanisme penetapan lintas minat adalah:
a) Kelas X
(1) Pemberian informasi tentang progam lintas minat yang disediakan
oleh satuan pendidikan.
(2) Pengumpulan data tentang pemilihan lintas minat. Lintas minat yang
dipilih adalah dua mata pelajaran diluar kelompok peminatan.
(3) Menganalisis data pemilihan lintas minat
(4) Bersama wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan / atau staf
kurikulum mengelompokkan peserta didik sesuai dengan pilihan
lintas minatnya.

97
b) Kelas XI
(1) Menganalisis data pemilihan lintas minat ketika kelas X.
(2) Bersama wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan / atau staf
kurikulum menetapkan satu pilihan mata pelajaran lintas minat yang
dipelajari di kelas X.
(3) Bersama wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan / atau staf
kurikulum mengelompokkan peserta didik sesuai dengan pilihan
lintas minatnya.

3) Mekanisme Pelayanan Pendalaman Minat


Peran guru BK yang bisa dilakukan dalam pendalaman minat peserta
didik antara lain.
a) Mengidentifikasi peserta didik yang memiliki IQ min 130.
b) Mengidentifikasi mata pelajaran yang ingin didalami oleh peserta
didik.
c) Melaporkan hasil identifikasi kepada kepala sekolah
d) Membantu sekolah berupa konsultasi ke perguruan tinggi untuk
menyelenggarakan kegiatan pendalaman minat.
e) Membantu terwujudnya MoU antara sekolah dengan perguruan
tinggi.
f) Membantu terselenggaranya pembelajaran yang bersifat
pendalaman minat.
g) Melakukan monitoring dan tindak lanjut kegitan pendalaman minat
peserta didik.
4) Mekanisme Pelayanan Pindah Peminatan
Peran guru BK dalam pelayanan pindah peminatan antara lain;
a) Merekapitulasi peserta didik yang berminat untuk pindah peminatan.
b) Memberikan layanan konsultasi, konseling individual atau konseling
kelompok untuk membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan
penetapan peminatannya.
c) Merekomendasikan peserta didik untuk pindah peminatan atau tetap
pada peminatan yang sedang ditempuhnya.

98
d) Rekomendasi diserahkan kepada kepala satuan pendidikan melalui
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan.
e) Membuat laporan tentang proses dan hasil penyelenggaraan
layanan konsultasi atau konsuling individual atau konseling kelompok
berkenaan dengan adanya peserta didik yang berminat untuk pindah
peminatan.

5) Peran guru BK dalam pemilihan peminatan / lintas minat.


Peran guru BK dalam penentuan pemilihan peminatan dan lintas minat
antara lain :
1) Memberikan informasi program peminatan dan lintas
minat/pendalaman minat.
2) Melakukan pengumpulan data sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan akademik peserta didik
3) Melakukan analisis data peserta didik.
Menganalisis data peminatan dan lintas minat yang sudah terkumpul
pada saat peserta didik mendaftar ke SMA (analisis data, interpretasi
hasil analisis data dan penetapan peminatan peserta didik).
4) Membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam penentuan
pemilihan peminatan sesuai dengan minat, bakat dan / atau
kemampuan akademik dan mengarahkan peserta didik mengambil
peminatan diluar kelompok peminatan akademiknya (lintas minat).
5) Melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta.
6) Menyelenggarakan bimbingan klasikal “Hari Karir”.
Kegiatan ini memberikan pngalaman kepada peserta didik untuk
dapat menstimulasi karir/pekerjaan yang akan ditekuninya kelak. Guru
bimbingan konseling mengelar beberapa jenis pekerjaan yang
menjadi minat siswa. Guru bimbingan konseling dapat bekerja sama
dengan orang tua yang memiliki profesi tertentu atau bekerja sama
dengan perguruan tinggi tertentu. Kegiatan tersebut dapat
dilaksanakan pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah
(MPLS).
7) Memberikan penguatan kepada peserta didik

99
Guru BK memberi penguatan dengan mengulas kembali bidang
pekerjaan yang diminati peserta didik.Peserta didik masih mempunyai
kesempatan untuk merubah pilihan mata pelajaran sesuai minatnya
paling lambat pada akhir semester 1 (satu).
8) Mengarahkan dan merekomendasi peserta didik yang akan pindah
peminatan akademik dan yang akan mengambil pendalaman minat
khususnya bagi kelas XII melalui kerjasama dengan perguruan tinggi
yang memiliki bidang keilmuan yang sesuai.

10. Ketuntasan Belajar


a. Mekanisme Dan Penentuan KKM Berdasarkan Analisis tiga Komponen
KKM ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. KKM dirumuskan
setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu kompleksitas materi /
kompetensi, intake (kualitas peserta didik), serta guru dan daya dukung
satuan pendidikan.
1) Aspek karakteristik materi / kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas
KD dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan
berdasarkan data empiris dari pengalaman guru dalam membelajarkan
KD tersebut pada waktu sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas
materi / kompetensi, semakin menantang guru untuk meningkatkan
kompetensinya.
2) Aspek intake yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat di
identifikasi antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang
sebelumnya, hasil tes awal yang dilakukan oleh sekolah, atau nilai rapor
sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake, semakin tinggi pula nilai KKM
nya.
3) Aspek guru dan daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan
guru, kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran
yang diampu, kompetensi guru (misalnya hasil Uji Kompetensi Guru),
rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana prasarana

100
pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan sekolah. Semakin tinggi
aspek guru dan daya dukung, semakin tinggi pula nilai KKMnya.
KKM sebaiknya dibuat sama untuk semua mata pelajaran pada semua
tingkat kelas, artinya nilai KKM sama untuk semua mata pelajaran pada
satu sekolah. Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran
pada satuan pendidikan dapat digambarkan pada alur sebagai berikut:
1) Menetapkan KKM setiap kompetensi dasar (KD), yang menggunakan
kriteria analisis dengan mempertimbangkan aspek karakteristik
peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran (kompleksitas
materi / kompetensi ), serta guru dan kondisi satuan pendidikan
(dayadukung).
2) Menetapkan KKM mata pelajaran yang merupakan rata-rata dari
semua KKM kompetensi dasar yang terdapat dalam satu mata
pelajaran sesuai dengan tingkat kelas. Menetapkan KKM pada tingkat
kelas yang merupakan rata-rata darisemua KKM mata pelajaran pada
setiap tingkat kelas,
3) Menetapkan KKM satuan pendidikan yang merupakan rata-rata dari
semua KKM pada setiap tingkat kelas X, XI, dan XII dalam satu tahun
pembelajaran.

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis input peserta didik baru
b. Guru atau kelompok guru matapelajaran menetapkan KKM mata
pelajaran dengan mempertimbangkan 3 aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema
sebagai berikut.

KKM KD KKM
MAPEL
IPK
ikator

KKM KKM
SEKOLAH 101 KLS
c. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian.
d. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak - pihak yang
berkepentingan yaitu peserta dididk, orang tua dan dinas pendidikan .
e. KKM dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar pada saat hasil
penilaian dilaporkan kepada orang tua / wali peserta didik.
f. KKM dan Rentang Predikat pada satuan pendidikan SMAN 1 2 x 11
Enam lingkung sebagai berikut :
Rentang
No. KKM Kelas Kurikulum
Predikat
A : 92 – 100
B : 84 – 91
1 76 X K - 13
C : 76 – 83
D : < 76
A : 92 – 100
B : 84 – 91
2 76 XI K – 13
C : 76 – 83
D : < 76
A : 92 – 100
B : 84 – 91
3 76 XII K – 13
C : 76 – 83
D : < 76

Berdasarkan hasil keputusan rapat dewan guru pada saat lokakarya


Tahun Pelajaran 2021/2022 apabila peserta didik mempunyai nilai
dengan predikat C, peserta didik wajib melakukan remedial untuk
memenuhi minimal predikat di SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung dengan
predikat B.

