Anda di halaman 1dari 46

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS

LABORATORIUM

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP PEDUNGAN MEDIKA

TAHUN 2023
PERATURAN PENANGGUNG JAWAB
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
PEDUNGAN MEDIKA
NOMOR ..... TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN KLINIS LABORATORIUM

PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA RAWAT INAP


PEDUNGAN MEDIKA
Menimbang : a. bahwa untuk menjamin terlaksananya suatu tata kelola
dan hubungan kerja dalam penyelenggaraan klinik yang
efektif, efisien, aman, berkualitas, terfokus pada
pelayanan klinis laboratorium dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku perlu
disusun suatu pedoman pelayanan klinis laboratorium
Klinik Pratama Rawat inap Pedungan Medika;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Penanggung Jawab Klinik tentang Pedoman Pelayanan
Klinis Laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan
Medika.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2014 tentang Klinik;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
14 tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha Dan
Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA


RAWAT INAP PEDUNGAN MEDIKA TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KLINIS LABORATORIUM KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP PEDUNGAN MEDIKA

Pasal 1

Dalam Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini yang dimaksud


dengan :
1. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
2. Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, dan memulihkan
kesehatan.
3. Pemilik adalah Yayasan Taman Sari Dewata.

Pasal 2

Ruang lingkup Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik ini meliputi pasien


rawat jalan, pasien rawat inap, pasien dengan pemeriksaan laboratorium
rujukan.

Pasal 3
Ketentuan Lebih lanjut mengenai Panduan Mutu Klinik Pratama Rawat
Inap Pedungan Medika tercantum dalam lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini.
Pasal 4
Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Denpasar
Pada Tanggal 2 Agustus 2022
PENANGGUNG JAWAB KLINIK
PRATAMA RAWAT INAP
PEDUNGAN MEDIKA

.................................................................
LAMPIRAN I
PERATURAN
PENANGGUNG JAWAB
KLINIK PRATAMA RAWAT
INAP PEDUNGAN MEDIKA
NOMOR 12 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN
KLINIS LABORATORIUM
KLINIK PRATAMA RAWAT
INAP PEDUNGAN MEDIKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Klinik Pratama menjadi salah satu ujung tombak terdepan dalam
pembangunan kesehatan dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas. Laboratorium Klinik
merupakan salah satu pelayanan yang ada di klinik pratama dan mempunyai
peran yang sangat penting sebagai penunjang layanan klinis.
Laboratorium Klinik melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat.
Dalam melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan adanya suatu
panduan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan pemeriksaan laboratorium
di Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika.
Dasar Hukum

● Permenkes No. 411 Tahun 2010

● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013

● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 308 Tahun 2017

B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari disusunnya Pedoman Pelayanan Laboratorium Sederhana
Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika adalah sebagai pedoman
(memberikan arah) untuk seluruh karyawan Klinik Pratama Rawat Inap
Pedungan Medika yang akan menggunakan jasa pelayanan laboratorium
Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika atau standar bagi petugas yang
bekerja di Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien
khususnya pelayanan laboratorium.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman pelayanan laboratorium sederhana Klinik Pratama
Rawat Inap Pedungan Medika adalah masyarakat/warga yaitu perorangan
atau kelompok, unit pelayanan dalam gedung Klinik Pratama Rawat Inap
Pedungan Medika, lintas program Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan
Medika yang akan menggunakan jasa pelayanan laboratorium sederhana
Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika.
D. Ruang Lingkup Pelayanan
Laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika merupakan
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan laboratorium
sederhana dengan menggunakan metode manual dan semi automatic, Ruang
lingkup pelayanan pasien Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika
meliputi :
1. Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari pelayanan Poli KIA, Poli Umum, Instalasi Gawat
Darurat (IGD yang memerlukan pemeriksaan laboratorium sederhana.
2. Pasien Rawat Inap
Yaitu pasien yang dirawat di ruang rawat inap Klinik Pratama Rawat
Inap Pedungan Medika yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
sederhana.
3. pasien dengan pemeriksaan laboratorium rujukan
Yaitu pasien yang datang langsung ke klinik, pasien rawat jalan
maupun pasien rawat inap yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
lebih lengkap yang belum bisa dilayani di klinik
E. Batasan Operasional
Waktu pelayanan Laboratorium Klinik Pratama Rawat inap Pedungan
Medika yaitu 24 jam. Wilayah kerja juga terbatas pada pasien – pasien rawat
jalan, rawat inap dan melaksanakan program penunjang.
Laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika merupakan
laboratorium yang melaksanakan kegiatan pelayanan pemeriksaan
laboratorium sederhana..
Adapun Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Spesimen/Sampel Darah
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
pemeriksaan Golongan Darah.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa Darah, Kolesterol Total,
Asam Urat (menggunakan alat semi automatic), Metode POCT dengan
menggunakan stik (gula, kolesterol, asam urat).
3. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang
memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan, adapun
pemeriksaannya Widal, dan golongan darah menggunakan whole
blood.
b. Spesimen/Sampel Urin
Pemeriksaan urin diantaranya Urin Lengkap dan Urin tes kehamilan
(Rapid test)
c. Spesimen/Sampel Feses/Tinja
Faeces rutin yaitu untuk mengetahui tingkat risiko infeksi pada pasien
diare atau bukan diare mengetahui adanya parasit atau bukan
F. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
b. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637);
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan
Biomedik;
g. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium
Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


a. Pola Ketenagaan Petugas Laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap
Pedungan Medika
Berdasarkan Permenkes Nomor 28 Tahun 2011 Bagian Kelima
Pasal 15 sampai Pasal 17 Tentang Ketenagaan

