PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Situasi dan Kondisi Sekolah
Kondisi Sekolah
SMAN 7 Tebo mulai berdiri atau beroperasi tahun 1999 dengan nama
SMA Negeri 3 Rimbo Bujang. Terletak di Jalan Apel Blok C Desa Karangdadi
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo dan dekat dengan pemukiman penduduk,
keadaan sosial budaya mayoritas Jawa dan Melayu, keadaan ekonomi masyarakat yang
cukup baik, tingkat pendidikan masyarakat yang baik, dan merupakan sekolah
menengah atas pertama di Kecamatan Rimbo Ilir.
Kondisi sekolah yang baik, memiliki sarana dan prasarana yang
memadai dan cukup untuk menyelenggarakan pendidikan. Jumlah pendidik sebanyak
33 orang dan tenaga kependidikan 3 orang yang sebagian besar berijazah S1 akan
memperkuat kemajuan sekolah. Daya dukung sekolah menengah pertama/madrasah
dizona sekolah sangat mendukung, terdiri dari tiga SMP negeri dan tiga madrasah
swasta dan sekolah dari kecamatan terdekat sehingga jumlah siswa pada tahun 2020
sebanyak 441 orang.
Kerjasama dan kemitraan juga terjalin baik dengan berbagai instansi
pemerintah antara lain Puskesma Alai Ilir, SMPN 12 Tebo, SMPN 6 Tebo, SMPN 37
Tebo, Pemerintah Kecamatan Rimbo Ilir, dan Kepolisian Sektor. Kerjasama eksternal
antaralain dengan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta.
Prestasi yang pernah dicapai antara lain juara 1 Sekolah Sehat Tingkat
Provinsi Jambi Tahun 2015, Juara 1 Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Tebo dan
berbagai perlombaan tingkat kabupaten maupun provinsi.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada tahun
pelajaran 2020/2021 dilaksanakan dengan ssstem belajar dari rumah/daring dengan
menggunakan beberapa sistem aplikasi. Hal ini disebabkan terjadinya pandemi Covid-
19 yang hingga saat ini masih terjadi.
Kondisi Ideal
Pendidikan yang ideal ialah yang memiliki standar tinggi dan
berkualitas. Peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah, karena
sekolah lebih mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas
Dalam dokumen ini dipaparkan tentang Kurikulum SMAN 7 Tebo, yang secara
keseluruhan mencakup :
1. struktur dan muatan kurikulum;
2. beban belajar pesertadidik;
3. kalender pendidikan;
4. silabus; dan
5. rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Kondisi ideal yang diharapkan tercapai di SMAN 7 Tebo adalah terpenuhinya
delapan standar nasional pendidikan, sehingga penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu dan hasil pendidikan yang bermutu dapat tercapai. Namun demikian, kondisi
nyata SMAN 7 Tebo masih harus terus berbenah dan mengupayakan pemenuhan
delapan standar pendidikan. Secara rinci kondisi nyata SMAN 7 Tebo terdapat pada
tabel 1 di bawah ini.
Setelah mengidentifikasi dan menganalisa kondisi nyata seperti pada tabel di atas,
maka dapat dianalisis kesenjangan kondisi seperti berikut.
2. Pendefinisian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik yang
berisi tujuan, organisasi konten, organisasi pengalaman belajar, program pelayanan,
pola pembelajaran, dan program evaluasi dalam rangka menciptakan sumber daya
manusia berkualitas yang siap menghadapi tantangan zaman.Sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 yang
telah disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikanbahwa Kurikulum Sekolah jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu
kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) serta
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Pengembangan Kurikulum satuan
pendidikan.
4. Tantangan Internal
1). Jumlah tenaga pendidik yang masih kurang untuk beberapa matapelajaran.
2) Pemanfatan teknologi oleh pesertadidik yang belum tepat guna.
3). Belum terpenuhinya delapan standar nasional pendidikan (SNP).
4). Prestasi akademik yang masih rendah.
5). Jumlah lulusan yang masih sedikit diterima diperguruan tinggi ternama.
6). Sikap profesioanal kependidikan yang belum membudaya.