b. Daftar KKM Semua Mata Pelajaran Per Semester

102
Berdasarkan hasil Lokakarya dari guru mata pelajaran tahun pelajaran 2021 -
2022 ditetapkan ketuntasan belajar KKM = 76 untuk kelas X, XI, XII dan
berlaku untuk jenis penilaian pengetahuan dan keterampilan dari masing –
masing mata pelajaran SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung sebagai berikut :
- KKM Kelas X IPA
No. Mata Pelajaran Jam KKM Ket
Kelompok A ( Wajib )
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 76
Pendidikan Pancasila dan 76
2. 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 76
4. Matematika 4 76
5. Sejarah Indonesia 2 76
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan 76
8. 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan
10. Matematika 3 76
11. Biologi 3 76
12. Fisika 3 76
13. Kimia 3 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 1 3 76
15. Lintas Minat 2 3 76
Total Jumlah Jam 42 Jam

- KKM Kelas X IPS


No. Mata Pelajaran Jam KKM Ket
Kelompok A ( Wajib )
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 76
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 76
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 76
4. Matematika 4 76
5. Sejarah Indonesia 2 76
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan
8. 3 76
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan

103
10. Geografi 3 76
11. Sejarah 3 76
12. Sosiologi 3 76
13. Ekonomi 3 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 1 3 76
15. Lintas Minat 2 3 76
Total Jumlah Jam 42 Jam

- KKM Kelas XI IPA


No. Mata Pelajaran Jam KKM Ket
Kelompok A ( Wajib )
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 76
Pendidikan Pancasila dan 76
2. 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 76
4. Matematika 4 76
5. Sejarah Indonesia 2 76
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan 76
8. 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan
10. Matematika 4 76
11. Biologi 4 76
12. Fisika 4 76
13. Kimia 4 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 4 76
Total Jumlah Jam 44 Jam

- KKM Kelas XI IPS


No. Mata Pelajaran Jam KKM Ket
Kelompok A ( Wajib )7
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 76
Pendidikan Pancasila dan 76
2. 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 76
4. Matematika 4 76
5. Sejarah Indonesia 2 76

104
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan 76
8. 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan
10. Geografi 4 76
11. Sejarah 4 76
12. Sosiologi 4 76
13. Ekonomi 4 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 4 76
Total Jumlah Jam 44 Jam

- KKM Kelas XII IPA


No. Mata Pelajaran Jam KKM Ket
Kelompok A ( Wajib )
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 76
Pendidikan Pancasila dan 76
2. 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 76
4. Matematika 4 76
5. Sejarah Indonesia 2 76
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan 76
8. 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan
10. Matematika 4 76
11. Biologi 4 76
12. Fisika 4 76
13. Kimia 4 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 4 76
Total Jumlah Jam 44 Jam

- KKM Kelas XII IPS


No. Mata Pelajaran Jam KKM Ket
Kelompok A ( Wajib )
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 76
Pendidikan Pancasila dan 76
2. 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 76

105
4. Matematika 4 76
5. Sejarah Indonesia 2 76
6. Bahasa Inggris 2 76
Kelompok B ( Wajib )
7. Seni Budaya 2 76
Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan 76
8. 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 76
Kelompok Peminatan
10. Geografi 4 76
11. Sejarah 4 76
12. Sosiologi 4 76
13. Ekonomi 4 76
Kelompok Lintas Minat
14. Lintas Minat 4 76
Total Jumlah Jam 44

c. Program yang akan dilakukan sekolah untuk mencapai Kriteria Ketuntasan


Minimal (KKM)
Upaya sekolah untuk meningkatkan KKM mencapai 100% adalah dengan
meningkatkan daya dukung seperti memberikan pelatihan – pelatihan kepada
guru, memperbanyak sumber belajar, melengkapi sarana dan prasarana.
Hal - hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan
minimal adalah :
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/ kerumitan setiap indikator,
kompetensi dalam pencapaianya didukung oleh sekurang – kurangnya
satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut :
a. Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus
dibelajarkan pada peserta didik
b. Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi
c. Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai
bidang yang diajarkan
d. Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi
e. Peserta didik yang cakap/ terampil menerapkan konsep
f. Peserta didik yang cermat, kreatif dan iiofatif dalam
menyelesaikan tugas/pekerjaan.

106
g. Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam
proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/ latihan
h. Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan agar peserta
didik dapat mencapai ketuntasan belajar
2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
1) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai denga tuntutan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik sepertib perpustakaan,
laboratorium, dan alat/ bahan untuk proses pembelajaran.
2) Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah dan kepedulian
stakeholders sekolah.

3. Intake
Kemampuan rata-rata siswa yang diambil dan rerata nilai rapor kelas VII,
VIII dan IX (SMP/MTsN) untuk setiap mata pelajaran. Untuk siswa kelas X,
dan rata-rata nilai mata pelajaran pada akhir semester tahun sebelumnya
bagi siswa kelas XI dan kelas XII.

11. Rancangan Penilaian Pembelajaran


Strategi pelaksanaan penilaian di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung mengacu
kepada Permendikbud No 23 tahun 2016 tentang standar penilaian serta
panduan penilaian hasil belajar untuk SMA tahun 2017. Penilaian hasil belajar
peserta didik pada Pendidikan menengah meliputi :
a. Penilaian Sikap
1. Teknik Penilaian
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku
peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan
penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang
digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk
mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti peserta
didik.

107
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada
KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD
pada KI-3 dan KD pada KI-4. Dengan demikian aspek sikap untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dibelajarkan
secara langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect
teaching) yang memiliki dampak instruksional (instructional effect) dan
memiliki dampak pengiring (nurturant effect).
Sedangkan untuk mata pelajaran lain, tidak terdapat KD pada KI-1 dan
KI-2. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran selain
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn tidak dibelajarkan secara
langsung dan memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD pada KI-
3 dan KD pada KI-4.
Penilaian sikap terbagi dua yaitu penilaian sikap spiritual dan sikap
social. Sikap spiritual dan sikap social memiliki indicator indicator
tertentu yang dapat dinilai.
Adapun indikator sikap spiritual antara lain :
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
3. Memberi salam pada awal dan akhir kegiatan
4. Bersyukur atas nikmat Tuhan Yang Mahaesa
5. Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
6. Berserah diri dan berikhtiar
7. Menjaga lingkungan hidup.
8. Memelihara hubungan baik sesama ciptaan tuhan.
9. Bersyukur sebagai bangsa Indonesia
10. Menghormati orang lain yang menjalankan ibadahnya

Sementara itu indikator untuk sikap social adalah sebagai berikut:


1. Jujur, yaitu perilaku yang dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
2. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.

108
3. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkunga, (alam, sosial dan
budaya), Negara dan Tuhan YME
4. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman
latar belakang pandangan dan keyakinan.
5. Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong
menolong secara ikhlas.
6. Santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa
maupun bertingkah laku
7. Percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuan sendiri untuk
melakukan kegiatan atau tindakan

Penilaian sikap dilakukan oleh semua guru mata pelajaran, guru BK, dan
wali kelas, serta warga sekolah. Teknik penilaian sikap dijelaskan pada
skema sebagai berikut.

Dilaksanakan
Dilaksanakan selama
selama proses
proses
Observasi
Observasi oleh
oleh guru
guru pembelajaran
pembelajaran dan
dan di
di luar
luar
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran pembelajaran
pembelajaran
selama
selama 11 semester
semester
Utama
Utama

Observasi
Observasi oleh
oleh guru
guru Dilaksanakan
BK Dilaksanakan didi luar
luar jam
jam
BK dan
dan Wali
Wali kelas
kelas pembelajaran
pembelajaran baik
baik
selama
selama 11 semester
semester
Penilaian
Penilaian secara
secara langsung
langsung
maupun
maupun berdasarkan
berdasarkan
Sikap
Sikap informasi/laporan
informasi/laporan yang
yang
valid
valid

Penunjang
Penunjang Penilaian
Penilaian diri
diri dan
dan Dilaksanakan
Dilaksanakan
penilaian
penilaian antarteman
antarteman sekurangkurangnya
sekurangkurangnya 11 kali
kali
dalam
dalam satu
satu semester
semester

Penilaian sikap yang dilakukan oleh pendidik adalah melalui


observasi. Observasi dilakukan secara berkesinambungan
melalui pengamatan perilaku. Asumsinya setiap peserta didik