Kondisi Riil Tenaga yang tersedia di Laboratorium Klinik Pratama


Rawat Inap Pedungan Medika.
No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah
1 Penanggung Jawab Dokter 1
Tenaga Teknis Analis Kesehatan (DIII) & 2
2
Perawat (DIII)
3 Tenaga non Teknis Minimal SMU/Sederajat 0

b. Tugas dan Tanggung Jawab


1. Penanggung Jawab Laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap
Pedungan Medika
Penanggung jawab Laboratorium di Klinik Pratama Rawat Inap
Pedungan Medika mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
1) Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
2) Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul
dalam pelayanan laboratorium.
3) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi
kegiatan laboratorium
4) Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu
2. Koordinator Laboratorium
Koordinator Laboratorium yaitu Pranata laboratorium
kesehatan (PLK) mempunyai tugas dan tanggung jawab
1) Melakukan konsultasi dengan Kepala Unit Pelayanan,
penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan lain
2) Melaksanakan kegiatan teknis operasional
3) Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
4) Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium
3. Tenaga Teknis
Tenaga teknis mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Menyiapkan pasien
3) Melaksanakan kegiatan teknis operasional sesuai dengan SOP
4) Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan hasil
5) Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium
6) Menyiapkan bahan rujukan spesimen jika ada spesimen yang
dirujuk.
c. Standar Kompetensi
1. Penanggung Jawab Laboratorium Klinik Pratama Pedungan Rawat
Inap Pedungan Medika :
1) Menyusun dan evaluasi regulasi.
2) Pengawasan pelaksanaan administrasi.
3) Melaksanakan program kendali mutu (PMI dan PME) dan
mengintegrasikan program mutu laboratorium dengan program
Manajemen Fasilitas dan Keamanan serta program Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di klinik.
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi semua jenis pelayanan
laboratorium.
5) Mereview dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan laboratorium
rujukan
2. Pelaksana Analis Laboratorium
1) Memiliki Ijazah SPK PLUS pelatihan
2) Mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi)
3) Mempunyai SIP (Surat Izin Praktek)
4) Sehat jasmani dan Rohani
5) Mengikuti pelatihan/keterampilan yang mendukung tugasnya
6) Bekerja sesuai prosedur tetap/SOP yang berlaku
7) Memiliki sifat ramah, sabar, empati dan telaten dalam
menghadapi pasien
d. Daftar Kewenangan Klinis
1. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan laboratorium
2. Melakukan pengambilan dan penanganan spesimen darah serta
penanganan cairan dan jaringan tubuh lainnya
3. Mempersiapkan, memilih serta menguji kualitas bahan/reagensia
4. Mempersiapkan, memilih, menggunakan, memelihara,
mengkalibrasi serta menangani secara sederhana alat laboratorium
5. Memilih dan menggunakan metode pemeriksaan
6. Melakukan pemeriksaan dalam bidang hematologi, kimia klinik,
Imunologi dan serologi.
7. Mengerjakan prosedur dalam pemantapan mutu
8. Membuat laporan hasil pemeriksaan laboratorium
9. Melakukan verifikasi terhadap proses pemeriksaan laboratorium
10. Menilai normal tidaknya hasil pemeriksaan untuk dikonsultasikan
kepada yang berwenang
11. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium memberikan informasi hasil pemeriksaan
laboratorium secara analitis.
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga/petugas laboratorium di Klinik Pratama
Rawat Inap Pedungan Medika dengan jumlah tenaga/petugas
laboratorium 2 (Dua) maka semua kegiatannya difokuskan di unit
laboratorium Klinik.
C. Jadwal Kegiatan
Waktu Kegiatan
07.00 Mempersiapkan alat, Melakukan Pengecekan
alat, Maintenance alat
08.30-13.30 Melakukan pemeriksaan laboratorium,
penginputan hasil di sistem, dan pengeluaran
hasil pemeriksaan pasien.
13.45 Membersihkan alat
13.55 Operan jaga pagi ke jaga sore
14.00-22.00 Melakukan pemeriksaan laboratorium,
penginputan hasil di sistem, dan pengeluaran
hasil pemeriksaan pasien.
22.00 – 07.00 Oncall jika ada pemeriksaan laboratorium
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Denah Ruangan Laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan
Medika

B. Standar Fasilitas Ruangan (Permenkes no. 43 tahun 2013)


1. Secara umum, tersedia ruang terpisah untuk ruang tunggu pasien
dan ruang pengambilan spesimen masing-masing sekurang-
kurangnya mempunyai luas 6 m2, ruang pemeriksaan/teknis: luas
ruangan tergantung jumlah dan jenis pemeriksaan yang dilakukan
(beban kerja), jumlah, jenis dan ukuran peralatan, jumlah
karyawan, faktor K3 sekurang-kurangnya mempunyai luas 15 m2
(disesuaikan kondisi)
2. Langit-langit tingginya antara 2,70-3,30 m dari lantai berwarna
terang dan mudah dibersihkan
3. Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, cat yang tidak
luntur, permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan, tidak
tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
4. Pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan
binatang lainnya, lebar minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
5. Jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai.
6. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai.
7. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna
terang dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air,
permukaan rata dan tidak licin.

