Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga sistem yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam mewujudkan sistem pendidikan nasional maka sekolah harus
membuat keadaan ideal sekolah yang diinginkan sesuai visi,misi dan motto dari tujuan
sekolah tersebut. Begitu SD Negeri 015 Kunto Darussalam
Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai SD Negeri 015 Kunto Darussalam adalah
terpenuhinya delapan (8) Standar Nasional Pendidikan, sehingga penyelenggaraan dan hasil
pendidikan yang bermutu dapat tercapai.Namun demikian, kondisi nyata saat ini SD Negeri
015 Kunto Darussalam masih harus terus berbenah dan mengupayakan pemenuhan delapan
Standar Nasional Pendidikan. Secara rinci kondisi nyata SD Negeri 015 Kunto Darussalam
adalah sebagai berikut:

Tabel Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata SD Negeri 015 Kunto Darussalam
NO KOMPONEN KONDISI NYATA KONDISI YANG DI HARAPKAN
1 Standar Isi SeSeluruh Mata Pelajaran telah KKM dijadikan acuan dalam
memilikianalisis Kriteria penetapan ketuntasan belajardan
Ketuntasan Minimal kriteria kenaikan kelas bagi setiap
(KKM)menurut tingkatan kelas siswa

Pe Pengembangan kurikulum sudah


mengacu pada : D Dokumen Kurikulum revisi
diverifikasi dan divalidasi serta
1.Peraturan Mentri Pendidikan disahkan oleh Dinas Pendidikan
Dan Kebudayaan Nomor
Kabupaten Rokan Hulu, Komite
61Tahun 2014 tentang
Sekolah dan Kepala Sekolah
Kurikulum Pendidikan Dasar
dan Menengah
2. Peraturan Mentri Pendidikan c. Memiliki silabusmata pelajaran
Dan Kebudayaan Nomor Kelompok A Muatan Nasional dan
20Tahun 2016tentang Kelompok B Muatan
SKL Kewilayahan(Lokal)

1
3.Peraturan Mentri Pendidikan Silabus dikembangkan menjadi
Dan Kebudayaan Nomor Rencana Pembelajaran RPP untuk
21Tahun 2016tentang semua kelas, Tema dan non Tema
StandarIsi
Proses Pembelajaran berlangsung
4.Peraturan Mentri Pendidikan sesuai dengan Rencana
Dan Kebudayaan Nomor Pelaksanaan Pembelajaran RPP
22Tahun 2016tentang yang telah dibuat oleh masing-
StandarProses masing Guru

Rubrik Penilaian mencakup


5.Peraturan Mentri Pendidikan penilaian spiritual, sikap social,
Dan Kebudayaan Nomor pengetahuan, dan keterampilan
23Tahun 2016tentang
StandarPenilaian Semua tenaga pendidik sudah
Kursus Mahir Dasar Kegiatan
6. Peraturan Mentri Pendidikan Ekstra Kurikuler Kepramukaan
Dan Kebudayaan Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Ekstra Adanya pelatihan untuk
Kurikuler meningkatkan kemampuan tenaga
pendidik dalam mengajarkan
7. Peraturan Mentri Pendidikan Budaya Melayu Riau
Dan Kebudayaan Nomor 79
Tahun 2014 Tentang Muatan
lokal

Rangking 11 Nilai US Rangking 8 Nilai US Kabupaten


Kabupaten Tahun Pelajaran Tahun Pelajaran 2019/2020 untuk
2018/2019 se kecamatan Kunto kecamatan Kunto Darussalam
Darussalam

Pencapaian Nilai Rata-rata Nilai US Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia US Kabupaten mencapai rata-rata 80.00
Standar 77,02
2 Nilai US Matematika mencapai
Kelulusan Pencapaian Nilai Rata-rata rata-rata 65,00
Matematika US Kabupaten
56,72 Nilai US IPA mencapai rata-rata
80,00
Pencapaian Nilai Rata-rata IPA
US Kabupaten 73,77

3 Standar Proses85 90 % guru sudah melaksanakan90 100% guru sudah melaksanakan


proses pembelajaran sesuai proses pembelajaran sesuai
pedoman Silabus pedoman Silabus

80%guru sudah melakukan 100% guru sudah melakukan


analisisKI KD analisisKI KD

2
85% guru sudah melaksanakan 100% guru sudah melaksanakan
proses pembelajaran sesuai proses pembelajaran sesuai
pedoman RPP pedoman RPP

70% guru sudah menerapkan 100% guru sudah menerapkan


pembelajaran berbasisTIK pembelajaran berbasisTIK
80%gurusudah menerapkan 100% guru sudah menerapkan
pembelajaran berbasis Karakter pembelajaran berbasisKarakter

80% guru sudah melakukan 100% guru sudah melakukan


kegiatan tindak lanjut dalam kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
bentuk pembelajaran remedial pembelajaran remedial dan
dan pengayaan pengayaan

90 % sudah terlaksana
pelaksanaan program 100 % sudah terlaksana
pemantauan,supervisi, dan pelaksanaan program
evaluasi pemantauan,supervisi, dan evaluasi

40%pembelajaran berbasis 100%pembelajaran berbasis


lingkungan lingkungan

65%siswa peduli kebersihan 100%siswa peduli kebersihan


lingkungan dan berwawasan lingkungan dan berwawasan
lingkungan lingkungan
4 Standar Tenaga 11 9 orang dari 11 orang pendidik 14 100% pendidik sudah Sarjana (S1)
Pendidikan sudah Sarjana (S1) Pendidikan Pendidikan relepan sebagai guru
relepan sebagai guru kelas/guru kelas/guru mapel PJOK dan PAI
mapel PJOK dan PAI
P
P 3 orang pendidik dari 11 orang 10 100% pendidik sudah sertifikasi
pendidik sudah sertifikasi B
B
100 % guru sudah ikut pelatihan11 100 % guru sudah ikut pelatihan
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013

100 % guru telah memiliki 100 % guru telah memiliki


program, silabus dan RPP program, silabus dan RPP

100 % guru melakukan analisis 100 % guru melakukan analisis


untuk mencari KKM setiap untuk mencari KKM setiap
tahunnya tahunnya

7 5 %pendidikmampu
menggunakan internet sebagai 100%pendidikmampu
sarana komunikasi dan menggunakan internet sebagai
pembelajaran sarana komunikasi dan pembelajaran

3
6 orang Pendidikdari 11 orang
pendidik melaksanakan PTK 100% pendidiksudah
melaksanakan PTK

95%tenagapendidikdan
kependidikan menerapkan 9 100%tenagapendidikdan
budayabersih di lingkungan sekolah kependidikan menerapkan
budayabersih di lingkungan
sekolah

Tenaga Administrasi belum ada Tenaga Administrasi 1 orang

Tenaga Perpustakaan Khusus Tenaga Perpustakaan Khusus 1


belum ada orang

Tenaga Operator Dapodik 1


orang Tenaga Operator Dapodik 1 orang

Jaga sekolah/tenaga kebersihan Jaga sekolah/tenaga kebersihan 1


1 orang orang
Sarana pembuangan limbah Mempunyai sarana limbah organik
organic dan non- organic belum dan non organic yang memadai
memadai
Tersedia sarana olahraga dan
Tersediannya sarana untuk kesenian yang permanen 100%
pembimbingan O2SN, FLS2N
dan belum memadai. Baru
tersedia 20% Mempunyai Gudang sekolah

Gudang Sekolah belum ada Tersedianya 12 ruang belajar

Ruang belajar yang tersedia 7


Standar Sarana ruang sedang rombel 12 rombel,
5
Prasarana kekurangan 5 ruang belajar
Mempunyai CCTV sebagai alat
Belum punya CCTV sebagai alat pengaman
pengaman
Mempunyai WC minimal 8 buah
WC yang tersedia 5 buah
Mempunyai ruang sirkulasi anatar
Belum punya sirkulasi antar
ruang
ruangan
Pengecatan pagar sekolah 100%
Pagar sekolah belum dicat

6 Standar 95% guru sudah melaksanakan 100% guru sudah melaksanakan


prinsip-prinsip penilaian prinsip-prinsip
Penilaian
(sahih,objektif, adil, penilaian(sahih,objektif, adil,
terpadu,terbuka, menyeluruh dan terpadu,terbuka, menyeluruh dan

4
berkesinambungan, beracua berkesinambungan,
nkriteria,akuntabel) beracuankriteria,akuntabel)

95% guru sudah menyusun


teknik dan instrumen dalam 100% guru sudah menyusun teknik
penilaian dengan substansi dan dan instrumen dalam penilaian
konstruksi dengan substansi dan konstruksi

100%gurumelaksanakan 100%gurumelaksanakan
pengelolaan hasil penilaian pengelolaan hasil penilaian belajar
belajar
100%gurumelaksanakan
90%gurumelaksanakan programremedial dan pengayaan
programremedial dan pengayaan
100%gurumelaksanakan
95%gurumelaksanakan analisisdan pemanfaatan hasil
analisisdan pemanfaatan hasil penilaian
penilaian
7 Standar 85%manajemen kepala sekolah 85%manajemen kepala sekolah
Pengelolaan sudah memilikikualifikasi dan sudah memilikikualifikasi dan
kompetensiserta kompetensiserta
mampumelaksanakan fungsi- mampumelaksanakan fungsi-fungsi
fungsi manajemen manajemen

50%keterlaksanaan
pengurusKomiteSekolah sudah 100%keterlaksanaan
melaksanakan fungsi- pengurusKomiteSekolah sudah
fungsi,peran dan tugaspokoknya melaksanakan fungsi-fungsi,peran
dan tugaspokoknya
80%keterlaksanaan pengelolaan
sistem informasi manajemen
yang berjalan dengan efisien,
efektif dan akuntabel

80%penyediaan fasilitas
informasi dengan efisien,
efektif,dan mudahdiakses
terlaksana

75%pelaporan data informasi


dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan terlaksana

80%keterlaksanaan komunikasi
sistem data yang efektif dan
efisiens antarwargasekolah di
lingkungan sekolah

40%jumlah buku sudah

5
memadai

70%keterlaksanaanpenyediaan
layanan kesehatan di sekolah
(UKS) bagigurudan siswabelum
efektif dan efesien

25%ketercapaian Prestasi siswa


padakompetensi nasional (LKS
Nasional, O2SN dan FLS2N)

Sumber dana sekolah Dana BOS

b. Sekolah menyusunRKAS
tiaptahun dan terinci dalam
Standar triwulan
8
Pembiayaan c. LaporanTriwulan disertai bukti
tertulis (Kwitansi,Nota)dan hasil
kegiatan,beserta bukti setoran
pajak

30%keterlaksanaan Dinas
pendidikan provinsi sudah
terlibat dalampembinaan
penyusunan program
sekolah
b. 40%keterlaksanaan Dinas
pendidikan provinsi sudah
Dukungan mendukungkebijakan sekolah
Lingkungan dan dukungan material
9
Ekstenal Satuan
Pendidikan c. 9 9 %keterlaksanaan MKKS
belum terlibatsecara
optimaldalam pembinaan
penyusunan program sekolah

50%keterlibatan DU/DI
(Asosiasisekolah) dalam
pengembangan program sekolah

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 253/KEP.D/KR/2017
tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun 2015 menyatakan
bahwa mulai tahun pelajaran 2019/2020. SD Negeri 015 Kunto Darussalam melaksanakan
kurikulum 2013 untuk kelas 1, kelas 2, Kelas 3, kelas 4,kelas 5 dan kelas 6.