109
pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat
hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik
(negatif) yang muncul dari peserta didik. Catatan hal-hal sangat
baik (positif) digunakan untuk menguatkan perilaku positif,
sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan untuk
pembinaan.
Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu
semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.
Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang
sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu
terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Berdasarkan
jurnal semua guru yang dibahas dalam rapat dewan guru, wali
kelas membuat predikat dan deskripsi penilaian sikap peserta
didik selama satu semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian sikap dengan teknik observasi:
 Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan
wali kelas selama periode satu semester.
 Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh
peserta didik yang mengikuti mata pelajarannya. Jurnal
oleh guru BK dibuat untuk semua peserta didik yang
menjadi tanggung jawab bimbingannya, dan jurnal oleh
wali kelas digunakan untuk satu kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.
 Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK dibahas
dalam rapat dewan guru dan selanjutnya wali kelas
membuat predikat dan deskripsi sikap setiap peserta didik
di kelasnya.
 Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam
jurnal tidak terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang
hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP,
tetapi dapat mencakup butir-butir sikap lainnya yang

110
ditanamkan dalam semester itu, jika butir-butir sikap
tersebut muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui
perilakunya.
 Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester
sehingga ada kemungkinan dalam satu hari perilaku yang
sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari satu
kali atau tidak muncul sama sekali.
 Perilaku peserta didik selain sangat baik atau kurang baik
tidak perlu dicatat dan dianggap peserta didik tersebut
menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan norma
yang diharapkan.
2. Proses Pengolahan Nilai Sikap
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial harus dilakukan secara
berkelanjutan oleh semua guru, termasuk guru Bimbingan Konseling
(BK) dan wali kelas, melalui observasi dan informasi lain yang valid dan
relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari
pembinaan dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap
sosial peserta didik yang menjadi tugas dari setiap pendidik. Penanaman
sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.
Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian
antarteman (peer assessment) dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh
pendidik.
Hasil penilaian sikap selama periode satu semester dilaporkan dalam
bentuk :
 Predikat yaitu ; sangat baik, baik, cukup, atau kurang
 Deskripsi sikap dalam bentuk kalimat positif, memotivasi
dan bisa menjadi bahan refleksi.
 Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan / atau
ketercapaian sikap diinginkan dan yang belum tercapai
yang memerlukan pembinaan dan pembimbingan.

111
Penilaian sikap dalam pembelajaran adalah sebuah upaya dalam
penumbuhan dan pengembangan pendidikan karakter peserta didik.
Nilai-nilai dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) mencakup sikap
religius, nasionalis, mandiri, integritas, dan gotong royong. Penilaian
terhadap nilai-nilai tersebut pada prinsipnya dapat dilakukan oleh semua
guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas melalui kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
b. Penilaian Pengetahuan
1. Teknik dan instrumen Penilaian
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur
kemampuan peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah
sampai tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian KD pada KI-3
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan
dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru mata pelajaran
menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi
yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu
pada silabus.
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik
telah mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam
proses pembelajaran (diagnostic). Oleh karena itu, pemberian umpan
balik (feedback) kepada peserta didik oleh pendidik merupakan hal yang
sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk
perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan belajar untuk pengetahuan
ditentukan oleh satuan pendidikan. Secara bertahap satuan pendidikan
terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan
mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing satuan
pendidikan sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil belajar.
Berbagai tehnik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristikmasing masing KD. Tehnik yang biasa digunakan adalah tes

112
tertulis, tes lisan dan penugasan.Skema penilaian pengetahuan dapat
dilihat pada gambar berikut :

Benar-salah,
Benar-salah, pilihan
pilihan ganda,
ganda,
Tes menjodohkan,
menjodohkan, isian,
isian, dan
dan uraian
uraian
Tes tertulis
tertulis

Penilaian
Kuis
Kuis dan
dan tanya
tanya jawab
jawab
Pengetahuan Tes
Tes lisan
lisan

Tugas
Tugas yang
yang dilakukan
dilakukan secara
secara individu
individu
Penugasan
Penugasan atau
atau kelompok di sekolah dan/atau
kelompok di sekolah dan/atau di
di
luar
luar sekolah,
sekolah, baik
baik secara
secara formal
formal
maupun
maupun informal
informal

Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat
dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen
tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen tes
tertulis mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menetapkan tujuan tes, yaitu apakah untuk seleksi, penempatan,
diagnostik, formatif, atau sumatif.
2. Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan
menulis soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal
yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator
soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya
kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan
proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.
3. Menulis soal berdasarkan kisi kisi dan kaidah penulisan butir soal.
4. Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang
digunakan. Pada soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan

113
jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena jawaban dapat
diskor dengan objektif. Sedangkan untuk soal uraian disediakan
pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban, kata-kata kunci
(key words), dan rubrik dengan skornya.
5. Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan,
yaitu analisis tentang validitas meliputi substansi (materi),
konstruksi, dan bahasa.
Instrumen penilaian yang digunakan pada penilaian pengetahuan
untuk ujian tertulis di SMA N 1 2 x 11 Enam Lingkung, dilakukan oleh
masing masing guru dan disesuaikan dengan penilaian yang
dilakukan. Setelah menyusun kisi–kisi, selanjutnya mengembangkan
butir soal dengan memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang
meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.

1) Tes Tulis Bentuk Pilihan Ganda


Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan
jawaban (option). Untuk tingkat SMA menggunakan 5 (lima) pilihan
jawaban. Dari kelima Pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah
kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya
disebut pengecoh (distractors).
Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda antara lain:
(a) Substansi/Materi
 Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentukPG).
 Tidak bersifat suku, agama, ras, antargolongan, pornografi,
politik, propaganda, dan kekerasan.
 Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: urgensi,
keberlanjutan, relevansi, danketerpakaian).
 Pilihan jawaban homogen danlogis.
 Hanya ada satu kunci jawaban yangtepat.

(b) Konstruksi
 Pokok soal dirumuskan dgn singkat, jelas,tegas.
 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan

114
pernyataan yang diperlukansaja.
 Pokok soal tidak memberi petunjuk kuncijawaban.
 Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatifganda.
 Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas
danberfungsi.
 Panjang rumusan pilihan jawaban relatifsama.
 Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua pilihan
jawaban benar” atau “semua pilihan jawabansalah”.
 Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun
berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soalsebelumnya.

(c) Bahasa
 Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia, kecualiuntuk mata pelajaran bahasa asing dan/atau
bahasadaerah.
 Menggunakan bahasa yangkomunikatif.
 Tidak menggunakan bahasa daearah setempat.
 Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang
sama, kecuali merupakan satu kesatuanpengertian.

2. Pengolahan Nilai pengetahuan


Didalam RPP yang disusun oleh pendidik, terdapat rancangan penilaian
pembelajaran yang berisi penilaian yang akan dilakukan pendidik pada
setiap pertemuan yang dilakukan atau setiap Kompetensi dasar yang
akan dipelajari peserta didik. Dan dari pembelajaran yang dilakukan,
guru telah memperolah hasil penilaian yang di direncanakan dalam RPP,
baik penilaian sikap, pengetahuan maupan ketrampilan. Untuk aspek
pengetahuan nilai nilai penugasan dan tes tertulis / tes lisan dikumpulkan
dan diolah dengan cara merata ratakannya, sehingga diperoleh nilai
pengetahuan untuk satu kompetensi dasar tertentu. Jika sebuah mata
pelajaran memiliki Kompetensi Dasar sebanyak enam buah dalam satu
semester, maka guru sudah memiliki enam nilai pengetahuan yang akan

115
menjadi acuan untuk nilai raport peserta didik dalam semester tersebut.
Pengolahan nilai pengetahuan dengan cara seluruh guru mata pelajaran
melaporkan nilai dalam satu semester dengan memasukan atau
mengentrikan ke komputer melalui jaringan internet dan aplikasi e-rapor.
Nilai yang dimasukan berupa nilai per KD sehingga aplikasi e-rapor
secara otomatis merata-ratakan nilai tersebut menjadi nilai akhir
semester.

c. Penilaian Keterampilan
1. Teknik dan Instrumen Penilaian
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan
tugas tertentu. Keterampilan dalam Kurikulum 2013 meliputi
keterampilan abstrak (berpikir) dan keterampilan konkret (kinestetik).
Kaitannya dalam pemenuhan kompetensi, penilaian keterampilan
merupakan penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4.
Penilaian keterampilan menuntut peserta didik mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah pengetahuan (KD pada KI-3) yang sudah dikuasai peserta didik
dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sesungguhnya (real life).
Ketuntasan belajar untuk keterampilan ditentukan oleh satuan
pendidikan, secara bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan
kriteria ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan potensi dan
karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk
peningkatan kualitas hasil belajar.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara
lain penilaian praktik/kinerja, proyek, portofolio, atau produk. Teknik
penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4
mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar berikut.