Adapun fasilitas – fasilitas berupa perlengkapan dan peralatan yang


terdapat pada Laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika
yaitu sebagai berikut :
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Kulkas Penyimpanan Reagen 1 Baik
2 Centrifuge 1 Baik
3 Komputer 1 Baik
4 CPU 1 Baik
5 Printer 1 Baik
6 Rak Micropipet 1 Baik
7 Mikropipet 5µl 1 Baik
8 Mikropipet 50 µl 1 Baik
9 Mikropipet 100 µl 1 Baik
10 Mikropipet 500 µl 1 Baik
11 Mikroskop 1 Baik
12 Tabung Reaksi sesuai Baik
kebutuhan
13 Tabung centrifuge 4 Baik
14 Blue Tip sesuai Baik
kebutuhan
15 Yellow Tip sesuai Baik
kebutuhan
16 Spuit 3 cc sesuai Baik
kebutuhan
17 Tourniuet 1 Baik
18 Ultrafix sesuai Baik
kebutuhan
19 Alkohol swab sesuai Baik
kebutuhan
20 Coolbox 1 Baik
21 Tabung Vacutainer tutup ungu (EDTA) sesuai Baik
kebutuhan
22 Tabung vacutainer tutup merah (Clot Activator) sesuai Baik
kebutuhan
23 Pot Feces sesuai Baik
kebutuhan
24 Pot Urine sesuai Baik
kebutuhan
25 Object Glass sesuai Baik
kebutuhan
26 Cover Glass sesuai Baik
kebutuhan
27 Reagen Glukosa 1 Baik
28 Reagen Cholesterol 1 Baik
29 Reagen Asam Urat 1 Baik
30 Anti-A 1 Baik
31 Anti-B 1 Baik
32 Anti-Rh 1 Baik
33 Salmonella typhi O 1 Baik
34 Salmonella paratyphi AO 1 Baik
35 Salmonella paratyphi BO 1 Baik
36 Salmonella paratyphi CO 1 Baik
37 Salmonella typhi H 1 Baik
38 Salmonella paratyphi AH 1 Baik
39 Salmonella parathypi BH 1 Baik
40 Salmonella paratyphi CH 1 Baik
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Alur kegiatan pemeriksaan

Keterangan gambar :
Pasien datang, mendaftarkan diri ke loket pendaftaran kemudian
pasien menuju ruang pemeriksaan untuk diperiksa, dan bila memerlukan
pemeriksaan lab akan diberikan form permintaan pemeriksaan. Setelah itu,
pasien menyerahkan form permintaan kepada petugas lab. Setelah
menyerahkan form permintaan, pasien diambil spesimennya. Spesimen
yang telah diambil kemudian diperiksa oleh petugas laboratorium. Hasil
pemeriksaan divalidasi oleh petugas kemudian hasil pemeriksaan
diberikan kepada pasien atau diberikan langsung oleh petugas kepada
dokter yang merujuk. Hasil pemeriksaan lab diserahkan oleh dokter
pemeriksa kepada pasien.
B. Langkah Kegiatan
Kegiatan pelayanan laboratorium di Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan
Medika yaitu meliputi :
1. Tahap Pra analitik
Kegiatan pra analitik ini meliputi mempersiapkan alat dan bahan,
menggunakan alat pelindung diri, mempersiapkan pasien, pemberian
identitas pasien, pengambilan sampel pasien, pengolahan spesimen,
penyimpanan spesimen, hingga pengiriman spesimen ke laboratorium.
adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
● Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada keadaan basal yaitu
puasa selama 8-12 jam sebelum pengambilan darah (contoh untuk
pemeriksaan gula darah dan asam urat ) dan pengambilan sampel
sebaiknya dilakukan pagi hari antara pukul 07.00-09.00
● Menghindari obat-obatan sebelum sampel diambil
● Menghindari aktifitas fisik olahraga sebelum sampel diambil
● Memperhatikan posisi tubuh, dianjurkan posisi duduk dengan
tenang selama 15 menit sebelum sampel diambil
● Memperhatikan variasi diurnal ( perubahan kadar analit sepanjang
hari )
● Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium, antara lain : diet makanan, Obat – obatan, merokok,
Alkohol, Olahraga, Demam, Posisi Ketinggian daratan terhadap
permukaan laut,Trauma, Variasi circadian rythme ( perbedaan
kadar zat – zat tertentu dalam tubuh dari waktu ke waktu, umur, ras
jenis kelamin, dan kehamilan
● Pemberian penjelasan pada pasien sebelum pengambilan sampel,
mengenai prosedur yang akan dilakukan , dan meminta persetujuan
pasien (informed consent )
● Pemberian identitas sampel pada wadah dan formulir permohonan
harus jelas untuk menghindari tertukarnya sampel : tanggal
permintaan, tanggal dan jam pengambilan, nama, umur, jenis
kelamin, alamat, identitas pengirim, nomor laborat, jenis
pemeriksaan yang diminta, nama pengambil sampel, sedangkan
pada wadah harus memuat : tanggal pengambilan, nama dan nomor
pasien.
2. Tahap Analitik
Tahap analitik merupakan tahapan yang meliputi persiapan reagen
atau media, pipetasi reagen dan sampel, pemeriksaan, hingga
pembacaan hasil.
I. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pengambilan Sampel
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
● Peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat yaitu
bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia atau deterjen,
terbuat dari kaca atau gelas, mudah dicuci.
● Wadah harus memenuhi syarat : berbahan gelas atau plastik,
tidak bocor, bisa ditutup rapat, ukuran wadah sesuai volume
sampel, bersih, kering, stabil (tidak mempengaruhi sifat zat
dalam sampel), bila zat mudah terurai maka digunakan wadah
gelas warna coklat
● Antikoagulan digunakan untuk mencegah sampel darah beku,
digunakan sesuai dengan kebutuhan sampel
● Waktu, umumnya pengambilan sampel dilakukan pada pagi
hari terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi
dan imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan pada
keadaan basal
● Lokasi, sebelum dilakukan sampling harus ditetapkan dulu
lokasi pengambilan, misal pengambilan Darah Lengkap
dilakukan di vena mediana cubiti
● Volume sampel yang diambil harus mencukupi kebutuhan
pemeriksaan laboratorium yang diminta atau dapat mewakili
objek yang diperiksa
● Teknik, pengambilan sampel harus dilaksanakan dengan cara
yang benar agar sampel tersebut mewakili keadaan yang
sebenarnya :
- Darah vena : posisi pasien duduk dengan posisi lengan
lurus menghadap ke atas dan mengepal, pasang
tourniquet 10 cm di atas siku, pilih vena cubiti,
desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan alkohol 70
% dan biarkan kering, tusukkan jarum dengan sudut 15
derajat dari kulit, tarik plunger pada spuit hingga
mendapatkan volume darah sesuai kebutuhan, bila darah
tampak keluar maka lepaskan tourniquet dan kepala, jika
sudah selesai tarik jarum dan letakkan kapas alkohol 70
% pada bekas tusukan dan plester.
- Darah kapiler : bersihkan daerah yang akan ditusuk
dengan kapas alkohol 70 % dan keringkan, tusuklah
dengan cepat memakai lanset steril tegak lurus dengan
posisi garis sidik jari, buanglah tetesan pertama pada
kapas kering dan gunakan darah yang keluar berikutnya.
- Urin, sebelumnya pasien harus mencuci tangan lebih
dulu, buanglah urin yang pertama keluar lalu tampunglah
urin yang keluar berikutnya, setelah itu tutup rapat.

