PERATURAN
PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA PUTU PARWATA
NOMOR 01 TAHUN 2022
TENTANG
PERATURAN INTERNAL PENYELENGGARAAN
KLINIK PRATAMA PUTU PARWATA
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini meliputi : Tata Kelola Klinik, Tata Kelola
Sumber Daya Manusia, Tata Kelola Fasilitas dan Keamanan, Tata Kelola Kerjasama,
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien, Upaya Sasaran Keselamatan Pasien, Pencegahan
Pengendalian Infeksi dan Penyelenggaraan Kesehatan Perorangan
Pasal 3
Ketentuan Lebih lanjut mengenai Peraturan Internal Klinik Pratama Putu Parwata tercantum
dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Penanggung Jawab
Klinik ini.
-3-
Pasal 4
Ditetapkan di Badung
Pada Tanggal 23 Desember 2022
LAMPIRAN I
PERATURAN PENANGGUNG JAWAB
KLINIK PRATAMA PUTU PARWATA
NOMOR 1 TAHUN 2022
TENTANG
PENYELENGGARAAN
11. Penyelenggaraan pelayanan di Klinik Pratama Putu Parwata diatur dalam pedoman
pelayanan Klinik Pratama Putu Parwata.
12. Segala bentuk kegiatan atau tindakan pelayanan kesehatan di Klinik Pratama Putu
Parwata diatur dalam Standar Prosedur Operasional.
13. Prosedur pengendalian dokumen dan pengendalian rekaman pelaksanaan kegiatan serta
bentuk dokumen lainnya seperti tata aturan penyusunan peraturan, keputusan, pedoman,
panduan, program dan SPO diatur dalam panduan tata naskah Klinik Pratama Putu
Parwata.
14. Ketetapan pelaksanaan komunikasi internal di semua tingkat manajemen diatur dalam
pedoman pengorganisasian Klinik Pratama Putu Parwata.
15. Segala bentuk kegiatan komunikasi internal yang dilakukan melalui rapat dicatat dalam
notulensi rapat sebagai bahan pelaksanaan tindak lanjut.
16. Dalam menjalankan operasionalnya Klinik Pratama Putu Parwata memiliki Rencana
Strategi Bisnis yang digunakan sebagai kompas dalam pengambilan keputusan.
17. Rencana strategi bisnis sebagaimana dimaksud diatas berisi tentang kajian internal dan
eksternal, indikator, target, monitoring dan evaluasi serta mekanisme revisi atau
perubahan bila ada.
18. Kegiatan pengelolaan penganggaran di Klinik Pratama Putu Parwata dimulai dari
perencanaan sampai dengan monitoring penggunaan anggaran dengan melibatkan
penanggung jawab dan pelaksana dalam pengelolaan anggaran.
19. Segala bentuk pemasukan dan pengeluaran pada kegiatan akuntansi tercatat dan
dibukukan dalam pembukuan keuangan Klinik Pratama Putu Parwata.
20. Dalam pengelolaan keuangan di Klinik Pratama Putu Parwata ditetapkan petugas berikut
uraian tugas dan tanggungjawabnya.
21. Laporan keuangan di Klinik Pratama Putu Parwata dilakukan setiap bulan dari
penanggung jawab klinik ke pemilik.
22. Data pendukung untuk pengambilan keputusan di Klinik Pratama Putu Parwata
bersumber dari data internal dan data eksternal, meliputi :
a. Data Internal : Rekam Medis Pasien, Survey kepuasan pasien, Laporan kegiatan
klinik.
b. Data Eksternal : Profil Kesehatan Kabupaten Badung, Demografi, Pola Penyakit,
budaya dan kebiasaan masyarakat.
23. Dalam pengelolaan data dan informasi, analisis, pelaporan dan distribusi informasi serta
tindak lanjut atas pengelolaan data dan informasi diatur dalam satuan prosedur
operasional.
24. Dalam mengemban misi dalam menyediakan pelayanan klinis dasar yang berfokus pada
pelanggan, Klinik Pratama Putu Parwata mensosialisasikan hak dan kewajiban pasien
melalui banner, website dan media sosial lainnya.