116
Unjuk
Unjuk Penilaian
Penilaian yang
yang dilakukan
dilakukan dengan
dengan cara
cara
Kerja/Kinerja/
Kerja/Kinerja/ mengamati
mengamati kegiatan
kegiatan peserta
peserta didik
didik dalam
dalam
Praktik melakukan
melakukan sesuatu.
sesuatu.

Proyek
Proyek Kegiatan
Kegiatan penyelidikan
penyelidikan yang
yang mencakup
mencakup
perencanaan,
perencanaan, pelaksanaan,
pelaksanaan, dan
dan pelaporan
pelaporan
hasil
hasil proyek
proyek dalam
dalam kurun
kurun waktu
waktu tertentu.
tertentu.

Penilaian Portofolio
Portofolio
Keterampilan Rekaman
Rekaman hasil
hasil pembelajaran
pembelajaran dan
dan penilaian
penilaian
yang
yang memperkuat
memperkuat kemajuan
kemajuan dan
dan kualitas
kualitas
pekerjaan
pekerjaan peserta
peserta didik
didik
Produk
Produk
Penilaian
Penilaian kemampuan
kemampuan peserta
peserta didik
didik
membuat
membuat produk-produk
produk-produk teknologi
teknologi danseni
danseni
Teknik
Teknik lain
lain
Gambar. Skema Penilaian Keterampilan

1. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik


Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian ini dapat digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti:
praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga,
presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan
membaca puisi/deklamasi. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut.
a) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b) Kelengkapan/ ketepatan aspek yang akan dinilaidalam kinerja.
c) Kemampuan khusus yang diperlukan utk menyelesaikan tugas.
d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak.
e) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan
langkah-langkah pekerjaan yang akan diamati.
Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam
berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian

117
kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai kemampuan berbicara
yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan
seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan
wawancara.
Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih
utuh. Contoh : untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di
laboratorium dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan
bahan praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan budaya
dilakukan pengamatan gerak dan penggunaan alat olahraga, seni
dan budaya.

2. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang
harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi mulai dari perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian, pengolahan, penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan peserta didik menginformasikan
matapelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu
mata pelajaran, beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata
pelajaran yang bukan serumpun. Penilaian proyek umumnya
menggunakan metode belajar pemecahan masalah sebagai langkah
awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pada
penilaian proyek setidaknya ada empat hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, keaslian, inovasi, dan
kreativitas.
a) Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan
data serta penulisan laporan.

118
b) Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan
KD atau mata pelajaran.
c) Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik harus
merupakan hasil karya sendiri dengan mempertimbangkan
kontribusi guru dan pihak lain berupa bimbingan dan dukungan
terhadap proyek yang dikerjakan peserta didik.
d) Inovasi dan kreativitas yaitu proyek yang dilakukan peserta
didik terdapat unsur-unsur baru (kekinian) dan sesuatu yang
unik, berbeda dari biasanya.

3. Produk
Penilaian produk melibatkan keterampilan konkret yang meliputi
penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan/atau seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue,
asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan
(contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih, dan sapu), alat-alat
teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni
(contoh: patung, lukisan, dan gambar), dan barang-barang terbuat
dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian
kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik.
c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk
yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan,
misalnya berdasarkan tampilan, fungsi, dan estetika.

4. Penilaian portofolio

119
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan
informasi yang bersifat reflektif- integratif yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Ada beberapa tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi,
portofolio proses, dan portofolio pameran. Pendidik dapat memilih
tipe portofolio sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar
dan/atau konteks mata pelajaran.
Pada akhir suatu periode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan
dinilai oleh pendidik bersama peserta didik. Berdasarkan hasil
penilaian tersebut, pendidik dan peserta didik dapat menilai
perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan
perbaikan. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya.
Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi
tanggal pembuatan sehingga perkembangan kualitasnya dapat
dilihat dari waktu ke waktu. Portofolio dapat digunakan sebagai salah
satu bahan penilaian. Hasil penilaian portofolio bersama dengan
penilaian lainnya dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan
penilaian kompetensi peserta didik. Portofolio merupakan bagian dari
penilaian autentik, yang secara langsung dapat merepresentasikan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik
secara bertahap dan pada akhir suatu periode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dipilih bersama oleh guru dan peserta didik. Karya-
karya terbaik menurut pendidik dan peserta didik disimpan dalam
folder dokumen portofolio. Pendidik dan peserta didik harus
mempunyai alasan yang sama mengapa karya-karya tersebut
disimpan di dalam dokumen portofolio. Setiap karya pada dokumen
portofolio harus memiliki makna atau kegunaan bagi peserta didik,
pendidik, dan orang tua mereka.
Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari pendidik, dan
orangtua peserta didik. Karya peserta didik yang dapat disimpan
sebagai dokumen portofolio antara lain: karangan, puisi,

120
gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dan
sejenisnya. Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga
bagi peserta didik sehingga dapat mendorong untuk mencapai hasil
belajar yang lebih baik. Pendidik dapat memanfaatkan portofolio
untuk mendorong peserta didik mencapai sukses dan membangun
kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini berdampak pada
peningkatan upaya peserta didik untuk mencapai tujuan
individualnya. Di samping itu pendidik merasa lebih mantap dalam
mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh bukti-bukti
autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan peserta didik.
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, pendidik dan peserta didik
perlu menentukan ruang lingkup penggunaan portofolio antara lain
sebagai berikut :
1) Setiap peserta didik memiliki dokumen portofolio sendiri
yang memuat hasil belajar pada setiap mata pelajaran atau
setiap kompetensi.
2) Menentukan jenis hasil kerja/karya yang perlu
dikumpulkan/disimpan.
3) Pendidik memberi catatan (umpan balik) berisi komentar
dan masukan untuk ditindaklanjuti peserta didik.
4) Peserta didik harus membaca catatan pendidik dengan
kesadaran sendiri dan menindaklanjuti masukan pendidik
untuk memperbaiki hasil karyanya.
5) Catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan
peserta didik diberi tanggal, sehingga dapat dilihat
perkembangan kemajuan belajar peserta didik.

Rambu-rambu penyusunan dokumen portofolio.


1) Dokumen portofolio berupa karya/tugas peserta didik dalam
periode tertentu, dikumpulkan dan digunakan oleh pendidik
untuk mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan.
2) Dokumen portofolio disertakan pada waktu penerimaan
rapor kepada orangtua/wali peserta didik, sehingga

121
mengetahui perkembangan belajar putera/puterinya.
Orangtua/wali peserta didik diharapkan dapat memberi
komentar/catatan pada dokumen portofolio sebelum
dikembalikan ke sekolah.
3) Pendidik pada kelas berikutnya menggunakan portofolio
sebagai informasi awal peserta didik yang bersangkutan.

