Anda di halaman 1dari 19

TUGAS UNDANG UNDANG DAN ETIKA FARMASI

RANGKUMAN PERBANDINGAN PERSYARATAN & PROSES


PERIZINAN INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT & KLINIK UTAMA

Kelompok 2-C

Rofiq Almaududi 22340113


Naqilah Ramadhani 22340120
Siska 22340121
Desy Christiani 22340123
Cicilia Arzela 22340124

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2022
HIRARKI PERSYARATAN DAN PROSES PERIZINAN INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT DAN KLINIK UTAMA

UUD 1945

UU 44 Tahun 2009
tentangRumah
Sakit

PMK 72 Tahun PMK 26 Tahun 2018 PMK 3 Tahun 2020


UU No 36 Tahun
2016 TentangPelayanan Tentang Klasifikasi dan
2009 Tentang
Tentang Perizinan Berusaha Perizinan Rumah Sakit
Teritegrasi Secara Tenaga kesehatan
Standar
Pelayanan Elektronik Sector
Kefarmasian
PMK 26 Tahun
PMK No 9 Tahun
2018 Tentang
2014Tentang
Pelayanan
Klinik
Perizinan Berusaha
Teritegrasi Secara
No. Aspek Rumah Sakit Klinik Utama
1. Defenisi Permenkes No 3 Tahun 2020 Permenkes 9 tahun 2014
dan Jenis Pasal 1 ayat 1 Pasal 1
 Rumah Sakit adalah institusi  Klinik adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara kesehatan perorangan yang
paripurna yang menyediakan menyediakan pelayanan
pelayanan rawat inap, rawat medis dasar dan/atau
jalan, dan gawat darurat. spesialistik.
 Instalasi Farmasi adalah
Permenkes No 72 Tahun 2016 bagian dari Klinik yang
Pasal 1 ayat 9 bertugas menyelenggarakan,
 Instalasi Farmasi adalah unit mengoordinasikan, mengatur,
pelaksana fungsional yang dan mengawasi seluruh
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan farmasi
kegiatan pelayanan serta melaksanakan
kefarmasian di Rumah Sakit. pembinaan teknis
kefarmasian di Klinik.
UU No 44 Tahun 2009
Pasal 19 Permenkes 9 Tahun 2014
Berdasarkan jenis pelayanannya Pasal 2 ayat 1
Rumah sakit dikategorikan : Berdasarkan jenis pelayanan, Klinik
 RS Umum dibagi menjadi:
 RS Khusus  Klinik pratama
 Klinik utama.

UU no 44 Tahun 2009 Permenkes 9 Tahun 2014


Pasal 20 Pasal 2 ayat 2
Berdasarkan pengelolaannya RS Klinik pratama merupakan klinik
dikategorikan: yang menyelenggarakan pelayanan
 RS Publik medik dasar baik umum atau khusus.
 RS Privat

Permenkes No 3 Tahun 2020 Permenkes 9 Tahun 2014


Berdasarkan jenis pelayanan Pasal 2 ayat 3
dikategorikan: Klinik utama merupakan Klinik yang
 RS Umum (kelas A,B,C,D) menyelenggarakan pelayanan medik
 RS Khusus (kelas A,B,C) spesialistik atau pelayanan medik
dasar dan spesialistik.
Permenkes No 3 Tahun 2020
Pasal 5
Bentuk RS dikategorikan:
 RS Statis
 RS Bergerak
 RS Lapangan
2. Persyaratan UU 44 Tahun 2009 Permenkes 9 Tahun 2014
SDM Pasal 12 Pasal 21 ayat 2
Rumah Sakit harus memiliki tenaga Klinik rawat jalan yang
tetap yang meliputi tenaga medis dan menyelenggarakan pelayanan
penunjang medis, tenaga keperawatan, kefarmasian wajib memiliki apoteker
tenaga kefarmasian, tenaga manajemen yang memiliki Surat Izin Praktik
Rumah Sakit, dan tenaga Apoteker (SIPA) sebagai
nonkesehatan. penanggung jawab atau pendamping.