b. Pengolahan sampel
● Whole Blood
Darah ditampung dalam wadah yang berisikan antikoagulan
yang sesuai lalu dihomogenisasi perlahan
● Serum
Didapat dari darah dalam wadah yang dibiarkan membeku
lalu di sentrifus 3000 rpm selama 5-15 menit
● Urin
Untuk uji carik celup, urin tidak ada perlakuan khusus dan
harus diperiksa sebelum 1 jam setelah pengambilan

II. Penyimpanan dan Pengiriman sampel (rujukan)


1. Penyimpanan
Sampel yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena
stabilitas sampel dapat berubah. apabila karena suatu hal
sampel tidak segera diperiksa maka harus disimpan dengan
cara yang baik. beberapa cara penyimpanan antara lain :
a) Disimpan pada suhu kamar
b) Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8oC
c) Dibekukan suhu -20oC , -70oC, atau -120oC (jangan
sampai terjadi beku ulang)
d) Menggunakan bahan pengawet
e) Penyimpanan sampel darah sebaiknya dalam bentuk serum
2. Pengiriman (rujukan)
Sampel yang akan dirujuk ke laboratorium lain sebaiknya
dikirim dalam bentuk yang relatif stabil. Maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
a) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas
sampel
b) Tidak terkena sinar matahari langsung
c) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja
Laboratorium serta diberi label “Bahan Pemeriksaan
Infeksius” atau Bahan Pemeriksaan Berbahaya”
d) Suhu harus memenuhi syarat

3. Tahap Pasca Analitik


Tahap ini merupakan tahap terakhir dari suatu pemeriksaan
laboratorium, pada tahap ini dilakukan pelaporan hasil pemeriksaan
setelah dilakukan validasi oleh petugas lab yang kemudian hasil
pemeriksaan tersebut diinput ke sistem dan dicetak.
i. Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan membuat
buku sebagai berikut:
- Buku register besar/induk berisi data pasien secara lengkap
serta hasil pemeriksaan sampel
- Buku catatan kerja harian tiap tenaga berisikan data masing-
masing pemeriksaan dan data rekapitulasi jumlah pasien dan
sampel yang diterima
- Buku register pemeriksaan rujukan
- Form register perawatan/kerusakan
- Buku stok alat dan reagen
- Buku catatan kalibrasi
ii. Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari:
- Laporan kegiatan rutin harian/bulanan
- Laporan hasil pemeriksaan
iii. Penyimpanan dokumen, dokumen yang harus disimpan yaitu:
- Surat permintaan pemeriksaan laboratorium
- Hasil pemeriksaan laboratorium
iv. Pemusnahan dokumen dilakukan dengan disertai berita acara
sesuai prosedur yang berlaku, berisikan waktu pemusnahan dan
otorisasi pemusnahan dokumen

C. Pemeriksaan Laboratorium Yang Dilakukan Di Klinik Pratama Rawat


Inap Pedungan Medika meliputi :
Spesimen/Sampel Darah Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
pemeriksaan Golongan Darah. Adapun langkah kerja pemeriksaan darah
lengkap yaitu sebagai berikut :
a. Petugas mencuci objek glass pada air mengalir, lalu buang pada
tempat sampah medis.
b. Petugas mencatat hasil pada les pasien dan buku register
c. Petugas mencetak hasil pemeriksaan.
d. Petugas membuka APD dan mencuci tangan di air mengalir dengan
enam langkah.
D. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa Darah, Kolesterol Total, Asam
Urat (menggunakan alat semi otomatis), pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain glukosa darah, kolesterol, dan asam urat
( menggunakan metode POCT dengan menggunakan stick ). Adapun
langkah – langkah pemeriksaan kimia klinik yaitu ( buku manual alat
Easytouch 3 in 1) :
a. memasang chip sesuai pemeriksaan yang akan dilakukan pada

tempat yang sudah disediakan kemudian cocokkan kode yang

tertera pada tempat strip dengan kode yang muncul pada

monitor.

b. Dipasangkan satu strip pemeriksaan yang akan dilakukan

pada tempat yang sudah disediakan pada alat.