6
Kurikulum 2013 tersebut disusun menjadi seperangkat kurikulum sekolah yang
selanjutnya disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau
Kurikulum SD Negeri 015 Kunto Darussalam. Oleh sebab itu SD Negeri 015 Kunto
Darussalam memandang perlu menyusun dan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).Dengan Kurikulum ini sekolah dapat melaksanakan program
pendidikan sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik, yang
dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum yang melibatkan seluruh stakeholder
sekolah.
Pengembangan Kurikulum ini mengacu delapan standar nasional pendidikan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan berpedoman
pada panduan yang disusun oleh BNSP. Yang tentunya tidak sedikit mengalami masalah dan
tantangan Untuk menghadapi tantangan dan masalah yang dihadapi SD Negeri 015 Kunto
Darussalam mempunyai Alternatif Pemecahan Masalah sbb :
 Sosialisasi internal kepada warga sekolah (guru, tenaga administrasi, teknisi, dunia
usaha/industri dan komite) tentang Kurikulum Sistem Pengujian Berbasis
Kompetensi dan pembekalan kecakapan hidup (Life Skill)
 Mengevaluasi semua sumber daya yang ada serta setiap kegiatan untuk dilengkapi dan
diperbaiki sesuai dengan sasaran yang akan dicapai
 Memperbaiki/rehab dan melengkapi sarana/prasarana sekolah
 Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan In House Trainning (IHT)
dan atau KKG
 Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah
 Mengaktifkan kegiatan pembelajaran berbasis Iptek, Imtaq dan lingkungan hidup
 Melakukan sinkronisasi kurikulum sekolah dengan kebutuhan dunia usaha/industry

a. Potensi dan Karakteristik satua pendidikan (Profil Sekolah)

Nama Sekolah : SD Negeri 015 Kunto Darussalam


Nomor Statistik Sekolah : 1011140075015
NPSN : 10495820
Akreditasi : B (79) No.581/BAP-SM/KP-09/X/2016
tanggal 26-10-2016
Kecamatan : Kunto Darussalam
Kabupaten : Rokan Hulu

7
Propinsi : Riau

Keadaan siswa 3 Tahun Terakhir


Tahun Pelajaran 2017/2018
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah Keterangan
L P
1 I 13 7 20
2 II 19 9 28
3 III 17 8 25
4 IV 19 11 30
5 V 17 10 27
6 VI 15 10 25
Jumlah 100 55 155

Tahun Pelajaran 2018/2019


Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah Keterangan
L P
1 I 7 4 11
2 II 12 7 19
3 III 17 8 25
4 IV 8 17 25
5 V 20 10 30
6 VI 17 9 26
Jumlah 81 55 136

Tahun Pelajaran 2019/2020


Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah Keterangan
L P
1 I 13 12 25
2 II 7 5 12
3 III 12 7 19
4 IV 8 10 18
5 V 17 8 25
6 VI 19 9 28
Jumlah 76 51 127

Kualifikasi Personil Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Status
No Nama Lengkap Jabatan Pddkn
PNS GB Honor

8
Kepala
√ S1
1 H.Slamet Subakir, S.Pd Sekolah
Guru Kelas
√ S1
2 Atika,S.Pd VI
3 M Riduwan Guru Pjok √ SGO
4 Leli Irmawati, S.Pd Guru Kelas V √ S1
Guru Kelas
√ S1
5 Sri Utami, S.Pd III
Guru Kelas
√ S1
6 Mastarina,S.Pd IV
7 Marsono Abdul Aziz Guru BMR √ MA
8 Marini,S.Pd Guru Kelas I √ S1
9 Riyantini, SE Guru Kelas II √ S1
Tenaga ADM
√ S1
10 Wito Praswono, S.Pd.I Sekolah
11 Sawitriani, S.Pd.I Guru PAI √ S1
Sarana dan Prasarana

No Bangunan Jumlah Luas(m2) Keterangan


1 Ruang Kelas 6 308 6 Ruang Kelas Rusak Ringan
Ruang Kepala Penyekatan antar Ruang Kelas
2
Sekolah
Ruang Guru 1 56 Ruang Guru adalah Ruang kelas
3
yg dipakai untuk R. Guru
4 Perpustakaan - - Ruang Perpustakaan
Laboratorium - - Barang-barang Labor di Ruang
5
Perpustakaan
Ruang UKS - - Ruang UKS Penyekatan di
6
Ruang Guru
Musholla - - Ruang Sholat penyekatan di
7
Ruang Guru
8 Gudang 1 - Ruang Tambahan Rumah Guru
WC Guru 1 6 Rusak Ringan
9

10 WC Murid 2 8 Rusak Ringan

Sanggar - -
11
Pramuka
Tempat Parkir 1 26
12

Prestasi akademik dan Nonakademik yang pernah diraih oleh Sekolah


1. Juara I Atletik Putri Tingkat Kecamatan dalam Lomba O2SN Tahun 2015,2016
2017
2. Juara II Atletik Putra Tingkat Kecamatan dalam Lomba O2SN Tahun 2018

9
B.LANDASAN PENYUSUNAN KURIKULUM

1.Landasan Yuridis

Secarakonseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap


kebutuhan masyarakat dan bangs adalam membangun generasi muda
bangsanya. Secara pedagogis ,kurikulum adalah rancangan pendidikan yang
member kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya
dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan
bangsanya.Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan public yang
didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang
pendidikan.
Landasan Yuridis Kurikulum 2013 adalah :
1. Undang – undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Teantang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP)
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 Tahun 2013 tentang
Perubahan pertama atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.13 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK)
6. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 70 tahun 2009 tentang
pendidikan inklusi (bagi sekolah yang melaksanakan)
7. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No.57 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI
8. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 61 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah
9. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014 Tentang
kegiatan Ektrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah
10. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014 Tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan Ektra Kurikuler Wajibpada
Pendidikan Dasar dan Menengah

10
11. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 79 Tahun 2014 Tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013
12. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 160 tahun 2014 tentang
pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
13. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 53 tahun 2015
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Menengah (Kurikulum 2013).
14. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
15. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 Tentang
Standar isi Pendidikan Dasar dan Menengah
16. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
17. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah
18. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
Pendidikan Dasar dan Menengah
19. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 20 tahun 2018
tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan
20. Peraturan Gubernur Riau Nomor 72 Tahun 2015 Tanggal 6 Juli 2015
tentang pelaksanaan pembelajaran Muatan Lokal Budaya Melayu Riau.

2.Landasan Filosofis

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap
potensi pesertadidik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap,
kreatif,mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta
bertanggungjawab”(UURI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).

11
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa
kini,dan kehidupan bangsadi masa mendatang.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu
proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi
pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai
nilai dan keunggulan budaya dimasalampau diperkenalkan, dikaji, dan
dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai
dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri.
Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki
peserta didik apabila pengetahuan, kemampuanintelektual, sikap dan
kebiasaan, keterampilan social memberikan dasar untuk secara aktif
mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara,
dan anggota umat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa
dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa
masa kini.Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak
semata berupa prestasi besar bangsa dimasa lalu tetapi juga hal-hal yang
berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang.
Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial,
politikyang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia dikemas sebagai
konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini
memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi
dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memosisikan
pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, danalam.
Lagipula,konten pendidikan dari kehidupan bangsa masakini akan memberi
makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa dimasa lalu untuk
digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masakini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa
yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan
pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warga negara. Atas
dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan
budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan

12
bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama
masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan
demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten
pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai
dua decade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam
Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus
menjadi dasar bagipeserta didikuntuk dikembangkan dan disesuaikan dengan
kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara
yang produktif serta bertanggung jawab di masa mendatang.

3.Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan


rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak
bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada
tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus.Hal itu dimaksudkan agar
pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan
jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan
kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).

4.Landasan Psikopedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi


pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik
transformatif.Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan
sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks
lingkungan dan jamannya.Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam
merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar khususnya SD. Oleh
karena itu pendidikan di SD yang selama ini sangat menonjolkan kurikulum

13
dan pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu dikembangkan menjadi
kurikulum yang bersifat tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu
mencerminkan pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat
memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai dengan perkembangannya.

5.Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan


teori pendidikan berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar
nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap
kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi
Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan
suatu jenjangatau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PPnomor19 tahun 2005).
Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi
Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar
Kompetensi Lulusan satuan pendidikan berisikan 3(tiga) komponen yaitu
kemampuan proses, konten, dan ruang lingkup penerapan komponen proses
dan konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk mengkaji
dan memproses konten menjadi kompetensi.Komponen konten adalah dimensi
kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan.
Komponen ruang lingkup adalah keluasan lingkungan minimal dimana
kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi antara satu satuan
pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan pendidikan
khusus (SMK, SDLB, SMPLB,SMALB).
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap,menggunakan
pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah,
masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi.
Kurikulum dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya
bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan tersebut. Hasil
dari pengalaman belajar tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang
menggambarkan manusia dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.

14
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan,isi,dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU nomor 20 tahun 2003;PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum
berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk
dokumen,proses,maupun penilaian didasarkan pada pencapaian
tujuan,kontendanbahanpelajaranserta penyelenggaraan pembelajaran yang
didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan
pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis(dokumen)
dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana
tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi kontenkurikulum
yang berasal dari prestasi bangsa dimasa lalu, kehidupan bangsa masa kini,dan
kehidupan bangsa dimasa mendatang.Dalam dimensi rencana tertulis,konten
kurikulum tersebut dikemas dalam berbagai mata pelajaran sebagai unit
organisasi konten terkecil. Dalam setiap mata pelajaran terdapat konten
spesifikyaitu pengetahuan dan konten berbagi dengan mata pelajaran lain
yaitu sikap dan keterampilan. Secara langsung mata pelajaran menjadi
sumber bahan ajar yang spesifik dan berbagi untuk dikembangkan dalam
dimensi proses suatu kurikulum.
Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan kurikulum
menjadi suatu proses pembelajaran.Guru adalah tenaga kependidikan utama
yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses
pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan
rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/ RPP) dan diterjemahkan ke
dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung
dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi
pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan
menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum.Oleh karena
itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luaskep ada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar
yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi
Lulusan.