25. Implementasi pemenuhan hak dan kewajiban dilaksanakan melalui
-6-
7. Setiap Petugas Pemberi Asuhan (PPA) yang bekerja di Klinik Pratama Putu Parwata
wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), Surat Ijin Praktek yang masih berlaku di
Klinik Pratama Putu Parwata.
8. Pengorganisasian Klinik Pratama Putu Parwata terkait dengan pengaturan struktur
organisasi, uraian tugas dan jabatan, tata hubungan kerja, orientasi, rapat-rapat dan
laporan diatur dalam pedoman pengorganisasian Klinik Pratama Putu Parwata.
9. Penanggung jawab Klinik Pratama Putu Parwata diangkat melalui surat keputusan
pengangkatan penanggung jawab pemilik dalam hal ini Yayasan Cerdas Sehat Sejahera.
10. Alur komunikasi dan koordinasi antar jabatan yang ada dalam struktur organisasi
dilakukan melalui rapat-rapat yang diatur dalam pedoman pengorganisasian Klinik
Pratama Putu Parwata.
11. Setiap SDM yang bertugas di Klinik Pratama Putu Parwata disosialisasikan terkait
dengan tugas, tanggung jawab dan perannya dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan
di fasilitas kesehatan.
12. Penilaian kinerja dilakukan rutin setiap tahun sekali dengan berbasiskan uraian tugas
yang bersangkutan.
13. Struktur organisasi Klinik Pratama Putu Parwata dilakukan secara periodik setiap tiga
tahun sekali atau pada saat terjadi perubahan akibat pengembangan pelayanan Klinik
Pratama Putu Parwata.
14. Persyaratan / standar kompetensi sebagai pimpinan fasilitas kesehatan, pemangku
jabatan dan pelaksana kegiatan pelayanan dituangkan dalam pedoman pengorganisasian
dan kredensialing.
15. Perencanaan SDM di Klinik Pratama Putu Parwata terdiri atas dua jenis meliputi
perencanaan ketenagaan dalam hal pemenuhan jumlah kebutuhan tenaga dan
perencanaan pengembangan ketenagaan berdasarkan standar kompetensinya.
16. Distribusi ketenagaan yang disusun berdasarkan kebutuhan dicantumkan dalam pola
ketenagaan Klinik Pratama Putu Parwata.
17. Catatan / dokumen kepegawaian meliputi kompetensi, pendidikan, pelatihan,
keterampilan dan pengalaman didokumentasikan dalam file kepegawaian.
18. Evaluasi hasil pelatihan terhadap pengelola dan pelaksana pelayanan yang terkait dengan
kompetensinya dilakukan melalui proses re-kredensialing.
19. Setiap SDM yang bekerja di Klinik Pratama Putu Parwata dilakukan orientasi sebelum
melaksanakan tugasnya.
20. Dalam rangka pengembangan kompetensi dan keterampilan SDM dilakukan pendidikan
dan atau pelatihan melalui program kerja klinik.
21. Untuk menjamin pelayanan klinis dilakukan oleh tenaga yang kompeten, Klinik Pratama
Putu Parwata menetapkan kebijakan dan prosedur kredensial yang meliputi penilaian
kompetensi petugas klinis, termasuk persyaratan sertifikasi,
-8-
lisensi dari petugas klinis tersebut, dan upaya untuk peningkatan kompetensi, untuk
memenuhi kecukupan kebutuhan tenaga klinis.
22. Klinik Pratama Putu Parwata menetapkan pola ketenagaan, perhitungan beban kerja dan
program peningkatan kompetensi SDM sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
klinik.
23. Klinik Pratama Putu Parwata melakukan penilaian kinerja tenaga klinis dan menyusun
dan menerapkan rencana untuk peningkatan kompetensi tenaga klinis dalam
memberikan asuhan pada pasien dan tenaga klinis mempunyai kewajiban untuk ikut
berperan serta dalam meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dan mutu pelayanan klinis.
24. Klinik Pratama Putu Parwata memberikan dukungan untuk upaya peningkatan
kompetensi petugas melalui penyediaan akses informasi yang mudah terkait pendidikan
dan pelatihan serta anggaran yang cukup.