5. Tantangan Eksternal
1). Jumlah pendaftar yang menurun akibat bertambahnya sekolah di wilayah
Kecamatan Rimbo Ilir dan penerapan sistem zonasi.
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan- pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/
media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi
serta diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan ( users ) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal ( monodiscipline ) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak ( multidisciplines ); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
D. Acuan Konseptual
Pengembangan kurikulum SMAN 7 Tebo berdasarkan Acuan Konseptual, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia;
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik;
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan;
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom
dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya
harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
B. Visi Sekolah
C. Misi Sekolah
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, dan bertanggungjawab;
3. Meningkatkan prestasi akademik lulusan;
4. Membentuk pesertadidik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur;
5. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler;
6. Melaksanakan literasi;
7. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap seni budaya daerah
setempat, dan peduli lingkungan sekitar.
D. Tujuan Sekolah
1. Pembinaan pesertadidik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan
Berakhlak Mulia.
2. Melaksanakankegiatanpembelajaran yang aktif dan efektif pada semua
matapelajaran.
E. Strategi Sekolah
1. Menciptakan dan melaksanakan bidang Pengelolaan dan Layanan kepada siswa
dalam bidang kegiatan belajar, pengembangan dan pembinaan kepribadian,
kebutuhan kemanusiaannya (rasa aman, penghargaan, pengakuan dan aktualisasi
diri).
2. Menciptakan dan meningkatkan bidang layanan mutu, yang menyangkut proses
persiapan, proses pemyelenggaraan dan hasil prestasi pendidikan bagi kepentingan
siswa dan stakeholders.
3. Optimalisasi potensi sarana dan prasarana sekolah yang mencakup gedung, lahan,
dan media pembelajaran.
4. Merumuskan dan menyusun perencanaan strategis jangka pendek, menegah dan
panjang guna mengimplementasikan program-program operasional sekolah yang
didukung oleh sumber-sumber anggaran pembiayaan yang memadai.
5. Melaksanakan program pemberdayaan partisipasi masyarakat sekolah seperti
orang tua siswa maupun tokoh masyarakat setempat, melalui wadah organisasi
Komite sekolah.
6. Menciptakan budaya sekolah yang meliputi tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-
kesepakatan yang direfleksikan sehari- hari terutama budaya yang bersifat
mendukung terhadap pencapaian visi dan misi sekolah.
A. Kerangka Dasar
Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk
mengembangkan dokumen kurikulum, implementasi kurikulum dan evaluasi
kurikulum. Kerangka dasar juga digunakan sebagai pedoman untuk
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut.
a). Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa
kini.
d). Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, kurikulum bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum
untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu
implementasi pendidikan di SMA yang selama ini lebih menekankan pada
pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada
proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui
berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi
mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari
kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui
pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain
mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga
mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam pengembangan kurikulum adalah terkait dengan
kesesuaian antara isi kurikulum dengan ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia. Hukum-hukum yang berlaku di Indonesia dijadikan pijakan dalam
pengembangan kurikulum atau sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan dalam kurikulum yang telah dibuat.
Landasan yuridis kurikulum adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; danPeraturan Pemerintahan
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
2. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (KI) SMA merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik
SMA pada setiap tingkat kelas.
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya (termasuk muatan lokal)* 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 3 3 3
Kesehatan (termasuk muatan lokal)
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
X XI XII
Keterangan :
a. mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
c. mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. muatan lokal dapat memuat bahasa daerah.
e. satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
f. beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan pemerintah
maksimal 2 jam/minggu.
h. untuk matapelajaran Seni Budaya dan matapelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek
dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang
disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
semesternya.
i. kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas;
Pendidikan Kepramukaan (wajib),
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Kelompok A (Wajib)
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
I 10. Geografi 3 3
11. Sejarah 3 3
12. Sosiologi 3 3
13. Ekonomi 3 3
Pilihan Lintas Minat
14. Kimia 3 3
II 15. Biologi 3 3
Kelompok C / Peminatan
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
I 10. Geografi 4 4
11. Sejarah 4 4
12. Sosiologi 4 4
13. Ekonomi 4 4
Pilihan Lintas Minat
II 14. Kimia 4 4
Jumlah Jam Pelajaran per Minggu 44 44
Kelompok C / Peminatan
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
I 10. Geografi 4 4
11. Sejarah 4 4
12. Sosiologi 4 4
13. Ekonomi 4 4
Pilihan Lintas Minat
II 14. Biologi 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per
44 44
Minggu
2. Pindah Peminatan
Peserta didik dapat pindah antar kelompok peminatan akademik/mutasi paling
lambat pada akhir semester 1 (satu) berdasarkan hasil pembelajaran pada
semester berjalan dan rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
Apabila hal ini menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaannya maka pindah
peminatan dimungkinkan dilakukan setelah ulangan tengah semester 1.