c. Dipasangkan blood lancet pada autoclick untuk pengambilan

sampel darah kapiler dan atur kedalaman penusukan.

d. Memilih lokasi penusukan kemudian melakukan palpasi pada

jari pasien yang dijadikan lokasi penusukan.

e. Mendesinfeksi area yang akan diambil sampel darah kapiler

dengan menggunakan alcohol swab dengan metode sirkular

dari dalam ke luar tunggu hingga kering.

f. Melakukan penusukan pada ujung jari yang sudah

didesinfeksi dengan menggunakan blood lancet yang sudah


dimasukkan pada autoclick dan sudah diatur kedalamannya.

g. Setelah dilakukan penusukan hapus darah yang keluar

pertama dengan menggunakan kapas kering. Kemudian

tetesan darah berikutnya dimasukkan kedalam strip dengan

cara menempelkan sampel pada sisi area target strip tes

kemudian tunggu beberapa saat.

h. Hasil pengukuran akan ditampilkan pada layar monitor.

E. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi


Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang
memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya
Widal, dan golongan darah menggunakan whole blood. Adapun langkah –
langkah pemeriksaan widal yaitu :
a. Petugas memasukkan tabung sampel ke dalam centrifuge, letakkan
tabung pembanding sejajar dengan tabung sampel
b. Putar speed pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
c. Petugas meneteskan sebanyak 1 tetes tiap reagen widal (O, AO, BO,
CO, H, AH, BH, CH) pada masing-masing well
d. Pipet serum dengan menggunakan mikropipet, teteskan pada tiap
well dengan volume yang sama
e. Homogenkan serum dan reagen pada well menggunakan masing-
masing pengaduk,
f. Petugas menggoyangkan well selama ± 2 menit, amati terbentuknya
aglutinasi
Adapun langkah – langkah pemeriksaan golongan darah yaitu sebagai
berikut :
a. Petugas mengambil darah kapiler dari ujung jari tengah atau jari
manis pasien dengan menggunakan blood lancet/needle 25G
b. Petugas menempatkan 3 tetesan darah sejajar pada objek glass,
tetesan darah 1 ditambahkan 1 tetes Anti-A (warna biru), tetesan
darah 2 ditambahkan 1 tetes Anti-B (warna kuning), darah 3
ditambahkan 1 tetes Anti-D (warna bening)
c. Petugas mengaduk setiap tetesan dengan menggunakan pengaduk
d. Petugas menggoyangkan dan amati aglutinasi yang terbentuk
F. Spesimen/Sampel Urin
Pemeriksaan urin diantaranya Urin Lengkap meliputi pemeriksaan
makroskopis, kimia, dan mikroskopis urin serta Urin tes kehamilan (Rapid
test). Adapun langkah – langkah pemeriksaan urine lengkap yaitu sebagai
berikut :
Pemeriksaan Carik Celup
a. Petugas melakukan pengecekan kesesuaian identitas yang tertera
pada label pot urine dan less pasien
b. Homogenkan urine, masukkan ke dalam tabung centrifuge I
sebanyak 10-12 ml
c. Petugas memasukkan aquades ke dalam tabung centrifuge II sebagai
blank dan pembanding dengan volume yang sama
d. Petugas melakukan pengamatan urine secara makroskopis meliputi
warna, bau, kejernihan
e. Mencelupkan reagen stik urine ke dalam blank dan sampel selama
10 detik
f. Letakkan stik secara vertikal di atas tissue
g. Lakukan pembacaan hasil menggunakan urine analyzer atau
pengamatan secara langsung cocokkan dengan indikator
pemeriksaan sesuai dengan waktu yang tertera.

Pemeriksaan Sedimen
a. Masukkan tabung centrifuge dan tabung blank ke dalam mesin
centrifuge dengan posisi sejajar
b. Putar alat centrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit
c. Buang bagian supernatan (cairan atas) dengan cepat
d. Homogenkan tabung yang berisi precipitate (sedimen) hingga
tercampur rata
e. Pipet precipitate sebanyak 20 ul, letakkan pada objek glass,
kemudian tutup dengan cover glass
f. Lakukan pengamatan unsur-unsur sedimen urine di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x
G. Spesimen/Sampel Feses/Tinja
Feses rutin yaitu untuk mengetahui tingkat risiko infeksi pada pasien
diare atau bukan diare mengetahui adanya parasit atau bukan. Pemeriksaan
spesimen Feses meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis.
Adapun langkah – langkah pemeriksaan feses lengkap yaitu sebagai
berikut :
a. Petugas laboratorium mengamati makroskopis sampel feses yaitu
warna, konsistensi, lendir, dan darah.
b. Meneteskan reagen eosin/lugol 1 tetes pada object glass kemudian
ambil sedikit sampel feses lalu homogenkan pada tetesan eosin/lugol
kemudian tutup dengan menggunakan cover glass.
c. Melakukan pengamatan pada perbesaran objektif 10x dan 40x
D. Waktu Pemeriksaan
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis
dan jumlah pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan
seperti permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria
pemeriksaan laboratorium berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan, dan
waktu tunggu hasil laboratorium sebagai berikut :

No Jenis Pemeriksaan Waktu Tunggu Waktu Tunggu


Pemeriksaan Non Pemeriksaan
Emergency Cito
1 Pemeriksaan Golongan
15 menit 5 menit
Darah
2 Pemeriksaan Glukosa Darah
45 menit 30 menit
(alat)

3 Pemeriksaan Kolesterol
45 menit 30 menit
(alat)

4 Pemeriksaan Asam Urat


45 menit 30 menit
(alat)

5 Pemeriksaan Glukosa Darah


15 menit 5 menit
(POCT)

