SISTEM DIGITAL
3 SKS
Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga bahan ajar mata kuliah Teknik Digital dapat diselesaikan.
Bahan ajar ini disusun sebagai panduan pembelajaran mata kuliah Sistem Digital
untuk dosen dan mahasiswa. Materi yang terkandung dalam bahan ajar dibuat dengan
sesederhana mungkin sehingga mahasiswa mudah untuk mempelajari dan mempraktekannya.
Dengan mempelajari konsep Sistem Digital, nantinya diakhir perkuliahan mahasiswa harus
dapat menerapkan konsep Sistem Digital dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam bidang
informatika.
Penulis menyadari bahan ajar ini masih jauh dari sempurna dan mungkin juga banyak
terdapat kesalahan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya saran dari semua pihak
untuk dapat lebih menyempurnakan bahan ajar ini.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga tersusunya bahan ajar ini, semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Dosen Pengampu
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PERTEMUAN IX UTS
PERTEMUAN XV FLIP-FLOP
Mahasiswa mampu memberikan penjelasan tentang analisis dan rancangan rangkaian logika
sederhana serta implementasinya dengan menggunakan simulator komputer DSCH2/ Livewire yang
dapat diterapkan pada kasus nyata.
Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu mampu memberikan penjelasan tentang analisis dan rancangan
rangkaian logika sederhana serta implementasinya yang dapat diterapkan pada kasus nyata.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perte Bahan Bobot Sumber/
Capaian Metode Pengalaman Teknik
muan Kajian/Pokok Indikator Penilaian Penilai- Waktu Bahan
Pembelajaran Pembelajaran Belajar Penilaian
Ke Bahasan an Ref
1 Mahasiswa Kontrak Belajar Tatap muka Praktek Menyebutkan Partisipasi 5% 3 x 50 3, 4
menyepakati hal- Deskripsi Tanya jawab / mengunakan perbedaan sistem di kelas menit
hal yang menjadi matakuliah, diskusi software elektronis analog
penunjang silabus, DSCH2 dan dan sistem digital
Demo Software
keberhasilan referensi Livewire Menyebutkan
DSCH2 dan
perkuliahan. Membuat besaran biner
Pengantar Livewire
Mahasiswa aplikasi dari dalam berbagai
Sistem untuk simulasi
memahami rangkaian representasi
Digital rangkaian
definisi Sistem logika
Sistem analog logika Dapat menerapkan
Digital
dan digital konsep organisasi
komputer digital
Representasi
besaran biner
Organisasi
komputer digital
Referensi :
1. Hall, D.V., 1992, “Microprocessors and Interfacing. Programming and Hardware”, McGraw-Hill, Lake Forest, Illinois.
2. Hill, F.J., 1981, “Switching Theory and Logical Design”, John Wiley & Sons, Inc., New York.
3. Muchlas, 2005, “Rangkaian Digital”, Gava Media, Yogyakarta.
4. Tocci, R.J., 1985. “Digital Systems”. Principles and Applications. Prentice-Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
5. Tokheim Roger.L., 1990, “Elektronika Digital”, Erlangga.
6. Tarigan., 2012, “Dasar Teknik Digital”, Graha Ilmu.
7. Wijaya Widjanarka., 2006, “Teknik Digital”, Erlangga
Sistem Digital adalah Sistem elektronika yang setiap rangkaian penyusunnya melakukan
pengolahan sinyal diskrit. Oleh karena merupakan suatu system elektronika, maka system digital
terdiri atas beberapa rangkaian digital/logika, komponen elektronika, dan elemen/gerbang logika
untuk suatu tujuan pengalihan tenaga/energy.
Sistem Digital adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen komponen elektronika dan
gerbang-gerbang logika yang diproses secara biner oleh bilangan biner yaitu bilangan 0 (nol) dan
bilangan 1 (satu), serta bilangan bilangan 0 dan 1 tersebut merupakan dasar pembentukan angka-
angka digital mulai dari 0 sampai dengan 9.
Contoh alat yang menggunakan sistem digital adalah jam tangan digital, timbangan digital,
papan reklame digital, alat ukur digital, timbangan bayi digital, TV digital, radio digital dan lain
sebagainya.
Keberadaan sistem analog dan sistem digital dapat dilihat dari sisi keluaran yang dihasilkan
pada suatu peralatan. Keberadaan sistem analog dapat berupa arus, tegangan atau gerakan jarum
meter, contoh spidometer pada sebuah kendaraan mobil. Keberadaan sistem digital dapat berupa
nilai digit, contoh adalah jam digital.
Adapun perbedaan antara Signal Analog dan Signal Digital antara lain :
Gambar : Multitester atau AVO Meter Gambar : Multitester atau AVO Meter
Analog Digital
Dalam rangkaian analog memiliki komponen elektronika aktif dan elektronika pasif,
namun tidak memiliki komponen gerbang gerbang logika.
Rangkaian analog di bawah ini, tersusun dari komponen : potensiometer (RV1), Resistor (R1),
Transistor (C9013), LDR, dan Relay. Rangkaian analog berfungsi untuk mengolah sinyal
kontinyu.
Jika kita perhatikan dalam rangkaian di bawah ini, tersusun dari Resistor R1- R18), Kapasitor
(C1-C2), Transistor (T1-T6), seven segment, dan IC gerbang logika (IC1 dan IC2) dan saklar.
Rangkaian ini berfungsi untuk mengolah sinyal diskrit.