Ketentuan ini dituangkan dalam kurikulum dan aturan akademik satuan
pendidikan. Peserta didik yang pindah kelompok peminatan akademik harus
mengikuti program matrikulasi..
1. X-MIPA 1. Geografi 3
2. Ekonomi 3
2. X-IPS 1. Kimia 3
2. Biologi 3
3. XI-MIPA Ekonomi 4
4. XI-IPS Kimia 4
5. XII-MIPA Ekonomi 4
6. XII-IPS Biologi 4
5. Pendalaman Minat
Peserta didik yang memiliki kemampuan akademik di atas peserta didik lain
diberi kesempatan untuk mendalami matapelajaran-matapelajaran pada
kelompok peminatannya. Hal ini memberi kesempatan bagi peserta didik yang
pada matapelajaran tertentu di kelompok peminatannya memiliki kemampuan
dan prestasi tertentu sehingga penguasaan terhadap substansi matapelajaran
bersangkutan menjadi tumpuan bagi kelangsungan pendidikan pada jenjang
D. Muatan Kurikulum
1. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup
Muatan Kurikulum SMAN 7 Tebo meliputi Kompetensi Inti dan sejumlah
Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar siswa-siswi. “Setiap siswa-siswi pada
setiap satuan pendidikan berhak, antara lain:
(a) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya; dan
(b) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”.
Penerapan SKS dalam pengelolaan pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah di Indonesia merupakan suatu upaya inovatif untuk
menambah kekayaan pengelolaan pembelajaran.
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang menyangkut sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah mempelajari suatu
muatan pembelajaran (kompetensi dasar). Perolehan kompetensi dalam pembelajaran
pada umumnya berlangsung secara berurutan. Namun proses belajar untuk mencapai
kompetensi sikap tidak berlangsung secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam belajar
pengetahuan dan keterampilan yang difasilitasi guru. Bila guru menghendaki siswa
bersikap kritis, maka bahan ajar ketika mempelajari pengetahun dan keterampilan
hendaknya memuat tugas atau pertanyaan yang melatih siswa agar kritis.
Fenomena yang terjadi pada masa lalu pada kenyataannya terdapat dikotomi
antarmatapelajaran yang saling lepas dalam tanggungjawab dalam membentuk sikap,
Jumlah I + II 25 25 25 25 25 25
Mata Pelajaran Peminatan
III
Akademik
(Kel. C)
A. Peminatan Matematika &
Ilmu Alam
11 Matematika 3 4 4
12 Biologi 3 4 4
13 Fisika 3 4 4
14 Kimia 3 4 4
Jumlah IV 6 6 4 4 4 4
Jumlah Akhir 43 43 45 45 45 45
3. Muatan Lokal
Muatan Lokal (Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global)
Menyesuaikan situasi kondisi, daya dukung, dan potensi lingkungan sekitar
sekolah maka mulok yang dilaksanakan adalah mulok terintegrasi dalam mapel
biologi dan mapel kimia. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembuatan pupuk
kompos skala sekolah.
a. Pupuk Kompos
Kompos adalah salah satu jenis pupuk organik, terbuat dari sampah organik yang
sebelumnya telah mengalami proses pelapukan.Bila dibandingkan dengan pupuk
anorganik (pupuk kimia), kandungan zat hara kompos lebih lengkap. Beberapa
keunggulan kompos dibandingkan dengan pupuk kimia adalah sebagai berikut:
Pupuk kompos:
1. Mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap, meski jumlahnya
sedikit.
2. Mampu memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah kembali gembur.
3. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan.
