PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga sistem yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam mewujudkan sistem pendidikan nasional maka sekolah harus
membuat keadaan ideal sekolah yang diinginkan sesuai visi,misi dan motto dari tujuan
sekolah tersebut. Begitu SD Negeri 015 Kunto Darussalam
Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai SD Negeri 015 Kunto Darussalam adalah
terpenuhinya delapan (8) Standar Nasional Pendidikan, sehingga penyelenggaraan dan hasil
pendidikan yang bermutu dapat tercapai.Namun demikian, kondisi nyata saat ini SD Negeri
015 Kunto Darussalam masih harus terus berbenah dan mengupayakan pemenuhan delapan
Standar Nasional Pendidikan. Secara rinci kondisi nyata SD Negeri 015 Kunto Darussalam
adalah sebagai berikut:
Tabel Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata SD Negeri 015 Kunto Darussalam
NO KOMPONEN KONDISI NYATA KONDISI YANG DI HARAPKAN
1 Standar Isi SeSeluruh Mata Pelajaran telah KKM dijadikan acuan dalam
memilikianalisis Kriteria penetapan ketuntasan belajardan
Ketuntasan Minimal kriteria kenaikan kelas bagi setiap
(KKM)menurut tingkatan kelas siswa
1
3.Peraturan Mentri Pendidikan Silabus dikembangkan menjadi
Dan Kebudayaan Nomor Rencana Pembelajaran RPP untuk
21Tahun 2016tentang semua kelas, Tema dan non Tema
StandarIsi
Proses Pembelajaran berlangsung
4.Peraturan Mentri Pendidikan sesuai dengan Rencana
Dan Kebudayaan Nomor Pelaksanaan Pembelajaran RPP
22Tahun 2016tentang yang telah dibuat oleh masing-
StandarProses masing Guru
2
85% guru sudah melaksanakan 100% guru sudah melaksanakan
proses pembelajaran sesuai proses pembelajaran sesuai
pedoman RPP pedoman RPP
90 % sudah terlaksana
pelaksanaan program 100 % sudah terlaksana
pemantauan,supervisi, dan pelaksanaan program
evaluasi pemantauan,supervisi, dan evaluasi
7 5 %pendidikmampu
menggunakan internet sebagai 100%pendidikmampu
sarana komunikasi dan menggunakan internet sebagai
pembelajaran sarana komunikasi dan pembelajaran
3
6 orang Pendidikdari 11 orang
pendidik melaksanakan PTK 100% pendidiksudah
melaksanakan PTK
95%tenagapendidikdan
kependidikan menerapkan 9 100%tenagapendidikdan
budayabersih di lingkungan sekolah kependidikan menerapkan
budayabersih di lingkungan
sekolah
4
berkesinambungan, beracua berkesinambungan,
nkriteria,akuntabel) beracuankriteria,akuntabel)
100%gurumelaksanakan 100%gurumelaksanakan
pengelolaan hasil penilaian pengelolaan hasil penilaian belajar
belajar
100%gurumelaksanakan
90%gurumelaksanakan programremedial dan pengayaan
programremedial dan pengayaan
100%gurumelaksanakan
95%gurumelaksanakan analisisdan pemanfaatan hasil
analisisdan pemanfaatan hasil penilaian
penilaian
7 Standar 85%manajemen kepala sekolah 85%manajemen kepala sekolah
Pengelolaan sudah memilikikualifikasi dan sudah memilikikualifikasi dan
kompetensiserta kompetensiserta
mampumelaksanakan fungsi- mampumelaksanakan fungsi-fungsi
fungsi manajemen manajemen
50%keterlaksanaan
pengurusKomiteSekolah sudah 100%keterlaksanaan
melaksanakan fungsi- pengurusKomiteSekolah sudah
fungsi,peran dan tugaspokoknya melaksanakan fungsi-fungsi,peran
dan tugaspokoknya
80%keterlaksanaan pengelolaan
sistem informasi manajemen
yang berjalan dengan efisien,
efektif dan akuntabel
80%penyediaan fasilitas
informasi dengan efisien,
efektif,dan mudahdiakses
terlaksana
80%keterlaksanaan komunikasi
sistem data yang efektif dan
efisiens antarwargasekolah di
lingkungan sekolah
5
memadai
70%keterlaksanaanpenyediaan
layanan kesehatan di sekolah
(UKS) bagigurudan siswabelum
efektif dan efesien
b. Sekolah menyusunRKAS
tiaptahun dan terinci dalam
Standar triwulan
8
Pembiayaan c. LaporanTriwulan disertai bukti
tertulis (Kwitansi,Nota)dan hasil
kegiatan,beserta bukti setoran
pajak
30%keterlaksanaan Dinas
pendidikan provinsi sudah
terlibat dalampembinaan
penyusunan program
sekolah
b. 40%keterlaksanaan Dinas
pendidikan provinsi sudah
Dukungan mendukungkebijakan sekolah
Lingkungan dan dukungan material
9
Ekstenal Satuan
Pendidikan c. 9 9 %keterlaksanaan MKKS
belum terlibatsecara
optimaldalam pembinaan
penyusunan program sekolah
50%keterlibatan DU/DI
(Asosiasisekolah) dalam
pengembangan program sekolah
6
Kurikulum 2013 tersebut disusun menjadi seperangkat kurikulum sekolah yang
selanjutnya disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau
Kurikulum SD Negeri 015 Kunto Darussalam. Oleh sebab itu SD Negeri 015 Kunto
Darussalam memandang perlu menyusun dan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).Dengan Kurikulum ini sekolah dapat melaksanakan program
pendidikan sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik, yang
dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum yang melibatkan seluruh stakeholder
sekolah.
Pengembangan Kurikulum ini mengacu delapan standar nasional pendidikan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan berpedoman
pada panduan yang disusun oleh BNSP. Yang tentunya tidak sedikit mengalami masalah dan
tantangan Untuk menghadapi tantangan dan masalah yang dihadapi SD Negeri 015 Kunto
Darussalam mempunyai Alternatif Pemecahan Masalah sbb :
Sosialisasi internal kepada warga sekolah (guru, tenaga administrasi, teknisi, dunia
usaha/industri dan komite) tentang Kurikulum Sistem Pengujian Berbasis
Kompetensi dan pembekalan kecakapan hidup (Life Skill)
Mengevaluasi semua sumber daya yang ada serta setiap kegiatan untuk dilengkapi dan
diperbaiki sesuai dengan sasaran yang akan dicapai
Memperbaiki/rehab dan melengkapi sarana/prasarana sekolah
Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan In House Trainning (IHT)
dan atau KKG
Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah
Mengaktifkan kegiatan pembelajaran berbasis Iptek, Imtaq dan lingkungan hidup
Melakukan sinkronisasi kurikulum sekolah dengan kebutuhan dunia usaha/industry
7
Propinsi : Riau
8
Kepala
√ S1
1 H.Slamet Subakir, S.Pd Sekolah
Guru Kelas
√ S1
2 Atika,S.Pd VI
3 M Riduwan Guru Pjok √ SGO
4 Leli Irmawati, S.Pd Guru Kelas V √ S1
Guru Kelas
√ S1
5 Sri Utami, S.Pd III
Guru Kelas
√ S1
6 Mastarina,S.Pd IV
7 Marsono Abdul Aziz Guru BMR √ MA
8 Marini,S.Pd Guru Kelas I √ S1
9 Riyantini, SE Guru Kelas II √ S1
Tenaga ADM
√ S1
10 Wito Praswono, S.Pd.I Sekolah
11 Sawitriani, S.Pd.I Guru PAI √ S1
Sarana dan Prasarana
Sanggar - -
11
Pramuka
Tempat Parkir 1 26
12
9
B.LANDASAN PENYUSUNAN KURIKULUM
1.Landasan Yuridis
10
11. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 79 Tahun 2014 Tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013
12. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 160 tahun 2014 tentang
pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
13. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 53 tahun 2015
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Menengah (Kurikulum 2013).
14. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
15. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 Tentang
Standar isi Pendidikan Dasar dan Menengah
16. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
17. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah
18. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
Pendidikan Dasar dan Menengah
19. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 20 tahun 2018
tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan
20. Peraturan Gubernur Riau Nomor 72 Tahun 2015 Tanggal 6 Juli 2015
tentang pelaksanaan pembelajaran Muatan Lokal Budaya Melayu Riau.
2.Landasan Filosofis
11
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa
kini,dan kehidupan bangsadi masa mendatang.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu
proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi
pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai
nilai dan keunggulan budaya dimasalampau diperkenalkan, dikaji, dan
dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai
dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri.
Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki
peserta didik apabila pengetahuan, kemampuanintelektual, sikap dan
kebiasaan, keterampilan social memberikan dasar untuk secara aktif
mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara,
dan anggota umat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa
dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa
masa kini.Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak
semata berupa prestasi besar bangsa dimasa lalu tetapi juga hal-hal yang
berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang.
Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial,
politikyang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia dikemas sebagai
konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini
memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi
dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memosisikan
pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, danalam.
Lagipula,konten pendidikan dari kehidupan bangsa masakini akan memberi
makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa dimasa lalu untuk
digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masakini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa
yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan
pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warga negara. Atas
dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan
budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan
12
bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama
masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan
demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten
pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai
dua decade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam
Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus
menjadi dasar bagipeserta didikuntuk dikembangkan dan disesuaikan dengan
kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara
yang produktif serta bertanggung jawab di masa mendatang.
3.Landasan Sosiologis
4.Landasan Psikopedagogis
13
dan pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu dikembangkan menjadi
kurikulum yang bersifat tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu
mencerminkan pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat
memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai dengan perkembangannya.
5.Landasan Teoritis
14
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan,isi,dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU nomor 20 tahun 2003;PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum
berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk
dokumen,proses,maupun penilaian didasarkan pada pencapaian
tujuan,kontendanbahanpelajaranserta penyelenggaraan pembelajaran yang
didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan
pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis(dokumen)
dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana
tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi kontenkurikulum
yang berasal dari prestasi bangsa dimasa lalu, kehidupan bangsa masa kini,dan
kehidupan bangsa dimasa mendatang.Dalam dimensi rencana tertulis,konten
kurikulum tersebut dikemas dalam berbagai mata pelajaran sebagai unit
organisasi konten terkecil. Dalam setiap mata pelajaran terdapat konten
spesifikyaitu pengetahuan dan konten berbagi dengan mata pelajaran lain
yaitu sikap dan keterampilan. Secara langsung mata pelajaran menjadi
sumber bahan ajar yang spesifik dan berbagi untuk dikembangkan dalam
dimensi proses suatu kurikulum.
Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan kurikulum
menjadi suatu proses pembelajaran.Guru adalah tenaga kependidikan utama
yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses
pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan
rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/ RPP) dan diterjemahkan ke
dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung
dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi
pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan
menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum.Oleh karena
itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luaskep ada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar
yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi
Lulusan.
15
Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum”dan oleh
karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil
kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulumd
iartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen
kurikulum oleh seluruh peserta didik.
(1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk KompetensiInti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut
kedalam Kompetensi Dasar (KD).
(2) Kompetensi Inti(KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas, dan mata pelajaran
(3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
(4) Penekanan kompetensiranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik,dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata
pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran.UntukSD
pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
(5)Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi,topikatausesuatuyang berasaldaripendekatan“disciplinary–
based curriculum” atau“content-basedcurriculum”.
(6)Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
(7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada
tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten
kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat
tuntas(mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan kontenyang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan
memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
(8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk
16
memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria
Ketuntasan Minimal/ KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).
6.Landasan Empiris
17
belajar ini bahkan secara kasatmatater wujud pada beratnya beban buku yang
harus dibawa ke sekolah.Beban belajar ini salah satunya berhulu dari
banyaknya mata pelajaran yang ada ditingkat sekolah dasar.Oleh karena itu
kurikulum pada tingka tsekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan
3(tiga) kemampuan dasar,yakni baca, tulis, dan hitung serta pembentukan
karakter.
18
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
19
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum SDN 015 Kunto Darussalam diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum SDN 015 Kunto Darussalam mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Selaras antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum SDN 015 Kunto Darussalam dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
D. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Secara umum implementasi kurikulum adalah kegiatan untuk melaksanakan semua
rancangan kurikulum yang telah disusun pada tahap penyusunan kurikulum.
Maslalahstrategis pada implementasi kurikulum di SD Negeri 015 Kunto
Darussalam berkaitan denganpertanyaan bagaimana kurikulum yang telah disusun
dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam implementasi kurikulum perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pelaksanaankurikulum, antara lain sebagai berikut :
1. Siswa harus mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, serta
memperolehkesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis, dan menyenangkan.
2. Menegakkan lima pilar belajar, yaitu :
a. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Belajar untuk memahami dan menghayati.
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain.
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
prosespembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Siswa mendapat layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai
dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
20
yangsaling menerima, menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip
Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut WuriHandayani.
5. Dilaksanakan dengan menggunakan pendekataan multistrategi dan
multimedia,sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah
untukkeberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dankesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang.
21
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
VISI, MISI DANTUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
22
Penyelenggaraan pendidikan dasar sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;
2. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
4. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
BAB III
STRUKTUR KURIKULUM
23
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran,beban belajar,dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
-Matapelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik disatu satuan pendidikan
pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
-Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka.
Kedua kelompokmata pelajaran tersebut(wajib dan pilihan) terutama dikembangkan
dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu
mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7–15 tahun maka
mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.
A. Struktur Kurikulum SD
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester.Beban belajar di SD KelasI,II,dan III masing-masing 32,34,36
sedangkan untuk Kelas IV,V,danVI masing-masing 38 jam setiap minggu.Jam
belajar SD adalah 35 menit.
Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:
ALOKASI
MATAPELAJARAN WAKTUBELAJARPERMINGGU
I II III IV V VI
KelompokA
1. PendidikanAgama 4 4 4 4 4 4
2. PPKn 4 4 4 4 4 4
3. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 4 4 4
4. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 4 4 4
5. BahasaIndonesia 8 6 4 6 6 6
6. Matematika 6 6 6 6 6 6
KelompokB
1. SeniBudayadan Keterampilan 4 4 4 4 4 4
2. PJOK 4 4 4 4 4 4
KelompokC
1. Budaya Melayu Riau 2 2 2 2 2 2
JumlahAlokasiWaktuPerMinggu 32 34 36 38 38 38
=PembelajaranTematikTerintegrasi
24
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih
kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran
yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai
organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS
diintegrasikan kedalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika
yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik
tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata.Dengan
demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.
25
B. Muatan Lokal
Fungsi Pembelajaran Budaya Melayu Riau
Pembelajaran Budaya Melayu Riau berfungsi sebagai sarana untuk menanamkan
karakter budaya Melayu yang bernilai etika,estetika,moral,danspiritual.