25. Klinik Pratama Putu Parwata telah menetapkan uraian tugas, wewenang dan tanggung
jawab seluruh pegawai untuk mendukung agar dapat memberikan pelayanan yang tepat
dan bermutu kepada pasien.
9. Klinik Pratama Putu Parwata dalam menjalankan operasionalnya telah dilengkapi dengan
peralatan medis dan non medis sesuai kebutuhan, dimana seluruh alat medis dan non
medis telah dicatat dalam bentuk daftar inventaris alat.
10. Peralatan medis sebagaimana dimaksud diatas dilakukan pemeliharaan dan atau kalibrasi
rutin untuk menjamin peralatan tersebut selalu dapat digunakan.
11. Peralatan medis dan non medis yang ada di Klinik Pratama Putu Parwata dilakukan
monitoring, evaluasi dan tindak lanjut sesuai dengan jadwal dengan mengacu pada standar
prosedur operasional yang berlaku.
12. Saat ini di Klinik Pratama Putu Parwata belum ada peralatan medis dan non medis yang
memerlukan izin, secara umum peralatan yang ada adalah peralatan dasar yang harus ada
dalam pelayanan klinik.
13. Setiap inventaris barang di Klinik Pratama Putu Parwata dilakukan inventarisasi oleh
petugas yang berwenang.
14. Petugas inventaris diangkat melalui Surat Keputusan Penanggung Jawab Klinik Pratama
Putu Parwata.
15. Segala bentuk inventaris di Klinik Pratama Putu Parwata di catat dalam Daftar Inventaris
barang dan disimpan pada unit masing-masing dan diarsipkan.
16. Pelaporan inventaris barang dilakukan setiap tahun sekali oleh penanggung jawab klinik
ke pemilik dalam bentuk laporan tahunan.
17. Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana , transportasi, kebersihan dan lingkungan
tertuang dalam program kerja Klinik Pratama Putu Parwata.
18. Untuk mewujudkan suatu pelayanan yang bersih dan rapi Klinik Pratama Putu Parwata
dilengkapi dengan gudang sarana dan peralatan.
6. Untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui kerjasama dengan pihak luar, Klinik
Pratama menyusun indikator mutu yang digunakan untuk mengevaluasi kontrak /
kerjasama.
7. Tindak lanjut terhadap hasil kerjasama dilakukan berdasarkan kajian dari pengguna (user)
dan penanggung jawab Klinik Pratama Putu Parwata.
13. Dalam penyusunan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan
identifikasi fungsi dan proses pelayanan prioritas melalui kriteria sebagai berikut :
a. Masalah yang paling banyak di klinik.
b. Jumlah yang banyak (High volume).
c. Proses berisiko tinggi (High process).
d. Ketidakpuasan pasien dan staf.
e. Kemudahan dalam pengukuran.
f. Ketentuan Pemerintah / Persyaratan Eksternal.
g. Sesuai dengan tujuan strategis klinik.
h. Memberikan pengalaman pasien lebih baik (patient experience)
14. Seluruh sumber daya manusia di Klinik Pratama Putu Parwata memiliki komitmen dan
pemahaman terhadap peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang dituangkan dalam
dokumentasi pernyataan komitmen untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
15. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia yang ada di Klinik
Pratama Putu Parwata terkait dengan program mutu dan keselamatan pasien, dilakukan
sosialisasi dan pertemuan-pertemuan rutin.
16. Penanggungjawab Klinik Pratama Putu Parwata telah menetapkan indikator mutu
prioritas yang penetapannya dilakukan melalui Surat Keputusan Penanggungjawab
Klinik Pratama Putu Parwata.
17. Hasil kegiatan pengukuran, monitoring dan evaluasi pencapaian indikator mutu
dilakukan tindak lanjut dengan menggunakan sikluas Plan – Do – Study – Action
(PDSA).
18. Dalam rangka menjamin terlaksananya layanan klinis yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien, Klinik Pratama Putu Parwata melaksanakan operasional pelayanan
berdasarkan pada pedoman praktik klinik dan standar prosedur operasional yang
berlaku.