Pupuk kimia:
1. Hanya mengandung satu atau beberapa zat hara, dalam jumlah banyak.
2. Tidak mampu memperbaiki struktur tanah.
3. Membuat tanaman tidak tahan terhadap serangan penyakit.
4. Mudah menguap dan larut, sehingga penggunaan yang tidak tepat akan
menjadi sia-sia.
E. Beban Belajar
Beban belajar yang diatur di SMA Negeri 7 Tebo dengan menggunakan sistem
paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang pesertadidiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara pesertadidik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatapmuka per jam
pembelajaran di SMAN 7 Tebo berlangsung selama 45 menit.
Jumlah jam tatap muka yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah adalah
sebagai berikut :
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur (KMTT) dalam sistem paket SMA adalah 60% dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
F. Panduan Akademik
1. Pelaksanaan Program Pembelajaran Saintifik
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran yang
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi
atau data, kemudian mengkomunikasikan.
Tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah untuk
mengembangkan karakter siswa. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan
berpikir siswa sehingga siswa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapinya dan memiliki hasil belajar yang-tinggi.
Secara terperinci tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter siswa.
Menjelang akhir Tahun Pelajaran maupun akhir semester, maka guru diharuskan
membuat perencanaan pembelajaran untuk tahun pelajaran maupun semester
berikutnya. Salah satu jenis perencanaan yang harus dibuat adalah Program
Semester. Adapun langkah-langkah perancangan program semester, meliputi:
1. Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan berdasarkan
kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu pembelajaran
efektif, dan waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi:
- Jeda tengah semester
- Jeda antar semester
- Libur akhir tahun pelajaran
- Hari libur keagamaan
- Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
- Hari libur khusus
3. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi
dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
4. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan
dari kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain
mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan
kondisi serta potensi yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan
berimplikasi pada model atau isi perencanaan pembelajaran yang dikembangkan
oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah.
Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus
mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang meliputi :
1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara
melakukannya dalam implementasi pembelajaran.
2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan
pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess
penentuan target pembelajaran.
3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi
pembelajaran.
4) Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung
kegiatan pembelajaran.
5) Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-
keputusan yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang
berkepentingan.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang
guru lakukan ketika proses pembelajaran dimulai, pada kegiatan inti
pembelajaran dilakukanuntuk mencapai tujuan yang dilakukan secara aktif
menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik psikologis siswa. Dalam kegiatan inti pembelajaran yang diterapkan pada
kurikulum, guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap
seperti jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat orang lain yang terdapat dalam silabus dan RPP. Kegiatan inti
pembelajaran menggunaakan pendekatan saintifik, yang meliputi mengamati,
7. Ketuntasan Belajar
Kurikulum SMA Negeri 7 Tebo menetapkan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung (sarana
dan prasarana) dalam penyelenggaraan pembelajaran. Dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, tingkat esensial
dan kompleksitas kompetensi dasar, serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran, SMA Negeri 7 Tebo menetapkan
ketuntasan belajar minimal yang berbeda-beda untuk setiap mata pelajaran dan
setiap tingkat kelas. Kepada peserta yang telah mencapai ketuntasan diberi
layanan pengayaan dan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
diberi layanan perbaikan (remedial).