Tujuan Pembelajaran Budaya Melayu Riau
Pembelajaran Budaya Melayu Riau bertujuan supaya siswa-siswi di Riau sebagai berikut :
a.Mengenali sejarah dan Budaya Melayu dalam kehidupan sehari-hari siswa.
b.Menanamkan dan menerapkan nilai-nilai budaya melayu dalam kehidupan sehari-hari
siswa.
c.Mempertahankan dan mewariskan Budaya Melayu.
d.Mengembangkan Budaya Melayu Riau.
e.Memperkenalkan ragam Budaya Melayu Riau kepada Siswa Sekolah Dasar yang ada
di Propinsi Riau.
f.Menjadikan Budaya Melayu Riau,khasnya yang berkenaan dengan adab sebagai rujukan
perilaku dalam pergaulan di tengah Keluarga,Masyarakat dan Dunia.
g.Mengeksplorasi ragam Budaya Melayu Riau tertentu dalam bentuk yang lebih kreatif,
sehingga Budaya Melayu dapat bergerak dinamis dan inovatif sesuai dengan
tuntutan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
h.Melestarikan Budaya Melayu Riau sebagai salah satu khasanah kekayaan budaya Indonesia.
Penerapan Pembelajaran Budaya Melayu Riau
Pembelajaran Budaya Melayu Riau diterapkan pada setiap satuan pendidikan formal/non
formal di setiap wilayah Riau :
a.PendidikanAnak Usia Dini (PAUD) / Raudhatul Athfal (RA)
b.SekolahDasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) / Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB) diberikan mulai kelas I sampai dengan kelas VI
c.SekolahMenengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs) / Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) diberikan mulai kelas VII sampai
dengan kelas IX
d.Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) / Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa (SMALB) clanSekolah Menengah Kejuruan (SMK) diberikan
mulai kelas X sampai dengan kelas XII
e.PendidikanKesetaraan yang meliputi Paket A,Paket B danPaket C.
26
Budaya Melayu Riau diajarkan terpisah dari pembelajaran lainnya (tidak masuk ke
dalamTema).Budaya Melayu Riau diajarkan 2 Jam dalam seminggu.Untuk peningkatan
kedalaman materi Budaya Melayu Riau dapat dilaksanakan melalui kegiatan EkstraKurikuler
Kurikulum Budaya Melayu Riau
Kurikulum Muatan Lokal Budaya Melayu RiauPendidikan Menengah clan
Pendidikan Khusus ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kurikulum Muatan Lokal Budaya Melayu RiauPendidikan Dasar, PendidikanAnak
Usia Dini dan Pendidikan Non formal ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota
Kurikulum Muatan Lokal Budaya Melayu Riaudisusun oleh Dinas dan Dinas
Pendidikan Kabupaten / Kota sesuaidengan kewenangannya dengan melibatkan
unsur Guru, Akademisi dan LAM Riau
Silabus dan bahan ajar MuatanLokal Budaya Melayu Riaudisusun oleh Dinas
bersama Guru,Akademisi dan LAM Riau
Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota dapat mengembangkan silabus menjadi
rencana pelaksanaan pembelajaran melalui Kelompok Kerja Guru
Materi Pembelajaran Budaya Melayu Riau
a.Materi ajarpokok Muatan Lokal Budaya Melayu Riaumeliputi kearifan lokalyang
terdapatdalam masyarakat Melayu Riau, meliputi:
- sejarah.
- sistemnilai.
- kebiasaan hidup berpola.
- karyamasyarakat.
b. Materi ajar Muatan Lokal Budaya Melayu Riaubersifat pragmatik,komunikatif
, rekreatif, dan berdaya guna bagi kehidupan siswa dan bersumber dari tata
budayaMelayu Riau.
c. Materi ajar MuatanLokal Budaya Melayu Riaudapat diperkaya oleh Sekolah /
Madrasah dan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota sesuai dengan keadaan dan
perkembangan tata nilai budaya setempat.
Buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riauyang digunakan oleh Sekolah/Madrasah
terdiri atas:
a.Buku pegangan siswa / bahan ajar.
b.Bukureferensi.
27
Buku pegangan siswa / bahan ajar dapat diterbitkan oleh Dinasatau penerbitswasta.
Guru Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Guru yangmengajarkan Muatan Lokal Budaya Melayu Riaumemiliki pengetahuan
budaya Melayu, berkarakter Melayu dan memiliki komitmen untuk memajukan
dan mengembangkan budaya Melayu Riau
a. Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan guru
Muatan Lokal Budaya Melayu Riausesuai dengan kebutuhan
b. Pemerintah Daerah,Pemerintah Kabupaten / Kota atau penyelenggara
pendidikanyang dikelola oleh masyarakat sesuai dengan kewenangannya
mengangkat guru untuk menjadi tenaga pengajar Muatan Lokal Budaya Melayu
RiauPemerintah Daerah,PemerintahKabupaten/Kota atau penyelenggara
pendidikanyang dikelola oleh masyarakat sesuai dengan kewenangannya
mengangkat guru untuk menjadi tenaga pengajar Muatan Lokal Budaya Melayu
Riau
c. Guru Muatan Lokal Budaya Melayu RiauR diangkat oleh penyelenggara
pendidikanyang dikelola oleh masyarakat atas usul Kepala Sekolah setelah
berkoordinasidengan Komite Sekolah
d. Menunggu kebijakan seperti yang tertera poin a, b, dan c dari pemerintah
daerah SD Negeri 012 PagaranTapah Darussalam membuat kebijakan
Budaya Melayu Riauitu diajarkan oleh Guru Kelas yang bersangkutan,
belum ada guru Khusus mengajarkan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Hasil Belajar Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Penilaian hasil belajar Muatan Lokal Budaya Melayu Riaudilakukan dengan
memperhatikan standar kompetensi lulusan dan mengutamakan unjuk
kerja,produk,danportofolio.Hasil belajar dicantumkan dalam laporan hasil belajar
siswa dan digunakan sebagai bahan penilaian.
Monitoring dan Evaluasi Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Dinas dan DinasPendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Muatan Lokal Budaya Melayu
Riau.Hasil monitoring dan evaluasi dilaporkan kepada dan Walikota / Bupati
secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali.
Pembiayaan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
28
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten / Kota menyediakan anggaran
untuk penerapan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah pada setiap Tahun Anggaran.