2. Pengolahan Nilai Keterampilan


 Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja / kinerja /
praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik
KD mata pelajaran. Hasil penilaian setiap KD pada KI-4 berdasarkan
nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama pada
KD yang sama yang dilakukan beberapa kali penilaian. Jika penilaian
KD yang sama dilakukan dengan Teknik yang berbeda, misalnya
proyek dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian
KD tersebut dirata-ratakan.
 Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata
pelajaran adalah dengan cara merata-ratakan dari semua nilai KD
pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian
keterampilan pada rapor menggunakan angka bulat pada skala 0 –
100 dan predikat, serta dilengkapi deskripsi singkat capaian
kompetensi

d. Program Remedi dan Pengayaan


1. Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan
Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu.
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui
belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam pembelajaran remedial,
pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar
yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki

122
sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian
merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga
dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan
belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan
sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan
pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul
disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit. Dalam hal ini, penilaian tersebut
merupakan assessment for learning.
Jadi remedial bukan kegiatan tes ulang atau mengulang tes bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM namun merupakan pembelajaran
remedial ketika peserta didik teridentifikasi oleh pendidik mengalami
kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD tertentu yang sedang
berlangsung.
Strategi pelaksanaan pembelajaran remedial yang dapat disesuaikan
dengan jenis dan tingkat kesulitan adalah ;
a. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada
beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan yang berbeda-
beda, sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan
yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami
oleh peserta didik.
b. Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila
dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan sama.
c. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi
cara penyajian dan penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran
ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik
belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar
d. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka
pelaksanaan remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar

123
peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes
ulang. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu
menguasai kompetensi yang ditetapkan.
e. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau
kakak kelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu
dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekan atau adik
kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor sebaya
diharapkan hubungan antar peserta didik akan lebih akrab dan
terbuka, sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
akan lebih mudah memahami materi atau kompetensi yang harus
dicapai.

Program Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah mencapai dan/atau melampaui KKM. Fokus
pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang
dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik
diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil penilaian harian. Di
SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung memberikan pembelajaran pengayaan
hanya satu kali, tidak berulangkali sebagaimana pembelajaran remedial.
Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian. Jadi
dalam hal ini berbeda perlakuannya dengan remedial.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberi tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran
sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang
diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata.
Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
b Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.
Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian

124
ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika
kegiatan tersebut diminati secara individu
c Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajatan terpadu yang
memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu. Melalui
pembelajaran tematik dapat mengaitkanbeberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta
didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik,
peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang telah dipahaminya.

2. Pengolahan Nilai
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran
remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian pada KD
tersebut. Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta
didik setelah mengikuti remedial pembelajaran.
Misalnya, suatu mata pelajaran (Fisika) memiliki KKM 76. Seorang
peserta didik bernama Iwan memperoleh nilai harian-1 (KD 3.1) sebesar
50, karena ada beberapa butir soal yang tidak dapat dijawab dengan
benar. Karena Iwan belum mencapai KKM, maka Iwan mengikuti
remedial untuk KD 3.1. Setelah Iwan mengikuti remedial dan diakhiri
dengan penilaian, Iwan memperoleh hasil penilaian 80. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka nilai harian-1 (KD 3.1) yang diperoleh Iwan
adalah 80.
Ketentuan diatas dilakukan akan memberi manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran
remedial karena peserta didik mempunyai kesempatan untuk
memperoleh nilai yang maksimal.
b. Sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), sehingga
setiap peserta didik berhak untuk mendapatkan capaian kompetensi
terbaiknya.

125
d. Pengolahan Nilai Akhir dan Predikat
Langkah-langkah menyusun rekapitulasi penilaian sikap untuk 1 semester
di SMA N 1 2 x 11 Enam Lingkung adalah sebagai berikut :
 Semua guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK memberi informasi
berdasarkan jurnal yang dibuat mengenai sikap/perilaku yang sangat
baik dan / atau kurang baik dari peserta didik.
 Wali kelas merangkum dan menyimpulkan (memberi predikat dan
merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta
didik berdasarkan hasil kesepakatan rapat dewan guru. Predikat terdiri
atas sangat baik, baik, cukup, atau kurang, dan deskripsi sikap ditulis
dengan kalimat positif.
 Deskripsi yang ditulis pada sikap spiritual dan sikap social adalah
perilaku yang sangat baik, sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial
yang kurang baik dideskripsikan sebagai perilaku yang perlu
pembimbingan.
 Dalam hal peserta didik yang tidak ada informasi tambahan dari semua
guru, sikap peserta didik tersebut diasumsikan berperilaku baik.
 Rekapitulasi hasil penilaian sikap spritual dan sikap sosial yang dibuat
oleh walikelas berupa predikat dan deskripsi diisikan dalam rapor.
 Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian dan penilaian
akhir selama satu semester untuk mengetahui pencapaian kompetensi
pada setiap KD pada KI-3. Penilaian harian dapat dilakukan melalui tes
tertulis dan/atau penugasan, tes lisan sesuai dengan karakteristik
masing-masing KD. Pelaksanaan penilaian harian dapat dilakukan
setelah pembelajaran satu KD atau lebih. Penilaian harian dapat
dilakukan lebih dari satu kali untuk KD dengan cakupan materi luas dan
komplek sehingga penilaian harian tidak perlu menunggu pembelajaran
KD tersebut selesai.
 Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dengan
berbagai Teknik penilaian dalam satu semester direkap dan
didokumentasikan pada tabel pengolahan nilai sesuai dengan KD yang
dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian lebih dari satu kali maka
nilai akhir KD tersebut merupakan nilai rata-rata. Nilai akhir pencapaian

126
pengetahuan mata pelajaran tersebut diperoleh dengan cara merata-
ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester.
Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka
bulat pada skala 0 – 100 dan predikat, serta dilengkapi dengan
deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian
KD selama satu semester.
 Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja / kinerja /
praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik
KD mata pelajaran. Hasil penilaian setiap KD pada KI-4 berdasarkan
nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama pada KD
yang sama yang dilakukan beberapa kali penilaian. Jika penilaian KD
yang sama dilakukan dengan Teknik yang berbeda, misalnya proyek
dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD
tersebut dirata-ratakan.
 Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran
adalah dengan cara merata-ratakan dari semua nilai KD pada KI-4
dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan
padarapor menggunakan angka bulat pada skala 0 – 100 dan predikat

12. Kenaikan Kelas


a. Kriteria Kenaikan Kelas
Penentuan kriteria kenaikan kelas SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung
untuk tahun pelajaran 2021 / 2022 berdasarkan pada panduan penilaian
terbaru kurikulum 2013 tentang kriteria kenaikan kelas. Pada panduan
penilaian kurikulum 2013 menyatakan bahwa Kriteria kenaikan kelas
berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada setiap mata pelajaran baik
sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Ketuntasan belajar pada
kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Jika
terdapat aspek pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran yang tidak
mencapai KKM pada semester ganjil atau genap, maka:
1) Dihitung rerata nilai berdasarkan aspek pengetahuan dan keterampilan
mata pelajaran yang sama pada semester ganjil dan genap;

127
2) Nilai rerata setiap aspek pada poin (1) dibandingkan dengan KKM pada
sekolah tersebut. Jika hasil pada nilai rerata lebih atau sama dengan
nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan TUNTAS,
dan sebaliknya jika nilai rerata kurang dari nilai KKM, maka aspek mata
pelajaran tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika rerata
kedua aspek tuntas dan memiliki nilai sikap baik maka mata pelajaran
tersebut dinyatakan TUNTAS.
Adapun kriteria kenaikan kelas di SMA N 1 2 x 11 Enam Lingkung yang
menggunakan system paket adalah: jika peserta didik dinyatakan naik kelas
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pelajaran yang diikuti.
2) Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indicator kompetensi
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3) Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
4) Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing
capaian pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil
dan/atau semester genap, maka nilai akhir mata pelajaran diambil dari
rata-rata nilai mata pelajaran pada semester ganjil dan genap untuk
aspek yang sama.
5) Keputusan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan berdasarkan
hasil rapat dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah,
misal minimal kehadiran 80 %, dan tidak melanggar tata tertib
sekolah yang telah ditentukan.
6) Satuan Pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kondisi
yang berkembang
b. Prosedur Penentuan Naik Kelas
Prosedur penetapan kenaikan kelas mengikuti langkah langkah sebagai
berikut :