15
Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum”dan oleh
karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil
kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulumd
iartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen
kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Karakteristik kurikulum berbasiskompetensi adalah:

(1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk KompetensiInti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut
kedalam Kompetensi Dasar (KD).
(2) Kompetensi Inti(KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas, dan mata pelajaran
(3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
(4) Penekanan kompetensiranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik,dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata
pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran.UntukSD
pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
(5)Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi,topikatausesuatuyang berasaldaripendekatan“disciplinary–
based curriculum” atau“content-basedcurriculum”.
(6)Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
(7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada
tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten
kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat
tuntas(mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan kontenyang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan
memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
(8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk

16
memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria
Ketuntasan Minimal/ KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).
6.Landasan Empiris

Padasaat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-


bayang resesidunia.Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai
dengan 2008 berturut-turut5, 2008:6,4 negaraASEAN sebesar6,5–6,9%
(AgusD.W.Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR,31/05/2012).
Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan
ditingkatkan.Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh,kreatif,
ulet,jujur,dan mandiri,sangat diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia dimasa depan.Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul
karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan pada tiap jenjang
satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.
Sebagai negara bang sayang besar dari segigeo grafis,suku bangsa,potensi
ekonomi,dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satud aerah kedaerah
lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada.
Kurikulum harus mampu membentu kmanusia Indonesia yang mampu
menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jati
diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi
sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
Dewasa ini,kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan
kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini
juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian
massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut
bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh
masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah
implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan
keterkungkungan peserta didik di ruang belajar nya dengan kegiatan yang
kurang menantang peserta didik.Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi
dan direorganisasi terhadap bebanb elajar dan kegiatan pembelajaran yang
dapat menjawab kebutuhan ini.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar,dan saran
berkaitan dengan beban belajar siswa,khususnya siswa sekolah dasar.Beban

17
belajar ini bahkan secara kasatmatater wujud pada beratnya beban buku yang
harus dibawa ke sekolah.Beban belajar ini salah satunya berhulu dari
banyaknya mata pelajaran yang ada ditingkat sekolah dasar.Oleh karena itu
kurikulum pada tingka tsekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan
3(tiga) kemampuan dasar,yakni baca, tulis, dan hitung serta pembentukan
karakter.

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum


Kurikulum 2013 SD Negeri 015 Kunto Darussalam Kecamatan Kunto Darussalam
disusun dengan tujuan :
- Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah;
- Menjadikan kurikulumlebih sesuai dengan kebutuhan setempat;
- Menciptakan suasana pembelajaran di sekolah yang bersifat
mendidik, mencerdaskan dan mengembangkan kreativitas anak.
- Menciptakan pembelajaranyang efektif, demokratis, menantang,
menyenangkan, dan mengasyikkan.

- Untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup


sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Kurikulum 2013 dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau
Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah. Pengembangan Kurikulum 2013mengacu pada SI
dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh
BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan
Kurikulum 2013 untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh Dinas
Pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP .
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

18
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi


sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat
pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu

Kurikulum SDN 015 Kunto Darussalam dikembangkan dengan memperhatikan


keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum SDN 015 Kunto Darussalam dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan


(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.

19
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum SDN 015 Kunto Darussalam diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum SDN 015 Kunto Darussalam mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Selaras antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum SDN 015 Kunto Darussalam dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
D. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Secara umum implementasi kurikulum adalah kegiatan untuk melaksanakan semua
rancangan kurikulum yang telah disusun pada tahap penyusunan kurikulum.
Maslalahstrategis pada implementasi kurikulum di SD Negeri 015 Kunto
Darussalam berkaitan denganpertanyaan bagaimana kurikulum yang telah disusun
dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam implementasi kurikulum perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pelaksanaankurikulum, antara lain sebagai berikut :
1. Siswa harus mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, serta
memperolehkesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis, dan menyenangkan.
2. Menegakkan lima pilar belajar, yaitu :
a. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Belajar untuk memahami dan menghayati.
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain.
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
prosespembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Siswa mendapat layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai
dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik

20
yangsaling menerima, menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip
Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut WuriHandayani.
5. Dilaksanakan dengan menggunakan pendekataan multistrategi dan
multimedia,sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah
untukkeberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dankesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang.

21
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
VISI, MISI DANTUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia Indonesia yang beriman dan
bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan
dan ketrampilan,kesehatan jasmani dan rohani ,kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

B. Visi Satuan Pendidikan

Visi SD Negeri 015 Kunto Darussalam adalah :

” UNGGUL DALAM PRESTASI BERLANDASKAN IMAN TAQWA DALAM


MENGHADAPI ERA GLOBALISASI 2020 ”

C. Misi Satuan Pendidikan

Untuk mendukung tercapainya Visi, maka disusun Misi sebagai berikut :


1. Menggali potensi sekolah dan masyarakat.
2. Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah , Guru dan Masyarakat.
3. Meningkatkan peranan masyarakat terhadap kepedulian sekolah.
4. Meningkatkan kwalitas personal guru melalui KKG,K3S
5. Meningkatkan suasana kekeluargaan sekolah.
6. Mengusahakan sarana dan prasarana sekolah.
7. Meningkatkan Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka dan Kesenian.
8. Mengusahakan adanya trobosan berbagai pihak.
9. Meningkatkan kerjasama dan pembaharuan program.

D. Tujuan Satuan Pendidikan


Sejalan dengan TujuanPendidikan Dasar dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun2005
yaitumeletakkan dasar kecerdasan , pengetahuan , kepribadian, akhlak mulia , serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka
tujuan yang ingin dicapai oleh SD Negeri 015 Kunto Darussalam adalah sebagai
berikut:

22
Penyelenggaraan pendidikan dasar sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;
2. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
4. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

BAB III
STRUKTUR KURIKULUM

23
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran,beban belajar,dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
-Matapelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik disatu satuan pendidikan
pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
-Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka.
Kedua kelompokmata pelajaran tersebut(wajib dan pilihan) terutama dikembangkan
dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu
mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7–15 tahun maka
mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.
A. Struktur Kurikulum SD
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester.Beban belajar di SD KelasI,II,dan III masing-masing 32,34,36
sedangkan untuk Kelas IV,V,danVI masing-masing 38 jam setiap minggu.Jam
belajar SD adalah 35 menit.
Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:

ALOKASI
MATAPELAJARAN WAKTUBELAJARPERMINGGU
I II III IV V VI
KelompokA
1. PendidikanAgama 4 4 4 4 4 4
2. PPKn 4 4 4 4 4 4
3. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 4 4 4
4. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 4 4 4
5. BahasaIndonesia 8 6 4 6 6 6
6. Matematika 6 6 6 6 6 6
KelompokB
1. SeniBudayadan Keterampilan 4 4 4 4 4 4
2. PJOK 4 4 4 4 4 4
KelompokC
1. Budaya Melayu Riau 2 2 2 2 2 2
JumlahAlokasiWaktuPerMinggu 32 34 36 38 38 38

=PembelajaranTematikTerintegrasi

24
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih
kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran
yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.

Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai
organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS
diintegrasikan kedalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika
yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan


berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut
dilakukan dalam2(dua) hal,yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan
pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep
dasar yang berkaitan.

Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik
tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata.Dengan
demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia.Keduanya


adalah pemberi makna yang substansial terhadap bahasa ,PPKn, matematika dan
seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan
masyarakat hidup.Disinilah kemampuan dasar /KD dari IPA dan IPS yang
diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang memiliki peran penting sebagai
pengikat dan pengembang KD mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan sudut pandang psikologis ,tingkat perkembangan peserta didik tidak


cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara terpisah-pisah.
Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk
integrasi KD yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik.Dari sudut pandang
transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak
memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

25
B. Muatan Lokal
Fungsi Pembelajaran Budaya Melayu Riau
Pembelajaran Budaya Melayu Riau berfungsi sebagai sarana untuk menanamkan
karakter budaya Melayu yang bernilai etika,estetika,moral,danspiritual.
Tujuan Pembelajaran Budaya Melayu Riau
Pembelajaran Budaya Melayu Riau bertujuan supaya siswa-siswi di Riau sebagai berikut :
a.Mengenali sejarah dan Budaya Melayu dalam kehidupan sehari-hari siswa.
b.Menanamkan dan menerapkan nilai-nilai budaya melayu dalam kehidupan sehari-hari
siswa.
c.Mempertahankan dan mewariskan Budaya Melayu.
d.Mengembangkan Budaya Melayu Riau.
e.Memperkenalkan ragam Budaya Melayu Riau kepada Siswa Sekolah Dasar yang ada
di Propinsi Riau.
f.Menjadikan Budaya Melayu Riau,khasnya yang berkenaan dengan adab sebagai rujukan
perilaku dalam pergaulan di tengah Keluarga,Masyarakat dan Dunia.
g.Mengeksplorasi ragam Budaya Melayu Riau tertentu dalam bentuk yang lebih kreatif,
sehingga Budaya Melayu dapat bergerak dinamis dan inovatif sesuai dengan
tuntutan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
h.Melestarikan Budaya Melayu Riau sebagai salah satu khasanah kekayaan budaya Indonesia.
Penerapan Pembelajaran Budaya Melayu Riau
Pembelajaran Budaya Melayu Riau diterapkan pada setiap satuan pendidikan formal/non
formal di setiap wilayah Riau :
a.PendidikanAnak Usia Dini (PAUD) / Raudhatul Athfal (RA)
b.SekolahDasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) / Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB) diberikan mulai kelas I sampai dengan kelas VI
c.SekolahMenengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs) / Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) diberikan mulai kelas VII sampai
dengan kelas IX
d.Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) / Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa (SMALB) clanSekolah Menengah Kejuruan (SMK) diberikan
mulai kelas X sampai dengan kelas XII
e.PendidikanKesetaraan yang meliputi Paket A,Paket B danPaket C.

26
Budaya Melayu Riau diajarkan terpisah dari pembelajaran lainnya (tidak masuk ke
dalamTema).Budaya Melayu Riau diajarkan 2 Jam dalam seminggu.Untuk peningkatan
kedalaman materi Budaya Melayu Riau dapat dilaksanakan melalui kegiatan EkstraKurikuler
Kurikulum Budaya Melayu Riau
Kurikulum Muatan Lokal Budaya Melayu RiauPendidikan Menengah clan
Pendidikan Khusus ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kurikulum Muatan Lokal Budaya Melayu RiauPendidikan Dasar, PendidikanAnak
Usia Dini dan Pendidikan Non formal ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota
Kurikulum Muatan Lokal Budaya Melayu Riaudisusun oleh Dinas dan Dinas
Pendidikan Kabupaten / Kota sesuaidengan kewenangannya dengan melibatkan
unsur Guru, Akademisi dan LAM Riau
Silabus dan bahan ajar MuatanLokal Budaya Melayu Riaudisusun oleh Dinas
bersama Guru,Akademisi dan LAM Riau
Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota dapat mengembangkan silabus menjadi
rencana pelaksanaan pembelajaran melalui Kelompok Kerja Guru
Materi Pembelajaran Budaya Melayu Riau
a.Materi ajarpokok Muatan Lokal Budaya Melayu Riaumeliputi kearifan lokalyang
terdapatdalam masyarakat Melayu Riau, meliputi:
- sejarah.
- sistemnilai.
- kebiasaan hidup berpola.
- karyamasyarakat.
b. Materi ajar Muatan Lokal Budaya Melayu Riaubersifat pragmatik,komunikatif
, rekreatif, dan berdaya guna bagi kehidupan siswa dan bersumber dari tata
budayaMelayu Riau.
c. Materi ajar MuatanLokal Budaya Melayu Riaudapat diperkaya oleh Sekolah /
Madrasah dan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota sesuai dengan keadaan dan
perkembangan tata nilai budaya setempat.
Buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riauyang digunakan oleh Sekolah/Madrasah
terdiri atas:
a.Buku pegangan siswa / bahan ajar.
b.Bukureferensi.