19. Standar pelayanan di Klinik Pratama Putu Parwata disusun berdasarkan pedoman
praktik klinik nasional dan referensi ilmiah yang terupdate.
20. Penyusunan standar operasional prosedur di Klinik Pratama Putu Parwata dilakukan
berdasarkan kebutuhan klinik dengan melihat jenis pelayanan yang tersedia dan jumlah
kasus yang ada serta dicarikan acuan standar pelayanan ilmiah yang terupdate dan
berlaku secara nasional.
21. Proses penyusunan indikator mutu dilakukan melalui kriteria yang telah disebutkan
diatas (nomor 13) dan disepakati bersama yang dijabarkan dalam profile indikator mutu
serta ditetapkan dalam Surat Keputusan Penanggung Jawab klinik Pratama Putu
Parwata.
- 13 -
29. Setiap indikator mutu dan keselamatan pasien ditetapkan penanggung jawabnya yang
dituangkan dalam profile indikator mutu melalui surat keputusan penanggungjawab
klinik Pratama Putu Parwata.
30. Untuk menjamin terlaksananya pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien di
Klinik pratama Putu Parwata, di bentuk tim Mutu dan keselamatan pasien beserta uraian
tugas dan tanggungjawabnya melalui Surat Keputusan Penanggung Jawab Klinik.
31. Dalam mencari penyebab masalah yang muncul setelah hasil monitoring mutu dan
keselamatan pasien, digunakan pendekatan penyelesaian masalah melalui pendekatan
Root Cause Analisis, investigasi sederhana dan lainnya.
32. Segala bentuk hasil-hasil monitoring program mutu dan keselamatan pasien yang akan
disampaikan dalam bentuk informasi dilakukan validasi data terlebih dahulu serta
disetujui oleh penanggungjawab klinik dalam bentuk Surat Keputusan Penanggung
jawab Klinik.
33. Pelaksanaan penyampaian informasi hasil monitoring program mutu dan keselamatan
pasien di evaluasi dan dilaporkan kepada penanggungjawab klinik dan pemilik dalam
bentuk laporan.
34. Untuk menjamin mutu layanan di Klinik Pratama Putu Parwata, telah ditetapkan
indikator mutu klinik yang dimonitoring secara kuantitatif dan dideskriptifkan secara
kualitatif untuk mencapai suatu standar yang diharapakan.
35. Hasil monitoring indikator mutu dilakukan analisis dan evaluasi untuk dijadikan laporan
kepada penanggung jawab klinik dan pemilik klinik untuk mendapatkan arahan guna
dapat dijadikan dasar melakukan tindak lanjut dan pengambilan keputusan.
diperiksa secara rutin, dipelihara, dan diperbaiki bila ada kerusakan serta dilakukan
pemantauan secara berkala oleh petugas.
3. Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta
pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya di Klinik Pratama Putu Parwata
dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai, di mana telah dilakukan kerja sama
dengan pihak ketiga untuk pengelolaan limbah, khususnya limbah B3.
4. Klinik Pratama Putu Parwata telah menetapkan petugas yang kompeten sebagai
penanggung jawab keamanan lingkungan fisik dan menyusun program kerja tahunan.
5. Klinik Pratama Putu Parwata menetapkan prosedur sterilisasi alat, memisahkan alat yang
bersih dan alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan
perawatan lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat yang membutuhkan persyaratan
khusus untuk peletakannya.
6. Untuk menjamin ketersediaan alat dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis, Klinik
Pratama Putu Parwata melakukan pengelolaan meliputi :
a. Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur sesuai jadwal.
b. Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan
ketentuannya.
c. Melaksanakan pemeliharaan.
d. Melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi.
e. Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan kalibrasi sesuai peraturan
perundangan yang berlaku
7. Untuk mencegah dan mengendalikan infeksi yang mungkin diperoleh akibat pelayanan
yang diberikan baik bagi petugas maupun pasien dalam penanganan pasien berisiko Klinik
Pratama Putu Parwata telah melakukan berbagai macam tindakan pencegahan meliputi :
a. Penggunaan APD yang efektif;
b. Kepatuhan terhadap kebersihan tangan melalui cuci tangan;
c. Menyediakan sarana-prasarana dalam rangka mencegah penularan seperti wastafel dll;
d. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pencegahan dan pengendalian
infeksi;
e. Melatih staf untuk memahami upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dasar.