128
1) Sekolah mengundang dewan guru untuk mengikuti rapat penetapan
kenaikan kelas.
2) Wali kelas telah memiliki data nilai pengetahuan dan ketrampilan yang
lengkap untuk seluruh mata pelajaran yang diikuti peserta didiknya, dan
membawa data tersebut pada rapat kenaikan kelas. Data nilai peserta
didik adalah data nilai semester ganjil dan semester genap.
3) Guru BK dan wali kelas memiliki data nilai sikap yang sudah direkap
dari semester ganjil dan semester genap.
4) Pada waktu rapat dinas dimulai, wakil kurikulum menjelaskan kriteria
kenaikan kelas yang telah disusun bersama dalam KTSP tahun
berlangsung.
5) Setelah itu masing masing wali kelas memberikan data nilai siswa yang
kurang / dibawah KKM yang tidak memenuhi kriteria kenaikan kelas.
6) Data nilai siswa ini dibicarakan dalam rapat dewan guru untuk diambil
keputusan naik atau tinggal kelas.
7) Semua hasil keputusan rapat dilaporkan dalam laporan kenaikan kelas.
c. Prosedur Dan Bentuk Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
Prosedur dan bentuk pelaporan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1
2 X 11 Enam Lingkung sebagai berikut :
1) Prosedur Dan Bentuk Pelaporan Penilaian Harian.
Penilaian harian dilaksanakan oleh guru mata pelajaran masing-
masing. Setiap KD yang diajarkan selalu dilakukan penilaian harian
baik berupa tugas maupun ujian. Hasil nilai ujian harian dilaporkan ke
sekolah dan ke peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dalam
tiap semester.
2) Prosedur Dan Bentuk Pelaporan Penilaian Tengah Semester.
Penilaian tengah semester dilaksanakan secara serentak dan terjadwal.
Guru membuat kisi kisi dan menyusun soal ujian sesuai dengan KD
masing-masing dan meyerahkannya ke panitia ujian. Panitia sekolah
memperbanyak soal sebanyak peserta didik dan membagikannya
ketika jadwal ujian tiba.
Hasil ujian peserta didik diperiksa oleh guru mata pelajaran masing -
masing dan nilainya dikumpulkan ke sekolah. Sekolah, melalui panitia

129
evaluasi dan penilaian merekap nilai dari masing - masing guru dan
menyusun laporan hasil penilaian tengah semester.
Melalui wali kelas laporan hasil belajar peserta didik dibagikan kepada
orang tua peserta didik masing – masing pada jadwal yang telah
ditentukan pihak sekolah.

3) Prosedur Dan Bentuk Pelaporan penilaian akhir Semester.


Ujian semester dilaksanakan secara serentak dan terjadwal. Guru
membuat kisi-kisi dan menyusun soal ujian sesuai dengan KD masing -
masing dan meyerahkannya ke panitia ujian sekolah. Materi yang diuji
pada ujian semester adalah materi seluruh KD pada semester
tersebut.
Panitia ujian sekolah memperbanyak soal sebanyak peserta didik dan
membagikannya ketika jadwal ujian tiba. Hasil ujian peserta didik
diperiksa oleh guru mata pelajaran masing - masing dan nilainya
dikumpulkan ke sekolah. Nilai ujian semester dihitung / dinilai per KD
masing masing dan digabung dengan penilaian harian pada masing -
masing KD yang sudah dilakukan. Nilai akhir dari gabungan penilaian
harian dan ujian semester di laporkan ke sekolah dan dientrikan ke
Erapor oleh masing-masing guru mata pelajaran dan menjadi nilai
raport dari masing – masing peserta didik.
Sekolah merekap nilai dari masing - masing guru dan menyusun
laporan hasil penilaian semester. Melalui wali kelas laporan hasil
belajar peserta didik dibagikan kepada orang tua peserta didik masing -
masing.

4) Prosedur Dan Bentuk Pelaporan Penilaian Akhir Tahun.


Penilaian akhir tahun dilaksanakan secara serentak dan terjadwal. Guru
membuat kisi - kisi dan menyusun soal ujian sesuai dengan KD dan
meyerahkannya kepanitia ujian. Materi yang diuji pada ujian akhir
semester adalah materi seluruh KD pada semester genap tersebut.
Panitia sekolah memperbanyak soal sebanyak peserta didik dan
membagikannya ketika jadwal ujian tiba. Hasil ujian peserta didik

130
diperiksa oleh guru mata pelajaran masing - masing dan nilainya
dikumpulkan ke sekolah. Nilai ujian semester dihitung / dinilai per KD
masing - masing dan digabung dengan penilaian harian pada masing -
masing KD yang sudah dilakukan. Nilai akhir dari gabungan penilaian
harian dan ujian semester di laporkan ke sekolah dan dientrikan oleh
masing-masing guru mata pelajaran ke Erapor dan menjadi nilai raport
dari masing – masing peserta didik.
Sekolah, melalui panitia evaluasi dan penilaian merekap nilai dari
masing-masing guru dan menyusun laporan hasil penilaian semester.
Setelah semua nilai terkumpul, sekolah mengadakan rapat kenaikan
kelas. Berdasarkan kriteria kenaikan kelas dan data nilai peserta didik,
dewan guru menentukan naik tidak naiknya seorang peserta didik. Hasil
rapat tidak bias diganggu gugat.
Setelah rapat dan diambil kesepakatan bersama, maka wali kelas
membagikan laporan hasil belajar peserta didik kepada orang tua
peserta didik masing – masing

13. Asesmen Nasional ( AN )


Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilakukan oleh pendidik, satuan Pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil
belajar oleh pemerintah di berikan wewenangnya kepada BSNP, dan
pelaksanaan penilaiannya dilakukan berupa Ujian nasional (UN). Mulai tahun
2020 pelaksanaan ujian nasional ditiadakan berdasarkan Surat Edaran
Mendikbut No 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam
masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19). Dengan
ditiadakannya ujian nasional maka perenan pemerintah dalam pelaksanaan
penilaian diganti dengan Assesmen Nasional (AN)
Pelaksanaan assesmen nasional berbeda dengan ujian nasional.
Sasaran Ujian nasional adalah mengukur kemampuan masing-masing peserta
didik, sedangkan tujuan dari assesmen nasional adalah mengevaluasi dan
memetakan system pendidikan berupa input, proses, dan hasil. Assesmen
Nasional hanya diikuti oleh Sebagian (sampel) peserta didik yang dipilih secara
acak dari kelas XI.

131
Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yakni:
1. Asesmen Kompetensi Minimum 
Mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif. 
2. Survei Karakter 
Mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar
nonkognitif. 
3. Survei Lingkungan Belajar 
Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang
pembelajaran. 

a. Persiapan Sekolah untuk Asesmen Nasional

Bagian pertama assesman nasional adalah asesmen kompetennsi


minimum (AKM) yaitu mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai
hasil belajar kognitif. Untuk persiapannya sekolah sudah memprogramkan
kegiatan literasi untuk membiasakan peserta didik terlatih dan terbiasa
membaca. Dari bacaan literasinya peserta didik mampu memahami dan
menganalisa bacaannya dan mampu mengolah maksud dan tujuan dari
yang dibacanya.

Secara umum tujuan pelaksanaan assesmen nasional adalah merefleksi


dan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. Untuk mencapai itu sekolah
mendatangkan nara sumber yang kompeten di bagian soal AKM untuk
menambah kesiapan pendidik merancang soal sesuai standar AKM.
Sehingga setiap pendidik melalui mata pelajaran masing-masing
mensosialisasikan contoh soal-soal dengan standar soal AKM.

Adapun persiapan yang dilakukan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung terkait


dengan pelaksanaan Assesmen Nasional adalah dibidang sarana
prasarana dan pendidik serta tenaga kependidikan. Dibidang sarana
prasarana sekolah mempersiapkan : Server, komputer minimal 15 buah,
komputer cadangan 2 buah, komputer proktor, ketersediaan internet

132
minimal 12 mbbs (online), ketersediaan internet minimal 10 mbbs dan
aplikasi PHD (semi online), bekerja sama dengan PLN atau tersedia
genset. Sementara itu untuk kesiapan pendidik dan tenaga kependidikan
dengan mendatangkan naras umber yang kompeten untuk mempersiapkan
pendidik mempersiapkan peserta didik mengikuti AKM dan masing-masing
pendidik mempersiapkan RPP berbasis literasi dan numerasi.

b. Program sekolah terkait AKM kelas

Sekolah harus mempersiapkan seluruh peserta didik untuk pelaksanaan


Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), meskipun pada pelaksanaannya
nanti hanya 45 peserta didk yang akan mengikuti AKM yaitu kelas XI.
Karena 45 peserta didik yang akan mengikuti AKM itu dipilih secara acak.
Dan tidak menutup kemungkinan ada survei karakter terhadap seluruh
peserta didik.