27
Buku pegangan siswa / bahan ajar dapat diterbitkan oleh Dinasatau penerbitswasta.
Guru Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Guru yangmengajarkan Muatan Lokal Budaya Melayu Riaumemiliki pengetahuan
budaya Melayu, berkarakter Melayu dan memiliki komitmen untuk memajukan
dan mengembangkan budaya Melayu Riau
a. Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan guru
Muatan Lokal Budaya Melayu Riausesuai dengan kebutuhan
b. Pemerintah Daerah,Pemerintah Kabupaten / Kota atau penyelenggara
pendidikanyang dikelola oleh masyarakat sesuai dengan kewenangannya
mengangkat guru untuk menjadi tenaga pengajar Muatan Lokal Budaya Melayu
RiauPemerintah Daerah,PemerintahKabupaten/Kota atau penyelenggara
pendidikanyang dikelola oleh masyarakat sesuai dengan kewenangannya
mengangkat guru untuk menjadi tenaga pengajar Muatan Lokal Budaya Melayu
Riau
c. Guru Muatan Lokal Budaya Melayu RiauR diangkat oleh penyelenggara
pendidikanyang dikelola oleh masyarakat atas usul Kepala Sekolah setelah
berkoordinasidengan Komite Sekolah
d. Menunggu kebijakan seperti yang tertera poin a, b, dan c dari pemerintah
daerah SD Negeri 012 PagaranTapah Darussalam membuat kebijakan
Budaya Melayu Riauitu diajarkan oleh Guru Kelas yang bersangkutan,
belum ada guru Khusus mengajarkan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Hasil Belajar Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Penilaian hasil belajar Muatan Lokal Budaya Melayu Riaudilakukan dengan
memperhatikan standar kompetensi lulusan dan mengutamakan unjuk
kerja,produk,danportofolio.Hasil belajar dicantumkan dalam laporan hasil belajar
siswa dan digunakan sebagai bahan penilaian.
Monitoring dan Evaluasi Muatan Lokal Budaya Melayu Riau
Dinas dan DinasPendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Muatan Lokal Budaya Melayu
Riau.Hasil monitoring dan evaluasi dilaporkan kepada dan Walikota / Bupati
secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali.
Pembiayaan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau

28
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten / Kota menyediakan anggaran
untuk penerapan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah pada setiap Tahun Anggaran.
Sekolah / Madrasah dapat mengalokasikan anggaran untuk penerapan Muatan
Lokal Budaya Melayu Riausesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Budaya Melayu Riau mencakup perkembangan
pengetahuan dan cara berfikir,emosional dan social peserta didik.Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran diatur sedemikian rupa agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak
mengganggu penguasaan pada Kurikulum Nasional.Oleh karena itu dalam pelaksanaan
Budaya Melayu Riau dihindarkan adanya pekerjaan rumah (PR).Selain itu,mengingat
keterbatasan waktu dan menyesuaikan dengan usia serta kemampuan peserta
didik,ruanglingkup mata pelajaran Muatan Lokal Budaya Melayu Riau(BMR)meliputi
aspek-aspek budaya sebagai berikut:

1. Adab
2. Kekerabatan
3. Bahasa dan Sastra
4. Adat Istiadat
5. Makanan dan Minuman
6. Kesenian
7. Permainan Rakyat
8. Lingkungan Hidup dan Pariwisata

Kedelapan aspek Budaya tersebut diperkenalkan kepada peserta didik ditingkat


SD/MImelalui kajian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang selanjutnya
akan dijabarkan dalam indikator-indikator pencapaian hasil belajar.
Format SK dan KD Muatan lokal Budaya Melayu Riau
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Budaya Melayu Riau
Kelas/ Semester : I/I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kekerabatan
1. Memahami hubungan 1.1 Mengenal hubungan kekerabatan di antara anggota
kekerabatan dalam keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
keluarga Melayu Riau 1.2 Mengenal hubungan kekerabatan di antara anggota
keluarga besar (kakek, nenek, pakcik, makcik, dll)
Kesenian (Seni Suara)
2. Mengekpresikan beberapa 2.1 Memperkenalkan beberapa lagu daerah Riau
lagu daerah Riau 2.2 Menyanyikan lagu daerah Riau yang sederhana
29
(misalnya: Lagu Injit Injit Semut)
Adab
3. Menampilkan adab dalam 3.1 Menerapkan adab terhadap anggota keluarga (ayah,
keluarga Melayu Riau ibu, anak, kakek, nenek, pakcik, makcik, dll)
3.2 Menerapkan adab keluarga Melayu Riau dalam
kegiatan sehari-hari di rumah (makan-minum,
berbicara, mandi, dan berpakaian )
Kelas/ Semester : I / II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Permainan Rakyat
4. Mengekpresikan permainan 4.1 Melakukan permainan anak-anak daerah setempat
anak-anak dalammasyarakat 4.2 Melakukan permainan anak-anak yang tidak meng
Melayu Riau gunakan alat (injit-injit semut)
Kesenian (Seni Suara)
5. Mengekpresikan lagu 5.1 Memperkenalkan beberapa lagu daerah Riau
daerah Riau 5.2 Menyanyikan lagu daerah Riau yang sederhana
(misalnya: Lagu Tu Bulan Tu Bintang)
5.3 Menyanyikan lagu daerah setempat.
Kelas/Semester : II/I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Adab
1. Menampilkan adab 1.1 Menerapkan adab terhadap tetangga dalam pergaulan
masyarakat Melayu Riau masyarakat Melayu Riau
1.2 Menerapkan adab terhadap kaum kerabat dalam
pergaulan masyarakat Melayu Riau
Kesenian (Seni Suara)
2. Mengidentifikasi lagu 2.1 Menyebutkan beberapa lagu daerah Riau
daerah 2.2 Menyanyikan lagu daerah Riau yang sederhana
Riau (misalnya: lagu Tam Tam Buku)
2.3 Menyanyikan lagu daerah setempat
Permainan Rakyat
3. Mengekpresikan permainan 3.1 Melakukan permainan anak-anak dalam Budaya
anak-anak dalammasyarakat Melayu Riau yang tidak menggunakan alat (misalnya:
Melayu Riau main Tam Tam Buku)
3.2 Melakukan permainan anak-anak daerah setempat
Kelas/Semester : II/II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bahasa dan Sastra
4. Memahami tunjuk ajar 4.1 Mengungkapkan nilai-nilai tunjuk ajar dalam
dalam cerita rakyat Melayu dongeng Melayu Riau
Riau 4.2 Menunjukkan contoh-contoh nilai tunjuk ajar dalam
dongeng Melayu Riau yang terdapat dalam
kehidupan
sehari-hari
30
Kesenian (Seni Rupa)
5. Mengapresiasi bentuk- 5.1 Mewarnai bermacam bentuk gambar dalam ukiran
bentuk khas Melayu Riau.
gambar dalam ukiran khas 5.2 Menjiplak gambar bunga dan hewan dalam ukiran
Melayu Riau khas Melayu Riau.
Kelas/Semester : III/I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Adab
1. Menampilkan adab 1.1 Menerapkan adab terhadap hewan dalam budaya
terhadap lingkungan dalam Melayu Riau
Budaya Melayu Riau 1.2 Menerapkan adab terhadap tumbuhan dalam
Budaya Melayu Riau
1.3 Menerapkan adab terhadap lingkungan sekitar dalam
Budaya Melayu Riau
Permainan Rakyat
2.Mengekpresikan permainan 2.1 Melakukan permainan anak-anak dalam Budaya
rakyat Melayu Riau Melayu Riau yang tidak menggunakan alat (galah
panjang/hadang, dll)
2.2 Melakukan permainan anak-anak dalam Budaya
Melayu Riau yang menggunakan alat (lompat tali,
cina buta, dll)
Bahasa dan Sastra
3.Membaca tulisan Arab 3.1 Membaca huruf hidup dalam tulisan Arab Melayu
Melayu Riau Riau
3.2 Membaca kata bersuku dua dalam tulisan Arab
Melayu Riau
3.3 Membedakan “e” lemah dan “e” keras dalam tulisan
Arab Melayu Riau
Kelas/Semester : III/II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bahasa dan Sastra
4.Mengapresiasi pantun dan 4.1 Membacakan pantun anak (agama, nasihat, atau
syair sebagai produk sastra jenaka)
Melayu Riau 4.2 Mendendangkan syair sederhana
Lingkungan Hidup
5. Menerapkan hidup sehat, 5.1 Menyebutkan ciri-ciri lingkungan yang sehat, bersih,
bersih, dan indah sesuai dan indah sesuai dengan nilai-nilai Budaya Melayu
dengan nilai-nilai Budaya Riau
Melayu Riau 5.2 Menjelaskan cara-cara memelihara lingkungan agar
selalu sehat, bersih, dan indah sesuai dengan nilai-
nilai Budaya Melayu Riau
Kelas/Semester : IV/I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Makanan dan Minuman
31
1. Mengidentifikasi masakan 1.1 Menyebutkan jenis masakan khas daerah setempat
khas Melayu Riau 1.2 Menyebutkan beberapa jenis makanan khas Melayu
Riau
1.3 Menyebutkan beberapa jenis minuman khas Melayu
Riau
1.4 Menyebutkan beberapa jenis penganan khas Melayu
Riau
Adat Istiadat
2. Memahami ragam tradisi 2.1 Mengidentifikasi tradisi Melayu yang berkenaan
Melayu yang berkenaan dengan syariat Islam
dengan syariat Islam 2.2 Menceritakan tentang aqikah, turun mandi, dan
bercukur rambut dalam tradisi Melayu
Bahasa dan Sastra
3. Menulis kata dasar dalam 3.1 Menulis kata dasar dengan bunyi vocal ganda
berbagai bunyi vokal pada (misalnya : ua, aa, ae, dan ea) dalam tulisan
tulisan Arab Melayu Arab Melayu
3.2 Menulis kata dasar pada kalimat sederhana dalam
tulisan Arab Melayu