6 Pemeriksaan Kolesterol
15 menit 5 menit
(POCT)

7 Pemeriksaan Asam Urat


15 menit 5 menit
(POCT)

8 Pemeriksaan Urine Lengkap


1 jam 45 menit

9 Pemeriksaan Feses Lengkap


1 jam 45 menit

10 Pemeriksaan Widal
30 menit 15 menit

E. Pengolahan Spesimen

No Jenis Spesimen Perlakuan Pada Bentuk Yang Dianalisa


Spesimen
1 Darah EDTA Dihomogenkan Darah yang tidak
tercampur (whole blood)
untuk pemeriksaan darah
lengkap dan golongan
darah
2 Darah Dicentrifuge Serum yang sudah
selama 10 menit terpisah digunakan untuk
dengan kecepatan pemeriksaan kimia darah
3000 ppm dan widal

F. Nilai Rujukan
Nilai rujukan adalah nilai yang digunakan sebagai acuan nilai
normal dari pemeriksaan. Rentang nilai yang menjadi rujukan hasil
pemeriksaan laboratorium yang ada di Klinik Pratama Rawat Inap
Pedungan Medika, antara lain:

No PARAMETER NILAI NORMAL

1 WBC 4.000 - 10.000/µL

2 Lymph# 0.8 - 4.0 x 103/µL

3 Mid# 0.1 - 1.2 x 103/µL

4 Gran# 2.0 - 7.0 x 103/µL

5 Lymph% 20.0 – 40.0%

6 Mid% 3.0 - 14.0%

7 Gran% 50 - 70%

8 HBG 12.0 - 16.0 g/dL

9 RBC 3.50 - 5.50 x 106/µL

10 HCT 40.0 - 54.0%

12 MCV 80.0 - 100.0 fL

13 MCH 27.0 - 34.0 pg

14 MCHC 32.0 - 36.0 g/dL

15 RDW-CV 11.0 - 16.0%

16 RDW-SD 35.0 - 56.0 fL


17 PLT 150 - 450 x 103/µL

18 MPV 6.5 - 12.0 fL

19 PDW 9.0 - 17.0

20 PCT 0.108 - 0.282%

21 Glukosa Darah Puasa 75 - 125 mg/dL

22 Glukosa Darah 2 jam PP < 140 mg/dL

23 Glukosa Darah Sewaktu <200 mg/dL

Pria : 3,4 – 7,0 mg/dL


24 Asam Urat
Wanita : 2,4 – 5,7 mg/dL

25 Kolesterol Total 140 – 200 mg/dL

Widal :
Salmonella Typhi O Negatif
Salmonella Paratyphi A-O Negatif
Salmonella Paratyphi B-O Negatif
26 Salmonella Paratyphi C-O Negatif
Salmonella Typhi H Negatif
Salmonella Paratyphi A-H Negatif
Salmonella Paratyphi B-H Negatif
Salmonella Paratyphi C-H Negatif
27 Urinalisa
Warna Kuning, Kuning Muda, Kuning Tua
Kejernihan Jernih
Berat Jenis 1,003 – 1,030
pH 6,0 – 8,0
Leukosit Negatif
Nitrit Negatif
Protein Negatif
Glukosa Negatif
Keton Negatif
Urobilinogen 0,2 mg/dL
Bilirubin Negatif
Darah Negatif
Sedimen :
Eritrosit 0 – 1 /LPB
Leukosit 0 – 3 /LPB
Silinder Negatif
Kristal Negatif
Epitel Negatif
Bakteri Negatif
Parasit Negatif
Feses Lengkap
Warna Coklat
Konsistensi Agak lembek dan berbentuk
Darah Negatif
Lendir Negatif
Lemak Negatif
Karbohidrat Negatif
28
Serat Negatif
Leukosit Negatif
Eritrosit Negatif
Parasit Negatif
Telur Cacing Negatif
Jamur Negatif
Bakteri Negatif

G. Nilai Kritis
Nilai Kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis
yang dapat membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan
1. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )
Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Prosedur Penyampaian Hasil Kritis
a. Pengertian : Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan
laboratorium pada beberapa parameter dengan hasil diluar rentang
normal yang ditetapkan (terlalu tinggi atau terlalu rendah) yang
harus segera dilaporkan kepada dokter jaga agar dapat segera
diambil tindakan guna mengatasi keadaan/penyakit pasien.
b. Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang
mengalami kegawatan atau dalam keadaan kritis.
c. Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan
laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika, harus
segera dilaporkan kepada Dokter jaga atau perawat penanggung
jawab sebelum hasil dicetak di kertas.
d. Prosedur :
a) Petugas Laboratorium memeriksa ulang sampel yang sama
(duplo).
b) Menyampaikan segera hasil kritis dari pemeriksaan
laboratorium kepada dokter jaga dan perawat.
c) Melaporkan hasil kritis menggunakan prosedur komunikasi
lisan atau via telepon.
d) Pada lembar hasil pemeriksaan, hasil yang kritis diberi tanda
stabilo.
e) Melaporkan hasil kritis kepada Dokter Jaga.