Langkah awal persiapan untuk menghadapi AKM adalah membangun


kemitraan dengan orang tua murid, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan
instansi terkait. Ini tujuannya menguatkan satuan pendidikan, dan
menjadikan peserta didik Pelajar Pancasila yaitu memahami dan
mengamalkan Pancaisla dalam kehidupan sehari-hari
Untuk menambah kesiapan pendidik dalam mensosialisasikan soal-soal
tipe AKM maka sekolah memprogramkan mendatang kan narasumber yang
kompeten. Diharapkan pendidik mampu untuk mempersiapkan butir soal
dan memberikannya ke peserta didik. Sehingga peserta didik terbiasa
dengan soal literasi dan numerasi sesuai standar AKM. Semua guru harus
membuat RPP dan bahan ajar berbasis literasi dan numerasi.

c. Rencana tindak lanjut dari AKM kelas


- Mensosialisasikan kegiatan AKM ke seluruh komponen sekolah, Kepala
Sekolah, Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta Didik dan Komite.
- Meningkatkan pembelajaran berbasis literasi dan numerasi di kelas

133
- Memperbanyak sumber bacaan di perpustakaan
- Memaksimalkan program literasi sekolah

14. Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan SMAN 1 2x11 Enam Lingkung untuk tahu pelajaran
2021/2022 :
1) Ketentuan umum:
i. Menyelesaikan program pembelajaran dimasa pandemic COVID-
19 yang dibuktikan dengan rapor tiap semester.
ii. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal BAIK.
iii. Mengikuti Ujian Sekolah
iv. Kelulusan ditetapkan melalui rapat Dewan Guru dan Tata Usaha.

2) Ketentuan khusus
i. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran sebagaimana
angka 1) huruf a) adalah :
ii. Peserta didik memiliki nilai Rapor semester 1 s.d semester 6 dan
mengikuti pembelajaran dari semester 1 s.d semester 6
iii. Memperoleh nilai rata-rata Ujian Sekolah untuk semua mata
pelajaran ujian satuan Pendidikan 65 (enam puluh lima).
iv. Rata-rata kehadiran peserta didik 80 %
v. Memperoleh Nilai Sikap / Prilaku minimal BAIK sebagaimana
huruf B angka 1.b adalah modus dari nilai sikap minimal Baik (B)

b. Proses Penentuan Kelulusan Peserta didik dari Satuan Pendidikan


Di SMA Negeri 1 2 x 11 Enam Lingkung ada criteria kelulusan sebagai
berikut :
1) Hasil nilai US dilakukan pengolahan oleh pihak sekolah dengan
ketentuan 60% dari soal essay dan 40% dari dari soal objektif.
2) Hasil penggabungan nilai tersebut di siapkan dan diputuskan
dalam rapat majelis guru
3) Rapat Kelulusan dihadiri oleh semua guru mata pelajaran

134
4) Masing-masing guru memberikan tanggapan terhadap nilai yang
diperoleh peserta didik untuk memutuskan apakah akan
diluluskan atau tidak
5) Setelah disepakati bersama maka maka kepala sekolah
menimbang dan memutuskan kelulusan perserta didik.

c. Pelaksanaan Ujian Sekolah


o PESERTA
Peserta ujian sekolah adalah siswa SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung
tahun pelajaran 2021/2022 yang terdiri dari ;
 Kelas XII Program Ilmu Pengetahun Alam ( IPA ) : 153 orang
 Kelas XII Program Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) : 125 orang
Jumlah : 278 orang

o WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN.


 Tempat pelaksanaan Ujian sekolah di SMAN 1 2 x 11 Enam
Lingkung.
o Rincian Ruangan Ujian ;
 Teknisi : Jamilur
 Labor I/ Proktor I : Roni Rahmadona, S.Sos
 Labor II/ Proktor II : Ahdiati, S. Kom
 Labor III/ Proktor III : Leini Afriyanti, S. Kom

o PANITIA PELAKSANA UJIAN SEKOLAH / US


 Penanggung Jawab : SRI ASTUTI.S.Pd MM (Kepala Sekolah)
 Ketua : Asnaini Nurzen, S.Pd, M.Si (Waka Kurikulum)
 Sekretaris : Buyung Syafrudin S.Kom ( Waka Sarpras )
 Bendahara : Dahliar ( Pegawai Tata Usaha )
 Anggota :
- Syawalni S.Pd (Wakasek Bid. Kesiswaan )
- Dra. Rita Rosye MT. M.Pd (Guru Bidang
Studi )
- Siti Rahmah ( Guru Bidang Studi )

135
d. Target dan Program Peningkatan Kualitas Lulusan Yang Akan Di Capai
Target kelulusan tahun 2021 – 2022 dapat mencapai kembali 100% dengan
harapan guru harus meningkatkan kreatifitasnya dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar (PBM) sehingga semua siswa dapat mendapatkan nilai
dengan baik. Kegiatan rencana dan program peningkatan lulusan siswa
kelas XII tahun pelajaran 2021 / 2022 SMAN 1 2x11 Enam Lingkung
sebagai berikut ;
a. Pembelajaran Tambahan.
Pembelajaran tambahan ini dilaksanakan mulai bulan September
2021 s/d bulan Januari 2022 dalam bentuk penambahan jam ( 2 jam
semester I dan II ) dengan jadwal dari 7.30 s.d 17.15 dengan
pemberian materi esensial dari kelas X sampai XII. Kegiatan ini untuk
mata pelajaran yang di pilih dimulai dengan pembuatan program oleh
masing-masing guru mata pelajaran tersebut.
b. Melaksanakan Try Out Kabupaten.
Kegiatan ini dilaksanakan 1 kali dengan jadwal yang sama untuk
tingkat Provinsi selama 6 hari.
c. Melaksanakan Bimbingan Psikologi Pendidikan.
d. Melaksanakan Bimbingan Kerohanian.
e. Melaksanakan Ujian Sekolah/US

136
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

A. Penetapan Awal Tahun Pelajaran


1. Penetapan Waktu Awal Tahun Pelajaran
Kalender pendidikan sekolah disusun setiap tahun berdasarkan kalender
yang di susun oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Melalui
kalender dari pemerintah ini, sekolah mengatur waktu kegiatan pembelajaran.
Pengaturan waktu belajar mengacu kepada standar isi dan disesuaikan
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, namun tetap sesuai dengan ketentuan dari pemerintah daerah.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran bagi peserta didik selama
satu tahun pelajaran. Permulaan tahun pelajaran dimulai hari Senin tanggal 12
Juli tahun 2021, Kelas XI dan XII sudah langsung melaksanakan kegiatan
pembelajaran mulai tanggal 12 Juli 2021 tersebut, sementara untuk kelas X
melakukan kegiatan MPLS / Bridging Course tiga hari yaitu tanggal 12, 13, 14
Juli 2021 dan baru melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai tanggal 15 Juli
2021.