Besaran digital merupakan besaran yang sifatnya diskrit, yakni besaran yang hanya memiliki
dua keadaan biner saja yakni keadaan rendah (level logika 0) dan keadaan tinggi (level logika
1).
1. Pita Magnetik
3. Thermostat
Dalam bidang elektronika, besaran digital dapat direpresentasikan dengan tegangan listrik :
Lampu atau LED dalam keadaan padam Lampu atau LED dalam keadaan menyala
1. Sinyal digital lebih tahan noise (gangguan) dari pada sinyal analog sehingga lebihjernih
bila untuk berkomunikasi
2. Data dapat lebih mudah disimpan dan dimanipulasi. Contoh : Komputer Digital
3. Mendesain system digital relative lebih mudah / praktis dibandingkan dengan
mendesain system analog yang sama.
4. Sistem dapat diprogram dan menunjukkan kemampuan mendasar.
5. IC yang tidak mahal dapat digunakan dengan sedikit komponen eksternal.
6. Informasi dapat disimpan untuk periode pendek atau tak didefinisikan.
Tulislah data digital dalam ekspresi biner 0 dan 1 yang direpresentasikan pada interval:
1. BILANGAN DESIMAL
Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. Sistem ini
menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.
8598
Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan position
value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari
letak posisinya, yaitu nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.
2. BILANGAN BINER
Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2 digit angka,
yaitu 0 dan 1.
Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :1 0 0 1
1x20 =1
0x21 =0
0x22 =0
1x23 =8
9 (10)
1 2 (8) = …… (10)
2x80=2
1x81=8
10 (8)
4. BILANGAN HEKSADESIMAL
Sistem bilangan Oktal menggunakan 16 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka,
yaitu 0 ,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F
Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13 , E = 14 dan F = 15
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 16.
Contoh :
C7(16) = …… (10)
7 x 16 0 = 7
C x 16 1 = 192
199 (16)
Contoh :
1111
10100 +
100011
0-0=0
1-0=1
1-1=0
0 – 1 = 1 dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi sebelah kirinya).
Contoh :
11101
1011 -
10010
0x0=0
1x0=0
0x1=0
1x1=1
Contoh :
0:1=0
1:1=1
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Pembagian
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Pembagian
Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan dengan basis
tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain.
DESIMAL KE BINER
Konversi bilangan desimal ke biner dapat dilakukan dengan kombinasi intuisi dan metode
coba-coba (trial and error). Bilangan desimal yang diketahui dipisah- pisahkan kedalam
sejumlah bilangan pangkat dengan basis 2. Tabel berikut menunjukkan contoh dari cara
konversi yang dimaksud:
Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi dengan angka 2, dan
dengan memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian akan bernila 0 atau 1. Cara ini
akan membentuk bilangan biner dengan sisa yang terakhir menunjukkan MSB- nya. MSB
diletakkan paling kiri pada saat penulisan angka biner.
Sebagai contoh, untuk mengubah bilangan desimal 5210 menjadi bilangan biner, dilakukan
dengan langkah-langkah sbb:
DESIMAL KE HEKSA
Untuk mengubah bilangan desimal kedalam bilangan hexadesimal, dapat dilakukan
dengan cara membagi bilangan desimal tersebut dengan angka 16.
Sebagai contoh, untuk mengubah bilangan 3409 10 menjadi bilangan hexadesimal, dilakukan
dengan langkah-langkah sbb :
BINER KE DESIMAL
Contoh pengubahan bilangan biner menjadi desimal disajikan pada tabel berikut:
BINER KE OKTAL
Sistem bilangan oktal menggunakan delapan simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Bilangan
oktal juga berhubungan dengan bilangan dasar 8. Tabel berikut menunjukkan keekuivalenan
antara bilangan biner dan bilangan oktal untuk bilangan desimal 0 sampai 15
Proses konversi yang sederhana Bit biner dibagi ke dalam kelompok 3-bit bermula pada bilangan biner.
Kemudian, setiap grup 3-bit diubah ke dalam bilangan oktalnya yang ekuivalen. Sebagai contoh 100 001
1012 dapat diubah sbb :
100=4
001=1
101 =5.
Sehingga bilangan biner 100 001 1012 akan diubah menjadi bilangan oktal 4158.
BINER KE HEKSADESIMAL
Bilangan biner dapat diubah menjadi bilangan hexadesimal dengan cara mengelompokkan
setiap empat digit dari bilangan biner tersebut dimulai dari digit paling kiri. Sebagai contoh,
01001111010111002 dapat dikelompokkan menjadi 0100 1111 0101 1100, sehingga:
OKTAL KE BINER
Dilakukan dengan mengkonversikan masing-masing digit octal ke tiga digit biner.Contoh :
2 = 010 0 = 000
0 = 000 5 = 101
5 = 101 4 = 100
6 = 110 Jadi 100101000
Jadi 110101000010
HEKSADESIMAL KE DESIMAL
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position
valuenya.
Bilangan yang lebih besar dari 1510 memerlukan lebih dari satu digit hex. Kolom
hexadecimal menunjukkan eksponen dengan basis 16, sebagai contoh:
HEKSADESIMAL KE BINER
Untuk mengubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner, setiap digit dari bilangan
hexadesimal diubah secara terpisah kedalam empat bit bilangan biner. Sebagai contoh,
2A5C16 dapat diubah kebilangan biner sbb:
Sehingga bilangan hexadesimal 2A5C16 = 0010 1010 0101 11002 bilangan biner
HEKSADESIMAL KE OKTAL
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal menjadi biner terlebih dahulu
kemudian dikonversikan ke octal.