Sekolah / Madrasah dapat mengalokasikan anggaran untuk penerapan Muatan
Lokal Budaya Melayu Riausesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Budaya Melayu Riau mencakup perkembangan
pengetahuan dan cara berfikir,emosional dan social peserta didik.Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran diatur sedemikian rupa agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak
mengganggu penguasaan pada Kurikulum Nasional.Oleh karena itu dalam pelaksanaan
Budaya Melayu Riau dihindarkan adanya pekerjaan rumah (PR).Selain itu,mengingat
keterbatasan waktu dan menyesuaikan dengan usia serta kemampuan peserta
didik,ruanglingkup mata pelajaran Muatan Lokal Budaya Melayu Riau(BMR)meliputi
aspek-aspek budaya sebagai berikut:
1. Adab
2. Kekerabatan
3. Bahasa dan Sastra
4. Adat Istiadat
5. Makanan dan Minuman
6. Kesenian
7. Permainan Rakyat
8. Lingkungan Hidup dan Pariwisata
Kelas/Semester : IV/II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bahasa dan Sastra
4.Memahami kata bersuku 4.1 Membaca dan menulis kata bersuku kata dua dalam
kata dua dalam berbagai berbagai bunyi vokal pada Tulisan Arab Melayu
bentuk pada Tulisan Arab 4.2 Membaca dan menulis kata bersuku kata dua yang
Melayu berbunyi lemah dan keras dalam berbagai bunyi
vocal
Kesenian (Seni Suara dan
Seni Tari)
5.Memahami berbagai jenis 5.1 Menyanyikan lagu joged melayu (misalnya: Tanjung
kreasi seni Melayu Riau Katung, Serampang Dua Belas, Pucuk Pisang, dll)
5.2 Menarikan tari joged Melayu Riau (misalnya:
Tanjung Katung, Serampung Dua Belas, Pucuk
Pisang, dll)
Kelas/Semester : V/I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bahasa dan Sastra
1. Menulis kalimat dengan 1.1 Menyusun suku kata menjadi kata dalam tulisan Arab
tulisan Arab Melayu Melayu
1.2. Menyusun kata menjadi kalimat dalam tulisan Arab
Melayu Riau
Makanan dan Minuman
2. Mengidentifikasi ragam 2.1 Menyebutkan ragam penganan khas Melayu Riau
penganan khas masyarakat 2.2 Menjelaskan cara-cara membuat penganan khas
32
Melayu Riau Melayu Riau (keripik pisang, keripik ubi, lempuk,
wajik bingka, sari kaya, dll)
2.3 Membuat penganan khas Melayu Riau
Kesenian (Seni Musik)
3. Mengetahui berbagai kreasi 3.1 Memperkenalkan alat musik pukul dalam
seni dalam Budaya masyarakat Melayu Riau (rebana, kompang, dll)
Melayu Riau 3.2 Menjelaskan macam-macam tari magis dalam tradisi
Melayu Riau (lukah gilo, rentak bulian, ambung gilo,
dll)
3.3 Memperagakan alat musik daerah setempat
Kelas/Semester : V/II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Adat Istiadat
4. Mengetahui rumah dan 4.1 Mengidentifikasi ciri khas bentuk rumah adat Riau
pakaian adat Melayu Riau 4.2 Mengidentifikasi ciri khas pakaian adapt Riau
Bahasa dan Sastra
5. Mengidentifikasi diftong 5.1 Menyebutkan diftong pada tulisan Arab Melayu
dan huruf saksi 5.2 Menulis dan membaca huruf saksi pada tulisan Arab
Melayu
Kelas/Semester : VI/I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bahasa dan Sastra
1. Membedakan kata dasar 1.1 Menulis kata dasar pengecualian dalam tulisan Arab
pengecualian, kata Melayu
berimbuhan, kata depan, 1.2 Menulis kata berimbuhan dalam tulisan Arab
kata ganti, dan partikel Melayu
dalam tulisan Arab Melayu 1.3 Menulis kata depan dalam tulisan Arab
Melayu
1.4 Menulis kata ganti dalam tulisan Arab
Melayu
1.5 Menulis partikel dalam tulisan Arab
Melayu
Permainan
2. Mengetahui jenis-jenis 2.1 Membuat berbagai jenis mainan tradisi Melayu Riau
permainan masyarakat (rago tinggi/engrang, dll)
Melayu Riau 2.2 Memainkan berbagai jenis permaiann tradisi Melayu
Riau (rago tinggi, dll)
Makanan dan Peralatan
Tradisional
3. Mengidentifikasi ragam 3.1 Menjelaskan cara-cara membuat penganan khas
makanan dan peralatan Melayu Riau (roti jala, roti canay, dll)
tradisional yang ada dalam 3.2 Menyebutkan ragam peralatan pertanian dalam
masyarakat Melayu Riau masyarakat Melayu Riau (beliung, perjang, tuai, dll)
33
Kelas/Semester : VI/II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kesenian (Seni Pertunjukan)
4. Mengenal berbagai jenis 4.1 Menyebutkan jenis-jenis kreasi seni pertunjukan
seni pertunjukan dalam dalam Budaya Melayu Riau
masyarakat Melayu Riau 4.2 Menjelaskan seni pertunjukan (misalnya: bokoba,
makyong, drama bangsawan, dll)
Bahasa dan Sastra
5. Memahami bacaan dalam 5.1 Membaca dongeng Melayu Riau dalam tulisan Arab
berbagai bentuk karya Melayu
sastra 5.2 Membaca cerita rakyat Melayu Riau dalam tulisan
Melayu dalam tulisan Arab Arab Melayu
Melayu 5.3 Menulis pantun/syair, pepatah/peribahasa, gurindam,
dan tunjuk ajar Melayu Riau dalam tulisan Arab
Melayu
34
D. Kegiatan Pengembangan Diri
1.Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan adalah melayani yang mempunyai arti membantu menyiapkan (mengurus)
apa-apa yang diperlukan seseorang. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang
terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang
membutuhkan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal
dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik Bimbingan dalam suasana asuhan
yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu bermanfaat baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi lingkungan.
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang
pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkan dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan menggunakan berbagai
macam media dan teknik Bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai
kemandirian sehingga individu bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan.
Konseling adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien agar klien
tersebut dapat memahami dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuannya.
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan dari Bimbingan danKonseling semuanya mengarahkan kepada peserta didik
agar peserta didik lebih memahami dirinya sendiri baik dari kekurangannya maupun
kelebihannya.Dan juga, membantu peserta didik untuk berani mengambil sendiri keputusan
yang baik (sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat) untuk dirinya.
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi dari Bimbingandan Konseling selain sebagai pemahaman untuk dirinya sendiri
(peserta didik) maupun lingkungannya, fungsi dari Bimbingan dan Konseling juga sebagai
penyembuh (perbaikan) bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ketika mendapatkan
suatu permasalahan yang sulit untuk dipecahkan yang menyebabkan peserta didik itu pesimis
dan rendah diri.
4. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam memberi Bimbingan belajar guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip
di antaranya yaitu:
a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik yang pandai,
cukup, ataupun kurang.
b. Sebelum memberi bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami
kesulitan yang dihadapi siswa.
35
c. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta
faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
d. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.
e. Dalam memberikan Bimbingan belajar hendaknya guru berkerja sama dengan staf
sekolah yang lain.
Setiap orang adalah berharga maka peserta didik merasa bahwa dirinya dihargai oleh
orang lain. Sehingga peserta didik akan lebih bersemangat (optimis) dalam menghadapi
masalah baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu juga, peserta didik juga akan
menganggap bahwa dirinya tidak dibeda-bedakan dari peserta didik yang lain karena ia
mempunyai pendapat bahwa dirinya mempunyai kelebihan dibandingkan orang lain.
5. Teknik Bimbingan dan Konseling
Teknik-teknik yang dipergunakan dalam Bimbinganmengambil dua pendekatan, yaitu :
a. Bimbingan kelompok
Teknik yang digunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid
memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok. Beberapa bentuk
khusus teknik Bimbingan kelompok yaitu: home room program, karyawisata, diskusi
kelompok, kegiatan kelompok, organisasi murid, sosiodrama.
b. Penyuluhan individual
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat
face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan
wawancara antara konselor dengan konsele.Masalah-masalah yang dipecahkan
melalui teknik konseling ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
6. Sistem pendekatan Bimbingan dan Konseling yaitu:
a. Pendekatan Direktif.
Pendekatan ini pembimbing memegang peranan utama dalam proses interaksi
layanan Bimbingan. Pembimbinglah yang berusaha mencari dan menemukan
permasalahan yang dialami kliennya.
b. Pendekatan Non-Direktif
Pendekatan ini pihak terbimbing diberikan peranan utama dalam bidang
interaksi layanan Bimbingan.Menempatkan klien pada kedudukan sentral,
klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan
masalah.Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang
memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.
7. Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling yaitu:
a. Pelayanan Pengumpulan Data tentang Murid
36
Berhasil tidaknya suatu usaha bantuan dalam rangka Bimbingan akan banyak
bergantung dari keterangan-keterangan atau informasi-informasi tentang
individu tersebut. Oleh karena itu mengumpulan data seperti ini merupakan
langkah pertama dalam kegiatan Bimbingan secara
b. Pelayanan Pemberian Penerangan
Memberikan peneranganpenerangan yang sejelas-jelasnya dan selengkap-
lengkapnya mengenai berbagai hal yang diperlukan oleh setiap murid, baik
tentang pendidikan, pekerjaan, sosial, maupun pribadi.
c. Pelayanan Penempatan
Hakekat dari pelayanan penempatan ini adalah membantu individu
memperoleh penyesuaian diri dengan jalan menempatkan dirinya pada posisi
yang sesuai.Yang menjadi tujuan pelayanan penempatan ini adalah agar setiap
individu dapat posisi yang sesuai keadaan dirinya, seperti minat, kecakapan,
bakat, cita-cita, tingkat perkembangan dan sebagainya.
d. Pelayanan Pengajaran
\Kegiatan pemberian bantuan kepada murid-murid dalam mengatasi
kesulitankesulitan dalam pengajaran.Yang menjadi tujuannya adalah agar
setiap murid memperoleh penyesuaian diri yang baik serta mengembangkan
kemampuannya secara optimal dalam kegiatan pengajaran.
g.Pelayanan penyuluhan
Penyuluhan merupakan inti kegiatan program Bimbingan. Kegiatan penyuluhan ini di
samping berfungsi sebagai terapi (penyembuh), dapat pula berfungsi sebagai cara
pengumpulan data. Penyuluhan merupakan kegiatan professional, artinya dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki pendidikan dan keahlian serta pengalaman khusus dalam bidang
penyuluhan.
h. Pelayanan Penelitian dan Penilaian (evaluasi)
Tujuan pelayanan ini adalah untuk mengadakan penelitian dan penilaian mengenai masalah
yang berhubungan dengan kegiatan programBimbingandan penyuluhan. Program Bimbingan
yang baik senantiasa mendasarkan diri kepada hasil-hasil penelitian dan penilaian.
i.Pelayanan Hubungan Masyarakat.
Di samping memberikan pelayanan kepada murid-murid dan personil sekolah lainnya,
kegiatan Bimbingan memberikan pelayanan pula kepada pihak-pihak luar sekolah, yaitu
masyarakat. Tujuan pelayanan ini adalah untuk bekerja sama dengan berbagai pihak di
37
masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah murid-
murid, seperti kenakalan anak, pembolosan, kelesuan belajar, drop-out dan sebagainya.
2.Program pengembangan bakat,minat dan prestasi
Meliputiberagamkegiatanekstrakurikuler,siswamemilihsesuaidenganminat dan
bakat, yang terdiri atas :
a. Kewiraan
1) Pramuka
2) P K S ( Patroli Kebersihan Sekolah )
b. Olahraga
1) Atletik
2) Sepak Bola
3) Volly ball
4) Bulu Tangkis
5) Tenis Meja
6) Catur
c. Seni
1) Seni Musik
2) Seni Lukis
3) Seni Tari
d. Usaha Kesehatan Sekolah
1) Dokter kecil
2) Kebun sekolah
e. Ilmiah
1) Karya Ilmiah Dasar
3.Pembinaan Pramuka
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan Kepramukaan
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana
penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan
keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan
pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan Kepramukaan. Dengan
demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1), Sikap Sosial (KI 2), dan
38
Keterampilan (K3) memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui
fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan Kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.
Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat
bekerja sama dengan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang. Oleh karena itu
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan merupakan program kegiatan yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
tersebut.
Secara konseptual dan programatik, Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaandapat digambarkan sebagai berikut.
39
Secara programatik penyelenggaraan pendidikan Kepramukaandalam konteks
implementasi Kurikulum 2013 dikembangkan Desain Induk Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaansebagai berikut.
No Nama Pegorganisasia
Sifat
. Model n Kegiatan
1 Model Wajib,rutin,terjadwa Pembina Pramika
Aktualisa l, berlaku untuk Bersifat intramural
si seluruh peserta (dalam lingkungan
didik dalam setiap satuan pendidikan)
kelas,
40
No Nama Pegorganisasia
Sifat
. Model n Kegiatan
penjadwaalan, dan
penilaian formal
2 Model Wajib,setahun Kolaboratif
Blok sekali, berlaku bagi Bersifat intra mural
seluruh peserta atau ektra mural (di
didik, terjadwal, luar lingkungan
penilaian umum satuan pendidikan)
3 Reguler Sukarela, berbasis Sepenuhnya
di Gugus minat dikelola oleh
Depan Gugus
DepanPramuk
a pada satuan
atau gugus
satuan
pendidikan.
41
d. Kegiatan Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka.
Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum 2013 memiliki
karakteristik mengandung muatan sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan yang
sangat signifikan. Muatan sikap dan keterampilan dikemas secara generik dalam KI-1,
KI-2, dan KI-4.
Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan yang terkandung dan dikembangkan dalam
Pendidikan Kepramukaan sebagai berikut:
1. Keimanan kepada Tuhan YME 11. Bertanggungjawab
2. Ketakwaan kepada Tuhan YME 12. Dapat dipercaya
3. Kecintaan pada alam 13. Jernih dalam berpikir
4. Kecintaan kepada sesama manusia 14. Jernih dalam berkata
5. Kecintaan kepada tanah air Indonesia 15. Jernih dalam berbuat
6. Kecintaan kepada bangsa Indonesia 16. Hemat
7. Kedisiplinan 17. Cermat
8. Keberanian 18. Bersahaja
9. Kesetiaan 19. Rajin
10. Tolong menolong 20. Terampil
42
Rincian kegiatan Kepramukaan meliputi :
Berbaris Berempati kompas
Memimpin Bersikap adil memasak
Berdoa Cakap berbicara tenda
Janji Cakap motorik PPGD
Memberi hormat Kepempinan KIM
Pengarahan Konsentrasi menaksir
Refleksi Sportivitas halang rintang
Dinamika kelompok Simpul dan ikatan, TTG
Permainan tanda jejak, bakti
Menghargai teman sandi dan isyarat, lomba
Berkomunikasi jelajah hastakarya
Menolong peta
43
c. Nilai yang diperoleh pada kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan
berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
d. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan
sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang
diselenggarakan bagi mereka (Modifikasi Prilaku)
e. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta
didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Media Penilaian:
a. Jurnal/Buka Harian
b. Portofolio
c. Tanda-tanda pencapaian kecakapan atau perilaku baik
Teknik Penilaian:
a. Observasi
b. Keterampilan Kepramukaan
c. Partisipasi
Proses penilaian:
a. Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam
proses pembelajaran.
b. Proses penilaian dilaksanakan dengan metode Observasi dan Partisipasi.
c. Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar dari masing-masing Tema dan Mata pelajaran. sebagai penguatan yang
bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013.
d. Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru Mata pelajaran,
Pemangku Kegiatan dan/atau Pembina Pramuka.
e. Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku
Pembina Pramuka.
E. Kegiatan Pembiasaan
Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman/pengamatan ajaran agama
Islam. Adapun kegiatan pembiasaan meliputi :
Peringatan Hari Besar Islam misalnya :
1. Pengajian Jum’at Pagi,Pesantren Kilat, Halal Bihalal, Maulid
Nabi, Idul Adha, Penyantunan anak yatim, Isro’Miraj.
44
2. Menjenguk teman sakit / terkena musibah.
3. Pembiasaan berperilaku Islami misalnya : Mengucapkan
salam,cium tangan terhadap orang tua dan guru, makan dan minum tidak sambil
berdiri,tidak membuang sampah sembarangan,menjaga kebersihan pribadi,menjaga
perkataan dan berdoa bersama sebelum dan sesudah pelajaran.