Nilai Kritis Kimia Klinik

Pemeriksaan Batas bawah Batas atas

Glukosa Darah < 60 mg/dL > 400 mg/dL

Nilai Kritis Hematologi

Pemeriksaan Batas bawah Batas atas

Hemoglobin ≤ 7 g/dL ≥ 20 g/dL


Trombosit ≤ 20 x 10 /µL 3
≥ 800 X 10 /µL3

Hematokrit < 20 vol% > 60 vol%


H. Pengolahan Limbah
1. Pemisahan Limbah
Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius
dan container dengan kantong sampah hitam untuk sampah non
infeksius. Limbah benda tajam/ spuit bekas dimasukan ke dalam
wadah khusus benda tajam (safety box). Label tempat limbah serat
selalu menggunakan alat perlindungan diri setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkutan Limbah
Periksa kantong limbah, jika sudah mencapai ¾ dari volume
tempat penampungan limbah, ganti tempat penampungan limbah
dengan tempat penampungan limbah yang baru agar limbah tidak
tumpah atau berceceran. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan
pada wadah yang tahan tusuk atau safety box maksimal ⅔ dari volume
tempat penampungan, kemudian diganti dengan yang baru. Tempat
penampungan limbah tersebut diambil oleh petugas cleaning service
dibawa ke tempat penampungan limbah sementara, kemudian
menghubungi petugas pengolahan limbah (pihak ketiga) agar di bawa
ke tempat pengolahan limbah.
BAB V
LOGISTIK

A. Peralatan
Adapun peralatan laboratorium di Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan
Medika antara lain :
- Mikroskop Optima
- Centrifuge
B. Reagen
Adapun beberapa reagen yang diperlukan di Laboratorium Klinik Pratama
Rawat Inap Pedungan Medika Yaitu Sebagai berikut :
- Reagen Glukosa
- Standar reagen glukosa
- Reagen Cholesterol
- Standar reagen cholesterol
- Reagen Asam Urat
- Standar reagen asam urat
- Anti-A
- Anti-B
- Anti-Rh
- Salmonella typhi O
- Salmonella paratyphi AO
- Salmonella paratyphi BO
- Salmonella paratyphi CO
- Salmonella typhi H
- Salmonella paratyphi AH
- Salmonella parathypi BH
- Salmonella paratyphi CH
- Eosin
- Lugol
- Strip Kimia urine
- Stick Glukosa Easytouch
- Stick Cholesterol Easytouch
- Stik Asam Urat Easytouch

C. PENGADAAN
Pengadaan bahan laboratorium harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan
jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah
safety stock. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang
diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal sampai
pengadaan berikutnya dari pembekal atau penyimpanan umum. Safety
stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan
yang dibutuhkan di luar rutin atau yang sering terlambat diterima dari
pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah
pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6 – 12 bulan yang
lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan
tahun yang akan datang,untuk itu jumlah rata – rata pemakaian bahan
untuk satu bulan harus dicatat.
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time )
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan
yang sulit didapatkan.
D. Penyimpanan Reagen
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat
dengan mempertimbangkan :
1. Pemutaran pemakaian dengan menggunakan kaidah pertama
masuk – pertama keluar ( FIFO : First In – First Out ) yaitu
barang- barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menjamin
barang tidak rusak akibat penyimpanan terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan
Tempat penyimpanan reagen harus bersih, kering, serta
jauh dari sumber panas atau tidak terkena sinar matahari. Tempat
penyimpanan reagen berdasarkan dari reagen itu sendiri.
Kebanyakan reagen disimpan pada lemari pendingin dan ada juga
beberapa reagen yang disimpan di suhu ruang.
3. Suhu / kelembaban
Suhu penyimpanan reagen berbeda – beda. Hal ini sesuai
dengan reagen itu sendiri. Ada beberapa reagen yang harus
disimpan pada suhu dingin yaitu pada suhu 2 – 8 oC dan juga ada
yang bisa disimpan pada suhu ruang. Penyimpanan reagen pada
suhu yang sesuai dengan reagen itu sendiri bertujuan untuk
mempertahankan kestabilan dari reagen tersebut agar hasil
pemeriksaan laboratorium bisa maksimal. Reagen yang harus
disimpan pada suhu 2 – 8oC disimpan di lemari es.
4. Lama/waktu penyimpanan dengan melihat tanggal kadaluarsa
Waktu penyimpanan reagen harus dilihat dari tanggal
kadaluarsa reagen tersebut. Pada kemasan reagen harus
dicantumkan tanggal pertama kali reagen tersebut dibuka untuk
memastikan kestabilan reagen tersebut. Seperti reagen kontrol alat
hematology analyser yang hanya stabil 14 hari setelah reagen
tersebut dibuka untuk pertama kalinya. Untuk lebih mudah
memantau tanggal kadaluarsa reagen, petugas laboratorium
memberi label pada reagen. Tanggal kadaluarsa < 3 bulan dari
tanggal kadaluarsa yang tertera pada reagen akan diberi label
berwarna merah, tanggal kadaluarsa 3 – 6 bulan dari tanggal
kadaluarsa yang tertera pada reagen akan diberi label berwarna
kuning, dan tanggal kadaluarsa > 6 bulan dari tanggal kadaluarsa
yang tertera pada reagen akan diberi label berwarna hijau.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Keselamatan Pasien
Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk
mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti
bagian – bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan
bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan
ini.
Keselamatan pasien klinik adalah suatu sistem dimana klinik membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan. Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari 7 standar
yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien beserta keluarga pasien
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
tindakan yang seharusnya diambil