Pasal 13 Pasal 22 ayat 1


Tenaga medis yang melakukan praktik Klinik rawat inap wajib memiliki
kedokteran wajib memiliki SIP. instalasi farmasi yang
 Tenaga Kesehatan yang bekerja diselenggarakan apoteker.
di RS wajib memiliki izin
sesuai peraturan peruuan. Pasal 23
Klinik yang menyelenggarakan
Permenkes 72 Tahun 2016 pelayanan rehabilitasi medis pecandu
Instalasi Farmasi dipimpin oleh narkotika, psikotropika, dan zat
seorang Apoteker sebagai penanggung adiktif lainnya wajib memiliki
jawab. instalasi farmasi yang
diselenggarakan oleh apoteker.
Permenkes No 3 tahun 2020
Lampiran 1 huruf B Sumber daya
Manusia.
RS kelas A,B,C dan D harus memiliki
tenaga kefarmasian yaitu apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian.
3. Persyarata UU No. 44 tahun 2009 PMK No. 9 Tahun 2014 Tentang
prasarana Pasal 11 Klinik Pasal 6
1. Prasarana Rumah Sakit dapat Bangunan klinik harus permanen,
meliputi: tidak bergabung dengan bangunan
 instalasi air; tempat tinggal perorangan,
 instalasi mekanikal dan memperhatikan fungsi, keamanan,
elektrikal; kenyamanan, dan kemudahan dalam
 instalasi gas medik; melaksanakan pelayanan serta
 instalasi uap; perlindungan keselamatan dan
 instalasi pengelolaan limbah; kesehatan bagi semua orang.
 pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; Pasal 7
 petunjuk, standar dan sarana Bangunan klinik yang paling sedikit
evakuasi saat terjadi keadaan terdiri dari:
darurat;  Ruang pendaftaran/ruang
tunggu
 instalasi tata udara;
 ruang konsultasi
 sistem informasi dan
komunikasi; dan ambulan.  ruang administrasi
2. Prasarana harus memenuhi standar  ruang obat dan bahan habis
pelayanan, keamanan, serta pakai
keselamatan dan kesehatan kerja  ruang tindakan
penyelenggaraan Rumah Sakit  ruang/pojok ASI
3. Prasarana harus dalam keadaan  kamar mandi/wc
terpelihara dan berfungsi dengan baik.  ruangan lainnya sesuai
kebutuhan pelayanan
PMK No. 3 tahun 2020 Untuk klinik rawat inap, ditambah
Pasal 23 dengan :
Bangunan dan prasarana harus  ruang rawat inap yang
memenuhi prinsip keselamatan, memenuhi persyaratan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan paling sedikit 5 ruang dan
serta kemudahan. paling banyak 10 ruang.
 ruang farmasi
Lampiran I (C)  ruang laboratorium
Bangunan dan Prasarana  ruang dapur
Rumah sakit kelas A, B, C dan D harus
memiliki ruang farmasi Pasal 8
Bangunan dan Prasarana antara lain: Prasarana Klinik harus dalam
Ruang gawat darurat, Ruang rawat keadaan terpelihara dan berfungsi
jalan, Ruang rawat inap, dengan baik yang meliputi:
Ruang operasi, Ruang rawat intensif,  instalasi sanitasi
HCU, ICU, ICCU/ICVCU, RICU,
 instalasi listrik
NICU, PICU, Ruang
 pencegahan dan
kebidanan dan penyakit kandungan,
penanggulangan kebakaran
Ruang radiologi, Ruang laboratorium,
Ruang bank darah rumah sakit, Ruang  ambulans, (khusus untuk
farmasi, Ruang gizi, Ruang rehabilitasi rawat iap)
medik, Ruang pemeliharaan sarana  sistem gas medis
prasarana, Ruang pengelolaan limbah,  sistem tata udara
Ruang sterilisasi, Ruang laundry,  sistem pencahayaan
Kamar jenazah  prasarana lainnya yang
Ruang administrasi dan manajemen dibutuhkan.
:Ruang rekam medis, Ruang parker,
Ambulans, Ruang pengelolaan air
bersih, limbah dan sanitasi, Ruang
penanggulangan kebakaran, Ruang
pengelolaan gas medik.
4. Persyaratan PMK No. 72 tahun 2016 PMK No. 9 Tahun 2014
sarana Fasilitas utama dalam kegiatan Pasal 17
pelayanan di Instalasi Farmasi, terdiri (1) Klinik harus dilengkapi dengan
dari: peralatan medis dan nonmedis yang
memadai sesuai dengan jenis
 Ruang Kantor pelayanan yang diberikan.
 Ruang Penyimpanan Sediaan (2) Peralatan medis dan nonmedis
Farmasi, Alat Kesehatan, dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Bahan Medis Habis Pakai harus memenuhi standar mutu,
 Ruang Distribusi Sediaan keamanan, dan keselamatan.
Farmasi, Alat Kesehatan, (3) Selain memenuhi standar
dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
 Ruang Konseling peralatan medis harus memiliki izin
 Ruang Pelayanan Informasi edar sesuai ketentuan peraturan
Obat perundang- undangan.
 Ruang Produksi