F. Penguatan Pendidikan berkarakter
Dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, pemerintah memandang
perlu penguatan pendidikan karakter.
Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab
satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati,
olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
45
b. Kokurikuler.
c. Ekstrakurikuler.
d. Dilaksanakan di dalam dan/atau di luar lingkungan Satuan Pendidikan Formal.
PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal dilaksanakan dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/madrasah, dan merupakan tanggung jawab kepala satuan
Pendidikan Formal dan guru.
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Intrakurikuler merupakan penguatan nilai-nilai
karakter melalui kegiatan penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran sesuai
dengan muatan kurikulum berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Kokurikuler, merupakan penguatan nilai-
nilai karakter yang dilaksanakan untuk pendalaman dan/ atau pengayaan kegiatan
Intrakurikuler sesuai muatan kurikulum.
Dan penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Ekstrakurikuler merupakan penguatan
nilai-nilai karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerja sama, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal.
Kegiatan Ekstrakurikuler meliputi kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah bakat/olah minat,
dan kegiatan keagamaan, serta kegiatan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
“Kegiatan keagamaan sebagaimana dimaksud dapat dilaksanakan paling sedikit
melalui pesantren kilat, ceramah keagamaan, katekisasi, retreat, dan/atau baca tulis Alquran
dan kitab suci lainnya.
Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal dilaksanakan selama
6 hari sekolah dalam 1 minggu.
Ketentuan hari sekolah diserahkan pada masing-masing Satuan Pendidikan bersama-
sama dengan Komite Sekolah dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah atau kantor
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama setempat sesuai
dengan kewenangan masing-masing.
Dalam menetapkan hari sekolah Satuan Pendidikan dan Komite Sekolah/ Madrasah
mempertimbangkan:
a. kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan.
b. ketersediaan sarana dan prasarana.
c. kearifan local.
d. pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar Komite Sekolah/Madrasah
46
Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter
48
menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga setiap kelas bisa mengunjungi
perpustakaan. Bukan hanya berkunjung saja, tetapi wajibkan pula siswa untuk
meminjam buku, menyusun resume dari beberapa lembar buku yang telah dibacanya
kemudian wajibkan pula siswa untuk mengembalikan buku.
b.Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara mewajibkan
siswa untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah
setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan,
karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya
tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah awal, program ini bisa dilakukan
setiap seminggu sekali.
c.Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel ataupun
buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasionalisme
dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap perkembangan siswa.
d.Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang
ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
d.Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri.Nantinya daun-daun yang ada
pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-cita siswa /
karakter mulia yang harus dilakukan.
e.Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana tersedia
kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca. Tempatnya
bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru, samping mushola
sekolah, dll.
f.Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi
siswa.Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
g.Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata motivasi
untuk menginspirasi siswa.
49
h.Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah
Agenda Lomba Duta Literasi sekolah merupakan salah satu program alternatif untuk
memotivasi anak dalam ber-literasi.Beberapa kriteria untuk menjadi Duta Literasi Sekolah
antara lain adalah siapa peminjam buku perpustakaan terbanyak dalam 1 semester / siapa yang
berhasil menyelesaikan banyak buku untuk dibaca dalam 1 semester dll.
i.Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu program gerakan
literasi sekolah yang menarik.Lombanya bisa berupa lomba mading antar kelas, lomba poster
antar kelas, lomba membuat pohon literasi antar kelas, dll.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah adalah
berikan keteladanan pada para siswa supaya siswa menjadi tergugah saat melihat para
Gurunya membaca. Tak hanya Guru saja, ini juga perlu dilakukan oleh semua warga sekolah
termasuk Kepala Sekolah bahkan kalau perlu hingga penjaga sekolah juga
Berikan akses yang mudah supaya siswa bisa tertarik mendatangi Perpustakaan
Bila tidak tersedia perpustakaan di sekolah, setidaknya sediakan pojok baca di setiap
kelas
Pelaksanaanprogram gerakan literasi di sekolah memang tidaklah mudah, sehingga
salah syarat keberhasilannya juga adalah telaten dan berkelanjutan. Program se-kreatif apapun
jika hanya semangat melakukannya saat awal-awal pelaksanaan sedangkan selanjutnya
enggan maka ini juga akan percuma.
Jadi, sekali lagi, apapun program gerakan literasi di sekolah yang hendak
dilaksanakan, pasti membutuhkan komitmen serta perjuangan dari semua pihak yang terlibat
di dalam sekolah.
50
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENILAIAN
A. Strategi Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan
pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti ,Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dikecualikan untuk tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Mata Pelajaran Matematika kelas 1,2 dan 3
dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu sedangkan untuk kelas
4,5 dan 6 tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.
51
Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki
Kompetensi Dasarnya sendiri.
Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran lain.
Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu
kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui
penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.Kedua ilmu pengetahuan
tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga
pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.
Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan semua mata
pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar Kompetensi
Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi
interdisipliner).
52
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masing-masing berdiri sendiri, sehingga
pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun pembelajarannya tetap
menggunakan tematik terpadu.
Selain beban belajar dalambentuk tatap muka ( pertemuan di kelas ) yang disajikan
dalambentuk tabel, beban belajar diberikan juga dalambentuk tugas terstruktur dan tugas
mandiri tidak terstruktur dan porsi waktu.
Contoh :
Tugas terstruktur disajikan dalambentuk antara lain :
- Pengerjaan soal/ latihan dirumah ( PR )
- Penugasan proyek secara berkelompok
- Membuat hasil karya produk
- dan lain-lain
Tugas mandiri tidak terstruktur diberikan sebagai pengayaan dalambentuk antara lain:
- Membuat ringkasan buku / cerita pendek
- Mengumpulkan/mengkliping berita tentang suatu topik aktual
53
- Mengikuti kegiatan di masyarakat dan melaporkan secara tertulis
Porsi waktu untuk tugas-tugas tersebut maksimum 40 % dari jumlah waktu tatap muka
pada mata pelajaran yanag bersangkutan.
C. Penilaian
Penilaian adalah Proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
Prinsip prinsip dalam penilaian Kurikulum 2013 adalah Sahih ,Objektif,Adil
Terpadu ,Terbuka,Menyeluruh,Sistematis ,Beracuan Kriteria dan Akuntabel
Pengembangan Instrumen Penilaian
a.Kisi-Kisi
- Mewakili Kurikulum,SKL,KI dan KD
- Indikator soal mencerminkan konten,konteks,kognitif dan knowledge.
b.Soal
- Validitas Konten
“Mengukur apa yang diajarkan”
- Memenuhi Kelayakan Substansi, Konstruksi, dan Bahasa –Analisis
Kualitatif
- Berbasis Bank Soal
- Analisis Kuantitatif:Paramter Butir (Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda,
Pilihan Jawaban Efektif, Korelasi Butir-Total)
- Validitas Empirik “Korelasi Butir-Total”
- Reliabilitas Alat Ukur (Pengadminitrasian Tes yang bermutu)
c.Hasil Ukur
Hasil Ukur yang kredibel sangat powerfull dimanfaatkan fungsi penilaian
Ruang Lingkup Penilaian
a.PenilaianSikap meliputi :Observasi ,Penilaian diri dan Penilaian antar teman
b.PenilaianPengetahuan meliputi:Tes Tulis ,Tes Lisan dan Penugasan
c.PenilaianKetrampilan meliputi:Kinerja ,Proyek dan Portofolio
Sikap Spiritual (KI-1)
1. Ketaatan beribadah
2. Berperilaku syukur
3. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
4. Toleransi dalam beribadah
54
Sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai karakteristik satuan pendidikan
Sikap Sosial (KI-2)
1. Jujur
2. Disiplin
3. Tanggung Jawab
4. Santun
5. Peduli
6. Percaya Diri
Sikap sosial tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan
55
56
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Batasan keberhasilan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar mengacu kepada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tahun Pelajaran 2019/2020.Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ditentukan dengan mempertimbangkan:
Karakteristik peserta didik,
Karakteristik Mata Pelajaran,
Guru dan Daya dukung.
Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tahun Pelajaran 2019/2020 seperti tercantum
pada tabel berikut.
Kreteria Ketuntasan Minimal
No Komponen Kelas Rata-
Jml KKM
I II III IV V VI Rata
KELOMPOK A
Pendidikan Agama dan
1 70 70 70 70 70 70 420 70,00 70
Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
2 70 70 70 70 70 70 420 70 70
dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70 420 70 70
4 Matematika 70 70 70 70 70 70 420 70 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam - 70 70 70 70 70 350 70 70
Ilmu Pengetahuan
6 - 70 70 70 70 70 350 70 70
Sosial
KELOMPOK B
Seni Budaya dan
1 70 70 70 70 70 70 420 70 70
Prakarya
Pendidikan Jasmani,
2 Olah Raga dan 70 70 70 70 70 70 420 70 70
Kesehatan
KELOMPOK C
1 Budaya Melayu Riau 70 70 70 70 70 70 420 70 70
2 Bahasa Inggris 65 66 70 70 271 67,75 68
Buaya Melayu Riau 2,6 2,66 2,66 2,6 2,66 2,66 374 62,33 2,66
57
E. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakansetiapakhirtahunpelajaran Kriteria Kenaikan Kelas :
1) Menyelesaikanseluruhprogrampembelajaranpadaduasemesterdisetiap kelas.
2) Tidak terdapat nilai di bawah Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
3) Rata-rata nilai kepribadian BAIK.
b. KriteriaKelulusan
1) Menyelesaikan seluruh programpembelajaran.
2) MemperolehnilaiminimalBAIKuntukseluruhkelompokmatapelajaran:Agama,
danakhlakmulia,Kewarganegaraandankepribadian,Estetika, Jasmani, olahraga
dankesehatan.
3) Lulus UjianSekolah / Ujian Nasional sesuai dengan peraturan Menteri
Pendidikan Nasional yang berlaku.
58
Yang bersumber dari peserta didik sendiri adalah:
1. Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran disekolah tersebut.
2. Tidak suka dengan sekolah tersebut, atau merasa tidak cocok.
3. Malas.
4. Ketinggalan dalam pelajaran.
5. Bosan dengan sekolahnya.
Yang bersumber dari lingkungan keluarga adalah:
1. Mengikuti orang tua pindah kerja.
2. Dititipkan oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena di tinggal
kerja atau tugas belajar diluar daerah.
3. Mengikuti orang tua yang sedang tugas kerja.
4. Orang tua meminta pindah.
5. Mengikuti orang tua pindah rumah.
Yang bersumber dari lingkungan sekolah adalah:
1. Lingkungan sekolah yang tidak menarik.
2. Fasilitas sekolah yang tidak lengkap.
3. Jarak sekolah yang jauh dan sulit dijangkau.
4. Sekolah dibubarkan.
Yang bersumber dari lingkungan teman sebaya:
1. Bertengkar dengan teman.
2. Diancam oleh teman.
3. Tidak cocok dengan teman.
4. Usia peserta didik lebih tua dibandingkan teman sebayanya.
5. Pesrta didik merasa rendah diri.
Yang bersumber dari lain-lain adalah:
1. Sekolah tersebut sering dilanda banjir.
2. Terjadi peperangan sehingga tidak memungkinkan adanya aktifitas mengajar.
3. Adanya bencana alam diwilayah atau daerah tempat sekolah tersebut berada.
4. Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk karena sudah terlalu tua.
Syarat-syarat perpindahan peserta didik yaitu:
1. Siswa tidak memiliki masalah dengan pihak sekolah.
2. Mempunyai nilai yang memuaskan atau dinyatakan naik kelas.
3. Mempunyai Surat Keterangan sekolah yang dituju bahwa sekolah tersebut dapat
diterima.
59
4. Surat permohonan pindah sekolah dari orang tua/Wali Murid
5. Surat Keterangan Pindah sekolah dari kepala sekolah
6. Surat persetujuan Pindah sekolah dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Syarat bagi Sekolah penerima adalah:
1. Daya tampung kelas yang ditetapkan memugkinkan.
2. Tersedianya anggaran dalam institusi tersebut dan memenuhi ketentuan yang
berlaku.
3. Raport yang diisi lengkap dari sekolah asal
4. Surat permohonan pindah sekolah dari Orang Tua/Wali Murid peserta didik.
5. Surat Keterangan Pindah sekolah dari kepala sekolah asal
6. Rekomendasi pindah Sekolah dari Dinas Pendidikan Kabupaten asal
7. Print Out Surat Mutasi pada Aplikasi Dapodikdas.
8. Foto Copy Kartu Keluarga.
9. Foto Copy Akte kelahiran peserta didik.
Mekanisme dari perpindahan peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Perpindahan siswa diperkenakan tanpa melihat sastra akreditasi status sekolah
tersebut.
2. Kelengkapan dan prosedur perpindahan diatur dalam peraturan sendiri.
G. Program Remedial
Pengajaran remedial bertujuan agar murid yang mengalami kesulitan belajar dapat
mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan, baik segi proses belajar
mengajar maupun kepribadian murid.
60
5. Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang
kesulitannya
Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar
mengajar. Adapun beberapa fungsi pengajaran remedial tersebut adalah :
1.Fungsi Korektif
Pengejaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat
diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap masih belum
mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Hal-hal yang
diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran remedial antara lain :
Perumusan tujua
Penggunaan metode mengajar
Cara-cara belajar
Evaluasi
Segi-segi pribadi murid
Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, meka prestasi belajar murid beserta
faktor-faktor mempengaruhi dapat diperbaiki.
2.Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud fungsi penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk menyesuaian
dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar.Murid dapat belajar sesuai dengan keadaan dan
kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar untuk memperoleh prestasi
belajar yang lebih baik.Tuntutan belajar yang diberikan murid telah disesuaikan dengan sifat
jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga murid diharapkan lebih terdorong untuk
belajar.
3.Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan guru, murid dan pihak-
pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi murid.Demikian
pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirinya dan segala aspeknya. Begitu pula guru
dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami akan keadaan pribadi murid.
4.Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proses belajar
mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran reguler, dapat diperoelh
61
melalui pengajaran remedial. Pengayaaan lain adalah dalam segi metode dan alat yang
dipergunakan adalam pengajaran remedial. Dengan demikian diharapkan hasil yang diperoleh
murid dapat lebih banyak, lebih luas dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.
5.Fungsi Terapuetik
Dengan pengaaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat meyembuhkan atau
memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukkan adanya
penyimpangan. Penyembuhan kondisi kepribadian dapat menunjang pencapaian prestasi
belajar, demikian pada sebaliknya.
6.Fungsi Akselarasi
Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar baik
dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong lambat dalam belajar dapat
dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.
