Anda di halaman 1dari 7

BUDAYA

AMARASI
NAMA KELOMPOK :
1. FRANSISKA DEANTHI
ABINENO
2. SEPTYANTI HALENSIA
NOTI
TARIAN FETO
APAO KUAN
Nama tarian “Feto Apao Kuan” yang artinya anak-
anak gadis penjaga kampung. Sedangkan lagu
pengiring dari tarian ini “Nina Noi” yang juga
berasal dari Kab. Kupang. Lagu “Nina Noi”
mempunyai arti tentang anak-anak perempuan
kesayangan orang tua yang hidup dan bertumbuh
menjadi besar di desa.
Tarian ini juga sekaligus menggambarkan
tentang kehidupan anak-anak perempuan dalam
hal menanam, bertani, dan bercocok tanam
TARIAN HERIN
Masyarakat adat/budaya di Amarasi Raya
(tempo doeloe) melakukan tarian massal herin
secara tetap paling kurang pada dua acara:
membangun rumah baru dan pesta panen
dengan tujuan sebagai ungkapan syukur atas
rumah baru dan pesta panen yang diperoleh.
Selanjutnya pada pesta lain yang dirasa perlu
untuk menampilkan herin mereka
melakukannya pula sebagai wujud rekreasi,
bahkan dilombakan.
KONSEP TABUA MA TNEK MESE
Konsep Tabua Ma Tnek Mese ini merupakan
konsep hidup kebersamaan, gotong -royong,
dan pertolongan. Dalam bertani teristimewa
saat memanen atau menuai, mereka sangat
merasakan keringanan yaitu melalui
Tabua/kebersamaan tersebut. Di siang hari
mereka menanam atau memanen bersama,
sore hari mereka saling berpisah untuk
mengurusi ternak mereka masing-masing,
sedangkan malam hari mereka berkumpul lagi
sambil mempersiapkan benih yang mereka
tanami atau membereskan hasil panen selama
sehari memanen, di Lumbung/loteng yang
sudah tersedia.
Budaya Amarasi yang satu ini tidak ada
hubungannya dengan pertanian, kelautan,
ataupun peternakan. Namun budaya
Amarasi yang satu ini cukup terkenal yaitu
Tarian Rabeka yang merupakan tarian
penyambutan tamu yang berasal dari
Amarasi barat zaman dinasti amtiran
sekitar tahun 60-an. Kata Rabeka terbagi
TARIAN RABEKA menjadi 2 kata yaitu rao yang berarti
mengundang banyak orang dan nabeka
yang berarti raja memanggil banyak orang.
Budaya Amarasi satu ini juga tidak ada
hubungannya dengan kelautan,peternakan,
dan pertanian. Tarian Kosu merupakan
tarian tradisional orang Amarasi dikenal TARIAN KOSU
sejak zaman dulu hingga sekarang. Tarian ini
sebagai ungkapan kegembiraan, suka cita
keluarga besar mengelilingi mempelai laki-
laki dan mempelai perempuan di mana
masing-masing penari dengan gaya tari yang
khas menjepit sejumlah uang kertas
menggunakan lidi kelapa, bambu, sebatang
kayu atau peralatan lainnya kemudian
dicucuk ke bundel rambut kepala mempelai
perempuan. Uang tersebut dijadikan sebagai
modal awal bagi keluarga baru untuk
membeli berbagai keperluan rumah tangga
atau investasi lainnya.
THE END

Anda mungkin juga menyukai