 Ruang Aseptic Dispensing Pasal 18
 Laboratorium Farmasi (1) Peralatan medis yang digunakan
di Klinik harus diuji dan dikalibrasi
secara berkala oleh institusi
pengujian fasilitas kesehatan yang
berwenang.
(2) Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 19
Peralatan medis yang menggunakan
sinar pengion harus mendapatkan
izin sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 20
Penggunaan peralatan medis diKlinik
harus dilakukan berdasarkan indikasi
medis.
5. Jenis izin UU No. 44 tahun 2009 PMK No. 9 Tahun 2014
Pasal 25 Pasal 25
 Setiap penyelenggara Rumah  Setiap penyelenggaraan
Sakit wajib memiliki izin. Klinik wajib memiliki izin
 Izin sebagaimana dimaksud mendirikan dan izin
pada ayat (1) terdiri dari izin operasional.
mendirikan dan izin  Izin mendirikan sebagaimana
operasional. dimaksud pada ayat (1)
 Izin mendirikan sebagaimana diberikan oleh pemerintah
dimaksud pada ayat (2) daerah kabupaten/kota.
diberikan untuk jangka waktu 2  Izin operasional sebagaimana
(dua) tahun dan dapat dimaksud pada ayat (1)
diperpanjang untuk 1 (satu) diberikan oleh pemerintah
tahun. daerah kabupaten/kota atau
 Izin operasional sebagaimana kepala dinas kesehatan
dimaksud pada ayat (2) kabupaten/kota.
diberikan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat Pasal 26
diperpanjang kembali selama  Untuk mendapatkan izin
memenuhi persyaratan. mendirikan, penyelenggara
 Izin sebagaimana dimaksud Klinik harus melengkapi
pada ayat (2) diberikan setelah persyaratan:
memenuhi persyaratan a. identitas lengkap pemohon;
sebagaimana diatur dalam b. salinan/fotokopi pendirian badan
Undang-Undang ini. hukum atau badan usaha, kecuali
untuk kepemilikan perorangan;
Pasal 26 c.salinan/fotokopi yang sah sertifikat
 Izin Rumah Sakit kelas A dan tanah, bukti kepemilikan lain yang
Rumah Sakit penanaman modal disahkan oleh notaris, atau bukti
asing atau penanaman modal surat kontrak minimal untuk
dalam negeri diberikan oleh jangka waktu 5 (lima) tahun;
Menteri setelah mendapatkan d.dokumen SPPL untuk Klinik rawat
rekomendasi dari pejabat yang jalan, atau dokumen UKL-UPL
berwenang di bidang kesehatan untuk Klinik rawat inap sesuai
pada Pemerintah Daerah ketentuan peraturan perundang-
Provinsi. undangan; dan
 Izin Rumah Sakit penanaman e.profil Klinik yang akan didirikan
modal asing atau penanaman meliputi pengorganisasian, lokasi,
modal dalam negeri bangunan, prasarana, ketenagaan,
sebagaimana dimaksud pada peralatan, kefarmasian,
ayat (1) diberikan setelah laboratorium, serta pelayanan
mendapat rekomendasi dari yang diberikan;
instansi yang melaksanakan f. persyaratan lainnya sesuai dengan
urusan penanaman modal asing peraturan daerah setempat.
atau penanaman modal dalam  Izin mendirikan diberikan
negeri. untuk jangka waktu 6 (enam)
 Izin Rumah Sakit kelas B bulan, dan dapat
diberikan oleh Pemerintah diperpanjang paling lama 6
Daerah Provinsi setelah (enam) bulan apabila belum
mendapatkan rekomendasi dari dapat memenuhi persyaratan
pejabat yang berwenang di sebagaimana dimaksud pada
bidang kesehatan pada ayat (1).
Pemerintah Daerah g. Apabila batas waktu sebagaimana
Kabupaten/Kota. dimaksud pada ayat (2) habis dan
 Izin Rumah Sakit kelas C dan pemohon tidak dapat memenuhi
kelas D diberikan oleh persyaratan, maka pemohon harus
Pemerintah Daerah mengajukan permohonan izin
Kabupaten/Kota setelah mendirikan yang baru
mendapat rekomendasi dari sebagaimana dimaksud pada ayat
pejabat yang berwenang di (1).
bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Pasal 27
 Untuk mendapatkan izin
operasional, penyelenggara
Klinik harus memenuhi
persyaratan teknis dan
administrasi.
 Persyaratan teknis meliputi
persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, ketenagaan,
peralatan, kefarmasian, dan
laboratorium sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5
sampai dengan Pasal 24.
 Persyaratan administrasi
meliputi izin mendirikan dan
rekomendasi dari dinas
kesehatan kabupaten/kota.
 Izin operasional diberikan
untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diperpanjang
kembali selama memenuhi
persyaratan.