Kelompok siswa yang masuk dalam pembelajaran remedial, yaitu : (a) kemampuan
mengingat relatif kurang; (b) perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan
sesuatu yang lain disekitarnya pada saat belajar; (c) secara relatif lemah kemampuan
memahami secara menyeluruh (d) kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar (e) kurang
dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya; (f) lemah dalam kemampuan
pemecahan masalah; (g) sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi; (h)
mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak; (i) gagal menghubungkan
suatu konsep lainnya yang relevan; (j) memerlukan waktu relatif lama dari pada yang lainnya
untuk menyelesaikan tugas-tugas (Kunandar, 2008)
62
9. Memfokuskan pada proses belajar
10. Memperlihatkan kepedulian terhadap individu siswa
H. Program Pengayaan
Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD) yang harus dikuasai peserta didik.Penguasaan KI dan KD setiap peserta didik diukur
dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK).Jika seorang peserta didik
mencapai standar tertentu maka peserta didik tersebut dipandang telah mencapai
ketuntasan. Oleh karena itu, program pengayaan dapat diartikan: memberikan
tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang
kesulitan belajar yang dialami peserta didik.Dalam program pengayaan, media belajar harus
betul-betul disiapkan guru agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi
yang diberikan.
Guru bisa memberikan pendalaman dan perluasan dari KD yang sedang diajarkan atau
memberikan materi dalam KD yang berikutnya.
Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No.54, 64, 65, 66 dan 67 Tahun
2013 pada dasarnya menganut sistem pembelajaran berbasis aktivitas atau kegiatan,
kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan
melayani perbedaan individual peserta didik.
Dengan memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan,
kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar) tersebut, maka program
pengayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak. Dalam program pengayaan, guru
memfasilitasi peserta didikuntuk memperkaya wawasan dan keterampilannya serta mampu
mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Program pengayaan ketika peserta didik teridentifikasi telah melampaui ketuntasan belajar
yang ditentukan oleh kurikulum . Guru perlu mengantisipasi dengan menyiapkan program-
program atau aktivitas yang sesuai KD untuk memfasilitasi peserta didik.
Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui ketuntasan
belajar dengan memerlukan waktu lebih sedikit daripada teman-teman lainnya. Waktu yang
masih tersedia dapat dimanfaatkan peserta didik untuk memperdalam/memperluas atau
mengembangkan hingga mencapai tahapan networking (jejaring) dalam pendekatan ilmiah
(scientific approach).
63
Guru dapat memfasilitasi peserta didik dengan memberikan berbagai sumber belajar, antara
lain: perpustakaan, majalah atau koran, internet, narasumber/pakar dan lain-lain.
Jenis-jenis Program Pengayaan
a.Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD yang sedang dilaksanakan yang
dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian yang dimaksud contohnya: bisa berupa
peristiwa sejarah, buku, narasumber, penemuan, uji coba, yang secara regular tidak tercakup
dalam kurikulum.
b.Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan
pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
c.Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar
lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.
Pemecahan masalah ditandai dengan:
a.Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
b.Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
c.Penggunaan berbagai sumber;
d.Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
e.Analisis data;
f.Penyimpulan hasil investigasi.
Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat dalam belajar dibanding
sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standar isi.
Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan khusus
Yang melakukan identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan program pengayaan adalah guru
kelas.Apabila diperlukan, guru dapat melakukan kerjasama dengan narasumber (apabila
dibutuhkan) dalam melaksanakan program pengayaan.
64
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif,efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah
kalender tersebut secara rinci.
65
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
SEMESTER I
Hari
No Bulan Jmh Kegiatan
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
-Libur Akhir
Tahun Pelajaran
2018/2019
-Pelaksanaan
1 Juli 1 4 4 4 3 3 3 21 Pengenalan
Lingkungan
Sekolah Peserta
Didik Baru
-HBE
-HUT Propinsi
Riau
-Libur Hari Raya
2 Agustus 1 4 4 4 5 5 4 26 Idul Adha 1441
Hijriah
-HUT RI ke-74
-HBE
- Libur Tahun Ba
September ru Islam 1441 H
3 5 4 4 4 4 4 25 -Perkiraan PTS I
1
-HBE
-Penyerahan
Hasil PTS I
4 Oktober 4 5 5 5 4 4 27 -HUT Rokan
Hulu
-HBE
-Libur Maulid
5 Nopember 4 4 4 4 5 4 25 Nabi Muh.SAW
-HBE
-Ujian PAS I
-Libur Natal
6 Desember 1 1 1 1 1 1 6 -Libur PAS I
-HBE
Jumlah 22 22 22 22 22 20 130
66
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
SEMESTER II
Hari
No Bulan Jmh Kegiatan
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
-TahunBaru
2020M
1 Januari 4 4 4 4 4 3 23 -Backto school
-HBE
-Libur Tahun
2 Februari 4 3 4 4 4 5 23 Baru Imlek 2571
-HBE
-Isro’ Mi’roj
3 Maret 5 5 4 4 4 4 26 -Perkiraan PTS II
-HBE
-Penyerahan
Hasil PTS II
-Wafat Isa Al-
Masih
4 April 3 3 3 3 2 3 17 -Perkiraan Ujian
USBN Kelas 6
-Libur Awal Puasa
1441 H
-HBE
-Libur Hari
Buruh
-Hari Raya
Waisak 2565
-Hardiknas
5 Mei 3 3 3 1 3 4 17 -KenaikanIsaAl-
Masih
-Harkitnas
-Libur Hari Raya
Idul Fitri 1441 H
-HBE
-Libur Hari Lahir
Pancasila
-PPDB
TP 2020/2021
-PAS II
6 Juni 1 2 2 2 2 2 11 -Penye. Rapor
Semester II
-Libur Semester II
TP 2019/2020
-HBE
Jumlah 20 20 20 18 19 21 118
67
BABV
PENUTUP
Kurikulum 2013 ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya sehingga
kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 015 Kunto Darussalam menjadi lebih
menyenangkan, menantang, mencerdaskan, dan sesuai dengan keadaan daerah dan
kebutuhan peserta didik setempat.
Di samping itu, sementara para Guru menerapkan Kurikulum 2013 ini, mereka
diharapkan dapat melakukan evaluasi secara informal terhadap dokumen Kurikulum 2013
maupun pelaksanaannya. Evaluasi tersebut diharapkan paling sedikit dapat menjawab
pertanyaan berikut:
1. Apakah tujuan pendidikan yang tertulis dalam Kurikulum 2013
inicukuplengkapdandapat dicapai?
2. Apakah kemampuan (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta perilaku) yang
tertulis cukup lengkap untuk merespon keadaan daerah dan kebutuhan peserta
didik?
3. Sejauhmana kemampuan siswa (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta
perilaku) yang diharapkan dapat dicapai?
4. Apakah metode yang digunakan cukup efektif dalam mencapai tujuan yang
diharapkan?
5. Sejauh mana penilaian pembelajaran yang dirancang dapat mengungkap secara jelas
perekembangan kemampuan yang diharapkan dari siswa?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut,yang mungkin terkumpulkan secara bertahap dari
waktu kewaktu oleh para Guru sebagai pengembang sekaligus pelaksana Kurikulum
2013,sebaiknya didokumentasikan dengan baik sehingga menjadi masukan berharga bagi
penyempurnaan Kurikulum 2013 di kemudian hari.
Selain itu,berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pemahaman,keterampilan,sikap
dan perilaku) dapat menjadi bahan evaluasi guna mengetahui sejauh mana visi yang telah
dirumuskan dapat dicapai atau didekati guna menyusun dan melaksanakan kegiatan tindak
lanjut.
Akhirnya, kesungguhan, komitmen, kerja keras, dan kerjasama dari para guru, kepala
sekolah,dan warga sekolah secara keseluruhan merupakan kunci utama bagi perwujudan
dari apa yang telah direncanakan.
68