Kelas/Semester : IV/II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bahasa dan Sastra
4.Memahami kata bersuku 4.1 Membaca dan menulis kata bersuku kata dua dalam
kata dua dalam berbagai berbagai bunyi vokal pada Tulisan Arab Melayu
bentuk pada Tulisan Arab 4.2 Membaca dan menulis kata bersuku kata dua yang
Melayu berbunyi lemah dan keras dalam berbagai bunyi
vocal
Kesenian (Seni Suara dan
Seni Tari)
5.Memahami berbagai jenis 5.1 Menyanyikan lagu joged melayu (misalnya: Tanjung
kreasi seni Melayu Riau Katung, Serampang Dua Belas, Pucuk Pisang, dll)
5.2 Menarikan tari joged Melayu Riau (misalnya:
Tanjung Katung, Serampung Dua Belas, Pucuk
Pisang, dll)
Kelas/Semester : V/I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bahasa dan Sastra
1. Menulis kalimat dengan 1.1 Menyusun suku kata menjadi kata dalam tulisan Arab
tulisan Arab Melayu Melayu
1.2. Menyusun kata menjadi kalimat dalam tulisan Arab
Melayu Riau
Makanan dan Minuman
2. Mengidentifikasi ragam 2.1 Menyebutkan ragam penganan khas Melayu Riau
penganan khas masyarakat 2.2 Menjelaskan cara-cara membuat penganan khas
32
Melayu Riau Melayu Riau (keripik pisang, keripik ubi, lempuk,
wajik bingka, sari kaya, dll)
2.3 Membuat penganan khas Melayu Riau
Kesenian (Seni Musik)
3. Mengetahui berbagai kreasi 3.1 Memperkenalkan alat musik pukul dalam
seni dalam Budaya masyarakat Melayu Riau (rebana, kompang, dll)
Melayu Riau 3.2 Menjelaskan macam-macam tari magis dalam tradisi
Melayu Riau (lukah gilo, rentak bulian, ambung gilo,
dll)
3.3 Memperagakan alat musik daerah setempat
Kelas/Semester : V/II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Adat Istiadat
4. Mengetahui rumah dan 4.1 Mengidentifikasi ciri khas bentuk rumah adat Riau
pakaian adat Melayu Riau 4.2 Mengidentifikasi ciri khas pakaian adapt Riau
Bahasa dan Sastra
5. Mengidentifikasi diftong 5.1 Menyebutkan diftong pada tulisan Arab Melayu
dan huruf saksi 5.2 Menulis dan membaca huruf saksi pada tulisan Arab
Melayu

Kelas/Semester : VI/I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bahasa dan Sastra
1. Membedakan kata dasar 1.1 Menulis kata dasar pengecualian dalam tulisan Arab
pengecualian, kata Melayu
berimbuhan, kata depan, 1.2 Menulis kata berimbuhan dalam tulisan Arab
kata ganti, dan partikel Melayu
dalam tulisan Arab Melayu 1.3 Menulis kata depan dalam tulisan Arab
Melayu
1.4 Menulis kata ganti dalam tulisan Arab
Melayu
1.5 Menulis partikel dalam tulisan Arab
Melayu
Permainan
2. Mengetahui jenis-jenis 2.1 Membuat berbagai jenis mainan tradisi Melayu Riau
permainan masyarakat (rago tinggi/engrang, dll)
Melayu Riau 2.2 Memainkan berbagai jenis permaiann tradisi Melayu
Riau (rago tinggi, dll)
Makanan dan Peralatan
Tradisional
3. Mengidentifikasi ragam 3.1 Menjelaskan cara-cara membuat penganan khas
makanan dan peralatan Melayu Riau (roti jala, roti canay, dll)
tradisional yang ada dalam 3.2 Menyebutkan ragam peralatan pertanian dalam
masyarakat Melayu Riau masyarakat Melayu Riau (beliung, perjang, tuai, dll)
33
Kelas/Semester : VI/II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kesenian (Seni Pertunjukan)
4. Mengenal berbagai jenis 4.1 Menyebutkan jenis-jenis kreasi seni pertunjukan
seni pertunjukan dalam dalam Budaya Melayu Riau
masyarakat Melayu Riau 4.2 Menjelaskan seni pertunjukan (misalnya: bokoba,
makyong, drama bangsawan, dll)
Bahasa dan Sastra
5. Memahami bacaan dalam 5.1 Membaca dongeng Melayu Riau dalam tulisan Arab
berbagai bentuk karya Melayu
sastra 5.2 Membaca cerita rakyat Melayu Riau dalam tulisan
Melayu dalam tulisan Arab Arab Melayu
Melayu 5.3 Menulis pantun/syair, pepatah/peribahasa, gurindam,
dan tunjuk ajar Melayu Riau dalam tulisan Arab
Melayu

C. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup dalam pengembangannya terintegrasi dengan semua
matapelajaran. Aspek kecakapan hidup yang dikembangkan meliputi Kecakapan
Personal dan Sosial.
a. Kecakapan Personal meliputi :
1)Kesadarandiriantaralain:
- Jujur
- Disiplin
- Bekerja Keras
- Bertanggung jawab
- Toleran
- Suka menolong
- Peduli Lingkungan

2) Kecakapan berpikir antara lain :


- Mencari informasi dilakukan dengan kegiatan observasi, membaca,
bertanya, dan menganalisa.
b. Kecakapan Sosial meliputi :
1) Kecakapanberkomunikasi baik lisan maupun tulisan.
2) Kecakapanbekerjasama.

34
D. Kegiatan Pengembangan Diri
1.Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan adalah melayani yang mempunyai arti membantu menyiapkan (mengurus)
apa-apa yang diperlukan seseorang. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang
terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang
membutuhkan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal
dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik Bimbingan dalam suasana asuhan
yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu bermanfaat baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi lingkungan.
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang
pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkan dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan menggunakan berbagai
macam media dan teknik Bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai
kemandirian sehingga individu bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan.
Konseling adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien agar klien
tersebut dapat memahami dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuannya.
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan dari Bimbingan danKonseling semuanya mengarahkan kepada peserta didik
agar peserta didik lebih memahami dirinya sendiri baik dari kekurangannya maupun
kelebihannya.Dan juga, membantu peserta didik untuk berani mengambil sendiri keputusan
yang baik (sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat) untuk dirinya.
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi dari Bimbingandan Konseling selain sebagai pemahaman untuk dirinya sendiri
(peserta didik) maupun lingkungannya, fungsi dari Bimbingan dan Konseling juga sebagai
penyembuh (perbaikan) bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ketika mendapatkan
suatu permasalahan yang sulit untuk dipecahkan yang menyebabkan peserta didik itu pesimis
dan rendah diri.
4. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam memberi Bimbingan belajar guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip
di antaranya yaitu:
a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik yang pandai,
cukup, ataupun kurang.
b. Sebelum memberi bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami
kesulitan yang dihadapi siswa.
35
c. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta
faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
d. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.
e. Dalam memberikan Bimbingan belajar hendaknya guru berkerja sama dengan staf
sekolah yang lain.
Setiap orang adalah berharga maka peserta didik merasa bahwa dirinya dihargai oleh
orang lain. Sehingga peserta didik akan lebih bersemangat (optimis) dalam menghadapi
masalah baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu juga, peserta didik juga akan
menganggap bahwa dirinya tidak dibeda-bedakan dari peserta didik yang lain karena ia
mempunyai pendapat bahwa dirinya mempunyai kelebihan dibandingkan orang lain.
5. Teknik Bimbingan dan Konseling
Teknik-teknik yang dipergunakan dalam Bimbinganmengambil dua pendekatan, yaitu :
a. Bimbingan kelompok
Teknik yang digunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid
memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok. Beberapa bentuk
khusus teknik Bimbingan kelompok yaitu: home room program, karyawisata, diskusi
kelompok, kegiatan kelompok, organisasi murid, sosiodrama.
b. Penyuluhan individual
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat
face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan
wawancara antara konselor dengan konsele.Masalah-masalah yang dipecahkan
melalui teknik konseling ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
6. Sistem pendekatan Bimbingan dan Konseling yaitu:
a. Pendekatan Direktif.
Pendekatan ini pembimbing memegang peranan utama dalam proses interaksi
layanan Bimbingan. Pembimbinglah yang berusaha mencari dan menemukan
permasalahan yang dialami kliennya.
b. Pendekatan Non-Direktif
Pendekatan ini pihak terbimbing diberikan peranan utama dalam bidang
interaksi layanan Bimbingan.Menempatkan klien pada kedudukan sentral,
klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan
masalah.Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang
memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.
7. Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling yaitu:
a. Pelayanan Pengumpulan Data tentang Murid
36
Berhasil tidaknya suatu usaha bantuan dalam rangka Bimbingan akan banyak
bergantung dari keterangan-keterangan atau informasi-informasi tentang
individu tersebut. Oleh karena itu mengumpulan data seperti ini merupakan
langkah pertama dalam kegiatan Bimbingan secara
b. Pelayanan Pemberian Penerangan
Memberikan peneranganpenerangan yang sejelas-jelasnya dan selengkap-
lengkapnya mengenai berbagai hal yang diperlukan oleh setiap murid, baik
tentang pendidikan, pekerjaan, sosial, maupun pribadi.
c. Pelayanan Penempatan
Hakekat dari pelayanan penempatan ini adalah membantu individu
memperoleh penyesuaian diri dengan jalan menempatkan dirinya pada posisi
yang sesuai.Yang menjadi tujuan pelayanan penempatan ini adalah agar setiap
individu dapat posisi yang sesuai keadaan dirinya, seperti minat, kecakapan,
bakat, cita-cita, tingkat perkembangan dan sebagainya.
d. Pelayanan Pengajaran
\Kegiatan pemberian bantuan kepada murid-murid dalam mengatasi
kesulitankesulitan dalam pengajaran.Yang menjadi tujuannya adalah agar
setiap murid memperoleh penyesuaian diri yang baik serta mengembangkan
kemampuannya secara optimal dalam kegiatan pengajaran.
g.Pelayanan penyuluhan
Penyuluhan merupakan inti kegiatan program Bimbingan. Kegiatan penyuluhan ini di
samping berfungsi sebagai terapi (penyembuh), dapat pula berfungsi sebagai cara
pengumpulan data. Penyuluhan merupakan kegiatan professional, artinya dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki pendidikan dan keahlian serta pengalaman khusus dalam bidang
penyuluhan.
h. Pelayanan Penelitian dan Penilaian (evaluasi)
Tujuan pelayanan ini adalah untuk mengadakan penelitian dan penilaian mengenai masalah
yang berhubungan dengan kegiatan programBimbingandan penyuluhan. Program Bimbingan
yang baik senantiasa mendasarkan diri kepada hasil-hasil penelitian dan penilaian.
i.Pelayanan Hubungan Masyarakat.
Di samping memberikan pelayanan kepada murid-murid dan personil sekolah lainnya,
kegiatan Bimbingan memberikan pelayanan pula kepada pihak-pihak luar sekolah, yaitu
masyarakat. Tujuan pelayanan ini adalah untuk bekerja sama dengan berbagai pihak di

37
masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah murid-
murid, seperti kenakalan anak, pembolosan, kelesuan belajar, drop-out dan sebagainya.
2.Program pengembangan bakat,minat dan prestasi
Meliputiberagamkegiatanekstrakurikuler,siswamemilihsesuaidenganminat dan
bakat, yang terdiri atas :
a. Kewiraan
1) Pramuka
2) P K S ( Patroli Kebersihan Sekolah )
b. Olahraga
1) Atletik
2) Sepak Bola
3) Volly ball
4) Bulu Tangkis
5) Tenis Meja
6) Catur
c. Seni
1) Seni Musik
2) Seni Lukis
3) Seni Tari
d. Usaha Kesehatan Sekolah
1) Dokter kecil
2) Kebun sekolah
e. Ilmiah
1) Karya Ilmiah Dasar
3.Pembinaan Pramuka
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan Kepramukaan
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana
penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan
keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan
pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan Kepramukaan. Dengan
demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1), Sikap Sosial (KI 2), dan

38
Keterampilan (K3) memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui
fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan Kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.
Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat
bekerja sama dengan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang. Oleh karena itu
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan merupakan program kegiatan yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
tersebut.
Secara konseptual dan programatik, Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaandapat digambarkan sebagai berikut.