Kewajibannya melalui informasi dari petugas dan melalui media informasi lainnya
meliputi banner, website dan media sosial lainnya.
2. Tata ruang Klinik Pratama Putu Parwata di Design dengan memperhatikan akses,
keamanan dan kenyamanan pasien serta memberikan fasilitas khusus terhadap
kepentingan kelompok risiko seperti penyandang cacat, anak-anak, ibu hamil dan orang
lanjut usia untuk menjamin terpenuhinya hak-hak pasien, dengan menyediakan :
a. Parkir khusus untuk pasien kelompok risiko;
b. Pencahayaan yang terang;
c. Kursi roda;
d. Hand rail di lorong dan toilet;
e. Ruang tunggu khusus kelompok risiko.
3. Dalam rangka memenuhi ekspektasi pasien pada saat mendapatkan pelayanan di Klinik
Pratama Putu Parwata telah disiapkan prosedur penanganan keluhan yang
memperhatikan kebutuhan dan hak pasien selama pelaksanaan asuhan.
4. Proses penanganan keluhan di Klinik Pratama Putu Parwata dimulai dari
mengidentifikasi keluhan pasien, yang secara komprehensif dijabarkan dalam SPO.
5. Segala bentuk keluhan dan tindak lanjut atas penanganan keluhan di dokumentasikan
dalam buku penanganan keluhan.
6. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, pasien dapat menolak pelayanan yang di
berikan setelah terlebih dahulu dijelaskan mengenai konsekuensi dan tanggung jawab
mereka terhadap keputusan tersebut serta informasi alternatif pelayanan dan pengobatan.
7. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga terkait dengan penyakit,
penggunaan obat, peralatan medik, etika dan perilaku hidup bersih dan sehat Klinik
Pratama Putu Parwata melakukan kegiatan edukasi melalui pendekatan perorangan
(pasien dan tenaga kesehatan) dan kelompok dengan metode ceramah dan media.
8. Setiap edukasi yang diberikan dilakukan penilaian pemahaman untuk menjamin
efektivitasnya melalui menganalisa jawaban atas pertanyaan yang diberikan.
4. Pelayanan klinis yang diberikan oleh Petugas kesehatan di Klinik Putu Parwata
dilaksanakan dengan mengacu kepada regulasi yang ada meliputi panduan praktik klinik
dan SPO yang berlaku.
5. Setiap pasien dan keluarga diberikan edukasi terkait dengan penyakit dan pelayanan
kesehatan yang akan diberikan kepadanya, dan dicatat dalam rekam medis pasien.
6. Dalam operasionalnya Klinik Pratama Putu Parwata memiliki daftar pelayanan di klinik
beserta jadwal pelayanan sebagai media informasi kepada pasien dan keluarga.
7. Untuk menjamin terlaksananya pelayanan dengan baik, maka Klinik Pratama Putu
Parwata melakukan identifikasi hambatan bahasa, budaya, kebiasaan dan penghalang
yang paling sering terjadi dan di dokumentasikan dalam rekam medis pasien.
8. Untuk mengatasi hambatan bahasa, Klinik Pratama Putu Parwata menyediakan SDM
yang memiliki keahlian bahasa inggris dan telah bekerjasama dengan pihak ketiga.
9. Dalam rangka menjamin profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan Klinik
Pratama Putu Parwata melaksanakan proses kredensialing.
10. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan petugas kesehatan dapat melakukan
pendelegasian dan mandat kepada petugas kesehatan lainnya yang memiliki kompetensi
terhadap kegiatan yang didelegasikan atau dimandatkan secara tertulis.