a). Kriteria Ketuntasan Minimal Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata
Pelajaran (Pendidik)
KKM Per
MATA PELAJARAN Kelas
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 70 70
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 70 70
3. Bahasa Indonesia 70 70 70
4. Matematika 70 70 70
5. Sejarah Indonesia 70 70 70
6. Bahasa Inggris 70 70 70
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya (termasuk muatan lokal)* 70 70 70
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 70 70 70
(termasuk muatan lokal)
9. Prakarya dan Kewirausahaan 70 70 70
(termasuk muatan lokal)
Kelompok C (Peminatan)
I. Peminatan Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
a. Matematika 70 70 70
b. Biologi 70 70 70
c. Fisika 70 70 70
d. Kimia 70 70 70
II. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Geografi 75 75 70
b. Sejarah 70 70 70
c. Sosiologi 70 70 70
d. Ekonomi 70 70 70
III. Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
a. Bahasa dan Sastra Indonesia
NR = (Rata-rata nilai ulangan harian, tugas, PR, sikap dan kinerja/ Praktek
) 60 % + (Perolehan Nilai Ujian Tengah Semester) 20 % + (Ujian Akhir
Semester) 20 %
Atau
NR = 60% (RU & T) + 20% (UTS) + 20% (PAS)
Keterangan :
NR = Nilai Raport
RU & T = Rata-rata Ulangan harian dan tugas, PS, PR, karya 2 atau 3
dimensi, sikap, kinerja
UTS = Ulangan Tengah Semester
UAS = Ulangan Akhir Semester
Maka
NR = 60 % (RU&T) + 20 % UTS + 20 % UAS
= (60 % x 80) + (20 % x 75) + (20 % x 70)
= 48 + 15 + 14
= 77
Jadi nilai rapor Pada mata pelajaran PKn dengan nama Anto adalah = 77
Akan Tetapi ada Pula yang menggunakan perhitungan Nilai repor berbeda,
ditulis dengan rumus sebagai berikut :
K. Literasi
a). Konsep Literasi
Pengertian literasi adalah suatu kemampuan individu dalam mengolah dan
memahami informasi ketika melakukan kegiatan membaca dan menulis.
Dengan kata lain, literasi adalah seperangkat keterampilan dan kemampuan
seseorang dalam membaca, menulis, berhitung, serta memecahkan masalah
dalam kehidupannya sehari-hari.
Secara etimologis, istilah literasi berasal dari bahasa Latin ‘literatus’
dimana artinya adalah orang yang belajar. Dalam hal ini, arti literasi sangat
berhubungan dengan proses membaca dan menulis.
Ada beberapa prinsip penting dalam pengembangan literasi di suatu
lembaga pendidikan. Berikut ini adalah beberapa prinsip pengembangan
literasi sekolah:
4. Pentingnya Keberagaman
Keberagaman adalah sesuatu yang layak untuk dihargai dan dirayakan di
setiap sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan berbagai
buku bertema kekayaan budaya negara Indonesia sehingga siswa lebih
mengenal budaya bangsa dan turut serta melestarikannya.
L. Pendidikan Kewirausahaan
a). Konsep Kewirausahaan
Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang.
Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang
lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau
2. Rekayasa
Rekayasa dikaitkan dengan kemampuan teknologi dalam merancang,
merekonstruksi, dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan masalah.
3. Budidaya
yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan
mewujudkan benda ataupun makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh, dan
berkembang biak/bertambah banyak.
4. Pengelolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda
produk jadi, dan mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
mengawetkan, dan memodifikasi agar dapat dimanfaatkan, serta didasari
dengan kinerja pikir teknologis.
M. Bimbingan Konseling
. 1. Bidang Bimbingan dan Konseling
a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi
pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan
diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan
kehidupan yang sehat.
b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang
berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan
yang berlaku di rumah dan masyarakat.
c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi
pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi,
program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, sosial budaya
yang ada dimasyarakatnya.
N. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada
waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah,
dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa,
mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat,
serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
3. Model Reguler.
a. Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka di
dalam Gugus Depan.
b. Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.
A. Muatan Nilai
1. Muatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013
2. Teknik Penilaian
a. Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik.
b. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya.
3. Media Penilaian:
a. Jurnal/buku harian.
b. Portofolio.
4. Proses penilaian:
a. Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam
proses pembelajaran.
b. Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib
menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan kepramukaan
merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan kepramukaan itu
sendiri.
c. Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
d. Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai
3. Pemeriksaan Gigi
Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada
Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah pusat/pemerintah daerah.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran adalah sebagi berikut :
A. Awal dan Permulaan Tahun Pelajaran
Berdasrkan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Nomor SK.