Lokus normatif Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam Kurikulum


2013, berada pada irisan konseptual-normatif dari mandat Undang-Undang No. 20
tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Undang-undang No. 12
Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. Secara substantif-pedagogis.Irisan tersebut
menunjukkan bahwa filosofi dan tujuan Pendidikan Nasional memiliki koherensi
dengan tujuan Gerakan Pramuka, dalam hal bahwa keduanya mengusung komitmen
kuat terhadap penumbuh-kembangan sikap spiritual, sikap sosial, dan
keterampilan/kecakapan sebagai insan dan warga negara Indonesia dalam konteks nilai
dan moral Pancasila.

39
Secara programatik penyelenggaraan pendidikan Kepramukaandalam konteks
implementasi Kurikulum 2013 dikembangkan Desain Induk Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaansebagai berikut.

Disain Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam konteks Kurikulum


2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran
Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam
KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan kecakapan
Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling
menguatkan.
Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan diorganisasikan
dalam Model sebagai berikut.

No Nama Pegorganisasia
Sifat
. Model n Kegiatan
1 Model Wajib,rutin,terjadwa  Pembina Pramika
Aktualisa l, berlaku untuk  Bersifat intramural
si seluruh peserta (dalam lingkungan
didik dalam setiap satuan pendidikan)
kelas,
40
No Nama Pegorganisasia
Sifat
. Model n Kegiatan
penjadwaalan, dan
penilaian formal
2 Model Wajib,setahun  Kolaboratif
Blok sekali, berlaku bagi  Bersifat intra mural
seluruh peserta atau ektra mural (di
didik, terjadwal, luar lingkungan
penilaian umum satuan pendidikan)
3 Reguler Sukarela, berbasis Sepenuhnya
di Gugus minat dikelola oleh
Depan Gugus
DepanPramuk
a pada satuan
atau gugus
satuan
pendidikan.

Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai berikut.


1. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa.
b. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
c. Untuk kelas I, kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam asa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS).
d. Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam.
e. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.
f. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas /Guru Mata pelajaran selaku Pembina
Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu
Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa.
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.

41
d. Kegiatan Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka.
Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum 2013 memiliki
karakteristik mengandung muatan sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan yang
sangat signifikan. Muatan sikap dan keterampilan dikemas secara generik dalam KI-1,
KI-2, dan KI-4.
Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan yang terkandung dan dikembangkan dalam
Pendidikan Kepramukaan sebagai berikut:
1. Keimanan kepada Tuhan YME 11. Bertanggungjawab
2. Ketakwaan kepada Tuhan YME 12. Dapat dipercaya
3. Kecintaan pada alam 13. Jernih dalam berpikir
4. Kecintaan kepada sesama manusia 14. Jernih dalam berkata
5. Kecintaan kepada tanah air Indonesia 15. Jernih dalam berbuat
6. Kecintaan kepada bangsa Indonesia 16. Hemat
7. Kedisiplinan 17. Cermat
8. Keberanian 18. Bersahaja
9. Kesetiaan 19. Rajin
10. Tolong menolong 20. Terampil

Pola Kegiatan Kepramukaan adalah sebagai berikut.


a. Upacara pembukaan dan penutupan :
 Perindukan Siaga
 Pasukan Penggalang
 Ambalan Penegak
b. Keterampilan Kepramukaan(Scouting Skill)
 Pioneering (Simpul dan Ikatan)
 Mountenering (Mendaki Gunung)
 Orientering (Peta dan Kompas)
 Camping (Berkemah)
 Wirausaha
 Belanegara
 Teknologi
 Komunikasi
Catatan: Disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing

42
Rincian kegiatan Kepramukaan meliputi :
 Berbaris  Berempati  kompas
 Memimpin  Bersikap adil  memasak
 Berdoa  Cakap berbicara  tenda
 Janji  Cakap motorik  PPGD
 Memberi hormat  Kepempinan  KIM
 Pengarahan  Konsentrasi  menaksir
 Refleksi  Sportivitas  halang rintang
 Dinamika kelompok  Simpul dan ikatan,  TTG
 Permainan  tanda jejak,  bakti
 Menghargai teman  sandi dan isyarat,  lomba
 Berkomunikasi  jelajah  hastakarya
 Menolong  peta

Metode Pendidikan Kepramukaan mencakup:


a. Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka
b. Belajar sambil melakukan (Learning By Doing)
c. Sistem kelompok (beregu)
d. Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yg sesuai dengan
perkembangan rohani & jasmani peserta didik.
e. Kemitraan dengan anggota Dewasa
f. Sistem tanda kecakapan
g. Sistem satuan terpisah putra dan putri
h. Kiasan dasar
Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan mencakup:
a.Praktik Langsung f.Lagu
b.Permainan g.Gerak
c.Perjalanan h.Widya Wisata
d.Diskusi i.Simulasi
e.Produktif j.Napak Tilas

Penilaian Pendidikan Kepramukaanmencakup hal-hal sebagai berikut:


a. Penilaian dilakukan lebih banyak secara kualitatif.
b. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai baik pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.

43
c. Nilai yang diperoleh pada kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan
berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
d. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan
sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang
diselenggarakan bagi mereka (Modifikasi Prilaku)
e. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta
didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Media Penilaian:
a. Jurnal/Buka Harian
b. Portofolio
c. Tanda-tanda pencapaian kecakapan atau perilaku baik
Teknik Penilaian:
a. Observasi
b. Keterampilan Kepramukaan
c. Partisipasi
Proses penilaian:
a. Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam
proses pembelajaran.
b. Proses penilaian dilaksanakan dengan metode Observasi dan Partisipasi.
c. Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar dari masing-masing Tema dan Mata pelajaran. sebagai penguatan yang
bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013.
d. Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru Mata pelajaran,
Pemangku Kegiatan dan/atau Pembina Pramuka.
e. Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku
Pembina Pramuka.

E. Kegiatan Pembiasaan
Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman/pengamatan ajaran agama
Islam. Adapun kegiatan pembiasaan meliputi :
Peringatan Hari Besar Islam misalnya :
1. Pengajian Jum’at Pagi,Pesantren Kilat, Halal Bihalal, Maulid
Nabi, Idul Adha, Penyantunan anak yatim, Isro’Miraj.

44
2. Menjenguk teman sakit / terkena musibah.
3. Pembiasaan berperilaku Islami misalnya : Mengucapkan
salam,cium tangan terhadap orang tua dan guru, makan dan minum tidak sambil
berdiri,tidak membuang sampah sembarangan,menjaga kebersihan pribadi,menjaga
perkataan dan berdoa bersama sebelum dan sesudah pelajaran.
F. Penguatan Pendidikan berkarakter
Dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, pemerintah memandang
perlu penguatan pendidikan karakter.
Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab
satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati,
olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter adalah :


a. Membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045
dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika
perubahan di masa depan.
b. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter
sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik dengan
dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia; dan
c. Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan,
Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK.
“PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter
terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggung jawab,”
Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal dilakukan secara
terintegrasi dalam kegiatan:
a. Intrakurikuier.

45
b. Kokurikuler.
c. Ekstrakurikuler.
d. Dilaksanakan di dalam dan/atau di luar lingkungan Satuan Pendidikan Formal.
PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal dilaksanakan dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/madrasah, dan merupakan tanggung jawab kepala satuan
Pendidikan Formal dan guru.
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Intrakurikuler merupakan penguatan nilai-nilai
karakter melalui kegiatan penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran sesuai
dengan muatan kurikulum berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Kokurikuler, merupakan penguatan nilai-
nilai karakter yang dilaksanakan untuk pendalaman dan/ atau pengayaan kegiatan
Intrakurikuler sesuai muatan kurikulum.
Dan penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Ekstrakurikuler merupakan penguatan
nilai-nilai karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerja sama, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal.
Kegiatan Ekstrakurikuler meliputi kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah bakat/olah minat,
dan kegiatan keagamaan, serta kegiatan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
“Kegiatan keagamaan sebagaimana dimaksud dapat dilaksanakan paling sedikit
melalui pesantren kilat, ceramah keagamaan, katekisasi, retreat, dan/atau baca tulis Alquran
dan kitab suci lainnya.
Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal dilaksanakan selama
6 hari sekolah dalam 1 minggu.
Ketentuan hari sekolah diserahkan pada masing-masing Satuan Pendidikan bersama-
sama dengan Komite Sekolah dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah atau kantor
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama setempat sesuai
dengan kewenangan masing-masing.
Dalam menetapkan hari sekolah Satuan Pendidikan dan Komite Sekolah/ Madrasah
mempertimbangkan:
a. kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan.
b. ketersediaan sarana dan prasarana.
c. kearifan local.
d. pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar Komite Sekolah/Madrasah

46
Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik.
Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-
nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar
diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.
PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti,
namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut
lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian,
berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan.
Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala
sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-
masing.
Tujuan PPK
a.Membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045
guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan.
b.Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter
sebagai jiwa utama dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia.
c.Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi ekosistem pendidikan.
47
Kualitas karakter merupakan salah satu aspek untuk membangun Generasi Emas 2045,
disertai kemampuan dalam aspek literasi dasar dan kompetensi abad 21.

G. Gerakan Literasi Sekolah


Kegiatan literasi adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan berdasarkan
kurikulum 2013. Hal ini dilakukan tujuannya tidak lain adalah untuk menumbuhkan
kesadaran dalam diri siswa mengenai pentingnya membaca.
Kegiatan Literasi diwujudkan melalui program gerakan literasi di sekolah berikut ini:
a.Jadwal Wajib Kunjung Perpustakaan
Jadwal berkunjung ke perpustakaan adalah program gerakan literasi yang pertama
yang bisa dilaksanakan di sekolah. Program ini bisa diimplementasikan dengan cara

48
menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga setiap kelas bisa mengunjungi
perpustakaan. Bukan hanya berkunjung saja, tetapi wajibkan pula siswa untuk
meminjam buku, menyusun resume dari beberapa lembar buku yang telah dibacanya
kemudian wajibkan pula siswa untuk mengembalikan buku.
b.Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara mewajibkan
siswa untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah
setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan,
karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya
tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah awal, program ini bisa dilakukan
setiap seminggu sekali.
c.Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel ataupun
buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasionalisme
dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap perkembangan siswa.
d.Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang
ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
d.Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri.Nantinya daun-daun yang ada
pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-cita siswa /
karakter mulia yang harus dilakukan.
e.Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana tersedia
kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca. Tempatnya
bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru, samping mushola
sekolah, dll.
f.Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi
siswa.Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
g.Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata motivasi
untuk menginspirasi siswa.