B. Sasaran Keselamatan Pasien


Sasaran Keselamatan di area pelayanan laboratorium yaitu sebagai berikut :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. Pasien diidentifikasi
sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
Dalam mengidentifikasi identitas pasien petugas dapat menanyakan nama
dan tanggal lahir pasien. Pada saat mengidentifikasi pasien usahakan tidak
menggunakan yes/no question.
2. Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan kritis. Elemen Penilaian Sasaran yaitu :
a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
b. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah
atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan. Kebijakan dan prosedur
mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau
melalui telepon secara konsisten.
3. Kepastian Tepat-lokasi, tepat-prosedur
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur merupakan sasaran keselamatan
pasien bertujuan agar tidak terjadinya kesalahan yang tentunya akan
meningkatkan angka kecelakaan. Kepastian lokasi merupakan hal penting
yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel jangan sampai terjadi
kesalahan yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dari pasien,
selanjutnya yang harus diketahui adalah prosedur yang akan dilakukan,
ketepatan prosedur merupakan langkah kedua setelah mengetahui lokasi,
jangan sampai karena kelalaian petugas identitas sampel pasien hingga
prosedur pemeriksaan dapat berakibat buruk pada pasien. Jika semua
dijalankan dengan baik dan benar maka hasil pemeriksaan juga akan
berkualitas.
4. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Klinik mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Pencegahan dan pengendalian
infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan,
dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun
para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam
semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi
pada aliran darah (bloodstream infections) dan pneumonia (sering kali
dihubungkan dengan ventilasi mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini
maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan ( handwash ).
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium klinik, mulai dari


persiapan pasien sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap
petugas yang berada di dalam laboratorium. Untuk mengurangi/mencegah bahaya
yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksanakan pekerjaan dengan
hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan penanggulangannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan
dan keselamatan kerja laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
a. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar
Setiap petugas laboratorium harus mengerti dan melaksanakan upaya
pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat menggunakan
setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan
kerja dengan benar, serta mengetahui tersedia fasilitas laboratorium untuk
kesehatan dan keselamatan kerja, seperti tempat cuci tangan dengan air
yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
b. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan,
alas kaki tertutup, jas laboratorium) yang sesuai selama bekerja. Untuk
menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang
dengan rapi. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan
menyeluruh sebelum dan setelah selesai melakukan aktivitas
laboratorium.
c. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa izin
penanggung jawab yang berwenang.
d. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok
di tempat kerja.
e. Tersedia kotak P3K
f. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum
atau benda tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di
bak/peti dalam laboratorium dan diberi keterangan.
g. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning
(menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
h. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
i. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet
penghisap.
j. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung
jawab Laboratorium.
k. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang
ditentukan.
2. Pengelolaan spesimen
Adapun beberapa cara dalam mengelola spesimen pemeriksaan yaitu
sebagai berikut :
a. Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
b. Mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
c. Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
d. Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah
yang memiliki konstruksi yang baik, karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketika dipindahkan.
e. Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
f. Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh
(contoh: membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung
tangan dan masker.
g. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
h. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah
infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
i. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan
kegiatan laboratorium.
3. Sanitasi Lingkungan
- Semua ruangan harus bersih, kering, dan higienis
- Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan
kantong plastik dan diberi tanda khusus;
- Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/
menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
- Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan
dibersihkan secara teratur
- Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam
laboratorium.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di Laboratorium


perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap – tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan. Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan
kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau
mencegah terjadinya kesalahan pengobatan/medikasi (medication error), yang
bertujuan untuk keselamatan pasien. Adapun indikator mutu yang dilakukan di
laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap Pedungan Medika yaitu :
a. Pengambilan sampel darah pasien dengan sekali penusukan
b. Ketepatan waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium.
PEMANTAPAN MUTU
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil
pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium,
kegiatan ini berupa pemantapan mutu internal dan eksternal.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas
laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya
kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan. Berbagai
tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap pra analitik, tahap
analitik sampai pasca analitik.
1) Tahap pra analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, mengambil
spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen- antisera/media.
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien
mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat
persetujuan dari pasien dan spesimen harus diambil secara benar
dengan memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah
spesimen, pengawet/ antikoagulan.
c. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai
atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak. Dalam keadaan
spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima melalui
pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan
formulir hasil pemeriksaan.
d. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
laboratorium klinik tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil.
e. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan
dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain :
a) Petugas laboratorium menyimpan beberapa spesimen yang tidak
langsung diperiksa dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang
akan diperiksa.
b) Petugas laboratorium menyimpan spesimen dengan beberapa
macam cara, antara lain :
- Disimpan pada suhu kamar
- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2oc – 8oC jangan
sampai terjadi beku ulang.
- Memberi bahan pengawet pada spesimen
- Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma
atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan dahulu
kemudian disimpan.
c) Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri
Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai
dengan standar yang berlaku.
2) Tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium dan melakukan pemeriksaan.
a. Pengolahan spesimen
- Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.
- Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi destruksi, homogenisasi
dsb.
- Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar,
- karena pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas
spesimen yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil
pemeriksaan.
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
- Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen,
pengawet/antikoagulan.
- Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium
secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi. Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.
- Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap
masing-masing parameter.
3) Tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil
sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu
dilakukan di Klinik antara lain:
a. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen.
b. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan
setiap jenis pemeriksaan.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan
oleh pihak luar secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan
laboratorium dalam bidang tertentu. Kegiatan ini antara lain diselenggarakan
oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta organisasi profesi dan swasta
baik secara nasional maupun regional.
BAB IX
PENUTUP

Panduan Pelayanan Klinis Laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap


Pedungan Medika ini sebagai acuan bagi petugas laboratorium Klinik Pratama
Rawat Inap Pedungan Medika dalam melaksanakan pelayanan medik dasar.
Demikian Panduan Pelayanan Klinis laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap
Pedungan Medika ini dibuat untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen serta tugas,
tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah
diberikan.
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi
layanan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan. Hal ini mendukung
sepenuhnya pelaksanaan sistem manajemen mutu Klinik sebagai komitmen yang
harus dilaksanakan secara konsisten.

Anda mungkin juga menyukai