540/DISDIK-1.1/VI/2020 Tentang Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2020/2021,
awal tahun pelajaran 2020/2021 pada hari Senin tanggal 13 Juli 2020, sedangkan
akhir tahun pelajaran 2020/2021 pada hari Sabtu, 26 Juni 2021. Kegiatan belajar
mengajar efektif dimulai pada hari Kamis, tanggal 17 Juli 2020. Hari-hari pertama
masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari dengan pengaturan sebagai berikut :
- Bagi kelas X :
1. Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah/sosialisasi kegiatan sekolah
terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan sistem
belajarnya, berlangsung pada tanggal 13 s.d 15 Juli 2020;
2. Pengumpulan Data Individu Pesertadidik;
3. Orientasi tentang Pendidikan Budi Pekerti/Tata Krama/Akhlak Mulia dan
amal lakunya dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan karakter bangsa,
pendidikan kesadaran bela negara, dsb;
4. Kegiatan lain yang dapat menimbulkan motivasi belajar pesertadidik;
5. Pelaksanaan Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dilaksanakan
dalam pengawasan guru dan kepala sekolah;
6. Sosialisasi Tata Tertib Sekolah dan Peraturan Akademik;
7. Pengenalan Kegiatan Ekstrakurikuler.
- Bagi kelas XI : Lapor Diri/Regristrasi Ulang dan mengikuti kegiatan pembinaan
sikap, jiwa dan amal laku yang berhubungan dengan budi pekerti, tata krama dan
akhlak mulia, pendidikan karakter bangsa; dan dapat diikutsertakan dalam kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dengan materi yang relevan.
-Bagi kelas XII : Lapor Diri/Regristrasi Ulang Lapor Diri/Regristrasi Ulang dan
mengikuti kegiatan pembinaan sikap, jiwa dan amal laku yang berhubungan dengan
C. Waktu Belajar
Waktu belajar adalah waktu belajar efektif yang dipergunakan dalam proses
pembelajaran. Jumlah jam belajar efektif yang berlaku di SMAN 7 Tebo adalah 42
jam pelajaran per minggu untuk kelas X sedangkat kelas XI dan Kelas XII masing-
masing 44 jam pelajaran per minggu dengan alokasi waktu 45 menit per jam
pelajaran. Adapun sistem yang digunakan adalah sistem paket yang membagi 1 tahun
pelajaran menjadi semester 1 (Ganjil) dan semester 2 (Genap). Mengingat adanya
wabah Covid-19 maka KBM dilaksankan secara daring (belajar dari rumah) dengan
waktu yang disesuaikan.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 5 (enam) hari, yaitu :
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar
ditetapkan minimal sebanyak 39 minggu untuk setiap tahun pelajaran.
WAKTU
NO JENIS KEGIATAN
KEGIATAN
1 29 Juni-5 Juli 2020 PendaftaranPenerimaan Pesertadidik Baru TP 2020/2021
2 6 Juli 2020 Pengumuman PPDB
3 7-9 Juli 2020 Pendaftaran Ulang Pesertadidik kelas X
MPLS pesertadidik baru (Untukkelas XI dan XII
4 13-15 Juli 2020
melaksanakankegiatan yang disesuaiakan)
5 20 Juli 2020 Hari pertama belajar
6 31 Juli 2020 Libur Hari Raya Idhul Adha 1441 H
7 14 Agustus 2020 Memperingati Hari Pramuka
8 17 Agustus 2020 Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74
9 20 Agustus 2020 Libur Tahun Baru Hijriyah 1442
10 21 Agustus 2020 Mengikuti Pawai Kecamatan Rimbo Ilir
11 9 September 2020 Hari Olahraga Nasional ke 37
12 1 Oktober 2020 Hari Kesaktian Pancasila
13 28 Oktober 2020 Memperingati Hari Sumpah Pemuda
14 29 Oktober 2020 Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
15 10 November 2020 Memperingati Hari Pahlawan
16 24 November 2020 Memperingati Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke 75
17 10-22 Desember 2020 Penilaian Akhir Semester Ganjil dan Pengolahan nilai
16 23 Desember 2020 Penyerahan Laporan Hasil Belajar
17 24 -31 Desember 2020 Libur Semester Ganjil
18 01 Januari 2021 Libur Tahun Baru Masehi 2021
19 4 Januari 2021 Hari Pertama Sekolah Semester Genap
20 5 Januari 2021 Rapat Pembagian Tugas Pendidik Semester Genap
21 12 Februari 2021 Libur Tahun Baru Imlek
22 11 Maret 2021 Peringatan Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW
23 29-31 Maret 2021 Pelaksanaan US
A. Pengertian Supervisi
Supervisi dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting
dilaksanakan karena berpengaruh terhadap kinerja guru termasuk guru yang berimbas
pada hasil pembelajaran, oleh karena itu agar pelaksanaan supervisi tersebut berjalan
dengan baik maka perlu diketahui terlebih dahulu tentang apa dan bagaimana yang
dimaksud dengan supervisi akademik. Pengertian dari supervisi akademik merupakan
hal yang harus diketahui terlebih dahulu oleh seorang kepala sekolah yang akan
menjalankan supervisi atau disebut sebagai seorang supervisor dalam pelaksanaan
supervisi.