49
h.Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah
Agenda Lomba Duta Literasi sekolah merupakan salah satu program alternatif untuk
memotivasi anak dalam ber-literasi.Beberapa kriteria untuk menjadi Duta Literasi Sekolah
antara lain adalah siapa peminjam buku perpustakaan terbanyak dalam 1 semester / siapa yang
berhasil menyelesaikan banyak buku untuk dibaca dalam 1 semester dll.
i.Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu program gerakan
literasi sekolah yang menarik.Lombanya bisa berupa lomba mading antar kelas, lomba poster
antar kelas, lomba membuat pohon literasi antar kelas, dll.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah adalah
berikan keteladanan pada para siswa supaya siswa menjadi tergugah saat melihat para
Gurunya membaca. Tak hanya Guru saja, ini juga perlu dilakukan oleh semua warga sekolah
termasuk Kepala Sekolah bahkan kalau perlu hingga penjaga sekolah juga
Berikan akses yang mudah supaya siswa bisa tertarik mendatangi Perpustakaan
Bila tidak tersedia perpustakaan di sekolah, setidaknya sediakan pojok baca di setiap
kelas
Pelaksanaanprogram gerakan literasi di sekolah memang tidaklah mudah, sehingga
salah syarat keberhasilannya juga adalah telaten dan berkelanjutan. Program se-kreatif apapun
jika hanya semangat melakukannya saat awal-awal pelaksanaan sedangkan selanjutnya
enggan maka ini juga akan percuma.
Jadi, sekali lagi, apapun program gerakan literasi di sekolah yang hendak
dilaksanakan, pasti membutuhkan komitmen serta perjuangan dari semua pihak yang terlibat
di dalam sekolah.

50
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENILAIAN

A. Strategi Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan
pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti ,Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dikecualikan untuk tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Mata Pelajaran Matematika kelas 1,2 dan 3
dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu sedangkan untuk kelas
4,5 dan 6 tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang


mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema.Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari berbagai
mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan
transdisipliner.Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata
pelajaran.

Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi


DasarKompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya,
sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga
keselarasan pembelajaran. Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan

51
Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki
Kompetensi Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang


ada dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran
menjadi kontekstual.Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak
belajar konsep dasar secara parsial.Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna
yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Tematikterpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas
sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum
sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran lain.
Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu
kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.

Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui
penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.Kedua ilmu pengetahuan
tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga
pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan semua mata
pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar Kompetensi
Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi
interdisipliner).

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan ke


Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke
Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika.

52
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masing-masing berdiri sendiri, sehingga
pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun pembelajarannya tetap
menggunakan tematik terpadu.

Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat juga diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni,
budaya, keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya.Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.

B. Pengaturan Beban Belajar

SatuJam Jumlah Minggu Minggu Minggu


Jam
Pelajaran Jam Efektif Efektif Efektif
Pelajaran
No Kelas TatapMuka/ Per- Semester Semester TP
Per-tahun
menit minggu I II 2019/2020
1 I 35 32 21 18 39 1.248
2 II 35 34 21 18 39 1.326
3 III 35 36 21 18 39 1.404
4 IV 35 38 21 18 39 1.404
5 V 35 38 21 18 39 1.482
6 VI 35 38 21 16 37 1.406

Selain beban belajar dalambentuk tatap muka ( pertemuan di kelas ) yang disajikan
dalambentuk tabel, beban belajar diberikan juga dalambentuk tugas terstruktur dan tugas
mandiri tidak terstruktur dan porsi waktu.
Contoh :
Tugas terstruktur disajikan dalambentuk antara lain :
- Pengerjaan soal/ latihan dirumah ( PR )
- Penugasan proyek secara berkelompok
- Membuat hasil karya produk
- dan lain-lain
Tugas mandiri tidak terstruktur diberikan sebagai pengayaan dalambentuk antara lain:
- Membuat ringkasan buku / cerita pendek
- Mengumpulkan/mengkliping berita tentang suatu topik aktual
53
- Mengikuti kegiatan di masyarakat dan melaporkan secara tertulis
Porsi waktu untuk tugas-tugas tersebut maksimum 40 % dari jumlah waktu tatap muka
pada mata pelajaran yanag bersangkutan.

C. Penilaian
Penilaian adalah Proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
Prinsip prinsip dalam penilaian Kurikulum 2013 adalah Sahih ,Objektif,Adil
Terpadu ,Terbuka,Menyeluruh,Sistematis ,Beracuan Kriteria dan Akuntabel
Pengembangan Instrumen Penilaian
a.Kisi-Kisi
- Mewakili Kurikulum,SKL,KI dan KD
- Indikator soal mencerminkan konten,konteks,kognitif dan knowledge.
b.Soal
- Validitas Konten
“Mengukur apa yang diajarkan”
- Memenuhi Kelayakan Substansi, Konstruksi, dan Bahasa –Analisis
Kualitatif
- Berbasis Bank Soal
- Analisis Kuantitatif:Paramter Butir (Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda,
Pilihan Jawaban Efektif, Korelasi Butir-Total)
- Validitas Empirik “Korelasi Butir-Total”
- Reliabilitas Alat Ukur (Pengadminitrasian Tes yang bermutu)
c.Hasil Ukur
Hasil Ukur yang kredibel sangat powerfull dimanfaatkan fungsi penilaian
Ruang Lingkup Penilaian
a.PenilaianSikap meliputi :Observasi ,Penilaian diri dan Penilaian antar teman
b.PenilaianPengetahuan meliputi:Tes Tulis ,Tes Lisan dan Penugasan
c.PenilaianKetrampilan meliputi:Kinerja ,Proyek dan Portofolio
Sikap Spiritual (KI-1)
1. Ketaatan beribadah
2. Berperilaku syukur
3. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
4. Toleransi dalam beribadah
54
Sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai karakteristik satuan pendidikan
Sikap Sosial (KI-2)
1. Jujur
2. Disiplin
3. Tanggung Jawab
4. Santun
5. Peduli
6. Percaya Diri
Sikap sosial tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan

55
56
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Batasan keberhasilan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar mengacu kepada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tahun Pelajaran 2019/2020.Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ditentukan dengan mempertimbangkan:
 Karakteristik peserta didik,
 Karakteristik Mata Pelajaran,
 Guru dan Daya dukung.
Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tahun Pelajaran 2019/2020 seperti tercantum
pada tabel berikut.
Kreteria Ketuntasan Minimal
No Komponen Kelas Rata-
Jml KKM
I II III IV V VI Rata
KELOMPOK A
Pendidikan Agama dan
1 70 70 70 70 70 70 420 70,00 70
Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
2 70 70 70 70 70 70 420 70 70
dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70 420 70 70
4 Matematika 70 70 70 70 70 70 420 70 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam - 70 70 70 70 70 350 70 70
Ilmu Pengetahuan
6 - 70 70 70 70 70 350 70 70
Sosial
KELOMPOK B
Seni Budaya dan
1 70 70 70 70 70 70 420 70 70
Prakarya
Pendidikan Jasmani,
2 Olah Raga dan 70 70 70 70 70 70 420 70 70
Kesehatan
KELOMPOK C
1 Budaya Melayu Riau 70 70 70 70 70 70 420 70 70
2 Bahasa Inggris 65 66 70 70 271 67,75 68
Buaya Melayu Riau 2,6 2,66 2,66 2,6 2,66 2,66 374 62,33 2,66

Bila siswa belum mencapai KKM , guru kelas/mata pelajaranmelaksanakan


kegiatan remedial berbentuk pengulangan materi yang belum dikuasai oleh siswa dan
kegiatan pengayaan dilaksanakan oleh guru berbentuk pemberian tugas-tugas individual
atau berbentuk
klasikal untuk siswa yang telah mencapai KKM lebih cepat dari siswa lainnya.

57
E. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakansetiapakhirtahunpelajaran Kriteria Kenaikan Kelas :
1) Menyelesaikanseluruhprogrampembelajaranpadaduasemesterdisetiap kelas.
2) Tidak terdapat nilai di bawah Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
3) Rata-rata nilai kepribadian BAIK.

b. KriteriaKelulusan
1) Menyelesaikan seluruh programpembelajaran.
2) MemperolehnilaiminimalBAIKuntukseluruhkelompokmatapelajaran:Agama,
danakhlakmulia,Kewarganegaraandankepribadian,Estetika, Jasmani, olahraga
dankesehatan.
3) Lulus UjianSekolah / Ujian Nasional sesuai dengan peraturan Menteri
Pendidikan Nasional yang berlaku.

F. Pengaturan Mutasi Peserta Didik


Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas yang lain yang
sejajar, dan/atau perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah yang lain yang
sejajar.Mutasi ini dapat dilakukan oleh peserta didik, karena mereka berhak untuk
mendapatkan layanan pendidikan sesuai denga yang dibutuhkan dan diminati. Meskipun
untuk melakukan mutasi mereka harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang
ditentukan oleh sekolah yang menerimanya.Penentuan persyaratan sangat penting kaerena
untuk menghindari ajang penumpukan hanya pada sekolah-sekolah tertentu saja.
Mutasi ada 2 macam yaitu:
1. Mutasi intern.
Mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan oleh pesrta didik dalam data sekolah.
Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas yang tingkatnya sejajar. Mutasi
intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama kelasnya.
2. Mutasi ekstern.
Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah yang lain
dalam satu jenis, dan satu tingkatan.
Ada beberapa penyebab peserta didik mutasi.Penyebabnya dapat bersumber dari peserta didik
sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman
sebaya.

58
Yang bersumber dari peserta didik sendiri adalah:
1. Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran disekolah tersebut.
2. Tidak suka dengan sekolah tersebut, atau merasa tidak cocok.
3. Malas.
4. Ketinggalan dalam pelajaran.
5. Bosan dengan sekolahnya.
Yang bersumber dari lingkungan keluarga adalah:
1. Mengikuti orang tua pindah kerja.
2. Dititipkan oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena di tinggal
kerja atau tugas belajar diluar daerah.
3. Mengikuti orang tua yang sedang tugas kerja.
4. Orang tua meminta pindah.
5. Mengikuti orang tua pindah rumah.
Yang bersumber dari lingkungan sekolah adalah:
1. Lingkungan sekolah yang tidak menarik.
2. Fasilitas sekolah yang tidak lengkap.
3. Jarak sekolah yang jauh dan sulit dijangkau.
4. Sekolah dibubarkan.
Yang bersumber dari lingkungan teman sebaya:
1. Bertengkar dengan teman.
2. Diancam oleh teman.
3. Tidak cocok dengan teman.
4. Usia peserta didik lebih tua dibandingkan teman sebayanya.
5. Pesrta didik merasa rendah diri.
Yang bersumber dari lain-lain adalah:
1. Sekolah tersebut sering dilanda banjir.
2. Terjadi peperangan sehingga tidak memungkinkan adanya aktifitas mengajar.
3. Adanya bencana alam diwilayah atau daerah tempat sekolah tersebut berada.
4. Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk karena sudah terlalu tua.
Syarat-syarat perpindahan peserta didik yaitu:
1. Siswa tidak memiliki masalah dengan pihak sekolah.
2. Mempunyai nilai yang memuaskan atau dinyatakan naik kelas.
3. Mempunyai Surat Keterangan sekolah yang dituju bahwa sekolah tersebut dapat
diterima.