Pasal 28
 Pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala
dinas kesehatan
kabupaten/kota harus
mengeluarkan keputusan atas
permohonan izin operasional,
paling lama 1 (satu) bulan
sejak diterima permohonan
izin.
 Keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa penerbitan izin,
penolakan izin atau
pemberitahuan untuk
kelengkapan berkas.

Pasal 29
 Apabila dalam permohonan
izin operasional, pemohon
dinyatakan masih harus
melengkapi persyaratan
sesuai ketentuan Pasal 29 ayat
(3), maka Pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala
dinas kesehatan
kabupaten/kota harus segera
memberitahukan kepada
pemohon dalam jangka waktu
1 (satu) bulan.
 Pemohon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam
jangka waktu 60 (enam
puluh) hari sejak
pemberitahuan disampaikan,
harus segera melengkapi
persyaratan yang belum
dipenuhi.
 Apabila dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) pemohon tidak dapat
memenuhi persyaratan,
pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala
dinas kesehatan
kabupaten/kota
mengeluarkan surat
penolakan atas permohonan
izin operasional dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari.

Pasal 30
 Perpanjangan izin
operasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27
ayat (4) harus diajukan
pemohon paling lama 3 (tiga)
bulan sebelum habis masa
berlaku izin operasional.
 Dalam waktu 1 (satu) bulan
sejak permohonan
perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterima, pemerintah
daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota harus
memberi keputusan berupa
penerbitan izin atau
penolakan izin.
 Dalam hal permohonan
perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditolak, pemerintah
daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota wajib
memberikan alasan
penolakan secara tertulis
6. Proses PMK No. 3 Tahun 2020 PMK No. 9 Tahun 2014
perizinan Pasal 33 Pasal 25
 Pemilik Rumah Sakit harus 1). Setiap penyelenggaraan Klinik
mengajukan pendaftaran wajib memiliki izin mendirikan
melalui sistem OSS untuk dan izin operasional.
mendapatkan nomor induk 2). zin mendirikan sebagaimana
berusaha. dimaksud pada ayat (1) diberikan
 Nomor induk berusaha oleh pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada kabupaten/kota.
ayat (1) merupakan identitas 3). Izin operasional sebagaimana
berusaha dan digunakan oleh dimaksud pada ayat (1) diberikan
pemilik Rumah Sakit untuk oleh pemerintah daerah
mendapatkan Izin Mendirikan kabupaten/kota atau kepala dinas
dan Izin Operasional. kesehatan kabupaten/kota.
 Pemilik Rumah Sakit yang Pasal 26
telah mendapatkan nomor 1). Untuk mendapatkan izin
induk berusaha sebagaimana mendirikan, penyelenggara Klinik
dimaksud pada ayat (1) dapat harus melengkapi persyaratan:
diterbitkan Izin Mendirikan a. identitas lengkap pemohon;
oleh Lembaga OSS. b. salinan/fotokopi pendirian badan
 Pemilik Rumah Sakit harus hukum atau badan usaha, kecuali
melakukan pemenuhan untuk kepemilikan perorangan;
komitmen untuk mendapatkan c. salinan/fotokopi yang sah sertifikat
Izin Mendirikan yang berlaku tanah, bukti kepemilikan lain yang
efektif. disahkan oleh notaris, atau bukti
 Pemenuhan komitmen surat kontrak minimaluntuk
sebagaimana dimaksud pada jangka waktu 5 (lima) tahun;
ayat (4) dipenuhi paling lama 2 d. dokumen SPPL untuk Klinik rawat
(dua) tahun. jalan, atau dokumen UKL-UPL
 Pemenuhan komitmen untuk Klinik rawat inap sesuai
sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan perundang-
ayat (4) dilakukan dengan undangan; dan
menyampaikan persyaratan e. profil Klinik yang akan didirikan
Izin Mendirikan sebagaimana meliputi pengorganisasian, lokasi,
dimaksud dalam Pasal 31 bangunan, prasarana, ketenagaan,
kepada Kementerian Kesehatan peralatan, kefarmasian,