Supervisi adalah kegiatan bantuan dari para pemimpin sekolah yang
tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di
dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Kegiatan tersebut berupa dorongan,
bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru,
seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam
pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran, metode-metode mengajar
yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses
pengajaran.
Menurut Glickman dalam buku yang dikeluarkan Direktorat Tenaga
Kependidikan yang berjudul Metode dan Teknik Supervisi, mendefinisikan
“supervisi akademik yaitu sebuah rangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuan pembelajaran”.
Menurut Adams dan Dickey (dikutip oleh Soetopo dan Soemanto)
“supervisi adalah program yang terencana, untuk memperbaiki pengajaran. Inti dari
program supervisi pada hakekatnya adalah untuk memperbaiki hal belajar dan
mengajar. Program itu dapat berhasil apabila supervisor memiliki ketrampilan dan
cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain”.
Boadman (dikutip oleh Sahertian), menyebutkan bahwa “supervisi
adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir, dan membimbing secara kontinyu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif
agar lebih mengerti dan dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran dan dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing
1. Prinsip Penyusunan
Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik adalah:
(1) objektif (data apa adanya),
(2) bertanggung jawab,
(3) berkelanjutan,
(4) didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan
(5) didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.
Sebagai suatu bentuk perencanaan, program pengawasan sekolah berkaitan dengan
rangkaian tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pengawasan. Dengan memperhatikan langkah pokok perencanaan terdapat empat
tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam penyusunan program pengawasan
sekolah meliputi:
a) Menetapkan tujuan atau seperangkat tujuan
b) Menentukan situasi pada saat ini
c) Mengidentifikasi pendukung dan penghambat tujuan
d) Mengembangkan seperangkat tindakan untuk mencapai tujuan.
C. Strategi Supervisi
Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda
dalammerumuskan tahapan teknik-tekniksupervisi akan tetapi pada dasarnya tetap
sama. Secaragaris besarteknik supervisi dibedakan menjadi duabagian,yaitu:
1) Teknik perseorangan. Yang dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas
untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa
kekurangan atau kelemahan yangsekirannya perlu diperbaiki. Mengadakan kunjungan
observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru
yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu.
Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan
kunjungan ke sekolah lain. Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi
siswa atau mengatasi problem yang dialami siswa.Membimbing guru dalam hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program
semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan
kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan
sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam
bidang ekstrakurikuler. (E& Afriansyah, 2019)
b. Macam-macam teknik supervisi individual Teknik supervisi individual ada lima
macam yaitu:
1) kunjungan kelas,
2) observasi kelas,
3) pertemuan individual,
4) kunjungan antarkelas, dan
5) menilai diri sendiri.
F. Instrumen Supervisi
Dalam melaksanakan supervisi akademik proses pembelajaran, sebelumnya sebagai
kepala sekolah harus memastikan dokumen RPP yang dibuat oleh guru telah
memenuhi proses pembuatan RPP yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Selanjutnya kepala
sekolah atau guru senior yang ditunjuk mengamati proses pembelajaran untuk
mengisi instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran.
Petunjuk:
1. Berikan tanda cek (v) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian
Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran.
2. Berikan catatan atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
4. Tentukan nilai dengan menggunakan rumus yang telah disediakan
Hasil
No Aspek Pengamatan Catatan
Ya Tidak
A Kegiatan Pendahuluan
1 Membangun sikap religius sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya
Kecamatan : ............................................................................................................................
Kabupaten : ............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ............................................................................................................................
JAWABAN
NO KEGIATAN NILAI KETERANGAN
YA/ADA TIDAK
JUMLAH/ RATA-RATA