2. Kegiatan Sekolah Pada Awal Tahun Pelajaran

137
Adapun kegiatan sekolah pada awal tahun pelajaran ada tiga kegiatan
utama yang akan dilakukan, yaitu :
a) Kegiatan untuk peserta didik baru kelas X adalah mengikuti
kegiatan pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang susunan
kegiatannya telah tercantum dalam program MPLS untuk tahun
pelajaran 2021/2022. Peserta didik kelas XI dan kelas XII yang
terlibat hanya pengurus OSIS SMA N 1 2 x 11 Enam Lingkung
b) Sementara itu untuk kelas XI dan XII kegiatan pada awal tahun
pelajaran adalah langsung belajar sesuai dengan daftar yang telah
disusun oleh wakil kurikulum beserta timnya. Pada hari pertama
tersebut pendidik dan peserta didik sudah mengetahui jadwal
pelajaran masing masing. Siswa juga sudah tahu kelas kelas yang
akan ditempatinya selama satu tahun ajaran tersebut.
c) Rapat dinas awal tahun ajaran baru direncanakan akan
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 Juli 2021 setelah pulang
sekolah / setelah sholat Jumat. Hal ini dilakukan agar proses
belajar mengajar tidak terganggu.
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1. Pengaturan Minggu Efektif Semester 1 Dan 2 Kelas X
Perhitungan minggu efektif untuk kelas X, semester I sebanyak 20 Minggu
efektif dan semester II sebanyak 17 Minggu efektif bisa di lihat pada tabel di
bawah ini sebagai berikut :
Satu
Minggu
Jam Jumlah Waktu Jumlah jam
Efektif Per
Kelas Tatap JP Per Pembelajaran Per tahun
tahun
Muka Minggu Per tahun (@60 menit)
Ajaran
(menit)
X 1.554 jam
45 42 37 69.930
( K-13) pelajaran

Jumlah menit pada tatap muka kelas X sebanyak 45 menit dan beban jam
mengajar pada kelas X sebanyak 42 Jam Pelajaran Per minggu. Minggu
efektif pada satu tahun ajaran berkisar antara 37 minggu, sehingga waktu
pembelajaran berjumlah 1.554 Jam Pelajaran mengacu kepada minggu
138
efektif per tahun ajaran. Kalau di konversikan kemenit maka jumlah jam
pelajaran per tahun ajaran sebanyak 69.930 menit.

2. Pengaturan Minggu Efektif Semester 1 Dan 2 Kelas XI


Perhitungan minggu efektif untuk kelas XI, semester I sebanyak 21 Minggu
efektif dan semester II sebanyak 17 Minggu efektif bisa di lihat pada tabel di
bawah ini sebagai berikut :

Satu
Minggu
Jam Jumlah Waktu Jumlah jam
Efektif Per
Kelas Tatap JP Per Pembelajaran Per tahun
tahun
Muka Minggu Per tahun (@60 menit)
Ajaran
(menit)
XI
1.672 jam
45 44 38 75.240 menit
pelajara
( K-13)

Jumlah menit pada tatap muka kelas XI sebanyak 45 menit dan beban jam
mengajar pada kelas XI sebanyak 44 Jam Pelajaran Per minggu. Minggu
efektif pada satu tahun pelajaran 38 minggu, sehingga waktu pembelajaran
berjumlah 1.672 Jam Pelajaran mengacu kepada minngu efektif per tahun
ajaran. Kalau di konversikan kemenit maka jumlah jam pelajaran per tahun
ajaran sebanyak 75.240 menit.

3. Perhitungan Minggu Efektif Kelas XII


Perhitungan minggu efektif untuk kelas XII, semester I sebanyak 21 Minggu
efektif dan semester II sebanyak 10 minggu efektifI dan bisa di lihat pada
tabel di bawah ini sebagai berikut :

Satu
Minggu
Jam Jumlah Waktu Jumlah jam
Efektif Per
Kelas Tatap JP Per Pembelajaran Per tahun
tahun
Muka Minggu Per tahun (@60 menit)
Ajaran
(menit)

139
XI
1.364 jam
45 44 31 61.380 menit
pelajaran
( K-13)

Jumlah menit pada tatap muka kelas XII sebanyak 45 menit dan beban jam
mengajar pada kelas XII sebanyak 44 Jam Pelajaran Per minggu. Minggu
efektif pada satu tahun pelajaran yaitu 31 minggu, sehingga waktu
pembelajaran berjumlah 1.364 Jam Pelajaran mengacu kepada minggu
efektif per tahun pelajaran. Kalau di konversikan kemenit maka jumlah jam
pelajaran per tahun pelajaran sebanyak 61.380 menit.
C. Pengaturan Waktu Libur
1. Penetapan Libur Sekolah
Libur sekolah pada tahun pelajaran 2021 / 2022 sesuai dengan kalender
pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, yaitu sebanyak
empat minggu diluar libur nasional. Libur sekolah biasanya sesudah
menerima rapor semester I dan II. Berdasarkan kalender Pendidikan : (a)
Libur sekolah pada semester I mulai hari Senin, tanggal 20 Desember 2021
dan berakhir hari Sabtu, 01 Januari tahun 2022, (b) Libur sekolah pada
semester II mulai hari Senin, tanggal 20 Juni 2022 dan berakhir hari Sabtu,
tanggal 10 Juli 2022 selama 3 minggu.

2. Penetapan Libur Nasional


Libur nasional pada dasarnya mengacu kepada Surat keputusan Bersama
3 Menteri yang telah memperhitungkan dalam satu tahun. Untuk itu sekolah
memasukan libur nasional kedalam kalender pendidikan sebagai pedoman
dalam menghitung jumlah minggu efektif dalam satu tahun pelajaran. Libur
Nasional tersebut adalah sebagai berikut :
 17 Agustus 2021, Hari Kemerdekaan RI
 1 Mei 2022, Hari Buruh Internasional
 1 Juni 2022, Hari Lahir Pancasila

3. Penetapan Libur Keagamaan


Sama halnya dengan libur nasional, libur keagamaan pada tahun pelajaran
2021/2022 ini sudah diatur oleh SKB tiga menteri yang antara lain :

140
 19 Juli 2021, Libur Bersama
 20 Juli 2021, Hari raya Idul Adha
 10 Agustus 2021, Tahun baru Hijriah
 19 Oktober 2021, Maulud Nabi Muhammad SAW
 24 Desember 2021, Cuti Bersama
 25 Desember 2021, Hari Natal
 1 Januari, Tahun Baru 2022 Masehi
 1 Februari 2022, Tahun Baru Imlek
 1 Maret 2022, Isra’ Miraj
 3 Maret 2022, Hari Raya Nyepi
 15 April 2022, Wafat Isa Almasih
 3, 4 Mei 2022, Hari Raya Idul Fitri
 10 Mei 2022, Hari Raya Waisak
 26 Mei 2022, Kenaikan Isa Almasih

D. Kalender Pendidikan Sekolah


1. Semester I ( Ganjil )
SEMESTER

SELASA

SABTU
JUMAT

JLH
KAMIS
SENIN

RABU

BULAN HAR KETERANGAN


I

I o 12 Juli 2021 hari pertama


Juli 3 3 3 3 3 3 18
masuk sekolah
o 12 – 14 Juli 2021 Masa
Agustus 5 5 4 4 4 4 26 Perkenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS)
o 19, 20 Juli 2021 Hari Raya Idul
Adha 1442 H
Septembe
3 3 3 3 3 3 18 o 10 Agustus 2021 Tahun baru
r
Hijriyah 1443 H
o 17 Agustus 2020 HUT RI
o 13 s/d 18 September 2021
Oktober 4 3 4 4 5 5 25
PTS semester I
Nopember 5 5 4 4 4 4 26 o 6 s/d11 Desember 2021 PAS I
Desember 0 0 1 1 1 1 4 o 18 Desember 2021
penyerahan rapor semester I
o 20 Desember 2021 – 02
Januari 2022 Libur Semester I

141
Jumlah  21 Minggu 117

2. Semester II ( Genap )
SEMESTER

SELASA

JUMAT

SABTU
KAMIS
SENIN

RABU

JLH
BULAN KETERANGAN
HARI

 1 Januari 2022, Tahun Baru


Januari 3 4 4 4 4 4 23
Masehi
 3 Januari 2022 hari Pertama
Februari 4 3 4 4 4 4 23
Masuk
 1 Februari 2022, Tahun baru
Imlek
 1 Maret 2022, Isra Miraj
Maret 2 2 3 2 2 2 13
 3 Maret 2022, Hari raya nyepi
 7 – 12 Maret 2022, PTS
II  14 – 19 Maret 2022, US
 11 – 23 April 2022, Pesantren
Ramadhan
April 2 2 2 2 3 3 12
 6 – 11 Juni 2022 Ujian
Semester II
 18 Juni 2022 Penyerahan
Mei 5 3 3 3 4 4 25
Rapor SMT II
 Libur Semester II 20 Juni s/d 8
Juni 0 0 0 1 1 1 3
Juli 2022
Jumlah 99

Minggu II 17 Minggu  
 

Semester I dan II = 38 Minggu

Sicincin, 21 Juni 2021


Kepala Sekolah

142
SRI ASTUTI, S.Pd, MM
NIP. 19620414 198703 2 008

143
144
145
146

Anda mungkin juga menyukai