untuk Rumah Sakit kelas A dan laboratorium, serta pelayanan
penanaman modal asing, yang diberikan;
Pemerintah Daerah provinsi f. persyaratan lainnya sesuai dengan
untuk Rumah Sakit kelas B, peraturan daerah setempat.
dan Pemerintah Daerah 2). Izin mendirikan diberikan untuk
kabupaten/kota untuk Rumah jangka waktu 6 (enam) bulan, dan
Sakit kelas C dan kelas D. dapat diperpanjang paling lama 6
 Pemenuhan komitmen kepada (enam) bulan apabila belum dapat
Kementerian Kesehatan memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (6) dapat dilakukan (1).
 Pemenuhan komitmen kepada 3). Apabila batas waktu sebagaimana
Pemerintah Daerah provinsi dimaksud pada ayat (2) habis dan
atau Pemerintah Daerah pemohon tidak dapat memenuhi
kabupaten/kota sebagaimana persyaratan, maka pemohon harus
dimaksud pada ayat (6) dapat mengajukan permohonan izin
dilakukan melalui system mendirikan yang baru
perizinan online instansi sebagaimana dimaksud pada ayat
pemberi izin masing-masing (1).
Pemerintah Daerah.
 Sistem perizinan online Pasal 27
1). Untuk mendapatkan izin
Kementerian Kesehatan dan
operasional, penyelenggara
instansi pemberi izin masing-
Klinik harus memenuhi
masing Pemerintah Daerah
persyaratan teknis dan
sebagaimana dimaksud pada
administrasi.
ayat (7) dan ayat (8) dapat
2). Persyaratanteknis meliputi
diintegrasikan dengan sistem
persyaratan lokasi, bangunan,
OSS dengan cara melakukan prasarana, ketenagaan, peralatan,
interoperabilitas. kefarmasian, dan laboratorium
 Kementerian Kesehatan, sebagaimana dimaksud dalam
Pemerintah Daerah provinsi, Pasal 5 sampai dengan Pasal 24.
atau Pemerintah Daerah 3). Persyaratan administrasi meliputi
kabupaten/kota melakukan izin mendirikan dan
evaluasi terhadap pemenuhan rekomendasi dari dinas
komitmen sebagaimana kesehatan kabupaten/kota.
dimaksud pada ayat (4) paling 4). Izin operasional diberikan untuk
lama 14 (empat belas) hari jangka waktu 5 (lima) tahun dan
sejak pemilik Rumah Sakit dapat diperpanjang kembali
menyampaikan pemenuhan selama memenuhi persyaratan.
komitmen.
 Berdasarkan hasil evaluasi Pasal 28
sebagaimana dimaksud pada 1). Pemerintah daerah
ayat (10), Kementerian kabupaten/kota atau kepala dinas
Kesehatan, Pemerintah Daerah kesehatan kabupaten/kota harus
provinsi, atau Pemerintah mengeluarkan keputusan atas
Daerah kabupaten/kota permohonan izin operasional,
memberikan notifikasi paling lama 1 (satu) bulan sejak
persetujuan atau perbaikan diterima permohonan izin.
kepada pemilik Rumah Sakit 2). Keputusan sebagaimana
melalui sistem OSS. dimaksud pada ayat (1) dapat
 Pemilik Rumah Sakit wajib berupa penerbitan izin, penolakan
melakukan perbaikan melalui izin atau pemberitahuan untuk
sistem OSS sejak diterimanya kelengkapan berkas.
hasil evaluasi dari Kementerian
Kesehatan, Pemerintah Daerah Pasal 29
provinsi, atau Pemerintah  Apabila dalam permohonan
Daerah kabupaten/kota izin operasional, pemohon
sebagaimana dimaksud pada dinyatakan masih harus
ayat (11). melengkapi persyaratan
 Dalam rangka melakukan sesuai ketentuan Pasal 29 ayat
perbaikan sebagaimana (3), maka Pemerintah daerah
dimaksud pada ayat (12), kabupaten/kota atau kepala
pemilik Rumah Sakit dapat dinas kesehatan
melakukan perpanjangan kabupaten/kota harus segera
pemenuhan komitmen paling memberitahukan kepada
lama 1 (satu) tahun sejak pemohon dalam jangka waktu
diterimanya notifikasi 1 (satu) bulan.
perbaikan melalui sistem OSS.  Pemohon sebagaimana
 Kementerian Kesehatan, dimaksud pada ayat (1) dalam
Pemerintah Daerah provinsi, jangka waktu 60 (enam
atau Pemerintah Daerah puluh) hari sejak
kabupaten/kota pemberitahuan disampaikan,
Melakukan verifikasi kembali harus segera melengkapi
terhadap pemenuhan komitmen persyaratan yang belum