11. Sarana prasarana di Klinik Pratama Putu Parwata telah disediakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
12. Untuk menjamin kualitas sarana prasarana dan alat kesehatan dilakukan pemeliharaan
sarana prasarana dan kalibrasi.
13. Pasien dan keluarganya dalam memperoleh pelayanan kesehatan di Klinik Pratama Putu
Parwata diperbolehkan untuk memilih tenaga / profesi kesehatan yang diinginkan.
14. Untuk menjamin kontinuitas pelayanan Klinik Pratama Putu Parwata telah bekerjasama
dengan pelayanan kesehatan lain dalam rangka layanan rujukan meliputi layanan rawat
jalan, rawat inap, gawat darurat 24 jam dan rawat intensif.
15. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat guna menekan angka
kesakitan dan kematian di Klinik Pratama Putu Parwata telah tersedia daftar kasus-kasus
gawat darurat atau berisiko tinggi yang biasa terjadi serta prosedur penanganannya.
16. Tindakan pemberian obat dan atau cairan intravena dilakukan dengan mengikuti
prosedur yang berlaku dan termuat dalam SPO.
17. Untuk menjamin tidak adanya pengulangan dalam memberikan pelayanan maka
- 19 -
G. Pelayanan Pasien Risiko Tinggi dan Penyediaan Pelayanan Risiko Tinggi (PKP 7) Pelayanan
pasien risiko tinggi di Klinik Pratama Putu Parwata terdiri dari pelayanan pasien emergensi,
pasien dengan penyakit menular dan populasi pasien rentan (lansia, anak-anak, ibu
hamil)
11) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan UGD dan rencana tindak lanjut;
12) Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan.
g. Isi Ringkasan pulang meliputi :
1) Identitas pasien;
2) Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat;
3) Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan
tindak lanjut; dan
4) Nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan
11) Klinik Pratama Putu Parwata telah menetapkan waktu yang diharapkan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan yang tidak emergensi dan emergensi (cito) melalui
Keputusan Penanggung Jawab Klinik Putu Parwata tentang Rentang Waktu
Penyampaian Hasil Pemerikasaan Laboratorium.
12) Klinik Pratama Putu Parwata telah menetapkan prosedur pemantauan waktu
penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium melalui formulir pemantauan secara
berkala.
13) Klinik Pratama Putu Parwata telah menetapkan prosedur melaporkan hasil tes
diagnostik yang kritis dengan alur pelaporan oleh petugas laboratorium yang
menemukan hasil tes diagnostik yang kritis langsung menyampaikan kepada dokter
patologi klinik di Laboratorium Prameka yang selanjutnya diteruskan kepada dokter
yang bertugas di Klinik Pratama Putu Parwata.
14) Hasil tes diagnostik yang kritis divalidasi oleh dokter patologi klinik di Laboratorium
Prameka, kemudian dilaporkan via telepon/ lisan kepada dokter penanggung jawab di
Klinik Pratama Putu Parwata untuk diberikan penanganan lebih lanjut.
15) Pengelolaan reagensia/ bahan lain yang diperlukan sehari-hari yang meliputi
ketersediaan dan evaluasi sepenuhnya dilakukan oleh pihak Laboratorium Prameka.
16) Klinik Pratama Putu Parwata telah menetapkan nilai normal dan rentang nilai yang
digunakan untuk interpretasi pelaporan hasil sesuai dengan peralatan dan prosedur
yang dilaksanakan di Laboratorium Prameka.
17) Klinik Pratama Putu Parwata telah menetapkan indikator mutu pemerikasaan
laboratorium yaitu ketepatan waktu penyampaian hasil dan dilakukan monitoring serta
evaluasi secara berkala.
18) Pemantauan Mutu Eksternal (PME) dilakukan oleh lembaga eksternal dalam bentuk
akreditasi laboratorium, monitoring dan evaluasi yang sepenuhnya menjadi kewajiban
dari Laboratorium Prameka.
19) Klinik Pratama Putu Parwata telah membuat pedoman mutu yang didalamnya telah
mengatur tentang program keselamatan, pengendalian risiko, pencatatan dan pelaporan
jika terjadi insiden keselamatan pasien yang terkait pelayanan laboratorium.