59
4. Surat permohonan pindah sekolah dari orang tua/Wali Murid
5. Surat Keterangan Pindah sekolah dari kepala sekolah
6. Surat persetujuan Pindah sekolah dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Syarat bagi Sekolah penerima adalah:
1. Daya tampung kelas yang ditetapkan memugkinkan.
2. Tersedianya anggaran dalam institusi tersebut dan memenuhi ketentuan yang
berlaku.
3. Raport yang diisi lengkap dari sekolah asal
4. Surat permohonan pindah sekolah dari Orang Tua/Wali Murid peserta didik.
5. Surat Keterangan Pindah sekolah dari kepala sekolah asal
6. Rekomendasi pindah Sekolah dari Dinas Pendidikan Kabupaten asal
7. Print Out Surat Mutasi pada Aplikasi Dapodikdas.
8. Foto Copy Kartu Keluarga.
9. Foto Copy Akte kelahiran peserta didik.
Mekanisme dari perpindahan peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Perpindahan siswa diperkenakan tanpa melihat sastra akreditasi status sekolah
tersebut.
2. Kelengkapan dan prosedur perpindahan diatur dalam peraturan sendiri.
G. Program Remedial
Pengajaran remedial bertujuan agar murid yang mengalami kesulitan belajar dapat
mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan, baik segi proses belajar
mengajar maupun kepribadian murid.

Tujuan pengajaran remedial secara rinci adalah agar murid dapat :

1. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi


segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat kesulitan.
2. Memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi.
3. Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan
belajarnya.
4. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang baik.

60
5. Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang
kesulitannya
Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar
mengajar. Adapun beberapa fungsi pengajaran remedial tersebut adalah :

1.Fungsi Korektif
Pengejaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat
diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap masih belum
mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Hal-hal yang
diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran remedial antara lain :

 Perumusan tujua
 Penggunaan metode mengajar
 Cara-cara belajar
 Evaluasi
 Segi-segi pribadi murid
Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, meka prestasi belajar murid beserta
faktor-faktor mempengaruhi dapat diperbaiki.

2.Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud fungsi penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk menyesuaian
dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar.Murid dapat belajar sesuai dengan keadaan dan
kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar untuk memperoleh prestasi
belajar yang lebih baik.Tuntutan belajar yang diberikan murid telah disesuaikan dengan sifat
jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga murid diharapkan lebih terdorong untuk
belajar.

3.Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan guru, murid dan pihak-
pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi murid.Demikian
pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirinya dan segala aspeknya. Begitu pula guru
dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami akan keadaan pribadi murid.

4.Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proses belajar
mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran reguler, dapat diperoelh

61
melalui pengajaran remedial. Pengayaaan lain adalah dalam segi metode dan alat yang
dipergunakan adalam pengajaran remedial. Dengan demikian diharapkan hasil yang diperoleh
murid dapat lebih banyak, lebih luas dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.

5.Fungsi Terapuetik
Dengan pengaaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat meyembuhkan atau
memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukkan adanya
penyimpangan. Penyembuhan kondisi kepribadian dapat menunjang pencapaian prestasi
belajar, demikian pada sebaliknya.

6.Fungsi Akselarasi
Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar baik
dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong lambat dalam belajar dapat
dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.

Kelompok siswa yang masuk dalam pembelajaran remedial, yaitu : (a) kemampuan
mengingat relatif kurang; (b) perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan
sesuatu yang lain disekitarnya pada saat belajar; (c) secara relatif lemah kemampuan
memahami secara menyeluruh (d) kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar (e) kurang
dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya; (f) lemah dalam kemampuan
pemecahan masalah; (g) sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi; (h)
mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak; (i) gagal menghubungkan
suatu konsep lainnya yang relevan; (j) memerlukan waktu relatif lama dari pada yang lainnya
untuk menyelesaikan tugas-tugas (Kunandar, 2008)

Prinsip Prinsip Pengajaran Remedial


1. Penyiapan pembelajaran: proses identifikasi kebutuhan siswa dan menyiapkan rencana
pembelajaran agar efektif.
2. Merancang berbagai kegiatan pembelajaran remedial untuk siswa dengan bervariasi
3. Merancang belajar bermakna, misalnya kuis games dan sebagainya
4. Pemilihan pendekatan pembelajaran
5. Memberikan arahan yang jelas untuk menghindari kebingungan siswa
6. Merumuskan gagasan utama sesuai dengan kesulitan yang dialami siswa
7. Meningkatkan keinginan belajar dan motivasi kepada siswa
8. Mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kelas

62
9. Memfokuskan pada proses belajar
10. Memperlihatkan kepedulian terhadap individu siswa

H. Program Pengayaan
Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD) yang harus dikuasai peserta didik.Penguasaan KI dan KD setiap peserta didik diukur
dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK).Jika seorang peserta didik
mencapai standar tertentu maka peserta didik tersebut dipandang telah mencapai
ketuntasan. Oleh karena itu, program pengayaan dapat diartikan: memberikan
tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang
kesulitan belajar yang dialami peserta didik.Dalam program pengayaan, media belajar harus
betul-betul disiapkan guru agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi
yang diberikan.
Guru bisa memberikan pendalaman dan perluasan dari KD yang sedang diajarkan atau
memberikan materi dalam KD yang berikutnya.
Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No.54, 64, 65, 66 dan 67 Tahun
2013 pada dasarnya menganut sistem pembelajaran berbasis aktivitas atau kegiatan,
kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan
melayani perbedaan individual peserta didik.
Dengan memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan,
kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar) tersebut, maka program
pengayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak. Dalam program pengayaan, guru
memfasilitasi peserta didikuntuk memperkaya wawasan dan keterampilannya serta mampu
mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Program pengayaan ketika peserta didik teridentifikasi telah melampaui ketuntasan belajar
yang ditentukan oleh kurikulum . Guru perlu mengantisipasi dengan menyiapkan program-
program atau aktivitas yang sesuai KD untuk memfasilitasi peserta didik.
Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui ketuntasan
belajar dengan memerlukan waktu lebih sedikit daripada teman-teman lainnya. Waktu yang
masih tersedia dapat dimanfaatkan peserta didik untuk memperdalam/memperluas atau
mengembangkan hingga mencapai tahapan networking (jejaring) dalam pendekatan ilmiah
(scientific approach).

63
Guru dapat memfasilitasi peserta didik dengan memberikan berbagai sumber belajar, antara
lain: perpustakaan, majalah atau koran, internet, narasumber/pakar dan lain-lain.
Jenis-jenis Program Pengayaan
a.Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD yang sedang dilaksanakan yang
dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian yang dimaksud contohnya: bisa berupa
peristiwa sejarah, buku, narasumber, penemuan, uji coba, yang secara regular tidak tercakup
dalam kurikulum.
b.Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan
pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
c.Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar
lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.
Pemecahan masalah ditandai dengan:
a.Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
b.Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
c.Penggunaan berbagai sumber;
d.Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
e.Analisis data;
f.Penyimpulan hasil investigasi.
Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat dalam belajar dibanding
sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standar isi.
Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan khusus
Yang melakukan identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan program pengayaan adalah guru
kelas.Apabila diperlukan, guru dapat melakukan kerjasama dengan narasumber (apabila
dibutuhkan) dalam melaksanakan program pengayaan.

64
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif,efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah
kalender tersebut secara rinci.

65
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
SEMESTER I
Hari
No Bulan Jmh Kegiatan
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
-Libur Akhir
Tahun Pelajaran
2018/2019
-Pelaksanaan
1 Juli 1 4 4 4 3 3 3 21 Pengenalan
Lingkungan
Sekolah Peserta
Didik Baru
-HBE
-HUT Propinsi
Riau
-Libur Hari Raya
2 Agustus 1 4 4 4 5 5 4 26 Idul Adha 1441
Hijriah
-HUT RI ke-74
-HBE
- Libur Tahun Ba
September ru Islam 1441 H
3 5 4 4 4 4 4 25 -Perkiraan PTS I
1
-HBE
-Penyerahan
Hasil PTS I
4 Oktober 4 5 5 5 4 4 27 -HUT Rokan
Hulu
-HBE
-Libur Maulid
5 Nopember 4 4 4 4 5 4 25 Nabi Muh.SAW
-HBE
-Ujian PAS I
-Libur Natal
6 Desember 1 1 1 1 1 1 6 -Libur PAS I
-HBE

Jumlah 22 22 22 22 22 20 130

66
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
SEMESTER II
Hari
No Bulan Jmh Kegiatan
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
-TahunBaru
2020M
1 Januari 4 4 4 4 4 3 23 -Backto school
-HBE
-Libur Tahun
2 Februari 4 3 4 4 4 5 23 Baru Imlek 2571
-HBE
-Isro’ Mi’roj
3 Maret 5 5 4 4 4 4 26 -Perkiraan PTS II
-HBE
-Penyerahan
Hasil PTS II
-Wafat Isa Al-
Masih
4 April 3 3 3 3 2 3 17 -Perkiraan Ujian
USBN Kelas 6
-Libur Awal Puasa
1441 H
-HBE
-Libur Hari
Buruh
-Hari Raya
Waisak 2565
-Hardiknas
5 Mei 3 3 3 1 3 4 17 -KenaikanIsaAl-
Masih
-Harkitnas
-Libur Hari Raya
Idul Fitri 1441 H
-HBE
-Libur Hari Lahir
Pancasila
-PPDB
TP 2020/2021
-PAS II
6 Juni 1 2 2 2 2 2 11 -Penye. Rapor
Semester II
-Libur Semester II
TP 2019/2020
-HBE

Jumlah 20 20 20 18 19 21 118

67
BABV
PENUTUP

Kurikulum 2013 ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya sehingga
kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 015 Kunto Darussalam menjadi lebih
menyenangkan, menantang, mencerdaskan, dan sesuai dengan keadaan daerah dan
kebutuhan peserta didik setempat.
Di samping itu, sementara para Guru menerapkan Kurikulum 2013 ini, mereka
diharapkan dapat melakukan evaluasi secara informal terhadap dokumen Kurikulum 2013
maupun pelaksanaannya. Evaluasi tersebut diharapkan paling sedikit dapat menjawab
pertanyaan berikut:
1. Apakah tujuan pendidikan yang tertulis dalam Kurikulum 2013
inicukuplengkapdandapat dicapai?
2. Apakah kemampuan (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta perilaku) yang
tertulis cukup lengkap untuk merespon keadaan daerah dan kebutuhan peserta
didik?
3. Sejauhmana kemampuan siswa (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta
perilaku) yang diharapkan dapat dicapai?
4. Apakah metode yang digunakan cukup efektif dalam mencapai tujuan yang
diharapkan?
5. Sejauh mana penilaian pembelajaran yang dirancang dapat mengungkap secara jelas
perekembangan kemampuan yang diharapkan dari siswa?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut,yang mungkin terkumpulkan secara bertahap dari
waktu kewaktu oleh para Guru sebagai pengembang sekaligus pelaksana Kurikulum
2013,sebaiknya didokumentasikan dengan baik sehingga menjadi masukan berharga bagi
penyempurnaan Kurikulum 2013 di kemudian hari.
Selain itu,berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pemahaman,keterampilan,sikap
dan perilaku) dapat menjadi bahan evaluasi guna mengetahui sejauh mana visi yang telah
dirumuskan dapat dicapai atau didekati guna menyusun dan melaksanakan kegiatan tindak
lanjut.
Akhirnya, kesungguhan, komitmen, kerja keras, dan kerjasama dari para guru, kepala
sekolah,dan warga sekolah secara keseluruhan merupakan kunci utama bagi perwujudan
dari apa yang telah direncanakan.

68

Anda mungkin juga menyukai