sebagaimana dimaksud pada dipenuhi.
ayat (13) paling lama 10  Apabila dalam jangka waktu
(sepuluh) hari sejak pemilik sebagaimana dimaksud pada
Rumah Sakit menyampaikan ayat (2) pemohon tidak dapat
kembali pemenuhan komitmen. memenuhi persyaratan,
Berdasarkan hasil verifikasi pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada kabupaten/kota atau kepala
ayat (14), Kementerian dinas kesehatan
Kesehatan, Pemerintah Daerah kabupaten/kota
provinsi, atau Pemerintah mengeluarkan surat
Daerah kabupaten/kota penolakan atas permohonan
memberikan notifikasi izin operasional dalam jangka
persetujuan atau penolakan Izin waktu 7 (tujuh) hari.
Mendirikan kepada pemilik
Rumah Sakit melalui sistem
OSS. Pasal 30
 Notifikasi persetujuan  Perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada operasional sebagaimana
ayat (15) merupakan dimaksud dalam Pasal 27
pemenuhan komitmen Izin ayat (4) harus diajukan
Mendirikan. pemohon paling lama 3 (tiga)
bulan sebelum habis masa
berlaku izin operasional.
 Dalam waktu 1 (satu) bulan
sejak permohonan
perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterima, pemerintah
daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota harus
memberi keputusan berupa
penerbitan izin atau
penolakan izin.
 Dalam hal permohonan
perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditolak, pemerintah
daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota wajib
memberikan alasan
penolakan secara tertulis
7. Kegiatan UU No. 44 Tahun 2009 (PMK No. 4 PMK No. 9 Tahun 2014
wajib Tahun 2014 Pasal 2) Pasal 35
Pasal 29  memberikan informasi yang
1). Setiap Rumah Sakit mempunyai benar tentang pelayanan yang
kewajiban: diberikan;
 memberikan informasi yang  memberikan pelayanan yang
benar tentang pelayanan efektif, aman, bermutu, dan
Rumah Sakit kepada non-diskriminasi dengan
masyarakat mengutamakan kepentingan
terbaik pasien sesuai dengan
 memberi pelayanan kesehatan standar profesi, standar
yang aman, bermutu, pelayanan dan standar
antidiskriminasi, dan efektif prosedur operasional;
dengan mengutamakan  memberikan pelayanan gawat
kepentingan pasien sesuai darurat kepada pasien sesuai
dengan standar pelayanan dengan kemampuan
Rumah Sakit; pelayanannya tanpa meminta
 memberikan pelayanan gawat uang muka terlebih dahulu
darurat kepada pasien sesuai atau mendahulukan
dengan kemampuan kepentingan finansial;
pelayanannya;  memperoleh persetujuan atas
 berperan aktif dalam tindakan yang akan dilakukan
memberikan pelayanan (informed consent);
kesehatan pada bencana, sesuai  menyelenggarakan rekam
dengan kemampuan medis;
pelayanannya;  melaksanakan sistem rujukan
 menyediakan sarana dan dengan tepat; menolak
pelayanan bagi masyarakat keinginan pasien yang
tidak mampu atau miskin; bertentangan dengan standar
 melaksanakan fungsi sosial profesi dan etika serta
antara lain dengan memberikan peraturan perundang-
fasilitas pelayanan pasien tidak undangan;
mampu/miskin, pelayanan  menghormati dan melindungi
gawat darurat tanpa uang hak-hak pasien;
muka, ambulan gratis,  memberikan informasi yang
pelayanan korban bencana dan benar, jelas, dan jujur
kejadian luar biasa, atau bakti mengenai hak dan kewajiban
sosial bagi misi kemanusiaan; pasien;
 membuat, melaksanakan, dan  melaksanakan kendali mutu
menjaga standar mutu dan kendali biaya
pelayanan kesehatan di Rumah berdasarkan ketentuan
Sakit sebagai acuan dalam peraturan perundang-
melayani pasien; undangan;
 menyelenggarakan rekam  memiliki standar prosedur
medis; operasional;
 menyediakan sarana dan  melakukan pengelolaan
prasarana umum yang layak limbah sesuai dengan
antara lain sarana ibadah, ketentuan peraturan
parkir, ruang tunggu, sarana perundang- undangan yang
untuk orang cacat, wanita berlaku;
menyusui, anak-anak, lanjut  melaksanakan fungsi sosial;
usia;  melaksanakan program
 melaksanakan sistem rujukan; pemerintah di bidang
 menolak keinginan pasien yang kesehatan;
bertentangan dengan standar  menyusun dan melaksanakan
profesi dan etika serta peraturan internal klinik; dan
peraturan perundang- memberlakukan seluruh
undangan; lingkungan klinik sebagai
kawasan tanpa rokok.
 memberikan informasi yang
benar, jelas dan jujur mengenai
hak dan kewajiban pasien;
 menghormati dan melindungi
hak-hak pasien;
 melaksanakan etika Rumah
Sakit;
 memiliki sistem pencegahan
kecelakaan dan
penanggulangan bencana;
 melaksanakan program
pemerintah di bidang kesehatan
baik secara regional maupun
nasional;
 membuat daftar tenaga medis
yang melakukan praktik
kedokteran atau kedokteran
gigi dan tenaga kesehatan
lainnya;
 menyusun dan melaksanakan
peraturan internal Rumah Sakit
(hospital by laws);
 melindungi dan memberikan
bantuan hukum bagi semua
petugas Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas; dan
 memberlakukan seluruh
lingkungan rumah sakit sebagai
kawasan tanpa rokok.
8. Pembatalan PMK No. 3 Tahun 2020 PMK No. 9 Tahun 2014
izin Pasal 39 Pasal 25
1). Dalam hal masa berlaku Izin  Setiap penyelenggaraan
Operasional berakhir dan pemilik Klinik wajib memiliki izin
Rumah Sakit belum mengajukan mendirikan dan izin
perpanjangan Izin Operasional, operasional.
Rumah Sakit harus menghentikan  Izin mendirikan sebagaimana
kegiatan pelayanannya kecuali dimaksud pada ayat (1)
pelayanan kegawatdaruratan dan diberikan oleh pemerintah
pasien yang sedang dalam perawatan daerah kabupaten/kota.
inap.  Izin operasional sebagaimana
2). Rumah Sakit yang tidak dimaksud pada ayat (1)
mematuhi diberikan oleh pemerintah
ketentuan sebagaimana dimaksud pada daerah kabupaten/kota atau
ayat (1) dan tetap menyelenggarakan kepala dinas kesehatan
pelayanan tanpa Izin Operasional, kabupaten/kota.
dikenakan sanksi pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 26
1). Untuk mendapatkan izin
mendirikan, penyelenggara Klinik
harus melengkapi persyaratan:
 identitas lengkap pemohon;
 salinan/fotokopi pendirian
badan hukum atau badan
usaha, kecuali untuk
kepemilikan perorangan;
 salinan/fotokopi yang sah
sertifikat tanah, bukti
kepemilikan lain yang
disahkan oleh notaris, atau
bukti surat kontrak
minimaluntuk jangka waktu 5
(lima) tahun;
 dokumen SPPL untuk Klinik
rawat jalan, atau dokumen
UKL-UPL untuk Klinik
rawat inap sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan; danprofil Klinik
yang akan didirikan meliputi
pengorganisasian, lokasi,
bangunan, prasarana,
ketenagaan, peralatan,
kefarmasian, laboratorium,
serta pelayanan yang
diberikan;
 persyaratan lainnya sesuai
dengan peraturan daerah
setempat.
2). Izin mendirikan diberikan untuk
jangka waktu 6 (enam) bulan, dan
dapat diperpanjang paling lama 6
(enam) bulan apabila belum dapat
memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
3). Apabila batas waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) habis dan
pemohon tidak dapat memenuhi
persyaratan, maka pemohon harus
mengajukan permohonan izin
mendirikan yang baru
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
Pasal 27
1). Untuk mendapatkan izin
operasional, penyelenggara
Klinik harus memenuhi
persyaratan teknis dan
administrasi.
2). Persyaratan teknis meliputi
persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, ketenagaan, peralatan,
kefarmasian, dan laboratorium
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 sampai dengan Pasal 24.
3). Persyaratan administrasi
meliputi izin mendirikan dan
rekomendasi dari dinas
kesehatan kabupaten/kota
4). Izin operasional diberikan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang kembali
selama memenuhi persyaratan.

Pasal 28
 Pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala
dinas kesehatan
kabupaten/kota harus
mengeluarkan keputusan atas
permohonan izin operasional,
paling lama 1 (satu) bulan
sejak diterima permohonan
izin.
 Keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat 4 dapat
berupa penerbitan izin,
penolakan izin atau
pemberitahuan untuk
kelengkapan berkas.

Pasal 29
 Apabila dalam permohonan
izin operasional, pemohon
dinyatakan masih harus
melengkapi persyaratan
sesuai ketentuan Pasal 29 ayat
(3), maka Pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala
dinas kesehatan
kabupaten/kota harus segera
memberitahukan kepada
pemohon dalam jangka waktu
1 (satu) bulan.
 Pemohon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam
jangka waktu 60 (enam
puluh) hari sejak
pemberitahuan disampaikan,
harus segera melengkapi
persyaratan yang belum
dipenuhi.
 Apabila dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) pemohon tidak dapat
memenuhi persyaratan,
pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala
dinas kesehatan
kabupaten/kota
mengeluarkan surat
penolakan atas permohonan
izin operasional dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari.

Pasal 30
 Perpanjangan izin
operasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27
ayat (4) harus diajukan
pemohon paling lama 3 (tiga)
bulan sebelum habis masa
berlaku izin operasional.
 Dalam waktu 1 (satu) bulan
sejak permohonan
perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterima, pemerintah
daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota harus
memberi keputusan berupa
penerbitan izin atau
penolakan izin.
 Dalam hal permohonan
perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditolak, pemerintah
daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota wajib
memberikan alasan
penolakan secara tertulis.

PMK No. 9 Tahun 2014


Pasal 31
1. Perubahan izin operasional
Klinik harus dilakukan
apabila terjadi:
 perubahan nama;
 perubahan jenis badan usaha;
dan/atau
 perubahan alamat dan tempat.
 Perubahan izin operasional
Klinik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf
a dan b dilakukan dengan
mengajukan permohonan izin
operasional serta harus
melampirkan:
 surat pernyataan penggantian
nama dan/atau jenis badan
usaha Klinik yang
ditandatangani oleh pemilik;
 perubahan Akta Notaris; dan
 izin operasional Klinik yang
asli, sebelum perubahan.
 Perubahan izin operasional
Klinik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf
c dilakukan dengan
mengajukan permohonan izin
mendirikan, izin operasional,
serta harus melampirkan:
 surat pernyataan penggantian
alamat dan tempat Klinik
yang ditandatangani oleh
pemilik; dan
 izin operasional Klinik yang
asli, sebelum perubahan.
Perubahan kepemilikan dan/atau
penanggung jawab teknis Klinik
harus dilaporkan kepada pemerintah
daerah kabupaten/kota atau kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota.

Anda mungkin juga menyukai